You are on page 1of 27

BAB I KALIBRASI DIGITALISASI DATA ANALOG LENTURAN DAN BEBAN (F1)

Dasar Teknik Pengukuran Fenomena fisik dapat dirumuskan secara teoritik menjadi suatu persamaan matematis teoritik yang menyatakan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya, dan masing-masing memiliki besaran fisik berbeda. Untuk mendapat manfaat praktis dari teori yang dikembangkan, maka teori tersebut perlu divalidasi secara experimental, agar tingkat keabsahan teori tersebut didapatkan. Dalam kegiatan eksperimental selalu dilakukan kegiatan pengukuran dari besaran fisik dari parameter yang diamati. Dalam melakukan proses pengukuran utamanya harus didapat jaminan kepastian kualitas tingkat ketelitian ( accuracy ), dan ketepatan ( precision ) dari alat ukurnya apakah sesuai dengan harga standar. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi terhadap alat ukurnya. Dalam hal ini kalibrasi didefinisikan sebagai suatu kegiatan peneraan ( membandingkan ) harga ukuran dari alat ukur terhadap suatu harga standar. Dalam pengukuran di Laboratorium, umumnya menggunakan pengukur digital yang dilakukan melalui konversi data analog dari parameter yang diukur menjadi data digital melalui mikroprosesor dan melalui operasi komputer dapat ditampilkan kembali besaran fisik parameter dimaksud melalui layar komputer. Dengan perkembangan teknologi berbasis pada perkembangan komputer, maka kegiatan pengukuran dapat diintegrasikan kedalam sistem kontrol otomatik yang penggunaannya sangat luas disegala bidang kehidupan. Dalam kegiatan pengukuran akan didapat banyak data dan angka yang bervariasi, dimana data-data tersebut perlu dianalisis sehingga akan dapat disimpulkan suatu harga yang dapat digunakan untuk keperluan praktis. Untuk dapat menganalisis data sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang valid perlu digunakan suatu metoda yang valid dan praktis dalam hal ini digunakan metoda statistik. Pada kasus kalibrasi ini digunakan metoda statistik yang terdiri dari analisis korelasi dan analisis regresi. 1). Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah suatu aktivitas pemeriksaan kumpulan data dari parameter-parameter yang diduga punya keterkaitan satu dengan lainnya. Korelasi dari dua parameter yang diduga saling punya keterkaitan dapat dihitung dari persamaan dibawah ini : rxy = s xy sx sy Koefisien Korelasi :

SXY = SX SY
= =

Kovarian dari parameter terkait. Deviasi standar parameter x. Deviasi standar parameter y

Apabila harga rxy = 0, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel dari parameter yang diamati adalah variabel bebas yang tidak terkorelasi satu sama lain, sedangkan apabila harganya 1 atau 1 ini menunjukkan bahwa parameter yang diamati variabelnya terkorelasi secara penuh. 2). Analisis Regresi. Analisis regresi dimaksudkan untuk mendapat taksiran hubungan fungsional dari parameter terukur sehingga akan didapat faktor-faktor regresi yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk kepentingan praktis dalam lingkup batasan harga uji. Hubungan fungsional tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut : Y = ao + bX ao = kons tan ta bX = koef ..regresi Untuk mendapat harga a0 dan b dapat dilihat pada lampiran.

BAB II
A. KALIBRASI DIGITALISASI DATA ANALOG LENTURAN BALOK KANTILEVER 1. Siapkan balok uji, sensor, komputerset dan printer, periksa sumber tegangan. 2. Hubungkan sensor, ke komputer, dan hubungkan sumber tegangan listrik ke komputer. 3. Hidupkan komputer. 4. Pindahkan prompt C: ke prompt C:\TC\FENDAS. 5. Ketik Kontol tekan enter. 6. Periksa tampilan digital. Harga digital yang ditampilkan antara 0 sampai 184 count. Untuk memeriksa respon balok tekan balok keatas dan kebawah, bila ada perubahan harga berarti sinyal diterima komputer. Bila harga yang ditunjukkan terus menerus 0 atau 184, tanyakan ke asisten. 7. Bila sinyal diterima komputer, tekan Ctrl + Break. 8. Ketik Kalibras , tekan enter. 9. Masukkan harga 0, tekan enter, tekan print screen. 10. Lenturkan balok sebesar 8 mm. 11. Masukkan harga perpindahan 8 mm, tekan enter, tekan print screen. 12. Tambahkan lenturan balok dengan 8 mm. 13. Masukkan harga perpindahan 8 mm, tekan enter, tekan printscreen. 14. Ulangi langkah 12 dan 13 dengan kenaikkan tiap-tiap lenturan balok sebesar 8 mm sampai harga perpindahan mencapai 40 mm. 15. Ulangi percobaan ini untuk lenturan pada arah yang berlawanan. 16. Kembali ke prompt C:\TC\FENDAS.

B.

KALIBRASI DIGITALISASI DATA ANALOG BEBAN BALOK KANTILEVER

1. Siapkan balok uji, sensor, komputer set dan printer, periksa sumber tegangan. 2. Hubungkan sensor, ke komputer, dan hubungkan sumber tegangan listrik ke komputer. 3. Hidupkan komputer.

4. Pindahkan prompt C: ke prompt C:\TC\FENDAS. 5. Ketik Kontrol tekan enter. 6. Periksa tampilan digital. Harga digital yang ditampilkan antara 0 sampai 184 count. Untuk memeriksa respon balok tekan balok kebawah, bila ada perubahan harga berarti sinyal diterima komputer. Bila harga yang ditunjukkan terus menerus 0 atau 255, tanyakan ke asisten. 7. Bila sinyal diterima komputer, tekan Ctrl + Break. 8. Ketik Kalibras , tekan enter. 9. Masukkan harga 0, tekan enter, tekan printscreen. 10. Bebani balok sebesar 0.6449 N. 11. Masukkan harga perpindahan 1.221 N, tekan enter, tekan printscreen. 12. Tambahkan lenturan balok dengan 1.93 N. 13. Masukkan harga perpindahan 1.305 N, tekan enter, tekan printscreen. 14. Ulangi langkah 12 dan 13 dengan kenaikkan tiap-tiap lenturan balok sebesar 0,720 N sampai harga perpindahan mencapai 2.415 N. 15. Kembali ke prompt C:\TC\FENDAS.Selesai

BAB III

PERHITUNGAN
A. LENTURAN BALOK KEBAWAH Tinggi No. Balok Ukur Xi (mm) Harga Rata2 Digital Pengukuran Yi (Count)
121.2308

Analisa Untuk Pembaca Xi2


0

Yi2
14696.91

Xi .Yi
0

130.7692

64

17100.58

1046.15

16

139.3846

256

19428.07

2230.15

24

147.8462

576

21858.49

3548.30

32

156

1024

24336.00

4992.0

40

168.0769

1600

28249.84

6723.08

K= 6

Sx = 120

Sy = 863.308

SSx =3520

SSy = 125669.2989

SPxy = 18538.68

x =

Sx 120 = = 20 K 6 Sy 863.308 = = 143.89 6 K Sx.Sy K (120) x(863.308) 6

y =

SPDxy

= SPxy

= 18538.68 = 1272.52 SSDx = SSx = 3520 = 3520 = 1120 Sy 2 SSDy = SSy K Sx 2 K (120) 2 6 14400 6

= 125669.2989

745300 .7029 6

= 125669.2989 124216.7838 = 1452.5151 SPDxy SSDx.SSDy 1272 .52 (1120) x (1452 .5151) 1272.52 1275.46

Rxy =

= =

= 0.99

SSDy/x = SSDy

SPDxy 2 SSDx (1619307 .15) 1120

= 1452.5151-

= 6.7061 a = y = 143.89 b= SPDxy SSDx 1272 .52 1120 SSDx SPDxy 1120 1272.520.

= 1.136 Nilai b harus dibawah 0, maka rumus diatas dibalik.

Maka didapat nilai b = =

= 0.88 S2 = = SSDx / y ( K 2) 6.7061 6.7061 = (6 2) 4

= 1.676

S2 Sa = K
2

(1.676) 2 = 6 = 0.46 .

Sb 2 = =

S2 SSDx (1.676) 2 1120

= 2.5080

180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0 10 20 30 40 50

y = 1 .1 3 7 1 x + 1 2 1 .1 4 R2 = 0 .9 9 6 5

S e r ie s 1 L in e a r ( S e r ie s 1 )

45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 10 20 30 40 50

y = 0 .8 7 6 4 x + 0 .1 4 7 R2 = 0 .9 9 6 5

S e r ie s 1 L in e a r ( S e r ie s 1 )

50 40 30 20 10 0 0 -1 0 10 20 30 40 50 S e r ie s 1 L in e a r ( S e r ie s 1 ) y = 1 .1 3 7 1 x - 0 .0 8 7 9 R2 = 0 .9 9 6 5

BAB IV PENUTUP Kesimpulan 1. Pada hasil percobaan terjadi beragam kejanggalan nilai yang tidak seharusnya. 2. Prosedur yang dilakukan pada laporan ini telah sesuai dengan ketentuan yang semestinya. 3. Kesalahan hasil perhitungan pada laporan ini adalah sebuah kasus yang dapat dialami dalam kasus yang berbeda. 4. Faktor kesalahan dapat berupa ; kesalahan angka, perhitungan, dan alat bantu yang digunakan. Saran saran Persolan yang terjadi pada kelompok kerja ini akan menjadi masalah yang akan dijumpai pada saat yang tidak tepat sehingga menimbulkan kerugian waktu penyelesaian tugas. Kami berharap persolaan ini dapat dikaji oleh pihak Laboratorium Phenomena Dasar Mesin FTI ISTN, Jurusan teknik mesin S-1, agar dapat menjadi daftar pustaka kasus - kasus menarik.

BAB I Kalibrasi Digitalisasi Data Analog Beban Balok Kantiliver ( F-2 )


Frekuensi alamiah sistem massa pegas Sebuah sistem dinamik terdiri dari sebuah massa m dan pegas dengan kekakuan k (lihat gambar), apabila sistem tersebut diberi gangguan awal berupa perpindahan statik kemudian gangguan ditiadakan maka massa bergetar pada arah sumbu geraknya persamaan gerak sistem dinyatakan dalam persamaan berikut : x k m

m X

k.X

+ k . X = m cps 2

Gunakan 2 = k/m, maka akan didapat frekwensi natural sistem sebesar : fn =

Pada balok katilever berpenampang tetap yang bergetar bebas maka frekuensi naturalnya dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan dimana digunakan massa ekivalen sebesar sepertiga massa batang dan kekakuan pegasnya adalah : k = 3E.I / L 3

BAB II
Prosedur Pengujian

Menentukan massa ekivalen balok kantilever 1. Siapkan Balok kantilever, komputer set, pembenan balok. 2. Hidupkan komputer masuk ke prompt c:/tc/fendas. 3. Ketikan kontrol, periksa sinyal respon balok. Respon digital ditampilkan oleh komputer akan menujukan angka dari 0 sampai 255. Bila respon balok menunjukan angka 0 atau 255 secara terus menerus, tanyakan pada asisten. Bila responnya ada tekan Ctrl + break. 4. Ketikan Baca2 tekan enter. 5. Ketikan C tekan enter. 6. Masukan waktu tunggu 1500. 7. Tekan Enter dua kali. 8. Ketikan Amplitudo (count) tekan enter. 9. Ketikan Waktu (mili detik) tekan enter. 10. Ketikan Getaran Bebas Balok Kantilever tekan enter. 11. Printout hasilnya dengan menekan printscreen. 12. Tekan enter dilanjutkan tekan Q diikuti enter untuk kembali ke prompt c:/tc/fendas.

Menentukan Massa 1. Siapkan Balok kantilever. komputer set, pembebanan balok. 2. Hidupkan komputer utk masuk ke prompt c:/tc/fendas. 3. Ketikan kontol, periksa sinyal respon balok. Respon digital ditampilkan oleh komputer akan menunjukan angka dari 0 sampai 255. Bila respon balok menunjukan angka 0 atau 255 secara terus menerus, tanyakan pada asisten. Bila responnya ada tekan Ctrl + break. 4. Ketikan Baca2 tekan enter. 5. Ketikan C tekan enter. 6. Tempatkan berturut-turut beban dari 0.6 N, 1.2 N, 1.8 N dan 2.4 N. 7. Masukan waktu tunggu 1500. 8. Tekan Enter dua kali. 9. Ketikan Amplitudo (Count) tekan enter. 10. Ketikan Waktu (mili detik) tekan enter. 11. Ketikan Getaran Bebas Balok kantilever tekan enter. 12. Printout hasilnya dengan menekan printscreen Q diikuti enter utk kembali ke prompt c:/tc/fendas.

BAB III PERHITUNGAN


A. LENTURAN BALOK DENGAN PEMBEBANAN Tinggi Balok Ukur Xi (N)
0

No.

Harga Rata2 Digital Pengukuran Yi (Count)


121,2307

Analisa Untuk Pembaca Xi2


0

Yi2
14696,88

Xi .Yi
0

0,644

130,7692

0,41

17100,58

69,54

1,221

144,1538

1,49

20780,32

159,67

1,93

160,4615

3,72

25747,89

309,69

2,423

172,2307

5,87

29663,41

417,31

3,028

184,6923

9,17

34111,25 SSy = 142100,33

559,25

K=6

Sx = 9,25

Sy =913,54

SSx = 20,66

SPxy = 1515,46

x=

S x 9,25 = = 1,54 k 6 Sy k = 913,54 = 152,26 6 SxSy k (9,25)(913,54) 6

y=

SPD xy = SPxy

SPDxy = 1515,46 SPDxy = 107,09 SSD x = SS x Sx k


2

SSDx = 20,66 = 6,40 SSD y = SS y

(9,25) 2 6

Sy k

SSDy = 142100 ,33


=

(913,54) 2 6

3007,77

R xy =

SPD xy SSD x SSD y 1272,52 (1120).1452,5151

Rxy =

= 0,99

SSD y = SSD y
x

SPD xy SSD x

SSD y / x = 3007 ,77 = 1215,85 a = y = 152,26 b= SPD xy SSD x 6,7061 6,40

(107,09) 2 6,40

b=

= 1,0478 Nilai b harus dibawah angka 0, maka rumus diatas harus dibalik sehingga didapat harga

b=

SSDx 6,40 = SPDxy 107,09

= 0,06

S2 =

SSDy / x (k 2)

S2 =

1215,85 (6 2) 1215,85 4

S2 =

S 2 = 303,96

Sa 2 = Sa 2 =

S2 k 303,96 6

= 50,66 Sb 2 = Sb 2 = S2 SSDx 303,96 6.40

= 47,49

Harga Kalibrasi untuk harga / satuan digital count pada : 1). Lenturan ( penarikan kebawah ). Y 1 x 2). = = = 0.0013.x 0.0013x 769.231 mm/count

Dengan pembebanan. Y = 0.0296.x

1 x

= =

0.0296.x 33.784 mm/count

Perpindahan balok dan pembebanan balok bila data digital menunjukkan 12 count.

1).

Lenturan ( penarikan kebawah ). = = = 13 x 1 / b 13 x 769.231 10000.003 mm

2).

Dengan pembebanan. = = = 13 x 1 / b 13 x 33.784 439.192 Newton

DIAGRAM PANCA ANALISA KORELASI (KEBAWAH)

200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0 1 2 3 4

y = 21.607x + 118.96 R2 = 0.9961

Series1 Linear (Series1)

N/Count
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 20 40 60 80 Series1 Linear (Series1) y = 0.0482x + 0.1214 R2 = 0.978

Count/N

BAB I .Penentuan Massa Menggunakan Fenomena Getaran Bandul Sederhana (F4)


Getaran Bandul Sederhana Sebuah bandul dengan massa m diikatkan pada sebuah tali dengan panjang L (massa tali diabaikan) berosilasi pada titik O dengan membentuk sudut sebesar 0, sebagaimana ditunjukan pada gambar 1.

Energi kinetik rotasi T dari bandul adalah : T I0 = = = I 0 2 m L2 ( Inertia massa terhadap O ) d 0 / dt ( Kecepatan sudut )

Energi potensial U dari bandul adalah : U = m g L ( 1 cos 0 )

Karena jumlah Energi Kinetik dan Energi Potensial adalah konstan makan turunan pertama dari jumlah Energi tersebaut terhadap waktu sama dengan nol maka berlaku persamaan gerak bandul : .. 0

g L

sin 0

Untuk osilasi yang kecil berlaku sin 0 0, maka : .. 0 + g L 0 = 0

Sehingga didapat frekuensi natural bandul : fn 2 L = 1 g cps

Apabila tali pada gambar diatas diganti dengan sebuah batang lurus dengan massa m, maka inertia massa sistem total terhadap titik rotasi adalah : I0 = m L2 + 1/3 mr L2

Maka berlaku frekuensi natural sistem : fn 2 Gambar 1 : = 1 g ( 1 + mr/2m ) cps

L ( 1 + mr/3m )

L sin 0

mg BAB II Petunjuk Percobaan

1. Siapkan batang bandul. 2. Siapkan massa pembeban. 3. Siapkan Digital Tachometer. 4. Getarkan batang bandul tanpa beban, ukur frekuensinya dengan digital tachometer. 5. Tempatkan massa sebesar 0,644 N ; 1,221 N ; 1,93 N pada posisi 0 mm dari pusat rotasi. 6. Getarkan batang bandul ukur frekuensinya. 7. Tempatkan massa sebesar 0,644 N ; 1,221 N ; 1,93 N pada posisi 40 cm dari pusat rotasi. 8. Getarkan batang bandul ukur frekuensinya. 9. Tempatkan massa 1 pada posisi 40 cm dari pusat rotasi. 10. Getarkan batang bandul ukur frekuensinya. 11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk massa yang lain. 12. Tempatkan massa 0,2 Kg pada posisi 20 cm dari pusat rotasi. 13. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk massa yang lain.

BAB III 1). Gambar a :

0 0 I0

mg.sin 0 mg.cos 0

mg a). Massa batang diabaikan m = 0.

mg . sin 0 . L + I.0 Untuk 0 < < sin 0

= = = = = = =

0 0 0 0 0 g/L 2. .f 1 / 2 . g/L

mg . 0 . L + M . L2 . 0 (g / L) . 0 + 0 0 + (g / L) . 0 Wn

Gambar b :

0 0 I.0 mg.sin 0 mg

mg.cos 0

mg.sin 0 mg.cos 0

mg Jarak titik pusat massa batang = 1 / 2 . L. b). Massa batang tidak diabaikan m = 0.

mg . sin 0 . 1 / 2 L + Im.0 + mg . sin 0 . L + Im . 0 Untuk 0 < < sin 0

= = = =

0 0 0 0

1 / 2 . mg . L . 0 + 1 / 3 M . L2 . 0 + mg . L . 0 + M . L2 . 0 ( 1 / 3 M + m ) . L2 . 0 + ( 1 / 2 M + m ) . g . L . 0

0+(1/2M+m)g (1/3M+m)L

.0

Wn =

(1/2M+m)g.1/m (1/3M+m)L.1/m

1 / 2 g . ( 1 + M / 2 .m ) L.(1+M/3.m)

2). Hasil data percobaan. ( Diketahui massa batang = 0,04 Kg = m ).

A. NO

BERAT BEBAN ( Kg ) 0

JARAK ROTASI 0 0 0 40 cm 40 cm 40 cm 20 cm

FREKWENSI ( Hz ) 98.6 rpm = 98.6/60 Hz = 1.643 Hz 98.2 rpm = 98.2/60 Hz = 1.636 Hz 91.8 rpm = 91.8/60 Hz = 1.53 Hz 93.4 rpm = 93.4/60 Hz = 1.576 Hz 94.8 rpm = 94.8/60 Hz = 1.58 Hz 93.5 rpm = 93.5/60 Hz = 1.558 Hz 143.5 rpm = 143.5/60 Hz = 2.391

I 0 0 0.644 N II 1.221 N 1.93 N 0.644 N

III 1.221 N 1.93 N 20 cm 20 cm

Hz 135.4 rpm = 135.4/60 Hz = 2.256 Hz 134.4 rpm = 134.4/60 Hz = 2.240 Hz

a).

Mencari titik pusat massa batang bandul : Wn = (1/2M+m)g (1/3M+m)L 2..f2 = ( 1 / 2 M + .m ). g

( 1 / 3 M +. m ). L b). Titik pusat massa batang bandul dianggap 1 / 2 . L. = ( 1 / 2 M + m ). g ( meter )

( 1 / 3 M + m ). 8 . 2 . . f2

TITIK PUSAT MASSA BATANG BANDUL NO BERAT BEBAN ( N ) 0 0 0 BERAT BATANG( N ) 0 0 0 FREKWENSI (f) 1.634 Hz 1.636 Hz 1.530 Hz TITIK PUSAT () 4,89 x 10-3 m 4,59 x 10-3 m 4,38 x 10-3 m

0.644 N

0,39 N

1.576 Hz

10,05 x 10-3 m 8,730 x 10-3 m

II

1.221 N 1.930 N 1.644 N

0,39 N 0,39 N 0.39 N 0.39 N 0.39 N

1.580 Hz 1.558 Hz 2.391 Hz 2.256 Hz 2.240 Hz

6,220 x 10-3 m

6,94 x 10-3 m 2.09 x 10-3 m 1.58 x 10-3 m

III

1.221 N 1.930 N

3).

Besar konstanta gravitasi :

Wn

(1/2M+m)g

2..f

( 1 / 2 M + .m ). g

( 1 / 3 M +. m ). L g = (1/3M+m)L ( 1 / 2 M + m ) . 4 . 2 . f2

(1/3M+m)L

NO

BERAT BEBAN (N) 0

BERAT BATAN G( N ) 0,39 N 0.39 N 0.39 N 0,39 N 0,39 N 0,39 N

JARAK ROTASI ( m ) 0 0 0 0,4 m 0,4 m 0.4 m

FREKWEN SI (f) 1.634 Hz 1.636 Hz 1.530 Hz 1.576 Hz 1.580 Hz 1.558 Hz

KONSTANT A GRAFITASI 2,11 x 10-3 m/s2 2,18 x 10-3 m/s2 2,92 x 10-3 m/s2 9,81 x 10-3 m/s2 7,18 x 10-3 m/s2 5,60 x 10-3 m/s2

0 0 0.644 N

II

1.221 N 1.930 N

0.644 N III 1.221 N 1.930 N

0.39 N 0.39 N 0.39 N

0,2 m 0,2 m 0.2 m

2.391 Hz 2.256 Hz 2.240 Hz

2,26 x 10-3 m/s2 1,71 x 10-3 m/s2 1.56 x 10-3 m/s2

4).

Besar massa dari setiap beban paralel

Wn

(1/2M+m)g

( 1 / 3 M +. m ). L 1 /3 . M . L Wn2 + m . Wn2 . L M ( Wn2 . L g ) M = 1 / 2 . M . g + mg = 1 / 2 . M . g + 1 / 2 M . L . Wn2 = ( 1 / 2 . M . g 4 / 3 . 2 . f2 . m2 ) ( 4 . 2 . f2 . L g )

B.

NO

BERAT BATANG (N) 0.644 N

JARAK ROTASI ( m )

FREKWENSI (f)

MASSA BEBAN BANDUL

0,4 m 0,4 m 0,4 m

1.576 Hz 1.580 Hz 1.558 Hz

0,3688 N 0,4306 N 0,5407 N

1.221 N 1.930 N

0.644 N II 1.221 N 1.930 N 5). Kesimpulan.

0,2 m 0,2 m 0.2 m

2.391 Hz 2.256 Hz 2.240 Hz

1,92 N 1,51 N 1,57 N

Getaran bandul sederhana, frekwensinya tergantung dari berapa kecepatan bandul pada saat diberi beban dan digoyangkan, maka akan menimbulkan frekwensi yang berbeda satu sama lain serta dipengaruhi oleh jarak rotasi yang berbeda sehingga titik pusat, besar konstanta grafitasi dan besar massa dari setiap bandul berbeda.

You might also like