You are on page 1of 9

Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan sikap sosialnya.

1
Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannya dengan
lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial.
Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan
perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup
bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati,
rasa setia kawan dan sebagainya.
Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan memperoleh pengetahuan, nilai-
nilai, sikap dan perilaku-perilaku penting yang diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat
kelak; dikenal juga dengan sosialisasi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986)
bahwa kita terlahir bukan sebagai manusia, dan baru akan menjadi manusia hanya jika
melalui proses interaksi dengan orang lain.2 Artinya, sosialisasi merupakan suatu cara untuk
membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadi mahluk sosial yang
sesungguhnya (social human being).

Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama kehidupannya
terjadi dalam keluarga. Orangtua, khususnya ibu mempunyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian anak, walaupun kualitas kodrati dan kemauan anak akan ikut
menentukan proses perkembangannya. Sedang kepribadian orangtua sangat besar
pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak.3
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan Rohner, dkk (1986) di Amerika menunjukkan
bahwa seorang ibu yang memperlakukan anak dengan kasar, baik Iisik maupun verbal akan
menghasilkan pribadi anak yang cenderung kasar setelah dia dewasa.
Sampai saat ini, keluarga masih tetap menerapkan bagian terpenting dari jaringan sosial anak
sekaligus sebagai lingkungan pertama anak selama tahun-tahun IormatiI awal untuk
memperoleh pengalaman sosial dini, yang berperan penting dalam menentukan hubungan
sosial di masa depan dan juga perilakunya terhadap orang lain.4
Diharapkan dari paper ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana keluarga berperan
dalam proses sosialisasi pada anak.

Konsep Keluarga
Akibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya sangat bervariasi dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain, sehingga istilah keluarga tidak mudah dideIinisikan. Secara
tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan
pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama.
Sedang Morgan (1977) dalam Sitorus (1988) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu
grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan
kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua anak) sekaligus.5 Namun secara dinamis
individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup
masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi
kebutuhan individu maupun antar individu mereka.
Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu
dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di
negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok individu yang berhubungan darah dan
adopsi yang diturunkan dari nenek moyang yang sama.
Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikan sebagai tempat atau lembaga
pengasuhan yang paling dapat memberi kasih sayang, kegiatan menyusui, eIektiI dan
ekonomis. Di dalam keluargalah kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini langsung
yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan Iisik, sosial,
mental, emosional dan spritual. Karena anak ketika baru lahir tidak memiliki tata cara dan
kebiasaan (budaya) yang begitu saja terjadi sendiri secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi lain, oleh karena itu harus dikondisikan ke dalam suatu hubungan kebergantungan
antara anak dengan agen lain (orang tua dan anggota keluarga lain) dan lingkungan yang
mendukungnya baik dalam keluarga atau lingkungan yang lebih luas (masyarakat), selain
Iaktor genetik berperan pula (Zanden, 1986).6 Bahkan seperti juga yang dikatakan oleh
Malinowski (1930) dalam Megawangi (1998) tentang 'principle oI legitimacy sebagai basis
keluarga, bahwa struktur sosial (masyarakat) harus diinternalisasikan sejak individu
dilahirkan agar seorang anak mengetahui dan memahami posisi dan kedudukannya, dengan
harapan agar mampu menyesuaikannya dalam masyarakat kelak setelah ia dewasa.7 Dengan
kata lain, keluarga merupakan sumber agen terpenting yang berIungsi meneruskan budaya
melalui proses sosialisasi antara individu dengan lingkungan.
Selanjutnya, perlu diingat, keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen
yang saling terkait antara satu dengan lainnya dan memiliki hubungan yang kuat. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan satu Iungsi tertentu bukan yang bersiIat alami saja melainkan juga
adanya berbagai Iaktor atau kekuatan yang ada di sekitar keluarga, seperti nilai-nilai, norma
dan tingkah laku serta Iaktor-Iaktor lain yang ada di masyarakat. Sehingga di sini keluarga
dapat dilihat juga sebagai subsistem dalam masyarakat (unit terkecil dalam masyarakat) yang
saling berinteraksi dengan subsistem lainnya yang ada dalam masyarakat, seperti sistem
agama, ekonomi, politik dan pendidikan; untuk mempertahankan Iungsinya dalam
memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat.
Untuk menciptakan ketertiban sosial diperlukan suatu struktur yang dimulai dalam keluarga.
Plato mengibaratkannya seperti tubuh manusia, yang terdiri atas tiga bagian yaitu, kepala
(akal), dada (emosi dan semangat) dan perut (naIsu) yang memperlihatkan hirarki dan
struktur dalam tubuh organik manusia itu sendiri, dimana masing-masing individu akan
mengetahui di mana posisinya dan mampu menjalankan Iungsi-Iungsi yang diembannya
melalui pembagian kerja (division oI labor) yang patuh pada sistem nilai yang melandasi
sistem tersebut (Plato dalam megawangi, 1999).8
Selanjutnya dijelaskan bahwa ada tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga, yaitu
1) Status sosial, dimana dalam keluarga nuklir distrukturkan oleh tiga struktur utama, yaitu
bapak/suami, ibu/istri dan anak-anak. Sehingga keberadaan status sosial menjadi penting
karena dapat memberikan identitas kepada individu serta memberikan rasa memiliki, karena
ia merupakan bagian dari sistem tersebut, 2) Peran sosial, yang menggambarkan peran dari
masing-masing individu atau kelompok menurut status sosialnya dan 3) Norma sosial, yaitu
standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yang menggambarkan sebaiknya seseorang
bertingkah laku dalam kehidupan sosial.

Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam menjaga dan menumbuh kembangkan
anggota-anggotanya. (Suprihatin, G, dkk., 1992).9 Pemenuhan kebutuhan para anggota
sangat penting, agar mereka dapat mempertahankan kehidupannya, yang berupa 1)
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk pengembangan Iisik dan
sosial, 2) kebutuhan akan pendidikan Iormal, inIormal dan nonIormal dalam rangka
mengembangakan intelektual, sosial, mental, emosional dan spritual.
Apabila kebutuhan dasar anggota keluarga dapat dipenuhi, maka kesempatan untuk
berkembang lebih luas lagi dapat diwujudkan, yang akan memberikan kesempatan individu
maupun keluarga mampu merealisasikan diri lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan
mereka, misal aspek budaya, intelektual dan aspek sosial. Adapun kebutuhan manusia
tersebut terbagi ke dalam 1) kebutuhan makan, minum dan seks, 2) kebutuhan akan rasa
aman, 3) kebutuhan kasih sayang, 4) kebutuhan akan penghargaan dan 5) kebutuhan untuk
mengembangkan kemampuan potensi diri sendiri dan aktualisasi diri.10
Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. no 21 tahun 1994 mengenai
penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan Iungsi keluarga
sebagai jembatan menuju terbentuknya sumberdaya pembangunan yang handal dengan
ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri, yaitu:
1) Fungsi Keagamaan
Dalam keluarga dan anggotanya Iungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan
keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan
agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Fungsi Sosial Budaya
Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan,
sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan
tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.
3) Fungsi Cinta kasih
Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan
anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar
generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta
kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang
bijaksana.
4) Fungsi Melindungi
Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota
keluarga.
5) Fungsi Reproduksi
Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat
menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa.
6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa
melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.
7) Fungsi Ekonomi
Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras,
seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.11

Sosialisasi dalam Konsep Keluarga
Istilah sosialisasi sebagai suatu konsep telah banyak dideIinisikan oleh para ahli. Broom
(1981) dalam Rohidi (1984) mengungkapkan pemikiran sosialisasi dari dua titik pandang
yaitu masyarakat dan individual.12 Sosialisasi menurut sudut pandang masyarakat adalah
proses penyelarasan individu-individu baru anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup
yang terorganisasi dan mengajarkan mereka tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Dengan
kata lain sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal menjadi
human-being untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat sesuai dengan
kebudayaannya. Sedang arti individual, sosialisasi merupakan suatu proses mengembangkan
diri. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang memperoleh identitas, mengembangkan
nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi. Artinya sosialisasi diperlukan sebagai sarana untuk
menumbuhkan kesadaran diri. Bagi individu sosialisasi memiliki Iungsi sebagai pengalihan
sosial dan penciptaan kepribadian.
Sosialisasi memiliki Iungsi untk mengembangkan komitmen-komitmen dan kapsitas-
kapasitas yang menjadi prasyarat utama bagi penampilan peranan mereka di masa depan.
Komitmen yang perlu dikembangkan ialah mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat untuk menampilkan suatu peranan tertentu yang khusus dan spesiIik dalam
struktur masyarakat. Sementara kapasistas yang perlu dikembangkan dalam kemampuan atau
keterampilan untuk menunjukkan kewajiban-kewajiban yang melekat dalam peran-peran
yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan dan kemampuan untuk hidup dengan orang
lain yang memiliki harapan-harapan untuk saling menyesuaikan perilaku antara pribadi sesuai
dengan peran-peran yang dimiliki.
Pentingnya sosialisasi dalam kehidupan masyarakat didasarkan atas kualitas-kualitas bawaan
(Inbon Qualities) yang dimiliki oleh manusia itu sendiri semisal ketiadaan insting-insting
padanya, ketergantungan periode masa kanak-kanak yang cukup panjang, kecakapan untuk
belajar, kemampuan atau kapasitas untuk berbahasa dan kebutuhan untuk melakukan
hubungan sosial. Di dalam diri manusia bukanlah insting melainkan kecenderungan-
kecenderungan biologis (biological drives). Kecenderungan-kecenderungan ini kalau tidak
dibimbing melalui belajar cenderung hanya mengahasilkan kegelisahan dan pencarian
tingkah laku. Disisi lain, ketergantungan manusia pada masa kanak-kanak terutama kepada
orangtuanya, adalah satu kenyataan yang menunjukkan dirinya membutuhkan bantuan orang
lain untuk bisa berkembang menuju kehidupan yang mandiri. Sebenarnya dengan Iaktor
kebergantungan maka akan memberi peluang bagi manusia untuk bersosialisasi, karena
sesungguhnya manusia juga memiliki kemampuan untuk belajar lebih banyak dan lebih lama
dibanding mahluk lainnya. sedang kemampuan berbahasa sebagai Iaktor untuk melakukan
sosialisasi, akan memberi kemudahan manusia dari keterbatasan Iisik dalam melakukan
interaksi dengan sesamanya. Faktor lain yang menentukan proses sosialisasi yang perlu
disadari, bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan hubungan sosial
dengan manusia lain dalam lingkungan kelompoknya. Disamping manusia memiliki
kemampuan bawaan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat harus mematuhi norma-norma
tetentu, karena dalam kapsitasnya sebagai mahluk sosial ia memiliki potensi bawaan untuk
hidup bermasyarakat yang perlu dikembangkan agar lebih berarti dengan cara pengkondisian
sedemikian rupa melalui tingkat kematangan dan belajar dari agent oI sosialization, seperti
orangtua (keluarga) atau teman sebaya.
!roses Sosialisasi
Proses sosialisai yang dilakukan individu dilakukan melalui tiga cara (Soerjono, 1982):13
1) Pelaziman (Conditioning)
Suatu perlakuan terhadap individu tertentu dengan mekanisme pemberian hukuman
(punishment) dan imbalan (reward).
2) Imitasi/identiIikasi (imitation/identiIication)
Suatu proses belajar dengan melihat suatu model atau tokoh yang dapat diidolakan secara
sadar.
3) Internalisasi (internalization/learning to cope)
Suatu cara bagaimana individu menguasai dan menyadari hal-hal yang bermakna bagi dirinya
tanpa suatu paksaan atau ancaman dari luar.

konsep MasyarakaL adalah segenap Llngkah laku manusla yang dl anggap sesual 1ldak melanggar
normanorma umum dan adaL lsLladaL serLa LerlnLegrasl langsung dengan Llngkah laku umum
MasyarakaL menuruL deflnlsl kamus dewan lalah kumpulan manusla yang hldup bersama dl sesuaLu
LempaL dengan aLuran dan cara LerLenLu lndlvldu keluarga dan kumpulankumpulan kecll
merupakan anggoLa sesebuah masyarakaL

lsLllah masyarakaL berasal darl kaLa musyarak yang berasal darl 8ahasa Arab yang memlllkl arLl lkuL
serLa aLau berparLlslpasl sedangkan dalam bahasa lnggrls dlsebuL SocleLy Sehlngga blsa dlkaLakan
bahwa masyarakaL adalah sekumpulan manusla yang berlnLeraksl dalam suaLu hubungan soslal
Mereka mempunyal kesamaan budaya wllayah dan ldenLlLas


8erlkuL lnl adalah pengerLlan dan deflnlsl LenLang masyarakaL menuruL beberapa ahll

# L1Lk L 8LkGLk
ueflnlsl masyarakaL adalah suaLu keseluruhan kompleks hubungan manusla yang luas slfaLnya
keseluruhan yang kompleks sendlrl berarLl bahwa keseluruhan lLu Lerdlrl aLas baglanbaglan yang
membenLuk suaLu kesaLuan


# MAkk
MasyarakaL lalah keseluruhan hubungan hubungan ekonomls balk produksl maupun konsumsl
yang berasal darl kekuaLankekuaLan produksl ekonomls yaknl Leknlk dan karya


# GILLIn GILLIN
MasyarakaL adalah kelompok manusla yang mempunyal keblasaan Lradlsl slkap dan perasaan
persaLuan yang dllkaL oleh kesamaan


# nAkCLD I LASkI
MasyarakaL adalah suaLu kelompok manusla yang hldup dan beker[asama unLuk mencapal
Lerkabulnya kelnglnankelnglnan mereka bersama


# kC8Lk1 MACIVLk
MasyarakaL adalah suaLu slsLlm hubunganhubungan yang dlLerLlbkan (socleLy means a sysLem of
ordered relaLlons)


# SLLC SCLMAkDIAN
MasyarakaL adalah orangorang yang hldup bersama dan menghasllkan kebudayaan


# nCk1CN nUN1
MasyarakaL adalah suaLu organlsasl manusal yang sallng berhubungan


# MANSUk IAkIn
MasyarakaL adalah sesuah slsLem yang Lerdlrl aLas baglanbaglan yang sallng berkalLan dan maslng
maslng baglan secara Lerus menerus mencarl keselmbangan (equlllbrlum) dan harmonl

hLLp//carapedlacom/pengerLlan_deflnlsl_masyarakaL_menuruL_para_ahll_lnfo488hLml
Masyarakat ada|ah sekumpu|an |nd|v|du yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara
bersamasama menge|o|a keh|dupan 1erdapat berbaga| a|asan mengapa |nd|v|du|nd|v|du
tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk keh|dupan bersama A|asana|asan tersebut
me||put| a|asan b|o|og|s ps|ko|og|s dan sos|a| embentukan keh|dupan bersama |tu send|r|
me|a|u| beberapa tahapan ya|tu |nteraks| adaptas| pengorgan|sas|an t|ngkah |aku dan
terbentuknya perasaan ke|ompok Sete|ah me|ewat| tahapan tersebut maka terbentuk|ah apa
yang d|namakan masyarakat yang bentuknya antara |a|n ada|ah masyarakat pemburu dan
peramu peternak ho|t|ku|tura petan| dan |ndustr| D| da|am tubuh masyarakat |tu send|r|
terdapat unsurunsur persekutuan sos|a| pengenda||an sos|a| med|a sos|a| dan ukuran sos|a|
engenda||an sos|a| d| da|am masyarakat d||akukan me|a|u| beberapa cara yang pada dasarnya
bertu[uan untuk mengontro| t|ngkah |aku warga masyarakat agar t|dak menye|eweng dar| apa
yang te|ah d|sepakat| bersama Wa|upun dem|k|an t|dak berart| bahwa apa yang te|ah d|sepakat|
bersama tersebut t|dak pernah berubah L|emene|emen d| da|am tubuh masyarakat se|a|u
berubah d| mana cakupannya b|sa bers|fat m|kro maupun makro
asyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai
sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentiIikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensiI, yang juga disebut
masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri
sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan
yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa
setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah. Keramahan bangsa tergantung dari
bagaimana pola pikir masyarakat yang hidup di Indonesia. Kultur budaya, pola pikir dan
struktur masyarakat membentuk keramahan bangsa Indonesia menjadi keramahan yang
alami.

Pengertian asyarakat
Kata masyarakat dikutip dari kata dalam bahasa Inggris, yakni society yang bermakna
sekelompok orang yang berkumpul membentuk sebuah sistem yang berinteraksi antar
individu-individu yang berada di bawah kelompok tersebut.
Sedangkan pengertian masyarakat sendiri mengadopsi dari kata-kata dalam bahasa Arab,
yakni musyarak; yang memiliki pengertian jaringan atau hubungan.

Tatanan asyarakat
Sebuah kelompok dikatakan sebagai masyarakat apabila kelompok tersebut hidup bersama
dalam suatu hubungan yang memiliki suatu aturan atau sistem yang mengatur kehidupan
kelompok tersebut.
Pendapat ini dikuatkan oleh kecenderungan manusia modern sekarang yang cenderung hidup
bersama dengan kelompok yang memiliki pola hidup yang sama, pemikiran, perasaan serta
minat yang sama pula. Maka kelompok tersebut sudah dikatakan sebagai kelompok
masyarakat.
Adapun kelompok masyarakat yang demikian biasanya memiliki sistem atau aturan yang
sengaja dibuat untuk mengatur keharmonisan hidup bermasyarakat. Biasanya kondisi yang
demikian disebut sebagai tatanan masyarakat.
Tatanan masyarakat diatur mulai dari struktur terendah hingga pada struktur yang tinggi dan
tertinggi. Semisal di kalangan lapisan masyarakat yang paling rapat hubungannya
dibentuklah tatanan masyarakat sebagai suatu kerukunan warga dan kerukunan bertetangga;
dengan menggunakan istilah RT dan RW.

Aturan Hidup Bermasyarakat
Apabila diperlukan dan tatanan masyarakat tersebut semakin meluas namun masih dalam
satu pola pemikiran, kecenderungan, perasaan dan minat yang sama; maka dibentuklah lagi
tatanan masyarakat yang lebih meluas, misalnya Dusun, Kelurahan dan Desa. Dan begitu
seterusnya.
Dalam setiap tatanan masyarakat akan selalu membutuhkan suatu aturan yang berbeda
dalam penerapannya. Tergantung pada kebutuhan golongan masyarakat tersebut. Dan
biasanya aturan tersebut dibuat sebagai sebuah peraturan dengan mengambil dan menjunjung
kepentingan bersama yang dirumuskan dalam suatu peraturan bersama.
Peraturan tersebut kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat lengkap dengan
konsekuensi apabila mentaati peraturan serta sanksi atas setiap pelanggaran terhadap aturan
yang telah dibuat.

Kelompok asyarakat
Berdasarkan ilmu sosiologi; sejak jaman prasejarah hingga kini para ahli ilmu sosial
membagi kelompok masyarakat ke dalam beberapa kelompok umum, sebagai berikut :
kelompok masyarakat pemburu

kelompok lnl dlsebuL [uga dengan pasLoral nomadls ?ang memperLahankan hldup dengan
cara berburu hewan unLuk mengambll hasll buruannya sebagal bahan makanan bulunya
sebagal penuLup Lubuh (pakalan) serLa menylmpan slsanya unLuk kebuLuhan hldup pada
saaL muslm dlngln kelompok masyarakat pemburu sudah Lldak ada lagl selrlng dengan
perkembangan [aman dan cangglhnya Leknologl
2 kelompok masyarakat bercocok Lanam

Adalah kelompok masyarakat yang memperLahankan hldup dengan cara bercocok Lanam
ulsebuL pula dengan lsLllah agrlkulLural lnLenslf kelompok lnl [uga memlllkl sebuLan laln
yaknl masyarakat peradaban

kelompok masyarakat bercocok Lanam aLau agrlkulLural maslh berLahan dan eksls hlngga
saaL lnl uan [usLru men[adl Lulang punggung bagl penyedlaan pangan bagl masyarakat luas
pada umumnya
3 kelompok masyarakat lndusLrl

kelompok masyarakat yang Lerplsah eranya dengan masyarakat agrlkulLural namun
kelompok masyarakat lnl maslh cukup eksls hlngga sekarang Panya sedlklL mengalaml
pergeseran norma sesual dengan normanorma yang berlaku
4 kelompok masyarakat pasca lndusLrl

kelompok masyarakat yang Lerakhlr adalah [enls kelompok masyarakat yang mampu
berLahan hldup dengan mengandalkan kemapuan berplklr dan penerapan Leknologl yang
cangglh kelompok lnl LeLap dapaL hldup berdamplngan dengan kelompok masyarakat
lndusLrl yang maslh sedlklL mengacu kepada LaLanan masyarakat Lradlslonal

keadaan yang demlklan menuruL pakar llmu soslal dalam llmu soslologl dan budaya adalah
kelompok masyarakat yang dlorganlsaslkan secara Lak langsung oleh kecenderungan maLa
pencaharlan yang mereka lakukan

Sinonim asyarakat
Banyak sebutan lain untuk masyarakat, baik dalam arti kata tunggal atau arti kata turunan.
Di antara yang populer dan biasa dikenal orang adalah band, suku, chieIdom; yang berasal
dari kata tunggal.
Adalagi society, societas, socius yang merupakan arti kata turunan yang berasal dari kata
bahasa Inggris yakni society yang artinya hubungan. Dan dalam bahasa latin adalah
societas serta kata turunannya socius yang bermakna pertemanan atau berteman.
Mungkin di dalam bahasa daerah atau lokal setempat, Anda juga mengenal kata guyub atau
paguyuban. Yang kurang lebih sama maknanya, yakni kebersamaan hubungan.
hLLp//ldwlklpedlaorg/wlkl/MasyarakaL

You might also like