You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang International Agency for cancer Research, GLOBOCAN 2002, menyebutkan ca hepar atau yang

lebih dikenal dengan kanker hati adalah enam dari kanker paling umum yang ditemukan di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian ketiga akibat kanker secara global. Ca hepar atau Kanker hati merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia. Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Adanya gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini, di antaranya kekurangan berat badan tanpa adanya alasan yang diketahui dan tanpa berusaha untuk mengurangi berat badan, kehilangan selera makan secara berkelanjutan, merasa kenyang setelah makan dalam porsi sedikit, pembengkakan di bagian kanan perut yang berada tepat di bawah tulang rusuk, warna kulit dan mata yang kuning kehijauan, keletihan yang tidak biasanya dan mual. Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitis C. Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi. Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi hepatitis B kronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati. Selain itu hepatitis B dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan pengerasan hati (sirosis), bahkan dapat menyebabkan kematian. Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk.

Oleh karena ketertarikan penulis dalam melihat dan mempelajari masalah yang kompleks tersebut, maka penulis memutuskan untuk membuat makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada pasien dengan ca hepar atau lebih sering disebut kangker hati. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien Ca Hepar. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan penelitian dan pembelajaran tentang Ca Hepar maka mahasiswa/i diharapkan mampu: a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Ca Hepar. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Ca Hepar. c. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar. d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar. e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.

C. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari 4 bab, yang tersusun secara sistematis dengan urutan: BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakng, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan teori yang meliputi Pengertian, Patofisiologi, Etiologi, Klasifikasi, Manifestasi Klinis, Penatalaksanaan. BAB III : Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. BAB IV : Penutup yang meliputi kesimpulan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya. B. Patofisiologi Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. C. Etiologi Ca Hepar atau Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati. Selain itu hepatitis B dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan pengerasan hati (sirosis), bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal

umur. Selain itu, masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitis C Selain disebabkan oleh Penyakit hepatitis B dan Hepatitis C, Ca Hepar juga Disebabkan oleh beberapa faktor lainya seperti Bahan-bahan Hepatokarsinogenik yaitu : a. Aflatoksin b. Alkohol c. Penggunaan steroid anabolic d. Penggunaan androgen yang berlebihan e. Bahan kontrasepsi oral f. Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis) D. Klasifikasi Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu : 1. Kanker Hati Primer Cholangio Carcinoma - kanker yang berawal dari saluran empedu Hepatoblastoma - pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami pubertas Angiosarcoma kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada hati. Hepatoma (HCC) berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain. Lakilaki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita. 2. Kanker Hati Sekunder Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum. E. Manifestasi Klinis Adapun manifestasi klinis dari Ca Hepar yang biasa terjadi pada orang orang yang mengalami penyakit ini adalah : Pada fase dini : Asimtomatik. Pada fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.

Manifestasi klinis lainya dapat berupa berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.

F. Penatalaksanaan 1.Pemeriksaan Diagnostik A. Laboratorium: Cek Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. B. Radiologi : Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography. C. Biopsi jaringan liver. 2. Pengobatan a. Pembedahan b. Terapi radiasi c. Kemoterapi d. Kemoembolisasi e. Terapi gen f. Cryotherapy g. Ablasi radiofrekuensi h. Transplantasi i. Suplementasi vitamin B3 atau niasin dilaporkan juga dapat mencegah kanker. Vitamin ini biasanya diberikan pula pada penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, untuk mengurangi efek toksis (peracunan) sendiri. dari kemoterapi itu

j. Pemberian Alkilgliserol yang banyak terdapat pada minyak hati ikan hiu, koenzim Q10, asam butirat, tulang rawan faktor antiangiogenesis (dari ikan hiu) yang berfungsi mencegah pembentukan darah baru dalam penyebaransel kanker. Juga omega-3 dari minyak ikan, omega-6 serta beberapa ekstrak tumbuhtumbuhan seperti bromelain berasal dari batang pohon nanas, bawangputih (Allium sativum), bawang bombai (Allium cepa) dan substansi lentinan berasal dari jamur shiitake asal Jepang.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Gejala Klinik yang perlu dikaji dalam kasus Ca Hepar yaitu : Fase dini : Asimtomatik. Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik. Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan 1. Ascites 2. Ikterus 3. Hipoalbuminemia 4. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema. Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus kanker hati, meliputi : 1. Gangguan metabolisme 2. Perdarahan 3. Asites 4. Edema 5. Hipoproteinemia 6. Jaundice/icterus 7. Komplikasi endokrin 8. Aktivitas terganggu akibat pengobatan B. Diagnosa Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan Ca Hepar yaitu : 1. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati. 2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan 4. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites C. Intervensi Dx 1 TUJUAN : 1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi 2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat . INTERVENSI : 1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai indikasi 2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari. 3. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai . RASIONAL : 1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik. 2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat. 3. Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess. Dx 2 TUJUAN : 1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri. 2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS INTERVENSI : 1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada. 2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung. 3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai RASIOANAL : 1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi misalnya : nyeri adalahindividual yang digabungkan baik respons fisik dan emesional

2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian 3. kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS. Dx 3 TUJUAN : 1. dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh. INTERVENSI : 1. dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan. 2. pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan. 3. beri oksigen sesuai indikasi RASIONAL : 1. meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti. 2. teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik. 3. adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat keletihan. Dx 4 TUJUAN : 1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus. 2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan INTERVENSI : 1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan . 2. Mandikan dengan air hangat dan sabun 3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk. 4. Balikkan / ubah posisi dengan sering 5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter RASIONAL : 1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi. 2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit. 3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik. 4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu. 5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

D. Implementasi Pelaksanaan adalah tahap keempat dari proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Kozier, 1991). 1. 2. a. 1) Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan dari tiap-tiap masalah atau diagnosa Tahap pelaksanaan terdiri dari : Keterampilan yang diperlukan pada penatalaksanaan adalah : Kognitif adalah suatu keterampilan yang termasuk dalam kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan penilaian yang kreatif. 2) Interpersonal adalah suatu yang diperlukan dalam setiap aktivitas perawat yang meliputi keperawatan, konseling, pemberi support yang termasuk dalam kemampuan interpersonal diantaranya adalah perilaku, penguasaan ilmu pengetahuan, ketertarikan oleh penghargaan terhadap budaya klien, serta gaya hidup. Perawat akan mempunyai skill yang tinggi dalam hubungan interpersonal jika mereka mempunyai kesadaran akan sensitivitas terhadap yang lain. 3) Tekhnikal adalah suatu kemampuan yang tidak bisa dipisahkan dengan interpersonal skill seperti memanipulasi alat, memberikan suntikan, pembiayaan, evaluasi dan reposisi. b. 1) Tindakan Keperawatan Mandiri atau independen adalah suatu tindakan perawat yang berorientasi pada tim kerja perawat dalam melakukan, menentukan, merencanakan dan mengevaluasi tindakannya : a) Seorang perawat tidak dapat melakukan tindakan keperawatan sendiri, contoh : merubah posisi klien yang obesitas di atas tempat tidur. b) Asisten memerlukan tingkat stres pada klien, contoh mengganti posisi klien yang obesitas di atas tempat tidur. keperawatan yang ada dalam teori disesuaikan dengan prioritas keadaan klien.

10

c) Perawat yang kurang mengerti tentang pemasangan infus harus mencari pertolongan yang mengerti pertolongan tersebut. 2) Interdependen atau kolaborasi adalah suatu tindakan bersifat kolaboratif tim kesehatan lainnya dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap klien yang dirawat, contoh : pemberian obat analgetik untuk mengatasi nyeri pada klien diperlukan kolaborasi dengan dokter. c. dan Pendokumentasian Implementasi respon dari pasien dengan menggunakan format khusus Setelah dilakukan tindakan keperawatan, perawat mencatat tindakan tersebut pendokumentasian pada pelaksanaan. E. Evaluasi Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari tindakan yang telah kita lakukan yaitu : 1. Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi 2. Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang 3. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh 4. Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi

11

BAB IV PENUTUP Kesimpulan Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya. Ca Hepar disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitis C Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi. Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk. Pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien dengan Ca Hati antara lain yaitu Transplantasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Kemoembolisasi, Terapi gen, Cryotherapy, Ablasi radiofrekuensi, dan Pembedahan.

12

You might also like