You are on page 1of 5

1

ANALISIS BIVARIAT 1. Hubungan Pendidikan dengan Minum Susu Menggunakan uji Chi-Square (menguji hubungan variabel bebas kategorik dengan variabel terikat ketegorik) Output SPSS_nya : Tingkat Pendidikan * Minum Susu Crosstabulation Count Minum Susu Tidak Minum Susu Minum Susu Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 5 Total 0 20 5 16 2 43 1 2 1 3 0 7 Total 1 22 6 19 2 50

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 50 responden, terdapat 22 responden yang berpendidikan SMP, mayoritas mempunyai kecendrungan untuk tidak minum susu sejumlah 20 responden, 19 responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi juga mayoritas mempunyai kecendrungan untuk tidak minum susu sejumlah 16 responden, dan yang paling rendah tingkat pendidikan SD dengan 1 responden cendrung minum susu. Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.995a 4 .136 Likelihood Ratio 5.111 4 .276 Linear-by-Linear .114 1 .736 Association N of Valid Cases 50 a. 7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .14. Dari tabel diatas yang menggunakan uji chi-square diperoleh hasil Person Chisquare 0,136, berarti lebih besar dari 0,05 (0,136 > 0,05), Maka Ho diterima Ha Ditolak. Kesimpulan Tidak ada hubungan Tingkat Pendidikan dengan minum susu. Menurut Mubarak et al (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika tingkat pendidikan seseorang rendah, akan menghambat perkembangan

perilaku seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai). Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan minum susu. Tetapi pada kenyataanya fakta tidak selalu mendukung teori, karena salah satu penyebab tidak minum susu adalah faktor kesibukkan dan ketidaksukaan terhadap susu tersebut. Maka mereka memilih untuk tidak minum susu. 2. Hubungan Minum Susu dengan HB1 Munggunakan Uji One Way Anova (menguji hubungan variabel bebas kategorik dengn variebel terikat numerik) Hasil output SPSS_nya : ANOVA Hemoglobin 1 Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total 3.388 64.205 67.593 1 48 49 3.388 1.338 2.533 .118

Dari tabel diatas dapat dilihat analisis hasil uji one way anova dengan tingkat kepercayaan 5% maka diperoleh nilai Sig 0,118 lebih besar dari 0,05 (0,118 > 0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan minum susu dengan Hemoglobin 1. Menurut Suhardjo (2002), apabila seseorang lebih cendrung minum susu lebih banyak, maka akan berpengaruh pada penurunan nafsu makannya, sehingga asupan zat besi pada makanan akan berkurang. Pada tubuh asupan zat besi sangat diperlukan yang berguna untuk pembentukan hemoglobin. Apabila tubuh seseorang kekurangan hemoglobin dapat mengakibatkan kekurangan darah (anemia). Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa tidak ada hubungan minum susu terhadap hemoglobin 1 sesuai dengan teori, karena apabila seseorang yang sering minum susu akan berpengaruh pada kurangnya nafsu makan, yang secara otomatis akan mempengaruhi kadar hemoglobinnya. 3. Hubungan Minum Susu dengan HB2 Munggunakan Uji One Way Anova (menguji hubungan variabel bebas kategorik dengn variebel terikat numerik) Hasil output SPSS_nya : ANOVA Haemoglobin 2 Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total 1.422 47.812 49.234 1 48 49 1.422 .996 1.428 .238

Dari tabel diatas dapat dilihat analisis hasil uji one way anova dengan tingkat kepercayaan 5% maka diperoleh nilai Sig 0,238 lebih besar dari 0,05 (0,238 > 0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan minum susu dengan Haemoglobin 2. Menurut Suhardjo (2002), apabila seseorang lebih cendrung minum susu lebih banyak, maka akan berpengaruh pada penurunana nafsu makannya, sehingga asupan zat besi pada makanan akan berkurang. Pada tubuh asupan zat besi sangat diperlukan yang berguna untuk pembentukan hemoglobin. Apabila tubuh seseorang kekurangan hemoglobin dapat mengakibatkan kekurangan darah (anemia). Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa tidak ada hubungan minum susu terhadap hemoglobin 2 sesuai dengan teori, karena apabila seseorang yang sering minum susu akan berpengaruh pada kurangnya nafsu makan, yang secara otomatis akan mempengaruhi kadar hemoglobinnya. 4. Hubungan Minum Susu dengan Berat Badan Munggunakan Uji One Way Anova (menguji hubungan variabel bebas kategorik dengan variabel terikat numerik) Hasil output SPSS_nya : ANOVA Berat Badan Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total 10.578 2509.442 2520.020 1 48 49 10.578 52.280 .202 .655

Dari tabel diatas dapat dilihat analisis hasil uji one way anova dengan tingkat kepercayaan 5% maka diperoleh nilai Sig 0,655 lebih besar dari 0,05 (0,655 > 0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan minum susu dengan berat badan. Menurut American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi susu kalsium yang lebih tinggi akan berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Dan membantah mitos yang menyatakan bahwa mengonsumsi susu setiap hari dapat mengakibatkan penambahan berat badan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa tidak ada hubungan minum susu terhadap berat badan. Kenyataanya fakta sesuai dengan teori. Karena didalam susu mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi yang berguna untuk menunjang kesehatan tubuh, dan tidak berpengaruh pada kenaikan berat badan terutama pada susu yang mempunyai kalsium tinggi.

5. Hubungan Pengetahuan dengan Minum Susu Menggunakan uji Chi-Square (menguji hubungan variabel bebas kategorik dengan variabel terikat ketegorik) Output SPSS_nya : Tingkat Pengetahuan * Minum Susu Crosstabulation Count Minum Susu Tidak Minum Susu Minum Susu Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik 5 Total Chi-Square Tests Value
a

Total 20 23 6 1 50

20 20 2 1 43

0 3 4 0 7 Asymp. Sig. (2-sided)

Df

Pearson Chi-Square 17.259 3 .001 Likelihood Ratio 15.046 3 .002 Linear-by-Linear 7.668 1 .006 Association N of Valid Cases 50 a. 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .14. Dari tabel diatas yang menggunakan uji chi-square diperoleh hasil Person Chisquare 0,001, berarti lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), Maka Ho ditolak Ha Diterima. Kesimpulan ada hubungan Tingkat Pengetahuan dengan minum susu. Menurut Notoadmodjo (2007), Pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan proses penginderaan (baik itu dengan cara melihat maupun mendengar) terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga dapat diperoleh seseorang dari pengalaman langsung ataupun pengalaman orang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan minum susu. Sehingga peneliti sependapat dengan teori. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan berpengaruh terhadap prilaku dan sikapnya kearah yang lebih baik.

6. Hubungan Jumlah Anak dengan Berat Badan Menggunakan uji Product Moment (menguji hubungan variabel bebas numerik dengan variabel terikat numerik) Output SPSS_nya : Correlations Jumlah Anak Berat Badan Jumlah Anak Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Berat Badan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 50 .211 .141 50 1 .211 .141 50 1

50

Dari tabel diatas yang menggunakan uji product Moment diperoleh hasil Sig.(2tailed) 0,141, berarti lebih besar dari 0,05 (0,141 > 0,05), Maka Ho diterima Ha Ditolak. Kesimpulan tidak ada hubungan jumlah anak dengan berat badan. Menurut teori pada artikel ibu dan anak yang mempengaruhi berat badan adalah asupan nutrisinya bukan seberapa banyak jumlah anak yang dilahirkanya. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka faktanya sesuai dengan teori karena semakin baik nutrisi seseorang maka akan berpengaruh pada peningkatan berat badannya. Bukan pada seberapa banyak jumlah anak yang dilahirkannya.

You might also like