You are on page 1of 12

TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS

Dosen : Anis Chariri, SE, MCom, Ph.D. Akt.

Disusun oleh: Astri Laksitafresti Destaria Ferdiani Ranny Tanjungsari Yuliana C2C008022 C2C008035 C2C008116 C2C008153

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

I.

LATAR BELAKANG
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial

Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis true and fair (IFRS framework paragraph 46). IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang beda. Adopsi penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan terbuka. Harmonisasi standar akuntansi internasional pertama kali diperkenalkan oleh European Commision (EC). Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan. Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi IAS. Badan penyusun standar akuntansi di Indonesia (DSAK) telah membentuk 2 tim, 1 tim akan melakukan penelitian terhadap seluruh IFRS sedangkan tim yang lain akan melakukan penelitian mengenai apakah seluruh paragraf aturan standard dalam IFRS harus diadopsi secara penuh mengingat adanya perbedaan lingkungan bisnis, sehingga belum

tentu standar tersebut harmonis dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia. Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengacu pada IFRS yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, sedangkan pada format akan berubah tetapi tidak sampai mengubah substansi standar akuntansi keuangan. Kesimpulannya, meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun tetap saja perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.

II. RUMUSAN MASALAH


1 .Apakah kelebihan dan kendala jika mengadopsi IFRS? 2. Apakah kita siap Adopsi IFRS? 3. Apakah praktik akuntansi dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan budaya?

III. Pembahasan
IFRS (International Financial Reporting Standards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS). Kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan. Secara keseluruhan IFRS mencakup:

a.

International Financial Reporting Standard (IFRS) standar yang diterbitkan setelah tahun 2001

b. International Accounting Standard (IAS) standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001 c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001 d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committe (SIC) sebelum tahun 2001 Secara garis besar standar akuntansi mengatur 4 hal pokok: a. Definisi laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. b. Pengukuran dan penilaian Pengukuran dan penilaian digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan. c. Pengakuan Kriteria ini digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan d. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan digunakan menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Manfaat Adopsi IFRS Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara, termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Menurut Marsini Purba dalam bukunya yang berjudul International Financial Reporting Standards, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna

laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber daya setiap tahunnya. Penggunaan standar akuntansi dan pelaporan keuangan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional. Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan (business) dimengerti oleh global market (pasar dunia). Jadi, jika kinerja perusahaan memang memiliki nilai jual yang pantas, maka potensi perdagangan yang dihasilkan logikanya akan lebih bagus dibandingkan ketika perusahaan belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan laporan keuangannya. The big-4 accounting firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia (global). Dalam pasar modal, laporan keuangan merupakan komoditas utama. Di sinilah perlunya suatu standar yang mengatur pelaporan informasi akuntansi tersebut. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik. Efektivitas dan ketepatan waktu dari informasi keuangan yang transparan yang dapat dibandingkan dan relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja, suppliers, customers, institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat : 1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional 2. Meningkatkan arus investasi global 3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan

Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus. 1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK). 2. Mengurangi biaya SAK. 3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. 4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan. 5. Meningkatkan transparansi keuangan. 6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal. 7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Kendala Adopsi IFRS Sedangkan kendala yang menjadi penghambat penerapan IFRS sebagai standar akuntansi dan pelaporan keuangan meliputi berbagai faktor, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sistem hukum dan politik Sistem perpajakan dan fiskal Nilai-nilai budaya korporasi Sistem pasar modal dan peraturan terkait dengan pemilikan korporasi Kondisi ekonomi dan bisnis Teknologi

Dari keenam faktor di atas, faktor penghambat yang paling utama sering ditemukan adalah sistem perpajakan dan hukum yang belum tentu sinkron antara suatu negara dengan negara pengadopsi IFRS lainnya.

Kendala adopsi penuh IFRS di Indonesia 1. Kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia. 2. 3. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Dapat dilihat dari minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS, karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di Indonesia. 4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang relatif lama. Terkadang juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.

Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK dan ISAK yang dibelakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang diterbitkan sebelum tahun 1994. Namun tidak semua perubahan IAS, interpretasi SIC dan standar-standar yang ada pada IFRS diadopsi oleh DSAK. DSAK yang berada di bawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah rampung pada tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012. Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak regulasi yang tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS menjadi sulit dilakukan. Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan oleh IAI, proses adopsi dibagi dalam tiga tahap adopsi yaitu : No 1 2 Tahap Tahap adopsi Tahap persiapan Keterangan Adopsi seluruh IFRS terakhir ke dalam PSAK Penyiapan untuk seluruh infrastruktur PSAK Tahun 2008-2010

pendukung 2011 sudah

implementasi

yang

mengadopsi seluruh IFRS

Tahap implementasi

Penerapan PSAK yang sudah mengadopsi 2012 seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik

Jadi, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. Indonesia harus mempersiapkan untuk mengadopsi penuh IFRS meskipun banyak kendala yang akan dihadapi. Indonesia sudah tidak punya pilihan lain selain mau tidak mau harus mulai berusaha menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangannya. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari PSAK ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib yang baru bagi para pekerja akuntansi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi Praktik akuntansi dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. a. Lingkungan Sosial Harrison dan McKinnon (1986) mengembangkan suatu kerangka pikir untuk mejelaskan bagaimana sistim pelaporan akuntansi berubah. Berdasarkan kerangka tersebut, perubahan pada akuntansi merupakan produk dari interaksi kejadian-kejadian dilapangan dan interaksi antara praktik akuntansi dan lingkungan sosial. Selain itu, dapat juga dilihat dari iklim sosial. Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut. b. Ekonomi - Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia. - Tingkat inflasi Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost. - Sumber pendanaan Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga. - Sistem perpajakan Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham. c. Politik Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik dinegara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises). d. Budaya perusahaan dengan sumber

Violet [1983, p. 6] menyatakan bahwa bahasa merupakan variabel budaya yang paling penting. Bahasa merupakan fondasi untuk mempromosikan budaya. Memandang akuntansi adalah bahasa bisnis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prinsip akuntansi akan bervariasi tergantung pada variasi budaya yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan.

IV. PENUTUP
Kesimpulan SAK Indonesia direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS pada tahun 2012, hal ini diharapkan akan semakin membawa perusahaanperusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan internasional lainnya. Karena dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan full adoption terhadap IFRS, namun demi kepentingan semakin terciptanya proses akuntansi yang semakin baik IFRS harus diterapkan. Saran Bagi akademisi tentunya harus mempelajari secara mendalam tentang IFRS ini, dengan harapan akan tersedia sumberdaya yang memadai untuk semakin membawa ke arah yang positif dari adopsi IFRS ini. Manajemen juga perlu melakukan peninjauan kesiapan SDM perusahaaan, apakah masih memerlukan bantuan konsultan IFRS, ataupun pelatihan IFRS atau tidak. Selain itu, manajemen juga perlu melakukan peninjauan atas software akuntansi yang digunakan, seperti Oracle dan SAP yang biasanya sudah sangat IFRS familiar.

REFERENCES

Anjasmoro, Mega. 2010. Adopsi International Financial Repot Standard: Kebutuhan atau Paksaan? Studi Kasus Pada PT Garuda Airlines Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro Gamayuni, Rindu Rika. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2, pp. 153-166. Purba, Marsani. 2010. International Financial Reporting Standards. Yogyakarta: Graha Ilmu. Zamzami, Faiz. Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia.

DAFTAR ANGGOTA

1. Astri Laksitafresti (C2C008022)

2. Destaria Ferdiani (C2C008035)

3. Ranny Tanjungsari (C2C008116)

4. Yuliana (C2C008153)

You might also like