You are on page 1of 4

Tugas Mingguan 1 Antropologi Kependudukan

PENCATATAN JEMAAT GEREJA HKBP SARIMATONDANG

oleh: Chrystina Lumbantoruan 0806347965

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok, 2011

Seluruh gereja HKBP melakukan pencatatan ulang penduduk setiap akhir tahun yang akan dilaporkan pada tanggal 31 Desember kepada jemaat pada ibadah ibadah akhir tahun malam hari. Kemudian laporan yang dibuat mengenai dinamika jemaat selama setahun akan dilaporkan ke tingkat yang lebih tinggi. Adapun alurnya sebagai berikut: 1. Jemaat mengumpulkan data-data yang diperlukan, antara lain: nama, tempat dan tanggal lahir, mata pencaharian/pekerjaan, tanggal baptis, tanggal sidi, surat menikah, dan sektor/wilayah tempat tinggal kepada penatua wilayah (sintua). 2. Penatua gereja di masing-masing wilayah melaporkan data jemaat yang sudah terkumpul kepada guru jemaat (guru huria), yaitu pemimpin setiap gereja. 3. Guru jemaat (gereja) melaporkan kepada Pendeta resort (resort). 4. Pendeta resort (resort) melaporkan ke tingkat distrik. 5. Dari distrik dilaporkan ke kantor pusat (bertempat di Tarutung, Taput, Sumatera Utara). Berdasarkan laporan akhir tahun 2010, gereja HKBP Sarimatondang terdiri dari 345 KK (1424 jiwa), dengan gambaran sebagai berikut: Bapak Ibu Pemuda laki-laki Pemuda perempuan Anak laki-laki Anak perempuan : 236 jiwa : 342 jiwa : 238 jiwa : 179 jiwa : 209 jiwa : 193 jiwa

Definisi anak di gereja ini adalah mereka yang berusia 0 tahun - 14 tahun. Sementara definisi pemuda adalah mereka yang berusia di atas 15 tahun dan belum menikah. Jadi berapapun usia seseorang jika ia belum menikah akan dikategorikan sebagai pemuda. Untuk seorang bayi yang baru lahir biasanya langsung segera (atau penatua wilayah yang mengetahui) dilaporkan kepada gereja dan pengumuman atau pewartaan di gereja pada minggu pertama setelah

kelahiran menjadi tanda bahwa anak tersebut sah menjadi warga gereja yang baru. Dalam hal perpindahan jemaat, baik untuk pindah ke dalam gereja atau pindah ke gereja yang lain karena sesuatu hal (misalnya pindah kerja, menikah, pindah rumah, dll), maka gereja akan mengeluarkan surat keterangan pindah untuk jemaat yang keluar dan meminta surat keterangan pindah dari gereja asal untuk mereka yang hendak mendaftar sebagai jemaat baru. Surat ini harus dilengkapi. Ada juga kasus dimana jemaat dikeluarkan atau terkena hukum siasat gereja (Ruhut Parmahanion dohot Paminsangion). 1. Jemaat yang menikah tidak sesuai dengan aturan dan peraturan gereja, yaitu: Menikah dengan pasangan yang tidak berasal dari aliran/dogma yang sama dengan gereja HKBP. Yang terkena hukum siasat gereja adalah anggota jemaat yang bersangkutan. Pernikahan tidak dilayani oleh gereja, yaitu pernikahan yang hanya dilakukan secara adat saja, tidak sah menurut gereja. Yang terkena hukum siasat gereja adalah pasangan pernikahan tersebut. Memiliki istri lebih dari satu (poligami). Yang terkena hukum siasat gereja adalah istri kedua dan suami. 2. Melahirkan tidak pada waktunya, artinya di sini adalah hamil di luar nikah. Contoh lain adalah sepasang suami istri menikah pada bulan Februari tetapi pada bulan Juni sudah melahirkan seorang anak. Yang terkena hukum siasat gereja adalah pasangan suami istri tersebut. 3. Melakukan perzinahan. Yang terkena hukum siasat gereja adalah jemaat yang melakukan perzinahan. Jemaat yang dihukum/dikeluarkan dapat kembali menjadi jemaat setelah enam bulan kemudian dan tentunya setelah menyesali segala perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya. Namun, yang terjadi biasanya adalah jemaat yag sudah terkena hukum siasat gereja benar-benar keluar dari gereja,

mungkin hal ini disebabkan rasa malu yang begitu besar. Sementara untuk kasus poligami, boleh kembali ke dalam jemaat apabila istri kedua telah meninggal dunia atau menikah dengan pria lain. Dalam pencatatan jemaat ini cenderung minim hambatan, hal ini disebabkan jemaat yang sudah terbiasa melaporkan setiap tahunnya dan patuh terhadap peraturan tersebut. Hambatan yang ada justru dari penatua wilayah yang terkadang malas-malasan dalam melakukan tugas yang satu ini, sehingga guru jemaat atau pendeta resort harus lebih intens dalam mengingatkan para penatua tersebut. Jemaat juga difasilitasi buku yang berisi aturan dan peraturan sebagai jemaat HKBP. Lagi-lagi keuangan menjadi hambatan bagi gereja untuk membagikan ini kepada setiap keluarga, sehingga tidak semua keluarga memilikinya. Namun, rata-rata anggota yang telah menjadi jemaat di HKBP dari lahir tahu mengenai aturan dan peraturan ini, maka biasanya buku tersebut dibagikan bagi jemaat pindahan.

You might also like