You are on page 1of 7

15.04.

2007 12:47:16 159068x dibaca


PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Oleh M. Sobry Sutikno

Pembelajaran eIektiI, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan. - M. Sobry Sutikno -


Motivasi berpangkal dari kata motiI yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Bahkan motiI dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.
Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
"Ieeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni
motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya Ieeling, dan
dirangsang karena adanya tujuan.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan
demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi
guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang
demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin
tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada
disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang
merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah
membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan
mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan
maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa
belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa
mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya
pujian yang bersiIat membangun.

5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

*Penulis adalah Direktur EksekutiI YNTP Ior research and Development Kabupaten Sumbawa
Barat NTB (Tode Dasan, Desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh, KSB)

hLLp//bruderflcorld/h129/perangurudalammembangklLkanmoLlvaslbela[arslswahLml

KARAKTERISTIK USIA ANAK SD
KARAKTERISTIK ANAK USIA SD




TUGAS SEMESTER 1
PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK


Disusun Oleh :

Nama : Wahyu Setiyo aji
NIM : P 1708740
Semester : 1 ( Satu)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
KAMPUS VI KEBUMEN
2008
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk para calon guru sebaiknya sebelum memasuki dunia pendidikan harus sudah memahami
karakteristik calon anak didik nya. Hal ini di lakukan agar tidak terjadi ketidak siapan calon
pendidik mengahadapi peserta didiknya. Juga untuk mengetahui penerapan sistem pengajaran
yang tepat untuk calon peserta didik, Apabila calon pendidik belum memahami karakteristiknya
akan mengganggu proses pembelajaranya karena calon pendidik tidak mengetahui karakteristik
calon peserta didiknya.

B. Batasan Masalah

Dari penjabaran latar belakang di atas tentang pemahaman karakteristik anak usia SD yang
masih begitu luas penulis membatasi permasalahan hanya sampai dengan karakteristik
karakteristik peserta didik

C. Rumusan Masalah

Dalam penyajian makalah ini penulis akan merumuskan permasalahan yang akan kita bahas
sebagai berikut :
1. Karakteristik karakteristik apa saja yang terkandung dalam perkembangan anak usia SD ?

D. Metode Penulisan

Metode penyajian penyajian materi dalam makalah ini menggunakan studi pustaka dari beberapa
sumber yang penulis anggap masih relevan dengan pembahasan materi tentang Karakteristik
anak usia SD



BAB 11
KARAKTERISTIK ANAK USIA SD

A. Macam - macam Karakteristik anak

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih
mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar.Sebagai guru harus dapat
menerapkan metode pengajaran siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan
peserta didik. Adapun ajaran yang sesuai dengan keadaan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik dibahas sebagai berikut :

Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permai lebih untuk kelas rendah. Guru SD
seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan; model pengajaran yang serius tapi santai.
Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti
pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan keterampilan (SBK)

Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
dirasakan anak sebagai siksaan.

Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari
pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportiI), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.

Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan
sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitiI, anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-
konsep baru dengan konsep-konsep lama Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-
konsep tentang angka, ruang, waktu, Iungsi-Iungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan
sebagainya. Bagi anak SD penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika
anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan
demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah
mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persisi dari
mana saat angim itu bertiup

Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat juga bertolak
dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentiIikasi dari tugas-tugas
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut
menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugas berikutnya

Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan Iisik diantaranya adalah belajar
berjalan, belajar melempar mengangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin
yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari
kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung belajar tanggung jawab sebagai
warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian
individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai IilsaIat
dalam kehidupan

Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu :

1. kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya
2. kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan
Iisik, dan
3. kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan
komunikasi dengan orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas
perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
perkembangan anak itu sendiri

















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Penjabaran permasalahan yang penulis telah bahas dapat di ambil keimpulan bahwa calon
peserta didik harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik karakteristik calon peserta didik
nya agar dalam pelaksanaan pengajaran tidak mengalami kesulitan kesulitan karena belum
menguasai karakteristik calon peserta didiknya. Selain itu pentingnya mempelajari karakteristik
anak juga bermanIaat untuk menentukan tujuan pendidikan di SD serta menentukan waktu yang
tepat untuk memberikan pendidikan sesuai dengan perkemangan calon peserta didik. Memberi
nasihat kepada calon peserta didiknya agar supaya tetap bersemangat dalam belajar karena
apabila sudah mengusai betul karakteristik anak maka calon pendidik akan lebih merasa senang
terhadap pekerjaanya karena sudah memahami perilaku karakteristik calon peserta didiknya.
Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan
tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong
seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang
mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel Siti
Sumarni (2005), motivasi secara haraIiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat
tercapai.
Motlvuxl Belujur Anuk
!engertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang
relatiI menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
(Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya,
belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai.

You might also like