Professional Documents
Culture Documents
2.1. Definisi Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular seksual (PMS) adalah suatu penyakit yang memiliki probabilitas signifikan penularan antara manusia, yang ditularkan melalui hubungan seksual baik secara genito-genital, oro-genital dan ano-genital.1,2 2.2. Etiologi Penyakit Menular Seksual Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes genital, infeksi human immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan syphilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan juga melalui darah serta jaringan tubuh.1 Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yakni: a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp. b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus, d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei
2.3. Penularan Penyakit Menular Seksual Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal,
yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).1 Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah : 1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom). 2. Gonta-ganti pasangan seks. 3. Prostitusi. 4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel dinding vagina. 5. Penggunaan pakaian dalam atau handun yang telah dipakai penderita PMS.
2.4.Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual Secara garis besar Penyakit Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat kelompok, antara lain: a. PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar dari alat kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non Spesifik(UNS) b. PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks. c. PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada penyakit Kondiloma akuminata. d. PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit Hepatitis B.
pertumbuhan, kanker bahkan juga kematian memerlukan penanggulangan, sehingga hal ini akan meningkatkan biaya kesehatan. Selain itu pola infeksi juga mengalami perubahan, misalnya infeksi klamidia, herpes genital, dan kondiloma akuminata di beberapa negara cenderung meningkat dibanding uretritis gonore dan sifilis.
Menurut tahun 1999 WHO memperkirakan, 340 juta kasus baru PMS dapat disembuhkan (sifilis, gonore, klamidia dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun di seluruh dunia pada orang dewasa berusia 15-49 tahun. (Ini adalah data yang tersedia yang terbaru. Baru perkiraan sampai dengan tahun 2005 sedang dalam pengembangan untuk publikasi menjelang akhir 2007.) Di negara-negara berkembang, IMS dan komplikasi mereka di peringkat lima teratas kategori penyakit yang dewasa mencari perawatan kesehatan. Infeksi dengan IMS dapat menyebabkan gejala akut, infeksi kronis dan konsekuensi tertunda serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, kanker leher rahim dan kematian mendadak bayi dan orang dewasa.
3.1
Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.14 Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti, konsep tidak dapat diukur atau diamati, maka konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel.15 Kerangka konsep pada penelitian ini difokuskan pada tiga karakteristik yang berhubungan dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terhadap terjadinya Infeksi Menular Seksual di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA Banda Aceh tahun 2011.
Umur
Pendidikan
3.2
No
Variabel Dependen
Definisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Suatu gangguan/ Wawan penyakit-penyakit -cara yang ditularkan dari dan satu orang ke orang kartu lain melalui kontak status atau hubungan pasien seksual, dan sudah didiagnosa dengan Penyakit Menular Seksual oleh ahli penyakit kulit dan kelamin.
Gonorhea Sifilis Candidiasis Vaginalis HIV Herpes Genital Kondiloma Akuminata Infeksi Genital Non Spesifik
Nominal
Variabel Independen No Variabel Independen 1 Umur Usia penderita PMS yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA. Definisi Alat Ukur Buku register Cara Ukur Checklist < 10 tahun 10-20 tahun > 20 tahun Laki-laki Perempuan Ordinal Hasil Ukur Skala
Jenis Kelamin
Kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies yang dibedakan berdasarkan reproduksi seksual yang menderita PMS
Buku register
Checklist
Nominal
Pekerjaan
yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA. Aktivitas ekonomi penderita yang dilakukan di luar rumah yang menderita PMS yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA.
Buku register
Checklist
Ordinal
3.3
3.3.1 Variabel Dependen Penyakit Menular Seksual Gonorhoe Sifilis Candidiasis Vaginalis HIV Herpes Genital Kondiloma Akuminata Infeksi Genital Non Spesifik 3.3.2 Variabel Independen Umur < 10 tahun 10 20 tahun > 20 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan : bila pasien berjenis kelamin lelaki : bila pasien berjenis perempuan : bila umur pasien dibawah 10 tahun : bila umur pasien antara 10 - 20 tahun : bila umur pasien diatas 20 tahun : Jika pasien didiagnosa dengan gonorhoe : Jika pasien didiagnosa dengan sifilis : Jika pasien didiagnosa dengan candidiasis vaginalis : Jika pasien didiagnosa dengan HIV : Jika pasien didiagnosa dengan herpes genital : Jika pasien didiagnosa dengan kondiloma akuminata : Jika pasien didiagnosa dengan Infeksi Genital Non Spesifik.
Pekerjaan Bekerja : bila pasien PMS melakukan aktifitas ekonomi mencari penghasilan baik disektor formal maupun informal, yang dilakukan secara regular di luar rumah. Tidak bekerja : bila pasien PMS tidak melakukan aktifitas ekonomi mencari
penghasilan baik di sektor formal maupun informal, yang dilakukan secara reguler di luar rumah.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penellitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan menggunakan desain
survey yaitu pengumpulan data, baik untuk variabel sebab (independent variabel) dilakukan dalam waktu bersamaan (point time approach).
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Zainoel Abidin
Banda Aceh sejak 21 maret 2011 21 April 2011. Pengambilan data dilakukan sejak 04 April 2011 15 April 2011.
4.3
Populasi Populasi penelitian yang diambil adalah seluruh pasien yang didiagnosa dengan IMS dari
hasil wawancara di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA Banda Aceh dari bulan Januari 2010 sampai bulan Desember 2010.
4.4
Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang telah didiagnosa dengan penyakit
menular seksual yang terdata di buku register poliklinik kulit dan kelamin RSUDZA Banda Aceh dari bulan januari 2010 sampai bulan desember 2010.
4.4.1 Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel ini dilakukan secara total populasi.
4.4.2 Cara Pengambilan Data Data yang diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari buku register poliklinik kulit dan kelamin RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dari bulan Januari Desember 2010. 4.5 Manajemen Data
Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data yang sesuai dengan konsep manajemen data itu : 4.5.1 Coding Pemberian kode pada data yang di peroleh untuk memudahkan pengolahan data. 4.5.2 Editing Memeriksa kembali data untuk menghindari kesalahan data, menjamin data sudah lengkap dan benar. 4.5.3 Tabulating Pembuatan tabel frekwensi dari variabel-variabel yang diteliti agar mudah di pahami. 4.5.4 Cleaning Mengevaluasi kembali data untuk menghindari kesalahan dalam pengulangan data. 4.6 Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif untuk melihat distribusi frekwensi variabelvariabel yang di teliti baik variabel dependen maupun variabel independen. 4.7 Penyajian Data Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi serta menggunakan tabulasi silang.