You are on page 1of 8

Asuhan Keperawatan Klien pasca Bencana Oleh Dewi Lestari Handayani, 0706270371 Kasus I Ibu T, 55 tahun, bertempat tinggal

di salah satu pemukiman padat di Jakarta. Ibu T sudah dua hari dirawat di unit prikiatri RSCM karena tidak bisa tidur, sering menangis keras dan teriak-teriak Api.. Api..Api.. Menurut keterangan tetangga yang membawa ibu T ke RSCM, kondisi ibu T yang labil tersebut mulai terlihat sejak kejadian bencana kebakaran yang menimpa keluarganya 1 minggu yang lalu. Bencana yang disebabkan kelalaian salah satu penduduk di pemukiman padat itu, telah menewaskan suami dan kedua anak Ibu T. Saat ini ibu T tampak lebih tenang. Dia mengatakan setelah kejadian kebakaran tersebut ia selalu terkenang dengan suami dan anaknya, tidak mau melihat foto suami dan anaknya, sering terbangun saat tidur malah hari, nafsu makan menjadi menurun. Malas melakukan aktivitas. Berdasarkan hasil observasi klien tampak sering melamun

1. Pengelompokan data sesuai dengan masalah keperawatan No Data D.S. Ibu mengatakan setelah kejadian kebakaran tersebut, ia selalu terkenang dengan suami dan anaknya, tidak mau melihat foto suami dan anaknya, sering terbangun saat tidur malam hari, nafsu makan menjadi menurun, malas melakukan aktivitas. D.O. Ibu T dirawat karena tidak bisa tidur, sering menangis dan teriak-teriak api.. api, klien sering melamun Ansietas tingkat sedang Masalah Berduka disfungsional

D.S. Ibu mengatakan sering terbangun malam hari D.O Ibu T dirawat karena tidak bisa tidur D.S. nafsu makan menjadi menurun

Gangguan pola tidur

Risiko kekurangan nutrisi: kurang dari kebutuhan

Data lain yang diperlukan: -Klien 2. Masalah utama dalam kasus: Berduka disfungsional 3. Pohon masalah

Gangguan Pola tidur Core problem

Risiko Kekurangan Nutrisi

Ansietas

Berduka

Urutan diagnosa prioritas:

Tgl. 1

DK Ansietas

Tujuan Tujuan umum:

Kriteria Hasil Individu akan: Menggambarka n ansietas dan pola kopingnya

Intervensi

Rasional

Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik Berikan kenyamanan dan ketentraman hati -tinggal bersama klien -jangan membuat tuntutan atau meminta klien untuk membuat keputusan -Tekankan bahwa semua orang merasakan cemas dari waktu ke waktu -Berbicara dengan perlahan dan tenang, menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana -Perlihatkan rasa empati. Menghubungka n peningkatan kenyamanan psikologi dan fisiologis Singkirkan stimulasi yang berlebihan

Tujuan khusus: Memudahkan pembelajaran cara-cara baru untuk menurunkan ansietas

-Menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas.

Bila ansietas telah berkurang, cukup untuk terjadi pemahaman, Bantu klien dalam mengenali ansietas dengan tujuan untuk mulai memahami atau memecahkan masalah. -Dorong klien untuk menyimpan buku harian. -bantu untuk menganalisis buku harian untuk mengidentifikas i pencetus -Gali perilaku alternative apa yang dapat digunakan jika mekanisme kopingnya maladaptif Ajarkan penghentian ansietas untuk digunakan bila situasi yang menimbulkan stress tidak dapat dihindari:

-melihat ke atas -kontrol pernapasan -menurunkan bahu -memperlambat pikiran -mengubah suara -memberi petunjuk pada diri sendiri -latihan -mengubah ekspresi wajah membayangkan melihat situasi dari jauh Gali intervensi yang menurunkan ansietas Berikan aktivitas yang dapat menurunkan tegangan

Strategi Pelaksanaan 1 Tujuan Khusus: -Klien mampu mengenal ansietas -Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi -Klien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi Tindakan keperawatan -Bina Hubungan saling percaya -Kaji dan berikan rasa aman pada Klien

-Diskusikan bersama klien penyebab ansietas yang dialami -Diskusikan bersama klien tanda-tanda ansietas -Kaji tingkat ansietas klien -Kaji pengetahuan klien tentang cara yang baisa digunakan untuk mengurangi tingkat ansietas -Mengajarkan teknik relaksasi -Meminta klien untuk memperagakan kembali teknik relaksasi Orientasi Selamat pagi ibu, Saya Dewi, perawat yang akan merawat ibu pagi ini. Nama ibu siapa? Senangnya dipanggil apa? Baik Ibu T. Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana jika sekarang kita mengobrol tentang keadaan ibu T? Baik kalau begitu, ibu T ingin berbincang-bincang dimana? Baik, disini saja. Kita berbincang-bincang selama 15 menit ya, bu. Kerja Tadi ibu T mengatakan bahwa ibu T masih merasa takut pasca kejadian yang menimpa ibu, rasa takut yang seperti apa ibu rasakan? Kalau misalnya ada rentang 1 sampai 10, 1 untuk tidak merasa cemas dan 10 sangat cemas, rasa cemas ibu ada di rentang ke berapa? Kalau cemas, biasanya apa yang ibu T lakukan? Ooh, ibu T jadi tidak berani mengingat kejadian itu, tidak nafsu makan. Ibu T tahu, apa akibatnya jika ibu T tidak nafsu makan? Ya, itu akan mengganggu kesehatan ibu T. Saya memiliki cara untuk mengurangi rasa cemas ibu T, yaitu teknik relaksasi, atau nafas dalam, apakah ibu mau mempelajarinya? Jadi seperti ini, jika ibu merasa cemas, tarik nafas dalam-dalam lewat hidung, lalu tahan sebentar, kemudian hembuskan lewat mulut, seperti ini. Coba ibu lakukan. Iya, seperti itu, Bagus sekali ibu T. Coba lakukan sebanyak 5 kali. Nah, seperti itu. Ibu T bisa melakukannya kapan saja setiap ibu T cemas. Terminasi. Bagaimana perasaan ibu T setelah kita mengobrol tadi? Bisa ibu T peragakan lagi cara untuk nafas dalam?

Ya, bagus sekali. Bagaimana kalau teknik ini kita masukan ke dalam jadwal? Baik, nanti sore jam 4 kita bertemu lagi untuk belajar cara lain yang dapat mengurangi rasa cemas ibu T. Bagaimana? Ibu T mau mengobrol dimana? Baik, di sini. Sampai ketemu nanti sore ya. SP2 -Evaluasi SP1 -Mengajarkan aktivitas yang dapat mengalihkan perhatian klien Orientasi Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana teknik relaksasi? Sudah dilakukan? Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar melakukan aktivitas lain yang dapat menurunkan rasa cemas ibu T Kerja Nah, sekarang kita akan melakukan aktivitas lain untuk mengurangi rasa cemas ibu T. Selain menyulam, biasanya apa yang ibu suka lakukan di rumah jika sedang sendirian? Menyiram tanaman? Wah, bagus sekali. Bagaimana perasaan ibu T setelah menyiram tanaman? Senang? Wah,. Bagus. Kalau begitu, bagaimana jika kita melakukannya sekarang? apakah ibu bersedia? Coba ibu lakukan. Iya, seperti itu, Bagus sekali ibu T. Bagaimana jika kita masukan ke dalam jadwal? Terminasi. Bagaimana perasaan ibu T setelah kita menyiram tanaman tadi? Saya melihat ibu tampak lebih senang Baik, nanti sore jam 4 kita bertemu lagi untuk belajar cara lain yang dapat mengurangi rasa cemas ibu T. Bagaimana? Ibu T mau mengobrol dimana? Baik, di sini. Sampai ketemu nanti sore ya.

SP3

-Evaluasi SP1 dan SP2 -Mengajarkan hipnotis lima jari Orientasi Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya? Bagaimana perasaan ibu T pagi ini? Bagaimana teknik relaksasi dan menyiram tanamannya? Sudah dilakukan? Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar melakukan aktivitas lain yang dapat menurunkan rasa cemas ibu T Kerja Nah, sekarang kita akan berlatih hipnotis lima jari, yaitu dengan cara membayangkan hal yang menyenangkan pada ibu T. Caranya seperti ini, pertama pejamkan mata, lalu tempelkan masing2 ibu jari tangan ke jari telunjuk seperti ini, kemudian bayangkan hal yang menyenangkan dalam diri ibu T. Yang pertama, bayangkan cinta pertama ibu T, lalu, pindahkan ibu jari menempel ke jari tengah, bayangkan bagian tubuh yang ibu sukai. Kemudian, pindahkan lagi ibu jari ke jari manis, tempat-tempat yang ibu senangi, kemudian, pindahkan ke jari kelingking, bayangkan makanan kesukaan ibu.coba kita praktekan ya, Wah, bagus sekali. Bagaimana jika kita masukan ke dalam jadwal?

Terminasi. Bagaimana perasaan ibu T setelah berlatih hipnotis lima jari ini? coba, tadi bagaimana cara-caranya? Baik, nanti sore jam 4 kita bertemu lagi untuk belajar cara lain yang dapat mengurangi rasa cemas ibu T. Bagaimana? Ibu T mau mengobrol dimana? Baik, di sini. Sampai ketemu nanti sore ya.

You might also like