You are on page 1of 10

Laporan Pendahuluan Praktikum KD VII Pengukuran JVP (Jugular Venous Pressure) Oleh Desti Ermawati Putri, 0906493331 I.

Tujuan Tujuan umum : mahasiswa mampu melakukan demonstrasi pengukuran JVP Tujuan khusus : 1. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian pengukuran JVP 2. Mampu menyebutkan tujuan pengukuran JVP 3. Mampu menyebutkan indikasi dan kontra indikasi pengukuran JVP 4. Mampu menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk prosedur pengukuran JVP 5. Mampu melakukan demonstrasi pengukuran JVP II. Isi II.1Definisi Jugular venous pressure (JVP) Jugular venous pressure (JVP) atau tekanan vena jugularis adalah tekanan sistem vena yang dapat diamati secara tidak langsung. Pengukuran sistem sirkulasi vena sendiri dapat dilakukan dengan metode invasif dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena cava superior). Namun, karena pertimbangan harga dan risiko yang besar, maka dilakukan metode non-invasif dengan menggunakan vena jugularis (externa dexter) sebagai pengganti sphygmomanometer dengan titik nol (zero point) di tengah atrium kanan. Titik ini kira-kira berada pada perpotongan antara garis tegak lurus dari angulus Ludovici ke bidang yang dibentuk kedua linea midaxillaris. Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus. VP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperti gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga setinggi leher; jauh lebih tinggi daripada normal.

Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam atrium kanan.Vena jugular merupakan salah satu vena yang terdapat di area leher. Terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena jugular internal dan vena jugular eksternal Untuk mendeteksi tekanan vena sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena jugular interna dari pada vena jugular eksterna. Namun vena jugular interna terletak lebih dalamdibelakang m. sternokleidomas-toideus sehingga sering tidak tampak dari permukaan kulit. Sedangkan vena jugular eksterna dapat lebih mudah melebar/membesar walaupun hanya dengan sedikit provokasi seperti dengan menahan napas, menengokan leher, dan dengan pemakaian pakaian yang sempit didaerah leher atau diatas area thorak. VP normal adalah <4 cm H2O di atas sendi manubriosternal (angulus sternalis), saat pasien berbaring setengah tidur telentang (30-400), di mana ujung atas kolom vena sistemik berada di bawah atau hannya kelihatan sedikit di atas angulus sternalis. Ujung atas kolom vena akan terlihat lebih mudah jika pasien mengubah posisi lebih horizontal dan ada yang menganjurkan menggunakan refluks hepatojugularis. II.2 Tujuan Pengukuran JVP

Tujuan pengukuran JVP adalah untuk melihat adanya distensi vena jugularis dan memperkirakan tekanan vena sentral (CVP). Distensi vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam atrium kanan.Vena jugularis merupakan salah satu vena yang terdapat di area leher. Di leher terdapat 2 buah vena jugular yaitu vena jugular internal dan vena jugular eksternal. Vena jugular interna terletak lebih dalam dibelakang otot sternokleidomastoideus sehingga sering tidak tampak dari permukaan kulit, padahal tekanan vena sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena jugular interna dari pada vena jugular eksterna. Sedangkan vena jugular eksterna dapat lebih mudah melebar/membesar saat menahan napas, menengokan leher, dan dengan pemakaian pakaian yang sempit didaerah leher atau diatas area thorak. II.3 JVP Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi pada Pengukuran

Indikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sumber lain

Pasien yang menerima operasi jantung sehingga status Pasien yang mendapat obat vasoaktif, nutrisi

sirkulasi sangat penting diketahui parenteral, atau jika vena perifer tidak adekuat Pasien dengan distensi unilateral Pasien dengan trauma mayor Pasien yang sering diambil darah venanya untuk Pasien yang diberi cairan IV secara cepat; menyebutkan bahwa indikasi pengukuran JVP

sampel tes laboratorium

diklasifikasikan berdasarkan jenis masalahnya apakah faktor kardiak atau non-kardiak, berikut adalah klasifikasinya: Karena masalah kardiak: 1) Gagal jantung kanan sekunder,selanjutnya gagal jantung kiri. 2) Gagal jantung kanan 3) Cor pulmunal 4) Stenosis katup trikuspid atau pulmonal 5) Efusi perikardial atau tamponade 6) Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis 7) Lesi pada jantung kanan Masalah non kardiak 1) Obstruksi vena kava superior 2) Peningkatan volume darah 3) Peningkatan intrathorax ssampai dengan tekanan positif ventilasi mekanik,manuver pneumothorax 4) Peningkatan tek.intra abdomen s.d kehamilan,obesitas,ascites Kontraindikasi Pengukuran JVP tidak dilakukan pada pasien dengan : 1. SVC sindrom. valsava,peny. Obstruksi jalan nafas,tension

2. Infeksi pada area insersi. 3. Koagulopati. 4. Insersi kawat pacemaker 5. Disfungsi kontralateral diafragma 6. Pembedahan leher Komplikasi yang Mungkin Terjadi a. Hematoma local b. Sepsis c. Disritmia d. Tamponade perikard e. Bakteriemia f. Emboli udara g. Pneumotoraks II.4Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan pengukuran JVP
a. Mengetahui anatomi dan fisiologi tubuh, khususnya tentang vena

jugularis. Vena yang paling mudah dijangkau adalah vena jugularis interna dan eksterna di leher. Kedua vena mengalir secara bilateral dari kepala dan leher ke dalam vena kava superior. Jugularis interna terletak lebih dalam , sepanjang arteri carotid. Normalnya, pada saat posisi klien berbaring telentang, vena jugularis eksterna terdistensi sehingga mudah terlihat. Sebaliknya saat posisi duduk, vena jugularis eksterna biasanya tenggelam. Tetapi klien dengan penyakit jantung dapat mengalami distensi vena jugularis saat duduk. Vena yang paling mudah dijangkau adalah vena jugularis interna dan eksterna di leher. Kedua vena mengalir secara bilateral dari kepala dan leher ke dalam vena kava superior. Jugularis interna terletak lebih dalam , sepanjang arteri carotid. Normalnya, pada saat posisi klien berbaring telentang, vena jugularis eksterna terdistensi sehingga mudah terlihat. Sebaliknya saat posisi duduk, vena jugularis

eksterna biasanya tenggelam. Tetapi klien dengan penyakit jantung dapat mengalami distensi vena jugularis saat duduk.
b. Mengetahui patofisiologi terkait vena jugularis, misal terkait masalah

jantung (CHF, infark, serosis hati, penyakit ginjal yang terkait dengan overload cairan). c. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan keabnormalan vena jugularis d. Point tertinggi pulsasi vena disebut kepala. Tinggi kepala ini bervariasi pada respirasi: menurun pada inspirasi ketika tekanan negatif (tekanan intra thorax meningkatkan kembalinya aliran vena ke jantung) dan meningkat pada inspirasi saat tekanan positif ( intra thorak impedes aliran vena ke jantung)
e. Rata-rata dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi) mencerminkan

tekanan hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-11 cmH2O


f. Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi

vertikal pembuluh vena (cm) dihubungkan dengan sudut sternum (angle of Louis)
g.

Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertikal yang dihubungkan sudut sternum dapat ditentukan dengan method of triangulation

h. Sudut sternum terletak 5cm diatas atrium kanan pada dewasa (tidak

berubah meskipun pada posisi supine, semi fowler, fowler atau duduk), tekanan hidrostatik di atrium kanan (cm H2O) setara dengan tinggi vertical (cm) kepala vena diatas sudut sterna ditambah 5cm.
i.

Pada kondisi klien yang normal, kepala pulsasi vena jugular biasanya terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikan dengan sudut 45o

j. Dengan kata lain, JVP dengan nilai lebih dari 5cm diatas sudut sternal disebut terjadi peningkatan.

II.5

Aspek keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan

a. Posisi pasien, nyaman atau belum

b. Memastikan leher dan thoraks telah terbuka c. Menghindari hiperekstensi atau fleksi leher d. Mengkaji tingkat kesadaran pasien e. Memasang restrain II.6 Peralatan 2 buah penggaris (skala centimeter) dan alat tulis Senter Bed pasien Bantal sesuai kebutuhan Prosedur Pengukuran JVP

Prosedur 1. Atur klien pada posisi supine dan rileks 2. Tempat tidur bagian kepala ditinggikan: 15 - 30 atau 30 - 45 atau 45 - 90 (pada klien yg mengalami peningkatan tekanan

atrium kanan yang cukup bermakna) 3. Gunakan bantal untuk menopang kepala klien dan hindari fleksi leher yang tajam untuk memastikan bahwa vena tidak teregang atau keriting, pastikan bahwa leher dan toraks atas sudah terbuka 4. Kepala menengok menjauhi arah pemeriksa 5. Lepaskan pekaian yang sempit/menekan leher atau thorak bagian atas. 6. Gunakan lampu senter dari arah miring untuk melihat bayangan (shadows) vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna, jika tidak tampak gunakan vena jugular eksterna.

7. Tentukan titik tertinggi di mana pulsasi vena jugular interna/eksterna dapat dilihat (Meniscus). 8. Pakailah sudut sternum (sendi manubrium) sebagai tempat untuk mengukur tinggi pulsasi vena. Titik ini 4 5 cm di atas pusat dari atrium kanan. 9. Gunakan penggaris. Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), dimana Penggaris ke-2 diletakan mendatar (horizontal), dimana salah satu ujungnya menempel pada sudut sternum. ujung yang satu tepat di titik tertinggi pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainnya ditempelkan pada penggaris ke-1. Angulus ludocivi (patokan jarak dari vena cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm). Bila permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5cm di bawah bidang horizontal yang melalui angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20 Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah 10. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik tertinggi pulsasi vena (meniscus)

11. Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, pada posisi tempet tidur bagian kepala ditinggikan 30 - 45 (Luckman & Sorensen, 1993, p. 1113) 12. Catat hasilnya. Menulis dan Membaca Hasil Misal = 5+2 5: adalah jarak dari atrium ka ke sudut manubrium +2: hasilnyameniscus Hal-hal penting yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan tindakan 1) Kebersihan diri perawat saat melakukan pengukuran 2) Privacy klien 3) Kenyamanan, keselatamatan dan keamanan pasien 4) Ketelitian dalam melakukan inpeksi dan pengukuran 5) Keruntutan prosedur dan tindakan Hal-hal penting yang harus didokumentasikan setelah melakukan tindakan 1) Tingkat kesadaran klien 2) Pernapasan klien 3) Suhu klien 4) Penampakan fisik klien : dilihat keabnormalan yang terjadi, misal edema. 5) Bentuk, dan penampakan fisik vena jugularis 6) Hasil pengukuran :tekanan bilateral yang diperoleh II.7Interpretasi Hasil Pengukuran JVP Ada beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu: 1. Masalah kardiovaskuler : Gagal jantung kanan atau kiri Cor pulmunal

Stenosis katup trikuspid atau pulmonal Efusi perikardial atau tamponade Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis Lesi pada jantung kanan. Regurgitasi trikuspid Perikardial tamponade Obstruksi vena cava superior Peningkatan volume darah Peningkatan tekanan intrathoraks Peningkatan tekanan intra abdomen

2. Masalah non-kardiovaskuler :

Sebaliknya JVP bisa tidak terlihat (selain normal), bisa juga paseian mengalami deplesi volume ekstrasel. Perbedaan antara denyut vena jugularis dengan arteri carotis Venous Vena jugularis Arterial Berdenyut keluar Satu puncak dalam satu siklus Tidak dipengaruhi oleh kompresi abdomen Tidak menggeser earlobes Berdenyut ke dalam Dua puncak dalam satu siklus (pada irama sinus) Dipengaruhi oleh kompresi abdomen Dapat menggeser earlobes (bila tekanan vena meningkat)

Daftar Pustaka Luckmann & Sorensen. (1993). Medical surgical nursing a psychophysiologic approach. (4th ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Company. Potter&Perry.(2005).Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses, dan Praktik Vol.1.(Ed. ke-4).Jakarta:EGC. Rokhaeni H. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta: Bidang Diklat RS Jantung Harapan Kita Altman: Nursing Skills. Hendria 1971.Apa yang Dimaksud dengan Jugularis Venous Pressure (JVP)?.
http://hendria71.wordpress.com/2010/06/28/apa-saja-penyebabpeningkatan-jvp/.(10 Oktober 2010)

Hendria

http://hendria71.wordpress.com/2010/06/28/apa-saja-penyebabpeningkatan-jvp/.(10 Oktober 2010)

1971.Apa

Saja

Penyebab

Peningkatan

JVP?.

10

You might also like