You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Hal inilah yang menjadi tolak ukur bagi praktikan dalam pembuatan Laporan ini. Sehingga pada Bab berikutnya akan dibahas bagaimana proses osmosis terjadi pada tumbuhan.

B. TUJUAN PRAKTIKUM Mengamati adanya peristiwa osmosis pada usus ayam.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI Dalam membandingakan dua larrutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda, larutan dengan konsentrais zat terlarut yang lebih tinggi disebut sebagai hipertonik. Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah disebut sebagai hipotonik. Inimerupakan istilah-istilah relative yang hanya bermakana jika bila terdapat suatu perbandingan. Misalnya, air PAM bersifat hipertonil terhadap air destilasi tetapi hipotonik terhadap air laut. Dengan kata lain, air PAM mempunyai konsentrasi zat terlarut lebih tinggi daripada air destilasi, tetapi mempunyai konsentras yang lebih rendah jika dibamdinkan air laut. Larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama disebut dengan isotonic (isp berarti sama).

Gambar 1. Osmosis

Gambar tesebut adala 2 sel yang masing-masing memiliki membrane plasma atau membran permeable selekttif dan pada gambar tersebut terjadi perbedaan konsentrasi. Konsentrasi garam sebelah kanan lebih tinggi, akibatnya volume pelarutnya lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sebelah kiri. Akibatnya, larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi (hipertonik) memiliki konsentrasi air yang lebih rendah. Oleh sebab itu air akan berdifusi melintasi membrane dari larutan

hipotonik ke larutan hipertonik. Difusi air melintasi membrane permeable selektif ini merupakan suatu kasus khusus transfor pasi yang disebut Osmosis. Arah osmosis hanya ditentukan oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan hipotoniknya memiliki lebih banyak zat terlarut. Air laut yang memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya, karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua larutan isotonic, air berpindah melintasi membrane yang memisahka larutan-larutan tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah, dengan kata lain tidak ada selisih osmosis pada larutan isotonik.

B. HIPOTESIS Peristiwa Osmosis terjadi ketika air mengalir dari larutan yang hipotonik ke larutan yang hipertonik melalui membran semi permeabel.

BAB III METODE

A. ALAT DAN BAHAN 1) Alat 2) Bahan : Beaker glass 100 ml, benang, pisau dan silet :    Larutan glukosa 30% Air Usus ayam masing-masing dengan panjang 6 cm sebanyak 4 buah

B. CARA KERJA 1) Disiapkan 4 beaker glass 100 ml 2) Dua beaker glass diisi dengan larutan glukosa 100 ml dan dua lainnya diisi dengan air sebanyak 100 ml 3) Ikat salah satu ujung dengan benang, kemudian dalam usus tersebut dimasukkan larutan glukosa 30 % sebanyak 2,5 ml, ikat ujung keduanya dengan benang. Jarak ikatan pertama dengan kedua 5 cm. Kerjakan sebanyak dua buah 4) Lakukan hal yang sama pada dua usus lainnya diisi dengan air sampai penuh, dengan jarak ikatan pertama dan kedua 5 cm 5) Lakukan pengamatan berturut-turut dalam waktu 0, 20 ,dan 40 menit 6) Catat hasil pengamatan pada Tabel pengamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN Lembar Pengamatan Percobaan Hasil Pengamatan Waktu/ Menit Usus Berisi Air Tenggelam, 0 pucat, lembek, Usus Berisi Larutan Glukosa 30 % Tenggelam, pucat, keras/tegang, melengkung Tenggelam, lebih 20 terang, lurus Tenggelam, 40 semakin lembek, lurus, terang semakin lembek, Mengapung, melengkung, keras, pucat Mengapung, melengkung, lebih pucat keras,

melengkung

4.2 PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan diatas, telah dimasukkan 2,5 ml glukosa 30 % kedalam usus ayam 1 (direndam dalam 100 ml air) dan 2,5 ml air dimasukkan kedalam usus ayam 2 (direndam dalam 100 ml glukosa). Pada 0 menit pertama, usus ayam yang berisi air memiliki ciri : Tenggelam, pucat, lembek dan melengkung, sedangkan usus ayam yang berisi larutan glukosa : tenggelam, pucat, keras/tegang dan melengkung.

Setelah 20 menit kemudian, usus ayam yang berisi air mulai ada perubahan, yang tadinya melengkung setelah 20 menit diamati menjadi lurus dan semakin lembek. Sedangkan usus ayam yang berisi glukosa tetap melengkung,tetap keras namun agak sedikit mengapung. Pada pengamatan terakhir, yaitu setelah 40 menit. Usus ayam yang berisi air menjadi penyet, lurus dan air didalam usus tersebut tinggal sedikit. Sedangkan pada usus ayam yang berisi glukosa tetap keras dan melengkung. Melengkungnya usus ayam yang berisi glukosa dikarenakan masih adanya larutan yang mengisi usus tersebut. Dari percobaan yang telah dilakukan, usus mengalami perubahan. Usus yang berisi air mengalami pengurangn berat dan usus yang berisi larutan glukosa tetap keras. Hal ini terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap usus. Pada usus yang dimasukkan kedalam larutan glukosa terjadi pengurangan berat atau lembek. Hal ini disebabkan glukosa bersifat hipertonis terhadap usus. Sedangakn pada usus yang dimasukkan kedalam air tetap dalam keadaan keras. Hal ini disebabkan air bersifat hipotonis terhadap usus. Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa usus ayam yang berisi air menjadi lembek dan usus ayam yang berisi glukosa tetap keras. Hal ini dikarenakan larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi (hipertonik) memiliki konsentrasi air yang lebih rendah. Oleh sebab itu, air akan berdifusi melintasi membrane dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik. Difusi air melintasi membrane permeabel selektif ini merupakan suatu kasus khusus transport pasif yang disebut Osmosis.

BAB V KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa usus yang berisi air mengalami pengurangan berat (lembek) terjadi karena Glukosa bersifat hipertonis terhadap usus. Sedangkan usus yang berisi glukosa tetap keras karena air bersifat hipotonis terhadap usus. Molekul berukuran kecil dapat melewati membran sel dengan dua cara, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau bisa juga menuruni gradien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell., Reece., Mitchell. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga. Campbell., Reece., Mitchell. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga. Firdaus, L.N., Wulandari, Sri., Bey, Yusnida. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pekanbaru : Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Yulianto, Eko. 2011. Osmosis dan Difusi. http://konsepbiologi.wordpress.com/2011/07/16/osmosis-dandifusi/. Diakses Minggu, 30 Oktober 2011.

You might also like