You are on page 1of 11

Abstract This research has an objective to indentify the effect of plate thickness and beta rasio ( ) to orifice flowmeter

characteristic with concentric type for crude oil and water flow. The test instrument used orifice plates and acrylic tubes. Each orifice plates have 45 o bevel at the downstream side with variation of beta rasio ( ) = 0,4 and 0,5 ; and plate thickness 5 mm and 10 mm. The actual flow rate is being set by rotameter for water and quadrant edge orifice for crude oil. Both of them were calibrated with measuring vessel. Theoretical flowrate of orifice flowmeter is calculated from water level diffrenece of manometer and then converted to preassure deiffrenece using Bernoulli equation and continuity equation. The test is only conducted for flowrates that have reynold number within the range of 3000 up to 13000. The result should that discharge coefficient (Cd) value would decrease if the crude oil and water mix flowrate increase. This result also similar for water and crude oil single phase flow. Discharge coefficient would increase and pressure loss coefficient would decrease if palte thickness and beta ratio increase. Flow pattern of 5 mm orifice plate is fully separated flow and flow pattern of 10 mm orifice plate is marginally reattaches flow. Keyword : measuring flow, orifice flowmeter, plate thickness, beta ratio

1. Pendahuluan Orifice flowmeter merupakan salah satu alat ukur debit berbasis beda tekanan (pressure differential). Penelitian penelitian terkini tentang orifice flowmeter telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi dimensi geometri terhadap discharge coefficient. Beberapa hal yang menjadi variasi dimensi geometri seperti ketebalan, rasio diameter dari orifice flowmeter serta posisi pressure tap. Beberapa penelitian yang sering dilakukan tentang orifice flowmeter hanya menggunakan batasan fluida satu fase sedangkan penelitian tentang orifice flowmeter untuk aliran dua fase jarang dilakukan. Campuran fluida yang sering kita jumpai dalam industry perminyakan adalah crude oil dan air. Aliran campuran crude oil dan air tersebut dapat dikategorikan sebagai aliran dua fase. Dalam penelitian aliran dua fase yang melibatkan salah satu fluidanya adalah fluida air, maka perlu diperhitungkan pengaruh water cut dalam campuran tersebut, sehingga perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang orifice flowmeter pada aliran dua fase liquid-liquid khususnya yang berhubungan dengan variasi dimensi geometri dan water cut pada aliran dua fase. Salah satu penelitian yang dilakukan tentang variasi dimensi geometri orifice flowmeter yaitu penelitian yang dilakukan oleh W.N Septiadi (2008) menyatakan bahwa karakteristik dari orifice flowmeter dipengaruhi oleh tebal pelat, keadaan sisi masuk plat orifice, rasio diameter dan letak posisi pengukuran beda tekanan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik orifice pada aliran campuran crude oil dan air yang meliputi penurunan tekanan, pola aliran dan koefisien discharge terhadap variasi bentuk geometri pada pelat orifice yaitu rasio diameter 0,4 dan 0,5 serta ketebalan dari orifice yaitu 5 mm dan 10 mm. Dalam hal ini maka ada beberapa permasalahanyang akan dikaji, yaitu : 1. Bagaimanakah pengaruh perbedaan rasio diameter ( ) terhadap karakterisasi orifice flowmeter dalam mengukur debit 2. Bagaimanakah pengaruh perbedaan tebal terhadap karakterisasi orifice flowmeter dalam mengukur debit 3. Bagaimanakah pengaruh water cut pada aliran dua fase (air dan crude oil) terhadap karakterisasi orifice flowmeter 4. Bagaimanakah pengaruh perbedaan tebal terhadap pola aliran yang terjadi pada orifice flowmeter Beberapa batasan ditetapkan dalam penelitian ini meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. Metode Penelitian Penelitian dan pengujian orifice flowmeter ini mempergunakan peralatan dan bahan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Tandon air dan crude oil (penyuplai aliran yang diukur). Pipa transfer (pipa penghantar aliran). Separator air dan crude oil (digunakan untuk pemisahaan air dan crude oil). Manometer untuk mengukur beda tekanan. Rotameter dan orifice flowmeter sebagai alat ukur jumlah aliran air dan crude oil. Penelitian ini dilakukan pada pipa akrilik berdiameter 24mm Rasio diameter orifice dengan diameter pipa ( ) adalah : 0,4 ; 0,5 Tebal Pelat orifice 5 mm dan 10 mm Fluida yang digunakan adalah air dan crude oil Bilangan Reynolds adalah 3000 sampai 13000

Gambar 2 dan 3 berturut-turut menunjukkan bagian seksi uji Orifice plate secara 3D dan sesuai dengan gambar aktual nya. Sedangkan Gambar 4 menunjukkan peralatan pengujian secara lengkap.

Gambar 4. Set Up eksperimental orifice flowmeter Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Alat ukur debit air (rotameter) Alat ukur debit crude oil (orifice quadrant edge) Mixer Seksi uji (orifice flowmeter) Pipa plexyglass Manometer Pemisah air dan crude oil (separator) Pompa transfer air dan crude oil Control valve Tangki crude oil Pompa crude oil Katup by pass Tangki air Pompa air

Hasil dan Pembahasan Penurunan tekanan untuk variasi water cut Dari hasil penelitian maka diperoleh hasil pengukuran penurunan tekanan sepanjang orifice flowmeter dengan variasi tebal pelat 5mm dan 10 mm, rasio diameter ( ) 0,4 dan 0,5 untuk water cut 52,6 % , 71,4 % dan 90,9 %. Dengan variasi pada orifice 1 ( ) = 0,4 tebal 5 mm, orifice 2 ( ) = 0,4 tebal 10 mm, orifice 3 ( ) = 0,5 tebal 5mm, dan orifice 4( ) = 0,5 tebal 10 mm ditunjukan dalam grafik sebagai berikut :

Dari gambar 5, gambar 6 dan gambar 7 menunjukkan nilai perbandingan antara orifice 1, orifice 2, orifice 3, dan orifice 4 untuk water cut 52,6%, 71,4% dan 90,9% dengan membandingkan Q total dengan h. Nilai h yang terbaca menunjukkan bahwa h terbesar untuk masing-masing orifice terletak pada aliran crude oil dan air dengan water cut 52,6%. Penurunan tekanan yang sangat besar terjadi pada water cut 52,6% disebabkan oleh debit aliran campuran crude oil dan air yang lebih tinggi daripada water cut 71,4% dan 90,6%. Hal ini sesuai dengan prinsip Bernoulli yang menyatakan semakin tinggi kecepatan aliran yang mengalir maka pressure yang terjadi akan semakin menurun. Dengan h yang meningkat menyebabkan pressure drop semakin meningkat.

Sedangkan untuk peninjauan orifice flowmeter, untuk water cut 52,6%, orifice 1 memiliki h yang paling tinggi dibandingkan dengan orifice 2,3 dan 4. Hal ini juga berlaku untuk water cut 71,4 % dan water cut 90,9%. Hal ini disebabkan variasi geometri yang ada pada orifice. Orifice 1 memiliki geometri ketebalan 5 mm dan beta rasio ( ) 0,4, merupakan orifice yang ketebalan lebih tipis dan memiliki beta rasio yang paling kecil diantara orifice yang lainnya. Penurunan tekanan yang sangat besar pada orifice 1 disebabkan oleh karakteristik aliran yang melewati pelat orifice memiliki jarak tempuh yang panjang. Vena contracta yang terbentuk pada aliran ini lebih kecil dari orifice dengan ketebalan 10 mm dan beta rasio 5 mm. Pola aliran orifice 1 dapat ditunjukkan pada gambar 8.

Dari gambar di atas dapat dikatakan aliran fully separated flow, yang memiliki jarak tempuh yang panjang dan separated region yang besar, vena contracta yang terbentuk berada di luar pelat dan diameter kontraksi nya lebih kecil. Hal ini menyebabkan pengukuran tekanan di daerah hilir sangat kecil, sehingga h yang dihasilkan sangat besar. Hal ini berkebalikan dengan orifice ketika berada pada water cut paling tinggi. Nilai h yang terbaca menunjukkan bahwa h terkecil untuk masing-masing orifice terletak pada aliran crude oil dan air dengan water cut 90,9%. Penurunan tekanan yang sangat kecil terjadi pada water cut 90,9% disebabkan oleh debit aliran campuran crude oil dan air yang lebih kecil daripada water cut 71,4% dan 52,6%. Sedangkan peninjauan pada orifice flowmeter, orifice 4 memiliki ketebalan pelat 10 mm dan beta rasio 0,5 memiliki penurunan tekanan paling kecil. Hal ini disebabkan vena contracta yang terbentuk memiliki jarak yang lebih dekat dengan dinding pipa maka jarak temouh aliran lebih dekat dan separated region yang terbentuk lebih pendek dan mengakibatkan pengukuran beda tekanan pada pressure tap lebih kecil. Hal ini juga berlaku untuk beta rasio , semakin kecil besar beta rasio maka penurunan tekanan yang terjadi akan semakin kecil juga. Pola aliran dapat ditunjukkan dengan gambar 1]

Dari gambar di atas dapat dikatakan sebagai marginally separated flow. Pada pola aliran ini menyebabkan pengukuran tekanan di daerah hilir lebih besar daripada orifice yang lainnya, sehingga h yang dihasilkan lebih kecil daripada orifice lainnya. Pada kedua pola aliran yang terjadi pada water cut 71,4% dan water cut 90,9%. Terdapat perbedaan yang mencolok yaitu kondisi aliran ketika berada pada daerah ketika belum melewati orifice (hulu) dan setelah melewati orifice (hilir). Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perbedaan pola aliran tersebut, yaitu jumlah water cut pada aliran dan ketebalan dari pelat orifice. Perbedaan pola aliran yang terdapat pada water cut 90,9% dan water cut 71,4% dapat dijelaskan dengan gambar 12 dan 13.

Dari gambar di atas terlihat jelas perbedaan yang mencolok antara water cut 90,9 % dan 71,4%. Pola aliran yang terjadi pada daerah hulu menunjukkan bahwa water cut 71,4% memiliki komposisi crude oil yang lebih dan memiliki kecenderungan melengkung dibandingkan pada posisi sebelum mendekati orifice. Hal ini disebabkan karena adanya reaksi dari dinding orifice yang ditimbulkan karena adanya flow crude oil dan air yang mengalir menuju ke orifice, dari reaksi tersebut menimbulkan tekanan yang berlawanan menuju kea rah sebaliknya. Selain adanya reaksi, kecenderungan melengkung pada fluida crude oil disebabkan oleh berat dari crude oil yang menuju ke bawah dan kemudian mendesak fluida air. Sehingga terlihat cenderung melengkung ke bawah. Hal ini berbeda pada water cut 71,4 % dikarenakan jumlah crude oil yang terlalu sedikit. Perbedaan juga terjadi di hilir dari orifice pada water cut tinggi 90,9% terjadi turbulen mixing hanya terjadi di daerah vena contracta setelah itu mengalami pemisahaan lagi yang disebabkan massa jenis crude oil yang lebih ringan daripada air. Sedangkan pada water cut yang lebih rendah 71,4% terjadi turbulrn mixing di daerah vena contracta yang kemudian terjadi juga setelah melewati vena contracta. Dan akan terpisah lagi setelah melewati pipa yang lebih panjang, yang nantinya posisi crude oil berada di atas air. Selain perbedaan dari poa aliran yang terjadi, juga ada perbedaan yang disebabkan oleh ketebalan pipa, pola aliran yang disebabkan oleh ketebalan pipa, pola aliran yang terjadi pada orifice 1 dan 3 ynag memiliki ketebalan 5 mm dapat digolongkan sebagai fully separated flow, sedangkan pada orifice dengan ketebalan 10 mm dapat digolongkan sebagai marginally separated flow. Berikut perbedaan dari pola aliran fully separated flow dan marginally separated flow untuk masing-masing orifice dijelaskan dengan gambar 14.

Dari gambar di atas dapat diketahui perbedaan yang mencolok antara pelat dengan tebal 5mm dan 10mm . Pada pelat 5mm terlihat vena contracta yang terbentuk memiliki jarak vena contracta yang lebih jauh disbanding dengan pelat orifice 10mm yang memiloiki vena contracta yang lebih dekat. Dan dari sinilah dapat diketahuo pengaruh ketebalan dan rasio diameter pada orifice.

3.2 Discharge coeffisien pada pelat orifice untuk variasi water cut Dari hasil pengukuran beda tekanan dapat diperoleh besar nya debit teoritis, dan debit actual dapat diukur secara langsung dengan menggunakan rotameter untuk fluida air dan office quadrant edge untuk fluida crude oil, maka koefisien discharge dapat diperoleh dengan membandingkan debit actual dengan debit teoritis. Dari hasil perhitungan maka nilai koefisien discharge untuk water cut 52,6 % , 71,4 % dan 90,9% ditunjukkan pada grafik berikut.

Dari gambar 14, 15, dan 16 menunjukkan koefisien discharge untuk masing-masing water cut, yaitu 52,6%, 71,4% dan 90,9%. Nilai koefisien discharge yang terbaca menunjukkan bahwa water cut 52,6% memiliki koefisien discharge yang paling kecil dibandingkan dengan water cut 71,4% dan 90,9%. Koefisien discharge yang sangat rendah terjadi pada water cut 52,6% disebabkan oleh debit aliran yang mengalir lebih tinggi daripada water cut 71,4% dan 90,9 %. Peningkatan debit ini mengakibatkan peningkatan nilai bilangan Reynolds. Semakin tinggi bilangan Reynolds maka semakin rendah juga nila Cd yang terbaca. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi debit yang mengalir maka ketelitian dari orifice akan menurun karena memiliki nilai Cd yang lebih rendah. Nilai Cd untuk water cut 52,6% berkisar antara 0,69 sampai 0,72 untuk orifice 1, 0,88 sampai 0,91 untuk orifice 2, 0,70 sampai 0,729 untuk orifice 3 dan 0,888 sampai 0,916 untuk orifice 4. Trend ini juga berlaku untuk water cut 71,4% dan 90,9%. Dari nilai Cd yang dihasilkan dapat diketahui hubungan geometri dari orifice untuk nila Cd, yaitu semakin meningkat ketebalan orifice maka akan meningkat pula nilai Cd nya . Tapi kurang teliti untuk debit-debit kecil pada pembacaan beda ketinggian di manometernya. Dan sama dengan peningkatan beda rasio. Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tipis pelat orifice maka semakin teliti pembacaan untuk debit-debit rendah. Namun memilik Cd relative rendah.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai orifice flowmeter dengan tebal pelat orifice 5 mm dan 10 mm serta rasio diameter ( )= 0,4 dan 0,5 dapat disimpulkan beberapa hal antara lain : 1. Maximum pressure drop tertinggi orifice yang tebal nya 5 mm maupun 10 mm terjadi pada = 0,4 diikuti = 0,5 2. Maximum pressure drop tertinggi terdapat pada aliran yang memiliki water cut 52,6 % diikuti water cut 71,4 % dan water cut 90,9 % 3. Pola aliran yang terbentuk pada orifice dengan ketebalan 5 mm dan fully separated flow. Sedangkan ketebalan 10 mm adalah marginally separated flow. 4. Nilai koefisien Discharge terendah terjadi pada orifice dengan tebal pelat 5 mm diikuti 10mm dan pada =0,4 diikuti = 0,5 5. Nilai koefisien discharge tertinggi terdapat pada aliran yang memiliki water cut 90,9 % diikuti water cut 71,4% dan water cut 52,6% 6. Ketebalan pelat dan beta rasio ( ) pengaruh terhadap pelat dan beda rasio ( pengaruh terhadap penurunan dan koefisien discharge dalam aliran satu fase maupun dua fase.

You might also like