You are on page 1of 12

Nurul Layyin Hariroh Harisa Nida Khofia Pramita Purbandari Titah Nindya Putri Singgih Anggun Saputra

G1F009002 G1F009011 G1F009014 G1F009058 G1F009063

Wallace (1993) melakukan uji klinis acak membandingkan seftriakson (3 g, parenteral, 1 kali sehari selama 7 hari) dengan siprof loksasin (500 mg, diberikan oral dua kali sehari selama 7 hari) untuk terapi demam tifoid dengan kultur darah positif. Hasilnya, kegagalan klinis ditemukan pada 6 pasien (27%) kelompok seftriakson, sedangkan pada kelompok siprof loksasin tidak ditemukan (p=0,01). Terapi untuk keenam pasien tersebut diganti dengan siprof loksasin dan pasien menjadi afebris serta gejala menghilang dalam 48 jam. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa siprof loksasin merupakan pilihan terapi yang bermanfaat pada daerah dimana strain multi resisten mungkin ditemukan.

Demam Tifoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (bakteri gram negatif ), yang ditemukan di dalam tinja dan air kemih penderita. Penyebaran bakteri ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah berkemih.

Merupakan antibiotik golongan florokuinolon. Golongan Fluorokuinolon adalah antibiotik yang sangat aktif, memiliki spektrum luas dan banyak digunakan baik pada manusia maupun hewan. Siprofloksasin memiliki spektrum lebih luas terhadap bakteri gram negatif daripada kuinolon generasi pertama, namun aktivitasnya terhadap gram positif lebih lemah. -

Merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Seftriakson umumnya aktif terhadap gram positif serta gram negatif. Seftriakson digunakan terutama untuk pengobatan infeksi pada saluran seni,saluran nafas,saluran empedu,infeksi pada abdominal, kulit, tulang,sendi,jaringan lunak serta untuk pencegahan infeksi sebelum dan sesudah operasi.

Siprofloksasin

Seftriakson

Modifikasi di posisi R1 dengan adanya gugus isopropil

pada siprofloksasin dapat meningkatkan aktivitasnya Pemasukan gugus fluorin (F) pada C-6 dalam quinolon (siprofloksasin) menyebabkan aktivitasnya menjadi lebih poten terhadap bakteri Gram-negatif Adanya cincin piperazin pada C-7 akan meningkatkan aktivitas antibakteri terhadap Gram-negatif

Perubahan

struktur tersebut secara dramatis meningkatkan daya antibakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya dari saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat

Siprofloksasin lebih poten terhadap Salmonella typhi

dibandingkan dengan seftriakson karena siprofloksasin merupakan golongan quinolon yang telah dimodifikasi pada posisi R1 (gugus isopropil), C6 (gugus fluorin), dan C-7 (cincin piperazin).

You might also like