You are on page 1of 4

Proses Manajemen PR

Dalam PR, proses manajemen dibagi dalam 4 prosedur. Antara lain yaitu : a. Penelitian b. Tujuan c. Pemrogaman dan d. Evaluasi Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan tentang sekilas tentang Tujuan, Pemrogaman, dan Evaluasi. Dan menjelaskan sebaik mungkin tentang Penelitian, terutama tentang fungsi Riset dan peranannya dalam perencanaan strategis. I. PENELITIAN Penelitian terdiri dari 3 aspek, menyelidiki keseluruhan undangan ulang Publio prosedur: mengenai klien dan untuk siapa program ini sedang dipersiapkan. Masalah apa yang melatarbelakangi diadakannya program saat ini. Dan audiens atau target yang menjadi sasaran komunikasi dalam program PR. 1. Klien Penelitian Sebagai awal, praktisi PR harus akrab dengan klien mereka. Jika praktisi bekerja di sebuah apartemen atau kantor. Klien diumpamakan sebagai organisasi perumahan. Karyawan di sebuah perusahaan PR jelas akan menjadi lebih independen dari klien. Disana, kasus, latar belakang, data tentang klien atau organisasinya, status keuangan, reputasi dulu dan Sekarang; praktek-praktek hubungan masyarakatnya, dan kekuatan, kelemahan serta peluang-peluang dalam hubungan masyarakatnya. Halhal tersebut merupakan titik awal yang penting untuk program apapun. Jika organisasi klien merupakan organisasi bisnis, praktisi harus mengerti tentang produk dan jasa serta keseluruhan kondisi lingkungan pasar yang kompetitif. Praktisi juga harus tahu tentang pemasaran, legalisasi, dan fungsi keuangan organisasi dalam upaya untuk mengkoordinasikan mereka dengan cara-cara PR.

Jika organisasi nirlaba, praktisi harus tahu dengan baik layanan yang diberikan klien kepada langganannya, kemudian seperti apa organisasinya, termasuk donor utama juga. Penting juga mengetahui latar belakang yang tepat, seperti; visi dan misi organisasi, manajemen tujuan, prioritas, masalah, dan bagaimana program PR yang diusulkan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien. Untuk itu praktisi perlu mengajukan pertanyaan yang secara langsung berhubungan dengan program PR sebagai berikut: apakah reputasi klien dengan para pelanggan baik? Seperti apa? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan citra organisasi di mata public, dan ini merupakan perhatian utama PR. Daftar semua hal dan aset yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh klien. Bagaimana praktek PR yang dilakukan oleh perusahaan klien dulu dan sekarang? Apakah organisasi atau klien memiliki kekuatan PR tertentu, yaitu praktik atau program yang dapat meningkatkan citra publik? Apa saja kelemahan PR dalam praktik dan program yang dapat menciptakan citra yang tidak menguntungkan bagi organisasi atau opini publik yang negatif? Apa sakja yang dimiliki perusahaan yang dapat menguntungkan organisasi atau membentuk opini publik positif? 2. Masalah Penelitian Aspek kedua penelitian, perkembangan pengetahuan klien secara logis. Terdiri dari penentuan mengapa organisasi harus melakukan program PR tertentu dalam waktu tertentu. Apakah karena ada kesempatan unik untuk mempengaruhi publik sehingga menciptakan opini publik yang positif? Atau itu merupakan respon dari perkembangan yang tidak menguntungkan bagi klien- opini publik negatif? Program PR timbul dari kesempatan yang disebut program proaktif. Dalam jangka pendek, program proaktif yang efektif mungkin akan tampak mewah dan mahal untuk manajemen. Tetapi program ini sering kali sangat penting dan merupakan acuan dalam merespon masalah yang timbul dari program proaktif. Program yang proaktif, seperti

pencegahan, konsep wellness sekarang sedang secara luas dipromosikan oleh organisasi pemeliharaan kesehatan. Obat pencegahan jauh lebih diinginkan daripada pengobatan dengan operasi dalam mengatasi penyakit yang sudah parah. Demikian pula sebuah institusi atau organisasi, harus terus menjaga hubungan berkelanjutan dengan para pelanggan untuk menghindari timbulnya masalah dalam ranah PR. Hal ini dilakukan bukan untuk mencap bahwa suatu program proaktif itu baik dan yang lainnya buruk. Melainkan, hal ini dilakukan demi mengembangkan upaya baru yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi masalah-masalah PR yang mungkin timbul kedepannya. Program ini suatu saat pasti akan diperlukan dan bermanfaat. Terlepas dari semua itu, jika diumpamakan. Seorang praktisi PR harus siap sedia menelpon pemadam kebakaran saat itu terjadi. Praktisi PR bukan hanya dituntut untuk mampu memadamkan kebakaran saja, akan tetapi juga dituntut untuk dapat terampil dalam pencegahan kebakaran. 3. Audience Research Aspek ketiga dalam penelitian ini terlibat aktif dalam penyelidikan sasaran atau publik. Proses ini bagian dari proses penelitian yang mencakup identifikasi kelompok-kelompok tertentu yang harus terintegrasi. Menentukan mana data penelitian yang akan berguna dalam komunikasi dengan publik, dan menyusun juga memproses data penelitian sesuai prosedur. a. Identifikasi Audience b. Penargetan c. Data yang diinginkan 4. Metode Penelitian Ada dua macam metode penelitian dalam Riset PR, antara lain: a. Non-Quantitative Research, sumber data non-wuantitative research antara lain: Catatan klien atau organisasi, seperti: laporan bisnis, statistik keuangan, laporan keuangan, dan catatan PR

Rekap komunikasi, seperti: pidato oleh eksekutif, buletin kantor, berita, nota, pamflet, dan brosur. Data yang diterbitkan oleh selain organisasi. Seperti: artikel berita dari media massa, publikasi perdagangan, jajak pendapat dan survey, perpustakaan referensi, dokumen pemerintah, direktori, dan data yang doterbitkan asosiasi perdagangan.

Penelitian dapat dilakukan dengan bertanya mengenai pandangan atau percakapan dengan anggota kunci publik yang ditargetkan.

Umpan balik dari klien dan pelanggan dapat berguna sebagai sarana penelitian non-qualitative. Berbicara dengan kelompok-kelompok yang terorganisir yang memiliki kepentingan dengan klien. World Wide Web merupakan sarana penting bagi Praktisi PR dalam melakukan pekerjaannya.

You might also like