Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel :
Redaksi
Dasar-dasar Kosmetologi
Kedokteran
PENDAHULUAN keluhan tentang penyakit kulit, tetapi juga dengan segala pro-
blema kulit estetik, pertanyaan-pertanyaan tentang perawatan
Berkembangnya ilmu pengetahuan di segala bidang, kemaju-
kulit, penggunaan kosmetika dan lain-lain. Dibentuknya Sub
an di bidang teknologi, perkembangan sosial budaya, telah
Bagian Kosmetologi di FKUI — RSCM pada tahun 1970 dan
membawa perobahan dalam sikap hidup seseorang. Kemajuan
sampai saat ini telah berkembang di beberapa Bagian Ilmu Pe-
peradaban dan taraf kehidupan manusia, telah membawa
nyakit Kulit dan Kelamin lainnya di Indonesia, telah meme-
manusia kearah pemenuhan kebutuhan, baik bersifat primer
gang peranan penting dalam menangani segala masalah yang
maupun bersifat sekunder.
menyangkut bidang kulit estetik tersebut di atas.
Pada zaman modern ini, kelainan kulit estetik telah meru-
pakan problema yang mendapat perhatian khusus dalam ke- SEJARAH KOSMETOLOGI DAN KOSMETIKA
hidupan manusia. Pemakaian kosmetika merupakan hal yang
sangat diperlukan oleh seseorang, sejak usia bayi- sampai usia Dalam sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran
lanjut, tidak terkecuali pria maupun wanita dengan tujuan telah ikut mengambil peranan sejak zaman kuno. Data-data
diperoleh ,dari penyelidikan antropologi, aerkologi, dan etno-
untuk mendapatkan kulit yang sehat, wajah yang cantik, pe-
nampilan pribadi yang baik dan kepercayaan pada diri sendiri. logi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep-salep
aromatik, bahan-bahan pengawet mayat dan lain-lain yang
Perhatian yang berlebihan terhadap masalah kulit estetik,
dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
meluasnya pemakaian kosmetika oleh masyarakat dengan
Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370
segala dampak positif dan negatif yang diterima oleh kulit,
telah membawa perkembangan pula dalam ilmu Kedokteran S.M.) dan kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetika
pada umumnya, di bidang Dermatologi pada khususnya. dan menghubungkannya dengan ilmu kedokteran.
Dokter Ahli Kulit tidak hanya mengembangkan ilmunya Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus
dalam bidang Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, tetapi juga berkembang, maka diadakan pemisahan kosmetologi dari Ilmu
telah mengembangkan ilmu di bidang kulit estetik yang meli- Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260 — 1325), dikenal
puti penyakit kulit dengan keluhan estetik, kelainan-kelainan 2 bentuk kosmetika :
kulit akibat penggunaan-penggunaan kosmetika, teknik pera- 1. Kosmetika untuk merias (decoratio)
watan kulit dan penggunaan kosmetika, mempelajari segala 2. Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit.
sesuatu tentang kosmetika, baik mengenai bentuk dan bahan-
bahannya, maupun absorpsi dan efeknya pada kulit dan Ilmu GOODMAN, H. (1936), seorang dermatolog telah mempe-
Bedah Kulit Estetik. lajari secara mendalam tentang kosmetika baik mengenai
Demikian pula dengan penderita yang datang kepada seo- sifat-sifat fisika, kimia, fisiologi dari bahan-bahannya, maupun
rang Dokter Ahli Kulit pada saat ini, tidak hanya dengan tentang pemakaian dan akibat-akibatnya pada kulit. Penulis
mengemukakan perlunya latar belakang dermatologi dalam
masalah kosmetika, yang , pengetahuan yang lengkap tentang
*) Dibawakan pada simposium Kosmetika pada tanggal 7 September kulit dan fungsinya, pengalaman yang luas tentang penggunaan
1985. Penyelenggara P.A.D. V.I. JA YA. dan pemakaian remedial kosmetika pada kulit, penelitian lebih
RANGKUMAN
1. Masalah kulit estetik dan meningkatnya penggunaan kosme-
tika telah membawa perkembangan baru dalam ilmu ke-
dokteran pada umumnya, di bidang Dermatologi pada
khususnya.
2. Perlu ditingkatkan pengetahuan tentang kulit dan kosme-
tika untuk dapat memilih jenis/bentuk kosmetika yang
sesuai, aman, dan terhindar dari bahan-bahan yang me-
rusak kulit.
3. Penggunaan bahan-bahan kimia atau kosmetika secara
topikal pada kulit perlu mempertimbangkan kondisi kulit
sesuai dengan usia dan lingkungan pemakai.
KEPUSTAKAAN
Vehikulum
*) Dibawakan pada simposium Kosmetika pada tanggal 7 September
1985. Penyelenggara P.A.D. V.I. JA YA. Kriteria yang akan dipertimbangkan mencakup apakah vehi-
Dari kiri:
Dr Ratnawati Latief,
Dr Dharma Kumara Widya,
Dr Syartina Sofyan
"Untuk kemajuan ilmu Akupuntur, perlu dicari titik Ketiga dokter yang baru dilantik ini merupakan angkatan
temu ilmu kedokteran yang bersendikan negara Barat dengan ke X, dan hingga kini RSCM telah berhasil mendidik 44 orang
Akupuntur yang bersendi negara Timur", demikian ucapan ahli Akupuntur.
Direktur RS Cipto Mangunkusumo, Prof. DR Rukmono, Unit Akupuntur RSCM sudah ada sejak tahun 1963, dan
pada pelantikan tiga dokter ahli Akupuntur pada tanggal telah dikenal oleh masyarakat hingga saat ini. Ini menandakan,
30 April 1986. Ke-tiga dokter tersebut adalah Dr. Sjartina masyarakat luas tidak meragukan cara pengobatan yang dahulu
Sofyan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dikenal sebagai pengobatan tradisional, bahkan kini ilmu
tahun 1973 dan lulus ahli Akupuntur tahun 1985, Dr Dharma Akupuntur di bidang pengobatan medis sudah semakin maju.
Kumara Widya lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia tahun 1975, lulus Akupuntur tahun 1986, Dr Ratna- Hadir pula pada acara tersebut Bapak Dekan FK UI, Prof
wati Latief lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Asri Rasad, dan para dokter ahli di bidang ilmu kedokteran
tahun 1975, lulus Akupuntur 1986. lainnya.
II. Parfum
Bahan Efek samping Keterangan
1. Bensil alkohol - parfum dari bi- KEPUSTAKAAN
2. Bensil salisilat natang tidak me-
3. Geramiol nyebabkan iritasi 1. Fisher AA. Contact Dermatitis. Philadelphia : Lea & Febiger. 1975.
4. Red zia 2. Jellinek JS. Formulationand Fundation of Cosmetics. Translated
5. Minyak cendana - dermatitis kontak - parfum dari ve- from the German by Feniton GL. New York : Wiley Interscience,
getables -- iri- 1970.
6. Hidroksi sitrinelal alergi
7. Metoksi sitrinelal - foto sensitisasi tasi (bergamot 3. Kligman AM, Milis OH. Acne Cosmetica. Arch Dermatol. 1972;
8. Sinamik Alkohol - pigmentasi sinnamon, laven- 106: 843 - 50.
9. Minyak kenanga - iritasi der dll) atau sin- 4. Nakayama H, Harada R, Toda M. Pigmented Cosmetic Dermatitis.
tetik (sesquiter- Int J Dermatol. 1976; 15 : 673 - 5.
10. Yasmin absolut 5. Nakayama H, Matsuo S, Hayakawa K, Takhasi K, Shigenatsu T,
11. Minyak lavender pens, aldeids dan
12. Minyak ylang-ylang ester). Ota S. Pigmented Cosmetic Dermatitis. Int J Dermatol. 1984;
23 : 299 - 305.
13. Bergamot 6. Nater JP, De Groot AC, Liam DH. Unwanted Effects of Cosmetics
III. Bahan pengawet : anti mikrobial dan anti oksidan and Drugs Used In Dermatology. Amsterdam-Oxford-Princen-
ton : Excerpta Medica, 1983.
Bahan Efek samping Keterangan 7. Rata IGAK. Efek Samping Kosmetika. KPPIK VII, UNUD Den-
pasar, 1985.
1. Formaldehide - kontak alergi 8. Soebaryo RW, Rata IGAK. Penggunaan Kosmetika dan Akibatnya
2. Bronopol - kontak alergi Bagi Kesehatan. Lokakarya Perlindungan Kesehatan Terhadap
3. Merkuri - hipo/ Penggunaan Kosmetika, Jakarta 1981.
hiperpigmentasi 9. Soebaryo RW. Pengetahuan Efek Samping Kosmetika Sebagai
4. Aminium klorida - kontak alergi Penunjang Keberhasilan Produksi Dalam Negeri. Seminar Sehari
5. Paraben - dermatitis kontak - banyak dipakai Penggunaan Kosmetika Dalam Negeri. Jakarta, 17 Mei 1985.
sistemik pada makanan 0. Tranggono RIS. Cosmetics Dermatitis in Indonesia. The 34th
- kontak urtikaria - tes tempel sering annual meeting of The Mid-Japan Dermatology Society. Nagoya
memberikan ha- 1983.
PENDAHULUAN
Sukar untuk dapat mengetahui secara tepat penyebab
Kosmetika didefinisikan sebagai bahan yang dipakai pada reaksi kulit akibat kosmetika karena kosmetika terdiri
kulit, rambut dan atau kuku dengan maksud untuk memper- dari berbagai macam komponen serta pemakaian ber-
baiki dan mempercantik penampilan seseorang. Meskipun pe- bagai jenis kosmetika pada saat yang sama.
makaian kosmetika sangat luas bahkan sudah merupakan suatu
kebutuhan, namun insidensi reaksi kulit akibat kosmetika re- UJI KULIT
latif rendah. Kemungkinan hal tersebut disebabkan bahwa
tidak semua penderita datang ke dokter untuk mencari per- Uji kulit merupakan salah satu cara untuk dapat menemu-
tolongan, di samping pengawasan terhadap produksi yang ma- kan penyebab reaksi kulit akibat kosmetika.
kin baik. Tahan uji kulit untuk kosmetika :
Produk kosmetika tidak pernah hanya terdiri dari satu 1) tes eliminasi, dilakukan dengan cara menghentikan pe-
bahan saja, tetapi selalu merupakan campuran berbagai jenis makaian seluruh jenis kosmetika baik yang lama maupun
bahan. Sehingga apabila suatu jenis kosmetika tersangka se- baru. Apabila reaksinya segera menghilang setelah penghenti-
bagai penyebab reaksi kulit akibat kosmetika, maka sebaiknya an, maka diduga salah satu jenis kosmetika merupakan atau-
seluruh bahan pembentuknya harus diujikan secara terpisah pun mengandung bahan penyebabnya. Setelah reaksi kulit
pada bahan dan konsentrasi yang sesuai. Namun prosedur mereda atau menghilang, dapat dicobakan kembali pemakaian
demikian sangat sulit pelaksanaannya berhubung antara lain : kosmetika-kosmetika tersebut satu demi satu. Kosmetika
1. di beberapa negara tidak ada keharusan untuk mencantum- terakhir yang dipakai sebelum timbulnya reaksi menjadi
kan komposisi suatu kosmetika. kosmetika tersangka.
2. konsumen biasanya memakai beberapa jenis kosmetika
secara bersamaan pada suatu waktu, sehingga menyukar- Kosmetika baru dan lama serta slat pembantu pemakai-
kan penentuan penyebab reaksi kulit. an kosmetika tanpa kecuali harus dicurigai sebagai pe-
3. satu jenis kosmetika tidak hanya terdiri dari satu macam nyebab reaksi kulit akibat kosmetika.
komponen.
4. kebanyakan dari bahan komponen kosmetika tidak di- 2) uji tempel 'patch test ', terdapat 3 cara melakukan uji
ketahui dengan tepat konsentrasinya untuk melakukan tempel :
uji kulit, sehingga perlu dilakukan pengenceran serta pe- a. tertutup
makaian kontrol yang akan menyulitkan prosedur peneliti- b. terbuka
an. c. dengan sinar.
Keuntungan melakukan uji tempel terhadap tes eliminasi
ialah kemungkinan ditemukannya bahan penyebab reaksi
*) Dibawakan pada simposium Kosmetika pada tanggal 7 September kulit akibat kosmetika dalam waktu 48 jam.
1985. Penyelenggara P.A.D. V.I. JA YA.
Uji tempel tertutup biasanya dilakukan di punggung dengan
S~sialis Ko
Bedah stnefik
Setelah sele .
Sal bcdah
kosv eJik
hnna '
lal ysuru9 ke
khl
taryslTvt
DISKUSI
Menurut Nater, dkk. kosmetika adalah aknegenik yang
ringan. Karena pemakaian kosmetika berlangsung setiap hari
sampai bertahun-tahun maka dengan sendirinya dapat mem-
berikan akibat akne. Oleh karena itu tidaklah mengherankan
bila hal yang sama ini ditemukan juga di Indonesia. Dengan
meningkatnya pemakaian kosmetika serta tersebarnya pen-
Dr Suharko Kasran
Ahli Syaraf dan Jiwa
PENDAHULUAN menentang.
Latar belakang permasalahan 5) Pada gadis-gadis yang feminim, proses perhatian terhadap
dirinya tampaknya lebih cepat daripada yang diduga. Sikap
• Menurut Harold I Kaplan dan Benyamin J Saddock, perilaku narcistik, sering melihat dirinya di cermin, memper-
orang melakukan tindakan yang bersifat memperindah diri, hatikan masalah warna kulit, benjolan-benjolan tertentu pada
terjemahan dari istilah kosmetik, berupa langkah bermacam- badan atau muka, hiperpigmentasi sering menjadi problem
macam : yang tidak terlepas dari pemikirannya, pembicaraannya.
1) dari yang bersifat sederhana : Sikap perilaku memenangkan memberikan kesan yang sangat
sekedar memberi bedak pada muka penting.
meningkat memberi gincu tipis pada bibir
meningkat lagi kepada pemberian bedak yang lebih tebal • Tindakan kosmetik ditinjau dari segi kejiwaan mem-
pada muka, termasuk menggincu tebal-tebal. punyai maksud dan tujuan berbagai arah terutama bagi orang
2) Tindakan yang lebih sophisticated, lotion-lotion pembersih, yang lebih dewasa :
pemberian krim pembersih dari tidak hanya muka, tetapi sam- 6) Peningkatan rasa harga diri, self esteem.
pai seluruh tubuh. 7) Ketenangan, dan ketenteraman kehidupan emosional.
Medicure, pemberian warna pada kuku. 8) inengangkat keadaan untuk mendapatkan perhatian, baik
3) melangkah lebih jauh ialah tindakan yang lebih aktif. yang bersifat wajar, sedang-sedang, ataupun untuk mendapat-
electro caustic, terhadap berbagai kelainan kulit. kan perhatian yang berlebih dari masyarakat sekelilingnya,
operasi-operasi yang lebih berat, misalnya rhinoplasty, mam- baik pria ataupun wanita. Diperhatikan orang merupakan ke-
moplasty, face lift, dan lain-lain. butuhan orang dalam hidup, kehidupan maupun perikehidup-
Di negara-negara maju tindakan operatif, tidak jarang dikon- an. Perhatian tidak jarang merupakan dorongan bagi orang
sultasikan terlebih dahulu kepada psikiater akan dampak sam- lain untuk menghargai dan menghormati. Mendapat rasa di-
pingan yang mungkin timbul di bidang kejiwaan. hormati menyebabkan manusia merasa adem tenteram, asal
• Dalam keadaan normal masih dalam ukuran-ukuran yang wajar. Melebihi keadaan ter-
4) Pada umumnya remaja tertentu kurang menyenangi peng- sebut mungkin sudah dapat dimasukkan dalam kategori gang-
gunaan kosmetika, apalagi bila ia mempunyai identitas erat guan jiwa.
terhadap ayahnya. Tetapi dalam perkembangan lanjut, baik 9) Melangkah lebih lanjut, selain apa yang telah diutarakan.
oleh isyarat-isyarat yang diberikan oleh ayahnya, atau oleh Aspek-aspek di atas dapat saja dinilai agak berlainan, kasus
dorongan teman pria tertentu sedikit demi sedikit remaja demi kasus tergantung temperamen orang tersebut. Kemung-
gadis mulai memperhatikan dirinya. Remaja gadis demikian kinan bahwa kasus menunjukkan sikap perilaku menarik per-
dikenal sebagai yang tergolong "Tom Boy Lady". hatian seksual, yang disebut sebagai sikap perilaku seductif.
Nota : Pada beberapa kasus bila didorong oleh Ibunya malah Kosmetika akan sangat besar peranannya untuk membantu
lebih efektif. Dari segi bau perfume sampai kepada lipstick
sampai cara menggunakan dan model alis yang menantang,
*) Dibawakan pada simposium Kosmetika pada tanggal 7 September ditambah lagi cara memandang, cara duduk, cara berjalan dan
1985. Penyelenggara P.A.D. V.I. JAYA. seterusnya.
Dalam praktek sehari-hari ahli penyakit kulit tidak jarang an kanker ganas (melanokarsinoma), eksisi sebaiknya dilaku-
menjumpai kasus-kasus kelainan kulit yang memerlukan pem- kan 1,5 cm dari pinggir lesi dan dalamnya sampai subkutan. 2.3
bedahan untuk kepentingan pengobatan dan/atau kosmetik. Untuk nevus yang tidak lebar yang pada pemeriksaan klinik
jelas jinak dan tidak menimbulkan kecurigaan, sedang pem-
NEVUS (TAHI LALAT)
buangannya semata-mata bertujuan kosmetik, maka nevus
Tiap-tiap orang mempunyai sekurang-kurangnya beberapa tersebut disayat secara horizontal kemudian diperiksa secara
nevus pada berbagai tempat di tubuh. Namun, tidaklah praktis histopatologik.. Sayatan yang tepat menghasilkan spesimen
dan tidaklah dianjurkan untuk membuang semua nevus ter- yang batas dermo-epidermal junction dapat diperiksa secara
sebut. Tidak-jarang penderita meminta agar nevusnya dibuang mikroskopik. Hasil cara ini sangat memuaskan.
karena alasan kosmetik.
Sesungguhnya, belum ada kriteria yang benar-benar mutlak HEMANGIOMA
mengenai pembuangan nevus.
Nevus pada anak-anak tidak perlu dikhawatirkan menjadi Hemangioma kulit ada 3 jenis
kanker ganas. Nevus pada orang dewasa dianjurkan untuk 1. nevus flammeus (portwine stain),
dibuang (eksisi) dan dilakukan pemeriksaan histopatologik, 2. angioma tidak dewasa (nevus vasculosus, strawberry mark),
bila : dan
1. Terdapat perobahan warna 3. angioma dewasa (angioma cavernosum).
2. Terbentuknya lingkaran pigmen di sekitar dasar nevus.
3. Nevus berkoreng (ulserasi) Hemangioma tidak jarang ditemui pada anak-anak. Sebagian
4. Nevus berdarah besar menghilang atau mengecil dengan sendirinya. Pada jenis
5. Nevus berkeropeng (krusta) tertentu, hemangioma tidak berinvolusi. Hal ini menimbulkan
6. Nevus rontok rambutnya dan menjadi lebih licin permuka- masalah kosmetik, terutama bila terdapat di daerah kulit yang
annya. terbuka.
Untuk nevus pada tempat tertentu di badan yang sering Untuk jenis hemangioma yang menetap dan menimbulkan
mengalami trauma, seperti di leher, sepanjang pinggir BH, di masalah kosmetik dapat dihilangkan dengan cara eksisi. 4
pinggang, di tapak tangan dan kaki ada baiknya dibuang XANTHELASMA
(eksisi) sebagai tindakan preventif 1.
Xanthelasma palpebrarum yang terdapat dikelopak mata
Cara eksisi merupakan cara terbaik untuk membuang merupakan jenis xanthoma yang paling sering ditemui. Ter-
nevus. Berapa luas eksisi dilakukan dari pinggir nevus, belum dapat dikelopak mata atas berupa tonjolan berwarna kuning,
ada kesatuan pendapat, tiga atau empat mm dinilai sudah lunak, lonjong. Tidak jarang simetrik, berukuran antara 2
cukup. Pada lesi yang secara klinik sangat dicurigai kemungkin- sampai 30 mm. Biasa terdapat pada orang dewasa berusia
menengah ke atas, terutama pada wanita.
*) Dibawakan pada simposium Kosmetika pada tanggal 7 September Kelainan kulit ini karena terletak di muka menimbulkan
1985. Penyelenggara P.A.D. V.I. JA YA. masalah kosmetik.
PENDAHULUAN kurang bulan (BKB). Faktor dasar ialah prematuritas dan yang
Perdarahan intrakranial pada neonatus (PIN) tidak jarang lain merupakan faktor pencetus PIN seperti hipoksia dan
dijumpai. PIN mempunyai arti penting karena dapat menye- iskemia otak yang dapat timbul pada syok, infeksi intrauterin,
babkan kematian atau cacat jasmani dan mental1 . PIN ialah asfiksia, kejang -kejang, kelainan jantung bawaan, hipotermi,
perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi sejak juga hiperosmolaritas/hipernatremia1,5,7 Ada pula PIN yang
lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya PIN banyak. Sering disebabkan oleh penyakit perdarahan/gangguan pembekuan
darah.
PIN tak dikenal/dipikirkan karena gejala -gejalanya tidak khas.
PIN meliputi perdarahan epidural, subdural, subaraknoid,
PATOGENESIS
intraserebral/parenkim dan intraventrikuler 2 . Penatalaksanaan
dan penanggulangan PIN masih kurang memuaskan. Untuk Pada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/
menurunkan angka kejadian PIN, usaha yang lebih penting robekan pembuluh-pembuluh darah intrakranial secara lang-
ialah profilaksis seperti perawatan prenatal, pertolongan sung. Pada perdarahan yang bukan karena trauma kelahiran,
persalinan dan perawatan postnatal yang sebaik-baiknya. Pada faktor dasar ialah prematuritas; pada bayi-bayi tersebut,
umumnya prognosis PIN tidak terlalu menggembirakan. pembuluh darah otak masih embrional dengan dinding tipis,
Makalah ini membahas sekedar insidensi, etiologi, patogene- jaringan penunjang sangat kurang dan pada beberapa tempat
sis, gambaran klinik, diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan tertentu jalannya berkelok - kelok, kadang - kadang membentuk
pencegahan PIN yang berkaitan dengan persalinan. huruf U sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada
faktor -faktor pencetus (hipoksia/iskemia). Keadaan ini ter-
INSIDENSI utama terjadi pada perdarahan intraventrikuler/periventrikuler.
Dilaporkan angka berbeda-beda tentang insidensi PIN. Perdarahan epidural/ ekstradural terjadi oleh robekan arteri
Holt 3 menemukan pada otopsi bayi-bayi lahir mati dan yang atau vena meningika media antara tulang tengkorak dan
meninggal dalam 2 minggu pertama, 30% PI. Menurut Saxena 4 duramater. Keadaan ini jarang ditemukan pada neonatus.
13,1% kematian perinatal oleh PI. Angka kematian PI pada Tetapi perdarahan subdural merupakan jenis PIN yang banyak
bayi prematur 5x lebih tinggi daripada bayi cukup bulan dijumpai pada BCB. Di sini perdarahan terjadi akibat pecahnya
(BCB). Laki-laki : perempuan = 5 : 2,7 (Saxena), 1,9 : 1 vena-vena kortikal yang menghubungkan rongga subdural
(Banerjee)4, 6 dengan sinus-sinus pada duramater.
Perdarahan subdural lebih sering pada BCB daripada BKB
ETIOLOGI sebab pada BKB vena-vena superfisial belum berkembang baik
• Trauma kelahiran dan mulase tulang tengkorak sangat jarang terjadi 6 . Perdarahan
1. partus biasa. dapat berlangsung perlahan-lahan dan membentuk hematoma
— pemutaran/penarikan kepala yang berlebihan. subdural. Pada robekan tentorium serebeli atau vena galena
— disproporsi antara kepala anak dan jalan lahir sehingga dapat terjadi hematoma retroserebeler. Gejala-gejala dapat
terjadi mulase 6 . ti mbul segera dapat sampai berminggu-minggu, memberikan
2. partus buatan (ekstraksi vakum, cunam). gejala-gejala kenaikan tekanan intrakranial. Dengan kemajuan
3. partus presipitatus. dalam bidang obstetri, insidensi perdarahan subdural sudah
• Bukan trauma kelahiran: umumnya ditemukan pada bayi sangat menurun.
dan Penyakit Esofagus esofagus. Pada penelitian Dart, dari 98 pasien nyeri angina
yang arteri koronernya normal, ditemukan gejala ini pada 17
pasien, dan hanya pada 1 pasien ditemukan spasine koroner.
Telah lama diketahui bahwa angina pektoris dapat berkaitan Nyeri esofagus tadi dapat juga dicetuskan pada pasien-
dengan penyakit - penyakit lain. Maka timbul istilah angina- pasien yang jelas-jelas menderita kelainan arteri koroner. Pada
terkait (linked angina), di mana faktor -faktor gastrointestinal, pasien -pasien tadi, pengembungan esofagus sering mencetus-
bilier, dan skeletal mencetuskan serangan angina sejati pada kan nyeri angina, dan segera hilang bila balon dikempiskan.
pasien yang positif menderita penyakit jantung koroner. Anehnya, nyeri tadi tak disertai kelainan EKG pada pasien-
Mekanismenya tak jelas berkaitan dengan peningkatan kerja pasien tersebut.
jantung. Dulu ia merupakan konsep umum, tapi kini tak Mengingat semua ini, diagnosis angina harus dilakukan
banyak klinisi yang memperhatikannya bila ia menangani dengan amat berhati-hati, untuk mencegah pasien menjadi
pasien penyakit jantung koroner. penderita "penyakit jantung palsu". Tapi, pasien - pasien
Rasa nyeri yang khas timbul bila pasien membungkuk; bisa koroner yang juga menunjukkan nyeri esofagus, hendaklah
juga terjadi sesudah makan atau ketika gejala refluks esofagus diperingatkan agar berhati-hati. Karena ada petunjuk bahwa
meningkat. Salah satu contoh yang nyata ialah pasien Morris pasien demikian cenderung mengalami infark jantung. Mung-
(1963) yang berusia 50 tahun dan menderita hiatus hernia plus kin karena sindroma ini menunjukkan bahwa kelainan koroner
angina. Nyeri dada dan perubahan EKG akan muncul bila telah meluas. Mengingat bahwa cara mendiagnosis nyeri eso-
pasien berolahraga, berbaring segera setelah makan, atau bila fagus itu cukup mudah, yakni dengan instilasi asam ke eso-
hernianya digembungkan dengan larutan barium. Pembedahan fagus, ada baiknya pada pasien -pasien yang dicurigai, tes ini
terhadap hernia tersebut menyebabkan serangan angina dan dilakukan.
perubahan EKG hilang bila pasien makan; tapi gejala tak ber- Lancet 1986; i : 191-2
ubah bila dia berolahraga.
Pasien dengan angina -terkait ini mendapat nyeri yang khas
dan menunjukkan perubahan EKG yang jelas bila esofagus
dirangsang dengan meneteskan asam, cairan garam faali, atau
dikembungkan dengan balon. Pada kebanyakan kasus, pen-
cetus iskemia tadi bukannya kontraksi esofagus yang terlalu
hebat, tapi refluks asam lambung ke esofagus. Diduga, respons
simpatik terhadap nyeri esofagus itu meningkatkan kebutuhan
oksigen melewati batas kritisnya. Suatu kemungkinan lain
ialah, stimulasi esofagus mungkin memulai angina dengan
mengurangi suplai oksigen miokardium. Pada anjing, terbukti
bahwa refleks vagal viserokardiak dapat mengerutkan arteri
koroner bila bagian bawah esofagus dikembungkan dengan
balon. Efek ini dapat dihilangkan oleh atropin atau vagotomi.
Namun, refleks semacam ini belum terbukti ada pada manusia.
Pengetahuan tentang pengaruh esofagus ini kini makin
mudah diselidiki berkat 2 perkembangan terakhir; makin
canggihnya tes-tes untuk mendiagnosis penyakit jantung koro-
ner, dan kemajuan pengetahuan tentang kelainan -kelainan
motilitas yang menyebabkan nyeri mirip-angina. Sebelum
arteriografi koroner banyak dipakai, penyakit jantung koroner
sering dianggap ada bila riwayat penyakitnya menyokong
angina, meskipun EKG normal. Kini, angiografi menunjukkan
bahwa arteri koroner adalah normal pada seperempat pasien
yang diduga angina. Pada pasien - pasien inilah antara 17 —
100% ditemukan adanya penyakit sofagus (Besarnya variasi
prevalensi tadi disebabkan karena perbedaan kriteria para
peneliti tersebut). Juga, tes-tes standar yang kini ada, yakni
endoskopi dan pemeriksaan radiografi dengan barium, ternyata
amat tidak sensitif dibanding dengan manometri, penelitian
transit dengan radionuklid, dan penelitian pH.
Hubungan antara nyeri kardiak dan nyeri esofagus itu men-
jadi makin rumit karena pada pasien - pasien nyeri esofagus,