Professional Documents
Culture Documents
Baru pada tahun 1887 untuk mengenang jasanya oleh Jean Martin Charcot disebut penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamin dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum (striatal dopamine deficiency). Parkinson merupakan kelainan kondisi saraf yang mempengaruhi pergerakan seperti berjalan, berbicara dan menulis yang ditandai oleh hipokinesia (penurunan abnormal aktivitas atau fungsi motorik), tremor dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang ditandai dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot.
1966 : Hornykiewicz dkk 40 penderita penyakit Parkinson kadar dopamin di striatum dan substansia nigra sangat berkurang Dasar patologi Hilangnya neuron berisi dopamin dalam substansia nigra yang menyebabkan penurunan dopamin dalam korpus stratum sehingga mengacaukan kesetimbangan neurotransmiter dopamin dan asetilkolin. Degenerasi neuronal kadar dopamin berkurang
Akinesis
Rigor, Tremor
Pada umumnya, penyebab Parkinsonisme tidak diketahui. Penyakit ini ada hubungannya dengan penurunan aktivitas inhibitor neuron dopaminergik dalam substansia nigra dan korpus striatum-bagian dari sistem ganglia basalis otak yang berfungsi mengatur gerakan. Faktor genetik tidak memainkan peranan dominan dalam etiologi penyakit Parkinson, meskipun dapat mempengaruhi pada orang-orang yang peka pada penyakit tersebut. Faktor lingkungan yang belum diketahui ikut mempengaruhi kenapa neuron dopaminergik tersebut berkurang.
Lelaki Lebih Banyak daripada Perempuan Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sekitar 200.000-400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Prevalensi parkinson terbesar didunia. Nebraska,USA = 329,3/100 populasi.Usia 50 tahun dan mendekati 1% usia tersebut 5:4 pria lebih banyak. Bombay,India = 328,3/100 populasi Etnis Kaukasia > Afro-Amerika analisis komunitas menunjukkan didaerah industri (Eropa) lebih banyak berpenyakit parkinson dibandingkan didaerah pertanian (Timur Jauh)
Parkinson dibagi menjadi tiga bagian : 1. Primer atau idiopatik 2. Sekunder atau simptomatik 3. Paraparkinson atau parkinson plus 1. Primer atau idiopatik :
Penyebab tidak diketahui Kasus Parkinson yang paling sering terjadi Sebagian besar diperantarai oleh toksin lingkungan
Gejala timbul setelah terkena suatu penyakit, seperti ensefalitis atau zat. Obat-obat atau toksin yang dapat menimbulkan Parkinsonisme:Fenotiazin, Klorpromazin, Haloperidol, Metoklopramid, Calcium Blocker (Diltiazem, Verapamil) Kaptopril, Vinkristin, Valproat, Litium, Fenitoin, Alkohol, MPTP, CO, Mangan dll.
3.
Paraparkinson atau Sindrom Parkinson Plus Gejala timbul bersama dengan gangguan neurologis lain. Paling sering, gejala penyakit Parkinson timbul bersama penyakit Alzheimer
Stadium 1 Unilateral ekspresi wajah kurang, lengan yang terkena dalam posisi fleksi dengan tremor dan ayunan lengan agak berkurang atau normal. Stadium 2 Bilateral, postur bungkuk kedepan, gaya berjalan lambat dan langkah kecil, sukar membalikkan badan. Stadium 3 Gangguan gaya berjalan menonjol, timbul ketidakstabilan postural, jarang terjatuh. Stadium 4 Disabilitas yang jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, sulit berdiri, kecenderungan untuk terjatuh meningkat. Stadium 5 Hanya berbaring ditempat tidur atau duduk dikursi roda tidak mampu berdiri atau berjalan, meskipun dengan bantuan, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi dan jarang berkedip.
1.
Gejala Motorik - Utama: tremor, rigiditas, bradykinesia/akinesia, instabilitas postural. - gangguan berjalan, gangguan bicara dan menelan, fatigue, mask-like face.
Tremor , Rigiditas
TREMOR
Kelainan Berjalan
2. Gejala Non-Motorik - Gangguan mood, depresi - Gangguan kognitif: respon lambat, dementia, short term memory loss - Gangguan pola tidur: insomnia - Gangguan sensasi: dizziness, microsmia - Gangguan otonom: kulit berminyak, dermatitis seborrhoic, konstipasi, penurunan berat badan, perubahan fungsi seksual pada laki-laki.
2. Pemeriksaan penunjang
- Electroencephalography (EEG) - Electromyography (EMG) - Nerve conjunction velocities (NCV) - Positron-Emition Tomography (PET) - Single Photon Emition Computed Tomography (SPECT)
Usia 65-70 tahun Resiko Pria > Wanita dengan rasio 5:4 Pemaparan toksin ekstrinsik dan intrinsik. Pemakaian obat-obatan : Depresan Dopaminergik dan Calsium Channel Blocker Adanya trauma kepala atau stroke Faktor genetik
Non Farmakologi
Farmakologi
Pembedahan
POLA HIDUP SEHAT Konsumsi buah, sayuran dan biji-bijian Olahraga dan aktivitas fisik co : olahraga, yoga, aerobik,, dansa
Berjalan dengan hati-hati Menghindari terjatuh Latihan berpakaian Menghindari stress Edukasi kepada penderita & keluarga Terapi bicara metode Lee Silverman Voice Treatment (LSVT)
DBS (Deep Brain Stimulation) Pemasangan elektroda pada subthalamic nucleus (STN) dan globus pallidus interna (GPi). Untuk mengurangi terjadinya tremor. Keuntungan: jika tidak efektif dapat dihentikan tanpa adanya luka yang irreversibel. Kelemahan: mahal
Thalamotomy
Pallidotomy
Pembedahan pada bagian globus pallidus yang rusak. Untuk memperbaiki rigiditas, bradikinesia dan gaya berjalan yang tidak normal.
PENANGANAN FARMAKOLOGI
PENANGANAN FARMAKOLOGI
1. Levadopa = L-Dopa/ Carbidopa
2. Selegilin
3. Amantadin 4. Antikolinergik
PENANGANAN FARMAKOLOGI 5. Agonis dopamin
6. Bromokriptin
PD awal
Non farmol
Usia < 60 th
selegilin
Respon memuaskan?
selegilin
Respon memuaskan?
Carbidopa/L-Dopa
Dopamin agonis
Tremor
Carbidopa/L-Dopa
amantadin
amantadin
Dopamin agonis antikolinergik
Terapi Parkinson Lanjut Evaluasi fisik, okupasional, dan terapi bicara Secara komprehensif Agonis dopamin Dosis + C/L-dopa Dosis &/ frek + COMT inhibitor Ubah ke C/L-dopa CR + Selegilin + COMT inhibitor + amantadin operasi + agonis dopamin + amantadin operasi C/L-dopa Dosis &/ frek
Ubah ke C/L-dopa CR
+ Selegilin
OBAT-OBAT ANTIPARKINSON
Mekanism AAD e Kerja L-Dopa DA Mengurangi kekakuan dan bradikinesia, Indikasi kurang/tdk untuk tremor, Manifestasi sekunder motorik seperti : ekspresi wajah, bicara, menulis, menelan dan pernapasan Efek Samping Mual, muntah, anoreksia domperidon Hipotensi, aritmia jantung, gangguan pusat ringan (gelisah, rasa takut, bingung), diskinesia Madopar: levodopa 200 mg + benzerazida 50 mg Sinemet: levodopa 250 mg + karbidopa 25 mg
Contoh
L-Dopa
Efek terapi jangka panjang Wearing-off gejala PD timbul sebelum pasien menelan dosis berikutnya On-off fluktuasi efek obat dalam waktu singkat Freezing Onset yang lambat Solusi meningkatkan frekuensi pemberian, controlled-release, intra vena, kombinasi dengan selegilin, COMT inhibitor. Pemberian agonis dopamin, selegilin, COMT inhibitor, controlled-release Ldopa Tingkatkan dosis L-dopa, kombinasi dengan agonis dopamin Berikan dalam keadaan lambung kosong, hancurkan terlebih dahulu dan minum dengan segelas air, kurangi asupan protein, antasid.
SELEGILIN
Mekanisme Kerja
Indikasi ES Dosis Contoh Obat
Dosis 5 mg
Indikasi Pengobatan tersier; Mengontrol Metabolisme dopamine di otak Terapi tambahan untuk pasien dengan terapi levodopa yang telah masuk Periode "wearing off" Pengobatan Gejala Parkinson dan Terapi tambahan Dengan levodopa
1.25 mg
Pusing, mual, sakit kepala, insomnia, rhinitis, sakit punggung, Pencernaan Terganggu
Rasagiline (Azilect)
0.5 mg 1 mg
Diskinesia meningkat, Hipotensi postural, sakit kepala, Gangguan pencernaan, Sakit sendi
Makanan kandungan tiramin tinggi (bir, Wine merah, keju), Analgesik gol. narkotik, antidepresan, Dekongestan
Obat
Dosis
Dosis Inisial
Efek Samping
Indikasi
Interaksi
Entacapone (Comtan)
200 mg
Sakit perut, sakit punggung, konstipasi, mual, diare, darah dalam urin Sakit perut, sakit punggung, konstipasi, mual, diare, darah dalam urin, gangguan Hati
Pengobatan sekunder. Memperlama terjadinya periode wearing off dengan Memperlama efektivitas levodopa Pengobatan tersier untuk mengatasi gejala motorik yang menurun; terbatas untuk penderita yang telah mendapatkan jenis obat yang lain tetapi tidak memberikan hasil.
MAO inhibitors
Tolcapone (Tasmar)
100 mg 200 mg
MAO inhibitors
Dosis
Amantadine
200Tidak bisa idur, Parkinson 300mg/hari mual,muntah, Tahap Dini linglung, pembengkakan pada mata kaki, bercak ungu pada kulit
Dosis diatur secara bertahap, biasanya 1,25 mg/hari 2,5 mg/hari diawal, lalu ditingkatkan perlahan (tiap minggu, hingga menjadi 20 mg/hari setelah 2 minggu, tetapi tidak melampaui 30 mg/hari
Efek Samping gangguan psikis terutama halusinasi serta keluhan ortostatik, gangguan pasokan darah yang reversible di daerah tangan dan kaki, juga gangguan penglihatan (beberapa kasus), gangguan pencernaan. Sekarang sudah tidak terlalu banyak dipakai karena dapat Menyebabkan reaksi inflamatori pada paru-paru atau pada klep jantung.
Kontra Indikasi Inhibitor protease dan Sibutramine dengan agen ergot, perhatian jika pasien memiliki hipertensi tidak terkontrol
Dosis 0.05 mg/hari selama 2 hari, Kemudian ditingkatkan perlahan kirakira 0,1-0,15 mg/hari setiap 3 hari selama 12 hari. Maksimum 1,5 mg/hari 0,25 mg sehari 3 kali, kemudian ditingkatkan sebanyak 0,25 mg/hari setelah seminggu, Maksimum 8mg/hari. 0,125 mg sehari 3 kali, kemudian dilakukan peningkatan dosis setiap 5-7 hari. Maksimum 1,5 mg/hari.
Kontra Indikasi Inhibitor protease dan sibutramine dengan agen ergot, perhatian jika pasien memiliki hipertensi tidak terkontrol
Ropinirole
Inhibitor protease dan sibutramine dengan agen ergot, perhatian jika pasien memiliki hipertensi tidak terkontrol
Requip
Pramipexole
diberikan sebagai Monoterapi Pengobatan parkinson pada tahap dini (early parkinson) dan pada penyakit Parkinson Lanjut
Inhibitor protease dan sibutramine dengan agen ergot, perhatian jika pasien memiliki hipertensi tidak terkontrol
Mirapex
Anti Kolinegik
Mekanisme Kerja Mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal
Indikasi
Efek Samping Dosis
Contoh
Interaksi dengan
Antikolinergik lainnya (agonis opiate, fenotiazin, antipsikotik, anti depresan trisiklik, quinidine, dan antihistamin)
MAO inhibitor
Anti Parkinson
Amantadine
Interaksi dengan
Co-Trimoxazole Amphetamin, phenylpropanolamin Thiazides Antihipertensi(Metildopa&metilrosin)
L-dopa
Antikolinergik Apomorphine Baclofen Benzodiazepines (diazepam, flurazepam) B-Blokers(Propanolol) Clonidine Dacarbazine Entacapone Isoniazide Methionine Methyldopa Metoklopramide Papaverine Penicillamine Phenothiazin (clorpromazine) Buthyropenon(haloperidol) Reserpin Phenylbutazone Phenytoin Vit B6/ Piridoksin Spiramycin Tacrine Talcapone Impramine L-Tryptophan
>60 tahun : jenis obat Selegiline, Amantadin, dan antikolinergik, gunakan Sinemet CR, jika respon tidak cukup, ganti dengan Sinemet biasa, atau tambahkan Agonis Dopamin 50-59 tahun : Gunakan Selegiline atau Agonis Dopamin atau keduanya, jika respon tidak cukup, tambahkan Sinemet CR, atau tambahkan Amantadin, Antikolonergik. < 50 tahun : Gunakan Selegiline, Amantadin atau antikolinergik.
STUDI KASUS
Pria kulit putih, umur 55 tahun mengidap Parkinson selama 5 tahun. Penderita menolak menggunakan agonis dopamin, tetapi menggunakan obat Eldepryl selama 5 tahun dan sekarang menggunakan Sinemet-CR, 50/200, 1 1/2, tiga kali sehari. Penggunaan Sinemet-CR, 50/200, 1 1/2, tiga kali sehari telah bertahan selama dua tahun. Akan tetapi, pada tahun terakhir terjadi kegagalan dosis akhir progresif pada satu jam sebelum dosis sore dan malam dengan disertai akinesia, kekakuan dan tremor pada pagi hari. Aktivitas harian penderita menjadi berkurang, 4 jam tidak beraktivitas dan terjadi diskinesia puncak pada pukul 10:00 pagi dan 3:00 sore jika mengkonsumsi Sinemet pada pukul 8:00 pagi dan 5:00 sore.
DISKUSI
Bagi penderita yang masih muda, baru mengidap penyakit Parkinson dan tidak menunjukkan gejala yang dapat diamati, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Langkah awal pengobatan adalah diberikan Tasmar (tolcapone) 100 mg. Dosis awal diberikan di pagi hari dan setengah jam sebelum makan. Hal ini dapat memperbaiki aktivitas hidup harian, mengurangi kegagalan dosis akhir dan meningkatkan aktivitas. Sehingga akan memperpanjang masa diskinesia pada pukul 10:00 dan 2:00 sore, tetapi jika dipakai setelah beberapa hari obat Sinemet-CR dapat dikurangi menjadi 50/200, satu, tiga kali sehari. Cara ini dapat mengurangi atau sedikit mengeliminasi diskinesia puncak.
Pengobatan alternatif untuk kondisi ini adalah menggunakan agonis dopamin seperti pergolide, pramipexole, atau ropinirole. Obat-obatan ini jika penggunaannya berangsur-angsur dinaikkan hingga dosis tinggi dapat meningkatkan waktu beraktivitas dan memperbaiki aktivitas hidup harian. Pada penderita yang lebih muda, kemungkinan masalah efek samping hipotensi ortostatik atau neuropsikiatrik tidak akan terjadi. Kelemahan diberikannya agonis dopamin pada saat ini adalah terjadi diskinesia puncak yang lebih parah dan lebih lama. Jika hal ini terjadi lagi, maka dosis Sinemet-CR harus dikurangi.
TERIMA KASIH