You are on page 1of 3

Nama : Natasya Claudia NIM : 100600037 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

_______________________________________________________________________ _

Nilai Estetika Gigi Manusia


Gigi merupakan salah satu bagian tubuh kita yang memiliki berbagai macam fungsi, antara lain membantu pencernaan makanan, membantu berbicara dan mempunyai fungsi estetika. Deretan gigi yang putih bersih yang terlihat pada saat pemiliknya tersenyum akan menambah nilai estetika pemiliknya. Nilai estetika gigi sering dikaitkan dengan pemasangan kawat gigi/braket. Perawatan kawat gigi sendiri dapat segera dilakukan setelah pasien telah memiliki gigi tetap (mulai 7 tahun ke atas). Perawatan kawat gigi umumnya selesai dalam 6 bulan sampai dengan 2 tahun, tergantung dari kompleksitas dan jenis masalah. Gigi yang akan dikawat, akan ditempeli braket pada permukaannya. Proses ini belangsung hanya beberapa saat per-gigi. Setelah braket terpasang, maka akan di pasang kawat. Kawat inilah yang akan menggerakkan gigi ke arah yang diharapkan. Untuk itu pemeriksaan sesuai dengan jadwal akan mempercepat perawatan kawat gigi. Kontrol periodik akan dilakukan setiap 3 pekan, untuk memastikan ketepatan pergerakan gigi pasien kearah yang diharapkan dan mempersingkat waktu perawatan kawat gigi. Setelah perawatan selesai dan kawat gigi dilepas, maka pasien akan disarankan untuk memakai retainer oleh dokter. Jika pasien tidak menggunakan retainer, seperti yang disarankan oleh dokter, ada kemungkinan gigi akan kembali ke posisi awalnya (relapse). Gigi pasien paska perawatan kawat gigi akan dicetak dan dibuatkan model untuk retainer. Fungsi dari retainer adalah untuk menguatkan tulang gigi paska perawatan kawat agar tidak kembali ke posisi awalnya. Retainer dapat dilepaskan saat pasien makan. Namun sayangnya, sampai sekarang perawatan dengan pemakaian braket ini masih relatif mahal, sehingga hanya dapat dijangkau oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Kalau gigi kita tidak beraturan tapi braket masih terlalu mahal untuk kita, maka jalan satu-satunya adalah melakukan perawatan kebersihan gigi dengan ekstra. Sebenarnya, keinginan untuk mendapat gigi yang indah, sehat, dan tertata rapi tidak terlalu sulit dan mahal. Cukup dengan menggosok gigi secara teratur dan benar setiap hari. Dimulai dengan memilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras agar tidak melukai gusi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan besarnya rongga mulut kita. Sikatlah gigi dengan gerakan memutar, karena selain membersihkan, gerakan ini juga tidak akan merusak gusi. Ketika menyikat gigi, sikat juga bagian atas lidah dengan sikat gigi. Pastikan mencapai bagian belakang. Jika kebiasaan itu dilakukan sejak anak-anak, mungkin tidak terlalu sulit rasanya untuk mendapat gigi yang indah.

Persoalannya, jangankan anak-anak, orang dewasa saja belum tentu bisa menggosok gigi secara benar dan teratur. Makanya, kebiasaan menggosok gigi secara teratur dan benar harus sudah ditanamkan sejak anak-anak. Jika orangtua berhasil membuat anak rajin sikat gigi, kelak anak akan berterima kasih kepada orangtuanya yang telah mau bersusah payah mengajarinya menggosok gigi Menurut psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Fabiola P. Setiawan M., Psi, menerapkan kebiasaan menyikat gigi pada anak harus dengan cara yang inspiratif dan menyenangkan. Pasalnya, menggosok gigi bagi anakanak kerap dianggap sebagai sesuatu yang menjenuhkan. Selain itu, sikap anak yang cenderung membangkang dan tidak menuruti kemauan orangtuanya. Jika menghadapi kondisi seperti ini, orangtua tidak perlu berlaku kasar atau cenderung memaksa, orangtua harus bisa menyadarkan anak bahwa menggosok gigi secara teratur itu adalah kegiatan yang menyenangkan. Pernyataan Fabiola ini sejalan dengan riset yang dilakukan Pepsodent pada Agustus 2009 di 4 kota besar di Indonesia. Dari 378 ibu yang ikut riset, 63 persen menyatakan, kebiasaan menggosok gigi telah diajarkan kepada anak dan mereka membantu membiasakan anak untuk menyikat gigi sendiri. Namun, 58 persen lainnya mengaku harus bertengkar ketika saat menyuruh anak menyikat gigi, dan 10 persen sampai membuat stres sang ibu. Kemudian, 46 persen mengatakan mereka masih membutuhkan bimbingan (tips dan trik) agar mereka dapat mengajarkan anak-anak menyikat gigi, serta 37 persen membutuhkan cara-cara yang kreatif agar anak mau menyikat gigi. Fabiola menjelaskan, dalam membiasakan sebuah kebiasaan yang baik, orangtua harus menjadi panutan bagi anak-anaknya. Jika ingin anaknya sikat gigi dua kali sehari, orangtuanya juga harus menyikat gigi sehari dua kali. Dan harus terlihat bahwa kegiatan tersebut nikmat dan menyenangkan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab ibu saja, tapi juga harus mengajak suami untuk berpartispasi mengajak si kecil menggosok gigi. Menurut Fabiola jika memiliki anak lebih dari satu, jika si sulung sudah bisa menjalankan kebiasaan ini, biasanya adiknya akan mengikuti kebiasaan yang dilakukan kakaknya. Dan jangan pernah sepelekan merawat gigi susu pada anak-anak. Gigi susu adalah gigi yang berjumlah 20 buah yang biasanya mulai tumbuh dari bayi umur tujuh bulan sampai dengan tiga tahun. Gigi susu tersebut akan tanggal satu per satu, biasanya dimulai pada saat anak berumur sekitar 6 sampai 8 tahun. Gigi susu akan mempengaruhi gigi tetapnya.. "Gigi yang sehat, tidak hanya menyehatkan dan rapi tapi bisa juga mempengaruhi masa depan anak. Kalau giginya berlubang, nanti si anak tidak bisa menjadi pilot atau AKABRI, kata drg, Atu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, Professional Relationship Manager Pepsodent PT Unilever Indonesia, Tbk. Namun sayangnya, dari hasil penelitian, 89 persen anak Indonesia dibawah usia 12 tahun menderita penyakit gusi dan mulut. Di Jakarta juga tak jauh berbeda, 90 persen

mengalami masalah gigi berlubang dan 80 persen penyakit gusi. Menurut drg. Armasastra Bahar, Phd, sejak tumbuh gigi pada bayi, gigi sudah harus dibersihkan. Pada awalnya belum menggunakan sikat gigi tapi dengan kasa yang steril. Semakin bertambah umur, orangtua membiasakan menggosok gigi. Kalau sejak bayi sudah terbiasa giginya dibersihkan setelah minum susu, ketika diajarkan menggosok gigi akan lebih mudah karena rasanya akan tidak enak jika giginya tidak dibersihkan. Selain itu, dengan menyikat gigi, kita bisa menggunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di celah-celah gigi paling sedikit dua kali dalam sehari, terutama sehabis makan. Bila kita dalam situasi sangat terburu-buru dan tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan hal di atas, bau mulut dapat dihilangkan secara sementara dengan penggunaan obat kumur, makan jeruk, apel, atau seledri. Bersihkan karang gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan periksakan secara teratur satu tahun sekali untuk kontrol gigi (dental check-up). Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula, kopi dan alkohol, makanan berbumbu dan makanan berbau (seperti petai atau jengkol), serta minum banyak air putih akan membantu merawat gigi. Selain untuk perawatan rutin, kita harus segera mengunjungi dokter gigi jika keadaan mengalami salah satu atau lebih dari kondisi berikut: 1. Bila mengalami bau mulut tidak sedap tanpa penyebab yang jelas selama satu minggu, walaupun sudah menyikat gigi, lidah, gusi dan melakukan pembersihan dengan benang gigi. 2. Bila mengalami bau mulut disertai sakit gigi; mungkin ada gigi yang berlubang atau abses. 3. Bila gusi berdarah, karena ini bisa merupakan tanda-tanda penyakit gusi. 4. Bila ada bau mulut disertai demam atau batuk dan lendir, ini dapat merupakan gejala abses paru. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk kita ke dokter spesialis. Nah, jika kita merawatnya dengan benar, gigi akan bertahan lama, mulut sehat dan napas pun segar. Selain itu, gigi yang rapi, bersih dan sehat memberikan kesan estetika yang tinggi dan menambah percaya diri kita.

You might also like