You are on page 1of 13

A.

Pengertian Ulumul Quran


Ulumul quran berasal dri bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu ulum dan alquran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari ilm yang berarti ilmu-ilmu. Al-quran adalah kitab suci umat islam yang diturunkan kpd nabi Muhammad SAW. Untuk jadi pedoman islam umat islam . ungkapan ulumul quran telah menjadi nama bagi suatu disiplin ilmu dalam kajian islam. Secara bahasa , ungkapan ini berarti ilmu-ilmu al-quran. Karna itu , di Indonesia , ilmu ini kadang-kadang disebut ilmu-ilmu al-quran.1 Di dalam silabus IAIN, digunakan sebutan ulumul quran. Kata ulum yang di sandarkan kepada kata al-quran telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan al-quran, baik dari segi kebudayaannya sebagai al-quran maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, ilmu qiraat, ilmu resmi quran, ilmu Ijazil quran, ilmu asbabin nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada kaitannya dengan al-quran menjadi bagian dari ulumul quran. Secara istilah , para ulama telah merumuskan sebagai difinisi ulumul quran. Al-Zarqani merupakan ulumul quran sebagai berikut:

beberapa pemahaman yang berhubungan dengan ulumul quran al-karim, dari segi turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya, penulisaannya, pembacaannya, penafsirannya,kemujizatannya, nasikh dan mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan padanya, dan sebagainya.2

Sebagai contoh, kitab Al-Tibyan fi Ulum al-Quran karangan Muhammad Ali al-Shabuni diterjemahkan oleh Muhammad Qodirun Nur dengan Ikhtisar Ulumul Quran Praktis dan nama Kitab Mahabbits fi Ulumul Quran oleh Subhi al-Shalih diterjemahkan oleh Tim Pustaka Firdaus dengan judul Membahas ilmu-ilmu Al-Quran. 2 Al-Zarqani Muhammad Abd alAzim, Manabil al-Irfan fi Ulum al-Quran, Jilid 1, Dar al-Fikr, Beirut 1988, hlm.27.

Manna al-Qathththan memberikan devinisi sebagai berikut.

ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan al-quran, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan al-quran dan urut-urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat makkaiah dan madanniah, dan hal-hal lain yang ada hubungan dengan al-quran.3

Kedua difinisi di atas pada dasarnya sama.pertama, pada aspek pembahasannya. Definisi pertama menampilkan Sembilan aspek pembahasan nya dan yang kedua menampilkan hanya lima daripadanya.kedua, meski keduannya tidak membatasi pembahasannya pada aspek-aspek yang ditampilkannya, namun difinisi pertama lebih luas cakupannya dari pada yang kedua.

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ULUMUL QURAN


Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat dipahami bahwa ulumul quran adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul quran meliputi semua ilmu yang ada kaitannya denag al-quran, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu Irab al-quran. Ilmu-ilmu yang tersebut dalam definisiini berupa ilmu tentang sebab turunnya ayat-ayat al-quran. Urutanurutannya , pengumpulannya , penulisannya , qiraatnya , tafsirnya , kemujizatannya , nasikh , dan mansukhnya, ayat-ayat makkiah dan madaniah, ayat muhkamah , dan mutasyahahahnya, hanya sebagian dari pembahasan pokok ulumul quran. Di samping itu masih banyak lagi ilmuilmu yang mencakup di dalamnya, seperti ilmu gharib al-quran, ilmu badai al-quran , ilmu
3

Al-Qathtan, Manna, Mahabbits fi Ulum al-Quran. Al-Syarikah al-Muttahidah li al-Tauzi, Beirut,1973,hlm 15-16.

tanasub ayat al-quran , ilmu aqsam al-quran, ilmu amtsal al-quran , ilmu jidal al-quran, ilmu adab tilawah al-quran, dan sebagainya . Bahkan , sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam ilmu yang masing-masing mempunyai objek kajiannya sendiri. Setiap objek dari ilmu-ilmu ini menjadi ruang lingkup pembahasan ulumul quran.

Demikian luasnya ruang lingkup kajiannya ulumul quran sehingga sebagian ulama menjadikannya seperti luas yang tak terbatas. Al-suyuthi memperluas sehingga memasupka astronomi , ilmu ukur, kedokteran , dan sebagainnya dalam pembahasanulumul quran. Kemudian , dia mengkutip abu bakar lbn al-arabi yang mengatakan bahwa ulumul quran terdiri dari 77450 ilmu.hal ini di dasrkan kepada jumlah kata yang terdapat pada jumlah al-quran dengan dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam al-quran mengandung makna zahir , batin , terbatas , dan tak terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufradatnya(kata-katanya). Adapun jika dilihat dari sudut keuangan hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya tidak terhitung.4

Namun demikian ash-asiddieqy5 memandang segala macam pembahasan ulumul quran itu kembali pada beberpa pokok persoalan saja sebagai berikut. Pertama persoalan nuzul. Persoalan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang diturunkan dimekah yang di sebut makkiah, ayat-ayat yang diturunkan madinah yang disebut maddaniah, ayat-ayat yang diturunkan ketika nabi berda di kampung yang di sebut hadhariah. Ayat-ayat yang diturunkan ketika nabi dalam perjalan disebut syafariah, ayat-ayat yang diturunkan ketika siang hari disebut nabariah, yang diturunkan pada waktu malam hari disebut syaitiah , yang ditunkan pada musim panas disebut shaifiah, dan yang diturnkan ketika nabi tidur disebut firasyiah. Persoalan ini juga meliputi hal yang menyangkut sebab-sebab turun ayat, yang mulamula turun,yang terakhir turun, yang berulang-ulang turun, yang turun berpisah-pisah, yang turunya sekaligus, yang pernah ditunkan kepada seorang nabi, dan yang belum pernah turun sama sekali. Kedua , personal sanad.6persoalan ini meliputi hal-hal yang mencakup sanad yang mutawatir,7 yang akad,8 yang syaz,9 bentuk-bentuk qiraat nabi, para periwayat dan para penghafal al-quran , dan cara tahammul(penerimaan riwayat).

4 5

Al-Zarkani, Muhammad Abd al-Azim,op.cit, hlm.23 Ash-Shiddieqy,T.M, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir,Bulan Bintang, Jakarta,1972, hlm.103-104.

Ketiga persoalan ada al-qiraah(cara pembacaannya quran). Hal ini mencakup waaf (cara berhenti) ibtida(cara memulai) imalah, madd(bacaan yang dipanjangkaan), takhfif hamzah(meringankan bacaan hamzah), idghom(memasukan bunyi huruf yang sakin kepada bunyi sesudahnya). Keempat pembahasan yang menyangkut lafal al-quran , yaitu tentang yang ghorib(pelik) murab(penerima perubahan akhir kata), majaz(metafora), musytariq(lafal yang mengandung lebih dari satu makna )muradif( sinonim) istiarab(metaphor) tasbih(penyerupaan) Kelima, persoalan makna al-quran yang berhubungan dengan hukum yaitu ayat yang bermakna amm (umum) yang dimaksud kusus , amm(umum) yang dikususkan oleh sunnah , yang nash,yang zahir, yang mujmal(bersifat global) mufashshal(dirinci) , yang manthuq(makna yang berdasarkan pengaturan) yang mafhum(makna yang berdasarkan pemahaman),rmuthlaq(tidak terbatas) yang muqayyad(terbatas) , yang muhkam( kukuh, jelas) mutasyabah(samar), yang musyikil(maknanya pelik), yang nasikh (menghapus) dan mansukh (dihapus), muqqadam (didahulikan), muakhkbar (dikemuiankan), mamul (diamalkan) pada waktu tertentu, dan yang hanya mamul (diamalkan) oleh seorang saja. Keenam, persoalan makna alQuran yang berhubungan dengan lafal,yaitu fashl (pisah), washl (terhubung), ijaz (singkat) ithnab (panjang)musawah (sama) dan qahr (pendek).

Demikian pokok-pokok pembahasan yang terjadi ruang lingkup ulumul quran menurut ash-syddieqy . namun , persoalan-persoalan yang dikemukakan juga tidak keluar dari ilmu-ilmu agama dan bahasa arab . pandangan ini nampaknya sejalan dengan pendapat al-zarqani yang tidak setuju memasukkan ilmu-ilmu lain seperti astronomi, kosmologi, ekonomi, kedoteran kedalam pembahasan uluml quran. Al-zarqani menolak pendapat al-suyuti yang memandang ilmu-ilmu tersebut akhir ini menjadi pembahasan ulumul quran . al-zarqani mengaku bahwa alquran menganjurkan agar kaum muslimin mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu tersebut,
6

Sanad secara bahasa berrarti sandaran. Dalam istilah Ilmu Hadist, sanad berarti rangkaian para periwayat hadist dari Nabi sampai kepada penulis atau pengumpulannya. 77 Muhtaeatir berarti berita yang diriwayatkan orang-orang yang berjumlah mereka yang tidak masuk akal apabila dikatakan bahwa mereka sepakat untuk mengada-adakan berita itu. Merka ini menerima berita tersebut dari sejumlah orang yang keadaanya sama dengan mereka, dan begitulah jlan periwayatnya sampai sumber yang pertama, yaitu Nabi. 8 Ahad berarti berita yang diriwayatkan oleh satu orang periwayat atau lebih tetapi jumlahnya tidak sampai mencapai jumlah periwayat mutawatir. 9 Syaz secara bahasa berarti aneh atau asing. Dalam istilah ilmu hadist, Syaz berarti yang diriwayatkan oleh seorang periwayat yang dipercaya tetapi riwayatnya mengalahi riwayat orang banyak yang terpercaya. Namun, dalam ilmu Qiraat, Syaz berarti qiraat yang sanadnya tidak sahih.

terutama ketika diperlukan. Akan tetapi, ilmu yang dianjurkan oleh al-quran untuk mempelajarinya berbeda dengan ilmu yang masalahnya atau hukumnya di tunjukan oleh alquran dan ilmu yang mengabdi kepada al-quran . Menurut dia , ilmu yang pertama tidak masuk dalam katagori uluml quran . sedangkan dua yang terakhir jelas mempunyai hubungan dengan al-quran.10 Namun demikian, pandangan yang seperti di kemukakan oleh al-zarqani ini perlu ditinjau lebih jauh. Sebab , seperti yang diakui oleh al-zarqani sendiri bahwa al-quran adalah kitab hidayah(petunjuk). Al-quran bukan hannya mengandung petunjuk untuk kehidupan akhirat tetapi juga untuk kehidupan dunia. Al-quran mengandung petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia . para mufassir dan pemikiran islam dewasa ini semakin merasakan perlunya ilmu-ilmu yang selama ini dianggap sakular, seperti kosmologi, astronomi, kedokteran dalam menafsirkan al-quran . Muhammad abdulah berkata: saya tidak mengerti seorang menafsirkan firman allah, surat al baqarah (2): 212 sedangkan dia tidak mengetahui perihal manusia(sosiologi), bagai maa mereka bersatu , bagaimana mereka berpecah belah , apa arti persatuan yang mereka miliki , apakah berguna atau merugikan ; dan apa pengaruh pengutusan nabi kepada mereka.11Ahmat nawawi salam memandang perlunya seseorang mufassi masa kini mengetahui astronomi, ilmu alam, ilmu jiwa, ilmu kemasyarakatan dan sejarah dan sebagainya.12 Ali Syariati juga memberikan komentar yang senada dengan itu.13 Tampaknya, apa yang disebut oleh Al-Suyutih tentang pentingnya ilmu pengetahuan umum dalam pemahaman al-Quran semakin disadari oleh para pemikir konteporer. Harun nasution lebih jauh menandaskan tentang pentingnya para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sepertia ahli filsafat, ahli psikolok. Ahli ekonomi, ahli hukum, ahli saina, ahli sejarah dan ahli dari berbagai disiplin ilmu lainnya untuk menghasilkan penafsiran lengkap dan konprehensif dari alQuran.14Sejarah dengan itu pula, saat ini menunjukan banyaknya lahir kajian-kajian sosiologi, politik, ekonomi, kosmologi, kesehatan, dan berbagai ilmu lainnya yang dilakukan melalui tinjauan al-Quran.Terlepas dari seberapa besar kajian tersebut benar diungkapkan dari
10 11

Al-Zarkani, Muhammad Abd al-Azim,op.cit,hlm.24 Lihat, Al-Dzahabi, Muhammad Husein, Al-Tafsir wa al-Mussirun, jIlid 1, Hadadiq al-Hulwan,1967, hlm 271. 12 Salam, Ahmad Nahrawi, Persyaratan Muffasir Masa Kini, Makalah disampaikan Pada Seminar Pengajaran Tafsir di Perguruan Tingg Agama, di IAIN, Jakarta 30 November 1991.

13

Menurut Ali Syariati, Ilmu Fisika bisa membantu kita untuk memahami ayat-ayat kuaniah dalam al-Quran. Demikian juga Sosiologi dapat memperjelas pemahaman kita mengenai ayat-ayat al-Quran yang bersifat hustoris dan sosiologis. Bahkan ia menemukan dalam al-Quan serangkaian konsep serta tema baru mengenai sejarah sosioologi dan ilmu humanis yang belum pernah digarap ilmu-ilmu itu sendiri. Diantaranya adlah konsep hijrah. Menurut yang ia tangkap dari al-Quran konsep hijrah mengansung suatu filsafat dan social yang mendalam, yaitu bahwa semua peradaban adalah hasil dari hijrah lihat, syariati, ali, tentang sosiologi islam(On The Sociology of Islam), penerjemah Syaifullah mah yudin, Ananda, Yogyakarta, 1982, hlm.45-46.

kandungan al-Quran, namun upaya tersebut telah mencerminkan adanya hubungan yang erat antara kajian kajian itu dengan Al-Quran.

Dari keterangan diatas dapat di pahami bahwa pada dasarnya , dan yang menjadi pokok pembahasan ulumul quran itu adalah ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Namun, melihat kenyataan adanya ayat-ayat yang menyangkut berbagai aspek kehidupan dan berbagai tuntutan yang semakin besrkepada petunjuk berbagai al-quran , maka untuk menafsirkan ayatayat menyangkut disiplin ilmu tertentu memrlukan pengetahuan tentang ilmu tersebut.penafsiran ayat-ayat kauniah memerlukan pengertian astronomi , ayat-ayat al-quran memerlukan ilmu ekonomi, dan ayat-ayat politik memerlukan ilmu politik , dan seterusnya.

C.SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL QURAN


Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya , ulumul quran tadak lahir sekaligus . ulumul quran menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses pertumbuan dan perkembangan sesuai dengan kebutuan dan kesempatan untuk membenahi Al-Quran dari segi keberadaannya dan segi pemahamannya . Dimasa rasul SAW. Dan para sahabat , ulumul quran belum dikenal sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis. Para sahabat adalah orang-orang arab asli yang dapat merasajkan strulktur bahasa arab yang tinggal dan memahami apa yang diturunkan terhadap rasul SAW. Bila mereka menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka langsung menanyakan kepada rasul SAW . dengan demikian ada tiga factor yang mempengarui kenapa ulumu quran tidak dibutuhkan pada zaman rasul dan sahabat. Pertama , kondisinya tidak membutuhkan karna kemampuan mereka yang besar untuk memahami Al-Quran dan rasul dapat menjelaskan maksutnya . kedua , para sahabat sedikit sekali yang pandai menulis. Factor yang ketiga, adany larangan rasul utuk menulis selainAl-Quran.semua ini merupakan factor menyebabkan tidak tertulisny ilmu ini baik dimasa nabi maupun para sahabat.15

Di zaman khalifah usman wilayah islam semakin luas sehingga terjadi pembaharuan antara antara penduduk arab dan bansa-bangsa lain yang tidak mengetahui bahasa arab. Kaadaan ini menyebabkan kekawatiran sahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa arab oleh bangsa arab.untuk menjaga kekawatiran itu , disinilah ada tulisan-tulisan aslinya sebuah Al-Quran yang disebut mushhaf imam.
15

Al-Shalih, Subhi, Mabahits fi Ulum al-Quran, Dar alilm li al-Malayin, Beirut,1977, hlm.120.

Dengan adanya penyalinan ini maka berarti usman telah meletakkan suatu dasar ulumul quran yang disebut rasm Al-Quran atau ilm al-rams al-utsmani.16 Dimasa ali terjadi perkembangan baru terhadap Al-Quran karna melihat banyaknya umat islam yang berasal dari bangsa non arab, kemerosotan dalam bahasa arab , dan kesalah pembacaan Alp-Quran , ali menyuruh Abu Al-Duali(w. 69 h) untuk menyusun kaidah-kaidah bahasa arab. Tindakan khalfah ali ini dianggap perintis bagi lahirnya ilmu nahwu dan Irab alQuran.17 Pada abad ke-7 lbn Abd al-salam yang terkenal dengan Al-lzz (w. 660 H.) mengarang kitab . mazas Al-Quran. Alam al-din al-sakhawi (w. 643 H) mengrang tentang qiraat. Ia menulis kitab hidayah al-mrtab fi al-Mutasyabih yang terkenal dengan nama Al-sakhawiah. Abu syamah Abd al-rahman ibn lsmail al-maqdisi (w. 665 H.) menulis kitab Al-Mursyid al-Wajiz fi ma yataallaq bi al-Quran al-Aziz. Pada abad ke-8 muncul beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang alQuran. Sementara itu, penulis kitab-kitab tentang ilmu-ilmu yang sebelumnya telah lahir berlangsung. Ibn al-Ishba menulis tentang badai al-Quraan. Ilmu ini membahas macam-macam keindahan bahasa tentang al-quran. Ibn al-qayyim (w. 752 H.) menulis tentang aqsam al-Quran . ilmu ini membahas sumpah-sumpah al-quran. Najjmudinal-Thufi (w. 716 H.)menulis tentang bujaj al-Quran . ilmu membahas tentang bukti-bukti yang dipergunakan al-qurandalam suatu menentukan hukum. Abu al-Hasan al-Mawardi menyusun ilmu astmal al-Quran. Ilmu ini mebahas tentang perumpamaan-perumpamaan dalam al-Quran. Kemudian , badruddin alZarkasyi (w. 794 H.) menyusun kitabnyaal-Burhan fi Ulum Al-Quran.18 Pada abad ke-9 , muncul beberapa ulama melanjutkan perkembangan ilmu-ilmu alQuran. Jalaludi al-Bulqini (w. 824 H.) menyusun kitabnya Mawaqi al-Ulum min mawaqi alNuzum. Menurut al suyuthi , al-Buqini dipndang sebagai ulama yang mempelopori penyusunan ulumul Quran yang lengkap. Sejak abad ke-13 H.kebangkitan kembali perhatian terhadap ulumul Quran ini sama dengan masa kebangkitan modern dalam kebangkitan ilmu-ilmu agama lainnya .diantara ulama yang menulis tentang ulumul Quran di abad ini ialah Syeikh Thahir al-Jazairi dengan kitabnya Al-Tibyian li badh al-mabahist al-Mutaalliqah bi al-Quran. Muhammad al-Ghazalimenulis kitab Nazarat fi Al-Quran , Muhammad Abdullah Daras menulis al-Nabau al-Azim .

16 17

Al-Zarkani, Muhammad Abd Al-Azim, 0p.cit.,hlm.30. Ibid 18 Ibid, hlm. 222.

Disamping itu masih banyak buku yang menyangkut ulumul quran, baik yang berbahasa arab , seperti kitab Mabahist fi Ulum al-Quran karya shubhi al-Shalih dan yang berbahasa Indonesia , seperti ilmu-ilmu Al-quran karya T.M Hasbi As Syiddieqy. Pengantar ilmu tafsir karya rifat syauki Nawawi Dan Ali Hasan dan yang baru terbit buku yang berjudul membumikan Al Quran karya ahli tafsir Indonesia h. Qurais Shihab. Bagian pertama dari buku terakhir ini banyak berbicara tentang ilmu Al-Quran atau lebih tepatnya ilmu tafsir merupkan merupakan bahasan sari ulumul Quran.

D.LAHIRNYA ISTILAH ULUMUL QURAN


Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Quran telah menunjukan kelahiran ilmu ini melalui proses yang cukup panjang. Tahap demi tahapilmu-ilmu yang menjadi bagian Ulumul Quran tumbuh dan berkembang, seperti ilmu tafsir, ilmu rams al-Quran, ilmu qiraat, ilmu gharip al-Quran, dan seterusnya. Kemudia ilmu-ilmu ini membantuk kesatuan yang mempunyai hubungan dengan al-Quran, baik dari segi keberadaan al-Quran muapun dari sigi pemahamanya. Karenaitu ilmu-ilmu Al-Quranyang dalam istilah bahasa arab nya Ulum AlQuran(Ulumul Quran). Namun, kapankah istilah ini muncul dan siapakah orang pertama menggunakannya . mengenai sejarah lahirnya istilah ini tiga pendapat kalangan penulis Ulumul Quran. 1 . pendapat umum didalam kalangan penulis sejarah ulumul Quran mengatakan bahwa masa lahirnya istilah Ulumul Quran pertama x pada abad ke-7.19 2 . Al-Zarqani berpendapat bahwa istilah ini lahir dengan lahirnya kitab Al-Burhan fi Ulum AlQuran, karya Ali lbn lbrahim lbn said yang terkenal dengan sebutan Al-Hufi (w 430 H.).menurut Al-Zarqani , kitab ini terdiri dari 30 jilid. Lima belas jilid daripadanya disimpan di balai perpustakaan di kairo dengan tidak tersusun dan tidak berurutan. Berdasarkan ini , Al-Zarqani berpendapat bahwa lahirnya istilah Ulumul Quran pada permulaan abad ke-5.20 3 . Shubi al-Shlih tidak setuju denga pendapat terdahulu. Ia berpendapan orang yang pertama kali menggunakan istilah Ulumul Quran adalah lbn al-Mirzaban (w . 309 h.). pendapat ini didasarkan atas penemuannya tenteng beberapa kitab yang berbicara tentang kajian-kajian AlQuran dengan menggunakan istilah Ulumul Quran pada namanya.

19 20

Al-Zarkani, Muhammad Abd al-Azim, op.cit, hlm 34 Ibid, hlm 34-35

Menurut dia , yang paling tua diantaranya adalah kitab lbn al_Mirzaban pada abad ke-3 H.21 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy juga setuju dengan pendapat terakhir ini.22 Dari ketiga pendapat tersebut di atas , pendapat shubhi al-Shlih jelas lebih kuat. Sebab , berdasarkan sejarah pertumbuan ilmu ini sebgaimana telah dipaparkan sebelumnya, lbn alMarzabanlah penulis yang palin perytama menggunakan istilah Ulumul Quran pada kitabnya yang berjudul Al-Haei fi Ulum Al-Quran.

E. PEMBAGIAN DAN CABANG-CABANG ULUMUL QURAN


Meskipun ilmu-ilmu yang menjadi pembahasan Ulumul Quran telah disebut sepintas lalu , namun utuk lebih mengenalnya perlu dikemukakan beberapa macam yang perlu diketahui seseorang yang hendak menafsirkan atau menerjemah Al-Quran. Ilmu Al-Quran terbagi menjadi dalam dua kata gori . pertama , ilmu riwayat, yaitu ilmu-ilmu yang hanya dapat diketahui melalui jalan riwayat seperti bentuk-bentuk qiraat tempat-tempat turunya al-Quran dan waktu-waktu turunya , sebab-sebab turunnya. Kedua, ilmu dirayab , yaitu ilmu-ilmu yang diketahui melalui jalan perenungan , berpikir, dan penyelidikan , seperti mengetahui pengertian lafal yang ghorib, makna yang menygkut hukum dan penafsiran ayat yang perlu ditafsirkan . Menurut T.M. hasbi ash-Shiddieqy, ada 17 ilmu Al-Quran yang terpokok.23 1. Llmu Mawathin al-Nuzul Menerangkan tempat turunnya ayat masanya , awalnya , dan akhirnya.ilmu ini adalah Al-ltqan fi Ulum Al-Quran karya Al-Suyuthi. 2. Llmu Tawarikh Al-Zuzul Menjelaskan masa turunnya ayat dan urutan turunnya satu persatu . 3. Ilmu Asbab al-Nuzul Menjelaskan sebab turunnya ayat .diantara kitab yang paling penting adalah kitab Lubab al-Nuqul karya Al-suyuthi. 4. Ilmu qiraat Menerangkan bentuk bacaan al-Quran yang telah diterima dari rasul SAW.
21 22

Al-Shalih, Subhi, op.cit, hlm. 124 Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi, ilmu-ilmu al-Quran,op.cit. hlm 16 23 Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Quran/Tafsir, op.cit. hlm. 105-108

5. Ilmu tajwid Ilmu ini menerangkan cara membaca al Quran dengan baik. Ilmu ini menerangkan dimana tempat mulai, berhenti, bacaan yang panjang dan pendek. 6. Ilmu gharib al-Quran Imu ini menerangkan kata-kata yang ganjil dan tak terdapat dalam kamus-kamus bahasa arab yang biasa atau terdapat dalam percakapan sehari-hari. 7. Ilmu Irab al-Quran Menerangkan baris kata-kata al Quran dan kedudukannya dalam susunan kalimat. Ilmu ini adalah imla al rahman karangan Abd al-Baqa al-Ukbari. 8. Ilmu Wujud wa al-Nazair Menerangkan kata-kata al Quran yang mengandung banyak arti. Ilmu ini dapat dipelajari dalam kitab Mutarak al-Aqran karangan al Suyuthi. 9. Ilmu Marifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih Ilmu ini menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabih (samar maknanya perlu ditakwil) dan ilmu ini adalah Al-Manzumah alSakbawiyah karangan Al-Sakhawi. 10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap manukh (yang dihapuskan) oleh sebagian dari musyafir. 11. Ilmu Badai al-Quran Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan al-Quran, dari sudut kesustrasaaan, keanehan-keanehan dan ketinggian balaghahnya. 12. Ilmu Ijaz Al-Quran Ilmuu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat Al-Quran sehimga dapat membungkemkan para sastrawan arab. 13. Ilmu tanasub ayat al-Quran Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat yang didepan dan dibelakangnya.
10

14. Ilmu Aqsam al-Quran Ilmu ini menerangkan arti dan maksud sumpah tuhan yang terdapat dalam al-Quran. 15. Ilmu amtsal al-Quran Ilmu ini menerangkan maksud perumpamaan yang dikemukakan al-Quran. 16. Ilmu jidal al-Quran Ilmu ini membahas bentuk dan cara debat dan bantahan al-Quran yang ditujukan kepada kaum musrik yang tidak bisa menerima kebenaran dri tihan. 17. Ilmu adab Tilawah al-Quran Ilmu ini memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca AlQuran. Inilah tujubelas ilmu Al-Quran yang sangat ditekankan oleh Ash-Siddieqy untuk dimahirkan oleh setiap orang yang bermaksud menafsirkan atau menerjemah al-Quran.

11

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan ulumul Quran adalah ilm yang berarti ilmu-ilmu. Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang gunanya menjadikan pedoman hidup dijalan Allah SWT. Dimasa Rasul ulumul Quran belum dikenal sehingganya penyebaran al-Quran dinegara-negara selain Timur Tengah menjadi kendala dalam pemahamannya. Dizaman khalifah Usman wilayah islam bertambah luas, sehingga terjadi pembaharuan antara penakhluk Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa Arab. Kemudian dimasa Ali terjadi perkembangan baru dalam ilmu al-Quran. Karena banyaknya umat islam yang berasal dari non arab. Sehingga dapat diuraikan bahwa ulumul Quran merupakan kulmpulan berbagai ilmu yang berhubungan dengan al-Quran. Pada dasarnya, ilmu-ilmu ini adalah ilmu agama dan bahsa arab. Namun, menyangkut ayat-ayat tertentu, seperti ayat-ayat kauniah dan perjalanan bulan dan bintang diperlukan pengetahuan kosmologi dan astronomi. Karena itu, ilmu ini mempunyai ruang lingkup yang luas dan dalam sejarahnya selalu mengalami perkembangan. Pengarang kitab al-Tibyan fi ulum al-Quran mengibaratkan ulumul Quran sebagai premis minor dari dua premis tafsir. Menurut Manna al-Qaththtan ilmu ni kadang-kadang disebut Ushul al-Tafsir karena ilmu ini meliputi pembahasan-pembahasan yang harus diketahui oleh seorang mufasir untuk menjadi landasannya dalam menafsirkan al-Qur'an.

12

Abd al-Baqi, Muhammad Fuad, al-Mujam al-Mufahras li Ahfas Al-Quran Al-Karim, Dar Al-Fikr lin al-Thibaah wa al-Nasyr wa al-TAuzi, Beirut, 1987. Abd al-Ghaffar, As-Sayyid, Ahmad, Qadhaya fin Ulum al-Quran Tuin ala Fahmih, Dar alMarifah al-Jamiah, Iskandariah, 1990. Al-Alusi, Rub Maaini fi Tafsir al-Quran al-Azim wa al-Sab al-matsani, Jilid XIX, Dar al-Fikr, Beirut 1987. Kamal, Ahmad Adil, Ulum al-Quran, al-Mukhtar al-Islami, Kairo, Tanpa Tahun. As Suyuti, al-Itqom fi Ulumil Quran, Kairo, 1941. Al Zarkani, Manahiliul Irfan fi Ululil Quran, Kairo, 1954. Al-Ashafahani, al-Raghib, Mujam Mufradat Alfasz al-Quran, Dar al-Fikr, Beirut tanpa tahun.

13

You might also like