You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya
manusia dengan kelahiran 5.000.000/tahun untuk dapat mengangkat derajat
kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan
ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata
uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan
pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan ekonomi
dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga berencana sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) yang berorientasi
pada cat warga / zero population growth (pertumbuhan seimbang).
Metode pil KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional
serta peminatnya makin bertambah tinggi minat pemakai pil KB. Oleh karena
aman, sederhana, eIektiI, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai
pada pasca persalinan (Manuaba, 1998 : 437)

1.2 %::an
1.2.1 %::an :2:2
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan KB pil
1.2.2 %::an kh:8:8
1. Melakukan pengkajian data
2. Melakukan interprestasi data
3. Menegakkan diagnosa potensial
4. MengidentiIikasi kebutuhan segera
5. Membuat rencana asuhan
6. Melaksanakan rencana asuhan
7. Mengevaluasi asuhan pada klien

1.3 Pelak8anaan
!elaksanaan praktek lapangan dilakukan di B!S Irsyadatus S Surabaya

1.4 $8te2atka pen:l8an
1. Halaman judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. DaItar isi
5. BAB I : !NDAHULUAN
1.Latar belakang
2.Tujuan
3.!elaksanaan
4.Sistematika penulisan
6. BAB II : Landasan teori
7. BAB III : Tinjauan kasus
8. BAB IV : !enutup
DaItar !ustaka
BAB II
%IN1AUAN %EORI

2.1 Pengertan pl
2.1.1 !il kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta
!il kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor
diseluruh dunia. Kenaikan jumlah akseptor terlihat terutama dalam 20
tahun terakhir ini.
2.1.2 Macam-macam pil
a. !il kombinasi
b. !il sekuantial
c. Mini pil

2.2 Pl ko2bna8
2.2.1 !roIil
- IektiI dan reversibel
- Harus diminum setiap hari
- !ada bulan pertama eIek samping berupa mual-mual dan perdarahan
bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang
- Iek samping sangat jarang terjadi
- Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, baik yang
sudah mempunyai anak maupun belum
- Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin tidak hamil
- Tidak dianjurkan pada perempuan yang menyusui
- Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
2.2.2 Jenis
- MonoIasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet menggunakan
hormon aktiI estrogen/progesteron (/!) dalam dosis
yang sama dengan tujuan tablet tanpa hormon aktiI


- BiIasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung
hormon aktiI estrogen/progesteron (/!) dengan 2 dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktiI
- TriIasik : pil yang tersedia dalam 21 tablet mengandung hormon aktiI
estrogen/progesteron (/!) dengan 3 dosis yang berbeda
dengan 7 tablet tanpa hormon aktiI
2.2.3 Cara kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. !ergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
2.2.4 ManIaat
- Memiliki eIektiIitas yang tinggi (hampir menyerupai eIektivitas
tubektomi) bila digunakan setiap hari 1 kehamilan/1000
- Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemi) tidak terjadi haid
- Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakan untuk mencegah kehamilan
- Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
- Mudah dihentikan setiap saat
- Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
- Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
- Membantu mencegah : - kehamilan ektopik
- kanker ovarium
- kanker endometrium
- kista ovarium
- penyakit radang panggul
- kanker jinak pada payudara
- dismenorea / acne
2.2.5 Keterbatasan
- Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari
- Mual, terutama pada 3 bulan pertama pemakaian
- !erdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
pemakaian
- !using, nyeri payudara
- Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan
berat badan justru memiliki dampak positiI
- Berhenti haid jarang pada pil kombinasi
- Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui
- !ada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan
hubungan seksual berkurang
- Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga
resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
sedikit meningkat. !ada perempuan usia ~ 35 tahun dan merokok
perlu hati-hati.
2.2.6 Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Gemuk atau kurus
4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan eIektiIitas tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah melahirkan 6 bulan dan tidak memberikan ASI eksklusiI,
sedangkan semua cara kontrasepsi yang dilanjutkan tidak cocok
bagi ibu tersebut
7. !asca keguguran
8. Anemia karena haid berlebihan
9. Nyeri haid hebat
10.Siklus haid tidak teratur
11.Riwayat kehamilan ektopik
12.Kelainan payudara jinak
13.Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata
dan saraI
14.!enyakit thyroid, penyakit radang panggul, endometritis atau tumor
ovarium jinak
15.Menderita TBC
16.Varises vena
2.2.7 Kontra indikasi
1. Kontra indikasi absolut
a. Trombopehalebitis atau kelainan trombo emboli lain
b.Kelainan serebro-vaskuler
c. !enyakit jantung sistemik
d.Karsinoma payudara
e. Neoplasma yang tergantung pada estrogen
I. Kehamilan
g.Tumor hepar
2.2.8 Iek samping
Iek sampingan dapat dibagi 2 golongan yakni eIek samping ringan
dan eIek samping berat
a. Iek samping ringan
- pertambahan berat badan
- perdarahan diluar haid
- mual, depresi
- anoreksia, melasma canaldiastis
- amenorhe pasca pil
- retensi cairan
b. Iek samping berat
- trombo emboli


2.2.9 Cara penggunaan
1. Sebaiknya pil diminum tiap hari, lebih baik pada saat yang sama
setiap hari
2. !il pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus
haid
3. Sangat dianjurkan penggunaan pada hari pertama haid
4. !ada paket 28 pil dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai
dengan hari yang ada pada paket
5. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil yang lain 21 pil. Bila paket
28 pil harus habis sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang
baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya menunggu waktu 1 minggu
baru. Kemudian mulai minum pil dari paket yang baru
6. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil yang lain
7. Bisa terjadi muntah besar atau diare lebih dari 24 jam, maka bila
keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan pil dapat
diteruskan
8. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih cara
penggunaan pil mengikuti cara penggunaan pil lupa
9. Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21 hari) segera minum pil setelah
ingat boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu
menggunakan metode kontrasepsi yang lain
10.Bila lupa 2 pil atau lebih (1-21), sebaiknya minum pil setiap hari
sampai sesuai jadwal yang ditetapkan
2.2.10 Waktu mulai menggunakan pil
- Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
- Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
- Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari
ke 14 / tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah
menghabiskan paket pil tersebut
- Setelah melahirkan : - setelah 6 bulan pemberian ASI
- setelah 3 bulan tidak menyusui
- pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7
hari)

2.3 Pl 8ek:en8al
!il sekuensial dewasa ini agaknya kurang populer selama 14-15 hari
pertama hanya diberikan estrogen, selanjutnya kombinasi estrogen dan
progesteron sampai siklus haid selesai.
Khasiat pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Dosis estrogen pada
pil sekuensial lebih tinggi dari dosis estrogen pada pil kombinasi. Cara
pemakaiannya sama dengan pil kombinasi eIek samping dan kontra indikasi
kurang lebih sama dengan pil kombinasi. Beberapa keputusan menganjurkan
pil sekuensial pada keadaan hipoetriogenik, haid tidak teratur, haid sering
terlambat dan jerawat.

2.4 Pl 2n
2.4.1 !il mini adalah pil yang hanya mengandung progesteron saja tanpa
estrogen
Karena pil mini sering menyebabkan perdarahan ireguler, maka
perdarahan abnormal pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
merupakan salah satu kontra indikasi utama untuk pemakaian pil mini
terutama untuk wanita yang usia lebih tua
2.4.2 Iek samping
- Terjadinya perdarahan tidak teratur, karena tanpa estrogen, sehingga
progesteron sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur
- Terjadi spoting
2.4.3 Jenis pil
- Kemasan dengan isi 35 pil : 300mg levenorgestrel atau 35 mg
netrotindron
- Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desogrestel
2.4.4 Cara penggunaan
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama
2. Minum pil yang pertama pada hari pertama haid
3. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil
minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila
klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya
4. Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah
pil, tersebut begitu klien ingat
5. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa
tersebut segera klien ingat dan menggunakan metode pelindung
sampai akhir bulan

2.5 Kon8ep A8:han Keb/anan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di berikan oleh bidan kepada
individu, pasien, atau klien yang pelaksanaannya di lakukan dengan cara :
Bertahap dan sistemik
Melalui suatu proses yang di sebut manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997
langkah langkah
Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
!ada langkah ini berisi semua inIormasi yang akurat
yang lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Yang berdiri dari semua sumber yang
berkaitan dengan data obyektiI. Data subyektiI adalah
yang mengganbarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang
termasuk data subyektiI antara lain biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan, dan niIas, psikologi, keluhan klien.
Data obyektiI adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan Iisik klien, hasil
laboraturium, dan tes diagnostik lain di rumuskan dalam
data Iokus. Data obyektiI terdiri dari pemeriksaan Iisik
yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda
tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang
(laboratorium catatan baru dan sebelumnya)

Langkah II : Interprestasi data dasar
!ada langkah ini di lakukan identiIikasi terhadap
diagnosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar
atas data data yang telah di kumpulkan

Langkah III : MengidentiIikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
!ada langkah ini kita mengidentiIikasi masalah potensial
atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah
yang sudah di identiIikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan. Bidan
di harapkan dapat waspada dan bersiap siap mendiagnosa
atau masalah potensial ini benar benar terjadi

Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien
Mengantisipasi perlunya tindakan segara oleh bidan atau
dokter dan untuk di konsultasikan atau di tangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.



Langkah V : Menyusun rencana Asuhan Menyuluruh
!ada langkah ini di rencanakan asuhan yang di
tentukan oleh langkah langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah di identiIikasi atau di antisipasi

Langkah IV : !elaksanaan langsung asuhan dengan eIisien dan aman
!ada langkah ini di laksanakan secara eIisien dan
aman. !erencanaan ini bisa di lakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarah pelaksanaannya.

Langkah VII : valuasi
!ada langkah ini di lakukan evaluasi keeIektiIan dari
asuhan yamg sudah di berikan meliputi penemuan kebutuhan
akan bantuan apakah bener benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah di identiIikasi di dalam
diagnosa dan masalah rencana tersebut di anggap eIektiI jika
memang benar dalam pelaksanaannya.

KA%A PENGAN%AR

!uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha sa yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
kasus tentang asuhan kebidanan pada Ny. S di B!S Irsyadatus Surabaya.
!enyusun asuhan kebidanan ini merupakan tugas bersyukur di akademi
STIKS-ABI Surabaya untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka
memenuhi tugas laporan atau lahan praktek dan meningkatkan keterampilan pada
mahasiswa dalam pelaksanaan tindakan kebidanan diharapkan dapat dilaksanakan
dengan baik dan optimal.
Dalam penulisan ini, penulis menghadapi kendala namun berkat bantuan
berbagai pihak kendala tersebut dapat teratasi.
Untuk penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. !roI. dr Bambang Rahino SK selaku Ketua STIKS ABI Surabaya
2. Irsyadatus, Amd.Keb sebagai !embimbing !raktek
3. Lia Hartanti, SST selaku Kajur !rodi D-III Kebidanan dan !embimbing
Akademi STIKS-ABI Surabaya yang banyak memberikan pengarahan
dalam praktek lapangan
4. Semua tenaga kesehatan di B!S Irsyadatus Amd.Keb
5. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Asuhan Kebidanan
!enulis menyadari bahwa penyusunan askeb ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan askeb ini.


Surabaya,
!enulis

You might also like