You are on page 1of 6

2.

2 Tekanan Darah

2.2.1 Definisi

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistolik. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

2.2.2 Cara MengukurTekananDarah

Tekanan

darah

diukur

dengan

menggunakan

tensimeter

(sphygmomanometer) yaitu dengan cara melingkarkan manset pada lengan kanan 1 cm diatas fossa cubiti anterior, kemudian tekanan tensimeter dinaikkan sambil meraba denyut arteri radialis sampai kira kira 20 mmHg di atas tekanan sistolik, kemudian tekanan diturunkan perlahan lahan sambil meletakkan stetoskop pada fossa cubitti anterior di atas arteri brachialis atau sambil melakukan palpasi, hanya akan didapatkan tekanan sistolik saja.

Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar denyutan di Korotkov, yaitu :

1. Korotkov 1, suara denyut mulai terdengar tapi masih lemah dan akan mengeras setelah tekanan diturunkan 10 15 mmhg; fase ini sesuai dengan tekanan sistolik. 2. Korotkov 2, suara terdengar seperti bising jantung atau murmur selama 15 20 mmHg berikutnya. 3. Korotkov 3, suara menjadi kecil kualitasnya dan menjadi lebih jelas dan lebih keras selama 5 7 mmHg berikutnya. 4. Korotkov 4, suara akan meredup sampai kemudian menghilang setelah 5 6 mmHg berikutnya. 5. Korotkov 5, titik dimana suara menghilang; fase ini sesuai dengan tekanan diastolik.

Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolic disebut tekanan nadi. Bila terdapat kelainan jantung atau kelainan pembuluh darah, maka tekanan darah harus diukur baik pada lengan kanan maupun lengan kiri, bahkan bila perlu tekanan darah tungkai juga diukur.

Faktor - faktor yang turut mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah adalah lebar manset, posisi pasien dan emosi pasien. Dalam

keadaan normal, tekanan sistolik akan turun sampai 10 mmHG pada waktu inspirasi.

2.2.3 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII :

Klasifikasi Tekanan Darah Normal Prehipertensi Hipertensi grade I Hipertensi grade II

Tekanan Darah Sistolik(mmHG) <120 120-139 140-159 160

Tekanan Darah Diastolik(mmHG) <80 80-89 90-99 100

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

2.2.4.1 Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

2.2.4.2 Tekanan Perifer terhadap Tekanan Darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :

2.2.4.2.1 Viskositas Darah.

Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas: pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

2.2.4.2.2 Panjang Pembuluh.

Semakin

panjang

pembuluh,

semakin

besar

tahanan terhadap aliran darah.

2.2.4.2.3 Radius Pembuluh.

Tahanan

perifer

berbanding

terbalik

dengan

radius

pembuluh sampai pangkat keempatnya.

Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enam belas kali lipat. Tekanan darah akan turun. Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkat enam belas kali lipat dan tekanan darah akan naik.

Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah dapat dinilai dari perubahan radius pembuluh darah.

2.2.5 Pengaturan Tekanan Darah

2.2.5.1 Pengaturan saraf

Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.

Pusat

Vasomotorik

Tonus

vasomotorik

merupakan

stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh. Pertahanan tonus vasomotorik ini

dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom. Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls

vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak. Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang

bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenal. Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh. Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu.

Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui Sistem Saraf Otonom.

2.2.5.2 Pengaturan Kimia dan Hormonal.

Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi :

1. Hormon

medulla

adrenal dapat

(norepineprin berperan

termasuk suatu

vasokonstriktor).

Epinefrin

sebagai

vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ. 2. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor. 3. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat. 4. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif. 5. Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).

You might also like