You are on page 1of 37

2 Editorial

3

Conduct Disorder, ADHD and Disruptive Behaviour: One and the Same to Manage in the Classroom? (A
Discussion in the Light oI Traditional Classroom Behaviour Management Strategies)
Agnes Maria Sumargi and Constantinus Wahyu Prifonggo

11

Penatalaksanaan Strategis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH/ADHD)
Dwidfo Saputro

18

The Anatomy oI the Memory Systems: An Overview oI Recent Developments
ias Sukardi

26


36


42


57


63


69


93
Belajar Pengalaman untuk Meningkatkan Memori
Tina Afiatin

Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik
Tekad Wahyono

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Keberhasilan Bermain Game
A.J. Aryaguna Setiadi

Laporan Singkat: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan
Meianawati, F.X. Sutyas Prihanto, dan A.J. Tfahfoanggoro

Tinjauan Singkat: Adversity Quotient
Hari K. Lasmono

Hubungan Antara IQ,EQ, dan AQ Dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU
Sia Tfun Dfing

Abstrak Jurnal
Hari K. Lasmono























Conduct Disorder, ADHD and Disruptive Behaviour: One and the Same to
Manage in the Classroom? (A Discussion in the Light oI Traditional
Classroom Behaviour Management Strategies)

Agnes Maria Sumargi
Department oI Psychology, University oI Western Australia
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Constantinus Wahyu Prijonggo
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. Students with Conduct Disorder (CD), Attention-DeIicit/Hyperactivity Disorder (ADHD),
and disruptive behaviour need to be managed diIIerently. However, using traditional classroom
behaviour management strategies to manage CD, ADHD, and disruptive behaviour do not seem
eIIective. What appear to work well are the classroom behaviour management strategies that take into
consideration the individual student`s needs. This paper is going to discuss why traditional behaviour
management strategies do not work eIIectively Ior students with CD, ADHD, and Disruptive
Behaviour. Then, it is going to describe a general approach that teachers need to adopt in order to
manage these behaviours eIIectively. Finally, this paper will present important points that teacher
should consider when dealing with CD and ADHD students.
Keywords: conduct disorder, ADD, ADHD, disruptive behaviour, traditional classroom behaviour
management, eIIective classroom behaviour management

Abstrak. Siswa-siswa dengan kelainan perilaku, Attention-Deficit/Hyperactivity disorder (ADHD), dan
perilaku merusak membutuhkan penanganan berbeda. Namun, penggunaan strategi manajemen
perilaku kelas tradisional untuk mengelola kelainan perilaku, ADHD, dan perilaku merusak tampaknya
tidka eIektiI. Apa yang berhasil adalah strategi manajemen perilaku di kelas yang mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan siswa individual. Artikel ini mendiskusikan mengapa strategi manajemen
perilaku tradisional tak bekerja eIektiI untuk siswa-siswa dengan kelainan perilaku, ADHD, dan
perilaku merusak. Kemudian, diuraikan pendekatan umum yang perlu diadopsi para guru agar dapat
mengelola peirlaku-perilaku tersebut secara eIektiI. Akhirnya, artikel ini menyampaikan butir-butir
penting yang perlu dipertimbangkan para guru bila menghadapoi siswa-siswa dengan kelainan perilaku
dan ADHD.

Kata kunci: kelainan perilaku, ADD, ADHD, perilaku merusak, manajemen perilaku kelas tradisional,
manajemen perilaku kelas eIektiI

Volume 17(1), 3-10













Penatalaksanaan Strategis Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH/ADHD)

Dwidjo Saputro
Bagian Psikiatri RS Graha Medika, Jakarta


Abstract. Attention deIicit and hyperactivity disorder (ADHD) are disorders with heterogenous causes,
the main cause oI which is not yet identiIied until today. This disorder causes three main disIunction
areas namely behavior, socio-emotional, and cognitive, hence evoking Iailures in academic
achievement and adapting behaviour towards the environment. ThereIore, a strategic management Ior
ADHD children should be planned as early as possible applying a comprehensive multimodal treatment
approach, comprising individual & Iamily education, individual & Iamily counseling, behavioral
management program, and accurate pharmacotherapy.
Keywords: ADHD, multimodal treatment approach, behavioral management, phramacotherapy

Abstrak. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan yang
penyebabnya heterogenous. Sampai saat ini belum dapat diidentiIikasi penyebab utamanya. Gangguan
ini menimbulkan tiga area disIungsi utama yaitu tingkah laku, sosio-emosional, dan kognitiI sehingga
menyebabkan kegagalan pada bidang akademik dan penyesuaian perilaku terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu diperlukan penatalaksanaan strategis pada anak dengan GPPH sedini mungkin, yaitu
program penatalaksanaan multimodal (mutimoda treatment approach) secara terpadu yang meliputi
pendidikan individu dan keluarga, konseling individu dan keluarga, program manajemen perilaku dan
Iarmakoterapi yang tepat.

Kata kunci: GPPH, program penatalaksanaan multimodal, manajemen perilaku, Iarmakoterapi

Volume 17(1), 11-17




















The Anatomy oI the Memory Systems: An Overview oI Recent
Developments

Elias Sukardi
Division oI Neuroscience Anatomical Laboratory,
Udayana University Medical Faculty


Abstract. Resuts oI recent studies indicate that diIIerent parts oI the brain, such as the hippocampus
and related structures, the striatum, and the cerebellum, the amygdala, and many other locations in the
brain are involved in storing particular types oI inIormation. This overview dwells into the underlying
mechanisms oI retention oI memory which seems to be universal, Ieaturing the involvement oI calcium
ions with its unique abilty to couple electrical activity directly with longterm changes in the brain.
Keywords: memory, longterm potential, retention, calcium ion

Abstrak. Hasil-hasil studi mutakhir menunjukkan bahwa berbagai lokasi di otak seperti hippokampus
dan struktur-struktur terkait, striatum, serebelum, amigdala, dan banyak lokasi lain di otak berperan
dalam penyimpanan jenis-jenis tertentu ingatan. Telaah pustaka ini berupaya memahami mekanisme
yang mendasari penyimpanan ingatan yang tampaknya universal, yabng menunjukkan keterlibatan ion-
ion kalsium dengan kemampuan uniknya untuk memadukan aktivitas elektrik secara langsung dengna
perubahan-perubahan jangka panjang dalam otak.

Kata kunci: ingatan, potensial jangka panjang, rentensi, ion kalsium

Volume 17(1), 18-25



































Belajar Pengalaman untuk Meningkatkan Memori

Tina AIiatin
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada


Abstract. The quality oI memory can be developed through improvement oI inIormation quality and
learning modality. The more and Irequent human sense organs are stimulated, the higher the quality oI
the memory would be. The experiential memory model allows the human sense organs to experience
mode and Irequent stimulations. The main principle in experiential learning is learning by doing,
because learning is a transIormation process Irom experience into knowledge. Through experiential
learning, inIormation stimulates the sense organs several times, aIIecting the neurons to expand their
network, hence Iacilitating memory retrieval or in the other words reIlecting better memory quality.
Keywords: experiential learning, learning by doing, memory

Abstrak. Kualitas memori dapat dikembangkan dengan meningkatkan kualitas inIormasi dan modalitas
belajar. Semakin banyak dan semakin sering indra manusia mendapatkan stimulasi, akan semamin
meningkat kualitas memorinya. Model belajar melalui pengalaman (experientia earning)
memungkinkan indra manusia mendapatkan stimulasi lebih banyak dan lebih sering . Prinsip utama
dalam belajar pengalaman adalah belajar dengan melakukan (earning by doing) karena belajar
merupakan proses transIormasi pengalaman menjadi pengetahuan. Melalui model belajar pengalaman,
inIormasi atau stimulus masuk berulang kali dan melalui berbagai indra sehingga sel-sel saraI akan
semakin kaya jaringan koneksinya yang akan mempermudah dalam mengingat atau dengan kata lain
dapat meningkatkan kualitas memori.
Kata kunci: belajar pengalaman, belajar dengan berbuat, memori

Volume 17(1), 26-35




































Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik

Tekad Wahyono
Fakultas Psikologi, Universitas Wangsa Manggala, Jogjakarta


Abstract. Discussion oI emotional intelligence is derived Irom research studies on emotion viewed
Irom cognitive, clinical, social, industrial, and neurophysiological aspects. Emotional intelligence is
someone`s ability to recognize and understand his/her emotion and that oI others, using it to enhance
interpersonal relationship eIIectively and upgrade personal perIormance. Experts believe that the center
oI emotional intelligence is located in the Irontal cortex, which is an area where emotion and cognition
encounter. The cooperation betwee emotion and cognition is regulated by the lymbic system. The
lymbic system consists 4 substructures which are the thalamus and hypothalamus, the amygdalae, the
hippocampus, and lobus Irontallis. Emotional intelligence is primarily regulated by the cooperation
between the amygdalae and the Irontal cortex. The aim oI this paper is to understand the emotional
intelligence through the work oI the lymbic system.
Keywords: emotional intelligence, lymbic system, thalamus, hypothalamus, amygdalae, hippocampus,
cortex Irontallis

Abstrak. Pembahasan tentang kecerdasan emosi berasal dari penelitian-penelitian tentang emosi yang
ditinjau dari segi kognitiI, klinis, sosial, industri maupun neuroIisiologis. Kecerdasan emosi merupakan
kemampuan seseorang untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri maupun orang lain,
menggunakan emosi dalam menjalin hubungan interpersonal secara eIektiI dan memanIaatkan emosi
untuk memIasilitasi perIormansi. Para ahli berkeyakinan bahwa pusat kecerdasan emosi di otak adalah
di bagian korteks Iorntalis, yang merupakan area tempat bertemunya emosi dan kognisi. Kerja sama
antara emosi dan kognisi tersebut diatur oleh sistem limbik. Sistem limbik terdiri atas empat
substruktur, yaitu: thalamus dan hipotalamus, amigdala, hippokampus dan lobus Irontalis. Kecerdasan
emosi terutama diatur oleh kerja sama antara amigdala dan korteks. Tujuan tulisan ini adalah
memahami kecerdasan emosi melalui kerja sistem limbik.
Kata kunci: kecerdasan emosi, sistem limbik, talamus, hipotalamus, amigdala, hippokampus, korteks
Irontalis

Volume 17(1), 36-41




























Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Keberhasilan Bermain
Game

A.V. Aryaguna Setiadi
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya


Abstract. Technological advenacement in audio-visual computersciences develops the emergence oI
various computer games, game-watch, video arcade, console game (Nintendo, Playstation, and Sega
Saturn). The role-play computer game reIlects the daily liIe in a diIIerent situation. The individual
pursuit to master this game oIten resembles his/her manner in Iacing real daily liIe events. Realizing the
complexity oI the role playing game (RPG) and what the player has to manage, the author is keen to
know whether emotional intelligence participates or plays an important role in winning the game. The
emotional intelligence is an individual`s potential comprising intrapersonal, interpersonal, cognitive
orientation, stress management, and aIIection. The subjects ( 16) are college students playing
computers and Iavoring the RPG. The emotional intelligence variable was measured with the
Emotional Quotient Inventory prototype questionaire oI Reuven Bar-On. The success in playing game
was evaluated through observation. Data were analysed through the Pearson Product Moment Statistics.
Results show no signiIicant correlation between emotional intelligence and success in playing computer
games.
Keywords: emotional intelligence, emotional quotient, role-play, play

Abstrak. Perkembangan teknologi dalam bidan audio-visual dan komputer memunculkan jenis-jenis
permainan seperti komputer, game-watch, video arcade, consoe game (intendo, Paystation, Sega
Saturn). Jenis permainan komputer roe-pay mencerminkan kehidupan dalam situasi berbeda. Cara
individu mencapai keberhasilan dalam permainan ini seringkali mencerminkan cara mereka
menghadapi kehidupan dalam dunia nyata. Melihat kompleksitas permainan roe-paying (RPG) dan
hal-hal yang harus dilakukan pemain, penulis memperkirakan bahwa kecerdasan emosional berperan
atau menjadi Iaktor penting dalam pencapaian tujuan/keberhasilan permainan ini. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan yang dimiliki individu, yang meliputi intrapersonal, interpersonal,
orientasi kognitiI, manajemen stres, dan aIeksi. Subjek penelitian ( 16) adalah mahasiswa pemain
komputer yang banyak menghabiskan waktunya untuk bermain komputer jenis RPG. Variabel
kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan prototipe angket motiona Quotient Inventory dari
Reuven Bar-On. Pengukuran keberhasilan bermain game dilakukan melalui observasi. Data dianalisis
dengan menggunakan Product Moment Pearson. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara kecerdasan emosional dengan keberhasilan bermain game.
Kata kunci: kecerdasan emosional, emotiona quotient, roe-pay, bermain

Volume 17(1), 42-56






















LAPORAN SINGKAT
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan

Melianawati, F.X. Sutyas Prihanto, dan A.J. Tjahjoanggoro
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya


Abstract. Human myriad potentials can lead human beings to successIul lives iI they are able to work
it out. Human potentials can be divided into three parts namely the cognitive skill, the technical skill,
and the emotional intelligence.. Among these skills, only the emotional intelligence is the one which is
lacking in Iormal educational settings, so that not all people having technical and cognitive skills will
automatically have emotional intelligence as well. This research was conducted with employees/non-
production staII oI PT Dharmabakti Partindo ( 21) as subjects tested with the Emotional Quotient
Inventory Irom Reuven Bar-On. The perIormance appraisal data oI the employees were collected Irom
the Iactory`s documentation archives. The results oI the data analysis with the Product Moment and
Fourth Rank Partial Correlation Analysis show a very signiIicant correlation between the emotional
intelligence and employees` perIormance.
Keywords: emotional intelligence, perIormance, intelligence

Abstrak. Manusia memiliki banyak sekali kemampuan dalam dirinya yang dapat membawa mereka
sukses dalam kehidupannya jika mereka mampu mengelola kemampuan-kemampuannya itu.
Kemampuan dalam diri manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ketrampilan kognitiI, ketrampilan
teknis, dan kecerdasan emosional. Di antara kemampuan-kemampuan tersebut, kecerdasan emosional
adalah kemampuan yang sampai saat ini belum dapat diperoleh dari bangku pendidikan Iormal,
sehingga tidak semua orang yang mempunyai kemampuan teknis dan kecerdasan secara kognitiI
mempunyai kecerdasan emosional ini. Penelitian dilakukan terhadap karyawan/staI non-produksi PT
Dharmabakti Partindo ( 21) dengan menggunakan motiona Quotient Inventory dari Reuven Bar-
On sebagai alat tesnya. Data penilaian kinerja karyawan diperoleh dari dokumentasi perusahaan. Hasil
analisis data dengan Product Moment dan Analisis Korelasi Parsial Jenjang Keempat menunjukkan
hubungan yang sangat signiIikan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan.
Kata kunci: kecerdasan emosional, kinerja, inteligensi

Volume 17(1), 57-62




























Tinjauan Singkat Adversity Quotient

Hari K. Lasmono
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya


Abstract. The advantage oI adversity quotient (AQ) over intelligence quotient (IQ) and emotional
quotient (EQ) are discussed through a brieI explanation oI the essence oI AQ and levels oI adversities,
which comprises the societal, the workplace, and the indiviudal adversities. The building blocks oI AQ
i.e. cognitive psychology, neurophysiology, and psychoneuroimmunology are also explained. A brieI
expose oI the continuum oI AQ and techniques to enhance AQ are also discussed.
Keywords: AQ, EQ, IQ, cognitive psychology, neurophysiology, psychoneuroimmunology

Abstrak. Keunggulan adversity quotient (AQ) terhadap inteigence quotient (IQ) dan emotiona
quotient (EQ) dibahas melalui uraian hakikat AQ dan tingkatan adversity yang terdiri atas societa
adversity, workpace adversity, dan individua adversity. Juga dikemukakan teori-teori pendukungnya
yang meliputi psikologi kognitiI, neuroIisiologi, dan psikoneuroimmunologi. Kontinum AQ dan teknik
meningkatkan AQ juga disinggung sepintas.
Kata kunci: AQ, EQ, IQ, psikologi kognitiI, neuroIisiologi, psikoneuroimmunologi

Volume 17(1), 63-68
























































Hubungan Antara IQ, EQ, dan AQ Dengan
Prestasi Studi Pada Siswa SMU

Sia Tjun Djing
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya


Abstract. The intelligence quotient (IQ) and lately the emotional quotient (EQ) have been much
studied and discussed, involving the relation oI these scores with academic achievements (AA). Stoltz`s
introduction oI adversity quotient (AQ) leads this study to examine its relation with the AA, and
meanwhile also revisit the relation oI IQ and EQ with the AA. Subjects are second grade high school
students sampled through a purposive clustered sampling. Data were collected Irom EQ tests with EQ-
i
TM
OF reUVEN Bar-On (995) and AQ tests with ARP Quick Take
TM
oI Stoltz (1997). The IQ score
obtained Irom the guidance & counselling department oI the school based on a test by a psychology
counselling bureau. Data were analysed with the SPSS programme Ior Windows. Resluts indicate the
positive correlation between school report grades with the IQ oI the students, but neither with the EQ
nor the AQ oI the students concerned. These results are discussed and Iurther study design
improvements are recommended.
Keywords: intelligence quotient, emotional quotient, emotional intelligence, adversity quotient,
academic achievement

Abstrak. Masalah kuosien inteligensi (IQ) dan akhir-akhir ini kuosien emosional (EQ) telah banyak
diteliti dan dibahas, demikian pula kaitannya dengan prestasi akademik. Diperkenalkannya kuosien
keterpurukan/adversity quotient (AQ) oleh Stoltz (1997) mendorong penulis untuk mencari
hubungannya dengan prestasi akademik. Subjek adalah siswa-siswa kelas dua sebuah SMU ( 79)
yang diperoleh dengan purposive custered samping. Data diuji dari uji EQ dengan EQ-i
TM
dari
Reuven Bar-On (1996) dan uji AQ dengan ARP Quick Take
TM
dari Stoltz (1997). Skor IQ diperoleh
dari bagian Bimbingan & Konseling berdasarkan uji sebuah biro konsultasi psikologi. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Windows. Hasilnya menunjukkan korelasi
positiI antara nilai rapor dengan IQ siswa, namun tidka dengan EQ maupunm AQ-nya. Hasil ini
dibahas dan disarankan perbaikan desain untuk penelitian selanjutnya.
Kata kunci: kuosien inteligensi, kuosien emosional, inteligensi emosional, kuosien keterpurukan,
prestasi akademik

Volume 17(1), 69-92











































102

Editorial

103

Practical Guidance Ior Teachers: Overview Student at Risk Behavior
Agnes Maria Sumargi and Constantinus Wahyu Prifonggo

107

Peran Sense of Humor dan Dukungan Sosial Pada Tingkat Depresi Penderita Dewasa Pascastroke
Hartanti

120

Hubungan Antara Karakteristik 'Kepribadian yang KreatiI dan Motivasi Ekstrinsik-Intrinsik
Dengan Kreativitas
iken Titi Pratitis dan Moses G. Pandin

131


138


150


161


170




179


196
Psikologi Hukum
Yusti Probowati Rahayu

Frigiditas dan Permasalahan Psikologinya
Sawitri Supardi Sadarfoen

Kecemasan Pasien Rawat inap Ditinjau dari Persepsi Tentang Layanan Keperawatan di Rumah Sakit
Arida uraita dan M. oor Rochman Hadfam

Diabetes Mellitus Tergantung Insulin: Aspek Psikologik Penderita dan Keluarga
Lestari B. Soeharfono, Askandar Tfokrorawiro, dan Subagyo Adi

Laporan Singkat: Faktor-Faktor Penyebab Remaja Putri Terjun Sebagai Pekerja Seks Komersial
Terselubung 'Dakocan di Bali
i Made Wirati, Sahat Saragih, dan Andik Matuessy

Pengaruh Musik Terhadap Kecemasan Penderita Katarak Menjelang Operasi
Anindya Dwita, Johanna ataia, dan Wisnufono Soewono

Abstrak Jurnal
Hari K. Lasmono













Practical Guidance Ior Teachers: Overview Student at Risk Behavior

Agnes Maria Sumargi
Department oI Psychology, University oI Western Australia
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Constantinus Wahyu Prijonggo
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. The behaviours oI student at risk, such as truancy, vandalism, drug abuse, disruptive
behaviour and antisocial behaviour, have been a major concern Ior teachers. As teachers, we may Iind it
hard to manage students with these behaviours. Our behaviour management strategies do not seem to
work eIIectively with these students. The problem behaviours continue to occur and even increase in
Irequency. In Iact, student at risk, particularly adolescents at risk, have utilised our behaviour
management strategies to attract the attention oI Iellow students (Houghton & Caroll, 1996). This
article outlines how the students at risk behaviour utilise behaviour management, why they do it, and
how to deal with this problem.
Keywords: at risk behaviour, behaviour management strategies, punishment, non-conIorming
reputation

Abstrak. Perilaku siswa berisiko, seperti membolos, vandalisme, penyalahgunaan obat, perilaku
mengganggu dan antisosial, merupakan masalah besar bagi guru. Sebagai guru, kita mengalami
kesulitan mengatasi masalah tersebut. Strategi manajemen perilaku kita rasanya tak berjalan eIektiI
pada siswa-siswa demikian. Perilaku bermasalah demikian itu terus terjadi bahkan meningkat
Irekuensinya. Nyatanya, siswa berisiko terutama pada remaja, memanIaatkan strategi manajemen
perilaku kita justru untuk menarik perhatian teman-temannya (Houghton & Caroll, 1996). Artikel ini
memaparkan bagaimana para siswa berisiko tersebut memanIaatkan manajemen perilaku, mengapa
mereka melakukan itu, dan bagaimana menghadapi masalah ini.
Kata kunci: perilaku berisiko, strategi manajemen perilaku, hukuman, raputasi membangkang

Volume 17(2), 103-106
































Peran Sense of Humor dan Dukungan Sosial Pada Tingkat Depresi
Penderita Dewasa Pascastroke


Hartanti
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. Stroke which usually attacks people above 60 years, can also attack adult people aged around
40 years. The patient`s alteration and limitations in movements, communication, and thinking leads to
Irustration and sense oI crisis which in turn develop tension, anxiety, Irustration in Iacing the Iuture,
and even depression. This research was keen to Iond out whether a correlation exists between a sense oI
humor and social support and level oI depression. Subjects ( 36) are stroke/poststroke ( 1 yrar)
married male patients, having children, aged 36-55 years, high school alumna with normal IQs and
scored above normal (~9) on Beck Depression Iventory (BDI), and handicapped due to leIt hemispheric
deterioration, covering those with 1 and 2 degrees oI disability. Results show a negative and very
signiIicant correlation between social supoort and level oI depression. It`s reccomended to develop a
sense oI humor in every child as early as possible and enhance social support by every Iamily member
oI the patient.
Keywords: sense oI humor, social support, post-stroke depression

Abstrak. Stroke yang biasanya terjadi pada usia di atas 65 tahun, dapat juga menyerang golongan usia
dewasa sekitar 40 tahun. Perubahan dan keterbatasan penderita dalam bergerak, berkomunikasi, dan
berpikir, dirasakan sebagai kekecewaan atau krisis yang menimbulkan ketegangan, kecemasan,
Irustrasi dalam menatap hari esok, bahkan sampai depresi. Penelitian ini mengungkap hubungan antara
sense of humor dan dukungan sosial dengan tingkat depresi penderita pasca-stroke. Subjek penelitian
ini ( 36) adalah penderita stroke/pascastroke 1 tahun, pria menikah, memiliki anak, berpendidikan
minimal SMA dan memiliki taraI kecerdasan normal, berusia 36-55 tahun, dengan skor di atas normal
(~9) pada uji Beck Depression Inventory (BDI) dan mengalami gangguan hemisIer serebri sebelah kiri,
serta derajat kecacatan 1 dan 2. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatiI yang sangat
bermakna antara sense of humor dengan tingkat depresi, dan hubungan negatiI yang sangat bermakna
antara dukungan sosial dengan tingkat depresi. Dianjurkan untuk mengembangkan sense of humor pada
setiap anak sejak dini dan pemupukan dukungan sosial pada tiap anggota keluarga penderita.
Kata kunci: sense of humor, dukungan sosial, depresi pascastroke

Volume 17(2), 103-106





























Hubungan Antara Karakteristik 'Kepribadian yang KreatiI dan Motivasi
Ekstrinsik-Intrinsik Dengan Kreativitas


Niken Titi Pratitis
Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya

Moses G. Pandin
Prodi Psikologi, Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya

Abstract. The research examines the correlation between creative personality characteristics and
extrinsic-intrinsic motivation and creativity; a separate correlation between creative personality
characteristics and creativity and a separate extrinsic-intrinsic motivation and creativity; and whether
the extrinsic or the intrinsic motivation that play a more signiIicant role in supporting the appearance oI
creativity. Subjects ( 84) are 5th semester students oI the architecture department oI the University
oI 17th August in Surabaya, with IQ`s between 90-110. Data were collected through Torrence Test oI
Creativity Thinking (TTCT) Figural, Hunt`s Extrinsic-Intrinsic Motivation Test, and GuilIord`s
Creative Personality Characteristics. Data were analysed with Anareg and reveals a positive correlation
extrinsic-intrinsic motivation and creativity, a positive correlation between creative personality
characteristics and personality, and a positive and signiIicant correlation between creative personality
charactersitics extrinsic-intrinsic motivation and creativity. Data analysis with Contingency C
CoeIIicient reveal a signiIicant diIIerence between a creative student with extrinsic background and a
creative student with an intrinsic background, the latter showing a bigger share in developing creativity.
Keywords: creative personality characteristics, extrinsic-intrinsic motivation, creativity, Torrence Test
oI Creativity Thinking Figural

Abstrak. Penelitian ini menghubungkan karakteristik 'kepribadian kreatiI dan motivasi ekstrinsik-
intrinsik dengna kreativitas, secara tersendiri motivasi ekstrinsik-intrinsik dengan kreativitas dan
karakteristik 'kepribadian kreatiI dengan kreativitas; dan mengungkap motivasi ekstrinsik atau
motivasi intrinsik yang lebih melatarbelakangi timbulnya kreativitas. Subjek penelitian ( 84) adalah
mahasiswa semester 5 Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, serta
memiliki IQ antara 90-110 (berdasarkan tes SPM), yang diperoleh melalui purposive samping. Data
diperoleh dengan menggunakan Torrance Test of Creativity Thinking (TTCT) Figura, tes motivasi
ekstrinsik-intrinsik dari Hunt, dan tes Karakteristik Kepribadian yang KreatiI menurut GuilIord.
Analisis dengan Anareg mengungkap korelasi positiI antara karakteristik 'kepribadian kreatiI dengan
kreativitas, korelasi positiI antara motivasi ekstrinsik-intrinsik dengan kreativitas, dan adanya korelasi
positiI yang signiIikan antara karakteristik 'kepribadian kreatiI dan motivasi ekstrinsik-intrinsik
dengan kreativitas. Analisis dengan KoeIisien Kontingensi C menunjukkan perbedaan antara
mahasiswa kreatiI dengan latar belakang motivasi ekstrinsik dan yang berlatar belakang motivasi
intrinsik, yang terakhir menunjukkan peran yang lebih besar dalam menimbulkan kreativitas.
Kata kunci: karakteristik 'kepribadian kreatiI, motivasi ekstrinsik-intrinsik, kreativitas, Torrance Test
of Creativity Thinking Figura




Volume 17(2), 120-130












Psikologi Hukum

Yusti Probowati Rahayu
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. Not everybody is lucky to have an ideal environment to grow up and deveop in
accordance with the government`s decalaration oI health Ior all in the year 2010. The more
complex the community is, the more problems are interconnected with law, either criminal
problems or civil conducts. This review oIIers to share aspects oI psychology oI law, i.e. the
application oI psychology in law. The contribution oI psychological divisions (such as
clinical, industrial, developmental) in developing psychology oI law in Indonesia are
discussed.
Keywords: psychology oI law, psychology in law, psychology and law

Abstrak. Tidak semua orang beruntung memiliki lingkungan yang sempourna bagi dirinya
untuk tumbuh dan kembang, sesuai dengan harapan pemerintah yang mencanangkan manusia
sehat 2010. Dengan semakin kompleksnya masyarakat, semakin banyak permasalahan yang
terkait dengan hukum, baik pidana maupun perdata. Tulisan ini berupaya memberikan
wawasan tentang psikologi hukum, yaitu aplikasi psikologi dalam bidang hukum.
Didiskusikan juga sumbangan bagian-bagian dalam psikologi (seperti klinis, industri,
perkembangan) bagi perkembangan psikologi hukum di Indonesia.
Kata kunci: psikologi hukum, psikologi dalam hukum, psikologi dan hukum

Volume 17(2), 131-137










































Frigiditas dan Permasalahan Psikologiknya

Sawitri Supardi Sadarjien
Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran

Abstract. Women`s sexual dysIunction known as Irigidity is very diverse in intensity and
complaining quality, inIluenced by various causes. Among these causes are psychosocial
development in the past and aIIects oI normative cultural orders concerning sexual problems.
In this review, husband-wiIe relation, sexual inIormation, limited knowledge oI women about
erotic zones, love problems and conIlicts in love and psychogenetic eradication are also
discussed.
Keywords: Irigidity, psychosexual development, erotic zones, culture, psychotherapy

Abstrak. DisIungsi seksual pada wanita atau Irigiditas memilik ivariasi dalam tingkat
intenstias dan lkualitas keluhan sebagai akibat dari pengaruh aneka penyebab antara lain
pengaruh Iaktor perkembangan psikoseksual masa lalu dna pengaruh tatanan normatiI budaya
asal yang menyangkut permasalahan seksual. Dalam telaah ini dibahas pula iklim relasi
antarsuami istri, inIormasi seluk beluk seksualitas, keterbatasan pengetahuan wanita tentang
area erotis, problem-problem dan konIlik dalam cinta kasih dan usaha penanggulangan
Iaktor-Iaktor psikogenik.
Kata kunci: Irigiditas, perkembangan psikoseksual, area erotik, budaya, psikoterapi

Volume 17(2), 138-149









































Kecemasan Pasien Rawat Inap Ditinjau dari Persepsi
Tentang Layanan Keperawatan di Rumah Sakit

Arida Nuralita dan M. Noor Rochman Hadjam
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada

Abstract. The purpose oI this study is to explore the correlation between perception oI nurse
care and in-patient anxiety in hospitals. The diIIerences between male and Iemale anxieties
are observed as well. Subjects ( 31) are patients suIIering Iorm tumors and Iractures, aged
between 16-50 years and undergoing surgery as a medical treatment and were located at
Mawar I,II, and III wards oI Dr. Mawardi Hospital in Surakarta. Results show a signiIicant
negative correlation between perception oI nursing care and in-patients anxiety, with a
perception predictor on nursing care against anxiety as big as 14.5 eIIective share. The t-
test shows no signiIicant diIIerence between the sexes.
Keywords: anxiety, hospitalized patients, nursing service

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara persepsi tentang layanan
keperawatan dengan kecemasan pasien rawat inap di rumah sakit. Selain itu penelitian ini
juga bertujuan melihat perbedaan kecemasan antara pasien rawat inap laki-laki dan pasien
rawat inap perempuan. Subjek penelitian ( 31) adalah pasien penderita tumor dan patah
tulang yang berusia antara 16-50 tahun dan mengalami proses pembedahan sebagai tindakan
medis serta berada di bangsal Mawar I, II, dan III RSUD Dr. Mawardi, Surakarta. Hasil
penelitian dengan analisis korelasi momen tangkar Pearson menunjukkan adanya hubungan
negatiI yang bermakna antara persepsi tentang layanan keperawatan dengan kecemasan
pasien rawat inap di rumah sakit, dengan sumbangan eIektiI prediktor persepsi layanan
keperawatan pada kecemasan pasien rawat inap sebesar 14,5. Adapun analisis uji-t
memperlihatkan tidak adanya perbedaan kecemasan yang bermakna antara pasien rawat inap
laki-laki dan perempuan.
Kata kunci: kecemasan, pasien rawat inap, layanan keperawatan

Volume 17(2), 150-160

































Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DM-TI): Aspek Psikologik
Penderita dan Keluarga

Lestari B. Soeharjono, Askandar Tjokroprawiro, dna Subagyo Adi
Pusat Diabetes dan Nutrisi RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR

Abstract. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) is a chronic disease, causing many
psychlogical problems to patients themselves and their Iamilies as well, which in turn
inIluence the blood glucose levels, a condition not yet well understood. Interviews have been
done towards 10 IDDM patients in Surabaya, concerning compliance to their diets, insulin
injection, blood glucose control, relation with their Iamilies and society around them,
emotional reactions, and non-medical drug use. Results show among others that 80 oI the
didn`t understand their diet well and Iaced many diIIiculties in implementing it; 60 oI
parents are worried about their condition leading to overprotection, and 50 oI them still
using non-medical/traditional drugs. A multidisciplinary approach involving and
endocrinologist, a pediatrican, a psychologist, a psychiatrist, a nurse, a dieticien, a social
worker, a teacher, and parents in a team is discussed.
Keywords: IDDM, insulin, psychological aspects oI IDDM, traditional drugs

Abstrak. DM-TI merupakan suatu penyakit menahun yang banyak menimbulkan masalah
psikologis baik terhadap penderita sendiri maupun keluarganya, Reaksi psikologis penderita
DM-TI dan keluarganya banyak mempengaruhi kadar gula darah penderita, sekalipun hal
tersebut belum dipahami dengan baik. Telah dilakukan wawancara terhadap sepuluh
penderita DM-TI yang berhasil ditemui di rumahnya di kota Surabaya dan bersedia
diwawancarai, meliputi masalah diet, suntikan insulin, pengendalian gula darah, hubungan
dengan keluarga dan masyarakat, reaksi emosi, serta penggunaan obat-obatan non-medis.
Hasilnya menunjukkan bahwa 80 dari mereka belum memahami benar masalah dietnya dan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya; 60 tidak melakukan pengontrolan gula darah
dengan teratur; 60 keluarganya mengkhawatirkan keadaan penderita dan melindunginya
secara berlebihan; 50 masih menggunakan obat-obatan non-medis/tradisional. Dibahas
kemungkinan penanganan DM-TI secara multidisipliner dengan melibatkan endokrinolog,
pediater, psikolog, psikiater, perawat, ahli gizi, petugas sosial, guru, dan orang tua penderita
dalam satu tim terpadu.
Kata kunci: DM-TI, insulin, aspek psikologis DM-TI, obat tradisional

Volume 17(2), 161-169





























LAPORAN SINGKAT
Faktor-Faktor Penyebab Remaja Putri Terjun Sebagai Pekerja Seks
Komersial Terselubung 'Dakocan di Bali

Ni Made Wirati, Sahat Saragih, dan Andik Matulessy
Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya

Abstract. Economic Iactors, limited education and skill are some oI the Iactors drawing
adolescents into prostitution. This research highlighted disguised prostitution at Padangbulia
village, Sukasada county, Regency oI Buleleng, Bali. Data were collected through in-depth
interview to respondents ( 10), participatory observation and relevant Iormal secondary
data. Underlying Iactors oI the phenomena leading the so called DAKOCAN (Dagang Kopi
Cantik, meaning selling bautiIul coIIee) are disclosed and discussed, including exploring
their hopes.
Keywords: disguised prostitution, DAKOCAN, adolescent`s prostitution

Abstrak. Faktor ekonomi serta keterbatasan tingkat pendidikan dan keterampilan yang
dimiliki adalah dua dari beberapa Iaktor yan menyebabkan remaja terjun sebagai pelacur.
Penelitian ini mengangkat suatu kasus pelacuran terselubung di Bali, tepatnya di desa
Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara secara mendalam kepada 10 responden, pengamatan yang
bersiIat partisipasi dan data sekunder yang berupa data-data resmi yang relevan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam Iaktor-Iaktor yang melatarbelakangi remaja
putri terjun sebagai pelacur terselubung 'DAKOCAN serta harapan-harapannya.
Kata kunci: pelacuran terselubung, 'DAKOCAN, pelacur remaja

Volume 17(2), 170-178



































Pengaruh Musik Terhadap Kecemasan Penderita Katarak
Menjelang Operasi

Anindya Dwita dan Johanna Natalia
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Wisnujono Soewono
RSUD Dr. Soetomo, Surabaya

Abstract. Anxiety as one oI human emotional responses is stimulated by various causes, one
oI which is when someone has to undergo an operation as the only treatment Ior his/her
disease. Allowing pre-operative patients to listen music is one oI certain ways to lower the
anxiety level (Stoudenmire, 1975). According to Davis and Thaut (1989) the most Iavorable
kind oI music chosen by the patient him/herselI, will likely to lower his/her anxiety level.
This study examines senile cataract patients ( 50), aged 50 years., Iirst-time operation, not
suIIering Irom another disease. Subjects were divided into an experimental and a control
group. A non-parametric U-Mann-Whitney-Wilcoxon Rank Sum Statistical Analysis was
used to analyse the quantitative data, which are non-signiIicant Ior the whole physiological
data (p 0.05). Qualitative data analysis (behavioral observation) shows a decline in anxiety
and enhanced tranquility on the experimental group, which are not Iound on the control
group, hence relatively maintaining a high anxiety state. These results suggest that only overt
behavior is somewhat inIluenced by music while physiologically it`s not. These Iacts were
supported by subjective statements oI the experimental group who Ieel more comIortable
aIter listening the music.
Keywords: music therapy, cataract operation, anxiety

Abstrak. Kecemasan sebagai salah satu respon emosional manusia dapat timbul oleh
berbagai sebab, salah satunya ketika seseorang harus menjalani operasi sebagai satu-satunya
tindakan penyembuhan. Salah satu cara menurunkan kecemasan, khususnya kecemasan
menjelang operasi adalah dengan memperdengarkan musik kepada penderita (Stoudenmire,
1975). Jenis musik yang dapat menurunkan kecemasan menurut Davis dan Thaut (1989)
adalah musik yang dipilih sendiri oleh pendengarnya. Penelitian ini melibatkan 50 penderita
katarak mata senilis, usia minimal 50 tahun, pertama kalinya menjalani operasi, tidak
menderita penyakit lain. Subjek penelitian terbagi menjadi kelompok eksperimen dan
kelompok kendali. Analisis statistika non-parametrik & Mann-Whitney Wicoxon Rank Sum
Test digunakan untuk menganalisis data kualitatiI. Hasil yang diperoleh untuk seluruh data
Iisiologis tidak signiIikan (p 0.05), yaitu tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, dan
denyut nadi. Analisis data kualitatiI (amatan perilaku) menunjukkan adanya penurunan
kecemasan dan peningkatan keadaan tenang pada kelompok eksperimen, sedangkan pada
kelompok kendali tidak terlalu tampak adanya perubahan tersebut, sehingga relatiI masih
tinggi. Melalui penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa secara Iisiologis tidak ada pengaruh
musik terhadap kecemasan, namun amatan perubahan tingkah laku memperlihatkan adanya
pengaruh musik terhadap kecemasan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan sejumlah subjek
kelompok eksperimen yang merasa lebih nyaman setelah mendengarkan musik.
Kata kunci: terapi musik, operasi katarak, kecemasan

Volume 17(2), 179-195















206

Editorial

207

EIektivitas Terapi KognitiI dan Stimulasi Humor untuk Penurunan Gangguan Depresi Penderita
Pasca-Stroke
Hartanti

227

Counselling in Turkey
Sencer Buut

234

Praktik Ritual Religio-Magis dan Religio-Seksual di Gunung Kemukus
yoman aya Sufana

243


257





270



285


297
































































Pengaruh Pelatihan motiona Literacy Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja
Jaentina . Suyanti, Setiasih, dan A. Mangunhardfana

Laporan Singkat: Kematangan Kepribadian Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Dari
PerspektiI Kebutuhan Aktualisasi Diri (Sebuah Studi Kasus Pada Aktivitas Gerakan
Mahasiswa Front Perjuangan Pemuda Indonesia)
Patricia Mutiara Siswandi

Pengaruh Faktor Kebisingan dan Penerangan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan dan Kualitas
Hasil Kerja Operator Poles
Benny Lianto dan Robertus Kurniawan

Anak Berbakat Dengan Kualitas Belajar
vy Tfahfono

Abstrak Jurnal
Hari K. Lasmono










































































































































































EIektivitas Terapi KognitiI dan Stimulasi Humor untuk Penurunan
Gangguan Depresi Penderita Pasca-Stroke EIektivitas Terapi KognitiI
dan Stimulasi Humor untuk Penurunan Gangguan Depresi Penderita
Pasca-Stroke

Hartanti
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. Depressed stroke and post-stroke patients need psychological support to reduce
depression symptoms. This research was conducted to examine the eIIectiveness oI
cognitive therapy and humor stimulation in reducing depression symptoms among these
patients. Subjects ( 36), aged 36-55 years were male stroke and post-stroke patients,
married, having children. Their Beck Depression Inventory was above normal (~9). Subjects
were suIIering Irom leIt hemispheric deIects in less than 1 years, and in the Iirst and second
handicapped stages. Subjects were divided into Iour groups. Each were treated with diIIerent
therapies, namely: (a) a simultaneous cognitive therapy and humor stimulation, (b) only
cognitive therapy, (c) only humor stimulation, and (d) control group. Treatments were
provided once a week during six weeks. Results reveal that cognitive thereapy alone or in
combination with humor stimulation can lessen depression and that cognitive therapy
without humor stimulation can lessen depression more signiIicantly. On the other hand,
humor stimulation alone is not eIIective in lessening depression while the eIIectiveness oI
cognitive therapy either alone or with humor stimulation can last Ior two months oI post-
treatment. The quality oI the subject and the therapist`s relationship also aIIects the quality
oI the therapy. These results and the ineIIectiveness oI humor stimulation alone to reduce
depression are discussed.
Keywords: depressive symptoms oI post-stroke patients, cognitive therapy, humor
stimulation

Abstrak. Penderita stroke dan pasca-stroke membutuhkan pertolongan psikologis untuk
mengurangi depresi. Penelitian ini menguji eIektivitas terapi kognitiI dan stimulasi humor
untuk penurunan gangguan depresi penderita demikian. Subjek penelitian ( 36) adalah
para penderita stroke dan pasca-stroke, laki-laki berusia 36-55 tahun, berpendidikan minimal
SMA dengan taraI kecerdasan normal, menikah dan memiliki anak. Para subjek merupakan
penderita gangguan ini kurang dari satu tahun, dengan skor BDI di atas normal (~ 9),
mengalami gangguan hemisIer serebri sebelah kiri, dengan derajat kecacatan 1 dan 2. Para
subjek dibagi dalam empat kelompok yang masing-masing mendapat perlakuan berbeda: (a)
terapi kognitiI dikombinasi dengan stimulasi humor, (b) terapi kognitiI saja, (c) stimulasi
humor saja, dan (d) sebagai kelompok kontrol. Perlakuan diberikan satu kali dalam
seminggu, selama enam minggu berturut-turut. Hasil-hasil menunjukkan bahwa terapi
kognitiI yang diberikan secara sendiri maupun bersama-sama dengan stimulasi humor dapat
menurunkan tingkat depresi daripada bila diberikan bersama-sama stimulasi humor. Namun
sebaliknya stimulasi humor sendiri tidak eIektiI untuk penurunan tingkat depresi dan
eIektivitas terapi kognitiI yang diberikan sendiri maupun yang diberikan bersama-sama
dengan stimulasi humor dapat bertahan setelah satu dan dua bulan pasca-perlakuan. Kualitas
hubungan subjek dengan terapis mempengaruhi kualitas terapi. Didiskusikan hasil-hasil dan
ketakeIektivan stimulasi humor untuk menurunkan depresi pasca-stroke.
Kata kunci: depresi penderita pasca-stroke, terapi kognitiI, stimulasi humor

Volume 17(3), 207-226













Counselling in Turkey

Sencer Bulut
Faculty oI Education, Cukurova University in Adana, Turkey

Abstract. This study looks at the development oI Guidance & Counseling training in
Turkey. It centres on the series oI phases that Turkey has gone through to develop their
current undergraduate and graduate courses. Despite the eIIorts to evolve since 50s, even
today the Turkish system can be seen as a corrective process, a process dealing with
discipline and ultimately only has worth in the Special Education Field. Once such course is
highlighted, that oI Cukurova University, and we see that despite a clear desire to cover as
much ground as possible, much oI the content oI the course is surplus to requirements. This
is primarily seen as a result oI the course wanting to prepare students who could move into a
variety oI roles within the industry and the health service. There are also concerns that the
theory and practice are not integrated suIIiciently. The introduction oI guidance and
counselling into Turkish schools has also suIIered Irom misconceived perceptions by the
mainstream teachers, and ill-prepared counsellors have not been able to IulIil their potential
and have thus Iailed to gain status in the education system. A series oI reccomendations are
subsequently made centring on the need Ior a clear deIinition amongst universities as to
what should be in such programmes; the need Ior standardisation and monitoring Irom
central bodies both oI courses and the subsequent delivery oI services in schools; and also
the need to ground the aIIective education dimension in the standart curriculum.
Keywords: counselling, guidance, Turkey, special education, program oI study in guidance
and counseling

Abstrak. Studi ini melihat perkembangan pelatihan Bimbingan dan Konseling di Turki yang
berpusat pada rangkaian Iase yang telah dilewati Turki untuk mengembangkan program-
program sarjana dan pascasarjananya. Walau upaya-upaya sudah disusun sejak 1950-an,
hinga kinipun sistem Turki daoat dilihat sebagai proses perbaikan, proses yang menyangkut
disiplin dan terutama hanya bermanIaat dalam bidang pendidikan khusus. Satu di antara
kursus demikian, yaitu dari Universitas Cukurova, kita perhatikan dan kita lihat bahwa
sekalipun ada keinginan jelas untuk meliput sebanyak mungkin landasan, sebagian besar isis
kursus melebihi kebutuhan. Ini terutama dianggap sebagai hasil kursus yang ingin
menyajikan siswa-siswa yang dapat memerankan berbagai tugas dalam industri dan layanan
kesehatan. Ada kekhawatiran bahwa teori dan praktik tidak juga mengalami penderitaan
sebagai akibat persepsi-persepsi yang salah dipahami para guru 'mainstream, dan konselor-
konselor yang tidak siap dan tak mampu memenuhi potensinya dan karenanya gagal
memperoleh status dalam sistem pendidikan. Serangkaian rekomendasi telah dibuat dan
berpusat pada kebutuhan deIinisi yang jelas di antara universitas-universitas apa yang
seharusnya ada dalam program-program tersebut; kebutuhan standardisasi dan pemantauan
dari badan-badan pusat, baik dari kursus-kursus dan layanan berturut-turut di sekolah-
sekolah, dan juga kebutuhan memasukkan dimensi pendidikan aIektiI ke dalam kurikulum.
Kata kunci: konseling, bimbingan, Turki, pendidikan khusus, program studi bimbingan
konseling

Volume 17(3), 227-233




















Praktik Ritual Religio-Magis dan Religio-Seksual
di Gunung Kemukus

Nyoman Naya Sujana
FISIP, Universitas Airlangga

Abstract. Though the development oI Iormal religions is still going on, and monotheistic
concepts have been introduced, nonetheless animistic-based practices still exist. Spirits are
still assumed to be playing roles in improving human liIe. Even now devotional visits and
rituals in Iront oI graves becomes more Irequent. A rather big religio-magic ritual is
conducted in Iront oI Mbah Jugo and Jono graves at Mount (Mt) Kawi, Western Malang. A
more complex practice is the religio-magic Iollowed by religio-sexual practices which are
executed at Mt. Kemukus, where the late His Excellency Prince Samudro rests in peace.
Rituals contain 'a thousand hopes and are Iormulated to obtain 'blessings. AIter obtaining
religio-magical and religio-sexual contentment, the pilgrims are convinced to be able to
overcome their various problems in liIe, including liIe crisis. It seems that some people still
depend on irrational emotional liIe, lacking the ability to think rationally. ThereIore, religio-
sexual practices are not deemed as a deviation, due to belieI that such acts are blessed bythe
worshipped Holy Spirit. Actually sexual relationship between man and women though not
husband and wiIe, are regarded as sacred and divine.
Keywords: religio-magical practice, religio-sexual practice, animism

Abstrak. Kendatipun agama-agama Iormal telah berkembang, dan paham monoteisme
dicoba untuk ditegakkan, namun praktik bernuansa animistik tetap berjalan. Roh-roh
dianggap ada di alam ini, dan berperan memperbaiki nasib hidup manusia, bahkan kini
praktik ziarah dan ritual di depan makam kembali semarak. Ritual religio-magis yang
tergolong besar ialah di depan makam Mbah Jugo dan Jono di Gunung Kawi, Malang Barat.
Yang lebih kompleks ialah praktik religio-magis dan dilanjutkan dengan religio-seksual
seperti yang terjadi di gunung Kemukus,tempat Makam Heyang Pangeran Samudro. Ritual-
ritual sejenis itu adalah ritual dengan tujuan 'seribu harapan, dan dikemas dengan
pernyataan menari barokah. Dengan kepuasan religio-magis dan seksual, penziarah
mencoba mengatasi berbagai masalah kehidupan, termasuk krisis-krisis yang dihadapi.
Ternyata sebagian warga masyarakat masih mengandalkan kehidupan irasional dan
emosional, serta mereka kurang mampu mempergunakan kekuatan rasional. Karena itulah
praktik religio-seksual bukanlah perilaku yang dianggap menyimpang, karena para
penziarah percaya praktik itu memperoleh restu dari Roh Gaib yang dimulyakan. Akhirnya
hubungan seksual antar pria-perempuan penziarah bukan suami istri dianggap sakral dan
gaib.
Kata kunci: praktik religio magis dan seksual, animisme

Volume 17(3), 234-242























Pengaruh Pelatihan motiona Literacy Terhadap
Kecerdasan Emosional Remaja

Valentina E. Suyanti, Setiasih, dan A. Mangunhardjana
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. Nowadays many eIIorts are aimed to enhance a person`s emotional ability or
emotional intelligence, one oI which is the emotional literacy spearheaded by Steiner (1997),
which covers three basic emotional abilities, namely the ability to understand oneselI, the
ability to listen to others (empathy), and the ability to express one`s emotion productively.
Through Steiner`s method, this research is keen to Iind out the eIIect oI emotional literacy
on the emotional intelligence oI youth especiaally Javanese youth studying at St. Thomas
Aquino`s Catholic High School, Tulungagung. This quasi-experiment use a non-randomized
control group pretest-posttest design consisting an experiment ( 50) and a control group
( 48). The emotional intelligence was measured with a Likert scale questionnaire; the
data was analysed with a t-test. Results show an alteration oI the subject`s emotional
intelligence score, either the experimental, or the control group, beIore and aIter the
emotional literacy training sessions. The diIIerence in the experimental group which is
bigger than in the control group (through statistically not signiIicant) is discussed.
Keywords: emotional intelligence, emotional literacy emotional development, Javanese
culture

Abstrak. Banyak upaya kini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan emosional atau
kecerdasan emosionla sesoerang. Salah satu di antaranya adalah pelatihan emotiona iteracy
yang dipelopori oleh Steiner (1997), yang pada dasarnya bertujuan untuk membangun
kekuatan personal dengan tiga kemampuan dasar emosional, yaitu kemampuan mengerti diri
sendiri, kemampuan mendengarkan orang lain (berempati) dan kemampuan
mengekspresikan emosi secara produktiI. Dengan metode Steiner tersebut, penelitian ini
ingin melihat sejauh mana pengaruh pelatihan emotiona iteracy terhadap kecerdasan
emosional remaja, khususnya remaja Jawa yang ada di SMUK ' St. Thomas Aquino
Tulungagung. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan pola nonrandomi:ed
contro group pretest-posttest design, dengan kelompok eksperimen ( 50) dan kelompok
kontrol ( 48). Pengukuran kecerdasan emosional menggunakan angket dengan Skala
Likert, sedangkan analisis datanya menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perubahan nilai kecerdasan emosional subjek, baik pada kelompok eksperiomen
maupun pada kelompok kontrol, sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan emotiona
iteracy. Dibahas pula, meskipun secara statistik perbedaan tersebut tidak signiIikan, namun
tampak bahwa perubahan pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada perubahan yang
ada pada kelompok kontrol.
Kata kunci: kecerdasan emosional, emotiona iteracy perkembangan emosi, kebudayaan
Jawa

Volume 17(3), 243-256





















LAPORAN SINGKAT
Kematangan Kepribadian Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Dari
PerspektiI Kebutuhan Aktualisasi Diri
(Sebuah Studi Kasus Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Front
Perjuangan Pemuda Indonesia)

Patricia Mutiara Siswandi
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. The student movement developed rapidly when the reIormation issue was rolling,
culminating at May 1998. Accordingly various indications and comments emerged Irom
public prominents concerning the student movements, which are also consistently recorded
Irom various personal encounters with researchers. Indications implying immature
expressions which collectively overwhelm the activists oI student movement. This research
was spesiIically designed to elaborate and expose empirical prooIs on how the psychological
dynamics oI the student movement activists in their struggle to achieve personality
maturation, and internal mechanism to select personal actualization media are obtained.
Subjects are 10 students involved in Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI). Data were
collected through psychological tests such as EPPS, SSCT, and MCI, as well as individual
anamnesis.
Keywords: student movement, activist, peronality maturation

Abstrak. Gerakan mahasiswa berkembang pesat pada saat bergulirnya isu reIormasi. Titik
kulminasi gerakan mahasiswa terjadi pada bulan Mei 1998. Seiring dengan itu, bermunculan
pula berbagai sinyalemen dan komentar dari para tokoh tentang gerakan mahasiswa, yang
secara konsisten juga terekam dari berbagai perjumpaan personal dengan peneliti.
Sinyalemen yang menyiratkan adanya ekspresi ketidakmatangan yang secara kolektiI
melanda aktivis gerakan mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini dirancang untuk
mengelaborasi dan memaparkan bukti-bukti empiris tentang bagaimana dinamika psikologis
para aktivis gerakan mahasiswa dalam pergulatannya mencapai kematangan kepribadian,
serta mekanisme-mekanisme internal untuk memilih media aktualisasi diri. Subjek
penelitian inisebanyak sepuluh orang yang terlibat dalam Front Perjuangan Pemuda
Indonesia (FPPI). Data diperoleh melalui tes psikologi, yaitu EPPS, SSCT, dan MCI, serta
anamnesis secara individual.
Kata kunci: gerakan mahasiswa, aktivis, kematangan kepribadian

Volume 17(3), 257-269
























Pengaruh Faktor Kebisingan dan Penerangan Lingkungan Kerja
Terhadap Kelelahan dan Kualitas Hasil Kerja Operator Poles

Benny Lianto dan Robertus Kurniawan
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Surabaya

Abstract. Quality oI work improvement is important and strategic phase Ior a company to
achieve it goals: growth and survival. One Iactor supporting these goals is a comIortable
work environment. This research aims to know the eIIect oI noise ad lighting on work
quality and work Iatigue. A 3x3 Iactorial design (2 Iactors and 3 levels) and 3 Iactors with
2x3 combination level was used to conduct this experiment. Results reveal a very signiIicant
eIIect oI noise and lighting Iactors on work quality and work Iatigue as well.
Keywords: noise, lighting, work quality, work Iatigue

Abstrak. Peningkatan kualitas kerja merupakan langkah penting dan strategis bagi suatu
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuannya: berkembang dan bertahan hidup. Salah satu
Iaktor yang mendukung upaya tersebut adalah lingkungan kerja yang nyaman. Penelitian ini
bertujuan untuk memngetahui pengaruh Iaktor kebisingan dan penerangan terhadap kualitas
hasil kerja dan kelelahan kerja. Penelitian eksperimental ini menggunbakan desain Iaktorial
3x3 (2 Iaktor dengan 3 aras) dan 3 Iaktir dengan kombinasi aras 3x3x2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh Iaktor kebisingan dan penerangan terhadap kualitas hasil
kerja. Selain itu Iaktor kebisingan dan operator memberi pengaruh signiIikan terhadap
kelelahan kerja,
Kata kunci: kebisingan, penerangan, kualitas hasil kerja, kelelahan kerja

Volume 17(3), 270-284






































Anak Berbakat Dengan Kesulitan Belajar

Evy Tjahjono
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract. The giIted, learning-disabled children possess exceptional abilities in any area,
high creativity and high task-commitment but they experiencing problems in their learning
process inhibiting high achievement in their study. Discrepancy between dispersive
intelligence produce strong ability in higher-order thinking tasks and much weaker in tasks
involving lower-order thinking tasks. The giIted, learning-disabled child experiencing
Irustration Iollowed by negative selI-concept. Provision should Iocus on increasing their
selI-esteem by providing a chance to develop their giItedness and increasing their learning
skills in any area oI their learning disability using adaptive techniques.
Keywords: giIted, learning-disabled, giItedness, learning disability, paradoxial learner,
integrative intelligence, dispersive intelligence, adaptive technique

Abstrak. Anak berbakat dengan kesulitan belajar memiliki kemampuan yang luar biasa
pada bidang tertentu, kreativitas tinggi, dan pengikatan diri terhadap tugas yang tinggi,
namun mengalami kesulitan dalam proses belajarnya yang menghambat mereka mencapai
prestasi yang tinggi dalam studinya. Kesenjangan antara kecerdasan dispersiI dan
kecerdasan integratiI menimbulkan kemampuan yang kuat dalam menghadapi tugas-tugas
berpikir tingkat tinggi dan lebih lemah dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut
keterampilan berpikir tingkat rendah. Anak berbakat dengan kesulitan belajar mengalami
Irustrasi disertai dengan konsep diri yang negatiI. Penanganan hendaknya lebih ditekankan
pada upaya meningkatkan harga diri dengan cara memberikan kesempatan untuk
mengembangkan keberbakatan anak disertai dengan peningkatan keterampilan belajar anak
yang terkait dengan kesulitan belajarnya dengan teknik-teknik adaptiI.
Kata kunci: anak berbakat dengan kesulitan belajar, keberbakatan, kesulitan belajar, pelajar
paradoks, kecerdasan integratiI, kecerdasan dispersiI, teknik adaptiI

Volume 17(3), 285-296





































310

Editorial

311

The Cognitive model and interventions Ior SpesiIic Reading Disorder
Agnes Maria Sumargi

318

Perawatan PaliatiI Sebagai Upaya Nyata Dalam Program Penanggualangan Kanker di Indonesia
Boediwarsono

332

Hubungan Antara Peran Jenis Kelamin, Fear of Success, dan Kesuku-bangsaan Dengan Komitmen
Dosen Perempuan Terhadap Organisasi
Rayini Dahesihsari

346



368



385




394


416
Pengaruh Inteligensi dan Motivasi Terhadap Semangat Penyempurnaan Dalam Membentuk Perilaku
ProduktiI EIisien
Fendy Suhariadi

Perbedaan ProIil Ciri-SiIat Kepribadian Antara Penderita Epilepsi Tipe Grand-Ma Dengan
Bukan Penderita Epilepsi
Deny Irawati dan M. oor Rochman Hadfam

Program Keterampilan Hidup (Life Skis Program) untuk Meningkatkan Kematangan Vokasional
Siswa
Tekad Wahyono

Abstrak Jurnal
Hari K. Lasmono

Ungkapan Terima Kasih
Indeks Penulis Anima Volume 17
























The Cognitive Model and Interventions Ior SpesiIic Reading Disorder

Agnes Maria Sumargi
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya

Abstract. Cognitive models have been used recently to explain the nature and cause oI
spesiIic reading disorder or dyslexia. Compared to other models, cognitive models provide
convincing suggestions about eIIicient Iocused interventions. However, even a good
cognitive model does not take into account the variability and complexity oI the cause oI
dyslexia. There is no such comprehensive model in the practical world. Thus, a practitioner
needs to adopt an eclectic approach. This means selecting a model that matches the child`s
needs the best.
Keywords: cognitive models, spesiIic reading disorder, dyslexia, eIIicient Iocused
interventions

Abstrak. Pemaparan secara kognitiI atau model kognitiI banyak digunakan akhir-akhir ini
untuk menjelaskan penyebab terjadinya kesulitan khusus dalam membaca atau istilah
populernya disleksia. Dibandingkan dengan model-model yang lain, model kognitiI memiliki
keunggulan karena memberikan arah dan saran yang meyakinkan tentang penanganan
disleksia. Namun, model kognitiI yang terbaik sekalipun tidak mampu menjelaskan smeua
variabilitas dan kompleksitas dari penyebab disleksia. Untuk kepentingan praktis, tidak ada
model yang komprehensiI. Karena itu, seorang praktisi sebaiknya menggunakan pendekatan
eklekstis, yang artinya tidak terpancang pada satu model, melainkan memilih model yang
paling sesuai dengan kasus anak ynag dihadapi.
Kata kunci: model kognitiI, kesulitan khusus dalam membaca, penanganan terIokus yang
eIisien

Volume 17(4), 311-317



































Perawatan PaliatiI Sebagai Upaya Utama-Nyata Dalam Program
Penanggulangan Kanker di Indonesia

Boediwarsono
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga

Abstract. Palliative treatment is an active eIIort to lighten the cancer patients`s suIIerings,
especially those which are incurable. Palliative treatment is a holistic approach concerning
the bio-psycho-socio-spiritual aspects. Cancer treatment in Indonesia consists oI preventive,
early detection, curative, and palliative treatments. High costs are needed to implement the
Iirst programme, and on the other hand not all stages oI cancer could still be treated. Above
all most cancer patients came in already advanced stages. It is thereIore hopeIully accepted
that palliative treatment coukd be Iorced to be a priority in treating cancer in Indonesia.
Keywords: palliative treatment, main priority

Abstrak. Perawatan paliatiI adalah upaya aktiI untuk meringankan beban penderita kanker
terutama yang tak bisa disembuhkan. Peran paliatiI merupakan perawatan total menyangkut
sisi bio-psiko-sosio-spiritual. Penanggulangan kanker di Indonesia meliputi kegiatan
preventiI,m deteksi dini, kuratiI, dan perawatan paliatiI. Untuk kegiatan yang pertama,
diperlukan biaya yang tidak sedikit, selain itu tidak terhadap semua kanker bisa dilakukan
tindakan tersebut, ditambah lagi sebagian besar penderita kita dalam kondisi yang kurang
mampu dan datang dalam keadaan yang telah lanjut. Oleh karenanya tidak berlebihan apabila
perawatan paliatiI merupakan prioritas utama untuk menanggulangi kanker di Indonesia.
Kata kunci: perawatan paliatiI, prioritas utama

Volume 17(4), 318-331







































Hubungan Antara Peran Jenis Kelamin, Fear of Success dan
Kesukubangsaan Dengan komitmen Dosen Perempuan Terhadap
Organisasi

Rayini Dahesihsari
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta

Ali Nina Liche Seniati
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Abstract. Several research Iindings show that cultural context aIIects antecedent, correlation,
and consequences oI organizational commitment (e.g. Lahiry, 1994; Lincoln & Kalleberg,
1991; Randall, 1995). In collective cultures that emphasize strong social ties and obligation,
and in culture where loyalty is considered a moral good, normative commitment is assumed
to be a better predictor than aIIective commitment (Meyer & Allen, 1997). ThereIore, it is
assumed that among diIIerent ethnic groups in Indonesia, they have possible unique patterns
in developing organizational commitment. Another basic assumption oI this study is that
gender role and Iear oI success as personal characteristics come out as signiIicant predictors
Ior organizational commitment. The relationship oI ethnicity, gender role, and Iear oI success
on organizational commitment oI women`s lecturer in Iive provinces in Indonesia was
inverstigated in this study. The study was carried out in several universities in Jakarta,
Bandung, Jogjakarta, Madiun, and Medan. Allen and Meyer`s (1990) organizational
commitment scale, Iear oI success scale, and masculinity-Ieminity scale were employed in
this study. Multiple regression analyses were perIormed using SPSS. Fear oI success has
been Iound to be related negatively to organizational commitment, particularly to eIIective
commitment and normative commitment, rather than gender roke and ethnicity. Furthermore,
gender role orientation as well as Iear oI success was identiIied to be similar across ethnic
groups, while normative commitment was diIIerent.
Keywords: cross-cultural psychology, organizational commitment, gender role, ethnicity, Iear
oI success

Abstrak. Beberapa kali hasil penelitian terdahulu menunjukkan peran dari Iaktor budaya
yang mempengaruhi penyebab dan dampak dari komitmen organisasi, berikut Iaktor-Iaktor
organisasional lainnya ynag terkait (Lahiry, 1994; Lincoln & Kalleberg, 1991; Randall,
1995). Dalam budaya yang kental dengan warna kolektivitas yang menekankan pada kikatan
sosial yang kuat, dan adanya nilai budaya yang memandang loyalitas sebagai suatu standar
moral yang baik, komitmen normatiI diasumsikan merupakan prediktor yang lebih baik
dibandingkan dengan komitmen aIektiI (Meyer & Allen, 1997). Oleh karenanya diasumsikan
bahwa di antara suku bangsa yang berbeda di Indonesia, terdapat kemungkinan
berkembangnya pola-pola yang khas pula dalam mengembangkan komitmen organisasi.
Asumsi mendasar lain dalam penelitian ini adalah bahwa kerakteristik personal, yaitu peran
jenis kelamin dan fear of success, merupakan prediktor yang signiIikan pula bagi komitmen
organisasi. Hubungan antara suku-bangsa, peran jenis kelamin dan fear of success dengan
komitmen organisasi pada dosen perempuan di lima propinsi di Indonesia telah diselidiki
dalam penelitian ini. Sampelnya adalah dosen perempuan di beberapa universitas di Jakarta,
Bandung, Jogjakarta, Madiun, dan Medan. Skala komitmen organisasi dari Allen dan Meyer
(1990), skala fear of success, dan skala maskulin-Ieminin digunakan dalam penelitian ini
yang hasilnya diolah dengan analisis statistik dengan teknik regresi berganda, dengan
program SPSS. Fear of success ditemukan memiliki hubungan negatiI yang bermakna
dengan komitmen organisasi, khususnya dengan komitmen aIektiI dan komitmen normatiI.
Lebih kanjut, orientasi peran jenis kelamin danfear of success ditemukan relatiI seragam
antar-suku bangsa yang berbeda, sedangkan perbedaan suku-bangsa hanya ditemukan pada
derajat komitmen normatiI.
Kata kunci: psikologi lintas budaya, komitmen organisasi, peran jenis kelamin, fear of
success

Volume 17(4), 332-345




Peran Inteligensia dan Motivasi Terhadap Semangat Penyempurnaan
Dalam Membentuk Perilaku ProduktiI EIisien

Fendy Suhariadi
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga


Abstract. Increase oI productivity should not be Iixed to production index number only, but
most important is how to create a productive work behavior, one oI which is eIIicient
behavior. An eIIicient behavior is built through the interaction oI individual variables. This
explanatory survey is keen to test the eIIicietn behavior Iormation process through various
individual variables. Data were obtained through PT Texmaco Jaya (Karawang, Pemalang,
and Malang) workers, randomly assigned ( 320). A Iield observation was conducted to
determine the productive-behavior dimension, Iollowed by completing a questionnaire using
a Likert scale to measure all the variables involved, except intelligence, which was measured
with CFIT. A Multiple regression analysis was used to analyse the data. Results show that
eIIicient behavior is detected in individuals who are satisIied with being involved in the
organisation, and even more so when he/she got Ieedback. The eIIects oI social motivation on
satisIaction in involvement as a member oI the organisation and its implications on eIIicient
and productive behavior are discussed.
Keywords: productive behavior, eIIicient behavior, intelligence

Abstrak. Peningkatan produktivitas kerja tidak semata-mata terpaku pada besaran angka
indeks produktivitas saja, namun yang terpenting adalah bagaimana terciptanya perilaku
kerja yag produktiI. Salah satu bentuk perilaku produktiI itu adalah perilaku eIisien. Perilaku
eIisien dibentuk melalui interaksi serangkaian variabel individu. Penelitian eksplanatori ini
hendak menguji proses terbentuknya perilaku eIisien melalui serangkaian variabel individu.
Data diperoleh dari sampling acak karyawan PT Texmaco Jaya (Karawang, Pemalang, dan
Malang). Dari populasi yang berjumlah 6994 orang diambil sample acak sejumlah 320
orang., Untuk menentukan dimensi perilaku prosuktiI dilakukan observasi lapangan dan pada
akhirnya dibuat kuesioner berskala Likert untuk mengukur seluruh variabel kecuali
inteligensi yang diukur dengan CFIT. Analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perilaku ini muncul pada individu yang mengalami kepuasan
atas keterlibatannya di dalam organisasi, lebih-lebih bila diberikan feedback. Didiskusikan
pengaruh motivasi sosial terhadap kepuasan atas keterlibatan sebagai anggota organisasi dan
implikasinya pada perilaku produktiI eIisien.
Kata kunci: perilaku produktiI, perilaku eIisien, inteligensi

Volume 17(4), 346-367
























Perbedaan ProIil Ciri-SiIat Kepribadian Antara Penderita Epilepsi
Tipe Grand-Ma Dengan Bukan Penderita Epilepsi

Derny Irawati dan M. Noor Rochman Hadjam
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada


Abstract. This study aims to explore whether a diIIerence exists between personality
characteristics proIiles grand-mal type epileptic patients and those oI non-patients.
Personality characteristics are measured with Characteristics Analysis Questionnaire, and
adaptation Irom the Clinical Analysis Questionnaire, composed according to the 16
Personality Factors oI Cattell. Subjects are 17 grand-mal type epileptic patients, registered at
the neurological polyclinic, Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, aged between 18-30 years,
minimal education: highschool Ireshmen, and not physically handicapped. Controls are same
sex siblings. Data were analysed with non-parametric statistics (U-Mann Whitney). Results
show no diIIerence between characteristic proIile oI the two groups, because only B & C
Iactors (12.5) support the hypothesis, while the A & L Iactors, though diIIerent, do not
support hypothesis and the rest oI the charactersitics show no diIIerence.
Keywords: grand-mal type epilepsy, personality Iactor proIile

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan antara proIil
karakteristik kepribadian pada penderita epilepsi tipe grand-ma dengan proIil karakteristik
pada individu yang bukan penderita epilepsi. Karakteristik kepribadian diukur dengan
Angket Analisis Karakteristik yang merupakan adaptasi dari Cinica Anaysis Questionnaire
yang disusun berdasarkan teori 16 Faktor Kepribadian yang dikemukakan Catell. Subjek
penelitian ( 17) adalah pasien epilepsi tipe grand-ma yang terdaItar di poliklinik saraI
RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, yang berusia 18-30 tahun, berpendidikan minimal kelas 1
SMU, dan tidak cacat Iisik. Subjek kontrol adalah saudara sekandung berjenis kelamin sama
dengan pasien. Data dianalisis dengan statistik non-parametrik dengan teknik U Mann-
Whitney. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan antara proIil karakteristik
penderita epilepsi tipe grand-ma dengan bukan penderita epilepsi, karena dari keenambelas
karakteristik, hanya karakteristik B dan C (12,5) yang mendukung hipotesis; karakteristik
A dan L berbeda tetapi tidak mendukung hipotesis, sedangkan karakteristik selebihnya tidak
menunjukkan perbedaan.
Kata kunci: epilepsi tipe grand-ma, proIil karakteristik kepribadian

Volume 17(4), 368-384




























Program Keterampilan Hidup (Life Skis Program) untuk
Meningkatkan Kematangan Vokasional Siswa

Tekad Wahyono
Fakultas Psikologi, Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta


Abstract. The number oI unemployment in Indonesia is increasing annually, especially
among those who are graduated Irom senior high schools. Such condition encourages the
government, especially the Department oI National Education, to apply the LiIe Skills
Program. There are still controversies concerning the application oI the program. Some
suggest the application should be in Sekolah Menengah Kejuruan (Vocational High School),
others to include it in community colleges, and still others have the opinion that it should be
incorporated in the conventional educational curriculum. The LiIe Skills Program is a
program which is designed to improve the skills oI student in any sector oI liIe, not only the
work skills, but also the daily liIe skills and the skills to interact with other people in a
commuinty. The aim oI this article is to understand the application oI LiIe Skills Program in
order to improve vocational maturity oI students.
Keywords: liIe skills program, vocational maturity, student, community college

Abstrak. Jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat, terutama tamatan
SMU/SMK. Kondisi tersebut mendorong pemerintah, khususnya Depdiknas untuk
menerapkan Program Keterampilan Hidup (PKH-Life Skis Program). Terdapat perbedaan
pandangan tentang penerapan program tersebut; ada yang mengusulkan dalam bentuk SMK
empat tahun, community coege atau keduanya tidak perlu, tetapi cukup dimasukkan dalam
kurikulum pendidikan di sekolah. PKH adalah program yang didesain untuk meningkatkan
keterampilan siswa dala mberbagai area kehidupan, tidak hanya keterampilan kerja, tetapi
juga keterampilan hidup sehari-hari dan keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain
di masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memahami penerapan PKH untuk
meningkatkan kematangan vokasional siswa.
Kata kunci: program keterampilan hidup, kematangan vokasional, siswa, community coege

Volume 17(4), 385-393

You might also like