You are on page 1of 3

ANALISA RANTAI PASOK AGRIBISNIS HORTIKULTURA WILAYAH PERBATASAN INDONESIA DAN MALAYSIA DI NUNUKAN-TAWAU Kuntoro Boga Andri1* 1 Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur *kuntoro@gmail.com

ABSTRACT Wilayah perbatasan Kabupten Nunukan dengan Kota Tawau, negara bagian Sabah, Malaysia mempunyai potensi yang besar untuk dapat dikembangkan sebagai sentra produksi dan pemasok produk pertanian bagi kawasan ini. Sejauh ini, struktur ekonomi Nunukan masih didominasi oleh sumbangan sektor pertanian, hasil hutan dan perdagangan lintas batas melalui Pulau Sebatik. Pengkajian ini bertujuan untuk: (a) Mengetahui komoditas hortikultura potensial, struktur pasar dan pelaku pasar serta peranannya di kawasan ini, (b) Identifikasi mekanisme perdagangan lintas batas Indonesia-Malaysia pada komoditas hortikultura di kawasan (c) Menentukan strategi dan kebijakan perbaikan tataniaga yang berjalan. Data primer diperoleh melalui metode RRA dan FGD dengan para pelaku agribisnis dan pedagang pelintas batas di kedua wilayah. Diskusi mendalam (deep interview) dilakukan dengan petani, pedagang dan pelaku agribisnis hortikultura di beberapa lokasi wilayah perbatasan Nunukan dan Tawau. Data sekunder berupa informasi statistik wilayah perbatasan diperoleh dari dokumen, buku laporan tahunan, dan publikasi resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dan Propinsi Kalimantan Timur. Pengkajian dilakukan pada tahun 2008 dengan melakukan survey intensif selama 3 minggu dalam bulan Juli, September dan November dikedua wilayah (Nunukan dan Tawau). Hasil pengkakajian memperlihatkan terbatasnya dukungan prasarana dan sarana transportasi dan telekomunikasi menyebabkan aksesibilitas aliran produk komoditas terhadap pasar kawasan perbatasan sangat terbatas. Keterbatasan dukungan kelembagaan agribisnis menyebabkan pengelolaan pembangunan dikawasan ini mengalami hambatan. Selain itu sistem kelembagaan pasar juga belum berkembang dengan baik menyebabkan banyaknya kehilangan potensi ekonomi bagi daerah perbatasan. Untuk meningkatkan efisiensi yang menguntungkan sistem ekonomi secara keseluruhan, diperlukan sinergi antara produsen dengan konsumen serta industri pengolahan di kawasan ini untuk memperoleh tata niaga yang efektif. Perlu pendekatan perbaikan tataniaga yang dapat meningkatkan posisi tawar petani sebagai produsen. Selain itu strategi dan model pengembangan rantai pasok yang mengurangi tingginya biaya transaksi dalam pemasaran produk hortikultura di kawasan ini sangatlah diperlukan. Kata Kunci: SCM, hortikultura, pengembangan kawasan, perdagangan lintas batas, Nunukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN KONSERVASI BUAH TROPIS DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA TANI DI JAWA TIMUR Kuntoro Boga Andri1*, Hanik Anggraini Dewi2, Putu Bagus Daroini3, Sudarmadi Purnomo4
1* 2

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 4 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) *kuntoro@gmail.com

Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur

ABSTRACT Sumber genetik buah tropika memiliki peranan vital pada sumber pangan dan pendapatan lokal masyarakat Indonesia. Secara umum, buah tropika ditanam di pekarangan rumah dan ditumpangsari dengan tanaman tahunan lainnya. Di sisi lain, sebagian besar masyarakat pertanian pedesaan Jawa Timur masih kekurangan akses informasi mengenai keanekaragaman hayati pertanian beserta konservasinya. Tujuan kegiatan pengkajian ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan melalui konservasi dan penggunaan sumber daya genetik buah-buahan tropis. Pengkajian ini berfokus pada konservasi pertanian dan penggunaan buah tropikal yang berkelanjutan untuk bermacam spesies mangga dan jeruk. Pengkajian dimulai Agustus 2009 dan akan berlanjut sampai dengan tahun 2013. Lokasi pengkajian di Dusun Kaligayam, Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri untuk spesies mangga, dan Desa Bibis Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan untuk spesies jeruk. Pengkajian dilakukan melalui pendekatan CBM (Community Biodiversity Management) yang secara partisipatif memperkuat kapasitas petani dan komunitas tani dalam mengelola keanekaragaman hayati guna memberikan manfaat kepada petani dan komunitasnya. Konservasi on farm yang berkelanjutan dimungkinkan selama komunitas masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya, terutama manfaat ekonomi dan sosial, disamping manfaat dari aspek genetik dan ekologi. Aktivitas yang dilakukan dalam kerangka CBM berupa: 1) meningkatkan kesadaran masyarakat pada keanekaragaman pertanian (building human capital), 2) pemahaman keanekaragaman komoditas pertanian lokal dan menyatukan jejaring sosial dengan institusi lokal, 3) capacity building dari institusi lokal, 4) penyediaan modalititas kerja dari institusi lokal, 5) mengkonsolidasi peran masyarakat dalam perencanaan dan implementasi kegiatan konservasi, 6) pembelajaran sosial dan scaling up oleh masyarakat secara keseluruhan. Sampai dengan pertengahan tahun 2011, komunitas di kedua lokasi telah berhasil mengidentifikasi 30 jenis mangga lokal dan 16 jenis jeruk lokal lokal. Secara partisipatif kedua komunitas ini telah melakukan kegiatan perbanyakan, budidaya yang baik, konservasi, dan memberi nilai tambah terhadap komoditas target. Teknologi dari luar, kearifan lokal dan indigenous teknologi dipadukan dalam pengkajian ini untuk mencapai tujuan konservasi dan peningkatan kesejahteraan. Kata Kunci: konservasi on farm, CBM, sumberdaya genetik, mangga, jeruk, Jawa Timur

MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG MAS KIRANA MELALUI KEMITRAAN PEMASARAN DI LUMAJANG Kuntoro Boga Andri1* 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur *kuntoro@gmail.com ABSTRACT Salah satu jenis pisang asli Jawa Timur yang populer di pasaran dan sangat diminati konsumen adalah pisang Mas Kirana. Kabupaten Lumajang memiliki potensi ekonomi besar dari agribisnis pisang ini khususnya di dua kecamatan sentra yaitu Senduro dan Pasrujambe. Tujuan dari pengkajian adalah mengetahui model pengembangan agribisnis pisang Mas Kirana di Lumajang dan aliran pasok komoditas dari petani hingga konsumen melalui model kemitraan yang ada di lapangan. Juga ingin diketahui peran dan fungsi dari pelaku rantai pasok yang ada dalam model ini. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008, dengan melakukan survey ke para pelaku kemitraan dan agribisnis seperti petani, pedagang pengepul, penyalur/distributor, perusahaan mitra dan pedagang luar daerah yang beroprasi di wilayah ini. Data primer diperoleh dengan metode PRA dan FGD berupa wawancara dua arah yang melibatkan beberapa kelompok responden dalam beberapa kali diskusi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen resmi yang dikeluarkan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang dan Propinsi Jawa Timur. Hasil pengkajian menunjukkan agribisnis pisang Mas Kirana memberikan keuntungan langsung kepada petani setempat dan multiflier effect kepada masyarakat sekitarnya. Dari permintaan rutin berbagai distributor luar daerah setiap bulannya saja, telah mencapai jumlah lebih dari 300 ton, namun pasokan yang mampu dari daerah ini hanya berkisar 150-200 ton/bulan. Karena besarnya permintaan pasar, pemerintah bersama petani dan swasta dalam bidang pemasaran, saling bahu membahu mengembangkan agribisnis pisang Mas Kirana melalui model kemitraan. Sejauh ini, sistem pemasaran melibatkan banyak pemain didalamnya yang merupakan kombinasi struktur pasar persaingan sempurna dan kontrak pemasaran. Perlu lebih ditingkatkan nilai tawar petani melalui pengembangan kelembagan petani, kelembagaan permodalan dan kelembagaan pemasaran. Disisi lain, pola kemitraan petani dan perusahaan agribisnis, perlu diarahkan pada suatu legal kontrak yang mengikat lebih kuat kedua belah pihak. Perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen perlu terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Kata Kunci: menejemen rantai pasok, kemitraan, Pisang Mas Kirana, Lumajang

You might also like