You are on page 1of 27

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Aritmia

1. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia atau disritmia merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada inIark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
Irekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis. Aritmia timbul akibat perubahan elektroIisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektroIisiologi ini bermaniIestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
graIik aktivitas listrik sel. Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas
denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.
2. Etiologi
tiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
a. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena inIeksi)
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, inIark miokard.
c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia
lainnya
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraI autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
I. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraI pusat.
g. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
i. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
j. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (Iibrosis sistem konduksi
jantung)
3. Manifestasi klinis
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; deIisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
d. NaIas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernaIasan; bunyi naIas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernaIasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau Ienomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
e. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inIlamasi, eritema, edema (trombosis
siperIisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
4. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan eIek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran KG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktiI (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi Iungsi pacu jantung/eIek obat antidisritmia.
c. oto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disIungsi ventrikel atau katup
d. $an pencitraan mioardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
e. %es stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
I. Eletrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
g. !emerisaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
h. !emerisaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. afu sedimentasi : Penignggian dapat menunjukkan proses inIlamasi akut contoh
endokarditis sebagai Iaktor pencetus disritmia.
j. GDA/nadi osimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
5. Penatalaksanaan Medis
.1 Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
A. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
a. Kelas 1 A
"uinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah
berulangnya atrial Iibrilasi atau Ilutter.
!rocainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial Iibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
b. Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
c. Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
B. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
C. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
D. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
.2 Terapi mekanis
1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektiI.
2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
3. Defibrilator ardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami
Iibrilasi ventrikel.
4. %erapi pacemaer : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol Irekuensi jantung.

Pengkajian
1. Riwayat penyakit
O Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
O Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,
hipertensi
O Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk
terjadinya intoksikasi
O Kondisi psikososial
1. Pengkajian Iisik
1. Ativitas : kelelahan umum
2. $irulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
deIisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan
kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila
curah jantung menurun berat.
3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah,
gelisah, menangis.
4. Maanan/cairan : hilang naIsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual
muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
6. Nyeri/etidanyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
dengan obat antiangina, gelisah
7. !ernafasan : penyakit paru kronis, naIas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernaIasan; bunyi naIas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernaIasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
Ienomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inIlamasi, eritema, edema
(trombosis siperIisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Diagnosa keperawatan dan Intervensi
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal,
penurunan kontraktilitas miokardia.
Kriteria hasil .
1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi
dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa
2. Menunjukkan penurunan Irekuensi/tak adanya disritmia
3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.
Intervensi :
4. Raba nadi (radial, Iemoral, dorsalis pedis) catat Irekuensi, keteraturan, amplitudo dan
simetris.
. Auskultasi bunyi jantung, catat Irekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
6. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perIusi jaringan.
7. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia
ventrikel; blok jantung
8. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama Iase akut.
9. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi naIas
dalam, bimbingan imajinasi
10. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan Iaktor penghilang/pemberat.
Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD
11. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
12. Kolaborasi :
13. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
14. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
1. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
16. Siapkan untuk bantu kardioversi elektiI
17. Bantu pemasangan/mempertahankan Iungsi pacu jantung
18. Masukkan/pertahankan masukan IV
19. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasiI
20. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau deIibrilator
Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang
inIormasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
Kriteria hasil :
1. menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan eIek samping obat
Intervensi .
3. Kaji ulang Iungsi jantung normal/konduksi elektrikal
4. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga
. IdentiIikasi eIek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan
mental, vertigo.
6. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
7. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
8. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kaIein
9. Memberikan inIormasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
10. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
11. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang
memerlukan intervensi medis
12. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver
Valsava bila perlu

PENGERTIAN
Beberapa tipe malIungsi jantung yang paling mengganggu tidak terjadi sebagai akibat
dari otot jantung yang abnormal tetapi karena irama jantung yang abnormal. Sebagai contoh,
kadang-kadang denyut atrium tidak terkoordinasi dengan denyut dari ventrikel, sehingga
atrium tidak lagi berIungsi sebagai pendahulu bagi ventrikel. Aritmia adalah kelainan
elektroIisiologi jantung dan terutama kelainan sistem konduksi jantung. Aritmia adalah
gangguan pembentukan dan/atau penghantaran impuls. Terminologi dan pemakaian istilah
untuk aritmia sangat bervariasi dan jauh dari keseragaman di antara para ahli.
Beberapa siIat sistem konduksi jantung dan istilah-istilah yang penting untuk pemahaman
aritmia yaitu:
1. Periode refrakter
Dari awal depolarisasi hingga awal repolarisasi sel-sel miokard tidak dapat menjawab
stimulus baru yang kuat sekalipun. Periode ini disebut periode reIrakter mutlak.
Fase selanjutnya hingga hamper akhir repolarisasi, sel-sel miokard dapat menjawab stimulus
yang lebih kuat. Fase ini disebut Iase reIrakter relatiI.
2. lok
Yang dimaksud dengan blok ialah perlambatan atau penghentian penghantaran
impuls. Pemacu ektopik atau Iocus ektopik Ialah suatu pemacu atau Iocus di luar
sinus. Kompleks QRS yang dipacu dari sinus disebut kompleks sinus. Kompleks QRS
yang dipacu dari Iocus ektopik disebut kompleks ektopik, yang bias kompleks atrial,
kompleks penghubung AV atau kompleks ventricular.
3. Konduksi tersembunyi
Hal ini terutama berhubungan dengan simpul AV yaitu suatu impuls yang melaluinya
tak berhasil menembusnya hingga ujung yang lain, tetapi perubahan-|erubahan akibat
konduksi ini tetap terjadi, yaitu terutama mengenai periode reIrakter.
4. Konduksi aberan
Konduksi aberan ialah konduksi yang menyimpang dari jalur normal. Hal ini
disebabkan terutama karena perbedaan periode reIrakter berbagai bagian jalur
konduksi. Konduksi aberan bias terjadi di atria maupun ventrikel, tetapi yang
terpenting ialah konduksi ventricular aberan, yang ditandai dengan kompleks QRS
yang melebar dan konIigurasi yang berbeda. Konduksi atrial aberan diandai dengan P
yang melebar dan konIigurasi yang berbeda.
. Re-entri
Re-entri ialah suatu keadaan dimana suatu impulas yang sudah keluar dari suatu jalur
konduksi, melalui suatu jalan lingkar masuk kembali ke jalur semula. Dengan
demikian bagian miokard yang bersangkutan mengalami depolarisasi berulang.
6. Mekanisme lolos
Suatu kompleks lolos ialah kompleks ektopik yang timbul karena terlambatnya impuls
yang datang dari arah atas. Kompleks lolos paling sering timbul di daerah
penghubung AV dan ventrikel, jarang di atria. Jelas bahwa mekanisme lolos ialah
suatu mekanisme penyelamatan sistem konduksi jantung agar jantung tetap berdenyut
meskipun ada gangguan datangnya impuls dari atas.
KLASIFIKASI
Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
1. Gangguan pembentukan impuls.
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
1) Takikardia sinus
2) Bradikardia sinus
3) Aritmia sinus
4) Henti sinus
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia atrial).
1) kstrasistol atrial
2) Takiakardia atrial
3) Gelepar atrial
4) Fibrilasi atrial
) Pemacu kelana atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung).
1) kstrasistole penghubung AV
2) Takikardia penghubung AV
3) Irama lolos penghubung AV
d. Pembentukan impuls di ventricular (Aritmia ventricular).
1) kstrasistole ventricular.
2) Takikardia ventricular.
3) Gelepar ventricular.
4) Fibrilasi ventricular.
) Henti ventricular.
6) Irama lolos ventricular.
2. Gangguan penghantaran impuls.
a. Blok sino atrial
b. Blok atrio-ventrikular
c. Blok intraventrikular.


PENYEA
Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut ini
dalam sistem irama-konduksi jantung :
a. Irama abnormal dari pacu jantung.
b. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
c. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls melalui
jantung.
d. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
e. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper semua bagian
jantung.
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah :
a. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena inIeksi).
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, inIark miokard.
c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraI autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung.
I. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraI pusat.
g. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
h. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
i. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
j. Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.
k. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (Iibrosis sistem konduksi
jantung).

4.TANDA/GE1ALA

DISRITMIA NODUS SINUS
4.1radikardia sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan
intrakanial, atau inIark miokard (MI). Bradikardi sinus juga dijumpai pada olahragawan
berat, orang yang sangat kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol,
reserpin, metildopa), pada keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison,
panhipopituitarisme), pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan setelah kerusakan bedah
nodus SA.
Berikut adalah karakteristik disritmia
a. Frekuensi: 40 sampai 60 denyut per menit
b. Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal
c. Kompleks QRS: biasanya normal
d. Hantaran: biasanya normal
e. Irama: reguler
Semua karakteristik bradikardi sinus sama dengan irama sinus normal, kecuali Irekuensinya.
Bila Irekuensi jantung yang lambat mengakibatkan perubahan hemodinamika yang
bermakna, sehingga menimbulkan sinkop (pingsan), angina, atau disritmia ektopik, maka
penatalaksanaan ditujukan untuk meningkatkan Irekuensi jantung. Bila penurunan Irekuensi
jantung diakibatkan oleh stimulasi vagal (stimulasi saraI vagul) seperti jongkok saat buang air
besar atau buang air kecil, penatalaksanaan harus diusahakan untuk mencegah stimulasi vagal
lebih lanjut. Bila pasien mengalami intoksikasi digitalis, maka digitalis harus dihentikan.
Obat pilihan untuk menangani bradikardia adalah atropine. Atropine akan menghambat
stimulasi vagal, sehingga memungkinkan untuk terjadinya Irekuensi normal.
4.2Takikardia sinus

Takikardia sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam, kehilangan darah
akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestiI, nyeri, keadaan hipermetabolisme,
kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
Pola KG takikardia sinus adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi : 100 sampai 180 denyut permenit.
b. Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam dalam
gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal.
c. Kompleks QRS : Biasanya mempunyai durasi normal.
d. Hantaran : Biasanya normal.
e. Irama : Reguler.
Semua aspek takikardia sinus sama dengan irama sinus normal kecuali Irekeunsinya.
Tekanan sinus karotis, yang dilakukan pada salah satu sisi leher, mungkin eIektiI
memperlambat Irekuensi untuk sementara, sehingga dapat membantu menyingkirkan
disritmia lainnya. Begitu Irekuensi jantung meningkat, maka waktu pengisian diastolic
menurun, mengakibatkan penurunan curah jantung dan kemudian timbul gejala sinkop dan
tekanan darah rendah. Bila Irekuensi tetap tinggi dan jantung tidak mampu mengkompensasi
dengan menurunkan pengisian ventrikel, pasien dapat mengalami edema paru akut.
Penanganan takikardia sinus biasanya diarahkan untuk menghilangkan penyebabknya.
Propranolol dapat dipakai untuk menurunkan Irekuensi jantung secara cepat. Propranolol
menyekat eIek serat adrenergic, sehingga memperlambat Irekuensi.
DISRITMIA ATRIUM
O Kontraksi prematur atrium
Penyebab :
a. Iritabilitas otot atrium karena kaIein, alkohol, nikotin.
b. Miokardium teregang seperti pada gagal jantung kongestiI
c. Stres atau kecemasan
d. Hipokalemia
e. Cedera
I. InIark
g. Keadaaan hipermetabolik.

Karakteristik :
a. Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit.
b. Gelombang P : Biasanya mempunyai konIigurasi yang berbeda dengan
gelombang P yang berasal dari nodus SA.
c. Kompleks QRS : Bisa normal, menyimpang atai tidak ada.
d. Hantaran : Biasanya normal.
e. Irama : Reguler, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi lebih
awal dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi
yang lengkap.
Kontraksi atrium prematur sering terlihat pada jantung normal. Pasien biasanya mengatakan
berdebar-debar. Berkurangnya denyut nadi (perbedaan antara Irekuensi denyut nadi dan
denyut apeksi) bisa terjadi. Bila PAC jarang terjadi, tidak diperlukan penatalaksanaan. Bila
terjadi PAC sering (lebih dari 6 per menit) atau terjadi selama repolarisasi atrium, dapat
mengakibatkan disritmia serius seperti Iibrilasi atrium. Sekali lagi, pengobatan ditujukan
untuk mengatasi penyebabnya.
O Takikardia Atrium Paroksimal
Adalah takikardia atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak.
Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kaIein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik atau
alkohol. Takikardia atrium paroksimal biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung
organic. Frekuensi yang sangat tinggi dapat menyebabkan angina akibat penurunan pengisian
arteri koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.
Karakteristik :
O Frekuensi : 10 sampai 20 denyut per menit.
O Gelombang P : ktopik dan mengalami distorsi dibanding gelombang P normal;
dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR memendek (Kurang dari 0, 12
detik).
O Kompleks QR : Biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila terjadi
penyimpangan hantaran.
O Hantaran : Biasanya normal.
O Irama : Reguler.

Pasien biasanya tidak merasakan adanya PAT. Penanganan diarahkan untuk menghilangkan
penyebab dan menurunkan Irekuensi jantung. MorIin dapat memperlambat Irekuensi tanpa
penatalaksanaan lebih lanjut. Tekanan sinus karotis yang dilakukan pada satu sisi, akan
memperlambat atau menghentikan serangan dan biasanya lebih eIektiI setelah pemberian
digitalis atau vasopresor, yang dapat menekan Irekuensi jantung. Penggunaan vasopresor
mempunyai eIek reIleks pada sinus karotis dengan meningkatkan tekanan darah dan sehingga
memperlambat Irekuensi jantung. Sediaan digitalis aktivitas singkat dapat digunakan.
Propranolol dapat dicoba bila digitalis tidak berhasil. Quinidin mungkin eIektiI, atau
penyekat kalsium verapamil dapat digunakan. Kardioversion mungkin diperlukan bila pasien
tak dapat mentoleransi meningkatnya Irekuensi jantung.
O Fluter atrium
Terjadi bila ada titik Iocus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls
antara 20 sampai 400 kali permenit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya
penyekat tetapi terhadap nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa impuls.
Penghantaran impuls melalui jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks QRS tak
terpengaruh. Inilah tanda penting dari disritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium
yang dilepaskan 20 400 kali permenit akan mengakibatkan Iibrilasi ventrikel, suatu
disritmia yang mengancam nyawa.
Karakteristik :
O Frekuensi : Irekuensi atrium antara 20 sampai 400 kali denyut per menit.
O Irama : Reguler atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (misalnya 2:1, 3:1 atua
kombinasinya).
O Gelombang P : Tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang dihasilkan
oleh Iocus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat. Gelombang ini disebut
sebagai gelombang F.
O Kompleks QRS : KonIigurasinya normal dan waktu hantarannya juga normal.
O Gelombang T : Ada namun bisa tertutup oleh gelombang Ilutter.
Penanganan yang sesuai sampai saat ini untuk Ilutter atriuma dalah sediaan digitalis. Obat ini
akan menguatkan penyekat nodus AV, sehingga memperlambat Irekuensinya. Quinidin juga
dapat diberikan untuk menekan tempat atrium ektopik.penggunaan digitalis bersama dengan
quinidin biasanya bisa merubah disritmia ini menjadi irama sinus. Terapi medis lain yang
berguna adalah penyekat kanal kalsium dan penyekat beta adrenergic.
Bila terapi medis tidak berhasil, Iluter atrium sering berespons terhadap kardioversi listrik.
O Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi)
biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal
jantung kongestiI, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung congenital.
Karakteristik :
O Frekuensi : Irekuensi atrium antara 30 sampai 600 denyut permenit; respons
ventrikuler biasanya 120 sampai 200 denyut per menit.
O Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang
iereguler, dinamakan gelombang Iibrilasi atau gelombang F, interval PR tidak dapat
diukur.
O Kompleks QRS : Biasanya normal .
O Hantaran : Biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respons ventrikuler
ireguler, karena nodus AV tidak berespon terhadap Irekuensi atrium yang cepat, maka
impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon ireguler.
O Irama : ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Ireguleritas irama
diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.
Penanganan diarahkan untuk mengurangi iritabilitas atrium dan mengurangi Irekuensi
respons ventrikel. Pasien dengan Iibrilasi atrium kronik, perlu diberikan terapi antikoagulan
untuk mencegah tromboemboli yang dapat terbentuk di atrium.
Obat pilihan untuk menangani Iibrilasi atrium sama dengan yang digunakan pada
penatalaksanaan PAT, preparat digitalis digunakan untuk memperlambat Irekuensi jantung
dan antidisritmia seperti quinidin digunakan untuk menekan disritmia tersebut.

DISRITMIA VENTRIKEL
O Kontraksi Prematur Ventrikel
Kontraksi ventrikel prematur (PVC) terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel.
PVC bisa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis,
latihan, atau peningkatan sirkulasi katekolamin.
PVC jarang terjadi dan tidak serius. Biasanya pasien merasa berdebar-debar teapi tidak ada
keluhan lain. Namun, demikian perhatian terletak pada kenyataan bahwa kontraksi prematur
ini dapat menyebabkan disritmia ventrikel yang lebih serius.
Pada pasien dengan miokard inIark akut, PVC bisa menjadi precursor serius terjadinya
takikardia ventrikel dan Iibrilasi ventrikel bila :
O Jumlahnya meningkat lebih dari 6 per menit
O Multi Iocus atau berasal dari berbagai area di jantung.
O Terjadi berpasangan atau triplet
O Terjadi pada Iase hantaran yang peka.
Gelombang T memeprlihatkan periode di mana jantung lebih berespons terhadap setiap
denyut adan tereksitasi secara disritmik. Fase hantaran gelombang T ini dikatakan sebagai
Iase yang peka.
Karakteristik :
O Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit.
O Gelombang P : Tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel.
O Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0, 10 detik. Mungkin
berasal dari satu Iocus yang sama dalam ventrikel; atau mungkin memiliki berbagai
bentuk konIigurasi bila terjadi dari multi Iocus di ventrikel.
O Hantaran : Terkadang retrograde melalui jaringan penyambung dan atrium.
O Irama : Ireguler bila terjadi denyut prematur.
Untuk mengurangi iritabilitas ventrikel, harus ditentukan penyebabnya dan bila mungkin,
dikoreksi. Obat anti disritmia dapat dipergunakan untuk pengoabtan segera atau jangka
panjang. Obat yang biasanya dipakai pada penatalaksanaan akut adalah lidokain,
prokainamid, atau quinidin mungkin eIektiI untuk terapi jangka panjang.
O igemini Ventrikel
Bigemini ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit artei koroner, MI
akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut adalah prematur.
Karakteristik :
O Frekuensi : Dapat terjadi pada Irekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya kurang
dari 90 denyut per menit.
O Gelombang P : Seperti yang diterangkan pada PVC; dapat tersembunyi dalam
kompleks QRS.
O Kompleks QRS : Setiap denyut adalah PVC dengan kompleks QRS yang lebar dan
aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
O Hantaran : Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal, namun PVC
yang mulai berselang seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde
ke jaringan penyambung dan atrium.
O Irama : Ireguler.
Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut trigemini, tiap denyut
keempat, quadrigemini.
Penanganan bigemini ventrikel adalah sama dengan PVC karena penyebab yang sering
mendasari adalah intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus disingkirkan atau diobati
bila ada. Bigemini ventrikel akibat intoksikasi digitalis diobati dengan Ienitoin (dilantin).
O Takikardia Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti PVC. Penyakit ini
biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum Iibrilasi ventrikel.
Takikardia ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat.
Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas. Irama ventrikuler yang
dipercepat dan takikardia ventrikel mempunyai karakteristik sebagai berikut :
O Frekuensi : 10 sampai 200 denyut per menit.
O Gelombang P : Biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak slealu
mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan
dengan kontraksi atrium.
O Kompleks QRS : Mempunyai konIigurasi yang sama dengan PVC- lebar dan anerh,
dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal,
menghasilkan denyut gabungan.
O Hantaran : Berasal dari ventrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke
jaringan penyambung dan atrium.
O Irama : Biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takiakrdia ventrikel ireguler.
Terapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien bertoleransi terhadap
irama yang cepat ini. Penyebab iritabilitas miokard harus dicari dan dikoreksi segera. Obat
antidisritmia dapat digunakan. Kardioversi perlu dilakukan bila terdapat tanda-tanda
penurunan curah jantung.
O Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak eIektiI. Pada disritmia ini
denyut jatung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat
ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi
antivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila Iibrilasi ventrikel tidak
segera dikoreksi.
Karateristik :
O Frekuensi : Cepat, tak terkoordinasi dan tak eIektiI.
O Gelombang P : Tidak terlihat.
O Kompleks QRS : Cpat, undulasi iregulertanpa pola yang khas (multiIokal).
Ventrikel hanya memiliki gerakan yang bergetar.
O Hantaran : Banyak Iocus di ventrikel yang melepaskan impuls pada saat yang sama
mengakibatkan hantaran tidak terjadi; tidak terjadi kontraksi ventrikel.
O Irama : Sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
O Penanganan segera adalah melalui deIibrilasi.

ANORMALITAS HANTARAN
O Penyekat AV Derajat Satu
Penyekat AV derajat satu biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau
mungkin disebabkan oleh eIek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pad apasien dengan inIark
miokard dinding inIerior jantung.
Karakteristik :
O Frekuensi : Bervariasi, biasanya 60 sampai 100 denyut per menit.
O Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS. Interval PR berdurasi lebih besar
dari 0, 20 detik.
O Kompleks QRS : Mengikuti setiap gelombang P, biasanya normal.
O Hantaran : Hantaran menjadi lambat, biasanya di setiap tempat antara jaringan
penyambung dan jaringan purkinje, menghasilkan interval PR yang panjang. Hantaran
ventrikel biasanya normal.
O Irama : Biasanya regular.
Disritmia ini penting karena dapat mengakibatkan hambatan jantung yang lebih serius.
Merupakan tanda bahaya. Maka pasien harus dipantau ketat untuk setiap tahap lanjut
penyekat jantung.
O Penyekat AV Derajat Dua
Penyekat AV derajat dua juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, inIark miokard atau
intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan Irekuensi jantung dan
biasanya penurunan curah jantung.
Karakteristik :
O Frekuensi : 30 sampai denyut per menit. Frekuensi atrium dapat lebih cepat dua ,
tiga atau empat kali disbanding Irekuensi ventrikel.
O Gelombang P : Terdapat dua, tiga atau empat gelombang untuk setiap kompleks
QRS. Interval PR yang dihantarkan biasanya berdurasi normal.
O Kompleks QRS : Biasanya normal.
O Hantaran : Satu atau dua impuls tidak dihantarkan ke ventrikel.
Irama : Biasanya lambat dan regular. Bila terjadi irama ireguler, hal ini dapat diebabkan
oleh kenyataan adanya penyekat yang bervariasi antara 2:1 sampai 3:1 atau kombinasi
lainnya.
Penanganan diarahkan untuk meningkatkan Irekuensi jantung guna mempertahankan curah
jantung normal. Intoksikasi digitalis harus ditangani dan seitap pengoabtan dengan Iungsi
depresi aktivitas miokard harus ditunda.
O Penyekat AV Derajat Tiga
Penyekat AV derajat tiga (penyekat jantung lengkap) juga berhubungan dengan penyakit
jantung organic, intoksikasi digitalis dan MI. Irekuensi jantung berkurang drastic,
mengakibatkan penurunan perIusi ke organ vital, seprti otak, jantung, ginjal, paru dan kulit.
Karakteristik :
O Asal : Impuls berasal dari nodus SA, tetapi tidak dihantarkan ke serat purkinje.
Mereka disekat secara lengkap. Maka setiap irama yang lolos dari daerah
penyambung atau ventrikel akan mengambil alih pacemaker.
O Frekuensi : Irekuensi atrium 60 sampai 100 denyut per menit, Irekuensi ventrikel 40
sampai 60 denyut per menit bila irama yang lolos berasal dari daerah penyambung, 20
sampai 40 denyut permenit bila irama yang lolos berasal dari ventrikel.
O Gelombang P : Gelombang P yang berasal dari nodus SA terlihat regular sepanjang
irama, namun tidak ada hubungan dengan kompleks QRS.
O Kompleks QRS : Bila lolosnya irama berasal dari daerah penyambung , maka
kompleks QRS mempunyai konIigurasi supraventrikuler yang normal, tetapi tidak
berhubungan dengan gelombang P. kompleks QRS terjadi secara regular. Bila irama
yang lolos berasal dari ventrikel, kompleks QRS berdurasi 0, 10 detik lebih lama dan
baisanya lebar dan landai. Kompleks QRS tersebut mempunyai konIigurasi seperti
kompleks QRS pada PVC.
O Hantaran : Nodus SA melepaskan impuls dan gelombang P dapat dilihat. Namun
mereka disekat dan tidak dihantarkan ke ventrikel. Irama yang lolos dari daerah
penyambung biasnaya dihantarkan secara normal ke ventrikel. Irama yang lolos dari
ventrikel bersiIat ektopik dengan konIigurasi yang menyimpang.
O Irama : Biasanya lambat tetapi regular.
O Penanganan diarahkan untuk meningkatkan perIusi ke organ vital. Penggunaan pace
maker temporer sangat dianjurkan. Mungkin perlu dipasang pace maker permanent
bila penyekat bersiIat menetap.

O Asistole Ventrikel
Pada asistole ventrikel tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut
nadi dan pernapasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat Iatal.
Karakteristik :
O Frekuensi : tidak ada.
O Gelombang P : Mungkin ada, tetapi tidak dapat dihantarkan ke nodus AV dan
ventrikel.
O Kompleks QRS : Tidak ada.
O Hantaran : Kemungkinan, hanya melalui atrium.
O Irama : Tidak ada.
Resusitasi jantung paru (CPR) perlu dilakukan agar pasien tetap hidup. Untuk menurunkan
stimulasi vagal, berikan atropine secara intravena. IineIrin (intrakardiak) harus diberikan
secara berulang dengan interval setiap lima menit. Natrium bikarbonat diberikan secara
intravena. Diperlukan pemasangan pacemaker secara intratoraks, transvena atau eksternal.


ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKA1IAN DATA DASAR
AKTIVITAS /ISTIRAHAT
Gejala :
Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Tanda :
Perubahan Irekuensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga.

SIRKULASI
Gejala :
Riwayat IM sebelumnya/akut 90-9 mengalami disritmia), kardiomiopati,
GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda :
Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.
Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat
teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).
DeIicit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat
(gagal jantung, syok).
dema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.

INTGRITAS GO
Gejala :
Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
Stresor sehubungan dengan masalah medik.
Tanda :
Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.

MAKANAN/CAIRAN
Gejala :
Hilang naIsu makan, anoreksia.
Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
Mual/muntah.
Perubahan berat badan.
Tanda :
Perubahan berat badan.
dema
Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.
Pernapasan krekels
NURO SNSORI
Gejala :
Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda :
Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung,
kehilangan memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi.
Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).
Kehilangan reIleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam
hidup (takikardia ventrikel , bradikardia berat).
NYRI/KTIDAKNYAMANAN
Gejala :
Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bias hilang
oleh obat anti angina.
Tanda :
Perilaku distraksi, contoh gelisah
PRNAPASAN
Gejala :
Penyakit paru kronis.
Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
Napas pendek.
Batuk (dengan /tanpa produksi sputum).
Tanda :
Perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan selama episode disritmia.
Bunyi napas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau Ienomena tromboembolitik pulmonal.
KAMANAN
Tanda :
Demam.
Kemerahan kulit (reaksi obat).
InIlamasi, eritema, edema (trombosis superIicial).
Kehilangan tonus otot/kekuatan
PNYULUHAN
Gejala :
Faktor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke
Penggunaan/tak menggunakan obat yang disresepkan, contoh obat
jantung (digitalis); anti koagulan (coumadin) atau obat lain yang dijual
bebas, contoh sirup batuk dan analgesik berisi ASA.
Adanya kegagalan untuk memeprbaiki, contoh disritmia berulang/tak
dapat sembuh yang mengancam hidup.
Pertimbangan :
DRG menunjukkan rerata lama di rawat : 3,2 hari.
Rencana pemulangan :
Perubahan penggunaan obat
2. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1) RISIKO TINGGI TERHADAP PENURUNAN CURAH
1ANTUNG.
Faktor risiko meliputi :
Gangguan konduksi elektrikal.
Penurunan kontraktilitas miokardia. Kemungkinan dibuktikan oleh :
Tidak dapat diterapkan , adanya tanda-tanda dan gejala-gejala
membuat diagnosa actual. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
v Mempertahankan /meningkatkan curah jantung adekuat yang
dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urine
adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa.
v Menunjukkan penurunan Irekuensi/tak adanya disritmia.
v Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.
INTERVENSI
RASIONAL
O Raba nadi (radial, carotid, Iemoral, dorsalis pedis) catat Irekuensi, keteraturan,
amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal
atau deIisit nadi.
O Auskultasi bunyi jantung, catat Irekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
O Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perIusi jaringan. Laporkan
variasi penting pada TD/Irekuensi nadi, kesamaan, pernapasan, perubahan pada warna
kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine selama episode disritmia.
O Tentukan tipe disritmia dan catat irama (bila pantau jantung /telemetri tersedia).
O Takikardia
O Bradikardia
O Disritmia atrial
O Disritmia ventrikel
O Blok jantung
O Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama Iase akut.
O Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stres, contoh tehnik
relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.
O Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan Iaktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD/Irekuensi jantung.
O Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
O Kolaborasi
O Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.
O Kadar obat.
O Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
O Berikan obat sesuai indikasi.
O Kalium,
O Antidisritmia :
O Kelompok Ia, contoh disopiramid (norpace), prokainamid (pronestly), quinidin
(quinagulate).
O Kelompok Ib contoh lidokain, Ienitoin, tokainidin, meksiletine.
O Kelompok Ic, contoh enkainid, Ilekainid, propaIenon.
O Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.
O Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.
O Kelompok IV, contoh verapamil, niIedipin, diltiazem.
O Lain-lain, contoh atropine sulIat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.
O Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektiI.
O Bantu pemasangan/mempertahankan Iungsi pacu jantung.
O Masukan/pertahankan masukan IV
O Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.
O Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau deIibrilator (AICD) bila
diindikasikan
2) KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENYEA/KONDISI PENGOATAN.
Dapat dihubungkan dengan :
v Kurang inIormasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
v Tidak mengenal sumber inIormasi.
v Kurang mengingat.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
v Pertanyaan
v Pernyataan salah konsepsi.
v Gagal memperbaiki program sebelumnya.
v Terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
v Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan dan Iungsi pacu jantung
(bila menggunakan).
v Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan eIek samping merugikan dari
obat.
v Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alas an tindakan.
v Menghubungkan dengan benar prosedur tanda gagal pacu jantung.

INTERVENSI
RASIONAL
O Kaji ulang Iungsi jantung normal/konduksi elektrikal.
O Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/orang terdekat.
O IdentiIikasi eIek merugikan/komplikasi disritmia khusus, contoh kelemahan, edema
dependen, perubahan mental lanjut, vertigo.
O Anjurkan /catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan
(tindakan yang dibutuhkan), bagaimana dan kapan minum obat, apa yang dilakukan
bila dosis terlupakan (inIormasi dosis dan penggunaan), eIek samping yang
diharapkan atau kemungkinan reaksi merugikan, interaksi dengan obat lain/obat yang
dijual bebas atau substansi (alkohol, tembakau), sesuai dengan apa dan kapan
melaporkan ke dokter.
O Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan. IdentiIikasi
tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri
dada.
O Kaji ulang kebutuhan diet individu/pembatasan, contoh kalium dan kaIein.
O Memberikan inIormasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat untuk dibawa
pulang.
O Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. Dorong pencatatan nadi
harian sebelum minum obat/latihan. IdentiIikasi situasi yang memerlukan intervensi
medis cepat.
O Kaji ulang kewaspadaan keamanan, tehnik untuk mengevaluasi/mempertahankan
pacu jantung atau Iungsi AICD dan gejala yang memerlukan intervensi medis.
O Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus
maneuver. Valsalva bila perlu.

You might also like