You are on page 1of 3

Pengaruh Hasil Pemeriksaan Vital Sign Terhadap Rencana Perawatan

Pemeriksaan vital sign dari penderita sangat penting bagi seorang dokter gigi sebagai bahan pertimbangan tindakan/rencana perawatan yang akan diambil. Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis, yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Tanda-tanda vital terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan laju respirasi. Jika ternyata dari hasil pemeriksaan vital sign yang didapatkan menunjukkan suatu ketidaknormal an, maka rencana peratan/tindakan yang akan diambil oleh seorang doter gigi akan berbeda daripada pada pasien dengan keadaan vital sign yang normal-normal saja. Dari kasus pada skenario, dari hasil pemerikssan vital sign, menunjukkan pasien masih dalam tingkat yang normal. Akan tetapi jika dari pemeriksaan vital sign ternyata menunjukkan ke abnormalan, maka sebaiknya seoarang dokter gigi berhati-hati dalam mengambil tindakan dan sebaiknya merujuk pasien yang bersangkutan kepada dokter spesialis yang berbungan dengan kelainan yang diduga. Sebagai contoh, misalkan ternyata dari pemeriksaan vital sign yang didapatkan, ternyata tekanan darah pasien melibihi batas normal (hipertensi) maka pasien dianjurkan untuk membawa obat seperti biasa pada hari perawatan gigi. Sebelum perawatan, tekanan darah pasien harus dicatat, dan jika tinggi, kunjungan harus ditunda sampai tekanan darah dapat dikontrol. Lebih disukai kunjungan singkat dan di lakukan pada pagi hari. Anxiolytic agen dapat digunakan pada pasien yang sangat cemas (5-10 mg diazepam malam sebelum perawatan dan 1-2 jam sebelum perawatan gigi, atau dapat dipertimbangkan pemberian alternatif sedation dengan asam nitrat Teknik anestesi lokal yang baik harus dilakukan, menghindari injeksi intravascular dan menggunakan maksimal dua carpules bahan anestesi dengan vasoconstrictor. Jika dibutuhkan lebih banyak anestesi maka digunakan tanpa vasoconstrictor. Jahitan yang diserap harus dihindari dengan adrenalin. Selama pengobatan, perubahan secara tiba-tiba tubuh posisi harus dihindari, karena dapat menimbulkan hipotensi orthostatic sebagai efek samping dari obat-obatan penurun tekanan darah. Ketika pasien tidak memiliki tekanan darah yang terkontrol baik, maka sebaiknya merujuk kepada dokter untuk memastikan kontrol yang memadai sebelum perawatan gigi.

Pada kasus perawatan gigi darurat, perawatan harus konservatif, dengan penggunaan analgesik dan antibiotik. Tindakan operasi harus dihindari sampai kontrol tekanan darah aman. Khusus pada obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, indometasin atau naproxen, dapat berinteraksi dengan obat-obatan antihypertensive (beta-blockers, diuretik, ACEIs), sehingga dapat kemampuan antihypertensive. Biasanya dibutuhkan lebih dari lima hari perawatan untuk interaksi kedua jenis obat ini baru terlihat hasilnya, oleh karena itu, NSAID tidak diresepkan selama lebih dari lima hari. Anestesi lokal dengan vasoconstrictor Ada kontroversi dari penggunaan bahan-bahan anestesi lokal dengan vasokonstriktor ini pada tekanan darah dan/atau denyut jantung. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan dalam tekanan arteri disebabkan oleh penggunaan anestesi dengan vasokonstriktor dalam perawatan gigi. Silvestre et al. mengamati tidak ada perubahan signifikan dalam tekanan darah sistolik sebelum, selama atau setelah gigi ekstraksi. Dalam publikasi terbaru, Laragnoit et al., dalam studi lain pada pasien dengan penyakit jantung, melaporkan bahwa pemberian 2% lidokain dengan adrenalin (1: 100.000) tidak ada perubahan signifikan dalam parameter hemodinamik selama perawatan gigi. disarankan penggunaan aman dalam operasi gigi skala kecil, asalkan teknik anestesi yang baik dilakukan dan perawatan yang ditentukan dan dikelola oleh para ahli jantung (25). Pasien dengan penyakit jantung lebih berisiko pada pelepasan adrenalin endogen sekunder daripada reaksi vasoconstrictor yang digunakan pada anestesi lokal. Akibatnya, sakit adalah respon pada pelepasan catecholamine dan akan menimbulkan perubahan hemodinamik. Selama prosedur perawatan gigi, Mengontrol rasa sakit sangat penting, dan adrenalin menghasilkan kontrol pendarahan yang sangat baik dalam konteks anestesi lokal Namun demikian, penggunaan vasoconstrictor harus dibatasi, pemberian tidak lebih dari 0,04 mg adrenalin (2 carpules mengandung 1,8 ml anestesi dengan adrenalin 1: 100.000)

Klasifikasi Hipertensi menurut ASA Tekanan (mmHg) >140/90 140-160/90-95 Klasifikasi ASA I II Tidak ada Ajukan pertanyaan berkenaan dengan kemungkianan riwayat hipertensi. Lakukan pemeriksaan ulang sesudah 510 menit dan setelah dilakukan perawtan. Pertimbangkan perlunya sedasi. 160-200/95-115 III Pemeriksaan ulang sesudah 5-10 menit dan setelah dilakukan perawtan, apabila dilakuakn. Tanyakan Pertimbangan dalam Perawatan

mengenai riwayat dan pengobatan terakhir sehubungan dengan hipertensi tersebut cukup, termasuk obat-obatan yang digunakan. Apabila hipertensi cukup tinggi sebaiknya perawatan ditunda sementara menghubungi dokter umum pasien. Pertimbankan perlunya sedasi dan anestesi yang tidak mengandung vasokonstriktor . >200/>115 IV Pemeriksaan ulang tekanan darah sesudah 5-10 menit. Apabila terjadi penurunan, rujuk ke dokternya sesegera mungkin. Tundalah tindakan pembedahan sampai hasil rujukan diterima dan hipertensinya terkontrol dengan baik. Batasilah pemberian analgesik dan antibiotik.

DP: Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

You might also like