You are on page 1of 21

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

Oleh : Luqmanul Hakim 7106040727 Mekatronika 6/4

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JOINT PROGRAM BA MALANG TEKNIK ELEKTRO 2009


Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

MOTOR DC dan GENERATOR DC Konstruksi Dasar Mesin Listrik Bagian utama mesin listrik terdiri dari dua bagian: yaitu bagian bergerak yang disebut Rotor, dan bagian diam yang disebut Stator. Masing-masin g bagian mempunyai lilitan kawat. Pada Stator, lilitan kawat berfungsi sebagai pembangkit medan magnet, edan gkan pada Rotor, lilitan berfungsi sebagai pembangkit gaya gerak listrik.

Gambar 1: Konstruksi Dasar Mesin Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR DAN GENERAT OR Prinsip Arah Putaran Motor Untuk menentukan arah putaran motor, digunakan kaed ah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet ini memotong sebuah kawat penghantar

yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gaya gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang bersarnya sama dengan F.

Gambar 2: Hukum tangan kiri untuk motor F = Arah gaya penghantar

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

(Newton) B = kerapatan flux magnet (weber) = panjang kawat penghantar (meter) I = Arus DC (Ampere) z = Jumlah penghantar

Prinsip motor: aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui pen ghantar bertambah besar. Sebgai Contoh : sebuah motor DC mempun yai kerapatan medan magnet 0,8T.

Dibawah pengaruh medan magnet terdapat 400 k awat penghan tar dengan arus 10 A. Jika panjang pen ghantar seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada anker.

Jawab: F = B.I. .z = 0,8 (Vs/m2 ). 10A. 0,15 m.400 = 480 (Vs.A/m) = 480 (Ws/m) = 480 N.

PRINSIP PEMBANGKITAN TEGANGAN PADA GENERATOR Sepotong penghantar yang dialiri Arus dan bergerak dengan kecepatan v didalam pengaruh medan magnet, akan menimbulkan tegangan induksi sebesar V. Untuk menentukan besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan oleh arah gerakan penghantar tersebut di gunakan kaedah Flamming tangan kanan. Medan magnet mempunyai arah dari kutub utara ke kutub selatan. Arus di dalam penghantar searah dengan empat jari, sedan gkan arah gerakan searah dengan ibu jari, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Gambar 3: Hukum tangan kanan untuk generator

V = tegangan induksi (volt) B = kerapatan flux magnet (weber) = panjang kawat penghantar (meter) z = jumlah penghantar v = kec. gerak kawat (m/s) Prinsip generator: Medan magnet dan gerakan sepotong pen ghantar dialiri arus akan menimb ulkan tegangan. Sebagai Contoh 2. Kerapatan magnet sebuah generator diketahui = 0.85 T dipotong Jika panjan g yang

oleh 500 kawat penghantar, dan bergerak dengan kecepatan 5 m/s.

penghantar keseluruhan adalah 100 mm, berapakah besarnya tegangan induksi yang dihasilkan? Jawab: V = B. .v.z = 0.85 T. 0.1 m. 5 m/s. 500 = 212.5 Volt MESIN-ME SIN DC Sebuah mesin DC terdiri dari bagian stator, yang terdiri

dari set-magnet

dengan cincin baja dan lilitan kawat yang menonjol dengan inti kutub utama, sepatu kutub yang terbuat dari lempeng-elektro serta ilitan kawat penguat eksitasi seperti, dan inti-kutub bantu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4. Konstruksi ini biasanya terdapat pada mesin DC berdaya maksimum 20 kW. Mesin jenis ini akan bekerja sepanjang ada magnetisasi. Untuk mesin dengan daya hingga 1 kW, terdiri dari sebuah komutator berkutub utama, yang terbuat dari baja atau empeng elektro dengan lilitan kawat. Sepatu-sepatu kutub dari kutubutama terdapat lilitan kompensasi.
Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Gambar 4: Startor Mesin DC,

Bagian rotor (pada mesin DC seringkali disebut

jangkar) terbuat dari poros

baja beralur dan lilitan kawat pada alur-alur tersebut. Gambar 4 menunjukkan potongan sebuah mesin DC, dengan komutator di ujung motor. Sikat arang (carbon brush) adalah bagian dari stator. Sikat ini ditahan oleh pemegang sikat (b ru sh holder) .

Gambar 5: Potongan Mesin DC

Sebuah komutator terdiri dari segmen-segmen tembaga, dimana setiap ujungnya disambungkan dengan ujung lilitan rotor. Komutator adalah bagian mesin

listrik yang perlu sering dirawat dan dibersihkan. Bagian ini bersinggungan dengan sikat arang untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor. Gambar 5 menunjukkan bagian dari sebuah komutator dan bagian lain yang salin g berkaitan.

Gambar 6: Komutator & Pemegan g Sikat

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara komutator dan sikat arang yang harus terjaga dan secara rutin dila-ukan pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga memiliki keunggulan khususn ya untuk mendapatkan penga-turan kecepatan yang stabil dan halus. Motor DC ba-n yak dipakai di industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik dan sebagainya.

GENERATO R Tipe Genetaor Generator merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi mkanis menjadi energi listrik. Gener ator digunakan di bidang yang san gat luas: di banda udara, di rumah sakit, di transportasi, komputer, di bidang konstruksi, proses industri, dan lainn ya. Pada dasarn ya terdapat dua macam generator, yaitu generator AC dan

DC. Pada dasarnya terdapat dua macam gen erato r, yaitu generator AC dan generator DC. Karena generator AC menghasilkan arus AC, maka sering juga disebut sebagai alternator. Generator DC menghasilkan arus DC

Generator DC Generator DC dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker). Tipe generator DC:

1. Generator penguat ter pisah 2. Generator shunt 3. Generator kompon

Konstruksi Generator DC Pada umumnya generator dibuat dengan menggunakan magnet permanen dengan 4 kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi erhadap beban lebih, startor eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 4.7

menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC Generator DC erdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator erdiri atas : rangka motor, belitan stator, sikat arang, beraing, terminal box. rotor, kipas rotor, poros rotor.
Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

rotor,

Bagian rotor terdiri : komutator, belitan

Gambar 7: Konstruksi Generator DC

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secar a rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara p eriodik. Ko-utator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yan g mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat aran g.

Prinsip kerja Generato r DC Pembangkitan tegan gan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara: 1) dengan menggunakan cincin-seret; 2) dengan menggunakan komutator.

Cara 1) men gh asilkan tegangan induksi bolak-balik. Sedangkan cara 2) mengh asilkan tegangan DC. Proses pembangkitan tegangan-te-gangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 8.

Gambar 8: Pembangkitan Tegangan Induksi

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpoton gan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 4.8 (a) dan ( c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet (oleh pen ghantar) maksimum. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 4.8.(b), akan mengh asilkan tegangan induksi nol. Hal ini k arena tidak adanya perpotongan medan magn et dengan penghantar p ada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

Gambar 9: Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret d an komutator

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slipring berupa dua cincin (ini disebut cincin seret), sep erti ditunjukkan Gambar 9.(1), maka dihasilkan listrik AC

berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 9.(2) gelombang positip Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak- balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC sebanding banyaknya putaran d an besarnya arus eksitasi (arus penguat medan). dengan du a belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua

Generator Penguat Terpisah Pada generator terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah: 1) Penguat elektromagnetik (Gambar 10.a); 2) Magnet permanen (Gambar 10.b).

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Ener gi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilaku-an secara elektronik atau magnetik.Generator ini beker ja dengan catu daya belitan F1-F2. DC dari luar yang dimasukk an melalui

Gambar 10: Generator Penguat Terpisah Penguat den gan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator

yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakter itik tegan gan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

Gambar 11: Karakteristik Generator Penguat Terpisah

Gambar 11 menunjukkan karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi seten gah penuh (Ie 50 %). Ie adalah arus eksitasi,

I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika a-rus beban semakin besar. (2) Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar; (3).Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan re-ksi jangkar, selanjutn ya mengakibatkan turunnya pasokan arus pen guat ke medan magnet sehingga teganganl induksi menjadi kecil.
Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

Generator Shunt Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 ter hubung paralel dengan rotor

(A1-A2). Tegan gan awal generator diperoleh dari magn et sisa yang ter dapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihsilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sam-ai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12: Diagram Rangkaian Generator Shunt

Karakteristik Generator Shunt. Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar

12. Tegangan out put ak an turun lebih banyak dibandingkan output gener ator terpisah untuk kenaikan arus beban yang sama. Sebagai sumber tegangan, karakteristik ini tentu kurang baik. Seharusnya generatorgenerator tersebut diatas mempunyai tegangan output konstan. Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi

tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putar an terbalik, atau rotor terhubun g-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yan g dihasilkan oleh generator tersebut.

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

10

Gambar 13: Karakteristik Generator shunt

Generator Ko mpon Kelemahan dari kedua tipe generator diatas (tegangan output akan turun jika arus beban naik), diperbaiki dengan menggunakan generator kompon. Gen erator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupak an pen gu at ser i. Diagram

rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 14. Pengatur medan magnet (D1 -D2) terletak di depan belitan shunt.

Gambar14: Diagram Rangkaian Generator kompon

Karakteristik Generator Kompon. Gambar 4.15 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung turun tegangannya jika arus bebann ya naik.

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

11

Jangkar Genera tor DC Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yan g berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pad a umumnya

jangk ar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.

Gambar 16: Jangkar Generator DC

Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi magnetn ya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangk ar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

Reaksi Jangkar Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebu ah gen erator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 17) .

Gambar 17: Med an Eksitasi Generator DC

Gambar 18: Medan angkar dari Generator DC

Gambar 19: Reaksi Jangkar

Gambar 20(a): Generator dengan Kutub Bantu

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

12

Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi. Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini menyebabk an timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan b iasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 4.18). Mun-ulnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utar a. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut . Dengan kata lain, garis netral akan ber-eser. akan melemahkan tegan gan nominal generator. Pergeseran garis netral

Untuk mengembalikan garis netral

ke posisi awal, dipasan gkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20(a). Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainn ya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai de-ngan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubun g dengan pen gh antar yang mengandung tegangan.

Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi d engan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan. Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magn et, yaitu lilitan magnet utama, lilitan magnet bantu (interpole) dan lilitan magnet kompensasi. Gambar 4.20 (a) dan

(b) menunjukkan generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

13

Gambar 20(b): Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi MOTOR DC Tipe Motor DC Sebuah motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah ener gi listrik menjadi energi mekanik. Konstruksi motor dan generator pada dasarn ya adalah sama. Motor DC mengemban gkan momen yang b esar dan memungkinkan pengaturan jumlah putaran tanpa tah apan. Jumlah putaran motor dapat melebihi medan putarnya. Berdasarkan sumber arus kemagnetan untuk kutub magnet, maka motor listrik dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: 1) Motor DC dengan peguat terpisah, bila arus untuk lilitan kutub magnet berasal

dari sumber arus searah yang terletak di luar motor. 2) Motor DC dengan penguat sendiri, bila arus untuk lilitan kutub magnet berasal dari motor itu sendiri. Sedangkan b erdasarkan hubungan lilitan penguat magnit terhadap li-litan jangk ar untuk motor dengan pennguat sendiri dap at dikelompokkan menjadi :

1) Motor Shunt Secara umum konstruksi dari stator dan rotor. (gaya torsi) yang besar motor dan generator DC adalah sama, yaitu terdiri

Motor-motor DC pada awalnya membutuhkan momen gerak dan tidak memerlukan kontrol kecepatan putar. Kecep atan

putar motor selanjutnya akan dikontrol oleh medan magnet. Pada motor DC dengan penguat terpisah, sumber eksitasi didapat dari luar, misalnya dari aki. Terjadin ya gaya torsi p ada jan gkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara-selatan melewati jangkar. Lilitan jangkar yang dialiri arus listrik DC mengasilkan magnet dengan arah kekiri ditunjukkan anak panah (Gambar 22).

Gambar 21: Med an Eksitasi dan Medan Gambar 22: Medan Eksitasi dan Medan

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

14

Jangkar Jangka Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang dihasilkan jangk ar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah jarus jam. Untuk mendapatkan medan magnet stator yang dapat diatur, maka dibuat belitan elektromagnet yang da-pat diatur besarnya arus eksitasinya. Mesin DC dapat difungsikan sebagai generator DC maupun sebagai motor DC. Saat sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik men jadi energi listrik. Sedangkan sebagai motor DC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Starting dan Kontrol Kecepatan Motor DC Motor-motor DC mempunyai resistansi jangkar sangat kecil. Jika motor ini seketika dihubungkan pada tegangan yang besar, maka arus yang mengalir pada resistansi jangkar (RA) akan sangat besar, dan ini akan menimbulkan hentakan. Oleh karena itu, pada motor-motor DC yang besar diperlukan starting resistansi (Rv) yan g digunak an untuk mengham bat arus resistansi total pada jangkar. starting. Besarnya Rv = R RA, dimana R =

Gambar 23. Rangkaian Ekivalen Jangkar Sebagai Contoh 3. Sebuah motor DC mempunyai resistansi jangkar 0.5 . Arus

jangk ar IA terukur 10 A pada tegangan jan gkar 220 V. Jika besarnya kelipatan arus jangk ar adalah 1.5 IA, berapakah resistansi starting yang dip erlukan? Jawab: Resistansi total jangkar, R = VA/1,5 . IA = 220 V / (1,5 . 10A) = 14,7 Resistansi starting yang diperlukan: R v = RRA = 14,7 0,5 = 14,2

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

15

KARAKTERISTIK MOTOR DC a). Karakteristik Motor Penguat Terpisah Pada motor den gan penguat terpisah, arus eksitasinya tidak tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putar an jangkar akan turun dengan naiknya momen torsi, seperti ditunjukkan pada Gambar 25b. b). Karakteristik Motor Shunt Rangkaian eksitasi motor shunt terletak paralel d engan jangkar. Putaran akan turun dengan naik-nya momen torsi. Pada kond isi tanpa beban, karakteristik motor shunt mirip dengan motor den gan penguat terpisah.

a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat Terpisah

b. Karakteristik Motor Penguat Terpisah

Gambar 24. Karakteristik Motor Penguat Terpisah

a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat Shunt

b. Karakteristik Motor Penguat Shunt

Gambar 25. Karakteristik Motor Shunt

c). Karakteristik Motor Seri. Rangkaian eksitasi motor seri dipasang secara seri terhadap jangkar. Dian tara jenis motor DC lainnya, motor seri memerlukan momen torsi awal paling besar. Hal yang perlu diperhatikan, bahwa motor seri tidak boleh tanpa beban. dioperasikan dalam kondisi

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

16

d). Krarakterisrik Motor Kompon Pada motor kompon, kutub utama berisi rangkaian seri dan paralel. Dalam kondisi tanpa beban, motor kompon mempunyai sifat seperti motor shunt. Pada kondisi beban terpasang, dengan momen torsi yan g sama, akan didapat putaran sedikit lebih tinggi.

a). Rangkaian Ekivalen Motor Seri

a). Karakteristik Motor Seri

Gambar 26. Karakteristik Motor Seri

a). Rangkaian Ekivalen Motor Kompon

a). Karakteristik Motor Kompon

Gambar 27. Karakteristik Motor Kompon

Daya Proteksi Sistem Tenaga Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Prinsip Dasar Proteksi ten aga listrik, maka terlebih dahulu kita perlu ketahui tentang: A. Apa yang dimaksud dengan Daya Proteksi Sistem Tenaga itu? Yang dimaksud dengan Proteksi Sistem Tenaga Listrik adalah sistem proteksi yang dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik yang terpasan g pada suatu sistem tenaga misalnya generator, transformator jaringan dan lain-lain terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

17

Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. B. Mengapa Proteksi diperlukan Proteksi itu diperlukan: 1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi peran gkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat. 2. Untuk cepat melokalisir luas daerah tergan ggu menjadi sekecil mungkin. 3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi k epada konsumsi dan juga mutu listrik yang baik. 4. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. Pengetahuan mengenai arus-arus yan g timbul dari pelbagai tipe gangguan pada suatu lokasi merupakan hal yan g sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi gan gguan pada sistem, para operator yan g merasakan adan ya gan gguan tersebut diharapkan segera dapat mengoperasikan CBCB yan g tep at untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yan g terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan- gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang diop erasikan untuk mengisolir gangguan tersebut secara manual. Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secep at mungkin dilakukan proteksi. Hal ini perlu suatu peralatan yan g digunakan untuk mendetekai keadaan-keadaan yang tidak normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan CBCB yang tepat untuk bekerja memutuskan ran gk aian atau sistem yang tergan ggu. Peralatan tersebut kita kenal dengan relay. Ringkasnya, proteksi dan tripping otomatik CB-CB yan g sehubungan mempunyai du a fungsi pokok:

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

18

a. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa. b. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya mekanik dan seterusnya. Koordinasi antara relay dan Circuit Breaker (CB) dalam mengamati dan memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi.Ban yak hal yang h arus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-ru gi daya pada konduktor akan berkelebihan pula. Perlu diingat bahwa pengaruh pemanasan adalah sebandin g dengan kwadrat dari arus:

H : Panas yang dihasilkan (Joule) I : Arus konduktor (Ampere) R : Tahanan Konduktor (Ohm) T : Waktu atau lamanya arus mengalir Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekerin g atau Circuit Breaker. Proteksi juga harus sanggup men ghilan gkan gan ggu an tanpa merusak peralatan proteksi itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat "Breaking Capacity" atau "Rupturing Capacity". Disamping itu proteksi yang diperluk an harus memenuhi persyar atan sebagai berikut: 1. Sekering atau circuit breaker haru sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating) 2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan peralatan b ekerja.

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

19

3. Proteksi harus bekerja walaupun pada ov erload yang kecil tetapi cukup lama sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar. 4. Proteksi harus membuka ran gkaian sebelum kerusakan yan g disebabkan oleh arus gangguan yang dapat terjadi 5. Proteksi harus dapat melakukan "Pemisahan" (discriminative) hanya pada rangkaian yan g tergan ggu yang dipidahkan yan g lain yang tetap beroperasi

Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap kwadrat dari arus. Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik. Fun gsi pengaman motor adalah mencegah timbulnya gangguan, dan jika terjadi angguan, membatasi akib atnya terhadap motor, alat yang diger akkan maupun jaringan suplay. Bentuk pengamanan yang p aling sederhana ialah dengan p engaman lebur. Akan tetapi p enggunaan pengaman ini saja tidak cukup. Untuk motor-motor yan g arus asutnya besar, harus digunakan pengaman-pengaman lebur yang jauh lebih besar dari pada arus nominal motor -motor ini. Untuk mengamankan motor dengan baik, dapat digunakan cara- cara pengamanan di bawah in i: a. pen gamanan tegangan nol b. pengamanan arus ikut dan arus balik c. pen gamanan maksimum termis dan magnetik d. pengamanan dengan termostat e. pen gawasan pengaman lebur

Tugas Kuliah Electrical Enginering Chatting fs Email facebook ; Blog : luqman96.wordpress.com

luqmanul_ayah@yahoo.co.i d

20

You might also like