Professional Documents
Culture Documents
Indikator :
1.a Asal Usul Minyak Bumi dan Proses pembentukan Minyak Bumi Gas Alam.
Indikator :
2.a Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Reaksi pembakaran propana C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O Jika pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O,atau jelaga (partikel karbon ) Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: Hidrokarbon Jenuh (alkana)
Dikenal dengan alkana atau parafin Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama sedangkan rantai bercabang lebih sedikit Senyawa penyusun diantaranya: Metana CH4 etana CH3 CH3 propana CH3 CH2 CH3 butana CH3 (CH2)2 CH3 n-heptana CH3 (CH2)5 CH3 iso oktana CH3 C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
(terbanyak),
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Etena, CH2 CH2 2. Propena, CH2 CH CH3 3. Butena, CH2 CH CH2 CH3
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana Senyawa penyusunnya :
1. Siklopropana
3.
Siklopentana
2. Siklobutana
4.
Siklopheksana
Hidrokarbon aromatik
Dikenal sebagai seri aromatik Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit Senyawa penyusunannya: 3. Benzena
1. Naftalena
2.
Antrasena
4.
Toluena
Senyawa Lain
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
Batu bara Mengandung Hidro karbon Suku tinggi, selain itu batu bara juga mengandung senyawa belerang.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya. Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 % Hidrogen : 10,0-14,0 % Nitrogen : 0,1-2,0 % Oksigen : 0,05-1,5 % Sulfur : 0,05-6,0 %
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah: 1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah. 2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
siklopentana
sikloheksana
3. Aromatik
CnH2n -6
aromatik memiliki cincin 6 Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena : - Memiliki harga anti knock yang tinggi - Stabilitas penyimpanan yang baik - Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels) Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit. Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:
1. Senyawaan Sulfur Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air. 2. Senyawaan Oksigen Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik. 3. Senyawaan Nitrogen Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang
mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut : 1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50C 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85C 3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105C 4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135C 5. Minyak Berat Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu Rentang rantai karbon : di atas C40 Trayek didih : di atas 300C Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Menara destilasi Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50C 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85C 3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105C 4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135C 5. Minyak Berat Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 Trayek didih : 135 sampai 300C 6. Residu Rentang rantai karbon : di atas C40 Trayek didih : di atas 300C Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini: Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan
oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon. Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c. Hidrocracking Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan. 3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan. Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
BLENDING Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL
Indikator :
3.a Proses penyulingan Minyak Bumi
Minyak
menjadi LPG ( Liqulf led Petroleum Gas ) yang terdiri dari Propana, Butana, dan Isobutana.
Indikator :
4.a Membedakan kualitas Bensin Berdasarkan bahan bakar terhadap lingkungan
efer
sehingga
mutunya
lebih
baik
Untuk menambah produksi maka fraksi berat dikonversi menjadi bensin melalui proses cracking / perengkahan. Perengkahan dapat terjadi Karena pemanasan ( Thermal cracking ) atau dengan bantuan kataus ( catalytic cracking ) kualitas menyediakan permukaan yang panas tempat terjadinya perengkahan. Ex: C10H22 C8H8 + C2 H4.
Bensin yang diperoleh melalui cracking lebih baik daripada hasil penyulingan, sehingga produk tersebut dicampurkan dengan bensin hasil penyulingan langsung. Proses pencampuran ini disebut Blending. Fraksi
Gas Eter petroleum Bensin ( gasoline ) Kerosia, minyak diesel / solar Minyak pelumas Parafin
Ukuran molekul
C1 C5 C5 C7 C5 C12 C12 C18
Titik didih ( oC )
-160 30 30 - 90 30 - 200 180 400
Kegunaan
Bahan baka(LPG) sumber hidrogen Pelarut, binatu kimia(dry cleaning) Bahan bakar motor Bahan baker mesin diesel , bahan baker industri, untuk cracking Pelumas Membuat lilin, dan lain lain Bahan baker untuk pelapis jalan raya
350 keatas Merupaka zat padat dengan titik cair rendah Residu
Aspal
C25 keatas
Indikator :
5.a Menganalisis Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.
dan
akibat
adanya
Pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan biasanya berlangsung tidak sempurna sehingga asap kendaraan akan mengandung karbon monoksida, partikel karbon ( Jelaga ) dan sisa bahan baker ( Hidrokarbon ). Pengotor dalam bahan bakar Batu bara biasanya mengandung sedikit belerang. Pembakaran belerang akan menghasilkan oksida belerang SO2 dan SO3 Bahan aditif dalam bahan bakar Pembakar bensin bertimbel akan menghasilkan partikeltimah hitam berupa Pb Br2 debu timbal yang bertebaran diudara dari gas buang kendaraan sangat membahayakan kesehatan Karena merupakan racun berbahaya yang dapat menimbulkan anemia, menghalangi proses metabolisme dan merusak otak.
NOX(lambang butas 0,05 ppm)NOx.Udara tidak beracun tapi NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar dan menimbulkan fenomena asbut(asap kabut).asbut menyebab kan berkurang nya daya pandang iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman daya dan menuruni kualitas materi bersifat kasinogen (penyebab kanker)
3.PENGUBAH KATALITIK(CATALITYC CONVERTER) Salah satu cara mengurangi bahan pencemar yang berasal dari
asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalink,pd kendalpot kendaraan.Pengubah katalink hanya berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel
4.EFEK RUMAH KACA(GREEN HOUSE EFFECT) Berbagai gas alam atmosfer seperti karbon dioksida(CO2) uap
air,Na(CH4) dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet,tetapi menahan radiasi inframerah.
5. Hujan Asam
Air Hujan dengan pH rendah dari 5.7 disebut hujan asam
Masalah yang ditimbulkan hujan asam 1. 2. 3. 4. 5. Kerusakan hutan Kematian biota Kanker kulit Kerusakan bangunan Perkaratan logam
Cara mengatasi Hujan asam 1. Menetralkan asamnya 2. Mengurangi emisi SO2 3. Mengurangi emisi oksida nitrogen