You are on page 1of 16

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK MENGENAI GANGGUAN ALAM PERASAAN PADA LANSIA

Disusun Oleh keL. II

Irma Yulistia Krisistil Multina Magvi Hidayat Mega Selvia M.al amin Nur syamsi Nur Azizah Pebriawan Popo Hardiansyah

Ita Berlianti Liza puspita Mecky Dwi Putra Mesya Yonayuas Neng putri yesa Nora Purwanti Primayana Pebri Andiko Rahmi

Dosen Pembimbing :

Heppy Sasmita S.kep, M.Kep SP. Jiwa

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA PADANG 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,dan karunianya makalah ini dapat terselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya. Dalam pembuatan mklah ini penulis bertujuan untuk memenuhui tugas kuliah Keperawatan Gerontik .Dan pun kami bahas pada makalah ini adalah mengenai Gangguan Alam Perasaan Pada Lansia . Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan atas kerjasama kelompok dan bantuan dari beberapa pihak,untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dorongan,perhatian dan kerjasamanya. Namun penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran,kritik yang membangun sangatlah diharapkan agar lebih maju dimasa yang akan datang. Harapan penulis makalah ini dapat jadi reverensi bagi penulis dan pembaca untuk membangun tenaga kesehatan yang lebih professional dan bermutu dalam profesi keperawatan.

Padang, 08 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI.....

i ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ........................................................................................... B. Tujuan......................................................................................................... BAB II KONSEP DASAR TEORI A. B. C. D. Gangguan alam perasaan .. Mania ........... Depresi .............................. Proses Keperawatan... a. Pengkajian............................................................................................ b. Masalah keperawatan .......................................................................... c. Analisa data.......................................................................................... d. Diagnosa keperawatan.......................................................................... e. Intervensi ............................................................................................ f. Evaluasi ............................................................................................... 2 2 2 3 3 5 6 6 7 10 1 1

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran....... DAFTAR PUSTAKA 11 11

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,dan karunianya makalah ini dapat terselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya. Dalam pembuatan mklah ini penulis bertujuan untuk memenuhui tugas kuliah Keperawatan Gerontik .Dan pun kami bahas pada makalah ini adalah mengenai Gangguan Alam Perasaan Pada Lansia . Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan atas kerjasama kelompok dan bantuan dari beberapa pihak,untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dorongan,perhatian dan kerjasamanya. Namun penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran,kritik yang membangun sangatlah diharapkan agar lebih maju dimasa yang akan datang. Harapan penulis makalah ini dapat jadi reverensi bagi penulis dan pembaca untuk membangun tenaga kesehatan yang lebih professional dan bermutu dalam profesi keperawatan.

Padang, 08 Desember 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan efek. Keadaan perasaan dan emosi sama halnya dengan aspek lain. Dari kepribadian, emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Alam perasaan merupakan keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan adalah gangguan aspek atau suasana hati dengan manifestasi gejala mania atau depresi. 1. Gangguan mania Adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya perasaan yang meningkat atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Dapat diiringi perilaku berupa peningkatan aktivitas flight of idea, euphoria, penyimpangan sex. 2. Depresi Gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.

B. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat pembuatan makalah adalah untuk melatih dan menambah pengetahuan tentang gangguan alam perasaan.

BAB II KONSEP DASAR TEORI

A. Gangguan Alam Perasaan Gangguan afek (suasana hati) dengan manifestasi gejala-gejala mania dan atau depresi. Klien dengan gangguan alam perasaan biasanya akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir. Keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang.

B. Mania Gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Dapat diiringi perilaku berupa peningkatan aktivitas flight of idea, euphoria, penyimpangan sex. Perilaku yang berhubungan dengan mania : a. Afektif Gambaran berlebihan, peningkatan harga diri, tidak tahan kritik b. Kognitif Ambisi mudah terpengaruh, mudah beralih perhatian, waham kebosanan, flight of idea. c. Fisik Gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat, peningkatan aktivitas, dehidrasi. d. Tingkah laku Agresif, aktivitas motorik meningkat, kurang perawatan, seks berlebihan dan bicara bertele-tele.

C. Depresi Gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Perilaku yang berhubungan dengan depresi : a. Afektif Sedih, cemas, apatis, perasaan ditolak/bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian dan tidak berharga. b. Kognitif

Bingung, ragu, sulit berkonsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri. c. Fisik Sakit perut, anoreksia, mual dan muntah, gangguan pencernaan, pusing. d. Tingkah laku Gangguan tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi sosial, irritable (mudah marah).

1) Respon emosional Termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal seseorang. 2) Reaksi berduka tak terkomplikasi Terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya. 3) Supresi emosi Mungkin tampak sebagai penyangkalan terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penularan terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang. 4) Penundaan reaksi berduka Adalah ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan. 5) Mania/depresi Respon emosional yang berat, pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi sosial.

D. Proses Keperawatan A. Pengkajian 1. Faktor Predisposisi b. Faktor genetik

Dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui riwayat keluarga atau keturunan. c. Teori agresi menyerang ke dalam Menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditunjukkan kepada diri sendiri. d. Teori kehilangan objek Merujuk kepada perpisahan traumatis individu dengan benda atau yang sangat berarti. e. Teori organisasi kepribadian Mengusulkan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi dalam keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor. f. Model kognitif Menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia seseorang dan masa depan seseorang. g. Model ketidakberdayaan yang dipelajari Menunjukkan bahwa bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya. h. Model perilaku Berkembang dari kerangka teori belajar sosial, yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. i. Model biologik Menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi dan variasi periodik dalam irama biologis.

2.

Faktor Presipitasi a. Kehilangan keterikatan yang nyata yang dibayangkan, termasuk kehilangan cinta seseorang, kedudukan atau harga diri. b. Peristiwa besar dalam kehidupan, sering dilaporkan sebagai pendahuluan episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

c.

Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi, terutama pada wanita.

d.

Perubahan fisiologik yang disebabkan oleh obat-obatan berbagai penyakit fisik.

3.

Mekanisme koping Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

4.

Perilaku Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.

B. Masalah Keperawatan a) Gangguan harga diri : harga diri rendah b) Kerusakan interaksi sosial c) Perubahan proses berpikir d) Ketidakberdayaan e) Perubahan nutrisi kurang dari ketubuhan tubuh f) Gangguan pola tidur

g) Defisit perawatan diri h) Risiko tinggi cidera i) j) Koping individu tidak efektif Gangguan komunikasi verbal

C. Analisa Data No 1 DS :

Data

Masalah Gangguan alam perasaan : koping individu

Klien mengatakan putus asa dan tidak berdaya, tidak berharga, tidak ada harapan setelah ditinggal suami dan anak satusatunya.

maladaptive

DO : Klien tampak sedih Klien tampak menangis 2 DS :

Risiko menciderai diri sendiri : depresi Klien mengatakan ingin memukul diri sendiri jiwa ingat suami dan anak-anaknya

Klien mengatakan bila ingat suami dan anaknya lebih banyak sendiri dan marahmarah

DO :

Klien tampak gelisah Klien tampak memukul diri sendiri Klien tampak tidak bisa mengontrol impuls

D. Diagnosa Keperawatan 1. 2. Gangguan alam perasaan : depresi berhubungan dengan koping maladaptive Risiko tinggi menciderai diri : berhubungan dengan depresi

E. Intervensi No 1 Dx Keperawatan Gangguan alam perasaan depresi Tujuan TUM : Klien : terjadi gangguan tidak Kriteria Hasil Intervensi Rasional

berhubungan alam perasaan dengan koping individu maladaptif TUK (1) : Dapat membina hubungan saling percaya Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat 1. Bina hubungan saling percaya Sapa klien dengan ramah, ucapkan dengan sopan, ciptakan suasana tenang dan santai. Terima klien apa adanya Pertahankan kontak mata saat berhubungan Tunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien Jujur dan menepati janji Perhatikan kebutuhan klien Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik : depresi

TUK (2) : Klien

Klien mampu 2. Tanyakan kepada klien tentang

Memberikan hal-hal yang

dapat menggunakan

menggunakan

koping adaptif

perasaan saat ini Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan Tanyakan kepada pasien cara yang bisa dilakukan mengatasi perasaan sedih/ menyakitkan Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan Bersama klien mencari berbagai alternatif koping Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah

adaptif yang dapat digunakan oleh klien bila ada masalah

koping adaptif. yang baik.

dipilih Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah Pantau dengan seksama risiko bunuh diri/melukai diri Jauhkan dan simpan alat-alat yang digunakan oleh pasien untuk menciderai dirinya di tempat yang aman dan terkunci Jauhkan alat-alat yang membahayakan pasien Dapat menghindari keinginan pasien untuk melukai diri. Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh petugas dapat Klien minum Diskusikan tentang obat secara obat (nama, dosis, Mempermu dah perawat mengawasi pasien Memantau secara seksama dapat mengetahui lebih dini tanda-tanda ingin menciderai diri

Risiko menciderai diri

TUM : Klien

Klien tidak menunjukkan ada

menciderai diri tidak

berhubungan sendiri dengan depresi TUK : Klien

tanda-tanda untuk menciderai diri dengan

terlindung dari tanda : tenang perilaku menciderai diri

Klien

menggunakan

Minum obat secara benar

obat

dengan benar

dan

frekuensi, efek samping minum obat) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara dan waktu) Anjurkan membicarakan efek samping yang dihasilkan Beri reinforcement (+) bila menggunakan obat dengan benar

dapat membantu penyembuh an pasien

benar dan tepat tepat

F. Evaluasi a) Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali. b) Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat digali. c) Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak. d) Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi sepenuhnya. e) Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan. f) Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.

g) Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah dilakukan pengkajian pada klien didapatkan masalah pada klien sebagai berikut : risiko menciderai diri, gangguan alam perasaan : depresi, isolasi sosial, depresi, harga diri rendah dan koping maladaptif.

B. Saran 1. Pada perawat diharapkan dapat : a. b. Memenuhi kebutuhan dasar klien Meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik terhadap klien sehingga asuhan keperawatan dapat terlaksana secara optimal. 3. Pada klien dianjurkan untuk dapat : a. b. Minum obat secara teratur Dapat menggunakan koping adaptif bila ada masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat B.A. (1999). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta : FIK-UI. Keliat, B.A. (2005). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Marilynn E. Doenges. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

You might also like