You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN HERPES ZOSTER

DeIinisi

Herpes zoster adalah peradangan akut pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh
virus varicella zoster.


ETIOLOGI
Herpes zoster terjadi karena reaktivasi dari virus varicella (cacar air).

Frekuensi meningkat pada pasien dengan imunitas yang lemah dan menderita
malignitas;seperti leukemia dan limIoma.

Cara penularan :
Kontak langsung dengan lesi aktiI
Sekresi pernaIasan.

Umur:
Dewasa lebih sering dibanding anak-anak.

Jenis kelamin : pria wanita

Musim/iklim : tidak tergantung musim.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Gejala prodromal (80) : nyeri, demam.
Kelainan kulit:
Lesi : Eritema papula dan vesikula bula.
Isi lesi : jernih keruh dapat bercampur darah.
Lokasi : bisa di semua tempat, paling sering unilateral pada servikal IV dan lumbal II.

MANIFESTASI KLINIK
Bila menyerang wajah, yang dipersaraIi N.V disebut herpes zoster Irontalis.
Bila menyerang cabang optalmikus disebut herpes zoster oItalmik.
Bila menyerang saraI interkostal disebut herpes zoster torakalis.
Bila menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster lumbalis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tzanck`s smear dan punch biopsy: adanya sel raksasa berinti banyak dan sel epitel
mangandung badan inklusi eosinoIilik, yang tidak terdapat pada lesi yang lain,
kecuali virus herpes simpleks.
Isolasi virus: cairan vesikel, darah, cairan serebrospinalis, jaringan terinIeksi, antigen
VVZ.
KOMPLIKASI
Sikatriks
Neuralgia pascaherpetik
PENATALAKSANAAN MEDIK
Istirahat
Analgetik
Asiklovir, Iamsiklovir, valasiklovir:
5 x 800 mg/hari selama 7 hari, paling
lambat 72 jam setelah lesi muncul.
Kriteria:
- umur ~ 60 thn.
- umur 60 thn, lesi luas dan akut.
- segala umur, lesi oItalmikus.
- aktiI menyerang leher, alat gerak
dan perineum (lumbal-sakral).
Nursing Intervention
Berikan dan kaji keeIektiIan obat yang
diberikan.
Kompres dingin, gunakan antipruritus
dingin.
Jaga agar vesikel tidak pecah,
dengan bedak salisil 2.
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
cara penularan dan pencegahan.
Ajarkan tentang pencegahan inIeksi sekunder
Berikan suport emosional tentang intervensi yang berkelanjutan.
Pemeriksaan Mata
Vision acuity test
Slit lamp
Ophthalmoscope
Tonometry
Ada 3 jenis utama katarak berdasarkan lokasi yang terkena.
Cortical
Nuclear
Posterior subcapsular
Cortical cataract
Paliing sering, berhubungan dengan usia.

Tdd dari 4 tahap:


Incipient stage
Perubahan korteks pada bagian periIer.
Pola kekeruhan radical.


Intumescent stage
Lensa menyerap air, menjadi bengkak
Anterior chamber menjadi dangkal



Mature stage
Cairan keluar dan lensa mengkerut.
Seluruh protein lensa menjadi keruh

Hypermature Stage
Suatu katarak yang sangat matur bisa menyebabkan pencairan pada korteks lensa.
Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh, sehingga lensa dan kapsul mengkerut.
Nuclear cataract
Terjadi saat dini (setelah middle age)
Gejala paling awal adalah rabun jauh
Gejala lain adalah sukar membedakan warna atau monocular diplopia.

Posterior subcapsular cataract
Lokasi pada korteks, dekat dengan kapsul posterior bagian tengah.
Gejala yang paling sering adalah silau dan penurunan penglihatan pada kondisi
cahaya terang.
Congenital Cataract
Sudah terjadi pada saat lahir atau beberapa waktu setelah lahir.
Etiology
Intra-uterine
InIeksi virus
Maternal ingestion oI Thalidomide, steroids.

Hereditary
autosomal dominant
recessive X-linked


Pengobatan Cataract
Surgery merupakan jalan satu-satunya untuk mengatasi katarak. Akan tetapi, bila
gejala katarak ringan, bisa dibantu dengan menggunakan kacamata..

Pembedahan dilakukan bila katarak sudah menyebabkan gangguan penglihatan
dalam melakukan akivitas sehari-hari.


ECCEIOL
Extracapsular cataract extraction merupakan metode yang paling dianjurkan pada
pembedahan katarak.
Kapsul lensa bagian belakang tidak diangkat.
Intra Ocular Lens ditanam di kantong kapsul.
Intraocular Lens
IOL adalah lensa yang tipis, transparan, convex yang terbuat dari polimer yang
diselipkan pada saat pembedahan


Keuntungan IOL

Pasien tidak menggunakan kacamata untuk melihat jauh.

Bayangan jernih tanpa distorsi

Dapat segera melihat setelah pembedahan.
PhacoemulsiIication
PhacoemulsiIication or phaco berarti getaran ultra-sonic yang menyebabkan lensa
menjadi larut dan diaspirasi melalui insisi yang hanya 3mm.
small-incision cataract surgery.

Komplikasi
Kekeruhan pada kapsul posterior
Cystoid macular edema
Glaucoma
Hyphema
Ptosis
InIeksi
Retinal detachment
Dislokasi lensa
Nursing Diagnoses
Perubahan sensori perseptual: visual b/d kekeruhan pd lensa d/d pupil tampak putih,
pasien mengeluhkan pandangan kabur, berkabut, atau pandangan ganda dan
gangguan penglihatan.
Ketakutan/ ansietas b/d kerusakan sensori dan kurang pemahaman mengenai
perawatan pasca operasi, pemberian obat.
Resiko cedera b/d penurunan visus atau berada di lingkungan yang kurang dikenal.

Resiko cedera b/d komplikasi pasca operasi spt; pendarahan atau peningkatan
tekanan intra okuler.
DeIisit perawatan diri b/d kelemahan visual dan perawatan mata pasca operasi.
Resiko tinggi inIeksi b/d prosedur invasiI (bedah pengangkatan katarak)
Kurang pengetahuan ttg kondisi pengobatan dan perawatan pasca operasi b/d
terbatasnya inIormasi atau kesalahan interpretasi inIormasi.

Perubahan sensori perseptual: visual b/d kekeruhan pd lensa d/d pupil tampak putih,
pasien mengeluhkan pandangan kabur, berkabut, atau pandangan ganda dan
gangguan penglihatan.
Tujuan : Pasien mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk memproses
rangsangan visual dan mengkomunikasikan pembatasan pandangan.
Kriteria Hasil:
Visus meningkat
Respon verbal peningkatan penglihatan


Intervensi
Mandiri: 1. kaji ketajaman penglihatan klien
2. berikan pencahayaan yg plg sesuai dgn klien
3. cegah glare atau sinar yg menyilaukan
4. letakkan brg2 pd tempat yang konsisten
5. gunakan materi dgn tulisan besar dan kontras

Kolaborasi : pembedahan


c. Resiko cedera b/d penurunan visus atau berada di lingkungan yang kurang dikenal.

Tujuan: Klien tidak mengalami cedera akibat jatuh.

Kriteria Hasil:
- Pasien mengenal lingkungan
- Pasien tidak jatuh selama perawatan


Intervensi:
kurangi resiko bahaya dari lingkungan klien.
beritahu klien utk mengubah posisi secara perlahan.
beritahu klien utk tdk meraih benda untuk stabilitas saat ambulasi.
dorong klien utk menggunakan peralatan adaItiI (tongkat atau walker) untuk
ambulasi sesuai kebutuhan.
tekankan pentingnya utk menggunakan pelindung mata saat melakukan aktiIitas
beresiko tinggi.


g.Kurang pengetahuan ttg kondisi pengobatan dan perawatan pasca operasi b/d
terbatasnya inIormasi atau kesalahan interpretasi inIormasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi/ proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil:
- Respon verbal memahami proses penyakit dan pengobatan
- Menunjukkan tindakan yang kooperatiI


Intervensi :
kaji inIormasi ttg kondisi individu, prognosis, tipe prosedur atau lensa.
tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin.
inIormasikan pasien utk menghindari tetes mata yg dijual bebas.
diskusikan kemungkinan eIek/interaksi antara obat, mata dan masalah medis pasien.
dorong pemasukan cairan adekuat, makanan berserat/kasar, gunakan pelunak Ieses
yg dijual bebas, bila diindikasikan.
identiIikasi tanda/gejala yg memerlukan upaya evaluasi medis.
Warning Signs

Reduction in visual acuity
Photophobia
Purulent discharge
Red Eye`
Pain vs. Picking`

Post Operative Requirements

Discharge with eyedrops
Dexamethasone
Topical steroid reduces post-op inIlammation
Do not liIt weights oI over 10kg Ior at least 6 weeks
Do not bend Irom the waist Ior prolonged periods
Wear an eye shield at night Ior the Iirst 14 days to prevent inadvertent rubbing oI
the eye when asleep
Diposkan oleh keperawatan di 19:25
Label: ASUHAN KEPERAWATAN HERPES ZOSTER
komentar:

unhEe's worLd mengatakan...
isi blognya bagus.makasih...karena dah bs bantu penyelesaian tugas
28 April 2009 01:39

hendrik mengatakan...
patoIisiologi nya?
28 November 2009 06:50

Anonim mengatakan...
hLLp//hLLpyaslrblogspoLcomblogspoLcom/2009/02/asuhankeperawaLanherpes
zosLerhLml

You might also like