You are on page 1of 7

Kuliah 7.

Dualisme Gelombang Zarah Pendahuluan Hipotesa Plank tentang kuantitas osilator selaras, teori kuantum Einstein tentang cahaya, dan teori hamburan Compton, menunjang gagasan dasar bahwa cahaya terkuantisasi, dan dalam beberapa proses fisis berperilaku seperti zarah. Sifatsifat cahaya sebagai zarah dapat dikemukakan sebagai berikut : a. energi dan kehadirannya terkonsentrasi dalam suatu volume di ruang, dan tidak menyebar ke segala arah. b. bergerak dengan kecepatan cahaya c. c. memiliki momentum linear p=E/c, dengan E adalah energi foton. d. tidak memiliki massa diam (massa tak geraknya sama dengan nol). Kecuali sifat-sifat tersebut maka dalam interaksinya dengan sistem mekanis, foton tunduk pada hukum-hukum mekanika. Konsep cahaya sebagai gelombang juga memiliki landasasn eksperimental yang mantap. Interfetensi dan difraksi hanya dapat diterangkan dengan menganggap cahaya adalah gelombang, khususnya gelombang elektromagnet. Sebagai gelombang cahaya dicirikan oleh : a. kecepatan rambat dan kecepatan fase. b. panjang gelombang atau frekuensi. Hal lain yang cukup penting adalah representasi cahaya yang dipancarkan dalam selang waktu terbatas sebagai paket gelombang, dan interaksinya dengan materi yang dinyatakan dalam indeks bias. Mengkategorikan perilaku cahaya sesuai dengan tingkat sistem makro (gelombang) dan sistem mikro (zarah) pun tidak benar, karena dalam sistem atom pancaran brehmsstrahlung masih berlandaskan pada teori Maxwell. Kesimpulannya adalah bahwa beberapa gejala fisis hanya dapat diterangkan dengan menganggap bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang, dan beberapa gejala fisis yang lain keterangan harus berpijak pada perilakunya sebagai zarah. Sifat cahaya yang memiliki dua penampilan ini dinamakan dualisme cahaya. Dalam
1
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

dualisme cahaya tidak pernah dua wujud gelombang zarah muncul sekaligus dalam satu gejala fisis. Fisika adalah ilmu yang sangat terstruktur dan sistematik dimana kesetangkupan ruang mendapat perhatian, umpamanya : adanya zat dan anti zat, pandangan bahwa ruang dan waktu terpadu dalam satu sistem (x,y,z,t), zat aktifoptik yang memutar arah polarisasi ke kiri atau ke kanan, arah spin elektron ke atas atau ke bawah. Berbagai manifestasi kesetangkupan dalam alam tentunya menimbulkan pertanyaan. Apabila dalam penampilannya cahaya berperilaku sebagai zarah, apakah ada kemungkinan bahwa gejala fisik yang menyangkut suatu zarah hanya dapat diterangkan dengan menganggap bahwa zarah itu berperilaku sebagai gelombang? Postulat de-Broglie Louis Victor Duc de Broglie, yang kemudian menjadi Pangeran de-Broglie adalah seorang bangsawan Perancis yang mempelajari sejarah pertengahan Eropa di Universitas Sarbonne Perancis. Perang dunia pertama kemudian mengubah minat dan perhatiannya, karena selama perang itu dia bertugas dalam satuan komunikasi radio di medan perang. Setelah perang selesai dia melanjutkan studinya dalam bidang sains. Tahun 1925 diraihnya gelar doktor dengan desertasi yang memuat gagasan yang menyangkut teori atom Bohr. Gagasan tersebut tidak mengubah teori atom Bohr tetapi disampaikan sesuatu yang sangat baru mengenai perilaku elektron dalam atom Bohr. De-Broglie mengajukan hipotesa bahwa : Setiap massa yang bergerak didampingi oleh suatu gelombang pengarah (pilot waves). Gelombang zat (matter waves) ini senantiasa mengikuti massa yang bergerak dan memberikan ciri perilaku gelombang pada zarah.

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

Karena pada saat itu model atom Bohr sudah mantap dalam konsepnya, maka hal tersebut menjadi salah satu pokok pembahasannya. Dalam gambaran de-Broglie, elektron yang mengelilingi inti atom Bohr didampingi oleh gelombang pengarah. Kuantisasi momentum anguler menurut Bohr, sebetulnya sama dengan pemenuhan syarat reonansi gelombang pengarah terhadap panjang lintas edar elektron tersebut di dalam atom. Artinya pada orbit Bohr yang pertama panjang lintas edar sama dengan satu panjang gelombang. Panjang lintas edar orbit kedua sama dengan dua panjang gelombang pengarah, dst. Kuantisasi momentum sudut menurut Bohr. Ln = nh memberikan bahwa :
rn = nh m0 v

(7.1)

(7.2)

yang dapat dituliskan dalam bentuk :


h 2rn = n m v o

(7.3)

Untuk bilangan kuantum utama n maka dalam gambaran Bohr tentang atom Bohr, lintas edar elektron adalah n kali panjang gelombang pengarahnya.
2rrn' = nn

(7.4)

Sehingga panjang gelombang pengarah adalah :


o =
h mo v

(7.5)

Besaran m v adalah momentum linear p, sehingga :


=
h p

(7.6)

Jadi apabila hipotesa tentang gelombang itu benar, dan apabila memang dalam gerakan elektron mengelilingi inti atom panjang lintas edar orbit-orbit Bohr merupakan kelipatan dari panjang gelombang pengarah elektronnya, maka hubungan
3
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

antara momentum linear p dengan panjang gelombang memenuhi persamaan (7.6), yang merupakan panjang gelombang pengarah yang dihipotesakan oleh de Borglie. Postulat de-Broglie Dualisme gelombang zarah berlaku untuk cahaya, juga berlaku untuk zarah. Setiap zarah yang bergerak didampingi oleh gelombang zat yang merepresentasikan perilaku gelombang zarah. Perilaku gelombang zat berkaitan dengan perilaku zarahnya tepat seperti halnya dengan cahaya. Suatu zarah yang bergerak gelombang zat yang panjang gelombangnya memenuhi =h/p, dengan h tetapan Planck. Menurut teori radiasi, energi total radiasi E memenuhi : E = pc E = hv Pc = hv Sehingga untuk radiasi berlaku :
p= hv h = c

(7.7) (7.8) (7.9)

Sedangkan menurut teori kuantum Planck memberikan : Paduan dua persamaan tersebut memberikan :

(7.10)

Dari persamaan tersebut tampak kesejajaran antara radiasi dan perilaku gelombang dari zarah. Pengajuan atom Bohr sebagai contoh untuk menerapkan gagasan Bohr tidak merupakan penurunan konsep de Broglie. Itu hanyalan contoh khusus yang memberikan petunjuk mengenai abstraksi konsep itu ke gagasan yang lebih umum. Oleh karena itu gagasan de Broglie dituangkan sebagai suatu hipotesis atau postulat. Percobaan Davisson-Germer Perilaku gelombang dimanifestasikan oleh beberapa gejala seperti : difraksi, interferensi, oleh karena itu verifikasi hipotesa de Broglie harus dilakukan melalui

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

bukti bahwa zarah yang bergerak memperlihatkan gejala-gejala seperti tersebut di atas. Pada tahun 1926 Elsosier menyarankan untuk menggunakan berkas elektron yang ditumbukkan pada kristal sebagai cara menguji perilaku gelombang dari zarah. Kisi kristal dengan jarak atom beberapa angstrom akan merupakan kisi yang baik untuk difraksi gelombang zat yang menyertai elektron. Apabila tetapan kisi kristal a (jarak antar atom yang berdekatan) sama besar dalam tingkat ordernya panjang gelombang v maka gejala difraksi dapat diamati. Misalkan jarak antar atom a = 1 A0, maka panjang gelombang v yang diperlukan juga 1 A0. Hal ini berarti bahwa momentum linear elektron :
6.63 .10 34 Js p= = = 6,63 .10 24 kgms 1 10 10 m h

Energi yang diperlukan :


K = p2 (6,63 .10 24 kgms 1 ) 2 = = 2,41 .10 17 J = 150 eV 2mo 2(9,1.10 32 kg )

percobaan yang berhasil menunjukkan difraksi berkas elektron adalah yang dilakukan Davison-Germer pada tahun 1927 di Amerika Serikat. Mereka pada mulanya melakukan percobaan tentang hamburan berkas elektron oleh nikel (nikel dalam bentuk curah (bulk)). Susunan percobaan Germer dan Davison. Seluruh rangkaian percobaan ditempatkan dalam ruang yang dapat divakumkan. Adapun langkah-langkahnya adalah : Suatu penembak elektron menghasilkan berkas elektron terkolimasikan. Berkas tenaga kinetik elektron dalam berkas diatur dengan mengatur besar potensial antara anoda dan katoda. Berkas elektron diarahkan pada sasaran yang terbuat dari bahan nikel. Elektron yang dihambur oleh sasaran ini kemudian dikumpulkan oleh kolektor, yang juga sekaligus menjadi detektor arus elektron. fungsi sudut hambur.
5
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

Kolektor dapat dipindahkan

kedudukannya sehingga dapat diperoleh pengamatan besar arus kolektor sebagai

Pada awal percobaannya Davison dan Germer menggunakan bahan curah, yang hasilnya tidak spektakuler. Jumlah elektron yang terhambur senantiasa berkurang apabila sudut hamburan diperbesar.

Pada saat percobaan dinding vakum mengalami kerusakan, sasaran nikel yang ada pada saat itu berada pada suhu yang tinggi teroksidasi oleh udara yang memasuki sistem vakum. Setelah peralatan diperbaiki cuplikan nikel kemudian direduksi dalam tungku secara perlahan-lahan. Reduksi ini menghilangkan lapisan oksida yang terbentuk pada saat permukaan nikel teroksidasi karena kehadiran udara dalam sistem vakum.

Ketika percobaan diulangi kembali ternyata diperoleh hasil yang sangat berbeda. Elektron yang dihambur menunjukkan suatu pola hamburan yang sangat bergantung pada sudut hambur. Terlihat bahwa dengan adanya perubahan sudut hambur terjadi maksima dan minima dari jumlah elektron yang terhambur. Pola hamburan itu menunjukkan bahwa berkas elektron mengalami difraksi ketika bertumbukan dengan permukaan nikel. Davisson dan Germer dengan menggunakan cara-cara perhitungan yang

dipergunakan dalam difraksi sinar x, akhirnya dapat menentukan panjang gelombang elektron dalam berkas. Besar panjang gelombang yang diperoleh dari eksperimen ternyata sama dengan harga yang diperoleh dengan menggunakan postulat de Broglie. Percobaan Davisson Germer inilah yang memverifikasi tentang perilaku gelombang dari elektron seperti yang dihipotesakan dan dipostulatkan de Broglie. Sifat atau perilaku gelombang dari suatu berkas elektron dapat juga ditunjukkan melalui hamburan elektron yang menembus lapisan logam yang sangat tipis. Berkas elektron dengan energi beberapa keV ditembakan pada cuplikan logam kristalin yang sangat tipis. Elektron yang dihamburkan terekam pada pelat fotografi. Pada pelat fotografi ini terlihat pola difraksi elektron.

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

Karena jasanya dalam membuktikan adanya sifat atau perilaku gelombang untuk elektron tsb. Maka G.P. Thomson dan Davisson memperoleh hasa.n.diah Nobel tahun 1937. G.P. Thomson adalah putera dari JJ Thomson, yang memperoleh hadiah Nobel karena jasanya dalam menunjukkan bahwa elektrok adalah zarah.

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

You might also like