You are on page 1of 7

Skema 2.

1 Patofisiologi Diabetes Melitus Kelainan genetik Gaya hidup stres Malnutrisi Obesitas Infeksi

Penyampaian kelainan pankreas

Meningkatkan beban metabolik pankreas

Penurunan produksi insulin

Peningkatan kebutuhan insulin

Merusak pankrean

Penurunan insulin (berakibat penyakit diabetes melitus)

Penurunan fasilitas glukosa dalam sel

Glukosa menumpuk di darah

Sel tidak memperoleh nutrisi

Peningkatan tekanan osmolalitas plasma Pembongkaran glikogen, asam lemak, keton untuk energi

Starvasi seluler

Kelebihan ambang glukosa pada ginjal

Pembongkaran protein & asam amino

Diuresis Osmotik

Penurunan massa otot

Penumpukan benda keton

Penurunan antibodi

Penurunan perbaikan jaringan

Poliuria

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Asidosis

Resti infeksi Resiko perlukaan

Defisit volume cairan

Pola nafas tidak efektif

Sumber : (Riyadi, 2007)

1. Diabetes tipe I Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (Polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan gluconeogenesis (pembentukan glukosa baru dari asamasam amino serta substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak. 2. Diabetes tipe II Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan

insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes melitus tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes melitus tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.

Boks 2.1 Cakupan perencanaan diet

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penentuan porsi/bahan penukar. Penghitungan porsi/bahan penukar. Perencanaan menu harian. Perluasan bahan penukar. Makanan khusus diabetisi. Makanan yang tak diperbolehkan.

Makanan yang dianjurkan pada orang-orang dengan sindrom metabolik adalah makanan tinggi protein hewani, rendah lemak dan karbohidrat serta sayur-sayuran yang tidak mengandung karbohidrat. (H, Hermansyah. 2010. Diet Penyakit DM. http:// Hermansyah H/ www. docstoc /docs/6971035/diet penyakit DM-per.Diperoleh tanggal 15 Oktober 2011). 1) Jenis makanan yang dianjurkan pada penderita DM yaitu : a) Sumber protein hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur. b) Sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang-kacangan (kacang ijo, kacang merah, kacang kedelai). c) Sayuran : kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kol, kembang kol, sawi, lobak, seledri, selada, terong. d) Buah-buahan atau sari buah : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing. e) Susu skim atau susu rendah lemak misalnya yogurt, susu kacang. f) Hindari makanan sumber karbohidrat seperti roti, pizza, pasta, permen atau lainlain. Sebaliknya konsumsi sayur sayuran segar yang tidak mengandung karbohidrat seperti brokoli dan campuran sayur-sayuran hijau lainnya. g) Hindari konsumsi soft drinks dan jus karena mengandung banyak gula. Selain itu, hindari mengkonsumsi alkohol karena dapat merusak hati sebagai organ penting dalam metabolisme gula. h) Hindari mengkonsumsi asam lemak omega-6 yang dapat ditemukan dalam minyak jagung dan beberapa sayuran karena dapat menurunkan persediaan vit E dalam tubuh. Bila makan digoreng dengan menggunakan minyak ini maka dapat

meningkatkan oksidasi dari LDL. i) Tingkatkan konsumsi dari asam lemak omega-3 yang dapat ditemukan dalam ikan salmon dan mackerel karena bersifat anti inflamasi dan dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. 2) Bahan makanan yang dibatasi pada penderita DM yaitu : a) Semua sumber hidrat arang: nasi, nasi tim, bubur, roti, jagung, talas, ubi b) Sumber protein hewani yang tinggi lemak jenuhnya: cornet, sosis, jeroan, sarden, otak c) Sayuran: bayam, buncis, labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang. d) Buah-buahan: nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo. 3) Bahan makanan yang harus dihindari seperti yang terdapat pada: a) Gula pasir, gula jawa. b) Sirop, jam, jelly, buah buahan yang diawet dengan gula. c) Susu kental manis, minuman botol ringan, es krim. d) Kue kue manis, dodol, cake, tarcis. e) Abon, dendeng, sarden.

, pada bulan September Desembar 2011. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa jumlah rata-rata pasien yang sudah menjalani perawatan selama 4 bulan terakhir (September Desember) 2011 adalah sebanyak 18 pasien.

Dalam penelitian ini penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus berikut : N n= 1 + N (d)2

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat signifikansi (0,05) (Nursalam, 2008 : 92) Berdasarkan perhitungan diatas, maka besar sampel keseluruhan yang diperlukan adalah 17,22 responden.

You might also like