You are on page 1of 14

BAB III RESUME KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN Asuhan keperawatan Keluarga di lakukan pada tanggal 24 juni 2010 pada keluarga Ny. T alamat Sambiroto, Rt 08 Rw 02 kelurahan Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini merupakan keluarga dengan single family yaitu keluarga dengan duda atau janda yang disebabkan karena perceraian atau kematian. Dimana Ny. T (76 th), sebagai kepala keluarga dan Ny. T sebagai ibu dari anak-anak nya yaitu Tn. M (60 th), dan Tn . J (55 th), serta nenek dari cucu-cucunya. Adapun silsilah keluarga Ny. T adalah sebagai berikut : Dari pengkajian didapatkan data subyektif adalah silsilah keluarga yang digambarkan dalam genogram sebagai berikut :

Tn.S (Alm)

Ny T

Tn. M (60 th)

Tn. J (55 th)

63

keterangan : Tn. S (Alm) sebagai Ayah klien Ny. T (76 th), yang dimana memiliki faktor keturunan penyakit asma dari ayahnya. Ny. T (76 th), sebagai kepala keluarga semenjak suaminya meninggal, yang dimana Ny. T (76 th) sebagai ibu dari anak-anak nya serta nenek dari cucu-cucunya. Anak pertama Tn. M (60 th), sudah menikah dan dikaruniai 4 orang anak. Anak ketiga Tn. J (55 th) sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan, sedangkan anak Ny. T yang kedua dan keempat sudah meninggal. Dan tidak didapatkan silsilah keluarga dari tiga keturunan karena keluarga khususnya Ny. T lupa, sehingga yang didapatkan hanya dua keturunan saja. Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan. Status Ekonomi Ny. T, dari hasil rumah yang dikontrakan pada orang yaitu setiap bulan Rp. 300.000 dan dibantu sama anaknya. Keluarga tersebut termasuk dalam sosial ekonomi cukup dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan nya Ny. T hanya berkumpul dan berbincang-bincang dengan tetangga nya. Jika ada waktu luang anak Ny. T datang kerumah untuk menengok Ny. T karna klien tinggal sendiri. Pada saat ini keluarga Ny. T sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut yang dimana anak Ny. T, Tn. M (60 th), dan Tn. J (55 th). Tahap perkembangan yang belum tercapai Ny T sampai saat ini mempertahankan kontak dengan anak cucu. Tugas yang belum terpenuhi

64

yaitu anak ke tiga yang belum mendapatkan pekerjaannya kembali setelah di PHK dari pekerjaanya. Dan itu menjadi beban bagi Ny. T, riwayat kesehatan masing-masing keluarga adalah Ny T menderita penyakit asma, pernah di rawat selama 4 hari di RSUD kota semarang karena penyakit asma yang diderita nya kambuh. Namun sekarang ini klien mengeluh sering lelah, badan terasa tidak enak, dada terasa berat terutama pada saat beraktivitas yang banyak. Klien mempunyai riwayat penyakit asma sudah sejak kecil. Sebelumnya klien Sudah periksa ke dokter dan obat di minum rutin namun sampai saat ini belum sembuh. Biasanya kalau asma kambuh klien minum jamu yang dibelinya dari toko pengobatan tradisional dan klien mengatakan jika minum jamu tersebut bisa berkurang. Pengkajian Lingkungan Ny. T ditemukan karakteristik Rumah antara lain Tipe rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah dan ventilasi kurang, lantai rumah plesteran, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal, peletakkan perabotan rumah tangga tertata kurang rapi. Sumber air yang digunakan dan air untuk minum menggunakan air pam, kebiasaan Ny. T dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah yaitu membersihkan lingkungan rumah, membuang sampah dengan dikumpulkan dan dibakar, tetapi halaman rumah klien berdebu karena rumah klien dekat dengan jalan yang sering dilewati kendaraan bermotor.

65

Karakteristik Keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan terhadap segala masalah, terutama masalah kesehatan adalah Ny. T. Dengan tidak mengesampingkan pendapat dari anaknya. Keluhan-keluhan yang dirasakan Ny. T diperiksakan ke pelayanan kesehatan. Apabila klien merasakan sesak napas, kelelahan, klien lebih memilih untuk membeli obat yang ada ditoko. Dalam memenuhi 5 tugas perkembangan keluarga Ny T belum mampu melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Keluarga

khusunya Ny. T belum mampu mengambil keputusan dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan Ny T dalam hal ini dilihat dari kurangnya motivasi keluarga terutama anknya dalam mengambil keputusan dalam pemanfatan pelayanan kesehatan lebih lanjut. Mobilitas Geografis Keluarga Ny T mempunyai berbagai macam aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Misal Ny. T sering ikut dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya, selain itu jika kondisi klien baik kien pergi kesungai mencari batu, selebihnya klien hanya beristirahat dirumah atau terkadang jalan-jalan sendiri disekitar rumah. Pola makan Ny T yang mederita asma sebanyak 3x dalam sehari dengan komposisi makanannya sesuai dengan kebiasaan makanan keluarga tanpa memperhatikan sayuran dan segala macam makanan yang tidak dianjurkan pada penderita asma. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, semua keluarga jarang berkumpul bersama jika ada waktu luang saja mereka berkumpul terutama pada hari-hari libur karena klien tinggal dirumah sendiri sejak suaminya meninggal dan anak-anaknya sudah mempunyai keluarga dan

66

mempunyai tempat tinggal sendiri. Sistem pendukung keluarga semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, antar anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga saling membantu satu sama lain. Keluarga klien mempunyai fasilitas kesehatan, meliputi sarana MCK, sumber air bersih, sedangkan dukungan sosial psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik. Struktur keluarga pola komunikasi, keluarga menggunakan Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih sering pada hari-hari libur. Struktur kekuatan keluarga, klien memberi nasehat kepada anakanaknya bagaimana cara berperilaku dengan baik, sopan santun, tata krama, cara menjaga hubungan baik dengan orang, cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat di sekitar, cara berumah tangga yang baik dan mendidik anak, kekuatan masih tetap berada pada klien. Struktur Peran ( Formal dan Infomal) dalam keluarga Ny. T. Peran formal Aktif sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal Peran Informal Menjadi kepala keluarga, ibu, mertua dan nenek dari cucu-cucunya. Nilai dan Norma keluarga, meyakini bahwa kesehatan sangat penting, keluarga saling memberikan perhatian dan kasih sayang, Ny. T selalu mendukung apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun, diterapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga. Fungsi Sosial Keluarga Ny. T mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada

67

anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada kerja bakti setiap minggu dan dalam acara perkumpulan dengan masyarakat sekitar walaupun anak-anak klien sudah tidak tinggal bersama-sama lagi. Fungsi perawatan keluarga, kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan saat pengkajian Ny. T mengatakan sering kelelahan, dada terasa berat saat beraktivitas, pada kaki sebelah kanan nyeri. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat Ny T bila merasa badannya sakit beli obat di toko tapi kalau belum sembuh baru dibawa ke pelayanan kesehatan dan di periksa oleh dokter dan mendapatkan obat untuk mengurangi keluhan yang dirasakan Ny. T. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga berusaha merawat dan mengobati sakit Ny. T dengan membelikan obat diwarung. Keluarga khususnya Ny. T tidak tahu tentang pengobatan dan akibat lanjut dari asma. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat dan bersih juga kurang dan belum tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang baik. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan masyarakat, keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas, dokter, rumah sakit. Tetapi keluarga belum memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal. Fungsi Reproduksi keluarga Ny. T jumlah anak yang dimiliki ada 4 orang anak yang dimana anak kedua dan keempat sudah meninggal. Dan sekarang tinggal dua yaitu Tn M (60 th), dan Tn. J (55 th). Saat ini Ny. T

68

sudah mengalami menopause. Fungsi ekonomi, keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari pendapatan Ny T dan anaknya Tn M dan Tn. J di keluarga adalah sebagai pengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Stress dan Koping Keluarga Ny. T, Streesor jangka panjang dan pendek yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana keluarga bisa meningkatkan kesehatan Ny T agar tidak sakit-sakitan lagi, selain itu juga pemikiran tertuju pada anak ketiga karena Ny T menginginkan anak nya dapat memiliki pekerjaan lagi. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, keluarga berupaya mengatasi masalah berdasarkan kemampuan yang ada Strategi koping yang digunakan adalah bila ada masalah dalam keluarga dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Strategi adaptasi disfungsional adalah saat pengkajian pada keluarga Ny T ditemukan koping yang tidak adaptif. Hal ini terbukti dengan ungkapan Ny T bahwa pengobatan alternative seperti membeli obat atau jamu tradisional lebih aman dibandingkan dengan pengobatan medis. Pemeriksaan fisik pada Ny. T adalah TD 130/80 mmHg, RR 25 x/mnt N 95 x/mnt. Rambut putih agak kotor, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung tidak ada polip. Mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies, dan sudah ada yang tanggal. Telinga bersih, simetris, fungsi pendengaran menurun. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pergerakan dada tidak simetris, tidak ada nyeri tekan, ada wheezing. Abdomen tidak ada nyeri tekan,

69

ekstremitas atas : tangan sering kaku jika mengangkat beban yang berat, Bawah : rentang gerak kaki masih baik, terkadang kesemutan kaki sebelah kanan terasa nyeri. Harapan Keluarga Ny. T agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan dan juga bisa meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

B. ANALISA DATA Sesuai data diatas dapat dibuat Analisa Data sebagai berikut : Data Subyektif didapatkan pada tanggal 24 Juni 2010 Ny. T mengatakan tidak tahu tentang penyakit asma. Ny T mengeluh dada terasa berat, sering batuk-batuk, napas sesak. Ny. T tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala asma. Keluarga khusunya Ny. T tidak tahu akibat lanjut dari asma yang tidak segera diatasi. Dan data obyektif sebagai berikut. Ny. T terlihat jika tidur posisi kepala di tinggikan agar napasnya tidak sesak, pada saat di auskultasi terdapat suara tambahan wheezing, TD 130/80 mmHg, RR 25 x/ menit, N 95 x/. Dengan etiologi pola nafas tidak efektif yang didapatkan dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat dirinya yang menderita asma. Analisa data yang kedua adalah dengan data subyektif sebagai berikut, Ny. T mengatakan kaki bagian kanan nyeri, sering kelelahan jika melakukan aktivitas yang berlebihan, tangan sakit jika mengangkat beban yang berat. Data obyektif Ny T tampak terlihat sesak pada saat berjalan, terlihat aktivitas klien seperti pengajian di lingkungan rumahnya tidak bisa melakukannya

70

sendiri klien dibantu oleh tetangga. Terlihat perubahan pada cara berjalan klien. Dengan etiologi intoleransi aktivitas dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita asma.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Setelah dilakukan analisa maka didapatkan diagnosa yang pertama yaitu gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga khususnya Ny. T dalam merawat dirinya yang menderita asma. Dan diagnosa kedua adalah intoleransi aktivitas

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita asma.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny. T KHUSUSNYA PADA Ny. T Pada diagnosa pertama, gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga khususnya Ny. T dalam merawat dirinya yang menderita asma. Tujuan umum adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit gangguan pola nafas dapat berkurang. Tujuan khusus yang pertama adalah Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dari asma dengan kriteria respon verbal yang memiliki standar asma adalah adanya penyempitan didaerah bronchus yang menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, penyebab asma adalah alergi, keturunan, banyak pikiran, polusi udara, Tanda dan gejala asma sesak

71

napas, dada terasa berat, terdapat bunyi wheezing (mengi). Sehingga intervensi yang tepat dilakukan adalah gali pengetahuan keluarga tentang pengertian asma, gali pengetahuan tentang penyebab asma. Tujuan khusus yang kedua keluarga mengetahui akibat lanjut dari asma dan mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah asma dengan kriteria verbal afektif yang memiliki standar apabila asma tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan gagal nafas, dan hipoksemia. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari asma yang tidak segera diatasi, beri penjelasan kepada Ny. T tentang merawat dirinya yang mengalami asma, beri kesempatan Ny. T untuk bertanya, motivasi Ny. T untuk mengambil keputusan yang tepat, berikan reinforcement positif atas usaha Ny. T. Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu melakukan perawatan pada Ny. T yang mengalami asma dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar Perawatan asma yaitu mengatur pola hidup yang sehat, misal menjaga makanan yang dikonsumsi, banyak istirahat, bersihkan lingkungan yang kotor, hindari faktor pencetus asma, kurangi aktivitas yang berlebihan. Instruksikan pada Ny. T untuk mempraktekan salah satu cara perawatan asma yang telah diajarkan. Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang berkaitan dengan perawatan asma dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar modifikasi lingkungan untuk mengatasi kekambuhan asma ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, penataan perabotan rumah tertata rapi, mengurangi resiko atau faktor pencetus asma,

72

pencahayaan yang cukup, hindari mengangkat benda yang berat. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan Ny. T keluarga tentang cara modifikasi lingkungan yang tepat, berikan penjelasan pada Ny. T tentang cara modifikasi lingkungan untuk mengatasi asma beri kesempatan Ny. T untuk bertanya, motifasi Ny. T untuk menjelaskan kembali cara modifikasi lingkungan untuk mengatasi asma, berikan reinforcement positif atas usaha klien. Tujuan khusus yang ke lima adalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menunjang perawatan pada keluarga dengan asma dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar fasilitasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan adalah puskesmas tempat untuk konsultasi masalah kesehatan, pengobatan, dokter praktek tempat untuk berobat, rumah sakit tempat untuk perawatan, pengobatan dan konsultasi masalah kesehatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan Ny. T mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan dengan kaluarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit ke puskesmas. motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diagnosa kedua intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakmampuan Ny. T dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita asma. Tujuan umum adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah asma dan memodifikasi lingkungan sehingga aktivitas klien tidak terbatas.

73

Tujuan khusus Mengenal masalah asma, Menyebutkan penyebab intoleransi aktivitas dengan kriteria respon verbal yang memiliki stndar Penyebab nya yaitu karena kelemahan fisik klien, faktor usia, faktor penyakit, sehingga intervensi yang tepat adalah diskusikan dengan Ny. T tentang penyebab intoleransi aktivitas pada penderita asma, beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, memotivasi klien untuk mengulangi apa yang telah disampaikan, beri reinforcement positif atas jawaban yang benar. Tujuan khusus yang kedua Mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, Menyebutkan akibat dari aktivitas yang berlebihan pada penderita asma dengan kriteria hasil respon verbal yang memiliki standar cara-cara membatasi aktivitas yang berlebihan agar resiko kekambuhan tidak terjadi. Sehingga intervensi yang tepat adalah Kaji pengetahuan keluarga tentang cara membatasi aktivitas yang berlebih, diskusikan dengan Ny. T tentang cara membatasi aktivitas, Berikan kesempatan klien untuk bertanya, Motivasi keluarga untuk mengulangi hal-hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcement positif. Tujuan khusus yang ketiga memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan penderita asma yang mempunyai resiko kekambuhan, Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita asma dengan kriteria respon verbal yang memiliki standar cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita asma yaitu lingkungan yang bersih, tempat tinggal yang nyaman, pencahayaan cukup, merapikan perabotan rumah.

74

Sehingga intervensi yang sesuai adalah Beri kesempatan kepada Ny. T untuk bertanya, Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcemen positif atas jawaban yang benar. Tujuan khusus yang keempat adalah Memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan mampu menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan dengan kriteria respon psikomotor yang memiliki standar fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan seperti puskesmas, rumah sakit, dokter praktek. Sehingga intervensi yang sesuai adalah kaji pengetahuan Ny. T mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan dengan keluarga untuk membawa klien yang sakit ke puskesmas, motifasi keluargNy. T untuk membawa klien yang sakit ke puskesmas. berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi telah dilakukan pada tanggal 24 juni 2010 berupa pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, keluarga Ny. T khususnya Ny. T dapat menjelaskan tentang penyakit asma dengan menjelaskan bahwa penyakit asma adalah terjadinya masalah di daerah pernafasan yang menyebabkan seseorang sesak napas atau mengi. Dari implementasi yang telah dilakukan didapat evaluasi yaitu berdasarkan data subyektif Ny. T mengatakan kalau dia sudah tahu tentang penyakit asma baik pengertian, penyebab, komplikasi, cara merawat, tanda dan gejala. Keluarga Ny. T juga sudah tahu tentang jenis dan manfaat pelayanan kesehatan, sedangkan

75

berdasarkan data obyektif Ny. T terlihat antusias sekali dalam mendengarkan penjelasan mahasiswa tentang penyakit asma. Dari diagnosa yang kedua dapat di evaluasikan yaitu berdasarkan data subyektif Ny. T mengatakan sudah mengetahui cara memodifikasi lingkungan dengan benar, Ny. T dapat mengambil keputusan untuk membatasi aktivitasnya agar sesak nafas berkurang, menata perabotan rumah tangga dengan rapi, Ny. T dapat merawat dirinya yang mengalami masalah kesehatan asma.

76

You might also like