You are on page 1of 3

3 Alasan Kenapa Yahudi Lebih Maju dari Islam (No SARA) - Bikin

Lagi

Attention: Dibaca dulu sampe abis ya gan , dipikir dalam2, baru kasih comment!!!!




Tahukah anda, kenapa bangsa yahudi saat ini terlihat sangat maju digdaya, ditakuti,
dihormati dan semua orang seakan-akan terpaksa harus taat, tunduk dan patuh?
Beberapa fakta berikut ini akan menjelaskan kenyataan yang sulit dibantah, tentang
apa beda yahudi Israel dengan umat Islam, khususnya dewasa ini.

Ini adalah sunnatullah. Meskipun kebatilan, asal dimanage dan dikelola secara
profesional, memang bisa kuat dan menang. Sebaliknya, meski kita berada di barisan
kebenaran, tapi kalau mengelolanya asal-asalan, hanya mengandalkan doa demo, lalu
doa sambil mengutuk, terus doa sambil demo lagi, tanpa mau berbenah dan berkarya
nyata, secara sunnatullah, wajar kalau kalah, jatuh, bahkan nyungsep.

Tulisan ini tentu bukan untuk melecehkan umat Islam, apalagi menghina. Justru tulisan
ini ingin mengingatkan bahwa ternyata kita masih perlu banyak berbenah diri, saya,
anda, kita semua, siapa saja yang merasa muslim, sebelum nantinya pertolongan Allah
datang. Kalau keadaan kita masih seperti ini terus, kira-kira apakah kita sudah berhak
untuk mendapatkan pertolongan Allah? Itu pesannya.

AKTA I :

Israel berpenduduk yahudi 5 juta jiwa, tapi punya saudara yahudi di Amerika 5 juta dan
di berbagai belahan dunia lain sekitar 5 jutaan lagi. Total 15 juta doang. Tapi meski
cuma 15 juta, ternyata yahudi di dunia yang sebenarnya sering saling silang antara
sesama kelompok, tapi kalau sudah bicara tentang cia-cita bersama membangun negeri
Israel Raya, mereka sangat akur, kompak, dan tidak segan-segan menggelontorkan
bermilyar dolar dari kocek mereka sendiri.

Umat Islam? Ooh, umat Islam yang di Palestina memang cuma 3 jutaan doang. Tapi
sebenarnya saudara-2nya di luar Palestina cukup banyak. Di Indonesia saja tidak
kurang berjumlah 200 juta. Kalau di dunia mencapai 1,5 milyar. Tapi sayangnya, 1,5
milyar di dunia itu hidup miskin, bodoh, terbelakang, negeri mereka masing-masing
juga dijajah baik secara resmi atau tidak resmi. Kekayaan alam mereka dikeruk oleh
ratusan perusahaan multinational milik yahudi dan mereka hanya bisa pasrah.

AKTA II

ahudi sudah mencita-citakan berdirinya Israel Raya sejak berabad-abad yang lalu.
Dan bukan cuma omdo, demo, atau melongo, tapi mereka bekerja siang malam bahu
membahu dengan tekun, susah payah dan susah tidur pula.

Tiap bayi yang lahir dari rahim ibu-ibu yahudi sudah dipasangi cita-cita besar di alam
bawah sadar mereka untuk membangun Israel Raya. Cita-cita tiap anak yahudi sekilas
sama saja dengan anak-anak muslim, seperti dokter, insinyur, pilot dan sejenisnya.
Tapi ada perbedaan mendasar.yaitu bukan sekedar dokter, tapi dokter yahudi yang
bekerja keras dan profesional untuk kepentingan yahudi. Hari ini i-dus.com bertemakan
tentang"Tahukah Anda Kenapa ahudi Terlihat Sangat Digdaya, Ditakuti Dan
Dihormati?.Jadi insinyur yang profesional dan bekerja keras untuk kepentingan yahudi.
Juga jadi pilot yang mahir, profesional, rajin dan pintar demi kepentingan yahudi.

Kelihatan sepele, tapi keduanya sangat beda. Anak-anak muslim kita sekedar bercita-
cita jadi dokter, insinyur, pilot saja, tanpa embel-embel demi kepentingan tegaknya
agama Islam sebagai umat terbaik. Paling-paling cuma biar jadi orang kaya, tidak
lebih.

Anak-anak yang lahir dari rahin ibu-ibu yahudi dipastikan oleh kedua orang tuanya
untuk bisa berbicara cas-cis-cus bahasa yahudi, bahasa Ibrani. Karena bahasa itu
adalah syiar agama mereka. Dengan bahasa Ibrani itulah cita-cita bangsa yahudi selalu
membara di dada jutaan anak-anak yahudi di seluruh dunia. Dalam bahasa Ibrani itulah
semua yahudi disatukan. Dan bendera bintang David itu pun berkibar di tengah-tengah
negeri muslim merdeka.

Sebaliknya, umat Islam di negeri Arab ramai-ramai mempopulerkan bahasa para
penjajah, termasuk bahasa amiyah (pasar) yang sangat merusak originalitas bahasa
Al-Quran dan Hadits. Sedangkan anak-anak muslim di negeri bukan Arab, sama sekali
tidak mendapatkan hak mereka untuk mengenal bahasa Nabi mereka.

Sekolah Dasar terpaksa pakai duit yang mereka dirikan pun tidak pernah
memberi porsi cukup agar anak-anak yang lahir dari rahim ibu-ibu muslim bisa
berbahasa Arab, lisan dan tulisan. Pantas saja 1,5 milyar umat Islam di dunia itu tidak
pernah merasa sehati, karena lidah mereka pun sudah berbeda. Orang tua mereka
tidak pernah merasa berdosa ketika anak-anak mereka tumbuh dengan buta bahasa
Arab. Dianggapnya bahasa Arab itu cukup buat ustadz doang kali. Maka syiar agama
Islam dikubur sendiri oleh para aktifisnya sendiri. Terbukti para aktifis itu tidak pernah
gundah kalau anak-anak mereka tidak bisa bahasa Arab.

AKTA III

15 juta orang yahudi di dunia adalah orang yang sangat fanatik dan mengerti
syariah yang mereka miliki. Di hotel atau penerbangan international, rasanya
kita lebih sering mendengar istilah KOSHER ketimbang makanan halal versi umat
Islam. Padahal dalam beberapa hal, kosher itu lebih rumit dari makanan halal.
Contohnya adalah kelinci, unggas liar, ikan yang tidak bersirip atau bersisik, kerang
dan lainnya yang halal dalam Islam, tapi dalam syariat ahudi tetap haram.

Syariat yahudi tidak membolehkan makan daging bersama susu kecuali waktu
makannya terpisah. Selain itu potongan-potongan daging tertentu, meskipun dari
hewan yang halal, juga dianggap tidak kosher. Padahal dalam Islam hukumnya halal.
Hebatnya, jutaan yahudi bisa mentaati untuk tidak makan kecuali kosher saja.

Bagaimana dengan umat Islam?

Hmm, kadang kita harus malu. Mengingat begitu banyak umat Islam yang memakan
makanan yang jelas-jelas haram, tapi santai-santai saja. Sama sekali tidak ada rasa
bersalah dalam diri mereka saat menenggak makanan haram. Syariat Islam dan yahudi
sama-sama mengharamkan riba untuk umatnya. Bedanya, yahudi boleh makan riba
dari umat lain, seperti umat Islam. Tapi sesama yahudi mereka pantang untuk
memakan riba. Bagaimana dengan umat Islam? Meski Bank Syariah sudah ada sejak
tahun 90-an, tapi hari ini, 20 tahun kemudian, ternyata umat Islam masih lengket
dengan bank riba. (A-HA)

Gimana pendapat agan2?

You might also like