You are on page 1of 3

Asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilitas dan body mechanic 1.

Range of motion (ROM) Adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Tujuannya antara lain adalah untuk mememlihara fungsi dan mencegah kemunduran, untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi, untuk merangsang sirkulasi darah, untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas), dan untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot 2. Teknik pengaturan supinasi Adalah cara berbaring pasien dengan posisi terlentang. Tujuannya adalah memberikan rasa nyaman dan membantu mempermudah tindaka pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. 3. Teknik pengaturan lateral Pengubahan posisi pasien dari suatu posisi ke posisi miring. Tujuannya adalah memudahkan perawatan misalnya menggosok gigi, memudahkan pasien melayani kebutuhannya misalnya makan. minum, dsb 4. Teknik pengaturan semifowler Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk dengan sudut 15-30 derajat. Tujuannya adalah mengurangi sesak nafas, memberikan rasa nyaman, membantu memperlancar keluarnya cairan misalnya pada waterseal drainage (WSD), membantu mempermudah pemeriksaan 5. Teknik pengaturan fowler Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk dengan sudut 45-60 derajat. Tujuannya adalah mengurangi sesak nafas, memberikan rasa nyaman, membantu memperlancar keluarnya cairan misalnya pada waterseal drainage (WSD), membantu mempermudah pemeriksaan 6. Teknik posisi SIMS Sikap dalam posisi miring dan setengah telungkup. Tujuannya adalah cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir dengan lancar, memudahkan rectal touche, membersihkan huknah tinggi. 7. Teknik posisi trendelenburg Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah daripada kaki. Tujauannya adalah melancarkan peredaran darah ke otak, memudahkan operasi di daerah perut, memudahkan perawatan dan pemeriksaan. 8. Teknik dorsal recumbent Sikap pasien dalam posisi terlentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit diregangkan dan kedua tapak kaki menapak pada tempat tidur. Tujuannya adalah memudahkan pemeriksaan (Px. Rectal Touche, vagina touche, palpasi abdomen), memudahkan pelaksanaan tindakan (tindakan penyadapan air kemih, irigasi vagina, dan partus. 9. Teknik posisi lithotomy Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik kearah perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90 derajat terhadap paha. Tujuannya adalah memudahkan tindakan pemeriksaan atau tindakan daerah

genetalia, memudahkan proses persalinan, memudahkan pemasangan AKDR, memudahkan pelaksanaan operasi haemorrhoid. 10. Teknik posisi knee chest Membaringkan pasien dengan posisi menungging, kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada tempat tidur. Tujuannya adalah memudahkan tindakan pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid, membantu merubah kepala janin pada pasien dengan kehamilan sumsang. Peran perawat: 1) Care Giver

Perawat harus : a) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien. b) Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah psikologis c) Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. 2) Client Advocate Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien. Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena itu perawat harus membela hak-hak klien. 3) Conselor

a) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. b) Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan Dasar dalam merencanakan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya. c) Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

d) Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi) 4) Educator

a) Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan). b) Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik. c) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP. 5) Coordinator Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima pelayanan dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus diperhatikan adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya. 6) Collaborator Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi pelayanan kesehatan. 7) Consultan Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi spesifik klien. 8) Change Agent Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.

You might also like