You are on page 1of 382

Diedit oleh Kusun Dahari

MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 1




Standar Kompetensi Lulusan
1. Memahami Ilmu Hadis
Indikator
1.1 Mengidentifikasi Pengertian Ilmu Hadis




PENGERTIAN ILMU HADIS
Ilmu hadis (ulum al-hadis) terdiri dari dua kata, yaitu ilmu (ulum) dan al-
hadis. Kata ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari ilm, yang berarti
ilmu-ilmu; sedangkan al-hadis di kalangan ulama hadis berarti segala sesuatu
yang disandarkan kepada nabi saw dari perbuatan, perkataan, taqir, atau sifat.
dengan demikian, gabungan kata ulum al-hadis mengandung pengertian ilmu-
ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadis nabi saw.
Sedangakan menurut ulama mutaqaddimin adalah :



Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara persambungan
hadis sampai kepada Rasul SAW dari segi hal ihwal para perawinya, kedabitan,
keadilan, dan dari bersambung tidaknya mata rantai sanad.
SKL 1
ILMU HADIS
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 2

Ilmu hadis juga diartikan sebagai suatu ilmu yang dengannya dapat
diketahui betul tidaknya ucapan, perbuatan, keadaan atau lain-lainnya, yang orang
katakan dari nabi Muhammad saw. Dapat juga diartikan sebagai pengetahuan
mengenai kaidah-kaidah yang menghantarkan kepada pengetahuan tentang rawi
(periwayat) dan marwi (materi yang diriwayatkan, atau dengan kata lain, ilmu
hadis adalah ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui kondisi sanad dan
matan. Sanad adalah rangkaian rijal yang menghantarkan kepada matan.
Sedangkan matan adalah perkataan yang terletak di penghujung sanad.
Pada perkembangan selanjutnya oleh ulama mutaakhirin ilmu hadis ini
dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu hadis Riwayah dan Ilmu Hadis Dirayah.
Pengertian Ilmu Hadis menurut Ulama Mutaqodimin di atas dimasukkan kedalam
Ilmu Hadis Dirayah.

A. ILMU HADIS RIWAYAH
Ajjaj al Khatib berpendapat, Ilmu Hadis Riwayah adalah

Ilmu Pengetahuan yang mempelajari hadis-hadis yang disandarkan kepada


Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat maupun tingkah
lakunya.
Ibnu al-Akfani mengatakan,

Ilmu yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi, baik


periwayatannya, pemeliharaannya, maupun penulisannya atau pembakuan
lafadz-lafadznya. Ulama yang merintis lahirnya Ilmu Riwayah ini adalah
Muhammad bin Syihab az Zuhri.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 3

Objek Ilmu Hadis Riwayah ialah bagaimana cara menerima,
menyampaikan kepada orang lain, memindahkan atau mendewankan. Dalam
menyampaikan atau membukukan hadis hanyadisebutkan apaadanya, baik
yang berkaitan dengan matan maupun sanadnya, ilmu ini tidak membicarakan
tentang syadz ( kejanggalan ) atau 'illat ( kecacatan ) matan haadis, dan juga
tidak membahas kualitas perawi baik keadilan, kedzabitan maupun
kefasikannya.
B. ILMU HADIS DIRAYAH
Ilmu Hadis Dirayah biasa juga disebut sebagai Ilmu Musthalah Hadis,
Ilmu Ushul Al Hadis, Ulum Al-Hadis, dan Qowa'id Al-Tahdis. At-Tirmidzi
mendefinisikan ilmu ini dengan :

Kaidah-kaidah atau undang-undang untuk mengetahui hal ihwal sanad,


matan, cara-cara menerima dan menyampaikan Hadis, sifat-sifat rawi dan lain
sebagainya.
Ilmu ini juga dipahami sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
caranya untuk mengetahui kedudukan sebuah Hadis.
Hasbi ash Shidiqi mengatakan, Ilmu Hadis Dirayah adalah ilmu untuk
mengetahui keadaan sanad dan matan dari sisi diterima atau ditolaknya
sebuah Hadis dan yang berkaitan dengan itu.
Ibnu al Akfani berpendapat,

Ilmu yang padanya kita mengetahui hakikat periwayatan, syarat-syarat


periwayatan, macam-macamnya, hukum-hukumnya, keadaan perawi, syarat-
syarat para perawi, macam-macam yang diriwayatkan, dan segala yang
berkaitan dengan itu.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 4

- Hakikat periwayatan adalah penukilan hadis dan penyandarannya kepada
sumber hadis atau sumber berita
- Syarat-syarat periwayatan adalah penerimaan perawi terhadap hadis yang
akan diriwayatkan dengan bermacam-macam cara penerimaan ( Turuku
At-Tahammul )
- macam-macam periwayatan adalah membicarakan bersambung dan
tidaknya periwayatan dan lain-lain
- Hukum-hukum periwayatan ialah membicarakan diterima atau ditolaknya
suatu hadis
- Keadaan Perawi membicarakan keadilan dan kecacatan serta syarat
mereka dalam menerima dan meriwayatkan hadis
- Macam-macam hadis yang diriwayatkan meliputi hadis-hadis yang dapat
dihimpun pada kitab-kitab tashnif, kitab tasnid dan kitab mu'jam
Dan ada juga yang menjelaskan bahwa Ilmu Hadis Dirayah adalah :

Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar


dan peraturan-peraturan yang dengannya kami dapat membedakan antara
hadis yang sahih yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dan hadis yang
diragukan penyandarannya kepada beliau.
Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwasannya Ilmu Hadis Dirayah
adalah sekumpulan kaidah dan masalah untuk mengetahui keadaan perawi
baik yang menyangkut pribadinya seperti akhlak, tabiat dan keadaan
hafalannya maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Sedangkan keadaan marwi yaitu kesahihan dan kedhaifan matan, serta dari
segi lain yaitu diterima atau tidaknya suatu riwayat.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 5

Objek kajian Ilmu Hadis Dirayah ini adalah sebuah penelitian terhadap
para perawi Hadis dan Keadaan mereka yang meriwayatkan Hadis, begitu
juga halnya dengan sanad dan matannya.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 6


1.



Pernyataan yang paling tidak sesuai dengan definisi di atas adalah
A. Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara persambungan
hadis sampai kepada Rasul SAW dari segi hal ihwal para perawinya,
kedabitan, keadilan, dan dari bersambung tidaknya mata rantai sanad.
B. Ilmu yang dengannya dapat diketahui betul tidaknya ucapan, perbuatan,
keadaan atau lain-lainnya, yang orang katakan dari nabi Muhammad saw.
C. Pengetahuan mengenai kaidah-kaidah yang menghantarkan kepada
pengetahuan tentang rawi (periwayat) dan marwi (materi yang
diriwayatkan.
D. Ilmu hadis adalah ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui kondisi
sanad dan matan.
E. Sanad adalah rangkaian rijal yang menghantarkan kepada matan.
Sedangkan matan adalah perkataan yang terletak di penghujung sanad.
2. Ulama mutaakhirin membagi ilmu hadis menjadi dua yaitu
A. Ilmu hadis Riwayah dan Ilmu Hadis Dirayah.
B. Ilmu hadis Riwayah dan Rijal al Hadis
C. Ilmu Hadis Dirayah IlmuTarikh al-Ruwwat
D. Asbabul Wurud dan Asbab an-Nuzul
E. Ilmu Nasikh wa Mansukh.
3. Ulama yang merintis lahirnya Ilmu Riwayah ini adalah
A. Al-Qadliy Abu Muhammad al-Ramahurmuziy
B. Muhammad bin Syihab az Zuhri.
C. Al-Hakim Abu Abdillah al-Naesaburiy
D. Abu Hafs 'Umar bin Abdul Majid al-Mayanzi
E. Abu 'Umar dan 'Utsman bin Abd al-Rahman al-Syahrazuri
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 7

4. Objek Pembahasan Ilmu Hadis Riwayah ialah .
A. Para perawi hadis sejak zaman Nabi sampai masa pentadwinan hadis
B. Bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang lain dan diterima
atau ditolaknya suatu hadis
C. Bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang lain
memindahkan atau mendewankan hadis.
D. Kualitas perawi baik keadilan, kedzabitan maupun kefasikannya, syadz (
kejanggalan ) atau 'illat ( kecacatan ) matan hadis
E. Sanad, matan dan perawi hadis
5. Yang tidak termasuk objek pembahasan dalam ilmu hadis Riwayah adalah .
A. cara penukilan hadis
B. tahamulul hadis
C. 'ada al-hadis
D. tingkatan hadis
E. tadwin al-hadis
6.


Kalimat di atas adalah pengertian .
A. Ilmu Hadis Riwayah
B. Ilmu Hadis Dirayah
C. Undang-undang fi ilm al-hadis
D. Qanun dalam ilmu hadis
E. Hadis menurut ahli ushul
7. Yang bukan nama lain dari Ilmu Hadis Dirayah adalah .
A. Ilmu Musthalah Hadis,
B. Ilmu Ushul Al Hadis
C. Ulum Al-Hadis
D. Qowa'id Al-Tahdis
E. Ummu al-Ilm fi al-ahadis
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 8

8.


Kalimat yang tidak terkait dengan definisi di atas adalah .
A. Ilmu ma'rifat itu untuk mengetahui hakikat hadis yang sebenarnya
B. Hakikat periwayatan adalah penukilan hadis dan penyandarannya kepada
sumber hadis atau sumber berita
C. Syarat-syarat periwayatan adalah penerimaan perawi terhadap hadis yang
akan diriwayatkan dengan bermacam-macam cara penerimaan ( Turuku
At-Tahammul )
D. macam-macam periwayatan adalah membicarakan bersambung dan
tidaknya periwayatan dan lain-lain
E. Hukum-hukum periwayatan ialah membicarakan diterima atau ditolaknya
suatu hadis
9. Keadaan Perawi, keadilan dan kecacatan serta syarat mereka dalam menerima
dan meriwayatkan hadis dibahas dalam .
A. Ilmu Hadis Riwayah
B. Ilmu Hadis Dirayah
C. Ilmu Nasikh wa Mansukh
D. Ilmu Asbab al-Wurud
E. Ilmu Tahamulul al-Hadis
10. Ilmu hadis sudah ada sejak zaman ....
A. Rasululloh
B. Khulafaur Rosyidin
C. Umar bin Abdul Aziz
D. Abad ke II H.
E. Abad ke III H.
^<


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 9

Standar Kompetensi Lulusan
1. Memahami Ilmu Hadis
Indikator
1.2 Mengidentifikasi Fungsi Ilmu Hadis



FUNGSI ILMU HADIS
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam perkembangan ilmu hadis terbagi
menjadi dua cabang pokok ilmu hadis yaitu Ilmu Hadis Riwayah dan Ilmu Hadis
Dirayah yang masing masing memiliki objek yang berbeda dan tujuan yang
berbeda. Objek Ilmu Hadis Riwayah ialah bagaimana cara menerima,
menyampaikan kepada orang lain, memindahkan atau mendewankan, ilmu ini
tidak membicarakan tentang syadz ( kejanggalan ) atau 'illat ( kecacatan ) matan
haadis, dan juga tidak membahas kualitas perawi baik keadilan, kedzabitan
maupun kefasikannya sehingga tujuan atau faedahnya adalah untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam penukilan atau pengutipan sebuah Hadis yang
bersumber dari Nabi SAW, sedang Ilmu Hadis Dirayah objeknya adalah adalah
sebuah penelitian terhadap para perawi Hadis dan Keadaan mereka yang
meriwayatkan Hadis, begitu juga halnya dengan sanad dan matannya, sehingga
kita ketahui bahwa tujuan dan faedah Ilmu Hadis Dirayah adalah untuk
menetapkan diterima atau ditolaknya sebuah Hadis, sebagai pengamalan dari
Hadis yang diterima dan meninggalkan dari Hadis yang ditolak.
Ibnu Kholdun dalam kitabnya "Muqoddimah" menyatakan, salah satu
faedahnya adalah sebagai penelitian bagi kita pada sisi sanad yang sempurna
syarat dan ketentuannya, agar diketahui Hadis yang wajib diamalkan. Sehingga
dalam pengamalannya itu tidak menimbulkan keraguan lagi kecuali hanya
keyakinan atau dzon (dugaan keras) atas kebenaran sebuah Hadis itu yang benar-
benar bersandar dari Rasulullah SAW. Maka hendaklah bagi kita untuk berijtihad
agar dapat mengahasilkan dzon tersebut. Yaitu dengan mengetahui Para Perawi
Hadis dalam hal 'adl dan tsiqohnya.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 10

Dengan demikian jika kita mempelajari Ilmu Hadis akan banyak sekali
faedah yang bisa diperoleh, antara lain :
1. Dapat mengetahui cara penukilan yang benar yang terhindar dari kejanggalan
dan kecacatan
2. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dari masa ke masa sejak
masa Rasul SAW sampai sekarang
3. Dapat megetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang mereka lakukan dalam
mengumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadis.
4. Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam
mengklasifikasikan hadis lebih lanjut
5. Dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan criteria-kriteria hadis sebagai
pedoman dalam beristinbat.
Setelah ilmu hadis berkembang, maka faedah dan tujuan Ilmu Hadis menjadi lebih
spesifik dengan cabang Ilmu Hadis masing-masing diantaranya :
1. Ilmu rijal al-hadis, yakni ilmu yang mengkaji tentang para perawi hadis, baik
dari sahabat, tabiin, maupun angkatan setelahnya. Tujuannya dapat kita lihat
pada definisinya sebagai berikut :


"Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai perawi
hadis.
Ilmu ini sangat penting kedudukannya dalam lapangan ilmu hadis, karena
objek kajian hadis pada dasarnya ada dua hal yaitu matan dan sanad. Ilmu
Rijalul hadis ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadis dalam Islam
dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar
sanad.
Diantara kitab yang paling tua yang menguraikan tentang sejarah para perawi
thabaqot demi thabaqot adalah karya Muhammad ibn Sa'ad (w 230 H) yaitu
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 11

Thabaqat Al-Qubra dan karya Khalifah ibn 'Ashfari ( w. 240 H) yaitu
Thabaqat Al-Ruwwah dll
2. Ilmu gharib al-hadis, yakni ilmu yang membahas redaksi hadis yang pelik-
pelik yang tidak mudah dipahami, karena jarang dipakai.
Nabi adalah sefasih-fasihnya orang Arab yang diutus untuk menghadapi
kaumya yang bermacam suku dan kabilah. Adakalanya beliau berhadapan
dengan kaum tertentu dan beliau menggunakan bahasa dari kaum yang
dihadapinya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya setelah banyak
bangsa non Arab memeluk Islam mendapati lafal-lafal yang digunakan itu
terasa asing / gharib. Nah ilmu ini dimunculkan dengan tujuan untuk
memudahkan dalam memahami hadis-hadis yang mengandung lafal-lafal yang
gharib tersebut.
Diantara para Ulama yang pertama-tama menyusun hadis-hadis yang gharib
tersebut adalah Abu Ubaidah Ma'mar bin Matsna Al-Taymi Al-Bisri (w. 210
H) dan Abu Al-Hasan bin Ismail Al-Mizini Al Nahawi (w. 204 H).
Salah satu kitab terbaik yang ada sekarang ini adalah kitab Nihayah Gharib
Al-Hadis, karya Ibn Al Atsir.
3. Ilmu al-nasikh wa al-mansukh, yakni ilmu yang membahas hadis-hadis nasikh
(yang menghapus hukum), dan hadis-hadis mansukh (yang hukumnya
dihapuskan)

.
Ilmu yang membahas hadis-hadis yang berlawanan yang tidak memungkinkan
untuk dipertemukan, karena (materi yang berlawanan) yang pada akhirnya
terjadilah saling menghapus dengan ketetapan bahwa yang dating terdahulu
disebut mansukh dan yang dating kemudian disebut nasikh.
Ilmu ini sangat penting berkaitan istinbat hukum dari nash yang samar-samar.
Untuk mengetahui nasah dan mansukh ini bias melalui beberapa cara :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 12

a. Dengan penjelasan dari dash atau syari' sendiri yang dalam hal ini adalah
Rasul SAW
b. Dengan penjelasan dari sahabat
c. Dengan mengetahui tarikh keluarnya hadis serta sebab wurud hadis.
4. Ilmu talfiq al-hadis, yakni ilmu yang menjelaskan tentang cara-cara
mendudukkan hadis yang dhahirnya kelihatan bertentangan antara yang satu
dengan lainnya.

Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan hadis-hadis yang isinya


berlawanan
Ilmu ini juga disebut Ilmu Mukhtaliful Hadis dan yang telah berusaha
menyusun ilmu ini adalah Imam Syafi'i (204 H), Ibn Qurtaibah (276 H), At
Tahawi (321H) dan Ibn Jauzi (597 H). Kitabnya bernama At-Tahqiq dan
sudah di Syarhkan oleh Al-Ustadz Ahmad Muhammad Syakir.
5. Ilmu ilal al-hadis, yakni ilmu yang membicarakan hadis-hadis yang secara
dzahir kelihatan sah, kemudian terdapat beberapa kekeliruan/ kesalahan.
'Ilal jamak dari 'illah yang artinya penyakit, yang menurut istilah ahli hadis
adalah suatu sebab yang tersembunyi yang dapat mengurangi status kesahihan
hadis padahal dzahirnya tidak nampak ada cacat. Sedangkan definisi menurut
muhadisin adalah :

Ilmu yang membahasa sebab-sebab yang tersembunyi yang dapat


mencacatkan kesahihan hadis seperti mengatakan muthashil terhadap hadis
yang munqoti' menyebut marfu' terhadap hadis yang maukuf, memasukkan
hadis terhadap hadis lain dan hal-hal yang seperti itu.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 13

6. Ilmu asbab wurud al-hadis, yakni ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi
menurunkan sabdanya dan masa-masa nabi menurunkan sabda tersebut.

Penting diketahui, karena ilmu itu menolong kita dalam memahami hadis,
sebagaimana Asbabu An-Nuzul menolong kita dalam memahami Al-Qur'an
7. Ilmu jarh wa tadil, yakni ilmu yang menerangkan catatan-catatan tentang
keterangan memandang adil periwayat atau mencacat (menerangkan keadaan
yang tidak baik) periwayat.

Ilmu yang menerangkan kecacatan-kecacatan yang dihadapkan pada para


perawi dan pentakdilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai
kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 14





1. Tujuan Ilmu Hadis Dirayah yang paling utama adalah .....
A. mengetahui tingkat kesahihan hadis
B. menetapkan diterimanya atau ditolaknya sebuah Hadis
C. mengetahui tingkat kemutawatiran suatu hadis
D. menetapkan tingkat kedhaifan suatu hadis
E. untuk mengetahui hadis-hadis palsu
2. Ilmu yang mengkaji tentang para perawi hadis, baik dari sahabat, tabiin,
maupun angkatan setelahnya adalah ....
A. rijal al-hadis
B. gharib al-hadis
C. al-nasikh wa al-mansukh
D. talfiq al-hadis
E. ilal al-hadis
3. Ilmu yang membahas redaksi hadis yang pelik-pelik yang tidak mudah
dipahami, karena jarang dipakai disebut ilmu ....
A. rijal al-hadis
B. gharib al-hadis
C. al-nasikh wa al-mansukh
D. talfiq al-hadis
E. ilal al-hadis
4. Ilmu yang membahas hadis-hadis nasikh (yang menghapus hukum), dan
hadis-hadis mansukh (yang hukumnya dihapuskan) dikenal dengan ilmu ....
A. rijal al-hadis
B. gharib al-hadis
C. al-nasikh wa al-mansukh
D. talfiq al-hadis
E. ilal al-hadis
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 15

5. Ilmu yang menjelaskan tentang cara-cara mendudukkan hadis yang dhahirnya
kelihatan bertentangan antara yang satu dengan lainnya
A. rijal al-hadis
B. gharib al-hadis
C. al-nasikh wa al-mansukh
D. talfiq al-hadis
E. ilal al-hadis
6. Ilmu yang membicarakan hadis-hadis yang secara dzahir kelihatan sah,
kemudian terdapat beberapa kekeliruan/ kesalahan adalah ....
A. rijal al-hadis
B. gharib al-hadis
C. al-nasikh wa al-mansukh
D. talfiq al-hadis
E. ilal al-hadis
7. Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menurunkan sabdanya dan masa-
masa nabi menurunkan sabda tersebut adalah ....
A. al-nasikh wa al-mansukh
B. talfiq al-hadis
C. ilal al-hadis
D. asbab wurud al-hadis
E. asbab Nuzul
8. Ilmu yang menerangkan catatan-catatan tentang keterangan memandang adil
periwayat atau mencacat (menerangkan keadaan yang tidak baik) periwayat
adalah ...
A. al-nasikh wa al-mansukh
B. talfiq al-hadis
C. ilal al-hadis
D. asbab wurud al-hadis
E. jarh wa tadil
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 16

9. Seorang thalib yang ingin membuktikan suatu hadis shahih apakah benar
shahih sebagaimana yang nampak atau ada cacad yang tersembunyi maka ia
hendaknya mempelajari ilmu ....
A. al-nasikh wa al-mansukh
B. talfiq al-hadis
C. ilal al-hadis
D. asbab wurud al-hadis
E. jarh wa tadil
10. Seorang thalib menemukan 2 hadis yang secara dhahir bertentangan, ditinjau
dari segi yang lain kedua-duanya dinyatakan shahih oleh Ulama Ahli Hadis,
maka jawabannya akan ia temukan jika mau mempelajari ilmu ....
A. al-nasikh wa al-mansukh
B. talfiq al-hadis
C. ilal al-hadis
D. asbab wurud al-hadis
E. jarh wa tadil





^<





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 17

Standar Kompetensi Lulusan
1. Memahami Ilmu Hadis
Indikator
1.3 Menyebutkan Pengarang terkenal kitab ilmu hadis



SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KITAB-KITAB ILMU HADIS
Ilmu hadis sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah masih hidup, akan
tetapi ilmu ini terasa diperlukan setelah Rasul wafat, terutama sekali ketika umat
Islam memulai upaya mengumpulkan hadis dan mengadakan perlawatan yang
mereka lakukan, sudah barang tentu secara langsung atau tidak, memerlukan
kaidah-kaidah guna menseleksi periwayatan hdis. Di sinilah Ilmu Hadis Dirayah
mulai terwujud dalam bentuk kaidah-kaidah yang sederhana.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kaidah-kaidah tersebut semakin
disempurnakan oleh para ulama yang muncul pada abad ke-II dan ke-III hijriyah,
baik mereka yang secara khusus menspesiallisasikan dirinya dalam mempelajari
satu disiplin ilmu maupun bidang-bidang lainnya, sehingga menjadi satu disiplin
ilmu yang berdiiri sendiri.
Sekalipun demikian, dalam perkembangannya tercatat bahwa ulama yang
pertama kali menyusun ilmu hadis sebagai salah satu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri secara lengkap adalah
1. Al-Qadliy Abu Muhammad al-Ramahurmuziy ( w 360 H ) dengan kitabnya

Al-Muhaddits Al-Fashil baina Al-Rawi wa


Al-Wa'i kemudian disusul oleh

2. Al-Hakim Abu Abdillah al-
Naesaburiy ( 321 405 ) dengan kitabnya berjudul M'rifah
Ulum Al-Hadis


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 18

3. Abu Nu'man Ahmad bin Abdillah Al Asfahaniy (336-430) lalu al-Khatib Al-
Baghdadiy (w. 463 H) dengan kitabnya berjudul dan

4. Al-Qadly 'Iyadl bin Jusa (w. 544 H) dengan kitabnya yang berjudul

5. Abu Hafs 'Umar bin Abdul Majid al-Mayanzi ( W. 580 H. ) dengan kitabnya

Ma La Yasi'u Al-MuhadditsJahlahu
6. Abu 'Umar dan 'Utsman bin Abd al-Rahman al-Syahrazuri ( W. 643 H )
dengan kitabnya 'Ulumul Hadis yang kemudian dikenal dengan
sebutan Muqoddimah Ibnu al-Shalah. Kitab yang terakhir ini oleh para ulama
berikutnya disyarahkan dan dibuat 27 mukhtasyar-nya sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh generasi berikutnya.
Demikianlah kemudian muncullah berbagai macam bentuk kitab musthalah
hadis dengan berbagai jenisnya baik nazham maupun natsar atau prosa dan
syarah-syarahnya, misal Nazham al-Fiyyah karya Al-Suyuthi yang disyarahi oleh
Syeh Mahfuz at-Tarmasyi ( pengasuh Pon Pes Termasyi Ponorogo Jawa Timur )
dengan judul Manhaj Dawin Nadhor dan Al-Taqrib karya Imam Nawawi yang
disyarahi oleh As-Suyuthi sendiri dengan judul Tadrib al-Rawi.
Kitab karya ulama kontemporer misalnya Qowa'id At-Tahdis karya
Jamaluddin Al-Qasimi 9w. 1332 H) dan Taisir Musthalah Al-Hadis karya DR.
Mahmud At-Tahhan.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 19



1. Ilmu Hadis menjadi salah satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri secara
lengkap adalah sejak disusunnya kitab Al-Muhaddits Al-Fashil baina Al-Rawi
wa Al-Wa'i karya ....
A. Al-Qadliy Abu Muhammad al-Ramahurmuziy
B. Al-Hakim Abu Abdillah al-Naesaburiy
C. Ahmad bin Ali bin Tsabit Abu Baqar Al Khatib Al Baghdadiy
D. Imam Maliki
E. Imam Bukhari
2. Manhaj Dawin Nadhor merupakan syarah mustholah hadis karya pengasuh
salah satu pondok pesantren di Jawa Timur yaitu ....
A. K.H. Wahid Hasyim
B. Syaikh Mahfuz at-Tarmasyi
C. Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim As'ari
D. Sunan Gunung Jati
E. K.H. Abdurrahman Wahid
3. Ulama pertama yang membukukan ilmu hadis dirayah adalah Abu
Muhammad ar-Ramahurmuzi (265-360 H) dengan kitabnya yang terkenal
bernama ....
A. Qawa 'id at- Tahdis
B. Ma La Yasi'u Al-MuhadditsJahlahu
C. al-Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa al- wa 'iz
D. Ma'rifah 'U1um al-Hadis
E. al-Isti'ab fi Ma'rifah al- Ashab
4. Kitab permulaan dalam ulumul hadis

jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yang paling tepat adalah


....
A. Hadis yang Memisahkan Antara Rawi dan Pemberi Nasihat
B. Hadis yang dipisahkan oleh Rawi dari Pemberi Nasihat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 20

C. Ahli Hadis yang terpisah sebagai Rawi dan Pemberi Nasihat
D. Hadis yang munfasil akibat para Rawi dan Pemberi Nasihat
E. Ahli Hadis yang Memisahkan Antara Rawi dan Pemberi Nasihat
5. Setelah Abu Muhammad ar-Ramahurmuzi (265-360 H) muncullah ulama
yang menyusun kitab Ilmu Hadis yang lebih sistematis (Ma'rifah 'U1um al-
Hadis), beliau adalah ....
A. al-Hakim an-Naisaburi
B. Abu Nu'man Ahmad bin Abdillah Al Asfahaniy
C. Muhammad bin Isma'il al-Kahlani as-San'ani
D. Ibnu Hajar al-Asqalani
E. Imam Bukhory

6. Abu Nu'aim al-lsfahani (w. 430 H/1038 M), muhaddis (ahli hadis) dari
Astalun (Persia), berusaha melengkapi kekurangan yang masih ada pada kitab
Ma'rifah 'U1um al-Hadis. Beliau menulis kitab ...
A. al-Mustakhraj 'Ala al-hakim.
B. Qawa 'id at- Tahdis
C. Ma La Yasi'u Al-MuhadditsJahlahu
D. al-Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa al- wa 'iz
E. Ma'rifah 'U1um al-Hadis
7. Seorang Ulama Hadis yang menulis dua kitab ilmu hadis, yakni al-Kifayah fI
'Ilm ar-Riwayah dan al-Jami' li Adab ar-Rawi wa as- Sami' adalah ....
A. Abu Nu'aim al-lsfahani
B. Abu Bakr Ahmad al-Khatib al-Bagdadi
C. Muhammad bin Isma'il al-Kahlani as-San'ani
D. Ibnu Hajar al-Asqalani
E. Imam Bukhory

8. Kitab yang mendapat perhatian banyak ulama sehingga banyak pula yang
menulis syarah (ulasan)-nya dikenal dengan kitab Ibn Shalah. Nama lengkap
beliau adalah .
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 21

A. Muhammad bin Isma'il al-Kahlani as-San'ani
B. Ibnu Hajar al-Asqalani bin Shalah
C. Abu Amar Usman bin Shalah
D. Ibn Shalah Abu Nu'aim al-lsfahani
E. Abu Bakr Ahmad al-Khatib al-Bagdadi
9. Ibnu Hajar al-Asqalani menulis syarah untuk kitab Ibn Shalahdengan judul .
A. Tadrib ar-Rawi
B. al-Irsyad 'ala Ibn Sallah
C. Ma'rifah 'U1um al-Hadis
D. as-Syarhu A'dham Ibn Sallah
E. al-Ifsah bi Takmi1 an- Nakt 'ala Ibn Sallah
10. Ibnu Kasir (700 H/1300 M-774 H/1373 M) juga menulis kitab ulumul hadis
yang dikenal dengan
A. Tadrib ar-Rawi
B. lkhtisar 'Ulum al-hadis.
C. al-Irsyad 'ala Ibn Sallah
D. Ma'rifah 'U1um al-Hadis
E. as-Syarhu A'dham Ibn Sallah
11. Ulama kontemporer DR. Mahmud At-Tahhan menulis kitab hadis yang
berjudul .
A. Taisir Musthalah Al-Hadis
B. Qowa'id At-Tahdis
C. Tadrib ar-Rawi
D. lkhtisar 'Ulum al-hadis.
E. al-Irsyad 'ala Ibn Sallah


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 22




Standar Kompetensi Lulusan
2. Memahami cara menerima dan menyampaikan hadis
Indikator
2.1 Menentukan Jenis Penerimaan Hadis



TAHAAMUL DAN ADAA AL-HADIS
(Menerima dan Menyampaikan Hadis)
Contoh hadis yang masih lengkap sanad dan matannya dari kitab Shahh
al-Bukhariy sebagai berikut :

)(
Al-Bukhari berkata : Memberitakan kepada kami al-Humaydiy Abdullah bin
Zubayr, ia berkata : Memberitakan kepada kami Sufyan, ia berkata :
SKL 2
TAHAAMUL DAN
ADAA` AL-HADIS
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 23

Memberitakan kepada kami Yahya bin Said al-Anshari, ia berkata :
Mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim al-Taymi bahwa ia
mendengar Alqamah bin Waqqash al- Laytsiy berkata aku mendengar Umar bin
al-Khjathab di atas mimbar berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
Sesusngguhnya segala amal itu disertai dengan niat. (HR Bukhariy)
Kata-kata yang bergaris bawah adalah lambang periwayatan bagaimana
seorang periwayat menyampaikan Hadis, adakalanya menggunakan kalimat :

= memberitakan kepada kami,

= mengkhabarkan kepadaku,

=
ia mendengar atau

= aku mendengar. Menyampaikan periwayatan disebut


ad dan menerima periwayatan disebut dengan Tahammul. Lafal-lafal yang
digunakan dalam periwayatan tersebut mempunyai makna tersendiri yang
menunjukkan keabsahan periwayatan. Kegiatan tahammul dan ad hadis
adalah proses periwayatan Hadis baik menerima atau menyampaikannya yang
dengan sengaja dilakukan oleh para periwayat secara ilmiah dengan
menggunakan teori dan metode tertentu demi keoriginalitas Hadis. Proses
penerimaan dan penyampaian Hadis seperti proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan atau di majlis talim, ada murid dan ada guru, ada santri dan ada
kyai, ada yang menerima dan ada yang memberi.
A. Cara Penerimaan Riwayat Hadis ( Tahammul Hadis)
Sebelum membahas tentang cara-cara penerimaan riwayat Hadis terlebih
dahulu dibahas tentang pengertian tahammul Hadis, agar mudah
memahaminya. Secara etimologi tahammul ( ) dari kata

Artinya, membawa atau memikul dengan berat. Menurut


terminologi ulama ahli Hadis Tahammul adalah :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 24


Mengambil dan menerima Hadis dari seorang syeikh dengan cara tertentu
dari beberapa cara penerimaan.
Atau secara singkat dikatakan dalam Ilmu Mushthalah al-Hadis :

Tahammil adalah mengambil Hadis dari seorang Syeikh dengan metode


tertentu dari beberapa metode.
Hadis diterima dari seorang syeikh atau dari seorang guru karena dialah
yang menyampaikan Hadis. Dalam penerimaan Hadis disebutkan lafal-lafal
yang menunjukkan cara penerimaan itu, karena nantinya akan dinilai
bagaimana pertemuan periwayatannya diterima atau tidak.
Sebagaimana keterangan di atas bahwa proses penyampaian dan
penerimaan Hadis seperti proses pembelajaran di lembaga pengajaran atau di
majlis talim. Para ulama tidak mempersyaratkan secara ketat dalam
tahammul. Ibarat orang masuk ke majlis ilmu tidak ada pembatasan tertentu,
semua orang boleh saja mengikutinya sekalipun non muslim dan belum
baligh, hanya nanti persyaratan yang lebih ketat adalah dalam menyampaikan
periwayatan yang disebut dengan ad. Sama halnya persyaratan ketat adanya
pada guru bukan pada peserta pengajian.
Menurut mayoritas ulama anak kecil yang belum baligh boleh atau syah
menerima Hadis, asal sudah mumayyiz (paham berkomunikasi) Sebagaimana
yang dilakukan para sahabat dan tabi`in menerima periwayatan dari sahabat
yang masih kecil seperti Hasan Husain, Ibn `Abbas, dan lain-lain. Pendapat
yang kuat anak sudah mumayyiz artinya sudah terampil dalam berkomunikasi
dan mampu menjawab ketika ditanya sekalipun usianya di bawah 5 tahun.
Ibnu Katsir dalam bukunya al-Baits al-Hatsits fi Ikhtishar Ulm al-Hatis
1/13 mengungkapkan sebagai berikut :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 25

. ( )
Sah saja anak-anak kecil menerima persaksian dan pemberitaan
(khabar), demikian juga orang-orang kafir. Mereka menyampaikan apa yang
diterimanya pada saat kesempurnaan mereka yaitu sudah baligh dan
beragama Islam. Sayogyanya ada dorongan kepada anak-anak
mendengarkan Hadis Nabi. Tradisi yang berlaku pada masa-masa ini dan
sebelumnya pada masa yang panjang, bahwa anak kecil ditulis kehadirannya
ketika telah mencapai usia 5 tahun, setelah itu didebut Sam (menerimna
Hadis dengan cara mendengar). Mereka berpedoman pada Hadis Mahmud
bin al-Rab; bahwa ia ingat Nabi saw meludahkan sekali ludah di mukanya
dari air timba di rumah mereka, sedang ia berusia lima tahun. (HR. al-
Bukhari)
Anak kecil dan orang kafir boleh saja tahammul baik dalam syahadah
maupun dalam menerima khabar, tetapi ketika ad (menyampaikan
periwayatan) harus sudah baligh dan beragama Islam. Anak kecil ketika yang
ikut hadir di majlis sebelum berumur 5 tahun disebut al-Hudhr dan setelah
berusia tersebut disebut al-Sam(menerimna Hadis dengan cara
mendengar). Dasarnya Hadis Mahmud bin al-Rab di atas.

.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 26

. :

.
Mereka membedakan antara sekedar hadir dan al-Sam. Dalam satu
riwayat anak yang dapat diterima al-Sam adalah berusia 4 tahun,
sebagian hufazh mendefinisikan telah mencapai usia tamyz (sudah pandai
membedakan), dan sebagian mereka, telah membedakan antara binatang
dan keledai. Sebagain ulama ulama tidak menerima al-Sam melainkan
setelah berusia 20 tahun, sebagian berpendapat 10 tahun dan ulama lain
berpendapat 30 tahun. Intinya anak tersebut sudah mumayyiz , bila anak
kecil telah mengerti dan paham ditulis sebagai Sam.
Cara atau metode Tahammul Hadis tidak dapat dipisah-pisahkan dari
Ad, karena ibarat transaksi dua orang, keduanya harus ada. Metode
tahammul berarti juga metode ad dalam Hadis. Metode Tahammul dan
Ad Hadis ada 8 macam : yaitu
1. Metode Al-Sima (

)
Metode al-Sim` adalah murid yang hadir mendengar bacaan
Syeikh, baik dari hapalannya maupun dari catatannya, baik dalam majlis
imla (dekte) atau yang lain. Dalam pengajaran metode ini sebagaimana
metode ceramah, seorang syeikh menyampaikan periwayatan Hadis
dengan cara membaca dan seorang murid aktif mendengar. Menurut
mayoritas ulama metode tahammul al-Sim` ini tingkatan yang paling
tinggi di antara sekian metode, karena metode al-Sim` ini berarti syeikh
dan murid bertemu langsung (liq) dan berhadapan langsung (ber-
musyfahah).
2. Metode / Al-Qirah / Al-'Ardl (membaca)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 27

Maksud metode ini seorang murid membaca Hadis sedang Syeikh
mendengarkan bacaannya, baik murid itu membaca sendiri atau
mendengar murid lain yang membaca di hadapannya, baik bacaan dari
hapalannya atau dari tulisan (kitab) yang telah dikoreksi oleh Syeikh,
baik langsung didengarkan syeikh atau orang yang dipercaya untuk
mendengarkannya. Mayoritas muhadditsin menyebut metode ini dengan

atau dalam metode pengajaran disebut Sorogan.


Hukum periwayatan, jumhur ulama memperbolehkan metode al-Qiraah
ini, bahkan meletakkan nomor dua tingkatannya di bawah metoda al-
Sima.
3. Metode Al-Ijazah ()
Ijazah menurut bahasa adalah membolehkan atau mengizinkan.
Misalnya seorang murid diizinkan meriwayatkan suatu ilmu dari guru.
Seorang murid yang telah menamatkan studinya diberi Ijazah artinya
diizinkan keluar dari sekolah. Makna Ijazah menurut istilah :

Izin seorang alim kepada seorang murid atau lebih untuk


meriwayatkan sebagaian periwayatannya baik secara ucapan atau
tertulis
Misalnya, ucapan seorang syeikh kepada muridnya : Aku
ijazahkan kepadamu untuk meriwayatkan dari padaku Shahh al-
Bukhr. Dalam metode ijazah biasanya tidak dibacakan atau dibacakan
sebagian saja dari isi kitab tersebut. Metode Ijazah ini memiliki
beberapa syarat, di antaranya seorang murid ahli atau layak menerima
Ijazah, adanya kemampuan memahami apa yang diijazahkannya, dan
naskah murid hendaknya dipaparkan sesuai dengan aslinya.
4. Metode Al-Munawalah ()
Maksud metode ini adalah seorang Syeikh memberikan sebuah
lembaran/ catatan/ sebuah kitab yang berisikan Hadis kepada muridnya
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 28

tanpa ada perintah meriwayatkan. Misalnya seorang Syeikh hanya
mengatakan :
a.

= Ini dari Hadisku atau


b.

= Ini dari apa yang saya dengar dari si


Fulan. Lantas diriwayatkan oleh muridnya.
Hukum periwayatan metode Munwalah yang disertai dengan
Ijazah boleh-boleh saja, bahkan bentuk Ijazah yang paling tinggi dan
tingkatannnya di bawah setelah metode al-Sam` dan al-Qirah `ala al-
Syeikh. Sedangkan periwayatan Munwalah yang tidak disertai Ijazah
menurut pendapat yang shahih tidak diperbolehkan.
5. Al-Mukatabah ()
Maksud metode ini ialah seorang Syeikh menulis apa yang ia
dengar untuk murid yang hadir atau yang tidak hadir di majlis dengan
tulisan Syeikh sendiri atau dengan perintahnya, untuk dikirim kepadanya
melalui orang yang terpercaya. Hukum metode Muktabah yang disertai
Ijazah dapat diterima dan sama dengan tingkatan metode Munwalah
berijazah dalam kualitas dan keabsahannya. Adapun Muktabah yang
tanpa Ijazah terjadi pro dan kontra di kalangan para ulama, di antara
mereka melarang dan yang lain memperbolehkannya. Menurut pendapat
yang shahih diperbolehkan, yaitu pendapat mayoritas ulama
mutaqaddimin dan mutaakhirin, karena tulisan seorang Syeikh dengan
sesamanya atau kepada muridnya memberikan isyarat makna ijazah.
6. Al-Ilam ()
Maksudnya, seorang syeikh memberi informasi kepada muridnya
bahwa Hadis ini atau kitab ini yang ia dengar atau yang ia riwayatakan,
tanpa memberikan ijazah secara eksplisit. (jelas tegas tidak berbelit-
belit)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 29

Hukum periwayatan metode ini diperselisihkan para ulama, di
antara mereka ada memperbolehkan, dengan alasan informasi seorang
syeikh secara inplisit mengandung ijazah dalam periwayatan. Seorang
syeikh yang tsiqah dan amanah tidak mungkin mengaku menerima Hadis
yang ia tidak mendengar, informasi syeikh kepada muridnya tentang
periwayatan menunjukkan adanya indikasi rida dari syeikh terhadap
tahammul dan ad al-Hadts. Di antara mereka ada yang melarang, yaitu
pendapat yang shahih, karena terkadang syeikh menginformasikan bahwa
Hadis ini periwayatannya, tetapi tidak boleh diriwayatkan karena adanya
cacat, kecuali jika disertai ijazah.
7. Al-Washiyyah (

)
Metode al-Washiyah ialah seorang Syeikh ketika akan pergi jauh
atau sebelum matinya berpesan agar kitab yang ia riwayatkan atau yang
ia susun diberikan kepada seseorang yang wajar dipercaya baik dekat
atau jauh.
Sebagian mutaakhkhirin berpendapat bahwa metode wasiat
mengandung makna izin periwayatan seperti halnya metode munwalah
di atas. Sebagian ulama salaf juga melakukan metode tahammul ini,
seperti yang dilakukan Abu Qilbah Abdullah bin Zayd al-Jurumiy (w.
104 H) sebelum wafatnya berpesan agar kitab-kitabnya buat al-
Sukhtiyaniy (w. 131 H), kitab-kitab itu diserahkan kepadanya dan
sebagai pengganti transportasinya ia menyerahkan uang lebih 10 dirham.
Bentuk ungkapan ad al-Hadts :
a.

= Si Fulan berwasiat kepadaku begini,


b.

= Si Fulan memberitakan kepadaku dengan


wasiat. (metode al-washiyah bercampur dengan metode al-sam)

8. Al-Wijadah ()
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 30

Maksud metode ini seseorang mendapatkan sebuah atau
beberapa tulisan Hadis yang diriwayatkan seorang Syeikh yang ia kenal,
tetapi ia tidak mendengar dan tidak ada ijazah dari padanya. Atau
seorang murid mendapatkan sebuah kitab tulisan seorang yang hidup
semasa dan dikenal tulisannya, baik ia pernah bertemu atau tidak, atau
tulisan orang yang tidak semasa tetapi diyakini benar bahwa kitab
tersebut tulisannya dengan bukti-bukti kuat, seperti persaksian ahli ilmu,
popularitas kitab bagi pemiliknya, adanya sanad yang kuat, dan lain-lain
maka ia boleh meriwayatkannya secara bercerita (hikayah). Misalnya :
Aku temukan dalam kitab si Fulan begini., atau si Fulan berkata
begini dalam kitabnya tidak dengan cara mendengar secara langsung..



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 31




1. Tahammul Hadis berasal dari kata yang artinya.
B. mengandung makna yang dalam
C. membawa atau memikul dengan berat
D. menyampaikan
E. meriwayatkan
F. memberi
2.


Makna yang paling tepat untuk definisi di atas adalah .
A. Mengambil dan menerima Hadis dari seorang syeikh dengan cara
tertentu dari beberapa cara penerimaan.
B. Meriwayatkan dan menerima Hadis dari seorang syeikh harus dengan
cara tertentu dari beberapa cara penerimaan.
C. Memindah Hadis dari seorang syeikh dengan beberapa cara - cara
penerimaan.
D. Mengambil dan menerima Hadis dari seorang syeikh dengan cara yang
disyahkan agama.
E. Mengambil dan menerima Hadis dari seorang syeikh adalah cara
seseorang menjadi perawi
3. Methode Tahamul yang paling tinggi diantara 8 methode yang lain adalah ....
A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
4.
adalah metodhe tahamul ....
A. Metode Al-Sima
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 32

B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
5.

pengertian dari
methode tahamul ....
A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
6.
adalah pengertian dari methode tahamul ....
A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
7.

= Ini dari Hadisku adalah kalimat yang digunakan dalam


methode .
A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
8. Seorang Syeikh memberikan sebuah lembaran/ catatan/ sebuah kitab yang
berisikan Hadis kepada muridnya tanpa ada perintah meriwayatkan disebut
methode tahamul .
A. Al-Qirah / Al-'Ardl
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 33

B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Sama'
9. Seorang Syeikh menulis apa yang ia dengar untuk murid yang hadir atau yang
tidak hadir di majlis dengan tulisan Syeikh sendiri atau dengan perintahnya,
untuk dikirim kepadanya melalui orang yang terpercaya disebut methode
tahamul .
A. Al-Qirah / Al-'Ardl
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Sama'
10.

adalah
metode ....
A. Al-Qirah / Al-'Ardl
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Al-Ilam
11. Seorang syeikh memberi informasi kepada muridnya bahwa Hadis ini atau
kitab ini yang ia dengar atau yang ia riwayatakan, tanpa memberikan ijazah
secara eksplisit. (jelas tegas tidak berbelit-belit) adalah methode ....
A. Al-Qirah / Al-'Ardl
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Al-Ilam
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 34

12.

A. Al-Washiyyah
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Al-Ilam
13. Seorang Syeikh ketika akan pergi jauh atau sebelum matinya berpesan agar
kitab yang ia riwayatkan atau yang ia susun diberikan kepada seseorang yang
wajar dipercaya baik dekat atau jauh adalah methode ...
A. Al-Washiyyah
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Al-Ilam
14.

= Si Fulan berwasiat kepadaku begini,adalah conth kalimat


yang digunakan dalam method tahammul
A. Al-Washiyyah
B. Metode Al-Ijazah
C. Metode Al-Munawalah
D. Al-Mukatabah
E. Al-Ilam
15. Seseorang mendapatkan sebuah atau beberapa tulisan Hadis yang
diriwayatkan seorang Syeikh yang ia kenal, tetapi ia tidak mendengar dan
tidak ada ijazah dari padanya, disebut methode....
A. Metode Al-Munawalah
B. Metode Al-Ijazah
C. Al-Mukatabah
D. Al-Wijadah
E. Al-Ilam

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 35

Standar Kompetensi Lulusan
2. Memahami cara menerima dan menyampaikan hadis
Indikator
2.2 Menentukan syarat yang harus dipenuhi oleh penerima dan
periwayat hadis

Sebelum membahas tentang lafal-lafal yang digunakan untuk meriwayatkan
Hadis (yang disebut dengan ad al-Hadts) terlebih dahulu dibahas tentang
pengertian ad dan syarat-syaratnya sehingga ad diterima. Kata Ad ( (
berasal dari kata

= melaksanakan suatau pekerjaan


pada waktunya, membayar pada waktunya, atau menyampaikan kepadanya.
Misalnya melaksanakan salat atau zakat dan atau puasa pada waktunya di sebut
ad sedangkan melaksanakannya di luar waktunya disebut qadh. Secara
terminology ad diartikan :

Meriwayatkan Hadis dan menyampaikannya kepada orang lain dengan


menggunakan bentuk kata tertentu.
Definisi lain dikemukakan dalam Ilmu Mushthalah al-Hadts :

Ad adalah menyampaikan Hadis dan meriwayatkannya Sedangkan Ad


al-Hadts adalah menyampaikan Hadis kepada orang lain dan
meriwayatkannya sebagainana ia mendengar sehingga dalam bentuk-bentuk
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 36

lafal yang digunakan dalam periwayatan. Tidak boleh lafal diganti
dengan

atau

atau persamaannya karena berbeda makna dalam


istilah. Diriwayatkan dari Imam Ahmad, ia berkata : Ikutilah lafalnya syeikh
yang digunakan dalam periwayatan pada perkataan , ,

, dan jangan engkau lewatkan.


Dalam ad harus disebutkan ungkapan atau bentuk kata yang digunakan
penyampaian Hadis, karena ungkapan ini mempunyai makna tersendiri bagi para
peneliti Hadis yang menunjukkan validitasnya. Tidak boleh menggantikan
lambang-lambang periwayatan yang telah dipakai oleh guru-gurunya, tidak
boleh kata haddatsan diganti dengan akhbaran dan seterusnya.
Menurut mayoritas ulama anak kecil yang belum baligh boleh atau syah
menerima Hadis, asal sudah mumayyiz ( paham berkomunikasi ) Sebagaimana
yang dilakukan para sahabat dan tabi`in menerima periwayatan dari sahabat
yang masih kecil seperti Hasan Husain, Ibn `Abbas, dan lain-lain. Pendapat
yang kuat anak sudah mumayyiz artinya sudah terampil dalam berkomunikasi
dan mampu menjawab ketika ditanya sekalipun usianya di bawah 5 tahun. Ibnu
Katsir dalam bukunya al-Baits al-Hatsits fi Ikhtishar Ulm al-Hatis 1/13
mengungkapkan sebagai berikut :

. ( )
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 37

Sah saja anak-anak kecil menerima persaksian dan pemberitaan
(khabar), demikian juga orang-orang kafir. Mereka menyampaikan apa yang
diterimanya pada saat kesempurnaan mereka yaitu sudah baligh dan beragama
Islam. Sayogyanya ada dorongan kepada anak-anak mendengarkan Hadis
Nabi. Tradisi yang berlaku pada masa-masa ini dan sebelumnya pada masa
yang panjang, bahwa anak kecil ditulis kehadirannya ketika telah mencapai usia
5 tahun, setelah itu didebut Sam (menerimna Hadis dengan cara mendengar).
Mereka berpedoman pada Hadis Mahmud bin al-Rab; bahwa ia ingat Nabi
saw meludahkan sekali ludah di mukanya dari air timba di rumah mereka,
sedang ia berusia lima tahun. (HR. al-Bukhari)
Mayoritas ulama Hadis, ulama Ushul, dan ulama Fikih sepakat
bahwa syarat-syarat penyampaian Hadis (Ad al-Hadts) sebagai berikut :
1. Muslim (beragama Islam).
Orang kafir tidak diterima dalam menyampaikan Hadis sekalipun diterima
dalam tahammul. Dalam menerima Hadis bagi ortang kafir syah saja karena
hanya menerima tidak ada kekhawatiran kecurangan dan pendustaan, berbeda
dengan penyampaian.
2. Baligh (dewasa)
Pengertian dewasa maksudnya dewasa dalam berpikir bukan dalam usia
umumnya. Dewasa di sini diperkiraan berusia belasan tahun yang disebut
remaja dalam perkembangan anak. Usia remaja adalah usia kritis dalam
berpikir dan lebih konsisten dalam memelihara Hadis. Berbeda usia anak
kecil yang ditakutkan bohong. Anak kecil terkadang suka bohong, karena
tidak ada hukuman bagi anak kecil yang menyimpang. Kecuali jika milieu
sosial dan keluarganya terbina baik dengan pembiasaan kejujuran. Setelah
anak dewasa baharu ada penerapan hukum perintah dan larangan.
3. Aqil (berakal)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 38

Syarat berakal sangat penting dalam penyampaian Hadis, karena hanya orang
berakallah yang mampu membawa amanah Hadis dengan baik. Periwayatan
seorang yang tak berakal, kurang akal, dan orang gila tidak dapat diterima.
4. `Adlah (adil)
Adil adalah suatu sifat pribadi taqwa, menghindari perbuatan dosa (fasik)
dan menjaga kehormatan dirinya (murah). Sebagai indikatornya seorang
yang adil dapat dilihat dari kejujurannya, menjauhi dosa-dosa besar dan kecil,
seperti mencuri minum dan lain-lain. Tidak melakukan perbuatan mubah
yang merendahkan kehormatan dirinya, seperti makan di jalanan, kencing
berdiri dan bercanda yang berlebihan.
5. Dhbith (kuat daya ingat)
Arti dhbith adalah kemampuan seseorang dalam memahami dan mengingat
apa yang ia dengar. Seorang perawi mampu mengingat atau hapal apa yang ia
dengar dari seorang guru pada saat menyampaikan Hadis. Atau jika dhabith
dalam tulisan, tulisannya terpelihara dari kesalahan, pergantian, dan
kekurangan.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 39




1. Anak kecil ketika yang ikut hadir di majlis dan menerima hadis sebelum
berumur 5 tahun disebut .
A. al 'Ada
B. as-Sibyan
C. al-Hudhr
D. al-Sam
E. al-Walad
2. Yang tidak termasuk syarat-syarat Ad al-Hadts menurut Mayoritas ulama
Hadis, ulama Ushul, dan ulama Fikih adalah .
A. Muslim (beragama Islam).
B. Baligh (dewasa)
C. Aqil (berakal)
D. Dhbith (kuat daya ingat)
E. Rijal al-Hadis (tokoh hadis)

3. Seorang anak kecil yang belum baligh boleh menerima Hadis, asal sudah
mumayyiz ( paham berkomunikasi ). Ini adalah pendapat
A. Ulama Kufah
B. Ulama Basyrah
C. Mayoritas Ulama
D. Ulama Safi'iyah
E. Ulama Hanafiyah
4.

kalimat ini menunjukkan


A. Syahnya periwayatan hadis oleh orang kafir
B. Syahnya periwayatan hadis oleh orang kafir
C. Syahnya periwayatan hadis oleh anak yang belum baligh
D. Syahnya penerimaan hadis oleh anak yang belum baligh
E. Syahnya penerimaan hadis oleh anak yang belum baligh dan orang kafir
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 40

5. Mayoritas ulama Hadis, ulama Ushul, dan ulama Fikih sepakat bahwa syarat-
syarat penyampaian Hadis (Ad al-Hadts) diantaranya adalah Muslim
(beragama Islam). Pernyataan yang paling sesuai adalah .
A. Orang kafir tidak diterima dalam menyampaikan Hadis sekalipun diterima
dalam tahammul.
B. Orang kafir tidak diterima dalam menyampaikan Hadis dan tidak diterima
dalam tahammul.
C. Orang kafir diterima dalam menyampaikan Hadis dan diterima dalam
tahammul.
D. Orang kafir tidak diterima dalam menyampaikan Hadis sekalipun diterima
dalam 'ada.
E. Orang kafir tidak diterima dalam ada al- Hadis sekalipun tidak diterima
dalam tahammul.
6. Mayoritas ulama Hadis, ulama Ushul, dan ulama Fikih sepakat bahwa
syarat-syarat penyampaian Hadis (Ad al-Hadts) diantaranya adalah Baligh
(dewasa). Pernyataan yang paling sesuai adalah .
A. Tahamul harus orang dewasa
B. Ada' harus orang dewasa
C. Tahamul dan ada harus oleh orang dewasa
D. Ada' tidak harus orang dewasa
E. Dengan tahammul berarti dewasa
7. Mayoritas ulama Hadis, ulama Ushul, dan ulama Fikih sepakat bahwa
syarat-syarat penyampaian Hadis (Ad al-Hadts) diantaranya adalah Aqil
(berakal). Alasan yang paling tepat adalah .
A. Hanya orang berakal yang mampu membawa amanah Hadis dengan baik
B. Orang berakal saja yang dapat menerima kebenaran hadis
C. Islam yang menjadi syarat ada' terjadi hanya pada orang yang berakal
D. Aqal adalah karunia paling berharga bagi manusia
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 41

E. Tanpa aqal manusia tidak dikatakan beriman
8. `Adlah (adil) menjadi syarat syahnya penyampaian hadis, alasannya.
A. Adalah ( adl ) merupakan sifat terpuji
B. Adalah ( adl ) menjamin tidak terjadi penyimpangan yang disengaja
C. Orang yang tidak adil tak dapat dipercaya
D. Hadis yang dismpaiakan orang dalim bukan hadis
E. Orang adil pasti amanah
9. Dhbith juga menjadi syarat syahnya penyampaian hadis. Dhbith atinya.
A. Kuat ingatannya
B. Istimewa
C. Dapat dipercaya
D. Jujur
E. Amah
10. Seorang perawi mampu mengingat atau hapal apa yang ia dengar dari seorang
guru pada saat menyampaikan Hadis. Ini berarti dia memiliki sifat.
A. Amanah
B. Terpercaya
C. Dhabit
D. Tsiqoh
E. Kadzib

^<


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 42

Standar Kompetensi Lulusan
2. Memahami cara menerima dan menyampaikan hadis
Indikator
2.3 Menentukan redaksi yang digunakan dalam penyampaian hadis
kepada orang lain


LAFAL-LAFAL YANG DIGUNAKAN MERIWAYATKAN HADIS (AD)
Lafal-lafal yang digunakan dalam periwayatan Hadis (Ad al-Hadts)
beragam dan berbeda bergantung kepada metode yang digunakan :
a. Dalam metode al-Sim
Bentuk lafal ad` yang digunakan dalam metode al-Sim` menurut al-
Qdliy `Iydh adalah seperti kata-kata berikut :
1)

= Aku mendengar,
2)

= Si Fulan memberitakan kepada kami/ kepadaku,


3)

= Si Fulan memberitakan kepadaku/ kepada kami


4).

= Si Fulan memeberitakan kepadaku/kepada kami .


5)

= Si Fulan berkata kepadaku


6)

= Si Fulan menyebutkan kepadaku.


Lafal haddatsan/akhbaran digunakan ad ketika tahammul
sendirian, sedang kata haddatsan/akhbaran digunakan ad ketika
tahammul bersama orang lain atau berjamaah. Al-Khathb berpendapat,
bahwa lafal al-Sam` yang paling tinggi adalah sami`tu, haddatsn/,
kemudian akhbaran/ sebelum dikhususkan untuk metode al-Qirah dan
anbaan/ digunakan sedikit berlaku. Ulama mutaakhkhirin memberlakukan
lafal ad a dan b di atas untuk metode al-Sam, lambang c untuk metode al-
Qiraah dan lambang d. untuk metode ijazah. Sedikit sekali di antara
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 43

periwayat dalam metode al-Sam` menggunakan kata

(dzakara l)
atau

(qla l), karena dua ungkapan kata yang terakhir ini kebanyakan
digunakan dalam metode (sam` al-mudzakarah = mendengar
dalam mudzakarah) bukan (sam` al-tahdts = mendengar
dalam rangka menerima Hadis). Jadi kedua belah pihak antara murid dan
Syeikh tidak ada kesiapan untuk periwayatan.

b. Pada metode al-Qiraah
Bentuk lafal ungkapan ada dalam metode ini :
1) "

= Aku membaca di hadapan si Fulan,


2) "

" = Dibaca di hadapannya dan aku


mendengarnya/ diakui bacaannya.
3) "

" = Ia memberitkan kepada kami dengan


membaca di hadapannya.
4) /

= memberitakan kepadaku/kepada kami, karena


pengakuan syeikh terhadap bacaan muridnya sama dengan pemberitaan
kepadanya.
Contoh metode Qiraah di tengah-tengah sanad dan metode al-Sam pada
bagian lain sebagaimana dalam kitab Shahh al-Bukhariy 7/111 :


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 44

Memberitakan kepada kami Yahya bin Sulaiman, memberitakan kepada


kami Ibnu Wahbin atau dibacakan di hadapannya, dia berkata memberitakan
kepadaku Amr dari Bukayr dari Kurayb dari Maimunah ra bahwa orang-
orang ragu tentang puasanya Nabi pada hari Arafah. Maimunah mngirimkan
susu kepadanya sedang beliau berdiri di tempat kemudian minum susu itu
dabn mereka melihat. (HR. Al-Bukhari)

c. Metode al-Ijzah
Lambang ungkapan tahammul dalam metode Ijazah ini yang
diperbolehkan hanya ijazah kepada orang tertentu yang jelas identitasnya
untuk meriwayatkan Hadis tertentu, misalnya :

= Aku ijazahkan kepadamu kitab Shahh al-


Bukhariy.
Jika ijazah ditujukan kepada orang yang tidak jelas identitasnya
sekalipun kitab Hadisnya jelas atau orang yang akan diijazahi jelas tetapi
Hadisnya tidak jelas, tidak dapat diterima. Pada umumnya majlis metode al-
Sim` dan al-Qiraah Hadisnya dibaca di majlis Syeikh, sedang dalam
metode Ijazah tidak dibacakan Hadisnya.
Beberapa lambang ungkapan ad al-Hads sebagai berikut ;
1)

= Si Fulan memberikan ijazah kepadaku.


2)

= Si Fulan memberitakan kepada kami dengan cara ijazah,


( metode ijazah bercampur dengan metode al-Sam)
3)

= Si Fulan memberitakan kepada kami dengan ijazah


(metode ijazah bercampur dengan metode al-Qiraah)
4)

= Si Fulan memberitakan kepada kami (berlaku bagi


mutaakhkhirin)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 45

Al-Iraqiy dalam Syarah Muqaddimah Ibn al-Shalh al-Taqyd wa al-
dhh 1/190 memberikan persyaratan Ijazah, hendaknya orang yang memberi
ijazah adalah orang alim yang mengetahui apa yang diijazahkan dan orang
yang diijazahi hendaknya ahli ilmu, karena metode iazah ini sebenarnya
adalah rukhshah (dispensasi) yang dilakukan oleh ahli ilmu karena kebutuhan
yang sangat mendesak. Sebagian ulama memberperat persyaratan ini.
Demikian dikatakan oleh Abu al-Abbas al-Walid bin Abu Bakar al-Maliy dari
Malik. Al-Hafizh Abu Umar berkata ; Menurut pendapat yang shahih bahwa
ijazah tidak boleh kecuali bagi orang yang mahir melakukannya dan pada
sesuatu yang jelas. Lebih baiknya berikut ini teks asli dari al-Iraqiy :

.
Sesungguhnya ijzaha dinilai bagus jika orang yang memberi ijazah
mengetahui materi yang diijazahkan dan orang yang menerima ijazah
tergolong ahli ilmu, karena ijazah itu kelonggaran dan kemurahan
(dispensasi ) dilakukan ahli ilmu karena sangat dibutuhkan. Sebagian ulama
yang berahtihati demikian itu dijadikan syarat dalam ijazah. Abu al-Abbas
al-Wald bin Bakar al-Mlikiy mencerutakannya dari Malik. Al-Hafizh Abu
Umar berkata : Menurut pendapat yang shahih bahwa ijazah tidak
diperbolehkan kecuali bagi orang yang mahir melakukan dan pada sesuatu
yang ditentukan sehingga tidak sulit menyandarkannya.
Contoh periwayatan Ijazah dalam Kitab al-Sunan al-Shaghr karya
al-Bayhaqiy 6/24 :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 46

Diriwayatkan oleh Mubarak bin Fudhalah, memberitakan kepada kami


al-Hasan, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Ali bin Abi Thalib
berkata : Bagaimana jika aku berkata : Jika aku mengawini Fulanah maka
ia tertalak. Ali menjawab : Kawini dia, maka tidak apa-apa atas
engkau. Memberitakan kepada kami Abu Abdillah al-Hafizh secara iazah.
Saya Abu al-Wald al-Faqh, memberitakan kepada kami Muhammad bin
Ishak, memberitakan kepada kami Muhammad bin Rafi, memberitakan
kepada kami Yazid bin Harun, saya Mubarak bin Fudhalah ia
menyebutkannya.
Pada teks di atas yang digaris bawahi dimaksudkan contoh tahammul
dengan metode ijazah : Memberitakan kepada kami Abu Abdillah al-Hafizh
secara ijazah.

d. Metode al-Munwalah
Bentuk ungkapan Ad al-Hadts dalam metode Munwalah berijazah
yang paling baik adalah dengan mengatakan :
1)

= Si Fulan memberikan Hadis kepadaku dan


memberi ijazah untuk meriwayatkan.
2)

= Memberitakan kepada kami dengan metode


munwalah, (munawalah bercampur dengan al-
Sam)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 47

3)

= Memberitakan kepada kami dengan metode


munawalah dan Ijazah (munawalah bercampur
dengan al-Qiraah)
Contoh Munwalah dalam kitab Hadis Sunan al-Dar Quthniy 1/531


Memberitakan kepada kami al-Qadhiy Ahmad bin Ishak bin Bahlul,
memberitakan kepadaku aayahku secara munawalah dari am-Musayyab bin
Syark (pindah sanad) memberitkan kepada kami Yusuf bin Ya`qub bin Ishak
bin al-Bahlul memberitakan kepada kami kakek saya memberitakan kepada
kami al-Musayyab bin Syarik dari al-Amasy dari Abu Sufyan dari Jabir
berkata : Tidak ada atas orang yang tertawa dalam shalat mengulangi
wudhunya. Sesungguhnya demikian itu bagi mereka ketika tertawa di
belakang Rasulillah saw (HR. al-Dr Quthniy)
Kalimat : Memberitakan kepada kami al-Qdhiy Ahmad bin Ishq bin Bahll
memebritakan kepada kamu ayah saya secara munwalah dari al-
Musayyab bin Syark

e. Metode al-Muktabah
Lambang ungkapan ad al-Hadts, adakalanya dengan ungkapan yang
tegas, misalnya :
1)

= Si Fulan menulis surat kepadaku,


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 48

2)

= Si Fulan memberitakan kepadaku atau


membertiakan kepadaku melalui surat ( metode munawalah bercampur
dengan metode al-Sam dan al-Qiraah)
Contoh metode muktabah dalam kitab Sunan Abu Dawud 9/484 :

Memberitakan kepada kami Muhammad bin Katsr Memberitakan kepada


kami Sufyan dari Abdul Malik bin Umayr, ia berkata ; memberitakan kepada
kami Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya bahwa ia menulis kepada
anaknya berkata Rasulullah saw bersabda : Seorang hakim tidak boleh
memutuskan antara dua orang sedangkan ia sedang marah (HR. Abu
Dawud).

f. Metode al-Ilm
Lambang ungkapan ad al-Hadts dengan menggunakan :

= Syeikhku memberikan informasi kepadaku begini ..


Contoh metode al-Ilm dalam Musnad al-Syafii 1/66 :

Berkata Ibrahim dan ia tidak memberi tahu kepadaku kecuali aku mendengar
Abu Bakat bin Hazm yang membecakannya pada hari Jumat

g. Metode al-Washiyah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 49

Bentuk ungkapan ad al-Hadts :
1)

= Si Fulan berwasiat kepadaku begini,


2)

= Si Fulan memberitakan kepadaku dengan wasiat.


(metode al-washiyah bercampur dengan metode al-sam)

h. Metode al-Wijdah
Hukum periwayatan dengan wijdah termasuk bab munqathi` (terputus
sanad), tetapi juga ada unshur muttashil. Bentuk ungkapannya :
1)

= Aku dapatkan pada tulisan si Fulan


begini.....,
2)

= Aku membaca pada tulisan si Fulan begini...


Pengamalan wijdah tidak diperbolehkan menurut mayoritas
muhadditsin pengikut Imam Malik sedangkan menurut al-Syfi`i dan
pandangan para sahabatnya diperbolehkan, bahkan menurut sebagian peneliti
al-Syafi`i wajib diamalkan jika penukilnya memiliki kredibelitas (tsiqah)
dalam periwayatan. Tidak beda dengan perkembangan ilmu pengetahun
teoritis secara ilmiah dikutip dan diriwayatkan secara wijdah. Demikian
juga Hadis Nabi yang dikutip dari berbagai kitab shahih pada era modern
bagian dari wijdah.
Dalam Kitab al-Taqyd wa al-dhh Syarah Ibn al-Shalh 1/202
dijelaskan,


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 50

...

.
Seseorang jika ingin meriwayatkan dari sebuah kitab yang ditulis oleh
pengarangnya, jangan mengatakan : Si Fulan berkata begini begini
kecuali jika dipekuat dengan keabsahan naskah, misalnya ia menerimanya
langsung atau melalui orang terpercaya lain dengan beberapa dasar
sebagaimana yang kami ingatkan pada akhir pembahasan ini. Jika
demikiaan itu dan sesamanya tidak didapatkan, katakanlah : Telah sa,mpai
kepada saya dari si Fulan bahwa ia menyebutkan begini begini.. Atau : Aku
dapatkan pada naskah kitab si Fulan dan sesamanya..Al-Syafii dan
segolongan ashhabnya membritakan bolehnya mengamalkan metode ini
(wijdah).
Contoh metode wijdah dalam kitab Sunan al-Bayhaqiy al-Kubr 2/11
sebagai berikut:


Memberitakan kepada kami Abu Abdillah al-Hafizh, memberitakan
kepada kami Abu al-Hasan Ali bin al-Husayn al-Rashfiy di Baghdad,
memberitakan kepada kami Muhammad bin al-Haris al-Askariy,
memberitakan kepadaku Ahmad bin Ubaydillah bin al-Hasan al-Anbariy
berkata : Aku mendapatkan pada tulisan ayah saya, memeberitakan
kepada kami Abdul Malik bin Abi Sulaiman al-Arzamiy daru Ath bin Abi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 51

Rabah dari Jabir bin Abdillah ra berkata : Rasulullah saw mengutus
pasukan perang (sariyah) aku di dalamnya, kemudian cuca gelap
menyelimuti kami, kami todak mengetahui arah kiblat, segolongan dari
padanya berkaa : Kiblat ke sini Utara, maka shalatlah (HR. al-Baihaqiy)
Metode Wijdah pada kalimat : Ahmad bin Ubaidillah bin al-Hasan
al-Anbariy berkata : Aku mendapatkan pada tulisan ayah saya,
memeberitakan kepada kami Abdul Malik


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 52



1.

Artinya .
A. Meriwayatkan Hadis dan menyampaikannya kepada orang lain dengan
menggunakan bentuk kata tertentu
B. Riwayat sebuah Hadis harus disampaikan kepada orang lain dengan
menggunakan bentuk kata tertentu
C. Periwayatan Hadis dan penyampaian kepada orang lain tanpa
menggunakan bentuk kata tertentu
D. Meriwayatkan Hadis dan menyampaikannya kepada orang lain
menggunakan bentuk kata "khusus"
E. Meriwayatkan Hadis dan menyempurnakannya dengan menggunakan
bentuk kata tertentu

2. Bentuk lafal ad` yang digunakan dalam metode al-Sim` menurut al-Qdliy
`Iydh adalah seperti kata-kata berikut, kecuali ....
A.

= Aku mendengar,
B.

= Si Fulan memberitakan kepada kami/ kepadaku,


C.

= Si Fulan memberitakan kepadaku/ kepada kami


D.

= Si Fulan memeberitakan kepadaku/kepada kami .


E.

" " = Dibaca di hadapannya dan aku


mendengarnya/ diakui bacaannya
3.

= Aku membaca pada tulisan si Fulan begini... Bentuk


lafal ad` ini digunakan dalam metode .
A. Al-Munawalah
B. Qiro'ah
C. Al-Mukatabah
D. Al-Wijadah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 53

E. Al-Ilam
4. Lafal-lafal

adalah redaksi khas


untuk ada dengan .
A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
5. Lafal yang digunakan ad ketika tahammul sendirian adalah ....
A. ,


B. ,


C. ,


D. ,


E. ,


6. Lafal yang digunakan ad ketika tahammul bersama atau berjamaah adalah
....
A. ,


B. , ,


C. ,


D. ,


E. ,


7. Lafal-lafal "

adalah redaksi khas untuk ada dengan .


A. Metode Al-Sima
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 54

E. Al-Mukatabah
8.

adalah contoh lafal pada methode ijazah, methode


ini diperbolehkan dengan ketentuan ..
A. Hanya kepada penerima yang jelas identitasnya dan hadis tertentu
B. Hanya kepada orang tertentu yang jelas identitasnya
C. Meriwayatkan Hadis tertentu saja
D. Perawinya harus jelas
E. Hadis shohih saja
9. Bentuk ungkapan Ad al-Hadts dalam metode Munwalah berijazah yang
paling baik adalah dengan mengatakan " Ia memberikan Hadis kepadaku dan
member ijazah untuk meriwayatkan" yang teks arab nya ..
A.


B.


C.


D.


E.



10.

lafal ini digunakan pada methode ada' ....



A. al-Ilm
B. Al-Qirah / Al-'Ardl
C. Metode Al-Ijazah
D. Metode Al-Munawalah
E. Al-Mukatabah
^<

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 55

Standar Kompetensi Lulusan
2. Memahami cara menerima dan menyampaikan hadis
Indikator
2.4 Menyebutkan salah satu syarat penyampaian hadis secara bil ma`na


PERIWAYATAN HADIS SECARA MAKNA

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kewajiban perawi adalah
menjelaskan bentuk tahamul yang digunakan untuk menerima apa yang
diriwayatkannya. Mereka menyampaikan hadis seperti yang mereka dengar tanpa
penggantian dan perubahan sedikitpun. Sebagian Ahli hadis, Ahli fiqih dan Ahli
ushul bersikap ketat mereka mewajibkan periwayatan hadis dengan lafadz dan
tidak memperbolehkan periwayatan dengan makna sama sekali.
Mayoritas ulama cenderung berpendapat bahwa seorang muhaddis boleh
meriwayatkan dengan makna, tidak dengan lafadz bila ia memahami bahasa Arab
dengan seluk beluknya dan mengerti makna-makna dan kandungan hadis serta
memahami kata yang bias merubah makna dan kata yang tidak merubahnya. Bila
demikian ia diperbolehkan meriwayatkan dengan makna. Karena dengan
pemahamannya yang kuat ia bisa menghidari perubahan makna dan pergeseran
hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
Para ulama sependapat menetapkan, bahwa seorang perawi yang tidak
mempunyai ilmu yang dalam mengenai lafadh-lafadh hadis, madlul-madlulnya
dan maksud-maksudnya, dan tidak mempunyai pengetahuan tentang kadar-kadar
perbedaan, tidak boleh meriwayatkan hadis dengan Makna, wajiblah ia
menyampaikannya persis seperti lafadh yang ia dengar dengan tidak memotong
sekalimat pun dan tidak mengganti lafadnya. Demikian menurut pendapadat Ibnu
Shalah dan Annawawi. Namun mengenai yang telah cakap dalam hal-hal tersebut,
para ulama berselisih paham atas beberapa pendapat :
1. "Tidak Boleh" Inilah pendapat segolongan Ulama Hadis, Fuqaha dan
Ushuliyin. Diantara yang tidak membolehkan :
a. Ibnu Sirin
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 56

b. Tsa'lab
c. Abu Bakar Arrazi
Menurut mereka, perawi itu harus meriwayatkan persis sebagai lafadz yang ia
dengar.
2. "Boleh" jika yang diriwayatkan bukan Hadis Marfu' dan "Tidak Boleh" jika
hadis Marfu" Pendapat ini disampaikan oleh Imam Malik menurut nukilan
Alkhalil ibnu Ahmad dan Albaihaqi dalam kitab Al-Madkhal.
3. "Boleh" apabila diyakini bahwa hadis itu semakna dengan lafadz yang
didengar. Inilah yang ditunjukan oleh sikap sahabat dan ulama salaf, mereka
sering kali meriwayatkan suatu riwayat dengan bermacam lafadz. Pendapat
ini ditegaskan oleh Ibnu Hajar Assqalani.
4. "Boleh" jika si perawi tidak ingat lagi akan lafadz yang ia telah dengar. Inilah
Pendapat Al-Mawardi (Tadribur Rawi, hal 312)
5. Boleh mengganti lafadz, asalkan memakai lafadz yang muradhif dengannya.
6. Boleh jika hadis itu mengenai ilmu, seperti i'tiqad. Jika mengenai amal, tidak
dibolehkan.
Namun menurut Ibnu Arabi dalam kitab ahkamul Quran, bahwa Khilaf yang
disebutkan tadi hanya berlaku pada masa sahabat saja. Adapun bagi selain sahabat
sudah jelas tidak dibolehkannya mereka mengganti lafadz satu dengan lafadz yang
lain walaupun semakna.
Terakhir, Khilaf itu tidak berlaku pada tiga perkara, yaitu : Pertama, pada
lafadz-lafadz yang terdapat unsur ibadah didalamnya. Misal, lafadz Tassyahud,
qunut dll. (ditukil dari pendapat Imam Azzarkasi) Kedua, pada lafadz-lafadz
Jawami'ul Kalim. Ketiga, pada lafadz yang digunakan sebagai dalil bagi suatu
hukum lughah, terkecuali kalau lafadz yang menggantikan dapat memberi hukum
serupa dengan yang digantikan.
Berdasarkan uraian diatas maka bias kita simpulkan bahwa meriwayatkan
hadis dengan makna diperbolehkan selgi memenuhi syarat syarat tertentu antara
lain :
1. Dilakukan oleh orang yang mengetahui maknanya dari sisi bahasa, dan dari
sisi maksud teks yang diriwayatkan.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 57

2. Terpaksa melakukannya, semisal karena rowi lupa dengan teks asli hadis
tersebut tapi ingat maknanya. Jika teks hadis masih ingat, maka tidak boleh
merubah kecuali jika dituntut kebutuhan untuk memahamkan orang yang
diajak bicara dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
3. Lafadz hadis tersebut bukan merupakan lafadz yang digunakan untuk
beribadah., seperti lafadz dzikir, dan selainnya.




1. Seseorang yang meriwayatkan hadis harus memahami ilmu tata bahasa Arab,
fiqih, dan mengerti makna dari hadis yang diriwayatkan. Pernyataan ini adalah
syarat periwayatan haaadis dengan cara .
A. bil ma'na
B. munawalah
C. wijadah
D. I'lam
E. mukatabah
2. Meriwayatkan hadis bil ma'na tidak dibolehkan tanpa memiliki syarat-syarat
tertentu, karena .
A. tidak sopan
B. tidak ada tuntunan hadisnya
C. dilarang menurut nash
D. dapat merusak arti hadis
E. menimbulkan perpecahan
3. "Tidak Boleh" meriwayatkan hadis bil makna walaupun sudah memiliki
kecakapan bahasa dan syarat lain. Inilah pendapat segolongan Ulama Hadis,
Fuqaha dan Ushuliyin kecuali
A. Ibnu Sirin
B. Tsa'lab
C. Abu Bakar Arrazi
D. Ibnu Shalah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 58

E. Semua benar
4. "Boleh" riwayat bil ma'na jika yang diriwayatkan bukan Hadis Marfu' dan
"Tidak Boleh" jika hadis Marfu" Pendapat ini disampaikan oleh.
A. Imam Malik
B. Ibnu Sirin
C. Tsa'lab
D. Abu Bakar Arrazi
E. Ibnu Hajar Assqalani

5. "Boleh" meriwayatkan hadis bil ma'na apabila diyakini bahwa hadis itu
semakna dengan lafadz yang didengar. Pendapat ini ditegaskan oleh.
A. Imam Malik
B. Ibnu Sirin
C. Tsa'lab
D. Abu Bakar Arrazi
E. Ibnu Hajar Assqalani






^<

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 59





Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Periwayatnya
Indikator
3.1 Menentukan pendapat ulama tentang jumlah perawi hadis mutawatir

SYARAT-SYARAT HADIS MUTAWATIR
Suatu hadis dapat dikatakan mutawatir apabila telah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Hadis (khabar) yang diberitakan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan
tanggapan (daya tangkap) pancaindera. Artinya bahwa berita yang
disampaikan itu benar-benar merupakan hasil pemikiran semata atau
rangkuman dari peristiwa-peristiwa yang lain dan yang semacamnya, dalam
arti tidak merupakan hasil tanggapan pancaindera (tidak didengar atau dilihat)
sendiri oleh pemberitanya, maka tidak dapat disebut hadis mutawatir walaupun
rawi yang memberikan itu mencapai jumlah yang banyak.
2. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil
mereka untuk berdusta. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat tentang
batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta.
a. Abu Thayib menentukan sekurang-kurangnya 4 orang. Hal tersebut
diqiyaskan dengan jumlah saksi yang diperlukan oleh hakim.
SKL 3
HADIS BERDASARKAN
JUMLAH PERAWINYA
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 60

b. A-Qadhi Al-Baqillani dan Ashabus Syafi'i menentukan minimal 5 orang.
Hal tersebut diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapatkan gelar
Ulul Azmi.
c. Al-Isthakhary menetapkan minimal 10, krena 10 merupakan awal bilangan
banyak
d. Ulama lain menetapkan minimal 12 orang dengan mendasarkan pada
firman Allah :

dan telah kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin QS. Al-
Maidah. 12
e. Sebagian ulama menetapkan sekurang-kurangnya 20 orang. Hal tersebut
berdasarkan ketentuan yang telah difirmankan Allah tentang orang-orang
mukmin yang tahan uji, yang dapat mengalahkan orang-orang kafir
sejumlah 200 orang

Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada
dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang
sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari
pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak
mengerti
f. Ulama yang lain menetapkan jumlah tersebut sekurang-kurangnya 40
orang. Hal tersebut diqiyaskan dengan firman Allah:

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 61

"Wahai nabi cukuplah Allah dan orang-orang yang mengikutimu (menjadi
penolongmu)." (QS. Al-Anfal: 64).
Hal ini sesuai dengan hadis riwayay Al-Thabrani dan Ibn Abbas, ia berkata
"telah masuk Islam bersama Rasululla sebanyak 33 laki-laki dan 6 orang
perempuan. Kemudian Umar masuk Islam, maka jadilah 40 orang Islam
g. Ulama yang lain juga ada yang berpendapat bahwa jumlah perawi dalam
hadis mutawatir sebanyak 70 orang, sesuai dengan firman Allah SWT

dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan
taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan.......QS. Al-
A'raf . 155
Sebenarnya penentuan jumlah seperti diatas bukan hal yang sangat
prinsip, karena pada hakikatnya penentuan hadis mutawatir bukan pada
jumlahnya tapi lebih pada tercapainya Ilmu Dharuury sekalipun jumlah
perawinya tidak banyak ( tapi melebihi batas minimal yakni 5 orang ) asal
telah memberikan keyakinan bahwa berita yang mereka sampaikan itu bukan
kebohongan sudah dapat dimasukkan sebagai hadis mutawatir.
3. Adanya Keseimbangan Antara Perawi pada Thabaqot pertama dengan
Thabaqot berikutnya, dengan demikian bila suatu hadis diriwayatkan oleh 20
orang sahabat, kemudian diterima 10 tabiin dan selanjutnya diterima oleh 5
orang tabiit tabi'in tidak bias digolongkan sebagai hadis mutawatir.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 62


1. Mutawtir dalam bahasa Arab dari kata :

yang
merupakan .
A. fi'il madly
B. fi'il mudlori'
C. Fi'il amar
D. isim fa'il
E. isim maf'ul
2.

dari definisi ini hadis mutawatir memiliki 4


syara, kecuali.
A. Periwayatnya orang banyak
B. Jumlah banyak pada seluruh tingkatan sanad
C. tidak bertentanngan dengan Qur'an atau hadis lain
D. Tercegah sepakat bohong
E. Beritanya bersifat indrawi
3. Hadis mutawtir memberi faedah ilmu dharriy, maksudnya ..
A. sangat penting untuk diketahui
B. yakin kebenarannya tak ada keraguan bahwa berita itu datang dari Nabi
C. harus di teliti kesahihannya dari segi matan dan sanad
D. mengamalkannya berarti menerima sebagai hadis makbul
E. tidak semua ulama hadis menerima sebagai hadis sahih
4. Syarat suatu hadis disebut mutawatir ialah .
A. Hadis yang diberitakan berdasarkan tanggapan (daya tangkap) pancaindera
B. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil
mereka untuk berdusta
C. Adanya Keseimbangan Antara Perawi pada Thabaqot pertama dengan
Thabaqot berikutnya
D. Semua benar
E. Semua salah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 63

5. Hadis yang diberitakan oleh rawi-rawi tersebut harus berdasarkan tanggapan
(daya tangkap) pancaindera. Ini merupakan salah satu syarat untuk .
A. Hadis ahad
B. Hadis mashur
C. Hadis gharib
D. Hadis mutawatir
E. Hadis hasan
6. Bilangan para perawi mencapai suatu jumlah yang menurut adat mustahil
mereka untuk berdusta. Ini merupakan salah satu syarat untuk .
A. Hadis ahad
B. Hadis mutawatir
C. Hadis mashur
D. Hadis gharib
E. Hadis hasan
7. Dalam hal batasan jumlah untuk tidak memungkinkan bersepakat dusta, Abu
Thayib menetapkan jumlah perawi hadis mutawatir minimal
A. 3
B. 4
C. 5
D. 10
E. 20
8. A-Qadhi Al-Baqillani dan Ashabus Syafi'i menentukan jumlah perawi hadis
mutawatir minimal.
A. 3
B. 4
C. 5
D. 10
E. 20
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 64

9.

adalah ayat yang dijadikan dasar bagi ulama


jumlah perawi hadis mutawatir minimal.
A. 3
B. 4
C. 5
D. 10
E. 12
10.

adalah ayat yang dijadikan


dasar bagi ulama jumlah perawi hadis mutawatir minimal.
A. 30
B. 40
C. 50
D. 70
E. 100




^<

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 65

Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perwinya
Indikator
3.2 Menentukan perbedaan antara hadis mutawatir lafdzi dan ma`nawi


Pembagian hadis mutawatir
Para ulama telah membagi hadis mutawatir menjadi tiga bagian, yaitu hadis
mutawatir lafdzi, hadis mutawatir maknawi, hadis mutawatir amali.
a. Hadis mutawatir lafdzi
Hadis mutawatir lafdzi adalah mutawatir dengan susunan redaksi yang
persis sama. Dengan demikian garis besar serta perincian maknanya tentu
sama pula. Juga dipandang sebagai hadis mutawatir lafdzi, hadis mutawatir
dengan susunan redaksi sedikit berbeda, karena sebagian digunakan kata-kata
muradifnya (kata-kata yang berbeda, tetapi jelas sama makna atau
maksudnya) sehingga garis besar dan perincian makna hadis itu tetap sama.
Jumlah hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir lafdzi sangat sedikit.
Di antara contoh yang diberikan oleh jumhur ulama adalah hadis berikut ini :

)(

Artinya : Rasulullah saw bersabda : Siapa yang sengaja berdusta


terhadapku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduknya
dalam neraka. ( HR Bukhari dan lain-lain).
Hadis tersebut, menurut keterangan Abu Bakar Al-Bazzar, diriwayatkan
oleh empat puluh orang sahabat, bahkan menurut keterangan ulama lain, ada
enam puluh orang sahabat Rasul yang meriwayatkan hadis itu dengan redaksi
yang sama.
Contoh-contoh lain dari hadis mutawatir lafdzi, menurut jumhur ulama,
adalah hadis yang menerangkan kefardhuan membaca Al Fatihah dalam
shalat dan hadis yang melarang kita melakukan shalat di atas kuburan (selain
dari shalat jenazah).
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 66

b. Hadis mutawatir maknawi
Hadis mutawatir maknawi adalah hadis mutawatir dengan makna umum
yang sama, walaupun berbeda redaksinya dan berbeda perincian maknanya.
Dengan kata lain, hadis-hadis yang banyak itu, kendati berbeda redaksi dan
perincian maknanya, menyatu kepada makna umum yang sama.
Jumlah hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir maknawi jauh lebih
banyak dari hadis-hadis yang termasuk hadis mutawatir lafdzi. Di antara
contoh hadis mutawatir maknawi adalah hadis tentang mengangkat tangan
pada waktu berdoa meminta hujan. Dijumpai hadis-hadis yang jumlahnya
tidak kurang dari tiga puluh buah, dengan redaksi dan perincian makna yang
berbeda, namun terkandung makna umum yang sama, yang menunjukkan
bahwa Rasulullah saw mengangkat tangannya pada waktu berdoa minta
hujan. Tiga diantara hadis-hadis itu berbunyi sebagai berikut :

)(

Anas berkata, Seorang Arab pedesaan (pegunungan) datang dan berkata


(kepada Rasulullah), Wahai Rasulullah, telah binasa binatang ternak,
keluarga, dan banyak manusia (lantaran dilanda kekeringan), maka
Rasulullah mengangkat tangan mereka, (ikut) berdoa bersama Rasulullah.
Anas berkata, Hujan turun sebelum kami keluar dari masjid. (HR
Bukhari)

)(

Rasulullah saw pada waktu berdoa tidak mengangkat kedua tangannya


begitu tinggi sehingga terlihat kedua ketiaknya yang putih, kecuali pada
waktu berdoa memohon hujan (HR Muttafaq alaih)

)(

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 67

Umar bin Khaththab berkata, Rasulullah, bila telah mengangkat kedua
tangannya pada waktu berdoa, belum menurunkan keduanya sebelum
menyapukan keduanya itu ke mukanya. ( HR. Tirmidzi)
Ketiga hadis tersebut di atas, kendati berbeda redaksi dan perincian
maknanya, jelas mengandung pengertian umum yang sama, yaitu Rasulullah
mengangkat kedua tangannya pada waktu berdoa.

c. Hadis mutawatir amali
Hadis mutawatir amali adalah hadis mutawatir yang menyangkut
perbuatan Rasulullah saw, yang disaksikan dan ditiru tanpa perbedaan oleh
orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh dan diperbuat tanpa perbedaan
oleh orang banyak pada generasi-generasi berikutnya.
Segala macam amal ibadah yang dipraktekkan secara sama oleh umat
Islam atau disepakati oleh para ulama, termasuk dalam kelompok hadis
mutawatir amali. Seperti hadis mutawatir maknawi, jumlah hadis mutawatir
amali cukup banyak. Di antara contohnya adalah hadis-hadis yang
berkenaan, dengan waktu shalat fardhu, jumlah rekaatnya, shalat jenazah,
shalat ied dan kadar zakat harta.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 68




1. Hadis Mutawtir dibagi menjadi tiga macam, yakni .
A. Mutawtir lafzhi, mutawtir maknawi dan mutawatir amali
B. Mutawtir fi dzatihi, mutawtir lighorihi dan mutawatir amali
C. Mutawtir lafzhi , mutawtir lighorihi dan mutawatir amali
D. Mutawtir maknawi, mutawtir lighorihi dan mutawatir amali
E. Mutawtir haqiqi, mutawtir lighorihi dan mutawatir amali
2.

menunjukkan syarat untuk hadis.


A. Mutawtir fi dzatihi
B. Mutawtir lafzhi
C. Mutawtir maknawi
D. Mutawtir lighorihi
E. Mutawtir haqiqi
3.

menunjukkan
pengertian untuk hadis.
A. Mutawtir fi dzatihi
B. Mutawtir lafzhi
C. Mutawtir maknawi
D. Mutawtir lighorihi
E. Mutawtir haqiqi
4.

adalah alah satu kitab hadis yang


menghimpun hadis-hadis mutawtir yang merupakan karya dari .
A. al-Suyuthiy
B. Muhammad bin Ja`far al-Kattniy
C. al-Bukhari
D. at-Tirmidzi
E. an-Nasa'i

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 69

5. ketika ditemukan hadis mutawair dengan susunan redaksi yang persis sama
maka hadis tersebut disebut.
A. Mutawtir fi dzatihi
B. Mutawtir lafzhi
C. Mutawtir maknawi
D. Mutawtir lighorihi
E. Mutawtir haqiqi
6. Suatu hadis mutawatir dengan makna umum yang sama, walaupun berbeda
redaksinya dan berbeda perincian maknanya menyatu kepada makna umum
yang sama disebut .
A. Mutawtir fi dzatihi
B. Mutawtir lafzhi
C. Mutawtir maknawi
D. Mutawtir lighorihi
E. Mutawtir haqiqi
7. Hadis mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah saw, yang disaksikan
dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh
dan diperbuat tanpa perbedaan oleh orang banyak pada generasi-generasi
berikutnya disebut .
A. Mutawtir fi dzatihi
B. Mutawtir lafzhi
C. Mutawtir maknawi
D. Mutawtir amali
E. Mutawtir haqiqi


^<





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 70

Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perwinya
Indikator
3. 3 Menentukan perbedaan hadis masyhur dari kalangan ahli hadis,
nahwu, fuqaha atau ahli ushul fiqh

Hadis Masyhur
Masyhur menurut bahasa adalah nampak. Sedangkan menurut istilah adalah
hadis yang diriwayatkan oleh 3 perawi atau lebih pada setiap thabaqah (tingkatan)
dan belum mencapai batas mutawatir.
Contohnya, sebuah hadis yang berbunyi (artinya) :

Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil ilmu dengan melepaskan dari dada
seorang hamba. Akan tetapi akan melepaskan ilmu dengan mengambil para
ulama. Sehingga apabila sudah tidak terdapat seorang yang alim, maka orang
yang bodoh akan dijadikan sebagai pemimpin, lalu memberikan fatwa tanpa
didasari ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari, Muslim, dan
Tirmidzi).
Hadis masyhur ini juga disebut dengan nama Al-Mustafidh. Hadis masyhur di luar
istilah tersebut dapat dibagi menjadi beberapa macam yang meliputi : mempunyai
satu sanad, mempunyai beberapa sanad, dan tidak ada sanad sama sekali; seperti :
Masyhur di antara para ahli hadis secara khusus, misalnya hadis Anas :

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 71

Bahwasannya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam pernah melakukan
qunut selama satu bulan setelah berdiri dari ruku berdoa untuk (kebinasaan)
Ral dan Dzakwan (HR. Bukhari dan Muslim)
Masyhur di kalangan ahli hadis dan ulama dan orang awam, misalnya :
:
Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan
tangannya (HR. Bukhari dan Muslim).
Masyhur di antara para ahli fiqh, misalnya :
Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talaq (HR. Al-
Hakim; namun hadis ini adalah dlaif).
Masyhur di antara ulama ushul fiqh, misalnya :
Telah dibebaskan dari umatku kesalahan dan kelupaan.. (HR. Al-hakim
dan Ibnu Hibban).
Masyhur di kalangan masyarakat umum, misalnya :
tergesa-gesa adalah bagian dari perbuatan syaithan (HR. Tirmidzi dengan
sanad hasan. Lihat Nudhatun-Nadhar halaman 26 dan Tadribur-Rawi
halaman 533).
Buku-buku yang berisi tentang kumpulan hadis masyhur, antara lain :
Al-Maqaashidul-Hasanah fiimaa Isytahara alal-Alsinah, karya Al-Hafidh
As-Sakhawi.
Kasyful-Khafa wa Muzilul-Ilbas fiimaa Isytahara minal-Hadiits alal
Asinatin-Naas, karya Al-Ajluni.
Tamyizuth-Thayyibi minal-Khabitsi fiimaa Yaduru alaa Alsinatin-Naas
minal-Hadiits, karya Ibnu Daiba Asy-Syaibani.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 72


1. Hadis yang diriwayatkan oleh 3 perawi atau lebih pada setiap thabaqah
(tingkatan) dan belum mencapai batas mutawatir disebut hadis .
A. Ahad
B. Mutawatir
C. Gharib
D. Aziz
E. Mashur
2. Hadis masyhur ini juga disebut dengan nama .
A. Al-Mustafidh.
B. Al-Mustadrok
C. Muthasil
D. Marfu'
E. Maukuf
3.


Hadis ini mashur dikalangan .
A. Ahli Hadis
B. Masyarakat umum
C. Ahli ushul
D. Ahli Fiqih
E. Ahli Nahwu
4. ini contoh hadis mashur dikalangan.
A. Ahli Hadis
B. Masyarakat umum
C. Ahli ushul
D. Ahli Fiqih
E. Ahli hadis, ulama dan orang awam
5.

hadis ini mashur dikalangan .


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 73

A. Ahli Hadis
B. Masyarakat umum
C. Ahli ushul
D. Ahli Fiqih
E. Ahli hadis, ulama dan orang awam

^<



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 74

Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perwinya
Indikator
3. 4 Menentukan ciri hadis masyhur, azis atau gharib




HADIS AHAD
Dilihat dari segi jumlah atau jumlah sanad suatu hadis, maka para ulama
membagi hadis ahad kepada tiga bagian, yaitu : hadis masyhur (hadis mustafidh),
hadis aziz, dan hadis gharib. Sebagaimana pernah disinggung pada bagian
permulaan, ada juga ulama yang tidak menyamakan hadis masyhur dengan hadis
mustafidh dan dengan demikian ulama tersebut membagi hadis ahad menjadi
empat kelompok, yaitu : hadis mustafidh, hadis masyhur, hadis aziz, dan hadis
gharib.
a. Hadis masyhur ( hadis mustafidh )
Masyhur menurut bahasa berarti yang sudah tersebar atau yang sudah
populer. Mustafidh menurut bahasa juga berarti yang telah tersebar atau
tersiar. Jadi menurut bahasa, hadis masyhur dan hadis mustafidh sama-sama
berarti hadis yang sudah tersebar atau tersiar. Atas dasar kesamaan dalam
pengertian bahasa, para ulama juga memandang hadis masyhur dan hadis
mustafidh sama dalam pengertian istilah ilmu hadis, atau dengan kata lain
keduanya diberi batasan yang sama, yang berbunyi sebagai berikut :

Hadis masyhur (hadis mustafidh) adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga
orang rawi atau lebih, dan belum mencapai derajat hadis mutawatir.
Berdasarkan batasan tersebut, jumlah rawi hadis masyhur (hadis
mustfidh) pada setiap tingkatan tidak kurang dari tiga orang, dan bila lebih dari
tiga, maka jumlah itu belum mencapai jumlah rawi hadis mutawatir. Bila
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 75

sebuah hadis pada tingkatan pertama diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan
kemudian pada tingkatan-tingkatan selanjutnya diriwayatkan oleh dua orang
rawi, maka hadis tersebut berdasarkan batasan di atas belum mencapai derajat
hadis masyhur (hadis mustafidh).
Contoh hadis masyhur (mustafidh) adalah hadis berikut ini :
(

)
Artinya : Rasulullah saw bersabda, Seorang muslim adalah orang yang kaum
muslimin tidak terganggu oleh lidah dan tangannya (HR. Bukhari, Muslim
dan Tirmidzi)
Hadis tersebut di atas sejak dari tingkatan pertama (tingkatan sahabat-
Nabi) sampai ke tingkat imam-imam yang membukukan hadis (dalam hal ini
adalah Bukhari, Muslim, dan Turmudzi) diriwayatkan oleh tidak kurang dari
tiga rawi dalam setiap tingkatan.
Menyinggung pendapat sebagian ulama yang membedakan hadis mustafidh
dari hadis masyhur, menurut pendapat mereka hadis mustafidh adalah hadis
yang diriwayatkan oleh empat orang rawi atau lebih dan belum mencapai
derajat mutawatir, sedangkan hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan
oleh tiga orang rawi. Bila suatu hadis pada tingkatan pertama diriwayatkan
oleh tiga orang rawi, kemudian pada tingkatan-tingkatan selanjutnya
diriwayatkan oleh lebih dari tiga rawi, maka hadis tersebut tetap dipandang
sebagai hadis yang diriwayatkan oleh tiga rawi, dan karenanya dikelompokkan
ke dalam hadis masyhur. Bila hadis itu sejak dari tingkatan pertama sampai
pada tingkatan terakhir diriwayatkan oleh para rawi yang tidak kurang dari
empat orang pada setiap tingkatan, maka hadis itulah yang disebut sebagai
hadis mustafidh. Demikianlah pendapat ulama yang membedakan hadis
mustafidh dari hadis masyhur. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim, dan Tirmidzi dengan berlainan sanadnya. Adapun gambaran sanadnya
sebagai berikut:

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 76














b. Hadis aziz
Aziz menurut bahasa, berati yang mulia atau yang kuat dan juga berati
jarang. Hadis aziz, menurut bahasa berati hadis yang mulia atau hadis yang
kuat atau hadis yang jarang, karena memang hadis aziz itu jarang adanya. Para
ulama memberikan batasan sebagai berikut :

Hadis aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, kendati dua
rawi itu pada satu tingkatan saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak
rawi.
Berdasarkan batasan di atas, dapat dipahami bahwa bila suatu hadis pada
tingkatan pertama diriwayatkan oleh dua orang dan setelah itu diriwayatkan
oleh lebih dari dua rawi, maka hadis itu tetap saja dipandang sebagai hadis
yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk hadis aziz.
Contoh hadis aziz adalah hadis berikut ini :
Nabi SAW
1. Abdullah bin Amr
2. Asy-Syabi
3. Abdullah b. Abi
Safar
4. Syubah
5. Adam
1. Abu Musa 1. Abu Hurairah
2. Abu Burdah
3. Abu Burdah b.Abdullah b.
Abi Burdah
4.Yahya
5. Said
2. Abu Shalih
3. al-Qaqa
4. Ibnu Ajlan
5. al-Laits
6. Qutaibah
BUKHARI MUSLIM TIRMIDZI
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 77

(

)
Rasulullah saw bersabda, Kita adalah orang-orang yang paling akhir (di
dunia) dan yang paling terdahulu di hari qiamat (HR. Hudzaifah dan Abu
Hurairah)
Hudzaifah dan Abu Hurairah yang dicantumkan sebagai rawi hadis
tersebut adalah dua orang sahabat Nabi, walaupun pada tingkatan selanjutnya
hadis itu diriwayatkan oleh lebih dari dua orang, namun hadis itu tetap saja
dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu
termasuk hadis aziz.
Tidak setiap hadis yang termasuk hadis aziz mempunyai derajat yang
kuat, namun penamaan hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi sebagai
hadis aziz (yang secara harfiah berarti hadis yang kuat atau mulia), boleh jadi
didasarkan pada anggapan pokok bahwa hadis yang diriwayatkan oleh dua
orang adalah kuat, dibading dengan hadis yang diriwayatkan oleh hanya satu
orang rawi. Boleh jadi pula karena hadis demikian memang jarang adanya.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan sanad-sanad
yang tidak sama. Susunan sanad dari keduanya sebagai berikut:

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 78














Hadis tersebut memiliki dua sanad yang berbeda, maka dinamakan
hadis aziz.
c. Hadis Gharib
Secara etimologi gharib berarti al-munfarid (menyendiri), atau al-
baid an aqarib (jauh dari karib kerabat). Sedangkan menurut
terminologi, hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang
rawi, tidak ada orang lain yang menceritakan selain dia


Nabi saw
1. Anas
2. Qatadah
3. Muhamad b. Jafar
4. Muhammad b.
Mutsana
1. Abu Hurairah
2. al-`Araj
3. Abu Zinad
4. Syuaib
5. Abul Yaman
BUKHARI MUSLIM
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 79




1. Sebuah hadis dikategorikan sebagai hadis ahad manakala.
A. perawinya satu
B. sumbernya satu
C. isinya ketauhidan
D. jumlah perawi sedikit
E. jumlah perawi tidak mencapai sarat mutawatir
2.

adalah definisi dari .


A. hadis sohih
B. hadis mutawatir
C. hadis ahad
D. syarat hadis
E. kumpulan hadis
3. Menurut pendapat ulama yang membedakan hadis mustafidh dari hadis
masyhur, maka beda hadis mustafidh dari hadis mashur adalah .
A. Pada jumlah perawinya
B. Pada tingkat kemashurannya
C. Pada asbabul wurudnya
D. Pada isi kandungannya
E. Pada kalangan kemashurannya
4. Menurut pendapat ulama yang membedakan hadis mustafidh dengan hadis
masyhur, pernyataan yang tepat adalah .
A. Hadis mustafid perawinya 4
B. Hadis mashur perawinya 3
C. Hadis mashur perawinya 4
D. Hadis mustafid perawinya 3
E. Hadis mustafid mashur disemua kalangan
5.


adalah definisi dari .
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 80

A. Hadis Aziz
B. Hadis Maukuf
C. Hadis marfu
D. Hadis qudsi
E. Hadis mardud
6. Hadis yang diriwayatkan oleh satu orang rawi, tidak ada orang lain yang
menceritakan selain dia disebut .
A. Hadis Aziz
B. Hadis Maukuf
C. Hadis marfu
D. Hadis qudsi
E. Hadis Gharib


^<


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 81

Standar Kompetensi Lulusan
3. Memahami Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perwinya
Indikator
3. 5 Menentukan ciri hadis gharib mutlak atau gharib nisbi



HADIS GHARIB

Sebagian ulama menyebut hadis ini dengan al-fard. Hadis gharib dibagi menjadi
dua;
- Gharib Mutlak, adalah hadis yang ke-ghariban-nya terletak pada asal
sanad. Maksudnya, hadis pada saat disampaikan oleh Rasul saw hanya diterima
oleh satu orang sahabat. Misalnya hadis nabi:

...
Bahwa setiap perbuatan itu bergantung pada niatnya.
Hadis ini diriwayatkan sendiri oleh Umar bin al-Khathab, lalu darinya hadis ini
diriwayatkan oleh Alqamah. Muhammad bin Ibrahim lalu meriwayatkannya dari
Alqamah. Kemudian Yahya bin Said meriwayatkan dari Muhammad bin
Ibrahim. Kemudian setelah itu, ia diriwayatkan oleh banyak perawi melalui Yahya
bin Said. Dalam gharib muthlak ini yang menjadi pegangan adalah apabila
seorang shahabat hanya sendiri meriwayatkan sebuah hadis.
- Gharib Nisbi, yaitu apabila keghariban terjadi pada pertengahan sanadnya,
bukan pada asal sanadnya. Maksudnya satu hadis yang diriwayatkan oleh lebih
dari satu orang perawi pada asal sanadnya, kemudian dari semua perawi itu hadis
ini diriwayatkan oleh satu orang perawi saja yang mengambil dari para perawi
tersebut. Semisal hadis nabi:


Bahwa Nabi shallallaahu alaihi wasallam masuk kota Makkah dengan
mengenakan penutup kepala di atas kepalanya

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 82

Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Malik bin Anas dari az-Zuhri.
Dinamakan dengan gharib nisbi karena kesendirian periwayatan hanya terjadi
pada perawi tertentu.Para ulama memberikan batasan sebagai berikut :


Hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang rawi (sendirian)
pada tingkatan manapun dalam sanad.
Berdasarkan batasan tersebut, maka bila suatu hadis hanya diriwayatkan
oleh seorang sahabat Nabi dan baru pada tingkatan berikutnya diriwayatkan oleh
banyak rawi, hadis tersebut tetap dipandang sebagai hadis gharib.
Contoh hadis gharib itu antara lain adalah hadis berikut :

)(


Dari Umar bin Khaththab, katanya, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
Amal perbuatan itu hanya (dinilai) menurut niat, dan setiap orang hanya
(memperoleh) apa yang diniatkannya. (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain)

Kendati hadis di atas diriwayatkan oleh banyak imam hadis, teramsuk
Bukhari dan Muslim, namun hadis tersebut pada tingkatan pertama hanya
diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi, yaitu Umar bin Khaththab, dan pada
tingkatan kedua juga diriwayatkan oleh hanya satu orang tabiin, yaitu Alqamah.
Dengan demikian hadis itu dipandang sebagai hadis yang diriwayatkan oleh satu
orang dan termasuk hadis gharib.
Catatan penting :
Sebelum kita pindah untuk membicarakan fasal berikutnya, penting untuk
kita maklumi bahwa di samping pemahaman seperti di atas, ada lagi pemahaman
lain yang dianut oleh sebagian ulama. Menurut ulama ini, penentuan apakah hadis
itu termasuk hadis gharib, hadis aziz, atau termasuk hadis masyhur (mustafidh)
tidak perlu melihat kepada jumlah rawi pada tingkatan sahabat (tingkatan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 83

pertama), tetapi melihat kepada jumlah rawi sejak dari tingkatan tabiin dan
tingkatan-tingkatan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Bila suatu hadis diriwayatkan oleh hanya seorang sahabat, dan setelah iitu baru
diriwayatkan oleh tidak kurang dari tiha rawi pada tingkatan-tingkatan berikutnya,
maka hadis itu tidak dinamakannya hadis gharib, tetapi disebutnya hadis masyhur
(hadis mustafidh). Bila suatu hadis diriwayatkan oleh hanya seorang sahabat, dan
setelah itu diriwayatkan oleh dua orang tabiin, serta selanjutnya oleh tidak kurang
dari dua orang rawi, maka hadis itu tidak dinamakannya hadis gharib, tetapi
dinamakan hadis aziz. Bila suatu hadis diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi,
kemudian juga orang seorang tabiin, dan pada tingkatan-tingkatan selanjutnya
diriwayatkan oleh satu atau lebih dari satu rawi, maka hadis demikian memang
termasuk hadis gharib. Begitulah pendapat sebagian ulama.
Mengingat adanya perbedaan pendapat seperti itu, maka sebaiknya kita
berusaha mengetahui : menurut pengertian yang mana, sebutan hadis gharib, hadis
aziz, dan hadis masyhur (hadis mustafidh) itu digunakan oleh seseorang dalam
suatu pembicaraan. Kita sebaiknya mengetahui apakah ia menggunakan sebutan
hadis masyhur menurut pengertian hadis yang masyhur sejak tinngkatan sahabat
Nabi atau hadis yang masyhur sejak tingkatan tabiin, atau bahkan mungkin sejak
tingkatan rawi sesudah tabiin. Demikian juga halnya dengan hadis gharib dan
hadis aziz. Pendeknya, sebaiknya kita mengetahhui perbedaan pandangan dalam
suatu hal, mengetahui pandangan yang mana yang digunakan seseorang dalam
pembicaraannya, dan tentu kita harus bersikap lapang dad (toleran) terhadap
pandangan yang tidak kita anut.

1. Kedudukan hadis ahad
Apabila hadis mutawatir bisa dipastikan sepenuhnya berasal dari
Rasulullah saw, maka tidak demikian halnya hadis ahad. Hadis ahad tidak pasti
berasal dari Rasulllah saw, tetapi diduga (zhanni atau mazhnun) berasal dari
beliau. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa hadis ahad mungkin
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 84

benar berasal dari Rasulullah saw dan mungkin pula tidak benar berasal dari
beliau.
Taraf dugaan terhadap hadis-hadis yang termasuk hadis ahad tidaklah
sama. Taraf kemungkinannya berasal dari Rasulullah saw tidak sama. Ada
hadis yang sangat besar taraf kemungkinannya berasal dari beliau. Ada pula
hadis yang sangat kecil taraf kemungkinannya berasal dari Rasulullah saw,
dengan kata lain, sangat kecil dugaan bahwa hadis tersebut berasal dari beliau.
Di samping itu juga ada hadis yang taraf kemungkinannya berasal dari
Rasulullah sama besarnya dengan taraf kemungkinannya tidak berasal dari
beliau, dengan kata lain, sama besarnya taraf dugaan bahwa hadis itu berasal
dari beliau dengan taraf dugaan bahwa hadis itu tidak berasal dari beliau.
Karena hadis ahad itu tidak pasti (ghairu qathi atau ghairu maqthu),
tetapi diduga (zhanni atau mazhnun) berasal dari Rasulullah saw., maka
kedudukan hadis ahad, sebagai sumber hukum atau sebagai sumber ajaran
Islam, berada di bawah kedudukan hadis mutawatir. Ini berarti bahwa bila
sautu hadis, yang termasuk kelompok hadis ahad, bertentangan isinya dengan
hadis mutawatir, maka hadis tersebut harus ditolak.
Bila diperinci lebih lanjut, kedudukan hadis-hadis ahad itu berbeda-beda,
sejalan dengan perbedaan taraf dugaan atau taraf kemungkinannya berasal dari
Rasulullah saw. Sebagian hadis-hadis tersebut lebih tinggi kedudukannya dari
sebagian hadis yang lain, kendati semuanya sama-sama termasuk hadis ahad.
Hadis-hadis ahad itu ada yang dinilai shahih, ada yang dinilai hasan, dan ada
pula yang dinilai dhaif, kedudukan hadis shahih lebih tinggi dari kedudukan
hadis hasan, dan kedudukan hadis hasan lebih tinggi dari hadis dhaif ( hadis
shahih, hadis hasan, dan hadis dhaif akan dibicarakan secara khusus pada bab
kedua).
Demikianlah kedudukan hadis ahad yang secara umum, berada di bawah
kedudukan hadis mutawatir dan secara terperinci mempunyai kedudukan yang
berbeda-beda.
2. Perbedaan hadis ahad dengan hadis mutawatir
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 85

Dari uraian-uraian terdahulu, cukup jelas bahwa haddits ahad itu berbeda
dengan hadis mutawatir. Perbedaan keduanya dapat ditegaskan lagi sebagai
berikut :
a. Dari segi jumlah rawi, hadis mutawatir diriwayatkan oleh para rawi yang
jumlahnya begitu banyak pada setiap tingkatan sehingga, menurut adat kebiasaan,
mustahil (tidak mungkin) mereka sepakat untuk berdusta, sedangkan hadis ahad
diriwayatkan oleh rawi atau para rawi dalam jumlah yang menurut adat kebiasaan
masih memungkinkan dia atau mereka untuk sepakat berdusta.
b. Dari segi pengetahuan yang dihasilkan, hadis mutawatir menghasilkan
ilmu qathi (pengetahuan yang pasti) atau ilmu dharuri (pengetahuan yang
mendesak untuk diyakini) bahwa hadis itu sungguh-sungguh dari Rasulullah
sehingga dapat dipastikan kebenarannya, sedangkan hadis ahad menghasilkan
ilmu zhanni (pengetahuan yang bersifat dugaan) bahwa hadis itu berasal dari
Rasulullah saw, sehingga kebenarannya masih berupa dugaan pula.
c. Dari segi kedudukan, hadis mutawatir sebagai sumber ajaran Islam
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari hadis ahad. Sedangkan kedudukan
hadis ahad sebagai sumber ajaran Islam berada di bawah kedudukan hadis
mutawatir.
d. Dari segi kebenaran keterangan matan, dapat ditegaskan bahwa keterangan
matan hadis mutawatir mustahil bertentangan dengan keterangan ayat dalam Al-
Quran, sedangkan keterangan matan hadis ahad mungkin saja (tidak mustahil)
bertentangan dengan keterangan ayat al-Quran. Bila dijumpai hadis-hadis dalam
kelompok hadis ahad, yang keterangan matannya bertentangan dengan keterangan
ayat Al-Quran, maka hadis-hadis itu ditetapkan secara pasti sebagai hadis-hadis
yang tidak berasal dari Rasulullah. Mustahil Rasulullah mengajarkan ajaran yang
bertentangan dengan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 86


1. Hadis gharib sering disebut dengan .
A. hadis mardud
B. al-fard
C. dhaif
D. layyin
E. mursal
2. Hadis gharib yang ke-ghariban-nya terletak pada asal sanad disebut dengan
.
A. Gharib saja
B. Gharib lafdzi
C. Gharib mutlak
D. Gharib ma'nawi
E. Gharib nisbi
3. Hadis ini diriwayatkan sendiri oleh Umar bin al-Khathab, lalu darinya hadis ini
diriwayatkan oleh Alqamah. Muhammad bin Ibrahim lalu meriwayatkannya
dari Alqamah. Kemudian Yahya bin Said meriwayatkan dari Muhammad bin
Ibrahim. Kemudian setelah itu, ia diriwayatkan oleh banyak perawi melalui
Yahya bin Said. Hadis ini disebut .
A. Gharib ma'nawi
B. Gharib nisbi
C. Gharib saja
D. Gharib lafdzi
E. Gharib mutlak
4. Hadis yang kegharibanya terjadi pada pertengahan sanadnya, bukan pada asal
sanadnya disebut .
A. Gharib wustho
B. Gharib nisbi
C. Gharib ausat
D. Gharib lafdzi
E. Gharib mutlak
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 87

5.

adalah definisi untuk hadis .


A. Gharib ma'nawi
B. Gharib nisbi
C. Gharib saja
D. Gharib lafdzi
E. Gharib mutlak
^<



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 88



Standar Kompetensi Lulusan
4. Memahami hadis berdasarkan kualitas sanad
Indikator
4.1 Menentukan pendapat atau syarat pengamalan hadis dhaif dalam
fadlailul `amal


1. Pengertian Hadis Dha`if
Secara bahasa arti dha`if adalah lemah. Kelemahan ini dikarenakan
sanad dan matan-nya tidak memenuhi persyaratan Hadis Shahih dan Hasan
yang dapat diterima sebagai hujjah. Sedangkan secara istilah Hadis Dha`if
adalah :


Adalah Hadis yang tidak terhimpun di dalamnya segala sifat Shahih
dan segala sifat Hasan .
Dari definisi ini Hadis Dha`if adalah Hadis yang tidak memenuhi
sebagian atau semua sifat-sifat Hadis Hasan dan Shahih, misalnya sanad-
nya tidak bersambung (munqhati`), para perawinya tidak adil dan tidak
SKL 4
HADIS BERDASARKAN
KUALITAS SANAD
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 89

dhbith, terjadi keganjilan baik dalam sanad atau matan (sydz) dan
terjadinya cacat yang tersembunyi (`illah) pada sanad dan matan.
2. Contoh Hadis Dha`if
Hadis yang diriwayatkan oleh al-Turmudzi melalui jalan Hakim al-
Atsram dari Abi Tamimah al-Hujaymiy dari Abi Hurayrah dari Nabi saw
bersabda :

)(


Dalam sanad Hadis di atas terdapat seorang dha`if yaitu Abi Qays al-
Awdiy nilai jarhnya (

) (sangat benar tetapi terkadang


menyalahi).
3. Hukum Periwayatan Hadis Dhaif
Hadis dhaif tidak identik dengan Hadis maudhu(Hadis palsu). Di antara
Hadis dhaif terdapat kecacatan pada perawinya yang tidak terlalu parah,
seperti daya hafalan yang kurang kuat tetapi adil dan jujur. Sedangkan Hadis
maudlu perawinya pendusta.
Para ulama memperbolehkan meriwayatkan Hadis Dha`if sekalipun
tanpa menjelaskan kedha`ifannya dengan dua syarat, yaitu :
a. Tidak berkaitan dengan akidah seperti sifat-sifat Allah SWT
b. Tidak menjelaskan hukum syara` yang berkaitan dengan halal dan haram,
tetapi berkaitan dengan masalah fadhil aml (keutamaan amal),
mau`izhah, targhb dan tarhb (Hadis-hadis tentang ancaman dan janji),
Dalam beberapa kitab pada umumnya penyebutan Hadis Dhaif yang tidak
disertai sanad cukup menggunakan bentuk mabn majhl (bentuk kalimat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 90

pasif ) , misalnya :

= diriwayatkan

= dipindahkan

= pada sesuatu yang di riwayatkan.


4. Berhujjah dengan Hadis Dhaif
Para ulama sepakat melarang meriwayatkan Hadis dlaif yang maudlu
(yang dicipta oleh seorang pendusta) tanpa menyebutkan kemaudluannya.
Adapun kalau Hadis dlaif itu bukan Hadis maudlu, maka diperselisihkan
oleh para ulama tentang boleh atau tidaknya diriwayatkan untuk berhujjah.
Dalam hal ini ada 3 (tiga) pendapat, yaitu:
a. Tidak dapat diamalkan secara mutlak baik dalam keutamaan amal
(fadhail amal) apalagi dalam hukum dan aqidah sebagaimana yang
diberitakan oleh Ibnu Sayyid An-Nas dari Yahya bin Main. Pendapat
pertama ini adalah pendapat Al-Imam Al-Bukhari, Al-Imam Muslim, Abu
Bakar Al-Arabi (Madzhab Malikiyah), Yahya bin Ma'in, Ibnu Hazm, Abu
Syamah al-Maqdisi (Madzhab Syafiiyah) dan lainnya. Di zaman sekarang
ini, ada tokoh seperti Al-Albani dan para pengikutnya termasuk Dr. M.
Ajaj al-Khatib
b. Dapat diamalkan secara mutlak baik dalam keutamaan amal (fadhail
amal) atau dalam hukum (ahkam),
Bagi mereka, sedhai'f-dha'if-nya suatu Hadis, tetap saja lebih tinggi
derajatnya dari akal manusia dan logika atau bahwa Hadis dhaif lebih kuat
daripada pendapat para ulama.

Pendapat kedua ini adalah pendapat Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam
Abu Daud, Ibnul Mahdi, Ibnul Mubarok dan yang lainnya.

Al-Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa mereka berkata, Bila kami
meriwayatkan Hadis masalah halal dan haram, kami ketatkan. Tapi bila
meriwayatkan masalah fadhilah dan sejenisnya, kami longgarkan."

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 91

c. Kalangan Tawasuth (Jalan Tengah)

Dapat diamalkan dalam keutamaan amal (fadhail amal), mauidhoh,
targhib (janji yang menyenangkan) dan tarhib (ancaman yang menakutkan)
dengan syarat-syarat tertentu. Pendapat ketiga ini adalah pendapat jumhur
ulama, para imam mazhab yang empat serta para ulama salaf dan khalaf.
Seperti: Abdur Rohman bin Mahdy, Abdullah bin Al-Mubarrak, al-
Zarkasyi, Ibnu al-Shalh, al-Nawawi juga Ibn Hajar.
Syarat-syarat yang mereka ajukan untuk menerima Hadis dhaif antara lain,
sebagaimana diwakili oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dan juga Al-Imam An-
Nawawi rahimahullaah, adalah:
a. Tidak terlalu dhaif, seperti diantara perawinya pendusta (Hadis
maudlu), orang yang dituduh dusta (Hadis matruk) dan orang yang
daya ingat hafalannya sangat kurang, dan berlaku fasik dan bidah baik
dalam perkataan atau perbuatannya (Hadis mungkar)
b. Sesuai dengan dasar-dasar yang berlaku. Masuk dalam kategori Hadis
yang diamalkan (mamul bih) seperti Hadis muhkam (Hadis maqbul
yang tidak terjadi pertentangan dalam Hadis lain), nasikh (Hadis yang
membatalkan hukum pada Hadis sebelumnya), dan rajih (Hadis yang
lebih unggul dibandingkan oposisinya).
c. Tidak beritikad ketetapannya ketika beramal sebagai Hadis yang
benar-benar bersumber dari Nabi SAW, melainkan karena berhati-hati
semata atau (ikhtiyth) artinya hanya mempergunakan dalam rangka
sebagai ganti memegangi pendapat yang tiada berdasarkan nash sama
sekali.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 92


1. Hadis yang tidak terhimpun di dalamnya segala sifat Shahih dan segala sifat
Hasan adalah definisi dari Hadis .
A. Mardud
B. Dlaif
C. Ahad
D. Aziz
E. Gharib
2. Sanad-nya tidak bersambung (munqhati`), para perawinya tidak adil dan tidak
dhbith, terjadi keganjilan baik dalam sanad atau matan (sydz) dan
terjadinya cacat yang tersembunyi (`illah) pada sanad dan matan. Adalah ciri-
ciri dari Hadis.
A. Mardud
B. Dlaif
C. Ahad
D. Aziz
E. Gharib
3. Para ulama memperbolehkan meriwayatkan Hadis Dha`if sekalipun tanpa
menjelaskan kedha`ifannya. Manakah masalah-masalah yang tidak boleh
diriwayatkan?.
A. berkaitan dengan masalah fadhil aml (keutamaan amal),
B. berkaitan dengan akidah seperti sifat-sifat Allah
C. berkaitan dengan mau`izhah,
D. berkaitan dengan targhb dan tarhb (hadis-hadis tentang ancaman dan janji),
E. berkaitan dengan kisah-kisah
4. Hadis dhaif yang digunakan untuk keperluan fadhail amal adalah jika
kedhoifannya tidak berlebihan dan dalam mengamalkan tidak meyakininya
sebagai Hadis yang benar-benar bersumber dari Nabi SAW. Pernyataan ini
diungkapkan oleh .
A. Ibnu Hajar Al-Asqalani
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 93

B. Ibnu Sirin
C. Ibnu Hambal
D. Abu Nuaim
E. Abu Hanifah
5. Hadis dlaif tidak dapat diamalkan secara mutlak dalam keutamaan amal
(fadhail amal) atau dalam hukum hal ini adalah sebagaimana pendapat .
A. Abu Dawud
B. Abu Bakar Ibnu Al-Arabi, Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Hazm.
C. Al-Zarkasyi, dan Ibnu al-Shalh
D. Imam Ahmad
E. al-Nawawi dan Ibn Hajar
6. Sebalik nya ada yang berpendapat dapat diamalkan secara mutlak baik dalam
keutamaan amal (fadhail amal) atau dalam hukum (ahkam), hal ini adalah
sebagaimana pendapat .
A. Abu Dawud dan Imam Ahmad
B. Abu Bakar Ibnu Al-Arabi, Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Hazm.
C. Al-Zarkasyi, dan Ibnu al-Shalh
D. Muslim, dan Ibnu Hazm.
E. al-Nawawi dan Ibn Hajar
7. Hadis dhaif boleh diamalkan dalam hal fadhoilul amal saja, namun tetap
harus memenuhi syarat berikut:
1. Kedhaifannya tidak terlalu parah (bukan karena kefasikan perawi, bukan
karena dusta perawi)
2. Sesuai dengan dasar-dasar yang berlaku
3. Ketika mengamalkan tidak bermaksud meyakini bahwa Hadis tersebut dari
nabi, namun hanya berhati0hati saja.
Ulama yang mensyaratkan seperti ini adalah.
A. Ibnu Hazm
B. Ibnu Taimiyah
C. Imam Bukhari
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 94

D. Imam Muslim
E. Ibnu Hajar al-Asqalani
8. Bahwa mereka berkata, Bila kami meriwayatkan Hadis masalah halal dan
haram, kami ketatkan. Tapi bila meriwayatkan masalah fadhilah dan
sejenisnya, kami longgarkan."
Ulama yang mengatakan adalah ..
A. Ibnu Hazm
B. Ibnu Taimiyah
C. Imam Bukhari
D. Al-Imam As-Suyuthi
E. Ibnu Hajar al-Asqalani
9. Salah satu syarat bolehnya beramal Hadis dlaif adalah tidak beritikad
ketetapannya ketika beramal sebagai Hadis yang benar-benar bersumber dari
Nabi SAW, melainkan karena berhati-hati semata atau (ikhtiyth).
Maksudnya ikhtiyath adalah .
A. Hanya mempergunakan dalam rangka sebagai ganti memegangi pendapat
yang tiada berdasarkan nash sama sekali.
B. Hanya mempergunakan dalam rangka sebagai ganti memegangi pendapat
yang berdasarkan nash sama sekali.
C. Tidak mempergunakan dalam rangka sebagai ganti memegangi pendapat
yang berdasarkan nash sama sekali.
D. Tidak mempergunakan dalam rangka sebagai ganti memegangi pendapat
yang tiada berdasarkan nash sama sekali.
E. Supaya tidak terjerumus pada Itikad yang salah
10. Meriwayatkan Hadis dlaif yang maudlu (yang dicipta oleh seorang pendusta)
tanpa menyebutkan kemaudluannya adalah ..
A. Tidak boleh secara mutlak
B. Boleh secara mutlak
C. Boleh apabila untuk fadlailul amal
D. Boleh apabila untuk kisah-kisah
E. Boleh apabila untuk targhib wa tarhib
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 95










Kualitas Tingkatan Sanad
Para ahli Hadis membagi tingkatan sanad kepada 3 (tiga) yaitu:
1. Asahhul-Asaanid (sanad-sanad yang lebih shahih)
2. Ahsan Al-Asaanid (sanad-sanad yang lebih hasan)
3. Adafu Al-Asaanid/Auhal-Asaanid (sanad-sanad yang lebih lemah)
Kualitas Tingkatan Sanad Pada Hadis Dlaif
Hadis dlaif bertingkat-tingkat keadaannya berdasarkan pada lemahnya
para perawi antara lain: dlaif, dlaif jiddan, wahi, munkar. Dan seburuk-buruk
tingkatan Hadis adalah maudlu (palsu).
Sebagaimana dalam Hadis shahih, ada yang disebut oleh para ulama
dengan istilah ashahhul asanid, dan dalam Hadis hasan ada Ahsan Al-
Asaanid, maka dalam Hadis dlaif ada juga yang disebut dengan Adafu Al-
Asaanid atau awhal asanid (sanad yang paling lemah) bila disandarkan kepada
sebagian sahabat.
Rangkaian sanad yang Adafu Al-Asaanid atau awhal asanid antara
lain:
a. Yang muqoyyad kepada sahabat, contohnya:
1. Sanad paling lemah dari Abu Bakar ash-Shidiq ra., adalah yang
diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa Ad-Daqiqy, dari Farqad As-
Sabakhy, dari Murrah Ath-Thayyib, dari Abu Bakar ra.
Standar Kompetensi Lulusan
4. Memahami hadis berdasarkan kualitas sanad

Indikator
4.2. Menentukan pendapat ulama tentang rangkaian sanad yang paling
buruk dalam hadis dhaif

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 96

2. Sanad paling lemah dari Ibnu Abbas adalah yang diriwayatkan oleh
Muhammad bin Marwan, dari Kalaby, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas.
AL-Hafidh Ibnu Hajar berkata, Ini adalah silsilah pendusta bukan silsilah
emas.
3. Sanad paling lemah dari Abu Hurairah adalah yang diriwayatkan oleh As-
Sarry bin Ismail, dari Dawud bin Yazid Al-Yazid, dari bapaknya, dari Abu
Hurairah ra.
4. Sanad yang paling lemah dari Ali bin Abi Thalib ra. (Ahlil bait), adalah
yang diriwayatkan oleh Amru bin Syamir Al-Jufi dari Jabir bin Yazid dari
Harits Al-Awar dari Ali bin Abi Thalib ra.
b. Yang muqayyad kepada penduduk
1. Sanad paling lemah bila dinisbatkan kepada Syamiyyin (orang-orang
Syam) adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Qais Al-Maslub,
dari Ubaidillah bin Zahr, dari Ali bin Zaid, dari al-Qasim, dari Abu
Umamah ra.
2. Sanad paling lemah bila dinisbatkan kepada kota Yaman adalah yang
diriwayatkan oleh Hafsh bin Umar dari Al-Hakam bin Aban dari Ikrimah
dari Ibnu Abbas ra.
3. Sanad paling lemah bila dinisbatkan kepada kota Mesir adalah yang
diriwayatkan oleh Ahmad bin Muhammad bin Al-Hajjaj Ibnu Rusydi dari
ayahnya dari kakeknya dari Qurrah bin Abdurrohman dari setiap orang
yang memberikan Hadis kepadanya.
Contoh:
Sebuah Hadis yang mengatakan, Barangsiapa yang sholat 6 rokaat
setelah sholat maghrib dan tidak berbicara sedikitpun diantara sholat
tersebut, maka baginya sebanding dengan pahala ibadah selama 12
tahun.

Diriwayatkan oleh Umar bin Rasyid dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu
Salamah dari Abu Hurairah. Imam Ahmad dan Yahya bin Main dan Ad-
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 97

Daruquthni mengatakan bahwa Umar ini adalah dlaif. Imam Ahmad juga
berkata, Hadisnya tidak bernilai sama sekali. Bukhari berkata, Hadis
yang munkar dan dliof jiddan (lemah sekali), Ibnu Hibban berkata,
Tidak halal menyebut Hadis ini kecuali untuk maksud mencatatnya,
karena dia memalsukan Hadis atas nama Malik dan Ibnu Abi Dzib dan
selain keduanya dari orang-orang yang tsiqoh.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 98



1. Ashahhul asanid, adalah istilah tingkatan sanad untuk Hadis .
A. Shohih
B. Hasan
C. Dlaif
D. Maudlu
E. Ahad
2. Ahsan Al-Asaanid, adalah istilah tingkatan sanad untuk Hadis .
A. Shohih
B. Hasan
C. Dlaif
D. Maudlu
E. Ahad
3. Adafu Al-Asaanid/Auhal-Asaanid adalah istilah tingkatan sanad untuk
Hadis .
A. Shohih
B. Hasan
C. Dlaif
D. Maudlu
E. Ahad
4. As Shariy bin Ismail dari Daud bin Yazid al-Azdhi dari ayahnya.
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada salah seorang sahabat yang bernama..
A. Abu Hurairah ra
B. Anas bin Malik ra
C. Jabir bin Abdillah ra
D. Abdullah bin Umar ra
E. Ali bin Abi Tholib ra
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 99

5. Auha al-Asanid (sanad yang paling buruk) yang diriwayatkan dari Shadaqoh
bin Musa ad-Daqiqi dari Farqad as-Subkhi dari Murrotu at-Thib adalah
dihubungkan kepada .
A. Abu Bakar ra
B. Ibnu Abbas ra
C. Ubay bin Kaab ra
D. Umar bin Al-Khattab ra
E. Abu Hurairoh ra
6. Muhammad bin Marwan, dari Kalaby, dari Abu Shalih.
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada salah seorang sahabat yang bernama..
A. Abu Bakar ra
B. Ibnu Abbas ra
C. Ubay bin Kaab ra
D. Umar bin Al-Khattab ra
E. Abu Hurairoh ra
7. Amru bin Syamir Al-Jufi dari Jabir bin Yazid dari Harits Al-Awar
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada salah seorang sahabat yang bernama..
A. Abu Bakar ra
B. Ibnu Abbas ra
C. Ali bin Abi Tholib ra
D. Umar bin Al-Khattab ra
E. Abu Hurairoh ra
8. Muhammad bin Qais Al-Maslub, dari Ubaidillah bin Zahr, dari Ali bin Zaid,
dari al-Qasim, dari Abu Umamah ra.
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada penduduk..
A. Arab Saudi
B. Mesir
C. Syam
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 100

D. Madinah
E. Yaman
9. Hafsh bin Umar dari Al-Hakam bin Aban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ra.
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada penduduk..
A. Arab Saudi
B. Mesir
C. Syam
D. Madinah
E. Yaman
10. Ahmad bin Muhammad bin Al-Hajjaj Ibnu Rusydi dari ayahnya dari
kakeknya dari Qurrah bin Abdurrohman dari setiap orang yang memberikan
Hadis kepadanya.
Sanad di atas adalah rangkaian sanad yang paling buruk dalam hadis dlaif
yang dinisbatkan kepada penduduk..
A. Arab Saudi
B. Mesir
C. Syam
D. Madinah
E. Yaman

^<


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 101





BAB V
HADIS BERDASARKAN TEMPAT PENYANDARAN
ATAU SUMBER BERITA




1. Hadis Qudsiy
Dari segi bahasa kata al-Qudsiy

diartikan suci.
Hadis Qudsiy adalah Hadis yang bersifat suci. Hadis dinamakan suci (al-
Qudsiy), karena disandarkan kepada Allah yang Maha Suci. Sebagian ulama
menyebut

(Hadis Ilhiy) atau

(Hadis
Rabbniy = ketuhanan). Menurut istilah Hadis Qudsiy adalah :

Sesuatu yang diisandarkan oleh Nabi saw kepada Tuhan selain al-Quran.
Berita dalam Hadis Qudsiy memang disandarkan Nabi saw kepada
Allah tetapi bukan al-Quran. Maksudnya isi berita disandarkan kepada Allah
HADIS BERDASARKAN TEMPAT
PENYANDARAN ATAU SUMBER
BERITA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
5. Memahami hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber
beritanya.

INDIKATOR
5.1. Menentukan kriteria hadis Qudsi.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 102

sedang redaksinya dari Nabi sendiri. Berbeda dengan al-Quran yang redaksi
dan maknnya dari Allah. Di samping itu, Hadis Qudsiy maknanya diterima
dari Allah melalui ilham atau mimpi.
Ada beberapa bentuk kalimat yang digunakan penyandaran Hadis Qudsiy,
antara lain sebagai berikut :
a. Nabi saw bersabda, bahwa Allah berfirman :

....:
....:

b. Nabi saw bersabda pada apa yang diriwayatkan dari Tuhannya :


...:

...:

c. Rasulullah saw menceritakan dari Tuhannya berfirman :


...:

Contoh Hadis Qudsiy yakni sabda Nabi saw yang diriwayatkan dari
Tuhannya sebagai berikut :

(
)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 103

Memberitakan kepada kami Abu bakar bin Abi Syaybah dan Ali bin
Muhammad,mereka berkata : Memberitakan kepada kami Abu Muawiyah
dari al-Amasy dari Abi Shaleh dari Abi Hurairah berkata : Rasulillah saw
bersabda : Allah swt berfirman : Saya menurut dugaan hamba-Ku kepada-
Ku dan Aku bersamanya ketika ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku
sendirian Akupun ingat kepadanya sendirian. Jika mengingat kepada-Ku
dalam kelompok, Akupun mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari
mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekati-Nya
satu hasta dann jika ia mendatangi-Ku berjalan maka Aku mendatangi-Nya
dengan berlari.( HR. Ibnu Majah)
Nama Hadis Qudsiy (suci) tidak menunjukkan keshahihananya secara
otomatis, tetapi harus dilihat dari segi kualitas sanad dan matannya. Jika
memenuhi persyaratan shahih maka hukumnya shahih, jika tidak memenuhi
persyaratan maka hukumnya Hasan atau dhaif. Dengan demikian tidak
seluruh Hadis Qudsiy shahih, tetapi adakalanya shahih, hasan dan dhaif.
1. Perbedaan al-Quran, Hadis Qudsiy, dan Nabawi
Hadis Qudsiy tidak sama dengan al-Quran. Ada beberapa perbedaan
sebagaimana yang disebutkan Dr. Mahmud al-Thahan dalam Taysr
Musthalah al-Hadts sebagai berikut :

.
Perbedaan antara Hadis Qudsiy dan al-Quran banyak sekali yang
paling terkenal adalah sebagai berikut :
a. al-Quran lafal dan maknanya dari Allah sedang Hadis Qudsiy maknanya
dari Allah dan lafalnya dari Nabi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 104

b. al-Quran dihitung beribadah membacanya sedang Hadis Qudsiy tidak
dihitung ibadah membacanya
c. al-Quran kepastiannya disyaratkan mutawtir sedang Hadis Qudsiy tidak
disyaratkan mutawtir.
d. Al-Quran semua ayat-ayatnya adalah mukjizat sedangkan Hadis Qudsiy
tidak demikian halnya.
e. Al-Quran ada ketentuan hukumnya seperti pantangan menyentuh bagi
yang berhadats keciil dan pantangan membancanya bagi yang berhadats
besar sedang Hadis Qudsiy tidak ada pantangannya.
f. Al-Quran tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja atau
mengganti lafadz sinonimnya sedangkan Hadis Qudsiy bisa.

Secara umum al-Quran dapat dibedakan dengan Hadis dengan beberapa
perbedaan sebagai berikut ;
a. al- Quran mu`jizat Rasul sedangkan Hadis bukan maujizat sekalipun Hadis
Qudsiy.
b. Al-Quran terpelihara dari berbagai kekurangan dan pendistorsian tangan
orang-orang jahil (lihat QS. Al-Hijr/15 :9) tetapi terpeliharanya al-Quran
berarti pula terpeliharanya Hadis, karena Hadis pendamping al-Quran yang
menjelskan maknanya. Realita sejarah membuktikan adanya pemeliharaan
Hadis seperti usaha-usaha para perawi Hadis dari masa ke masa dengan
menghapal, mencatat, meriwayatkan, dan mengkodifikasikannya ke dalam
berbagai buku-buku Hadis.
c. Al-Quran seluruhnya diriwayatkan secara mutawtir, sedangkan Hadis tidak
banyak diriwayatkan secara mutawtir. Mayoritas Hadis diriwayatkan secara
hd (individu, artinya tidak sebanyak periwayat mutawtir ).
d. Kebenaran ayat-ayat al-Quran bersifat qath`iy al-wurd (pasti atau mutlak
kebenarannya) dan kafir yang mengingkarinya. Sedangkan kebenaran Hadis
kebanyakan bersifat zhanniy al-wurd ( relatif kebenarannya) kecuali yang
mutawtir.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 105

e. Al-Quran redaksi (lafazh) dan maknanya dari Allah dan Hadis Qudsiy
maknanya dari Allah redaksinya dari Nabi sendiri sesuai dengan maknanya.
Sedang Hadis Nabawi berdasarkan wahyu Allah atau ijtihad yang sesuai
dengan wahyu. Oleh karena itu haram meriwayatkan al-Quran secara makna
tanpa lafazh, dan boleh periwayatan secara makna dalam Hadis dengan
persyaratan yang ketat.
f. Proses penyampaian al-Quran melalui wahyu yang tegas (jaliy) sedang Hadis
Qudsiy melalui wahyu, atau ilham, dan atau mimpi dalam tidur
g. Kewahyuan al-Quran disebut dengan wahyu matluw (wahyu yang dibacakan)
sedang kewahyuan Sunah disebut wahyu ghayr matluw (wahyu yang tidak
dibacakan) tetapi terlintas dalam hati secara jelas dan yakin kemudian
diungkapkan Nabi dengan redaksinya sendiri.
h. Membaca al-Quran dinilai sebagai ibadah setiap satu huruf pahalanya 10
kebaikan, sedang membaca Hadis sekalipun Qudsiy tidak dinilai ibadah
kecuali disertai dengan niat yang baru.
i. Di antara Surah al-Quran wajib dibaca dalam shalat seperti membaca Surah
al-Ftihah yang dibaca pada setiap rakaat. Sedangkan dalam Hadis tidak ada
yang harus dibaca dalam shalat sekalipun Qudsiy, bahkan tidak shalat
seseorang yang menggantikan Surah al-Quran dengan Hadis Qudsiy .
j. Haram menyentuh atau membawa mushahaf al-Quran menurut sebagian
pendapat) bagi yang ber-hadats baik hadats kecil maupun hadats besar (tidak
bersuci).

Sedangkan perbedaan antara Hadis Qudsiy dan Hadis Nabawi di antaranya
sebagai beriku :
a. Pada Hadis Nabawi Rasul saw menjadi sandaran sumber pemberitaan, sedang
pada Hadis Qudsiy beliau menyandarkannya kepada Allah swt. Pada Hadis
Qudsiy, Nabi memberitakan apa yang disandarkan kepada Allah dengan
menggunakan redaksinya sendiri.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 106

b. Pada Hadis Qudsiy Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawliy sedang
pada Hadis Nabawi pemberitaannya meliputi perkataan/qawliy,
perbuatan/fi`liy, dan persetujuan/taqrriy.
c. Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Maksud Wahyu yang tidak secara langsung,
Nabi berijtihad terlebih dahulu dalam menjawab suatu masalah. Jawaban itu
ada kalanya sesuai dengan wahyu dan adakalanya tidak sesuai dengan wahyu.
Jika tidak sesuai dengan wahyu, maka datanglah wahyu untuk meluruskannya.
Hadis Qudsiy wahyu langsung dari Allah swt.
d. Hadis Nabawi lafadz dan maknanya dari Nabi menurut sebagian pendapat,
sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah redaksinya disusun oleh Nabi.
Hadis Qudsiy selalu menggunakan ungkapan orang pertama (dhamr
mutakallim) : Aku (Allah)Hai hamba-Kusedang Hadis Nabawi tidak
menggunakan ungkapan ini.

Diantara kitab Hadis Qudsy adalah Al- Ittihaf As-Saniyah bi Al-AHadis Al-
Qudsiyyah yang ditulis oleh Abdul Rauf Al-Munawi. Didalamnya terdapat
sekitar 272 buah Hadis.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 107



1. Ungkapan diatas adalah definisi untuk ..


A. Al-Quran
B. Hadis Qudsi
C. Hadis Nabawi
D. Khobar
E. Atsar
2. ....:


Ungkapan diatas adalah ciri untuk periwayatan ..
A. Al-Quran
B. Hadis Qudsi
C. Hadis Nabawi
D. Khobar
E. Atsar
3. Hadis dengan ciri disandarkan oleh Rasulullah SAW dari Allah, dimana
Hadis tersebut tidak bersumber dari ucapan, perbuatan, atau ketetapan
nabi sendiri. Hadis semacam ini dinamakan Hadis .
A. Marfu
B. Mauquf
C. Maqthu
D. Qudsi
E. Muttashil
4. Lafadz yang disandarkan kepada Allah SWT, diperoleh oleh nabi melalai
ilham dan boleh diriwayatkan dengan maknanya saja disebut Hadis.
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 108

A. Masyhur
B. Shahih
C. Qudsi
D. Mutawatir
E. Aziz
5. Sandaran Hadis Qudsi adalah .
A. Nabi Muhammad SAW
B. Allah swt
C. Sahabat
D. Tabiin
E. Tabiit Tabiin
6. Yang menyandarkan Hadis Qudsi adalah. ...
A. Nabi Muhammad SAW
B. Allah swt
C. Sahabat
D. Tabii
E. Tabiit Tabiin
7. Kualitas Hadis Qudsi adalah .
A. Shahih
B. Hasan
C. Dhaif
D. Bergantung persyaratan yang terpenuhi
E. Maqbul
8. Manakah yang bukan termasuk perbedaan antara Hadis Qudsiy dan al-
Quran?....
A. al-Quran lafal dan maknanya dari Allah sedang Hadis Qudsiy
maknanya dari Allah dan lafalnya dari Nabi
B. al-Quran dihitung beribadah membacanya sedang Hadis Qudsiy
tidak dihitung ibadah membacanya
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 109

C. al-Quran kepastiannya disyaratkan mutawtir sedang Hadis Qudsiy
tidak disyaratkan mutawtir.
D. Al-Quran semua ayat-ayatnya adalah mukjizat sedangkan Hadis
Qudsiy tidak demikian halnya.
E. Al-Quran boleh diriwayatkan dengan maknanya saja atau
mengganti lafadz sinonimnya sedangkan Hadis Qudsiy tidak boleh.
9. Manakah yang bukan termasuk perbedaan antara Hadis Qudsiy dengan
Hadis Nabawi?....
A. Pada Hadis Nabawi Rasul saw menjadi sandaran sumber pemberitaan,
sedang pada Hadis Qudsiy beliau menyandarkannya kepada Allah swt.
B. Pada Hadis Qudsiy Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawliy
sedang pada Hadis Nabawi pemberitaannya meliputi qawliy, fi`liy, dan
taqrriy.
C. Hadis Qudsiy semuanya diriwayatkan secara mutawatir sedangkan
Hadis Nabawi tidak demikian
D. Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu baik
secara langsung ataupun tidak langsung sedang Hadis Qudsiy wahyu
langsung dari Allah swt.
E. Hadis Nabawi lafadz dan maknanya dari Nabi menurut sebagian
pendapat, sedang Hadis Qudsiy maknanya dari Allah redaksinya
disusun oleh Nabi.
10. Kitab Hadis Qudsy Al- Ittihaf As-Saniyah bi Al-AHadis Al-Qudsiyyah
yang ditulis oleh Abdul Rauf Al-Munawi didalamnya terdapat sekitar
berapa buah Hadis? .
A. 172 buah Hadis
B. 272 buah Hadis
C. 372 buah Hadis
D. 732 buah Hadis
E. 722 buah Hadis

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 110








BAB V

Klasifikasi Hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber beritanya
atau segi yang menyampaikannya ada tiga yaitu Hadis marfu, Hadis mauquf dan
Hadis maqthu.

Hadis Marfu
a. Pengertian
Marf` dari segi bahasa berasal dari

diartikan
yang diangkat atau yang ditinggikan. Hadis dinamakan marf` dalam arti
terangkat menjadi tinggi derajatnya karena disandarkan kepada Rasulillah saw.
Menurut istilah sebagian Ulama Hadis memberikan definisi sebagai berikut :

Marf adalah Hadis yang disandarkan kepada Rasulillah saw baik berupa
perkataan, perbuatan atau persetujuan.
Dalam definisi ini memperjelas posisi Hadis Marf adalah yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik sanadnya bersambung atau
terputus, seperti Hadis Mursal, Muttashil, dan Munqathi` dan baik yang
menyandarkan itu seorang sahabat atau seorang tabii.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
5. Memahami hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber
beritanya.

INDIKATOR
5. 2. Menentukan kriteria hadis marfu qauli atau hadis marfu washfi.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 111

b. Macam-macam Hadis Marfu

Menurut Prof. Dr.TM. Hasbi ash-Shiddieqy, para ahli Hadis membagi
Hadist marf kepada :
1. Marfu sharih (marfu haqiqy) yaitu di-marf-kan secara tegas
Hadis yang di-marfukan kepada Nabi SAW dengan sharih adalah Hadis
yang tegas-tegas dikatakan oleh seorang sahabat bahwa Hadis tersebut
didengar atau dilihat dan atau disetujui dari Rasulullah SAW.
Misalnya perkataan seorang sahabat : Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda begini atau Aku melihat Rasulullah saw berbuat begini dan atau
Saya berbuat di hadapan Rasulullah saw begini.
Contoh dalam kitab al-Jamu Bayna al-Shahhayn al-Bukhari wa Muslim
1/41 :

)(

Dari riwayat Abis bin Rabiah berkata : Aku melihat Umar mencium Hajar
Aswad dan berkata : Sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah
batu tidak dapat member manfaat dan tidak dapat membahayakan. Jikalau
bahwa aku tidak melihat Rasulillah saw menciummu aku tidak menciummu.
Hadis ditakhrij oleh al-Al-Bukhari dari riwayat Aslam maula Umar dari
Umar.

Hadis Marfu Sharih ( Marfu Haqiqy) dibagi tiga yaitu:
1. Marfu qauly
Seperti yang diberitakan oleh Abu Said Al-Khudri ra berkata:

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 112

Telah bersabda Rasulullah SAW sesungguhnya orang yang beriman itu
terhadap sesamanya, sama dengan keadaan batu tembok, satu dengan
yang lain saling mengikat (HR.Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan
An-Nasai).
2. Marfu Fily
Seperti perkataan Anas ra:

Bahwa Nabi SAW membetulkan shaf-shaf kami apabila kami akan sholat.
Maka setelah shaf itu lurus, barulah Nabi bertakbir
3. Marfu Taqriry
Seperti perkataan Ibnu Abbas ra:


Bahwa kami (para sahabat) melaksanakan shalat dua rakaat setelah
terbenamnya matahari (sebelum shalat Magrib ). Rasululah melihat kami,
beliau tidak menyuruh kami dan tidak mencegah kami. (HR. Muslim)

2. Marfu ghairu sharih (marfu hukmy) yaitu di-marf-kan secara
hukum
Maksud Hadis marf hukmi adalah Hadis seolah-olah dikatakan oleh
seorang sahabat tetapi hakekatnya disandarkan kepada Rasulillah saw secara
hukum (dihukumi marfu)
Misalnya, perkataan Anas bin Malik r.a


Di antara Sunnah apabila seorang laki-laki beristri dengan seorang
gadis (bikr) sedang ia mempunyai seorang istri lain, hendaklah ia
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 113

berdiam diri di rumah si gadis itu 7 hari lamanya. (H.R. Al-Bukhari
Muslim)
Marfu ghairu sharih (marfu hukmy) dibagi tiga juga, yaitu:
1. Perkataan seorang sahabat yang menerangkan, bahwa sahabat pernah
berbuat sesuatu dimasa Rasulillaah SAW
2. Perkataan seorang sahabat yang bersifat menetapkan suatu pahala atau
siksa.
3. Perkataan seorang sahabat, bahwa yang demikian itu menurut
Sunnah.
Untuk jenis yang ketiga ini, diperselisihkan ulama, karena perkataan
menurut Sunnah, mungkin dikehendaki Sunnah Nabi SAW sendiri,
mungkin Sunnah Abu Bakar dan mungkin pula Sunnah seorang
khalifah yang lain.
Tentang klasifikasi Hadis Marfu, ada pula yang berpendapat sebagaimana
diterangkan Fatch Rahman, yaitu:
1. Marfu Qauly Hakiki
Ialah apa yang disandarkan oleh sahabat kepada Nabi tentang sabdanya,
bukan perbuatannya atau iqrarnya, yang dikatakan dengan tegas bahwa
nabi bersabda. Seperti pemberitaan sahabat yang menggunakan lafazh
qauliyah :

Aku mendengar Rasulullah saw bersabda begini
Contohnya :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 114

:
)(
Warta dari Ibn Umar r a, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :
Shalat jamaah itu lebih afdhal dua puluh tujuh tingkat dari pada
shalat sendirian ( HR Bukhari dan Muslim)
2. Marfu Qauly Hukmi
Ialah Hadis marfu yang tidak tegas penyandaran sahabat terhadap sabda
Nabi, melainkan dengan perantaran qarinah yang lain, bahwa apa yang
disandarkan sahabat itu berasal dari sabda nabi. Seperti pemberitaan
sahabat yang menggunakan kalimat :
.
Aku diperintah begini., aku dicegah begitu
Contohnya :
)(
Bilal r.a. diperintah menggenapknan adzan dan mengganjilkan
iqamah (HR Mutafaqqun Alaih)
Pada contoh diatas Hadis tersebut dihukumkan marfu dan karenanya
Hadis yang demikian itu dapat dibuat hujjah. Sebab pada hakikatnya si
pemberi perintah itu tidak lain kecuali Nabi saw.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 115

3. Marfu Fili Hakiki
Adalah apabila pemberitaan sahabat itu dengan tegas menjelaskan
perbuatan Rasulullah saw.
Contohnya :

)()

(:,
Warta dari Aisyah r.a. bahwa rasulullah saw mendoa di waktu
sembahyang, ujarnya: Ya Tuhan, aku berlindung kepada Mu dari dosa
dan hutang (HR Bukhari)
4. Marfu Fili Hukmi
Ialah perbuatan sahabat yang dilakukan dihadapan Rasulullah atau
diwaktu Rasulullah masih hidup. Apabila perbuatan sahabat itu tidak
disertai penjelasan atau tidak dijumpai suatu qarinah yang menunjukkan
perbuatan itu dilaksanakan di zaman Rasulullah, bukan dihukumkan
Hadis marfu melainkan dihukumkan Hadis mauquf. Sebab mungkin
adanya persangkaan yang kuat, bahwa tindakan sahabat tersebut diluar
pengetahuan Rasulullah saw.
Contohnya :
)(

:
Jabir r.a. berkata : Konon kami makan daging Kuda diwaktu
Rasulullah saw masih hidup (HR Nasai)
5. Marfu Taqririyah Hakiki
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 116

Ialah tindakan sahabat dihadapan Rasulullah dengan tiada memperoleh
reaksi, baik reaksi itu positif maupun negatif dari beliau.
Contohnya, Seperti pengakuan Ibnu Abbas r.a:

Konon kami bersembahyang dua rakaat setelah matahari tenggelam,


Rasulullah saw mengetahui perbuatan kami, namun beliau tidak
memerintahkan dan tidak pula mencegah.
6. Marfu Taqririyah Hukmy
Ialah apabila pemberitaan sahabat diikuti dengan kalimat-kalimat
sunnatu Abi Qasim, Sunnatu Nabiyyina atau minas Sunnati.
Contohnya, perkataan Amru Ibnu Ash r.a kepada Ummul Walad:
)(


Jangan kau campur-adukkan pada kami sunnah nabi kami. (HR. Abu
Dawud)
Perkataan di atas tidak lain adalah sunnah Nabi Muhammad saw, akan
tetapi kalau yang memberitakan dengan kalimat minas sunnati dan yang
sejenis dengan itu seorang tabiin, maka Hadis yang demikian itu bukan
disebut Hadis marfu, tetapi disebut Hadis mauquf.
Hadis yang Dianggap Marfu
Selain yang tersebut di atas, terdapat beberapa ketentuan untuk
menggolongkan Hadis kepada Hadis marfu, antara lain:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 117

1. Apabila dalam memberitakan itu, diikuti dengan kata-kata seperti:
Yarfaahu, Marfuan, Riwayatan, Yarwihi, Yannihi,
Yatsuruhu/yablughu bihi.
Contohnya, yaitu Hadis al-Araj:
)(:
)(
Warta dari Abu Hurairah r.a, yang ia rafakan kepada Nabi saw:
manusia itu menjadi pengikut orang Quraisy. (HR. Mutafaq alaih)
2. Tafsir sahabat yang berhubungan dengan asbabun nuzul.
3. Sesuatu yang bersumber dari sahabat yang bukan semata-mata hasil
pendapat ijtihad beliau sendiri.
Contohnya:


)(
Konon Ibnu Umar dan Ibnu Abbas r.a, sama-sama berbuka puasa dan
mengejar shalat dalam perjalanan sejauh empat barid (18.000
langkah). (HR. Bukhari).



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 118

4.

1. Manakah Hadis di bawah ini yang termasuk klasifikasi Hadis berdasarkan tempat
penyandarannya atau dari sumber beritanya atau segi yang menyampaikannya yaitu?
.
A. Mutawatir
B. Ahad
C. Marfu
D. Mursal
E. Munqhati`
2. Marf` dari segi bahasa berasal dari

diartikan....
A. Yang di hormati
B. yang dimulyakan
C. yang dibesarkan
D. Yang di angkat atau yang ditinggikan
E. yang di agungkan


3. Ungkapan diatas adalah definisi secara istilah dari Hadis .
A. Mutawatir
B. Ahad
C. Marfu
D. Mauquf
E. Maqthu
4. Hadis yang disandarkan kepada Nabi baik ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat
dinamakan Hadis marfu. Jika seorang sahabat berkata;

maka
Hadis tersebut adalah Hadis marfu.
A. Fili
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 119

B. Qauli
C. Taqriri
D. Hammiyah
E. Washfi
5. Pemberitaan sahabat yang diikuti dengan kalimat Sunnatu Abi Qosim disebut
marfu.
A. Fily
B. Taqriry
C. Washfi
D. Qauly
E. Hukmi

6. Matan Hadis di atas adalah untuk contoh Hadis marfu .


A. Fili
B. Qauli
C. Taqriri
D. Hammiyah
E. Washfi
7. Hadis yang di-marfukan kepada Nabi SAW dengan tegas-tegas dikatakan oleh
seorang sahabat bahwa Hadis tersebut didengar atau dilihat dan atau disetujui dari
Rasulullah SAW adalah Hadis marfu yang .
A. Sharih
B. Hukmiy
C. Washfy
D. Qauly
E. Fily
8. Hadis marf yang seolah-olah dikatakan oleh seorang sahabat tetapi hakekatnya
disandarkan kepada Rasulillah SAW adalah kategori Hadis marfu yang .
A. Sharih
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 120

B. Hukmiy
C. Hakiky
D. Qauly
E. Fily
9. Perkataan seorang sahabat yang menerangkan, bahwa sahabat pernah berbuat
sesuatu pada masa Rasulillaah SAW atau perkataan seorang sahabat, bahwa
yang demikian itu menurut Sunnah. Adalah termasuk kategori Hadis marfu .
A. Sharih
B. Haqiqiy
C. Ghairu Sharih
D. Qauly
E. Filiy
)(
Bilal r.a. diperintah menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah (HR
Mutafaqqun Alaih)
10. Hadis di atas adalah contoh dari Hadis marfu..
A. Qauly Hakikiy
B. Qauly Hukmy
C. Fily Hakiky
D. Fily Hukmy
E. Taqriry Hakiky

^<






Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 121







BAB V
HADIS BERDASARKAN TEMPAT PENYANDARAN

A. Berhujjah dengan Hadis Marfu
Menurut penjelasan Fatchur Rahman, bahwa dengan melihat definisi Hadis
marfu memungkinkan Hadis muttashil, mursal, munqathi, mudhal dan
muallaq menjadi marfu. Sedangkan Hadis mauquf dan Hadis maqthu, tak
dapat menjadi marfu bila tak ada qarinah yang memarfukannya. Dengan
demikian, dapat diambil ketetapan, bahwa tiap-tiap Hadis marfu tidak
selamanya bernilai shahih atau hasan, tetapi setiap Hadis Hadis shahih atau
hasan, tentu marfu atau dihukumkan marfu.
Sementara menurut penjelasan Badri Khaeruman, Hadis marfu bisa bernilai
shahih, dalam hal ini apabila memenuhi syarat keshahihan lainnya, atau
penyandarannya dengan sanad yang muttashil (bersambung). Bisa tidak
shahih, bila tidak ditunjang oleh persayaratan keshahihan lainnya atau
penyandarannya dengan sanad yang tidak muttashil atau munqathi (terputus).
Olehkarena itu, menurut Jumhur Ulama maka Hadis marfu yang maqbul yang
shahih dan hasan bisa dijadikan hujjah dalam Islam dan wajib diamalkan,
karena karena kedua hadist ini dapat digolongkan kepada Hadis mutawatir,
sedangkan taraf kapasitas tentang benarnya Hadis mutawatir berasal dari Nabi
SAW adalah tertinggi atau 100 %, keshahihannya berasal dari Nabi bersifat
pasti, tidak bersifat dugaan; karena itu kedudukannya sebagai sumber ajaran
agama Islam adalah tertinggi ketimbang Hadis-Hadis lain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
5. Memahami hadis berdasarkan tempat penyandarannya atau dari sumber
beritanya.

INDIKATOR
5. 3. Menentukan pendapat ulama tentang hukum mengamalkan hadis marfu.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 122

Sedangkan Hadis marfu yang dhaif, tidak dapat dijadikan hujjah dalam
menetapkan akidah dan hukum, kecuali boleh dijadikan hujjah hanya untuk
menerangkan fadhailil amal, yaitu yang menjelaskan tentang berbagai
keutamaan yang terkandung dalam suatu amal yang diperintahkan oleh Allah
dan RasulNya.
Kehujjahan Hadis Marfu yang Shahih
Menurut penjelasan Abdul Majid Khon, Hadis yang memenuhi persyaratan
Hadis shahih wajib diamalkan sebagai hujjah atau dalil syara sesuai ijma
ulama Hadis dan sebagian ulama ushul dan fikih.
Ada beberapa pendapat para ulama yang memperkuat kehujjahan Hadis
Shahih ini, di antaranya sebagai berikut:
a. Hadis shohih memberi faedah qathiI (pasti kebenarannya) jika terdapat di
dalam kitab Shahihayn (Al-Bukhari dan Muslim) sebagaimana pendapat
yang dipilih Ibnu Ash-Shalah.
b. Wajib menerima Hadis shahih sekalipun tidak ada seorangpun yang
mengamalkannya, pendapat Al-Qasimi dalam qawaid at-tahdits.
Kehujjahan Hadis Marfu yang Hasan

Menurut penjelasan Abdul Majid Khon, Hadis hasan dapat dijadikan hujjah
walaupun kualitasnya di bawah Hadis shahih. Semua Fuqaha, sebagian
Muhadditsin dan Ushuliyyin mengamalkannya kecuali sedikit dari kalangan
orang yang sangat ketat dalam mensyaratkan penerimaan Hadis (musyaddidin).
Bahkan sebagian Muhadditsin yang mempermudah dalam persyaratan shahih
(mutasahilin) memasukkannya ke dalam Hadis shahih, seperti Al-Hakim, Ibnu
Hibban, dan Ibnu Khuzaimah.

Kehujjahan Hadis Marfu yang Dlaif
Sebagaimana penjelasan sebelumnya tentang berhujjah dengan Hadis Dhaif

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 123



1. Jika shahaby itu tidak menyandarkan kepada masa Nabi SAW, maka tidak dihukumi
sebagai marfu, hanya dihukumi mauquf. Tetapi jika disandarkan kepada masa Nabi
SAW, umpamanya mereka mengatakan kami berbuat dimasa hayat Nabi SAW,
maka dihukumi .
A. Marfu
B. Mauquf
C. Maqthu
D. Muttashil
E. Munqhati`
2. Jika Hadis marfu yang maqbul, maka wajib dijadikan sebagai hujjah. Pendapat ini
adalah pendapat .
A. Ibnu Syihab az-Zuhrii
B. Muhammad bin Jabir
C. Jumhur Ulama
D. Orang awam
E. Ahli Hadis
3. Boleh berhujjah dengan menggunakan Hadis Marfu walaupun tidak semua Hadis
marfu itu shahih dan hasan.
Ungkapan diatas adalah pendapat .
A. Khatib al-Baghadadi
B. Ibnu Hajar al-Asqalani
C. Ibnu Hambal
D. Jumhur Ulama
E. Ashabus Syafii
4. Hadis marfu yang shohih berderajat atau memberi faedah..
A. Dhonni
B. Qothi
C. Syadz
D. Mutlak
E. Nisbi
5. Sedangkan Hadis marfu yang dlaif, berderajat atau memberi faedah..
A. Dhonni
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 124

B. Qothi
C. Syadz
D. Mutlak
E. Nisbi
6. Wajib menerima Hadis marfu yang shahih sekalipun tidak ada seorangpun yang
mengamalkannya, adalah pendapat dari .
A. Al-Hakim
A. Ibnu Hibban
B. Ibnu Khuzaimah
C. Al-Qasimi
D. Abu Dawud
7. Hadis marfu yang hasan dapat dijadikan hujjah walaupun kualitasnya di bawah
Hadis shahih, kecuali sedikit dari kalangan .
A. Fuqaha
B. Muhadditsin
C. Ushuliyyin
D. Musyaddidin
E. Mufassirin
8. Hadis marfu maqbul yang shahih dapat digolongkan kepada Hadis .
A. Mutawatir
B. Ahad
C. Masyhur
D. Aziz
E. Gharib
9. Hadis marfu maqbul yang hasan dapat digolongkan kepada Hadis .
A. Mutawatir
B. Ahad
C. Masyhur
D. Aziz
E. Gharib
10. Hadis marfu yang dhaif boleh dijadikan hujjah hanya untuk menerangkan ..
A. Masalah aqidah
B. Masalah hukum
C. Masalah ibadah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 125

D. Masalah fadhailil amal
E. Masalah ushuluddin

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 126



STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan ditolaknya
sebagai hujjah
INDIKATOR
6.1. Menjelaskan hadis muhkam, matruk, mudallas, munkar, muallaq

A. PENGANTAR
Pembicaraan mengenai pembagian hadis ditinjau dari segi diterima dan
ditolaknya hadis berarti pembicaraan hadis dari segi kualitasnya. Hadis
ditinjau dari segi kualitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu hadis shahih, hadis
hasan, dan hadis dhaif. Hadis Shahih dan hadis hasan termasuk kategori
hadis maqbul, yaitu hadis yang telah sempurna padanya syarat-syarat
penerimaan, sedangkan hadis dhaif dikategorikan sebagai hadis mardud
(tertolak), dimana pada hadis tersebut tidak terpenuhi syarat-syarat atau
sebagian syarat hadis maqbul. Syarat hadis shahih adalah:
1. Sanadnya bersambung;
2. perawinya adil;
3. perawinya dhabit;
4. tidak syadz (janggal);
HADIS DITINJAU DARI SEGI
DITERIMA DAN DITOLAKNYA
SEBAGAI HUJJAH
( HADIS MAQBUL DAN HADIS MARDUD)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 127

5. tidak berillat.
Hadis shahih dibagi menjadi dua, yaitu shahih li dzatihi dan shahih li
ghairihi. Tingkatan hadis di bawah hadis shahih adalah hadis hasan, dimana
hadis hasan memiliki persyaratan-persyaratan yaitu:
1. Sanadnya bersambung;
2. Perawinya adil;
3. Perawinya dhabit, tetapi kualitas ke-dhabit-annya di bawah ke-dhabit-an perawi
hadis shahih;
4. Tidak terdapat kejanggalan;
5. Tidak berillat.
Hadis shahih juga dibagi menjadi dua, yaitu hasan li dzatihi dan hasan
li ghairihi. Berikut ini adalah beberapa macam hadis ditinjau dari segi
diterima dan ditolaknya sebagai hujjah.
1. HADIS MUHKAM
Muhkam menurut bahasa artinya yang dikokohkan, atau yang
diteguhkan. Yaitu hadis-hadis yang tidak mempunyai saingan dengan
hadis yang lain, yang dapat mempengaruhi artinya.
Pengertian hadis muhkam dalam versi yang lain adalah hadis yang tidak
kontra dengan hadis lain sebagaimana mayoritas hadis. Atau diartikan hadis
yang petunjuk maknanya jelas dan tegas, tidak ada kemungkinan makna lain
sebagaimana dalam ayat-ayat muhkamt.
Dikatakan muhkam karena dapat dipakai sebagai sumber hukum lantaran
dapat diamalkan secara pasti, tanpa syubhat sedikitpun. Contoh:

)(

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, menceritakan kepada


kami al-Laits, ia berkata, bercerita kepadaku Said al-Maqburiy, dari Abu
Suraih al-Adawi, ia berkata, saya mendengar dengan kedua telingaku dan
melihat dengan kedua mataku manakala Nabi saw bercakap-cakap beliau saw
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 128

bersabda: Barang siapa percaya kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tetangganya... (al-Bukhari)
2. HADIS MATRUK
Dari segi bahasa kata matruk berasal dari akar kata:
, artinya tertinggal. Pemberitaan seseorang tertinggal dalam arti
tidak didengar, tidak dianggap, dan tidak dipercaya karena menyangkut pribadi
yang tidak baik. Menurut istilah hadis matruk yaitu hadis yang salah satu
periwayatnya seorang tertuduh dusta. Diantara sebab-sebab tertuduhnya dusta
seorang perawi ada beberapa kemungkinan, yaitu: 1) periwayatan hadisnya
menyendiri; 2) seorang perawi dikenal pembohong; 3) menyalahi kaidah-
kaidah yang maklum. Hadis matruk dikategorikan sebagai hadis dhaif dengan
sebab cacat keadilan perawi, dimana perawi pada suatu hadis tidak memiliki
sifat adil (terkenal sebagai pendusta).
3. HADIS MUDALLAS
Mudallas adalah hadis yang disembunyikan cacatnya. Maksudnya, hadis
yang diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak
ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya.
Maka hadis mudallas ini ialah hadis yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.
Sedang pelakunya disebut mudallis.
Ada tiga macam jenis hadis mudallas, yaitu mudallas isnad, mudallas
syuyukh dan mudallas taswiyah.
a. Mudallas isnad.
Misalnya seorang muhaddis menyembunyikan nama gurunya yang
merupakan satu di antara perawi dalam rangkaian sanad, lalu langsung
menyebutkan perawi yang lebih atas dari gurunya. Namun adanya lompatan
jalur periwatan ini disembunyikan sedemikian rupa, bahkan dengan tetap
memakai ungkapan yang memberikan pengertian kepada si pendengar
bahwa hal itu dinukilnya secara langsung. Misalnya, suatu hadis
diriwayatkan oleh A dari B dari C dan dari D. A tahu bahwa gurunya, B
adalah perawi yang lemah. Bila dicantumkan dalam hadis yang
diriwayatkannya, pastilah hadis itu tidak akan diterima orang lain. Maka A
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 129

menyembunyikan keberadaan B dan langsung mengatakan bahwa dia
mendengar dari C. Padahal A tidak pernah bertemu atau meriwayatkan
langsung dari C. Meski A tahu bahwa C itu adil dan dhabith, namun karena
A tidak pernah mendengar langsung dari C kecuali lewat B, maka A
berbohong dan mengaku mendengar langsung dari C dan menghapus B dari
daftarperawinya.
b. Mudallas syuyukh.
Trik lainnya untuk mengelabuhi adalah dengan tidak menghilangkan nama
gurunya, tetapi gurunya itu digambarkan dengan sifat yang tidak dikenal
oleh umumya kalangan ahli hadis. Misalnya, A tetap mengatakan bahwa dia
meriwayatkan hadis dari B dan dari C dan dari D. Karena A tahu bahwa B
itu perawi yang lemah dan kalau disebutkan secara jelas identitas B akan
membuat hadis itu jadi lemah, maka A tidak secara tegas menyebutkan
identitas B dengan nama yang sudah dikenal kalangan ahli hadis. Misalnya
A menyebut nama julukan lain yang sebenarnya mengacu kepada B, tapi
orang lain tidak tahu bahwa yang dimaksud oleh A dengan julukan itu
sebenarnya adalah B.
c. Mudallas taswiyah.
Trik ini adalah menggugurkan seorang perawi dhaif di antara dua orang
perawi yang tsiqah.

4. HADIS MUNKAR
Hadis Munkar yaitu hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang
lemah (dhaif) yang bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh perawi
yang tepercaya/jujur. Lawan dari hadis munkar dalah hadis maruf, yaitu hadis
yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya (tsiqah).
Perbedaan antara hadis munkar dengan hadis maruf adalah jika datang dari
perawi yang terpercaya maka disebut hadis maruf, dan apabila datang dari
perawi yang tidak terpercaya disebut hadis munkar. Demikian ini adalah
pengertian yang paling populer sebagaimana dikuatkan oleh Ibnu Hajar.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 130

5. HADIS MUALLAQ
Yaitu hadis yang diriwayatkan tanpa memakai sanad. Misalnya, Rasulullah
SAW bersabda atau Diriwayatkan dari Ibn Umar dari Rasulullah SAW
atau Bukhari meriwayatkan hadis Rasulullah SAW. Hadis muallaq ini
kadang tidak disebut sanadnya oleh seorang ahli hadis karena hendak
meringkasnya, padahal sanadnya ada.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 131



Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini adalah hadis yang dapat diterima sebagai hujah dan dapat
diamalkan
a. Hadis muhkam
b. Hadis matruk
c. Hadis muallaq
d. Hadis mudallas
e. Hadis mursal
2. Hadis matruk adalah hadis yang dhoif disebabkan
a. Perawinya cacat keadilannya dan tertuduh dusta
b. Sanadnya terputus
c. Perawi kurang dhabith
d. Perawi masih anak-anak
e. Terdapat kejanggalan dalam matan hadis
3. Yang tidak termasuk macam-macam hadis mudallas adalah
a. Mudallas syuyukh
b. Mudallas isnad
c. Mudallas guru
d. Mudallas tahrij hadis
e. Mudallas taswiyah
4.
Suatu hadis yang tidak disebutkan sanadnya sebagaimana di atas adalah..
a. Hadis muallal
b. Hadis mudallas isnad
c. Hadis munkar
d. Hadis muallaq
e. Hadis mursal
5. Antara hadis maruf dengan hadis munkar terdapat perbedaan yang kontradiktif,
jika pada hadis maruf perawinya tsiqah tetapi pada hadis munkar perawinya
tidak dapat dipercaya. Pengertian ini adalah menurut..
a. Ibnu Qutaibah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 132

b. Ibnu Hajar al-Asyqalani
c. Ibnu Abdil Barr
d. Ibnu Masud
e. Ibnu Umar
6. Hadis maqbul adalah
a. Hadis yang memiliki kualitas dari sisi sanad dan matan hadis
b. Hadis yang popular di kalangan sahabat
c. Hadis yang telah sempurna padanya syarat-syarat penerimaan.
d. Hadis yang bisa digunakan sebagai fadhailul amal
e. hadis yang sanadnya bersambung
7. Di bawah ini yang bukan hadis maqbul adalah.
a. hadis shahih li dzalitihi
b. hadis shahih li ghairihi
c. hadis shahih maa ghairihi
d. hadis hasan li dzatihi.
e. hadis hasan li ghairihi
8. Terdapat persamaan dan perbedaan antara hadis shahih dengan hadis
hasan. Perbedaannya adalah..
a. Hadis shahih sanadnya bersambung, hadis hasan sanadnya terputus
b. Hadis shahih dan hadis hasan tidak ada perbedaan yang signifikan
c. Hadis shahih perawinya dhabit,hadis hasan perawinya kurang dhabit
d. Hadis shahih perawinya adil, hadis hasan perawinya kurang adil
e. hadis shahih tidak terdapat illat, hadis hasan ada illat
9. Lawan dari hadis maqbul adalah..
a. hadis mursal
b. hadis muhkam
c. hadis mardud
d. hadis maruf
e. hadis musnad
10. Hadis yang petunjuk maknanya jelas dan tegas tidak ada kemungkinan
makna lain disebut.
a. hadis mursal
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 133

b. hadis muhkam
c. hadis mardud
d. hadis maruf
e. hadis muallaq



















Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 134

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan
ditolaknya sebagai hujjah
INDIKATOR
6.2 Menentukan cara/alasan suatu hadis lebih arjah dari hadis yang lain


PENGANTAR
Salah satu masalah yang wajib diyakini oleh setiap muslim adalah
bahwasanya Dienullah (agama Allah/Islam) adalah terjaga dari saling
bertentangan dan bertolak-belakang, dan syariatnya bersih dari saling berbenturan
satu sama lain. Karena syariat Islam diturunkan dari sisi Allah Yang Maha tahu
dan Maha bijaksana, yang firman-firman-Nya dan hukum-hukum-Nya tidak saling
bertentangan dan bertolak belakang.
Maka tidak mungkin ada dua dalil yang sama-sama shahih dan sama-sama
sharih (tegas dan jelas) saling bertentangan secara hakiki, yang mana tidak
mungkin lagi untuk dikompromikan atau dirajihkan (dikuatkan) salah satunya,
dalam kondisi apa pun. Pernyataan bahwa ada kontradiksi di antara perkataan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang satu dengan perkataan beliau yang lain,
bisa jadi muncul karena ketidaktahuannya dalam ilmu hadis, di mana ia tidak
mampu membedakan antara hadis yang shahih dengan yang lainnya. Lalu dia
membawakan kontrasiksi hadis yang tidak ada asal-muasalnya, atau
mempertentangkan hadis shahih dengan hadis palsu. Mungkin pula adanya
pernyataan bahwa ada kontradiksi di antara perkataan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam yang satu dengan perkataan beliau yang lain disebabkan karena ketidak
pahaman, lemahnya fiqih dalam memahami hakikat yang diinginkan oleh nash
(dalil).
Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah beliau adalah orang yang terkenal
ahli dalam menggabungkan hadis-hadis yang secara sekilas bertentangan, beliau
berkata:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 135


" . "
Aku tidak mengetahui ada dua hadis yang bertentangan (kontradiksi), dan
barang siapa yang memiliki hadis yang bertentangan, hendaklah mendatangiku
membawa hadis itu supaya aku mengkompromikan keduanya.
Kenyataanya, bahwa adanya kontradiksi pada lahiriyah (makna yang
nampak secara sekilas) sebagian nash-nash (al-Quran atau hadis) bukanlah
perkara yang aneh, selama hal itu dalam koridor hal-hal yang mesti terjadi, seperti
lafadz umum dan khusus, mutlaq dan muqayad, mujmal dan mufasal, nasih dan
mansukh (karena hal-hal tersebut secara lahiriyah bertentangan antara satu nash
dengan yang lainnya).
Sebab-Sebab Perbedaan Hadis
Para ulama rahimahumullah telah menyebutkan beberapa sisi yang
menjadi sebab timbulnya perbedaan hadis, di antaranya:
1. Banyaknya perbuatan Nabi yang diriwayatkan oleh para Sahabat
radhiyallahu'anhum. Kadang kala Nabi melakukan sesuatu atau mengatakan sesuatu
pada dua kondisi yang berbeda, maka salah seorang dari Sahabat radhiyallahu 'anhu
meriwayatkan apa yang dilihatnya atau didengarnya dari Nabi pada satu kondisi, dan
Sahabat yang lain meriwayatkan dari Nabi sesuatu yang berbeda dengan Sahabat
yang pertama pada kondisi yang lain.
2. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan satu perbuatan, akan tetapi dalam
lebih dari satu bentuk (baik cara maupun jumlahnya), hal itu untuk
menunjukkan kebolehan. Seperti hadis-hadis tentang shalat witir beliau,
bahwasanya beliau kadang melakukan 7 rakaat, 9 rakaat atau 11 rakaat.
3. Perbedaan para Sahabat radhiyallahu'anhum dalam mengabarkan apa yang
dilihatnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. seperti perbedaan mereka
dalam masalah haji Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apakah haji Nabi adalah
Qiron atau Mufrid atau Tamattu. Dan seluruh jenis haji ini boleh saja difahami
oleh para Sahabat radhiyallahu'anhum dari perbuatan Nabi, karena niat haji
Qiron, Tamattu atau Ifrad merupakan sesuatu yang tidak bisa diketahui oleh
manusia.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 136

4. Seorang Sahabat mendengar hukum baru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
yang me-mansukh-kan (menghapuskan) hukum yang pertama. Namun hal itu
tidak didengar oleh Sahabat yang lain, lalu dia (sahabat yang tidak mendengar)
tetap meriwayatkan hukum yang lama (sebelum dihapus), sesuai apa yang apa
yang dengar.
Dan masih banyak lagi sebab-sebab yang lain. Sekalipun demikian para
Muhadis (Ahli Hadis) telah berinteraksi dengan hadis-hadis yang semacam ini.
Mereka telah meletakkan kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang menjamin tidak
adanya pertentangan dan kontradiksi di antara hadis-hadis Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Kaidah-kaidah tersebut yang dikenal dengan Ilmu Mukhtalaf
al-Hadis, yaitu ilmu yang megkaji tentang hadis-hadis yang secara eksplisit
tampak bertentangan dan bagaimana mendudukkan hadis-hadis tersebut sebagai
sumber hokum. Ilmu ini sangat tinggi kedudukannya dan besar manfaatnya dan
dibutuhkan oleh setiap ulama dan ahli fiqih. Tidak bisa menggelutinya kecuali
orang-orang yang luas ilmunya, cermat pemahamannya, dan cemerlang otaknya.
Dan kaidah-kaidah tersebut adalah inti dari manhaj (metode) ahli hadis
dalam mengkritisi, dan ia memiliki hubungan erat dan langsung dengan syarat-
syarat diterimanya hadis. Oleh sebab itu muncullah dari kaidah-kaidah ini,
cabang-cabang dalam ilmu hadis seperti syadz (hadis yang diriwayatkan oleh
orang yang tsiqah tetapi menyelisihi orang yang lebih tsiqah darinya) dan
mahfudz (lawan dari syadz), munkar (hadis yang diriwayatkan oleh orang yang
dhaif menyelisihi orang yang shahih) dan maruf (kebalikan dari munkar), nasikh
(hadis yang menghapus) dan mansukh (yang dihapus), mudhtharib (goncang)
dan muallal (hadis yang ada illatnya/cacatnya).
Maka hadis yang maqbul (diterima) apabila bertentangan dengan hadis
dhaif (lemah) maka dibuang hadis dhaif tersebut dan dihukumi sebagai hadis
munkar, dan yang menyelisihinya (yang shahih) adalah hadis maruf . Adapun
jika yang menyelisihinya adalah hadis dari riwayat orang tsiqah kali ini tidak
dinamakan hadis shahih- maka kita lihat kedudukan kedua hadis itu dan
pentadilannya: Apabila memungkinkan untuk digabungkan antara kedua hadis
yang bertentangan, dan menjelaskan sisi penafsiran tiap-tiap hadis yang rumit,
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 137

yang bisa menghilangkan kerumitannya dan meghilangkan pertentangannya,
maka saat itu wajib menempuh langkah yaitu mengkompromikan keduanya
dengan cara mengamalkan kedua hadis tersebut.
Yang termasuk contoh dalam hal ini yang ada di dalam hadis-hadis hukum
adalah hadis:
)) ((
Apabila jumlah air melebihi dua qullah, tidak membawa kotoran (tidak
membuat najis)
Dengan hadis:
))

(( .
Allah menciptakan air itu suci dan mensucikan, tidak dinajiskan oleh sesuatu,
kecuali denga apa yang merubah rasanya, warnanya dan baunya.
Hadis yang pertama secara lahiriyah menunjukkan sucinya air dua qullah
baik berubah ataupun tidak. Hadis kedua secara lahiriyah menunjukkan sucinya
air yang tidak berubah (rasa, warna maupun bau) baik dua qullah maupun kurang
dari dua qullah. Maka keumuman masing-masing dari kedua hadis dikhususkan
oleh hadis yang lainnya, atau dengan kata lain masing-masing hadis saling
mengkhususkan satu sama lain. Kesemuanya adalah hadis shahih, dan para ulama
telah menempuh berbagai metode untuk menggabungkan hadis-hadis di atas dan
menghilangkan pertentangan di antara hadis-hadis tersebut.
Adapun kalau tidak memungkinkan untuk digabungkan di antara hadis-
hadis yang bertentangan tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut:
Pertama, terbukti setelah penelitian sejarah bahwa salah satu dari dua hadis
datang lebih akhir dan menggantikan posisinya, maka tidak ada
pertentangan juga, karena Syari (pembuat Syariat) yaitu Allah
Subhanahu wa Ta'ala menghapus hukum yang datang lebih awal
dengan hukum yang datang belakangan. Maka saat itulah Nasikh
(hukum yang menghapus) diamalkan dan Mansukh (hukum yang
dihapus) tidak diamalkan.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 138

Kedua, jika tidak ada petunjuk yang menunjukkan bahwa ada naskh mansukh,
maka saat itu kita menempuh jalan tarjih (menguatkan salah satu
hadis). Kemudian kita mengamalkan hadis yang rajih (kuat) dan itu
dinamakan hadis shahih atau disebut juga mahfudz, dan jadilah hadis
yang marjuh (lemah) sebagai hadis syadz atau muallal dan tidak
diamalkan.
Dan para ulama telah memperhatikan masalah tata cara dan urutan
dalam mentarjih, mereka membuat kaidah-kaidah dalam mentarjih, baik
secara global maupun terperinci. Dan keseluruhan kaidah itu kembali
kepada tujuh garis besar, sebagaimana disebukan oleh Imam Suyuthi
dalam kitab Tadribu ar-Rawi, seperti tarjih dengan melihat kondisi
perawi hadis, cara menerima/mendapatkan hadis, cara periwayatan,
lafadz hadis, mentarjih dengan faktor eksternal (yang tidak terkait
dengan hadis secara langsung) dan lain-lain.
Ketiga, menurut Muhammmad Alawi al Maliki dalam bukunya Ilmu Ushul
Hadis, jika makna kedua hadis yang secara eksplisit saling
bertentangan, dengan cara apapun tidak mungkin mentarjih /
menguatkan salah satu di antara keduanya, maka kedua hadis itu harus
dimauqufkan.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 139



Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Seorang imam hadis yang terkenal ahli dalam menggabungkan hadis-hadis yang
secara sekilas bertentangan adalah..
a. Ibnu qutaibah
b. Anas bin Malik
c. Ibnu Abas
d. Ibnu Khuzaimah
e. Ibnu Abdil Barr
2.
artinya.
a. Tidaklah ada dua hadis yang saling berlawanan, kecuali bisa dikompromikan
b. Aku tidak mengetahui adanya dua hadis yang saling bertentangan
c. Datanglah kepadaku jika ada dua hadis yang bertentangan
d. Pertentangan dua hadis merupakan masalah yang segera diselesaikan
e. Aku tidak mengetahui ada dua hadis yang bertentangan (kontradiksi), dan
barang siapa yang memiliki hadis yang bertentangan, hendaklah
mendatangiku membawa hadis itu supaya aku mengkompromikan keduanya.
3. Contoh dua hadis yang dhahirnya bertentangan adalah seperti berikut ini:


dengan


Langkah yang ditempuh adalah
a. Dikompromikan dan diamalkan keduanya
b. Hadis pertama yang dipakai karena datang kemudian
c. Hadis kedua yang diamalkan karena sifatnya lebih khusus
d. Dimauqufkan karena kedua hadis sifatnya sangat umum
e. Harus dilihat mana hadis yang sifatnya lebih tafsili, itulah yang diamalkan
4. Tarjih adalah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 140

a. Usaha untuk mengkompromikan hadis yang bertentangan
b. Menguatkan salah satu hadis dari hadis lain yang tampak berlawanan
c. melemahkan salah satu hadis dari hadis lain yang tampak berlawanan
d. mengamalkan setelah dikompromikan
e. perlawanan antara dua hadis
5. Ilmu yang megkaji tentang hadis-hadis yang secara eksplisit tampak
bertentangan dan bagaimana mendudukkan hadis-hadis tersebut sebagai sumber
hukum disebut
a. Ilmu gharibil hadis
b. Ilmu rijalil hadis
c. Ilmu nasikh mansukh
d. Ilmu mukhtalaful hadis
e. Ilmu hadis dirayah
6. Di bawah ini yang bukan sebab-sebab terjadinya perbedaan hadis adalah
a. Adanya perawi yang tidak adil
b. Sahabat mendengar hukum baru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
me-mansukh-kan (menghapuskan) hukum yang pertama, namun tidak
didengar oleh sahabat yang lain
c. Perbedaan para Sahabat radhiyallahu'anhum dalam mengabarkan apa yang
dilihatnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
d. Nabi melakukan sesuatu atau mengatakan sesuatu pada dua kondisi yang
berbeda yang didengar atau dilihat oleh sahabat yang berbeda pula
e. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan satu perbuatan, akan tetapi
dalam lebih dari satu bentuk (baik cara maupun jumlahnya)
7. Jika makna kedua hadis yang secara eksplisit saling bertentangan, dengan cara
apapun tidak mungkin mentarjih / menguatkan salah satu di antara keduanya,
maka solusinya adalah
a. Dimauqufkan
b. Dilakukan pentarjihan ulang
c. Diamalkan bersama-sama
d. Mengamalkan hadis yang datang lebih awal
e. Mengamalkan hadis yang datang kemudian
8. Kompromi hadis dilakukan jika.
a. Kedua hadis bisa diamalkan bersama-sama
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 141

b. Adanya nasikh mansukh
c. Perawi hadis dhabith dan adil
d. Sanad hadis bersambung
e. Hadis pertama muhkam sedang hadis yang kedua ghairu muhkam
9. Kitab Tadribu ar-Rawi adalah karya..
a. Imam Nawawi
b. Imam Suyuthi
c. Ibnu Hajar al- Asyqalani
d. Imam Ahmad Ibn Hanbal
e. Imam as-Syafii
10. Lawan dari lafal rajih adalah..
a. Syadz
b. Dhaif
c. Marjuh
d. Layyin
e. Qawwiy




















Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 142

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan ditolaknya
sebagai hujjah
INDIKATOR
6.3. Menjelaskan sebab kemursalan suatu hadis

Pengertian Hadis Mursal
Hadis mursal yaitu hadis yang gugur sanadnya setelah tabiin. Yang dimaksud
gugur di sini ialah nama sanad terakhir tidak disebutkan padahal sahabat adalah
orang yang pertama menerima hadis dari rasul. Al-Hakim merumuskan hadis
mursal dengan:

Hadis yang disandarkan langsung oleh tabiin kepada rasul saw baik perkataan,
perbuatan maupun taqrirnya. Tabiin tersebut baik termasuk tabiin kecil
maupun besar.
Ada 3 macam hadis mursal:
1. Mursal al-Jali, yaitu tidak disebutkannya (gugur) nama sahabat tersebut dilakukan
oleh tabiin besar
2. Mursal al-khafi, yaitu pengguguran nama sahabat dilakukan oleh tabiin yang
masih kecil. Hal ini terjadi karena hadis yang diriwayatkan oleh tabiin tersebut
meskipun ia hidup sezaman dengan sahaby, tetapi ia tidak pernah mendengar
sebuah hadis pun daripadanya.
3. Termasuk juga ke dalam hadis mursal ini, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh
sahabat yang ia sendiri tidak langsung mendengar dari rasul (karena mungkin ia
masih kecil atau tidak pada majlis rasul pada saat hadis itu diwurudkan atau
terbelakang masuk islamnya), tetapi dikatakannya bahwa ia menerima hadis itu
dari rasul. Oleh para ahli hadis, hadis yang diriwayatkan dengan cara ini disebut
dengan mursal al-shahabi.
Contoh hadis mursal shahaby adalah hadis yang diriwayatkan oleh Malik bin
Ibnu Syihab dari Ubaidillah bin abdillah bin Atabah dari Abdullah bin
Abbas. Kata Ibnu Abbas:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 143



Bahwa rasulullah saw keluar menuju ke Mekah pada tahun kemenangan
pada bulan ramadhan karena hanya beliau berpuasa sampai ke Kadid, lalu
setelah beliau berbuka, kemudian orang-orangpun berbuka.
Menurut Al-Qabisy, hadis tersebut termasuk hadis mursal shahaby, lantaran
Ibnu Abbas tidak ikut bepergian bersama rasulullah saw. Beliau di rumah
(Mekah) bersama dengan orang tuanya, jadi tidak menyaksikan kisah
perjalanan tersebut. Hal itu diketahui berdasarkan berita dari sahabat lain.
Hadis mursal shahaby dianggap sebagai hadis shahih karena pada ghalibnya ia
tidak meriwayatkan selain dari para sahabat. Sedangkan hadis mursal al-khafi
dihukumi sebagai hadis dhaif.
Dari pengertian dan pembagian hadis mursal di atas, dapat diketahui sebab-
sebab kemursalan hadis, antara lain:
1. Tidak pernah bertemunya antara tabiin yang meriwayatkan hadis dengan sahabat
sebagai sanad pertama yang langsung menerima (mendengar/melihat) dari rasul
saw karena mereka tidak hidup sezaman.
2. Seorang tabii tidak pernah mendengar hadis dari sahabat meskipun mereka
hidup sezaman, hal ini dimungkinkan karena seorang tabii tersebut usianya
masih muda (masih kecil).
3. Seorang sahabat yang ia sendiri tidak langsung mendengar dari rasul (karena
mungkin ia masih kecil atau tidak pada majlis rasul pada saat hadis itu
diwurudkan), tetapi dikatakannya bahwa ia menerima hadis itu dari rasul (mursal
shahaby).
4. Karena sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut lebih belakang masuk
islamnya.

Berhujjah dengan hadis mursal
Sikap para ulama dalam menggunakan hujjah hadis mursal bermacam-
macam, yaitu:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 144

1. Imam Malik dan Ahmad dan Abu Hanifah, menerima hadis mursal sebagai
hujjah.Mereka beralasan, seorang rawi yang adil tentu enggan membuat penipuan
dengan menyembunyikan atau menggugurkan rawi yang tidak adil.
2. Jumhur Ulama dan Imam Syafii memandang bahwa hadis mursal adalah dhaif,
karenanya tidak dapat dijadikan hujjah. Imam Syafii mengecualikan beberapa hal,
yaitu:
a. Hadis mursal dari Ibnu al-Musayyab. Sebab pada umumnya ia tidak
meriwayatkan hadis selain dari Abu Hurairah (mertuanya)
b. Hadis mursal yang dikuatkan oleh hadis musnad, baik dhaif maupun shahih
c. Hadis mursal yang dikuatkan oleh qiyas
d. Hadis mursal yang dikuatkan oleh hadis-hadis mursal yang lain
3. Menurut asy-Syaukani, bahwa yang benar itu hadis mursal tidak dapat dibuat
hujjah secara mutlak karena adanya keraguan dan tidak diketahui dengan jelas
keadaan rawinya. Ini adalah pendapat yang rajih menurut muhaddisin.
Dari tiga pendapat di atas timbullah beberapa pendapat yang kalau dijabarkan
bisa menjadi 10 pendapat, yaitu:
1. Hadis mursal dapat dijadikan hujjah secara mutlak.
2. Tidak dapat digunakan secara mutlak.
3. Dapat, asal yang mengirsalkan ulama abad ketiga.
4. Dapat, bila yang mengirsalkan itu orang adil.
5. Dapat, bila yang mengirsalkan itu Said ibnu al-Musayyab.
6. Dapat, asal ada penguatnya
7. Dapat, bila dalam bab itu tidak ada hadis lain.
8. Ia lebih kuat daripada musnad.
9. Dapat untuk amalan-amalan sunnat.
10. Dapat, asal yang mengirsalkan itu sahabat.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 145



Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
1. Hadis mursal yaitu hadis yang gugur sanadnya setelah tabiin. Yang dimaksud
sanad setelah tabiin adalah.
a. Rasulullah saw
b. Sahabat
c. Tabiit tabiin
d. Ulama mutaqaddimin
e. Ulama salaf
2. Disebut hadis mursal al-Jali karena yang menggugurkan sanad terakhir itu
adalah..
a. Sahabat nabi
b. Tabiin besar
c. Tabiin kecil
d. Tabiit tabiin
e. Sahabat yang masih muda usianya
3. Hadis yang diriwayatkan oleh sahabat yang ia sendiri tidak langsung mendengar
dari rasul tetapi dikatakannya bahwa ia menerima hadis itu dari rasul, disebut.
a. Hadis mursal al-jali
b. Hadis mursal al-khafi
c. Hadis mursal shahaby
d. Hadis muallaq
e. Hadis tadlis syuyukh
4. Di bawah ini adalah sebab-sebab kemursalan suatu hadis
a. Karena sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut lebih belakang masuk
islamnya
b. Seorang sahabat yang ia sendiri tidak langsung mendengar dari rasul karena
mungkin ia masih kecil, tetapi dikatakannya bahwa ia menerima hadis itu
dari rasul
c. Seorang sahabat yang ia sendiri tidak langsung mendengar dari rasul karena
tidak pada majlis rasul pada saat hadis itu diwurudkan, tetapi dikatakannya
bahwa ia menerima hadis itu dari rasul
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 146

d. Tidak pernah bertemunya antara tabiin yang meriwayatkan hadis dengan
sahabat sebagai sanad pertama yang langsung menerima
(mendengar/melihat) dari rasul saw karena mereka tidak hidup sezaman
e. Semua jawaban benar
5. Para ulama yang menjadikan hadis mursal sebagai hujjah secara mutlak adalah
a. Imam Tirmidzi dan Abu Hanifah
b. Imam Malik dan Imam Syafii
c. Imam Ahmad dan Imam Nawawi
d. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik
e. Imam Ahmad, Abu Hanifah, dan Imam Malik
6. Imam Syafii menilai hadis mursal sebagai hadis dhaif sehingga tidak boleh
dijadikan sebagai hujjah, dengan beberapa pengecualian, yaitu.
a. Hadis mursal dari Ibnu Abdil Barr
b. Hadis mursal yang dikuatkan ijma
c. Hadis mursal dari Abu Said al-Khudzry
d. Hadis mursal dari Abu Hurairah
e. Hadis mursal dari Ibnu al-Musayyab
7. Pendapat yang rajih menurut muhaddisin tentang kehujjahan hadis mursal
adalah.
a. Hadis mursal dapat dijadikan hujjah secara mutlak.
b. Tidak dapat digunakan sebagai hujjah secara mutlak.
c. Dapat, asal yang mengirsalkan ulama abad ketiga.
d. Dapat, bila yang mengirsalkan itu orang adil.
e. Tidak dapat dibuat hujjah secara mutlak karena adanya keraguan dan tidak
diketahui dengan jelas keadaan rawinya
8. 1) Hadis mursal dari Ibnu al-Musayyab.
2) Hadis mursal yang dikuatkan oleh pendapat ulama
3) Hadis mursal yang dikuatkan oleh qiyas
4) Hadis mursal yang dikuatkan musnad
5) Hadis yang diriwayatkan oleh tabiin besar
6) Hadis yang diriwayathan oleh murid-murid Abu Hurairah
Jumhur Ulama dan Muhaddisin menjadikan hadis mursal sebagai hujjah dengan
beberapa pengecualian. Yang termasuk dalam pengecualian itu adalah
a. 1) 2) 3)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 147

b. 1) 3) 5)
c. 1) 3) 4)
d. 3) 4) 5)
e. 1) 4) 6)
9. Seorang tabii tidak pernah bertemu dengan sahabat meskipun hidup sezaman
menjadi alasan suatu hadis diriwayatkan oleh tabii secara.
a. Muallaq
b. Mursal
c. Mudallas
d. Majhul
e. Musnad
10. Hadis mursal dari Ibnu al-Musayyab bisa dijadikan hujjah dengan alasan.
a. Ibnu al-Musayyab adalah hidup sezaman dengan sahabat
b. Ibnu al-Musayyab seoarang yang tsiqah
c. Ibnu al-Musayyab meriwayatkan hadis yang berasal dari Abu Hurairah
d. Ibnu al-Musayyab selalu berada di majlis rasul ketika hadis disampaikan
e. Ibnu al-Musayyab termasuk tabii besar yang adil







Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 148

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan
ditolaknya hadis
INDIKATOR
6.4. Menentukan pendapat ulama dalam mengamalkan hadis mursal

A. Pengertian hadis mursal
Kata mursal menurut etimologi diambil dari kata irsal yang berarti
melepaskan. Kata ini digunakan sebagai istilah untuk menyebut suatu hadis
karena orang yang meriwayatkannya melepaskan hadis itu langsung kepada
nabi saw tanpa menyebutkan rawinya, yakni tidak menyebutkan seseorang
yang pertama mengeluarkan hadis tersebut.
Hadis mursal adalah hadis yang terputus sanadnya pada tingkatan
shahaby (sahabat), sehingga dari tingkat tabi`iy langsung ditarik kepada nabi
Muhammad saw tanpa menyebutkan generasi sahabat. Atau dengan
pengertian lain hadis yang dimarfukan oleh tabii kepada nabi saw. Artinya
seorang tabii secara langsung mengatakan, bahwasanya rasulullah saw
bersabda:
Contoh:

)(.

Dari Malik, dari Abdillah bin Abi Bakr bin Hazm, bahwa dalam surat yang
ditulis Rasulullah saw kepada Amr bin Hazm (tersebut): Bahwa tidak
menyentuh al-Quran melainkan orang yang bersih.
Catatan: Abdullah bin Abi Bakr ini seorang tabii, sedang seorang tabii tidak
semasa dan tidak bertemu dengan Rasulullah saw.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 149

B. Pendapat ulama dalam mengamalkan hadis mursal
Secara umum terdapat perbedaan ulama dalam mengamalkan hadis
mursal. Muhammad Ajjaj al-Khathib menyebutkan bahwa perbedaan
tersebut sampai sepuluh pendapat, tetapi yang tergolong masyhur hanya tiga
pendapat.
1. Membolehkan berhujjah dengan hadis mursal secara mutlak. Ulama
yang termasuk dalam kelompok pertama adalah Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Ahmad, dan pendapat sebagian ahli ilmu.
2. Tidak membolehkan secara mutlak, yang menurut Imam Nawawi
pendapat ini didukung oleh Jumhur ulama ahli fiqih dan ahli ushul.
3. Membolehkan menggunakan hadis mursal apabila ada riwayat lain
yang musnad, diamalkan oleh sebagian ulama, atau sebagian besar
ahli ilmu.
Abdul Majid Khon dalam bukunya Ulumul Hadis membedakan kehujahan
hadis mursal kepada mursal shahabi, mursal tabii dan mursal khafi.
Di kalangan ulama terdapat perbedaan ulama tentang kehujahan hadis
mursal tabii, yaitu:
1.Hukumnya shahih dan dapat dijadikan hujjah, jika yang
memursalkannya dapat dipercaya keadilan dan kedhabithannya. Dengan
alasan orang tsiqah tidak mungkin memursalkan hadis kecuali dari
orang tsiqah pula. Ini Pendapat imam Hanifah, malik, Ahmad.
2. Dhaif tidak dapat dijadikan hujah, dengan alasan sifat-sifat perawi yang
digugurkan tidak diketahui secara jelas. Diantara mereka yang
berpendapat kedua adalah Muslim bin al-Hajjaj, Abu hatim, Al-Hakim,
Ibnu As-sholah, An-Nawawi, dan Ibnu Hajar.
3. Dapat diterima dan dijadikan hujjah, dengan beberapa syarat menurut
Imam as-SyafiI dan sebagian ahli ilmu. Syaratnya ada 4, yang 3
berkaitan dengan periwayat yang memursalkan hadis dan yang satu
berkaitan dengan hadisnya, yaitu sebagai berikut:
a). Perawi yang memursalkan hadis seorang tabiin senior (kibar at-
tabiin)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 150

b). Perawi seorang tsiqah
c). Tidak menyalahi para huffazh yang amanah
d). syarat di atas ditambah salah satu dari 4 syarat berikut:
(1). Hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain
(2). Ada periwayatan lain secara mursal juga oleh ahli ilmu yang
bukan pemursal pertama
(3). Sesuai dengan perkataan sahabat
(4). Atau sesuai dengan fatwa mayoritas ahli ilmu.
Mengenai kehujahan hadis mursal shahabi, para ulama juga terjadi
perbedaan pendapat, yaitu:
1. Pendapat jumhur muhadditsin: Mursal shahabi shahih, dan dapat
dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan
periwayatan sahabat sangat langka dari tabiin. Jika mereka
meriwayatkan dari mereka tentu menjelaskannya. Jika tidak
menjelaskannya, pada dasarnya mereka mendengar dari sahabat lain,
membuang nama sahabat tidak membahayakan.
2. Pendapat golongan ushuliyin, di antaranya Abu Ishaq al-Isfarayini;
Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis
tersebut diriwayatkan dari sahabat.
Adapun kehujahan mursal khafi, tergolong mardud dan dhaif karena
tidak ada persambungan sanad atau di antara periwayat tidak bertemu
langsung dengan si pembawa berita (ghair ittishal as-sanad)



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 151



Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Secara etimologi kata mursal berasal dari kata irsal, yang artinya.
a. Menguatkan
b. Membuang
c. Melepaskan
d. Meninggalkan
e. Mengutus
2. Seorang tabii mengatakan,rasulullah saw bersabda:, adalah contoh.
a. Hadis mudallas
b. Hadis mursal
c. Hadis dhaif
d. Hadis muallaq
e. Hadis muhkam
3. Hadis yang terputus sanadnya pada tingkatan shahaby (sahabat), sehingga dari
tingkat tabi`iy langsung ditarik kepada nabi Muhammad saw tanpa menyebutkan
generasi sahabat disebut
a. Hadis mudallas
b. Hadis mursal
c. Hadis dhaif
d. Hadis muallaq
e. Hadis muhkam
4. Membolehkan berhujjah dengan hadis mursal secara mutlak. Ini adalah pendapat .
a. Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Ahmad
b. Imam Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad
c. Imam Hanifah, Imam SyafiI, Imam Hambali
d. Imam Hanifah, Imam, Hambali, Imam Malik
e. Imam SyafiI dan ulama ahli Ushul Hadis
5. Jumhur ulama ahli fiqih dan ahli ushul berpendapat bahwa berhujjah dengan hadis
mursal adalah.
a. Membolehkan berhujjah secara mutlak
b. Tidak membolehkan secara mutlak
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 152

c. Boleh jika hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain
d. Boleh karena perawinya seorang tsiqah
e. Boleh saja karena para sahabat adalah orang yang adil
6. Menurut Muslim bin al-Hajjaj, Abu Hatim, Al-Hakim, Ibnu As-sholah, An-Nawawi,
dan Ibnu Hajar, bahwa kehujahan hadis mursal tabii, adalah
a. Dhaif tidak dapat dijadikan hujah, dengan alasan sifat-sifat perawi yang
digugurkan tidak diketahui secara jelas
b. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut
diriwayatkan dari sahabat.
c. Tergolong mardud dan dhaif karena tidak ada persambungan sanad atau di
antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita
d. Hukumnya shahih dan dapat dijadikan hujjah, jika yang memursalkannya dapat
dipercaya keadilan dan kedhabithannya
e. Boleh jika hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain
7. Mengenai kehujahan hadis mursal shahabi, para ulama juga terjadi perbedaan
pendapat. Menurut Jumhur Muhaddisin adalah..
a. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut
diriwayatkan dari sahabat.
b. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan
periwayatan sahabat sangat langka dari tabiin
c. Tergolong mardud dan dhaif karena tidak ada persambungan sanad atau di
antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita
d. Tidak membolehkan secara mutlak
e. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabiin
senior (kibar at-tabiin)
8. Menurut Imam as-Syafii dan sebagian ahli ilmu, hadis mursal tabii bisa diterima
sebagai hujjah, dengan syarat sebagaimana berikut, kecuali.
a. Perawi yang memursalkan hadis seorang tabiin senior (kibar at-tabiin)
Perawi seorang tsiqah
b. Tidak menyalahi para huffazh yang amanah
c. Hadisnya diriwayatkan melalui sanad yang lain
d. Ada periwayatan lain secara mursal juga oleh ahli ilmu yang bukan pemursal
pertama
e. TabiI yang meriwayatkan hadis adalah adil
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 153

9. Abu Ishaq al-Isfarayini berpendapat bahwa berhujjah dengan hadis mursal shahaby
adalah..
a. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut
diriwayatkan dari sahabat.
b. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan
periwayatan sahabat sangat langka dari tabiin
c. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabiin
senior (kibar at-tabiin)
d. Tergolong mardud dan dhaif karena tidak ada persambungan sanad atau di
antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita
e. Tidak membolehkan secara mutlak
10. Adapun kehujahan hadis mursal khafi adalah.
a. Boleh asal hadisnya diriwayatkan dengan sanad lain
b. Tidak dapat dijadikan hujah, kecuali dapat dikatakan bahwa hadis tersebut
diriwayatkan dari sahabat.
c. Shahih dan dapat dijadikan hujah, karena para shahabat semua bersifat adil dan
periwayatan sahabat sangat langka dari tabiin
d. Bisa dijadikan hujjah karena yang memursalkan hadis adalah seorang tabiin
senior (kibar at-tabiin)
e. Tergolong mardud dan dhaif karena tidak ada persambungan sanad atau di
antara periwayat tidak bertemu langsung dengan si pembawa berita










Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 154

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6. Memahami bermacam-macam hadis ditinjau dari diterima dan ditolaknya
sebagai hujjah
INDIKATOR
6.5. Menentukan ciri hadis mudallas


Pengertian Hadis Mudallas
Untuk membahas ciri-ciri hadis mudallas tentu tidak akan lepas dari
pembahasan mengenai pengertian dan pembagian hadis mudallas itu sendiri.
Secara bahasa mudallas artinya menutupi aib. Menurut Syaikh Mana al
Qaththan adalah menyembunyikan aib dalam hadis dan menampakan
kebaikan pada dzahirnya.
Pembagian tadlis:
1. Tadlis Isnad, yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari orang yang
satu masa dengannya, yang sebenarnya dia tidak pernah mendengar darinya
namun secara ekplisit disebutkan seolah-olah dia mendengar darinya.
Pengertian meriwayatkan dari orang yang satu masa dengannya adalah lebih
umum dan signifikan dari pada pengertian ia tidak pernah menemuinya atau
ia pernah menemuinya tetapi ia tidak mendengar darinya atau ia mendengar
darinya tetapi bukan hadis itu yang didengar darinya. Meriwayatkan hadis dari
orang yang satu masa dengannya tetapi ia tidak pernah bertemu, maka menurut
Ibnu Hajar hadis yang diriwayatkannya itu disebut mursal al-khafi, demikian juga
menurut Ibnu al-Shalah dan Imam al-nawawi. Seorang rawi meriwayatkan hadis
itu dengan lafadz yang mengandung assima(mendengar secara langsung) atau
yang sejenisnya agar orang mendengar bisa percaya bahwa ia memang
mendengar hadis darinya. Contoh hadis tadlis isnad adalah hadis yang
diriwayatkan oleh al-Hakim yang sanadnya bersandar pada Ali bin Khasram yang
berkata, Ibnu Uyainah telah berkata kepada kami dari az Zuhri, lalu ditanyakan
kepadanya apakah engkau mendengarkan dari Az Zuhri? Ia menjawab,tidak,
bahkan tidak juga dari orang yang mendengarnya dari Az Zuhri. Telah
menuturkan kepadaku abdul razak dari mamar dari Az Zuhri.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 155

Contoh tadlis isnad
Hadis yang diriwatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui jalan
Abu Ishaq as-Subayi dari al-Barra bin Azib berkata. Rasul saw bersabda:



Tidak ada dari dua orang muslim yang bertemu kemudian bersalam-salaman
kecuali diampuni bagi mereka sebelum berpisah

Abu Ishaq as-Subayi nama aslinya Amr bin Abdullah , dia seorang tsiqqah tapi
disifati mudallis. Dia mendengar beberapa hadis dari al-barra bin Azib, tetapi
dalam hal ini ia tidak mendengar daripadanya secara langsung, ia mendengar
dari Abu dawud al-Ama yang matruk hadisnya, kemudian meriwayatkannya dari
al-Barra bin Azib dan menyembunyikan Abu dawud al-Ama dengan ungkapan
ananah (sanadnya menggunakan kata an= dari)
2. Tadlis taswiyah, adalah menghilangkan selain syaikhnya karena dia perawi yang
dhaif dan muda umurnya sehingga (seakan-akan) hadis tersebut diriwayatkan
oleh orang yang tsiqah dari perawi yang tsiqah pula, kemudian hadis tersebut
dihukumi shahih. Adapun orang yang sering melakukan tadlis adalah Baqiyah bin
walid dan Walid bin muslim.
Ilal berkata, Aku mendengar bapakku, seraya menyebutkan hadis yang
diriwayatkan Ishak bin Rahawaih dari Baqiyah, telah menuturkan kepadaku Abu
Wahab Al-Asadi dan Nafi bin Umar dari Ibnu Umar sebuah hadis yang
berbunyi, Janganlah kalian memuji keislaman seseorang sebelum kalian
mengetahui simpul pikirannya. Dalam hadis ini Baqiyah menyebutkan Abu
Wahab dengan nama lainnya yang menggunakan julukan dan gelaran yang
menisbahkan kepada Bani Asad agar ia tidak digugat.
Hadis tadlis taswiyah adalah jenis hadis tadlis yang paling buruk apabila
dilakukan dengan sengaja. Ulama salaf menyebut tadlis taswiyah dengan sebutan
tadlis tajwid, karena dalam periwayatannya terdapat seorang rawi yang berusaha
memperbaiki sanad hadis itu dengan cara menghilangkan rawi yang lemah dan
menetapkan rawi yang baik-baik saja.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 156

3. Tadlis syuyukh, yaitu meriwayatkan hadis yang didengarnya dari gurunya,
namun ia menyebut nama gurunya itu dengan menggunakan sebutan yang tidak
popular, misalnya dengan menggunakan nama kuniyahnya, atau nisbatnya, atau
sifatnya, dengan pertimbangan agar tidak diketahui dengan jelas identitas guru
yang lemah, sehingga tertutup kelemahannya. Atau disengaja demikian supaya
dirinya dianggap mempunyai banyak guru, misalnya pada suatu ketika ia
mengatakan telah bercerita kepadaku Muslim, kemudian pada saat yang lain ia
mengatakan telah bercerita kepadaku Abu al-Husein al-Qusyairi dan pada
ketika yang lain ia mengatakan telah bercerita kepadaku Abu Hajjaj al-
Naisaburi, maka dengan model seperti ini audiens mengira bahwa yang
disebutkan tadi adalah tiga orang, padahal yang disebutkan tadi sebenarnya
adalah sifat-sifat dari satu orang saja. Atau ada kemungkinan gurunya masih
muda, sehingga rawi merasa malu meriwayatkan hadis darinya, supaya hadis
yang diriwayatkannya tidak dinilai nazil, kemudian dia menyebut gurunya
dengan sifatnya yang dikenal, sehingga tidak tampak adanya nazil dalam
sanadnya.
Ahmad Muhammad Syakir menambahkan macam-macam tadlis lain yaitu:
a. Hadis tadlis taswiyah yang dibahas di atas
b. Hadis tadils athf (mengikuti sebelumnya), seperti perkataan, Fulan dan
fulan berbicara kepadaku/haddatsana fulan wa fulan padahal ia tidak
mendengar dari fulan yang kedua
c. Hadis tadlis sukut (diam), yaitu seperti perkataan atau
kemudian diam, dan berkata Hisyam bin Urwah atau al Amasy,
maka seakan-akan ia mendengar dari keduanya padahal ia tidak mendengar
dari keduanya. Tadlis ini disebut juga tadlis qatha (memutus sanad).
Motivasi pembuatan tadlis.
Motivasi yang mendorong tadlis syuyukh ada 4:
1. Lemahnya guru atau tidak tsiqah
2. Meninggalnya lebih akhir dibandingkan dengan guru guru lain yang sekelompok
3. Usia gurunya lebih muda dibandingkan dengan perawi yang meriwayatkan
hadisnya
4. Banyak riwayatnya untuk mengesankan gurunya banyak, sementara ia tidak suka
menyebut-nyebut nama gurunya dengan satu bentuk.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 157

Motivasi yang mendorong tadlis isnad ada 5:
1. Supaya dikira derajat sanadnya tinggi (memberikan pemahaman isnad ali/isnad
yang sedikit perawinya)
2. Terlewatinya bagian hadis yang berasal dari syaikh yang didengarnya, karena
banyaknya.
3. 3), 4) dan 5) adalah 3 motivasi pertama yang terdapat pada tadlis syuyukh.
Derajat hadis mudallas
Dari tiga macam tadlis di atas maka tadlis taswiyah adalah seburuk-
buruk tadlis, kemudian tadlis isnad, dan yang paling ringan adalah tadlis
syuyukh dan kesemuanya dikategorikan hadis dhaif. Imam as-Suyuthi dalam
kitab alfiyah mengatakan:
Hadis tadlis isnad ialah hadis yang diriwayatkan dari orang yang satu masa
dengannya selama dia tidak meriwayatkannya dengan menggunakan kata
anna/bahwasanya, dan semuanya (hadis tadlis isnad) adalah tercela,
sebagian ulama bahkan menilai orang yang melakukannya, walau hanya sekali
saja adalah cacat,sejelek-jelek hadis tadlis adalah tadlis tajwid, sedang yang
dinamakan hadis tadlis taswiyah ialah menggugurkan rawi yang bukan
gurunya dan menetapkan seperti gurunya, seperti dengan menggunakan
kataan/dari. Perbuatan seperti itu sudah pasti dicacat.Adapun tingkatan
hadis tadlis dibawahnya ialah tadlis syuyukh, yaitu meriwayatkan dengan
menyebutkan sifat-sifat gurunya yang tidak dikenal karena dianggap
lemah/cacat, kecil, atau supaya dianggap banyak gurunya. Maka, menurut
pendapat sebagian ulama hal yang demikian itu termasuk cacat, namun lebih
ringan dari sebelumnya.
Kitab Hadis mudallas
1. At tabyin li Asma al Mudallisin karya al-Khatib al-Baghdadi
2. Tarif ahl at taqdis bi maratib al-Maushufin bi at-tadlis karya ibnu Hajar




Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 158




Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
1. Secara bahasa mudallas berarti.
a. Menutupi aib
b. Membuka aib
c. Menghilangkan aib
d. Samar-samar
e. Menghilangkan sanad
2. Menyembunyikan aib dalam hadis dan menampakan kebaikan pada dzahirnya
adalah pengertian hadis mudallas menurut..
a. Ibnu Hajar al-Asyqalani
b. Manna qaththan
c. Mushthafa al-Maraghi
d. Ibnu Katsir
e. Ibnu Abdil Barr
3. Hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari orang yang satu masa
dengannya, yang sebenarnya dia tidak pernah mendengar darinya namun secara
ekplisit disebutkan seolah-olah dia mendengar darinya adalah pengertian .
a. Hadis mursal al-Jali
b. Hadis mudallas
c. Hadis tadlis isnad
d. Hadis tadlis syuyukh
e. Hadis muhkam
4. Menurut Ibnu Hajar, Ibnu al-Shalah, dan Imam al-Nawawi, meriwayatkan hadis
dari orang yang satu masa dengannya tetapi ia tidak pernah bertemu, maka hadis
tersebut dinamai dengan..
a. Hadis mutassil
b. Hadis muallaq
c. Hadis mrsal al-Jali
d. Hadis mursal al-khafi
e. Hadis musnad
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 159

5. seorang rawi yang berusaha memperbaiki sanad hadis itu dengan cara
menghilangkan rawi yang lemah dan menetapkan rawi yang baik-baik saja,
seolah-olah hadis yang diriwayatkannya berasal dari gurunya yang tsiqah, adalah
merupakan ciri dari.
a. Hadis tadlis syuyukh
b. Hadis mauquf
c. Hadis tadlis taswiyah
d. Hadis mursal al-jali
e. Hadis maqthu
6. Ulama salaf memberi nama terhadap suatu hadis dengan istilah tadlis tajwid.
Hadis tadlis yang dimaksud adalah.
a. Tadlis syuyukh
b. Tadlis taswiyah
c. Tadlis isnad
d. Tadlis athf
e. Tadlis sukut
7. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan diriwayatkannya hadis tadlis
syuyukh adalah.
a. Perawi mahir dalam meriyatkan hadis sehingga dia dimunculkan hadis
dengan sanad yang berbeda-beda
b. Lemahnya guru atau tidak tsiqah
c. Meninggalnya lebih akhir dibandingkan dengan guru guru lain yang
sekelompok
d. Usia gurunya lebih muda dibandingkan dengan perawi yang meriwayatkan
hadisnya
e. Banyak riwayatnya untuk mengesankan gurunya banyak, sementara ia tidak
suka menyebut-nyebut nama gurunya dengan satu bentuk.
8. Perawi yang sering melakukan tadlis adalah.
a. Baqiyah bin walid dan Walid bin muslim.
b. Abu Wahab Al-Asadi
c. Nafi bin Umar
d. Ishak bin Rahawaih
e. al-Barra bin Azib
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 160

9. Seorang perawi meriwayatkan hadis dengan mengatakan haddatsana fulan wa
fulan padahal ia tidak mendengar dari fulan yang kedu. Demikian adalah contoh
hadis tadlis.
a. Tadlis syuyukh
b. Tadlis taswiyah
c. Tadlis isnad
d. Tadlis athf
e. Tadlis sukut
10. At tabyin li Asma al Mudallisin adalah sebuah kitab hadis tadlis yang merupakan
karya tokoh ahli hadis yaitu..
a. al-Khatib al-Baghdadi
b. Ibnu Hajar
c. As-Suyuthi
d. Ibnu al-Shalah
e. Al-Nawawi

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 161



STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7.1 Menentukan ciri tajrih

PENGANTAR
Sebelum kita membahas tentang ciri-cii tajrih, ada baiknya kita
mengetahui apa itu jarh wa tadil. Jarh menurut ulama muhadddisin ialah
sifat seorang rawi yang dapat mencatatkan keadilan dan kehafalannya. Dan
yang dimaksud dengan men-jarh atau men-tajrih seorang rawi berarti menyifati
seorang rawi dengan sifat-sifat yang dapat menyebabkan kelemahan atau
tertolak apa yang diriwayatkannya. Jarh atau tajrih dalam pengertian
bahasanya adalah melukai tubuh atau yang lainnya dengan menggunakan
benda tajam pisau, pedang dan lain-lainnya. Dan luka yang disebabkan pisau
itu dinamakan jarah, sedang menurut istilah jarh adalah menampakkan sifat
pada rawi yang dapat menyebabkan hilangnya keadilan atau kedhabitannya,
sehingga periwayatannya menjadi gugur, lemah, atau tertolak.
Tadil menurut bahasa adalah menyamaratakan, mengimbangi sesuatu
dengan yang lain dan menegakkan keadilan atau berlaku adil. Menurut istilah
ialah mengidentifikasi perawi dengan sifat-sifat yang dipandang orang tersebut
adil, yang menjadi puncak penerimaan riwayat.
ILMU JARH WA TADIL
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 162

Dari dua pengertian di atas jarh dan tadil- disusunlah suatu ilmu yang
disebut ilmu jarh wa tadil. Subhi Shalih mendefinisikan bahwa ilmu jarh wa
tadil adalah ilmu yang membahas tentang para rawi hadis dari segi yang dapat
menunjukkan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan atau
membersihkan mereka dengan ungkapan atau lafadz tertentu.
Adapun kegunaan jarh wa tadil disini adalah untuk mengetahui dan
menetapkan bahwa riwayat seorang perawi itu dapat diterima atau ditolak.
Dalam artian apabila seorang perawi itu di jarh oleh para ahli hadis maka
perawi itu di catat sebagai rawi yang cacat, dan konsekuensinya harus ditolak.
Dan apabila dalam periwayatannya diterima oleh para ahli hadis maka hal itu
menandakan bahwa perawi tersebut tidak ada kecacatan dalam
meriwayatkannya, tapi syarat-syarat yang lain untuk menerima hadis harus
dipenuhi.
CIRI-CIRI TAJRIH
Cacat (aib) rawi itu banyak, akan tetapi umumnya berkisar pada 5 macam,
yaitu :
1. Bidah, melakukan tindakan tercela, diluar ketentuan Syara.
2. Mukhalafah , meriwayatkan hadis yang berbeda dengan periwayatan rawi yang
lebih tsiqah.
3. Ghalath, banyak kekeliruan dalam periwayatannya.
4. Jahalatul hal, tidak dikenal identitasnya.
5. Dawal inqitha, diduga keras sanadnya terputus.
Lafal digunakan dalam Tajrh
Susunan lafal yang digunakan dalam tajrh ada enam, yaitu sebagai berikut:
1. Tajrh dengan menggunakan uangkapan kata yang menunjukkan cacat
keadilan yang ringan, misalnya :
1)

= Si Fulan lemah Hadisnya


2)

= Padanya ada pembicaraan (catatan)


3)

= Si Fulan tidak kuat


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 163

2. Tajrh dengan menggunakan ungkapan lafal yang menunjuk tidak dapat
dijadikan hujjah atau sesamanya secara tegas, misalnya :
1)

= Si Fulan tidak dapat dijadikan hujjah


2)

= Si Fulan lemah
3)

= Hadisnya diingkari
3. Tajrh dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjuk tidak ditulis
Hadisnya secara tegas, misalnya :
1)

= Si Fulan tdak ditulis Hadisnya


2)

= tidak halal meriwayatkan dari padanya


3)

= lemah sekali
4. Tajrh dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjuk tuduhan dusta
atau sesamanya, misalnya :
1)

= Si Fulan tertuduh dusta


2)

= tertuduh membuat Hadis maudhu`


3)

= ia mencuri Hadis
4)

atau

= gugur atau tertinggal Hadisnya


5)

= tidak tsiqah
5. Tajrh dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjuk sifat
pembohong, misalnya:
1)

atau atau

= pendusta, Dajjal/pengrusak, dan


pemalsu
2)

atau

= bohong atau memalsukan Hadis


6. Tajrh dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjukkan sifat
bohong yang besar (mublaghah) atau menggunakan makna lebih atau
paling (tafdhl) , misalnya :
1)

= kepadanya puncak kebohongan


2)

= dia tiang kebohongan


3)

= manusia yang paling bohong


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 164

Dua tingkatan yang pertama dari tingkatan tajrh di atas tidak dapat
dijadikan hujjah hadisnya, tetapi ditulis untuk bahan penelitian, sekalipun
keduanya memiliki tingkatan yang berbeda. Sedang 4 tingkatan akhir tidak
dapat dijadikan hujjah, tidak ditulis hadisnya, dan tidak perlu diteliti karena
sangat-sangat lemah kebohongannya.
Dalam kitab al-Taqyid wa al-Idhah Syarah Muqaddimah Ibn Shalah /159
disebutkan secara panjang tentang susunan lafal al-jarh. Ibnu al-Shalah
membuat susunan lafal dalam tajrh menjadi 4 susunan, yaitu sebagai berikut:
a. Lafal :

(layn al-Hadts) berarti lemah Hadisnya, ditulis


Hadisnya dan diteliti sebagai Iitibar berarti perbandingan sanad lain
b. Lafal :

(Lays bi qawiyyin ) berarti tidak kuat sama dengan


tingkatan awal sebagaimana dalam kitab-kitab Hadis, tetapi menurut Ibnu
Abi Hatim ia berada di bawah dari yang pertama
c. Lafal :

(Dhaf al-Hadts) berarti lemah Hadisnya, di


bawah nomor dua tidak dibuang Hadisnya tetapi buat Itibar
d. Lafal :

(Matrk al-Hadts), berarti ditinggal Hadisya,


(Dzhib al-Hadts) berarti hilang Hadisnya atau


(Kadzdzb) dengan arti pendusta. Hadisnya digugurkan dan tidak ditulis
menduduki tingkatan ke-4
Dalam al-Taqyid wa al-Idhah Syarah Muqaddimah Ibn Shalah 1/159
diungkapkan pendapat al-Khathb tentang tadl dan tajrh yang paling tinggi
dan yang paling rendah yaitu sebagai berikut.

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 165

.

.
Al-Hafizh Abu Bakar berpendapat, bahwa lafal yang paling tinggi untuk
kritik kualitas para periwayat hadis adalah kata ;
(hujjatun) = dapat dijadikan hujah

(tsiqatun) = atau dapat dipercaya.


Sedangkan kritik kualitas para periwayat hadis yang paling rendah adalah
kata ;

(kadzdzb) = pendusta

( Sqith)= yang gugur


Ahmad bin Shaleh berkata : Tidak ditinggal hadis seseorang sehingga
seluruh ulama sepakat untuk meninggalkan hadisnya, terkadang dikatakan
(Fuln dhaf) = si Fulan lemah. Adapun perkataan ; : (Fuln
matrk) = si Fulan ditinggalkan jangan ditinggalkan kecuali sepakat semua ulama
untuk meninggalkan hadisnya.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 166



Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Sifat seorang rawi yang dapat mencatatkan keadilan dan kehafalannya
adalah pengertian jarh menurut..
a. Ulama ahli Ushul
b. Ulama muhaddisin
c. Orang awam
d. Ushuliyyin
e. Fuqaha
2. Kegunaan jarh wa tadil adalah....
a. Untuk mengetahui dan menetapkan bahwa riwayat seorang perawi itu
dapat diterima atau ditolak.
b. Untuk mengetahui cacat perawi hadis
c. Untuk mengetahui keadilan perawi
d. Untuk mengetahui kedhabithan perawi
e. Untuk mengetahui ketersambungan sanad hadis
3. Cacat (aib) perawi pada umumnya berkisar pada 5 macam. Di bawah ini
yang tidak termasuk cacat parawi adalah.
a. Mukhalafah
b. Ghalath
c. Jahalatul hal
d. Dawal inqitha
e. Ghibah
4. Ungkapan kata yang menunjukkan cacat keadilan yang ringan,
misalnya:..
a.


b.


c.
d.


e.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 167

5. Salah satu cacat rawi adalah Jahalatul hal, artinya adalah..
a. melakukan tindakan tercela, diluar ketentuan Syara.
b. meriwayatkan hadis yang berbeda dengan periwayatan rawi yang lebih tsiqah
c. banyak kekeliruan dalam periwayatannya
d. tidak dikenal identitasnya.
e. diduga keras sanadnya terputus.
6. Jika perawi dalam meriwayatkan hadis dianggap cacat dengan sebab Dawal
inqitha, maka periwayatan hadisnya..
a. Bernilai shahih
b. Dhaif dan tidak bisa dijadikan hujah
c. Diterima sebagai hujah
d. Diterima sebagai fadhailul amal
e. Diamalkan oleh sebagian kaum
7. Ibnu al-Shalah membuat susunan lafal dalam tajrh menjadi 4 susunan
sebagaimana berikut ini kecuali.
a.


b.


c.


d.


e.


8. Al-Hafizh Abu Bakar berpendapat, bahwa lafal yang paling tinggi untuk
kritik kualitas para periwayat hadis adalah kata:
a.


b.


c.


d.
e.


9. Sedangkan kritik kualitas para periwayat hadis yang paling rendah adalah
kata:
a.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 168

b.


c.


d.
e.
10. Tajrh dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjuk tidak ditulis
hadisnya secara tegas adalah.
a.


b.


c.
d.
e.




Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 169

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7.2 Menentukan ciri tadil

PENGANTAR
Orang yang tsiqah (terpercaya) dalam agamanya adalah orang yang bisa
diterima hadis dan riwayatnya. Mereka itu orang yang adil dan dhabith, sedang
ahli bidah adalah orang yang tidak bisa diterima riwayatnya, apabila perbuatan
bidah yang dilakukannya sudah sampai pada batas kekafiran. Tetapi jika tidak,
dan dia bukan tergolong orang yang menghalalkan dusta serta tidak menyeru
kepada perkara bidah, maka riwayatnya diterima. Berikut ini akan dipaparkan
orang-orang yang riwayatnya dapat diterima karena keadilan dan kedhabithan
dari perawi dilihat dari sisi sifat yang melekat padanya.
Menentukan Ciri tadil
Ibnu Hajar dalam kitab Taqribu al- Tahdzib menjelaskan bahwa jarh
wa tadil itu ada 12 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat kejujuran dan terpercayanya para sahabat.
2. Kejujuran dan terpercayanya orang-orang yang dipuja dengan sebutan
orang yang paling... dimana biasanya dikuatkan dengan menggunakan
sighat afala seperti menyebutnya sebagai autsaqu al-naasi(manusia
yang paling terpercaya) atau dengan kata tsiqah (terpercaya) atau
tsiqatu al- hafidz (seorang hafidz yang terpercaya).
3. Kejujuran dan terpercayanya orang-orang yang dipuja dengan
menyebutkan sifatnya dalan bentuk satu kata seperti tsiqqah, mutqin
(orang yang kuat untuk dipercaya), tsabat (benar untuk dipercaya) atau
adl (orang yang jujur).
4. Orang yang tingkat kejujuran dan terpercayanya di bawah sedikit dari
tingkat ketiga seperti disebut sebagai shaduq (orang yang banyak
jujurnya), la basa bihi (orang yang tidak berbahaya diambil riwayatnya),
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 170

atau laisa bihi basun (orang yang tidak ada padanya sesuatu yang
membahayakan untuk diambil riwayatnya).
5. Orang yang tingkat kejujuran dan terpercayanya di bawah sedikit dari
tingkat keempat seperti disebut sebagai shaduq sayyiu al hifdzi (orang
yang banyak jujurnya namun jelek hafalannya), shaduq yuham (orang
yang banyak jujurnya namun ada persangkaan berbuat salah), lahu auham
(orang yang disangka banyak berbuat kesalahan), yuththi (orang yang
berbuat kesalahan), atau taghayyar biakhirihi (orang yang berubah pada
usia lanjutnya), juga orang yang suka mengikuti hawa nadsunya atau ahli
bidah.
6. Orang yang mempunyai sedikit hadis. Jika hadisnya dianggap benar sebab
ada hadis lain yang menguatkannya maka ia disebut maqbul, tapi jika
hadisnya dianggap tidak benar karena tidak ada hadis lain yang
menguatkannya, maka dia disebut layyin al hadis.
7. Orang yang meriwayatkan daripadanya lebih dari satu orang, namun tidak
tsiqah. Orang yang adalahnya pada tingkatan ini disebut mastur
(tertutup) atau majhul hal (tidak diketahui catatan pribadinya).
8. Orang yang dirinya tidak pernah dianggap tsiqah bahkan ada yang
menganggap dhaif meskipun tidak secara tegas dan jelas, orang semacam
ini disebut dhaif.
9. Orang yang tidak ada meriwayatkan padanya kecuali satu orang , dan tidak
dianggap tsiqah, orang semacam ini disebut majhul.
10. Orang yang dirinya tidak pernah dianggap tsiqah sama sekali. Orang
semacam ini secara jelas dan tegas dinyatakan dhaif sebab adanya cacat
dan disebut matruku al hadis, wahilu al hadis, atau saqithu al hadis
(gugur).
11. Orang yang ada persangkaan berbuat dusta. Orang semacam ini disebut
muttaham (tertuduh) atau muttaham fi al- kidzbi (tertuduh dusta).
12.Orang yang secara tegas disebut pendusta atau ahli membuat hadis palsu,
disebut sebagai kadzdzab atau wadhdha (orang yang banyak membuat
hadis palsu).
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 171

Lafal-lafal digunakan dalam Ta`dl :
a. Tadl menggunakan ungkapan kata yang menunjukkan ketinggian
sifat keadilan (mubalaghah) dan kedhabithan (ketsiqahan) periwayat
hadis dengan menunjuk makna lebih (afal tafdhl) dan sesamanya,
misalnya :
1)

= Si Fulan paling kuat hafalan dan


keadilannya
2)

= Si Fulan manusia paling terpercaya atau


= Manusia yang paling kuat hapalan dan


keadilannya.
3)

= tak ada tandingannya


b. Tadl menggunakan kata yang menunjukkan ketsiqahan periwayat
hadis dengan dua sifat atau lebih atau satu sifat yang terulang (tawkd),
misalnya :
1)

= dapat dipercaya dan kuat hafalan


2)

= dapat dipercaya dan amanah


3)

= dapat dipercaya, dapat dipercaya


c. Tadl dengan menggunakan ungkapan kata yang menunjukkan
ketsiqahan seorang periwayat dengan satu sifat tanpa tawkd, misalnya
;
1)

= Si Fulan dapat dipercaya


2)

atau,

atau

, atau

= kuat hapalan, kuat daya


ingat, teguh dan bagus periwayatannya, menjadi hujjah
d. Tadl dengan menggunakan ungkapan kata menunjuk ta`dl saja dan
tidak dhbith, misalnya :
1)

atau

= sangat benar
2)

atau

= tidak ada cacat padanya, tetapi


menurut Ibn Ma`n ungkapan : digunakan pada arti
tsiqah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 172

3)

= dipandang sangat benar


e. Tadl dengan menggunakan ungkapan kata yang tidak menunjukan
tsiqah dan tidak tajrh, misalnya :
1)

= Si Fulan seorang syeikh


2)

= Hadisnya diriwayatkan orang


f. Ungkapan kata yang menunjukkan dekat dengan tajrh, misalnya :
1)

= ditulis Hadisnya
2)

atau

= Baik Hadisnya
Tiga tingkatan Ta`dl awal di atas dari no a-c (1-3) dapat
dijadikan hujjah tanpa diteliti lebih lanjut sekalipun berbeda dari segi
tingkat potensinya. Tingkatan ke-4 dan ke-5 tidak dapat dijadikan hujjah,
tetapi ditulis hadisnya untuk diadakan verifikasi kembali sekalipun tingkat d
(4) lebih tinggi dari pada tingkat e (5). Verifikasi dapat dilaksanakan
dengan cara memperbandingkan dengan periwayatan orang-orang tsiqah ini,
jika sesuai maka dapat dijadikan hujjah dan jika tidak sesuai tidak dapat
dijadikan hujjah. Sebagian ulama Hadis ahli tahqq menggunakannya dalam
tingkat di bawah tingkat shahih, yakni Hasan. Adapun tingkatan terakhir
yakni ke-f (6) tidak dapat dijadikan hujjah, tetapi tetap ditulis hadisnya
untuk bahan penelitian saja.
Dalam kitab al-Taqyd wa al-Idhah Syarah Muqaddimah Ibn Shalah
1/157 disebutkan sebagai berikut :

. .

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 173

Susunan lafal tadl secara ringkas ada dua tingkatan :
a. Ibnu Abi Hatim berkata : jika dikatakan kepada seseorang :

(tsiqah)= bahwa ia dapat dipercaya atau

(mutqin) = teguh dan


mayakinkan kepercayaannya, maka ia tergolong orang yang dapat
dijadikan hujah hadisnya. Aku katakan : demikian juga, jika dikatakan

(tsabatun) = teguh atau

(hujjatun) =menjadi hujah. Demikian


juga jika dikatakan dalam keadilan

= sesungguhnya ia hfizh
atau kuat hapalannya atau

(dhbith)=kuat daya ingatannya.


b. Ibnu Abi Hatim berkata : Jika seseorang dikatakan

=
sesungguhnya ia shadq sangat jujur atau

(mahalluhu al-
shidqu) = statusnya jujur atau

(l basa bihi) = tidak apa-apa.


Mereka tergolong orang yang ditulis hadisnya dan diteliti kebenaranya
tergolong tingkatan kedua.





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 174



Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Orang yang dinilai paling adil menurut penilaian tokoh jarh wa tadil adalah.....
a. Para sahabat Nabi saw
b. Tabiin
c. Tabiit tabiin
d. Orang yang dinilai dengan lafadz autsaqun nas
e. Orang-orang yang hadisnya dapat dijadikan hujah
2. Seorang periwayat hadis dinilai tingkat kejujuran dan keadilannya dengan
ungkapan la basa bihi, maksudnya adalah....
a. orang yang banyak jujurnya namun jelek hafalannya
b. dapat dipercaya dan kuat hafalan
c. orang yang tidak berbahaya diambil riwayatnya
d. tidak dapat dijadikan hujjah
e. orang yang banyak jujurnya namun ada persangkaan berbuat salah
3. Mengidentifikasi perawi dengan sifat-sifat yang dipandang orang tersebut
adil, yang menjadi puncak penerimaan riwayat adalah pengertian.
a. Jarh
b. Tadil
c. Al-Jarih
d. Muaddil
e. Mujarrih
4. Di bawah ini adalah tadl dengan menggunakan ungkapan kata yang
menunjukkan ketinggian sifat keadilan (mubalaghah) dan kedhabithan
(ketsiqahan) periwayat hadis dengan menunjuk makna lebih (afal tafdhl)
.....
a.


b.


c.


d.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 175

e.


5. Tadl menggunakan kata yang menunjukkan ketsiqahan periwayat hadis
dengan dua sifat atau lebih atau satu sifat yang terulang (tawkd),
contohnya adalah....
a.


b.


c.


d.


e.


6. Menurut Ibnu Abi Hatim, ungkapan tadil terhadap periwayat yang
hadisnya dapat dijadikan hujjah adalah sebagaimana berikut ini,
kecuali.
a.


b.


c.


d.
e.


7. Ungkapan tadil yang menunjukkan dekat dengan tajrh contohnya.
a.


b.


c.


d.


e.


8. Di bawah ini tadl dengan menggunakan ungkapan kata menunjuk ta`dl
saja dan tidak dhbith, kecuali....
a.


b.


c.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 176

d.


e.


9. Seorang periwayat hadis dinilai dengan ungkapan wadhdha, artinya.....
a. Orang yang suka berdusta
b. Orang yang suka membuat hadis palsu
c. Orang yang hadisnya tertolak
d. Orang yang banyak membuat bidah
e. Orang yang hadisnya banyak diriwayatkan oleh orang lain
10. Orang yang disangka banyak berbuat kesalahan diungkapkan dengan
istilah.....
a. Mutqin
b. Hujjatun
c. Innahu tsabatun
d. Tsiqah tsiqah
e. Lahu uaham









Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 177

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7.3 Menyebutkan ungkapan tadil dari rasulullah kepada sahabatnya


PENGANTAR
Sebelum kita membahas tentang ungkapan tadil rasulullah saw kepada
sahabatnya, ada baiknya kita jelaskan tentang adalatus shahabah. Kata
'Adalah atau 'Adl lawan dari Jaur artinya kejahatan. Rojulun 'Adl maksudnya :
seseorang dikatakan adil yakni seseorang itu diridhai dan diberi kesaksiannya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : "Yang dimaksud dengan adil ialah orang yang
mempunyai sifat ketaqwaan dan muru'ah".
Maksud 'Adalatus Shahabah ialah : "Bahwa semua shahabat ialah
orang-orang yang taqwa dan wara, yakni mereka adalah orang-orang yang
selalu menjauhkan diri dari maksiat dan perkara-perkara yang syubhat. Para
shahabat tidak mungkin berdusta atas nama Rasulullah saw atau menyandarkan
sesuatu yang tidak sah dari beliau. Syaikh Waliyullah Ad-Dahlawi berkata :
"Dengan menyelidiki (semua keterangan) maka dapatlah kita ambil kesimpulan
bahwa semua shahabat berkeyakinan bahwasanya berdusta atas nama
Rasulullah saw sebesar-besar dosa, maka mereka menjaga sungguh-sungguh
agar tidak terjatuh dalam berdusta atas nama beliau".
Al-Khatib Al-Baghdadi berkata : "Semua hadis yang bersambung
sanadnya dari orang-orang yang meriwayatkan sampai kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, tidak boleh diamalkan kecuali kalau sudah diperiksa keadilan
rawi-rawinya serta wajib memeriksa biografi mereka dan dikecualikan dari
mereka adalah shahabat Rasulullah saw, karena 'Adalah (keadilan) mereka
sudah pasti dan sudah diketahui dengan pujian Allah atas mereka. Allah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 178

memberitakan tentang bersihnya mereka dan Allah memilih mereka (sebagai
penolong Rasul-Nya) berdasarkan nash Al-Qur'an".
Imam Syairaji berkata dalam Tabshirah fi Ushulil-Fiqh hal. 329 :
"Semua shahabat sudah tetap keadilannya, maka tidak perlu lagi diperiksa
tentang keadaan mereka".
Dalil-dalil tentang keadilan sahabat
1. Qs. Ali Imran: 110
+-L7 4OOE= OE`q
;eE_@Ou=q +EE4Ug
4p+O> NOuE^)
]OE_u4>4 ^}4N @OE:L^-
4pONLg`u>4 *.)
"Artinya : Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
kalian menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar dan kalian
beriman kepada Allah". (Ali-Imran : 110)
2. Qs. Al-Baqarah: 143
ElgEOE4 7E4UEE_
LOE`q VCEc4 W-O+^O:4-g
47.-EOg+ O>4N +EE4-
4pO74C4 NOcO- 7^OU4
-4O)_E-

"Artinya : Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang
adil dan pilihan"
3. Nabi saw menjelaskan bahwa para shahabat dan umat Islam yang
mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang adil. Sebagaimana sabda
beliau :
"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudri adalah ia berkata : "Telah bersabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Nuh akan dipanggil pada hari
kiamat. Lalu ia jawab : "Aku penuhi panggilan-Mu dan Maha Bahagia
nama-Mu wahai Rabb-ku". Allah bertanya : "Apakah sudah engkau
sampaikan (dakwah/risalah) ?". Ia berkata : "Ya sudah". Lalu umatnya
ditanya; "Apakah ia sudah menyampaikan (risalah) kepada kalian ?."
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 179

Mereka berkata : "Tidak pernah ada pengancam (Da'i) yang datang kepada
kami ?! Allah bertanya lagi pada Nuh 'Alaihi sallam : "Siapakah yang akan
menjadi saksi bagimu (bahwa kamu sudah menyampaikan risalah)?" Ia
(Nuh) jawab : "Muhammad dan umatnya". Kemudian ia menjadi saksi
bahwa ia telah menyampaikan risalah, dan Rasulullah saw menjadi saksi
atas kalian. Demikianlah Allah berfirman : "Dan demikian (pula) kami
telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi
saksi atas (perbuatan) manusia dan Rasulullah saw menjadi saksi atas
(perbuatan) kalian". Wasath dalam ayat ini bermakna adil. (Hadis Shahih
Riwayat Bukhari/Fathul Bari 8 : 171-172 No. 4487).
4. Allah meridhai mereka (para Shahabat dari Muhajirin dan Anshar) dan
orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
"Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk
Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalirkan sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar". (At-Taubah 100)
"Artinya : Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min
ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon".
(Al-Fath : 18)
"Artinya : Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersama beliau
adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap
sesama mereka ; kalian lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia
Allah dan keridhaan-Nya ...". (Al-Fath : 29)
5. Sifat-sifat para Shahabat yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah:
Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman. (Al-Anfaal: 74).
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (Al-
Hujuraat:7)
Mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (At-Taubah : 20)
Mereka adalah orang-orang yang benar. (At-Taubah : 119)
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 180

Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa. (Al-Fath : 26)
Mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan orang-orang kafir dan
mereka benci kepada kekafiran. (Al-Fath : 29) Dan sifat-sifat lainnya yang
termasuk dalam Al-Qur'an.
6. Rasulullah saw bersabda:
"Artinya : Sebaik-baik manusia adalah zamanku ini, kemudian yang
sesudah itu, kemudian yang sesudah itu, kemudian nanti akan ada satu
kaum dimana persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan
sumpahnya itu mendahului persaksiannya". (Hadis Shahih Riwayat
Bukhari 4:189, Muslim 7:184-185, Ahmad 1:378,417,434,442)
7. Rasulullah saw bersabda:
"Artinya : Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir". Kata Ibnu Hibban : "Hadis ini sebesar-besar dalil yang
menunjukkan bahwa semua shahabat adil dan tidak satupun diantara
mereka yang tercela dan lemah". (Al-Jarh wat Ta'dil oleh Abi Lubabah ;
Ibnu Hibban 1:123).
"Artinya : Ibnu Abbas berkata : 'Janganlah kalian mencaci maki atau
menghina para shahabat Rasulullah saw. Sesungguhnya kedudukan salah
seorang dari mereka bersama Rasulullah sesaat (sejam) itu lebih baik dari
amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh) tahun". (Hadis Riwayat
Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih)
"Artinya : Rasulullah saw bersabda : "Tidak akan masuk neraka seorang-
pun dari orang-orang yang berba'iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah)".
(Hadis Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Muslim).
"Artinya : Rasulullah saw: Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut
serta dalam perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah". (Hadis Shahih
Riwayat Ahmad III:396 dari Jabir).
Ungkapan tadil rasulullah saw kepada sahabatnya
Jika diselidiki lebih lanjut ternyata ilmu al-jarh wa al-tadil sudah muncul
sejak zaman Rasulullah, walaupun baru bersifat embrio karena belum
dikodifikasikan dan belum dinyatakan sebagai jenis ilmu. Hal ini dapat kita
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 181

lihat dari hadis Nabi yang menunjukkan hal itu, diantaranya:
Dari Aisyah ra, bahwa seorang laki-laki minta izin kepada Nabi SAW, namun
ketika Beliau melihatnya beliau berkata: sungguh jelek saudara dan anak
Asyirah ini, tetapi manakala ia duduk beliau bermurah muka kepadanya dan
melapangkannya lalu ketika itu keluar, Aisyah bertanya kepada Rasulullah:
Ya Rasulullah, ketika engkau melihat orang itu engkau katakan ini dan itu,
tetapi kemudian engkau bermurah muka dan melapangkannya? Rasulullah
menjawab: Aisyah pernahkah engkau melihatku berbuat fahisyi
(tercela)? sesungguhnya seburuk-buruk manusia di sisi Allah pada hari
kiamat adalah orang yang ditinggalkan (diabaikan) manusia karena takut
akan kejahatannya. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi, Rasulullah bersabda: sesungguhnya Amr bin Ash adalah
orang Quraisy maksudnya adalah Rasulullah menegaskan bahwa Amr bin
Ash adalah orang yang baik yang apabila meriwayatkan hadis maka patut
diterima periwayatannya. Karena ungkapan quraisy berarti sebagai
parameter bagi orang baik pada saat itu.
Dari kedua madlul hadis diatas, cukup untuk membuktikan bahwa pada
masa Rasulullah kebaikan dan keburukan seseorang dapat diungkap untuk
kebaikan dan keabsahan dan kebaikan agama, yang salah satu sumbernya
adalah hadis Nabi SAW. Selanjutnya Ibnu Mubarakh pun menyebutkan bahwa
si fulan telah berbohong, maka seorang berkata kepada Ibnu Mubarak, apakah
anda berbuat ghibah? Ia menjawab diam kamu! Kalau kita tidak menjelaskan
hal itu dari mana kita tahu mana yang hak dan yang bathil.
Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda : Sebaik-
baik hamba Allah adalah Khalid bin Walid, salah satu pedang diantara
pedang-pedang Allah (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abi Hurairah
radliyallaahu anhu). Dari tiga hadis di atas jelas bahwa rasulullah pernah men-
tadil sahabatnya dengan sabda-sabda (ungkapan tertentu) beliau yang
ditujukan kepada sahabat tertentu, meskipun juga rasul pernah menjarh pada
sahabat tertentu pula.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 182

Dalam sebuah hadis, rasulullah saw pernah mendoakan Anas bin Malik
yang berbunyi;Ya Allah, perbanyaklah harta dan anak-anaknya, dan
masukkanlah ia ke dalam surga.
Anas berkata,Doa itu telah aku buktikan, dan ternyata doa pertama dan
kedua (banyak harta dan anak) itu telah terwujud. Demi Allah, sesungguhnya
harta kekayaanku benar-benar menjadi sangat banyak, demikian juga dengan
anak cucuku yang sampai hari ini telah mencapai jumlah kurang lebih seratus.
Rasulullah mendoakan Anas bin Malik sedemikian rupa tiada lain karena sikap
dan sopan santun yang diutunjukkan oleh Anas kepada beliau. Anas yang
menjadi pelayan rasul senantiasa taat menjalankan tugasnya, ia membawa dan
menjaga sandal rasul dan tempat air minum yang terbuat dari kulit milik rasul.
Berkah melayani nabi itulah dia memperoleh keagungan dan derajat yang
tinggi.
Pada kali yang lain, rasul juga pernah mendoakan Ibnu Abbas dengan
doanya:Semoga Allah SWT memberimu ilmu dan kepahaman. Imam al-
Bukhari meriwayatkan dengan sanad darinya, ia berkata:Nabi pernah
merangkulku ke dalam dadanya sambil berdoa,Ya Allah, berilah dia ilmu
hikmah. (Dalam riwayat lain disebutkan ,berikan dia ilmu al-Quran)
Diriwayatkan mengenai diri Ibnu Abbas, dari Saad bin Zubair, dia
berkata,Meskipun usianya masih muda, tetapi karena banyak bergaul dengan
rasulullah, dia banyak memperoleh faedah daripadanya. Hal tersebut telah
mengantarkan dia menjadi seorang yang tinggi derajatnya dan popular
namanya serta kekal peninggalan-peninggalannya. Sesuatu yang mendukung
popularitasnya adalah etika dan sopan santunnya yang mulia sesuai didikan
rasul terhadapnya dan saudara-saudaranya.
Dua hadis yang berisi doa rasul untuk Anas bin Malik dan Ibnu Abbas
merupakan representasi dari sikap adalah yang dimiliki oleh para sahabatnya
itu sehingga rasul dengan serta merta bermohon pada Allah untuk kemuliaan
mereka. Disamping pernah mentadil, rasul saw juga pernah menjarh beberapa
sahabatnya dengan ungkapan sebagai berikut:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 183

Sabda Rasulullah saw kepada seorang laki-laki : (Dan) itu seburuk-buruk
saudara di tengah-tengah keluarganya (HR. Bukhari).

Sabda Rasulullah saw kepada Fathimah binti Qais yang menanyakan
tentang Muawiyyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm yang tengah melamarnya
: Adapun Abu Jahm, dia tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya
(suka memukul), sedangkan Muawiyyah seorang yang miskin tidak
mempunyai harta (HR. Muslim). Dua hadis di atas merupakan dalil Al-Jarh
dalam rangka nasihat dan kemaslahatan.





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 184



Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
1. Adil ialah orang yang mempunyai sifat ketaqwaan dan muru'ah. Demikian
adalah definisi adil menurut..
a. Jumhur muhaddisin
b. Jumhur fuqaha
c. Ulama Mekkah
d. Ibnu Hajar al-Asyqalani
e. Ulama ahli ushul hadis
2. Semua al hadis yang bersambung sanadnya dari orang-orang yang meriwayatkan
sampai kepada Nabi saw tidak boleh diamalkan kecuali kalau sudah diperiksa
keadilan rawi-rawinya serta wajib memeriksa biografi mereka dan dikecualikan
dari mereka adalah shahabat rasulullah saw karena 'adalah (keadilan) mereka
sudah pasti dan sudah diketahui dengan pujian Allah atas mereka.Demikian
perkataan.
a. Ibnu Hajar al-Asyqalani
b. Al-Khatib Al-Baghdadi
c. Ibnu abbas
d. Ibnu Qutaibah
e. Ibnu Khuzaimah
3. Sebaik-baik manusia adalah zamanku ini, kemudian yang sesudah itu, kemudian
yang sesudah ituIni adalah bukti keadilan sahabat yang diucapkan oleh.
a. Rasulullah saw
b. Anas bin Malik
c. Ibnu Abbas
d. Ibnu Umar
e. Bukhari Muslim
4. Embrio ilmu jarh wa tadil telah muncul pada masa rasulullah hanya saja belum
terkodifikasi sebagai sebuah ilmu. Rasul pernah mentadil sahabatnya yang
bernama Amr ibn Ash dengan mengatakan.
a. Sesungguhnya Amr bin Ash adalah orang Quraisy
b. Sesungguhnya Amr bin Ash adalah pedang Allah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 185

c. Sesungguhnya Amr bin Ash adalah hamba Allah yang wara
d. Sesungguhnya Amr bin Ash adalah hamba Allah yang adil
e. Sesungguhnya Amr bin Ash adalah sahabat rasul yang taat
5. Rasulullah saw juga pernah mentadil Khalid bin Walid dengan sabdanya..
a. Khalid bin Walid adalah sebaik-baik manusia pada zamannya
b. Khalid bin Walid adalah hamba Allah yang paling mulia
c. Khalid bin Walid adalah ahli pedang ternama
d. Sebaik-baik hamba Allah adalah Khalid bin Walid, salah satu pedang
diantara pedang-pedang Allah
e. Khalid bin Walid adalah manusia pemberani, pembela agama Allah
6. Ya Allah, perbanyaklah harta dan anak-anaknya, dan masukkanlah ia ke dalam
surga. Kutipan doa di atas ditujukan kepada seorang sahabat yang bernama.
a. Aisyah ummul muminin
b. Abdullah bin Abbas ra
c. Abdullah bin Umar ra
d. Anas bin Malik ra
e. Abu Said al Khudzry
7. Imam al-Bukhari meriwayatkan hadis dengan matan yang berbunyi: Nabi pernah
merangkulku ke dalam dadanya sambil berdoa,Ya Allah, berilah dia ilmu
hikmah. Sahabat yang dimaksud dalam doa nabi saw adalah.
a. Abdullah bin Abbas ra
b. Abdullah bin Umar ra
c. Anas bin Malik ra
d. Abu Said al Khudzry ra
e. Abu Hurairah ra
8. Saad bin Zubair berkata,Meskipun usianya masih muda, tetapi karena banyak
bergaul dengan rasulullah, dia banyak memperoleh faedah daripadanya. Orang
yang dimaksud dalam perkataan Saad bin Zubair adalah.
a. Ali bin Abi Thalib ra
b. Saad bin Abi Waqash
c. Abdullah bin Abbas ra
d. Anas bin Malik
e. Ibnu Umar ra
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 186

9. Rasulullah saw disamping mentadil sahabatnya, juga pernah menjarh sahabat
yang lain. Diantaranya beliau bersabda: Adapun Abu Jahm, dia tidak pernah
meletakkan tongkat dari pundaknya. Maksudnya adalah.
a. Abu Jahm adalah orang yang kasar
b. Abu jahm adalah orang yang suka memukul
c. Abu Jahm adalah orang yang suka menolong meringankan beban orang lain
d. Abu Jahm adalah orang yang penyayang pada seorang wanita
e. Abu Jahm adalah orang yang buruk perangainya
10. Sedangkan terhadap Muawiyyah, Nabi mencacatnya dengan ucapan.
a. Muawiyyah seorang yang miskin tidak mempunyai harta
b. Muawiyyah seorang yang pandai bersilat lidah
c. Muawiyyah seorang yang buruk sifatnya
d. Muawiyyah seorang yang buruk rupanya
e. Muawiyyah seorang yang tak berilmu


























Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 187

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7.4. Menentukan syarat al jarih atau muadil

Ilmu al-jarh wa al-tadil adalah timbangan bagi para rawi hadis. Rawi
yang berat timbangannya diterima riwayatnya dan rawi yang ringan
timbangannya ditolak riwayatnya. Oleh karena itu para ulama hadis
memperhatikan ilmu ini dengan penuh perhatian dan mencurahkan segala
pikirannya untuk menguasainya.
Syarat Ulama al- Jarih dan Muaddil
Seorang al- Jarih dan Muaddil harus memenuhi kriteria-kriteria yang
menjadikannya objektif. Syarat-syaratnya adalah:
1. Berilmu, bertaqwa, wara dan jujur.
2. Mengetahui sebab-sebab al-Jarh wa al-Tadil
3. Mengetahui penggunaan kalimat-kalimat bahasa Arab.
Hal-hal yang tidak diisyaratkan bagi ulama al- Jarih dan Muaddil
1. Tidak diisyaratkan bagi ulama al-jarh wa al-tadil harus laki-laki dan
merdeka.
2. Suatu pendapat menyatakan bahwa tidak dapat diterima al-jarh wa al-
tadil kecuali dengan pernyataan dua orang.
Secara rinci syarat-syarat bagi Penta'dil (muaddil)) adalah sebagai
berikut:
Para ulama' mensyaratkan dalam memberikan rekomendasi keadilan seseorang,
syarat-syarat tersebut yaitu:
1. Muadil harus seorang yang adil, yaitu, muslim, baligh, berakal, dan selamat
dari sebab-sebab kefasikan dan dari perangai yang buruk.
2. Muadil harus bersungguh-sungguh dalam mencari dan mempelajari keadaan
para perawi.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 188

3. Ia harus mengetahui sebab-sebab yang menjadikan seorang perawi adil atau
jarh (cacat). Dan tidak menghukumi kecuali telah pasti kebenaran sebab-sebab
tersebut.
4. Tidak ta'ashub terhadap orang yang dita'dilnya, sehingga ia akan manta'dil dan
menjarh dikarenakan ashabiyah madzhab atau negara.

Sedangkan syarat bagi al jarih adalah sebagai berikut
1. Al jarih harus seorang yang adil, agar ia menahan dan berhati-hati dari menuduh
seseorang dengan kebatilan.
2. Dia harus mencurahkan perhatiannya untuk mempelajari dan mengetahui
keadaan perawi.
3. Mengetahui sebab-sebab jarh.
1. Tidak ta'ashub.

Tata tertib Ulama al-jarh wa al-tadil
Beberapa tata tertib penting yang perlu diperhatikan oleh ulama al- Jarih dan
Muaddil :
1. Bersikap objektif dalam tazkiyah
2. Tidak boleh jarh melebihi kebutuhan
3. Tidak boleh hanya mengutip jarh saja sehubungan dengan orang yang dinilai
jarh oleh sebagian kritikus, tapi dinilai adil oleh sebagian lainnya
4. Tidak boleh jarh terhadap rawi yang tidak perlu dijarh, karena hukumnya
disyariatkan lantaran darurat.
Syarat diterimanya al-Jarh wa al-Tadil
1. al-jarh wa al-tadil diucapkan oleh ulama yang telah memenuhi segala syarat
sebagai ulama al-jarh wa al-tadil.
2. jarh tidak dapat diterima kecuali dijelaskan sebab-sebabnya.
Sedang kaedah dasar yang dipedomani dalam jarh wa tadil sebagaimana
ditulis oleh Abdul Majid Khon adalah sebagai berikut :
1. Amanah dalam hukum
Mereka hendaknya menyebutkan kelebihan dan kekurangan para
periwayat Hadis. Oleh karena itu Muhammad bin Sirin berkata : Engkau
mendzalimi saudaramu, jikalau engkau hanya menyebutkan
kekurangannya saja dan tidak menyebutkan kelebihannya.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 189

2. Ketelitian dan kehati-hatian
Para peneliti sangat berhati-hati dan teliti dalam menyampaikan kritik
sanad. Banyak di antara mereka yang menyebutkannya disertai masa
pikun atau kacau akalnya, sebab terduga sesuatu, dan dibedakan antara
kecacatan pada keadilan dan pada hapalan. Misalnya ketika orang bertanya
kepada Imam `Ali al-Madiniy tentang ayahnya, ia menjawab : tanyakan
kepada orang lain. Begitu orang-orang bertanya kembali, seraya beliau
menundukkan kepala kemudian mengangkatnya dan berkata : Ini urusan
agama, ia dha`f.
3. Menjaga etika dalam jarh
Al-Muzaniy ketika ditanya al-Syafi`i tentang seseorang pada suatu hari
menjawab: Fulan kadzdzb (pendusta). Beliau berkata : Hai Ibrahim
gunakan kata-katamu yang sopan, jangan engkau katakan si Fulan
pendusta, katakanlah :

Hadis si Fulan tidak ada apa-


apanya.
4. Bijaksana dalam ta`dil dan terperinci dalam tajrh
Untuk mengetahui keadilan seorang periwayat atau tidaknya ada dua cara:
a. Dengan ketenarannya, seperti Imam empat, Sufyan al-Tsauriy, al-
Auza`iy, dan lain-lain, siapa yang tidak kenal keadilan mereka.
b. Dengan rekomendasi (tazkiyah) seorang adil [dalam satu pendapat] atau
dua orang adil yang ahli dan mengetahui sebab-sebab jarh dan ta`dil.
Para ahli Hadis dalam menta`dilkan seseorang cukup dengan keterangan
(tazkiyah) orang adil kepadanya tanpa menjelaskan sebab-sebab keadilan,
karena sebab-sebab keadilan itu terlalu banyak tidak mungkin disebutkan
secara keseluruhan. Sesuai dengan pendapat Ibn `Abd al-Barr, bahwa
seorang ahli ilmu yang dikenal kesungguhannya dinilai adil sehingga
nampak kecacatannya. Berbeda dalam tajrh, harus dijelaskan sebab-
sebabnya secara terperinci, karena tidak sulit menyebutkannya di samping
terjadi perbedaan antara lain orang


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 190



Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
1. Di bawah ini yang bukan termasuk syarat-syarat al- jarih dan muaddil
adalah..
a.

Berilmu dan bertaqwa
b. Mengetahui sebab-sebab al-Jarh wa al-Tadil
c. Mengetahui penggunaan kalimat-kalimat bahasa Arab.
d. Wara dan jujur.
e. Mengetahui asbabul wurudil hadis
2. Kritikus hadis yang menilai kecacatan (jarh) seorang perawi hadis disebut.
a. jarh
b. tadil
c. al-jarih
d. muaddil
e. al-tajrih
3. Kritikus hadis yang menilai keadilan seorang perawi disebut..
a. jarh
b. tadil
c. al-jarih
d. muaddil
e. al-tajrih
4. Secara khusus syarat menjadi muaddil sebagaimana rekomendasi para ulama
adalah
a. Tidak ta'ashub terhadap orang yang dita'dilnya
b. Menjarh sesuai dengan kebutuhan
c. Diperlukan minimal 3 orang yang mentadil
d. Mentadil didahulukan daripada menjarh
e. Menjarh lebih didahulukan daripada mentadil
5. Tata tertib yang perlu diperhatikan oleh ulama al- Jarih dan Muaddil adalah
sebagaimana di bawah ini, kecuali.
a. Al jarih atau muaddil disyaratkan laki-laki
b. Bersikap objektif dalam tazkiyah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 191

c. Tidak boleh jarh melebihi kebutuhan
d. Tidak boleh hanya mengutip jarh saja sehubungan dengan orang yang dinilai
jarh oleh sebagian kritikus, tapi dinilai adil oleh sebagian lainnya
e. Tidak boleh jarh terhadap rawi yang tidak perlu dijarh
6. Hai Ibrahim gunakan kata-katamu yang sopan, jangan engkau katakan si
Fulan pendusta, katakanlah :

Hadis si Fulan tidak ada


apa-apanya. Pernyataan di atas adalah contoh kaedah yang harus
dipedomani dalam jarh wa tadil, yaitu.
a. Amanah di dalam hukum
b. Bijaksana dalam tadil
c. Terperinci dalam jarh
d. Ketelitian dan kehati-hatian
e. Menjaga etika dalam jarh
7. Ada dua cara untuk mengetahui keadilan seorang perawi atau tidaknya,
yaitu.
a. Dengan pengakuan dua pentadil dan keadilan sahabat
b. Dengan ketenarannya dan tazkiyah seorang yang adil
c. Dengan ketenarannya dan jarh dari al jarih
d. Dengan pengakuan keadilan oleh para ahli hadis
e. Adanya pernyataan adil dan jarh oleh kritikus hadis
8. Muslim, baligh, berakal, dan selamat dari sebab-sebab kefasikan dan dari
perangai yang buruk merupakan syarat seorang muaddil yang memiliki
sifat..
a. Tsiqah
b. Wara
c. Jujur
d. adil
e. Terpercaya
9. Seorang ahli ilmu yang dikenal kesungguhannya dinilai adil sehingga
nampak kecacatannya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah ..
a. Di dalam melakukan jarh mesti dijelaskan sebab-sebabnya/ alasan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 192

b. Di dalam melakukan tadil tidak perlu dijelaskan alasannya
c. Etika di dalam jarh wa tadil harus dipegang teguh oleh al-jarih dan
muaddil
d. Al-jarih/ muaddil dalam menjarh harus menjelaskan sebab-sebabnya
dan dalam mentadil tidak perlu menjelaskan alasannya
e. Al-jarih/muaddil harus memiliki ilmu tentang jarh wa tadil
10. Pernyataan sebagaimana terdapat pada soal nomor 9 merupakan pendapat
dari.
a. As-Suyuthi
b. Ibnu Abdil Barr
c. Ibnu as-Shalah
d. Ibnu Hajar al-Asyqalani
e. Ibnu Sirin



















Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 193

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7.5. Menentukan pandangan ulama klasik/kontemporer apabila ada
pertentangan antara tajrih dan tadil.


Keadaan kontradiksi antara jarh dan tadil
Keadaan kontradiksi antara jarh dan tadil ada empat:
Keadaan Pertama
Antara jarh dan tadil sama-sama mubham (samar). Maksudnya tidak
dijelaskan pada keduanya sebab-sebab jarh atau tadil. Maka jika kita katakan
tidak diterima jarh yang mubham (samar), berarti kita mengambil tadilnya
(meskipun mubham) karena hakikatnya tidak terdapat jarh yang menyelisihinya.
Sedangkan jika kita menerima jarh yang mubham (samar) dan itulah pendapat
yang kuat, maka terjadi pertentangan (antara jarh dan tadil). Jika demikian
keadaannya, maka yang kita ambil adalah yang paling mendekati kebenaran, baik
dengan melihat sifat adil pemberi jarh dan tadil, pengetahuan
pemberi jarh dan tadil tentang keadaan rawi, atau dengan sebab-
sebab jarh dan tadil atau dengan melihat jumlah yang terbanyak.
Keadaan Kedua
Antara jarh dan tadil sama-sama dijelaskan (tidak mubham/samar).
Maksudnya, sebab-sebab jarh dan tadil dijelaskan. Jika demikian, maka kita
mengambil jarh, karena orang yang mengatakan jarh tersebut mempunyai
tambahan ilmu (tentang perawi keadaan tersebut). Kecuali jika
ahli tadil mengatakan : Kami mengetahui sebab-sebab jarhnya telah
hilang. Maka pada saat seperti ini, kita mengambil tadil karena orang yang
mentadil mempunyai tambahan ilmu (tentang keadaan rawi) yang tidak dimiliki
oleh orang yang menjarh.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 194

Keadaan Ketiga
Jika disebutkan tadil secara mubham (samar) dan jarh dengan penjelasan,
maka diambil jarhya. Karena pada orang yang menjarh terdapat tambahan ilmu
(tentang keadaan rawi).
Keadaan Keempat
Jika jarhnya mubham (samar) dan tadilnya dengan penjelasan, maka
diambil tadil dalam hal ini lebih kuat.
Pendapat yang shahih adalah yang dikutip oleh al-Khatib al-Baghdadi dari
jumhur ulama dan dishahihkan oleh Ibnu al-Shalah dan muhaddis dan sebagian
ulama ushul kaidah ini terbatas dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Jarh harus dijelaskan dan harus memenuhi semua syarat-syaratnya
2. Orang yang menjarh tidak sentiment atas orang yang dijarh/terlalu
mempersulit dalam menjarh
3. Pentadil tidak menjelaskan bahwa jarh yang ada tidak dapat diterima bagi
rawi yang bersangkutan.
4. Hal-hal yang menetapkan tadil dan Jarh seorang rawi diantaranya:
- Dua seorang ahli ilmu menyatakan keadilan
- Telah masyhur di kalangan ahli riwayat bahwa dia adalah seorang
periwayat yang tsiqat. Alasannya adalah bahwa mengetahui rahasia para
rawi yang mastur dan masyhurnya keadilan mereka itu lebih kuat daripada
sekedar tadil dari seorang /dua orang.
- Tadil oleh seseorang
- Tadil bagi orang yang dikenal sebagai pengemban ilmu.
Beberapa hal yang tidak dapat diterima pada al-Jarh wa al-Tadil
- Tadil secara samar
- Ibnu Hibban berpendapat bahwa bila seseorang rawi tidak jarh/orang
yang diatasnya dan dibawahnya dalam sanad tidak jarh, sementara ia
tidak pernah meriwayatkan hadis munkar, maka hadisnya dapat
diterima
- Bila seorang rawi yang adil meriwayatkan hadis dari seorang rawi lain
yang disebut namanya, maka hal itu bukanlah suatu tadil
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 195

- Pengalaman dan fatwa seorang alim yang sesuai dengan hadis yang
diriwayatkannya tidaklah berarti bahwa hadis itu pasti shahih
Sumber al-Jarh wa al-Tadil
Kitab-kitab tentang kaidah al-Jarh wa al-Tadil, diantaranya adalah :
- Muqaddimah kitab al-jarh wa al-tadil karya Ibnu Abi Hatim al-Razi.
- Al-Rafu wa al-Takmil fi al-jarh wa al-tadil karya Iman Abu al-
Hasanat Muhammad Abdul Hayyi al-Laknawi al-Hindi.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 196



Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
1. Berikut adalah keadaan-keadaan di mana terjadi kontradiksi antara jarh wa tadil,
yaitu
a. Antara jarh dan tadil sama-sama mubham
b. Antara jarh dan tadil sama-sama dijelaskan
c. Jika disebutkan tadil secara mubham (samar) dan jarh dengan penjelasan,
maka diambil jarhya
d. Jika jarhnya mubham (samar) dan tadilnya dengan penjelasan, maka
diambil tadil dalam hal ini lebih kuat.
e. Semua jawaban benar
2. Hadis yang mubham adalah.
a. Hadis yang samar matan hadisnya
b. Hadis yang jelas maksudnya
c. Hadis yang sanadnya bersambung
d. Hadis yang perawinya adil
e. Hadis yang di dalamny ada kontradiksi dengan hadis yang lebih kuat
3. Jika antara jarh dan tadil sama-sama mubham (samar), maksudnya tidak
dijelaskan pada keduanya sebab-sebab jarh atau tadil, maka yang harus
dilakukan adalah.
a. Mendahulukan tadil daripada jarh
b. Mendahulukan jarh dari pada tadil
c. Kedua hadis sama-sama diamalkan
d. Kedua hadis dimauqufkan
e. Jarh dan tadil harus sama-sama dijelaskan alasannya
4. Jika antara jarh dan tadil sama-sama dijelaskan (tidak mubham/samar),
maksudnya sebab-sebab jarh dan tadil dijelaskan, maka.
a. Diutamakan/diambil jarh
b. Diutamakan/diambil tadil
c. Diamalkan bersama-sama
d. Dimauqufkan kedua hadisnya
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 197

e. Kontradiksi menjadi hilang
5. Jika disebutkan tadil secara mubham (samar) dan jarh dengan penjelasan, maka
.
a. Diutamakan/diambil jarh
b. Diutamakan/diambil tadil
c. Diamalkan bersama-sama
d. Dimauqufkan kedua hadisnya
e. Kontradiksi menjadi hilang
6. Jika jarhnya mubham (samar) dan tadilnya dengan penjelasan, maka ..
a. Diutamakan/diambil jarh
b. Diutamakan/diambil tadil
c. Diamalkan bersama-sama
d. Dimauqufkan kedua hadisnya
e. Kontradiksi menjadi hilang
7. Bila seseorang rawi tidak jarh/orang yang di atasnya dan di bawahnya dalam
sanad tidak jarh, sementara ia tidak pernah meriwayatkan hadis munkar, maka
hadisnya dapat diterima. Ini adalah pendapat.
a. Ibnu Abdil Barr
b. Ibnu Hibban
c. Ibnu Hajar
d. Ibnu majah
e. Ibnu Khuzaimah
8. Al-Khatib al-Baghdadi dari jumhur ulama dan dishahihkan oleh Ibnu al-Shalah
dan muhaddis dan sebagian ulama ushul telah membuat kaidah-kaidah dalam jarh
wa tadil, yaitu.
a. Dua seorang ahli ilmu menyatakan keadilan
b. Orang yang menjarh tidak sentiment atas orang yang dijarh/terlalu
mempersulit dalam menjarh
c. Jarh harus dijelaskan dan harus memenuhi semua syarat-syaratnya
d. Jawaban a dan b benar
e. Hanya jawaban c yang benar
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 198

9. Al-Rafu wa al-Takmil fi al-jarh wa al-tadil adalah kitab yang menjadi rujukan
dalam jarh wa tadil yang merupakan karya dari.
a. Iman Abu al-Hasanat Muhammad Abdul Hayyi al-Laknawi al-Hindi.
b. Ibnu Abi Hatim al-Razi
c. Ibnu Hajar al Asyqalani
d. IbnuHibban
e. Muhammad Musthofa al Maraghi
10. Sedangkan kitab Muqaddimah kitab al-jarh wa al-tadil adalah karya
a. Iman Abu al-Hasanat Muhammad Abdul Hayyi al-Laknawi al-Hindi.
b. Ibnu Abi Hatim al-Razi
c. Ibnu Hajar al Asyqalani
d. IbnuHibban
e. Ibnu al-Shalah

















Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 199

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
7. Memahami Ilmu Jarh wa Tadil
INDIKATOR
7. 6. Menentukan contoh tazkiah di dalam al jarh wa tadil

Pembahasan tentang tazkiah dalam jarh wa tadil tentu tidak mungkin lepas dari
pembahasan sanad sebuah hadis. Untuk mengetahui apakah sebuah hadis bernilai
shahih, hasan ataupun dhaif salah satu petunjuknya yaitu dengan mengetahui
perawi yang meriwayatkan hadis, apakah dia adil, dhabith atau tidak, disamping
juga harus diketahui apakah di dalam matan hadis tersebut ada illat atau
kejanggalan. Mengenai keadilan seorang perawi dapat diketahui melalui
pentadilan yang dilakukan oleh muaddil, demikian juga untuk mengetahui
kecacatan seorang perawi dapat diketahui melalui tajrih yang dilakukan oleh al-
jarih.
Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh hadis yang dinukil dari kitab
Bulughul Maram, yang mana dengan pemaparan contoh hadis tersebut akan dapat
diketahui derajat/nilai hadis serta diketahui pula pentadilan (tazkiah) dan
pentajrihan perawi hadis sehingga terkuak nilai sebuah hadis.
Hadis 1

- :

Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa


Sallam bersabda perihal kucing -bahwa kucing itu tidaklah najis, ia adalah
termasuk hewan berkeliaran di sekitarmu. Diriwayatkan oleh Imam Empat
dan dianggap shahih oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.

Keterangan hadis
Derajat hadis: Hadis Shahih
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 200

Ash Shanani berkata, Hadis ini dishahihkan oleh Al-Bukhari, Al-Uqaili, dan
Ad Daruquthni. Al-Majd berkata di dalam Al-Muntaqo, Hadis ini
diriwayatkan oleh imam yang lima. At Tirmidzi berkata, hadis ini hasan
shahih.
Ad-Daruquthni berkata, periwayat-periwayat (rijal) nya terpercaya dan
dikenal. Imam Al- Hakim berkata, Hadis ini dishahihkan oleh Malik, dan
beliau berhujjah dengannya di dalam al-Muwaththo. Bersamaan dengan itu,
hadis inipun memiliki syahid (penguat) dengan sanad yang shahih yang
diriwayatkan oleh Malik. Diriwayatkan juga dari Malik oleh Abu Dawud, An-
Nasaa-i, At-Tirmidzi, Ad-Daarimiy, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqiy, dan
Ahmad, seluruh mereka meriwayatkan hadis ini dari Malik dari Ishaq bin
Abdillah bin Abi Tholhah dari Humaidah binti Abi Ubaidah dari bibinya
Kabsyah binti Kaab bin Malik. Dan Kabsyah ini dibawah asuhan Abu Qotadah
Al-Anshoriy. Hadis inipun dishahihkan oleh An-Nawawi di dalam Al-Majmu,
dan beliau menukil dari Al-Baihaqiy bahwa Al-Baihaqiy tersebut berkata,
sanad-sanadnya shahih.
Hadis ini memiliki banyak jalur periwayatan lain. Akan tetapi Ibnu
Mandah mencacati hadis ini dengan mengatakan bahwa Humaidah dan Kabsyah
adalah perawi yang majhul. Namun dapat dijawab bahwa Anaknya yaitu Yahya
meriwayatkan hadis darinya, dan Yahya ini adalah terpercaya bagi Ibnu Main.
Adapun Kabsyah, ada pendapat bahwa dia adalah seorang sahabat (wanita), dan
ini khusus pada sanad ini, jika tidak, maka telah datang dari jalur lain dari Abu
Qotadah.
Dengan demikian terbantahlah pencatatan hadis oleh Ibnu Mandah,
sehingga hadis ini menjadi shahih dengan penshahihan oleh imam-imam di atas,
wallahu alam.
Hadis 2

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 201

Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya (hakekat) air adalah suci dan
mensucikan, tak ada sesuatu pun yang menajiskannya."
Dikeluarkan oleh Imam Tiga dan dinilai shahih oleh Ahmad.
Keterangan hadis
Derajat hadis: Hadis ini shahih.
- Hadis ini juga dinamakan "hadis bi'ru bidho'ah". Imam Ahmad berkata, "hadis
bi'ru bidho'ah ini shahih.
- Imam At -Tirmidzi berkata "hasan".
- Abu Usamah menganggap hadis ini baik. Hadis ini telah diriwayatkan dari
Abu Sa'id dan selainnya dengan jalur lain.
- Disebutkan di dalam "at-Talkhish" bahwa hadis ini dishahihkan oleh Ahmad,
Yahya bin Mu'in, dan Ibnu Hazm.
- Al-Albani berkata, "periwayat pada sanadnya adalah periwayat Bukhari dan
Muslim kecuali Abdullah bin Rofi'. Al Bukhari berkata, "keadaannya majhul",
akan tetapi hadis ini telah dishahihkan oleh imam-imam sebagaimana yang
telah disebutkan di atas.
- Hadis ini adalah hadis yang masyhur (dikenal) dan diterima oleh para imam.
- Syaikh Shodiq Hasan di kitab Ar-Raudah, "Telah tegak hujjah dengan pen-
shahih-an oleh sebagian imam . Telah dishahihkan juga (selain yang telah
disebutkan di atas) oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Taimiyah, dll. Walaupun Ibnul Qothon mencacati hadis ini dengan majhulnya
riwayat dari Abu Sa'id, akan tetapi pencacatan oleh satu orang Ibnul Qothon
tidak dapat melawan penshahihan oleh imam-imam besar (yang telah
disebutkan di atas).
Kosa Kata:
- Kata (Thohur), artinya suci substansinya dan dapat mensucikan
selainnya.
- Kata (Laa yunajjisuhu syai-un) = tidak ada yang sesuatupun yang
dapat menajiskannya. Perkataan ini dimuqoyyad-kan (diikat) dengan syarat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 202

yaitu sesuatu (najis) tersebut tidak mengubah salah satu dari tiga sifat air, yaitu
bau, rasa, dan warna.
Hadis 3

Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu


'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika banyaknya air telah mencapai dua kullah
maka ia tidak mengandung kotoran." Dalam suatu lafadz hadis: "Tidak
najis".
Dikeluarkan oleh Imam Empat dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Hakim,
dan Ibnu Hibban.
Keterangan hadis
Derajat hadis: Hadis ini shahih, dinamakan juga dengan hadis qullatain (dua
kullah).
Para ulama berbeda pendapat mengenai keshahihan hadis ini, sebagian
ulama menghukumi hadis ini dengan syadz (nyeleneh) pada sanad dan
matannya. Syadz pada matannya dari segi bahwa hadis ini tidak masyhur
padahal kandungan hadis ini sangat dibutuhkan, seharusnya dinukil secara
masyhur, namun hal ini tidak. Dan tidak ada yang meriwayatkan hadis ini
kecuali Ibnu Umar saja.
Adapun segi idhtirob (simpang siur) pada matan, yaitu adanya sebagian
riwayat jika air mencapai dua kullah, ada juga jika air mencapai tiga
kullah, ada juga jika air mencapai empat kullah. Ukuran kullahpun tidak
diketahui, dan mengandung pengertian yang berbeda-beda.
Adapun ulama yang membela hadis ini dan mengamalkannya seperti
Imam Asy-Syaukani, beliau berkata, telah dijawab tuduhan idhtirob (simpang
siur) dari segi sanad bahwa selagi terjaga di seluruh jalur periwayatannya, maka
tidak bisa dianggap idhtirob (simpang siur), karena hadis tersebut dinukil oleh
yang terpercaya kepada yang terpercaya. Al Hafidz berkata, Hadis ini memiliki
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 203

jalur periwayatan dari Al-Hakim dan sanadnya dikatakan baik oleh Ibnu
Main. Adapun tuduhan idhtirab dari segi matan, maka sesungguhnya riwayat
tiga itu syadz, riwayat empat kullah itu mudhtarib, bahkan dikatakan
bahwa kedua riwayat tersebut maudhu, dan riwayat empat kullah di-
dhoifkan oleh Ad-Daruqtni.
Syaikh Al-Albani berkata, hadis ini shahih, diriwayatkan oleh lima
imam bersama Ad Darimi, At Thohawi, Ad Daruquthni, Al -Hakim, Al -
Baihaqi, Ath -Thoyalisi dengan sanad yang shahih. Ath-Thohawi, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, Adz Dzahabi, An Nawawi, Al Asqolaani
menshahihkan hadis ini, dan sikap sebagian ulama yang mencacati hadis ini
dengan idhtirob (simpang siur) tidaklah dapat diterima.
Ibnu Taimiyah berkata, kebanyakan ulama menghasankan hadis ini dan
menjadikannya sebagai hujjah (dalil), mereka telah membantah perkataan yang
mencela hadis ini Diantara ulama yang menshahihkan hadis ini adalah Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnu Mandzah, At Thohawi, An Nawawi, Adz
Dzahabi, Ibnu Hajar, Asy Suyuthi, Ahmad Syakir, dll.
Kosa kata:
- Kata (qullataini) = dua kullah. Dua kullah sama dengan 500 ritl irak, dan
1 ritl irak sama dengan 90 misqol. Dengan takaran kilo, dua kullah sama
dengan 200 kg.
- Kata (lam yahmil khobats), yaitu tidak dicemari oleh kotoran
(najis), maknanya adalah air tidak ternajisi dengan masuknya najis ke
dalamnya, jika air tersebut mencapai dua kullah. Dikatakan juga bahwa
maksudnya adalah air tersebut dapat melarutkan (menghilangkan) najis yang
masuk ke dalamnya, sehingga air tersebut tidak ternajisi.
- Kata (khobats) adalah najis.
Faedah hadis:
1. Jika air mencapai dua kullah, maka air tersebut dapat menghilangkan najis
(dengan sendirinya) sehingga najis tidak memberi pengaruh, dan inilah
makna tersurat dari hadis tersebut.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 204

2. Dipahami dari hadis tersebut bahwa air yang kurang dari dua qullah,
terkadang terkontaminasi oleh najis dengan masuknya najis sehingga air
tersebut menjadi ternajisi, tetapi terkadang tidak menjadi ternajisi dengannya.
3. Ternajisi atau tidaknya air bergantung pada ada atau tidaknya zat najis di
dalamnya, jika najis tersebut telah hancur dan larut, maka air tersebut tetap
pada kesuciannya.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 205



Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai!
Soal nomor 1 3 berdasar hadis 1
1. Hadis yang diriwayatkan oleh al-arbaah dari sanad Abu Qatadah bernilai shahih,
tetapi menurut at-tirmidzi bernilai.
a. hasan shahih
b. Hasan
c. Dhaif
d. layyinul hadis
e. majhul
2. hadis di atas memiliki syahid (penguat) dengan sanad yang shahih yang
diriwayatkan oleh.
a. Ibnu majah
b. Imam Ahmad
c. Malik
d. Abu dawud
e. Abu Hurairah
3. Ibnu Mandah mencacati hadis di atas dengan mengatakan bahwa Humaidah dan
Kabsyah adalah perawi yang majhul. Namun dapat dijawab bahwa Anaknya yaitu
Yahya meriwayatkan hadis darinya, Yahya ini adalah terpercaya menurut
a. Ibnu majah
b. Ibnu hibban
c. Al-Baihaqi
d. Ibnu Main
e. al-Bukhari
Soal nomor 4 7 berdasar hadis 2
4. Al Bukhari mengatakan bahwa sanad hadis 2 "keadaannya majhul", akan tetapi
hadis ini telah dishahihkan oleh.
a. Ahmad, Tirmidzi, nasai
b. Malik dan Ahmad
c. Ahmad, Yahya bin Mu'in, dan Ibnu Hazm.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 206

d. Yahya bin Muin, Ahmad, dan Malik
e. Ahmad, Tirmidzi, dan Nasai
5. Imam Ahmad mengatakan bahwa hadis bi'ru bidho'ah ini berderajat shahih,
sedang Imam At -Tirmidzi menilai.
a. hasan shahih
b. Hasan
c. Dhaif
d. matrukul hadis
e. majhul
6. 6. Ibnul Qothon mencacati hadis nomor 2 dengan majhulnya periwayat yang
bernama.
a. Abu Said al-Khudzry
b. Abu Hurairah
c. Ibnu Hibban
d. Kabsyah
e. Ibnu Umar
7. "Telah tegak hujjah dengan penshahihan oleh sebagian imam. Telah dishahihkan
juga (selain yang telah disebutkan di atas) oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain. Demikian komentar Syaikh Shodiq
Hasan tentang hadis 2 di dalam kitabnya yang diberi judul ..
a. Ar-Raudah
b. ilmu rijalil hadis
c. ilmu ruwatul hadis
d. at-Talkhish
e. Biru bidhoah
Soal nomor 8 9 berdasar hadis 3
8. Dari segi sanad, hadis 3 dianggap tidak masyhur karena hanya diriwayatkan oleh
satu orang sahabat, yaitu.
a. Abu Hurairah
b. Umar bin Khattab
c. Abdullah bin Umar
d. Abu Said al-Khudzry
e. Abu Qatadah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 207

9. Sebagian dari ulama mengatakan hadis 3 idhtirab dari segi sanad maupun matan.
Makna idhtirab adalah.
a. Ada kesimpangsiuran di dalam sanad maupun matan hadis
b. Ada kejanggalan pada matan hadis
c. Ada perawi yang majhul
d. Matan hadis berbeda-beda
e. Perawinya hanya satu orang saja
10. Kritikus hadis menilai perawi dengan sebutan , maka yang dilakukan
kritikus tersebut adalah
a. Menjarh
b. tazkiyah
c. Mencacat
d. Mentajrih
e. mentarjih






Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 208




Standar Kompetensi Lulusan
8. Mengenal sejarah singkat Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan
Pentakhrij Hadis yang dikenal sebagai Perawi
Indikator
8.1 Menjelaskan Biografi Abdullah bin Umar


Ringkasan materi

Dalam menilai kualitas suatu Hadis perlu adanya kritik sanad dan matan. Kritik
sanad artinya kemampuan menilai secara jernih tentang kualitas para perawi
Hadis yang ada dalam sanad suatu Hadis apakah bersambung sanadnya ? Apakah
adil dan dhabit para perawi dalam sanad tersebut ? dan seterusnya. Untuk
mengetahui kualitas seorang perawi terlebih dahulu harus mengetahui
biografinya. Di mana dia lahir dan meninggal, bagaimana sifat-sifat yang
dimiliknya, bagaimana sifat kepercayaanya dalam periwayatan, bagaimana
kemampuan mengingat atau menghapal, bagaimana kontribusinya terhadap
perkembangan periwayatan dan pembukuan Hadis dan seterusnya.
Para periwayat Hadis di kalangan para sahabat tidak sama jumlah
periwayatannya. Di antara mereka ada yang banyak dalam periwayatan Hadis dan
ada yang sedikit, bergantung dari ketekunan dan keahlian masing-masing. Di
antara mereka ada yang menekuni bidang Tafsir seperti Abdullah bin Mas`d dan
Abdullah bin `Abbs. Di antara mereka ada yang lebih menekuni bidang Faraidh
seperti Zaid bin Tsbit, dan di antara mereka juga ada yang menekuni Hadis
SEJARAH SINGKAT PERAWI
DAN PENTAKHRIJ HADIS
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 209

seperti Abu Hurairah dan di antara mereka ada yang lebih menekuni dan terjun
dalam politik praktis, pertanian/ atau perkebunan dan lain-lain.

Banyaknya periwayatan bukan karena seseorang lebih dahulu masuk Islam
( al-Sbiqn al-Awwaln) seperti Abu Bakar, umar, Utsman dan Ali. Bahkan
mareka tidak meriwayatkan sebanyak sahabat lain, karena Hadis pada awal
perkembangan Islam tidak boleh ditulis dan hanya dihapal atau diingat saja, di
samping ada larangan memperbanyak periwayatan Hadis masa Khulafaur
Rasyidin. Pada buku ini akan dipaparkan di antara para sahabat yang banyak
meriwayatkan Hadis (al-muktsirn fi riwyat al-Hadts). Maksud banyak
periwayatan di sini adalah jumlah Hadis yang diriwayatkan seseorang lebih dari
seribu Hadis.
Dalam fase ini dikenal beberapa orang sahabat dengan julukan
bendaharawan hadis, yakni orang-orang yang riwayatnya lebih dari seribu hadis.
Mereka memperoleh riwayat-riwayatnya yang banyak itu karena
1. Yang paling awal masuk Islam, seperti Khulafaur Rasyidin dan Abdullah
bin Masud
2. Terus menerus mendampingi Nabi SAW dan kuat hafalannya, seperti Abu
Hurairoh
3. Menerima riwayat dari sebagian sahabat selain mendengar dari Nabi
SAW dan panjang pula umurnya, seperti Anas ibn Malik, walaupun beliau
masuk Islam sesudah Nabi SAW menetap di Madinah
4. Lama menyertai Nabi SAW dan mengetahui keadaan Nabi SAW, seperti
istri-istri beliau Aisyah dan Ummu Salamah
5. Berusaha untuk mencatatnya, seperti Abdullah ibn Amr ibn Ash yang
meriwayatkan hadis dalam buku catatannya yang dinamai Ash-Shadiqah
Di antara sahabat yang mengembangkan periwayatan hadis adalah :
a. Abu Hurairah.
Menurut keterangan Ibnu al-Jauzy dalam Talqih Ahl al Atsar hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairoh sejumlah 5.374 buah. Menurut hitungan
Al Kirmany 5.364 buah. Dalam Musnad Ahmad 3.848 buah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 210

b. Abdullah ibn Umar, sebanyak 2.630 hadis
c. Anas ibn Malik, sebanyak 2.276 hadis
d. Aisyah, sebanyak 2.210 hadis
e. Abdullah bin Abbas, sebanyak 1.660 hadis
f. Jabir ibn Abdullah, sebanyak 1.540 hadis
g. Abu Said al-Khudry, sebanyak 1.170 hadis
Dalam itu pula ada sahabat yang menyedikitkan riwayatnya, yaitu Az-Zubair
karena takut terjerumus dalam kedustaan. Zaed ibn Arqam tidak berani lagi
meriwayatkan hadis sesudah usianya lanjut takut telah banyak yang dilupakannya,
seperti yang diterangkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya

A. Sejarah singkat tokoh yang meriwayatkan hadis
1. Abdullah bin `Umar
Abdullah bin Umar adalah Abu Abd ar-Rahman Abdullah ibn Umar ibn
al-Khaththab al-Quraisyi al-Adawy, seorang sahabat Rasul yang terkemuka
dalam bidang ilmu dan amal. Abdullah dilahirkan di Makkah pada tahun 10
sebelum hijrah sama dengan 618 M.Beliau wafat di Makkah pada tahun 73 H
atau 693 M.
Dalam usia 10 tahun beliau bersama ayahandanya berhijrah ke Madinah
lebih dahulu dari pada ayahandanya.Beliau adalah saudara kandung Khafshah,
istri Rasul.Sejak kecil beliau sudah mempunyai perhatian dalam
perkembangan dan kejuan Islam. Dia tidak diizinkan ikut perang Uhud oleh
Rasulullah karena usianya yang masih kecil kecuali pada perang- perang
berikutnya. Kemudian ia aktif ikut serta perang seperti Khandaq dan
beberapa peperangan sesudahnya termasuk penaklukan Mesir dan di negeri-
negeri Afrika lainnya. Abdullah bin Umar dikenal sebagai sosok yang tekun
beribadah, zuhud, dermawan dan gigih dalam berjuang untuk kehidupan
Islam. Abdullah bin Umar merasa hidupnya di muka bumi ini sebagai tamu
atau musafir sehingga kehidupannya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Disamping
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 211

juga mempunyai hafalan dan kekuatan ingatan yang tinggi. Teman-teman
Abdullah bin `Umar mengakui keunggulannya, Abdullah bin Masud berkata :

Sungguh aku melihat kita (sahabat) orang-orang yang sempurna, tidak ada
seorang pemuda di tengah-tengah kami yang lebih mampu menguasai dirinya
dibandingkan dengan Abdullah bin Umar.
Beliau termasuk seorang sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam
periwayatan Hadis. Abi Ja`far berkata : Tidak ada seorang sahabat Nabi
yang mendengar Hadis dari Rasulillah yang lebih berhati-hati dari pada Ibn
`Umar ia tidak mengurangi dan tidak menambah periwayatan. Menurut
Imam Malik, Selama 60 tahun sesudah wafat Nabi Ibn `Umar memberi fatwa
hukum dan meriwayatkan Hadis. Ibn al-Bakkar juga mengatakan, Ibn `Umar
menghapal semua yang ia dengar dari Rasulillah dan bertanya kepada orang-
orang yang yang menghadiri majlis-majlis Rasulillah tentang segala
perkataan dan perbuatannya. Ibn Hazm menilainya sebagai seorang sahabat
yang banyak memberi fatwa dan meriwayatkan Hadis.
Jumlah Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar sekitar 2.630
buah. Ia meriwayatkan Hadis dari Nabi dan dari para sahabat, di antaranya
dari ayahnya sendiri `Umar, pamannya Zaid, saudara kandungnya Hafshah,
Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal, Ibn Mas`d, Abu Dzarr, dan Mu`adz. Imam al-
Bukhari meriwayatkan sekitar 81 buah Hadis dari padanya, Muslim
meriwayatkan dari padanya sekitar 31 buah Hadis, dan yang disepakati
Bukhary-Muslim sebanyak 1700 buah Hadis. Banyaknya periwayatan
Abdullah bin `Umar karena disebabkan beberapa faktor, antara lain :
a. Ia tergolong sahabat pendahulu masuk Islam dan berusia panjang
mencapai 87 tahun
b. Selalu hadir di majlis-majlis Nabi saw dan mempunyai hubungan
dekat dengan beliau, karena menjadi iparnya saw
c. Tidak punya ambisi kedudukan dan tidak melibatkan diri dalam
berbagai konflik politik di kalangan sahabat.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 212

Ibnu al-Bikr mengatakan, Ibnu Umar menghafal semua yang didengar dari
Rasul dan bertanya kepada orang-orang yang menghadiri majelis-majelis
Rasul tentang tutur kata dan perbuatan Rasul.





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 213



Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang pada pilihan
jawaban A, B, C, D, atau E
1. Siapakah sahabat di bawah ini yang mempunyai julukan
adalah
A. Abdullah ibnu Harits ibnu Naufal
B. Abdullah ibnu Rabiah
C. Abdullah ibnu Abbas
D. Abdullah ibnu Umar
E. Abdullah ibnu Masud
2. Perawi hadis yang merupakan ipar Rasulullah saw dari istrinya Khafshah
adalah .
A. Abu Hurairoh
B. Abdullah Ibnu Umar
C. Anas Ibnu Malik
D. Abdullah Ibnu Abbas
E. Jabir ibnu Abdillah
3. Abdullah bin Umar meriwayatkan hadis sebanyak .
A. 5375 hadis
B. 5364 hadis
C. 2630 hadis
D. 2210 hadis
E. 1700 hadis
4. Abdullah bin Umar merupakan sahabat nabi yang mendapat gelar
bendaharawan hadis ke .
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat
E. Lima
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 214

5. Abdullah bin Umar adalah tokoh hadis terkemuka dalam bidang ilmu dan
amal yang berasal dari .
A. Bashrah
B. Quraisy
C. Kufah
D. Makkah
E. Madinah
6. Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar dan mendapatkan
kesepakataan Bukhari Muslim sebanyak .
A. 875 hadis
B. 1700 hadis
C. 2276 hadis
D. 2340 hadiits
E. 2630 hadis
7. Yang Bukan perawi hadis yang tergolong dalam Empat Abdillah adalah .
A. Abdullah ibnu Harits ibnu Naufal
B. Abdullah ibnu Umar
C. Abdullah ibnu Abbas
D. Jabir ibnu Abdillah
E. Abdullah ibnu Msud
8. Ketika berumur 10 tahun Abdulllah bin Umar ingin mengikuti perang. Tetapi
ditolak oleh Rasululah saw karena usianya yang relative masih muda. Perang
tersebut adalah .
A. Perang Uhud
B. Perang Khandaq
C. Perang Badar
D. Perang Tabuk
E. Perang Siffin
9. Abdullah bin Umar adalah seorang tokoh hadis yang hidup pada masa Rasul
yang tegolong dalam
A. Khuulafaur Rosyidin
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 215

B. Sahabat Besar
C. Sahabat Kecil
D. Tabiin
E. Tabiit Tabiin
10. Abdullah bin Umar menerima hadis dari
A. Nabi saw
B. Sahabat
C. Khulafaur Rosyidin
D. Nabi saw dan Sahabat
E. Perawi hadis yang terpercaya


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 216

Standar Kompetensi Lulusan
8. Mengenal sejarah singkat Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan
Pentakhrij Hadis yang dikenal sebagai Perawi
Indikator
8.2 Menjelaskan Biografi Anas bin Malik


Anas bin Malik
Anas bin Malik adalah Abu Tsumamah (Abu Hamzah) Anas ibn Malik
ibn Nadhr ibn Dhamdham al-Najjary al-Anshary, seorang sahabat yang melayani
Nabi saw yang terpercaya, bapaknya bernama Malik bin al-Nadhar dan ibunya
bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya kepada Nabi ketika berusia
10 tahun dan ia mohon hendaknya beliau berkenan menerima anaknya sebagai
khadimnya dan Nabipun menerimanya. Ia sering membawakan sandal dan ember
Rasulillah untuk berwudhu. Ia mendapat doa Rasulillah :

Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan masukkanlah ke surga.


Anas berkata : Sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku
mengharapakan wanita yang ketiga. Demi Allah, hartaku melimpah ruah dan
sungguh jumlah anak-anakku dan anak cucuku pada hari ini mencapai 100 orang.
Nabi sering mengajak canda dan humor dengan Anas dengan panggilan
: Ya dza al-udzunayn (Hai anak yang memiliki telinga dua) sehingga tidak
terkesan sebagai pergaulan tuan dan budaknya. Anas menceritakan selama
pergaulannya dengan Nabi : Beliau tidak pernah mempersoalkan apa yang aku
lakukan ; mengapa kamu lakukan begini, mengapa kamu tinggalkan begini atau
mengapa kau tidak tingalkan begini ? dan seterusnya. Tetapi beliau mengatakan :
Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendak-Nya
tidak terjadi.
Pada saat perang Badar Anas masih berusia muda maka belum mengikuti
peperangan ini, tetapi setelah itu ia banyak melibatkan diri dalam berbagai
pertempuran. Ketika Abu Bakar bermusyawarah dengan `Umar tentang
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 217

pengangkatannya sebagai gubernur Bahrayn, `Umar memujinya ; dia adalah
seorang pemuda yang cerdas dan penulis. Dia seorang wara dan taqwa sebab
telah lama pergaulannya dengan Nabi. Abu Hurairah berkata :
(

)
Aku tidak melihat seorang yang shalatnya lebih serupa dengan Nabi
dari pada Ibn Sulaim yakni Anas bin Malik.
Ibn Srn juga berkata :

Anas adalah manusia yang paling baik shalatnya baik dalam shalat
hadhar (mukim di rumah) maupun safar (bepergian jauh).
Ia dibesarkan di tengah-tengah keluarga Nabi selama 9 tahun dan
beberapa bulan sehingga ia banyak mengetahui hal ihwal Nabi baik berupa
perkataan, perbuatan dan pengakuan beliau. Ia dikaruniai cukup panjang umur
sehingga ia msih hidup selama 83 tahun setelah wafat beliau. Hal inilah di
antaranya yang menyebabkan ia banyak meriwayatkan Hadis dari beliau baik
secara langsung dari beliau maupun melalui sesama para sahabat kemudian
disampaikan kepada umat.
Jumlah Hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2.286 buah
Hadis Imam al-Bukhri meriwayatkan dari padanya sebanyak 83 buah Hadis dan
Muslim sebanyak 71 buah Hadis. Pada akhir hayatnya ia berpindah ke Bashrah
dan salah seorang sahabat yang terakhir wafatnya di Bashrah. Wafat pada tahun
93 H dalam usia lebih 103 tahun.
Anas menerima hadis dari Nabi saw dan dari banyak sahabat, di
antaranya ialah Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdullah bin Rahawah, Fathimah az-
Zahrah, Tsabit bin Qais, Abd ar-Rahman ibn Auf, Ibnu Masud, Abu Dzar, Malik
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 218

ibn shasshaah, Muadz ibn Jabal, Ubadah ibn Shamit dari ibunya sendiri Ummu
Sulaiman dan saudara-saudara ibunya Ummu Hiram, dan Ummu Fadhel.






Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, atau E
1. Di bawah ini nama perawi yang merupakan Khadam (pelayan) Rasulullah saw
adalah .
A. Abdullah binUmar
B. Anas bin Malik
C. Aisyah ash shiddiqiyyah
D. Jabir ibnu Abbas
E. Abdullah bin Abbas
2. Anas bin Malik adalah seorang bendaharawan hadis yang meriwayatkan hadis
sebanyak .
A. 1660 hadis
B. 1700 hadis
C. 2210 hadis
D. 2276 hadis
E. 2630 hadis
3. . Doa Rasululloh tersebut ditujukan
kepada .
A. Tsabit bin Qais
B. Muadz ibnu Jabir
C. Ubadah ibnu Shamit
D. Anas ibnu Malik
E. Abdullah ibnu Rohawah

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 219

4. Nabi sering mengajak canda dengan Anas bin Malik, biasanya dengan
panggilan .
A. Ya Ibnu Sulaim
B. Ya Dzal Qorib
C. Ya Aba Hurairoh
D. Ya Ibn Malik
E. Ya dza al-udzunayu
5. Perhatikan sahabat-sahabat nabi berikut!
No
Nama
1
Umar bin Khattab
2
Ibnu Sirin
3
Said Ibnu Musayyab
4
Abu Salamah
5
Harits ibnu Naufal
Sahabat yang memberi pujian kepada Anas bin Malik sebagai manusia yang
paling baik sholatnya adalah sahabat nomor .
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
6. Perhatikan pentahrij hadis berikut!
No
Nama
1
Bukhari
2
Nasai
3
Turmudzi
4
Ibnu Majjah
5
Muslim

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 220

Hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik banyak disepakati oleh .
A. 1 dan 3
B. 1 dan 4
C. 1 dan 5
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
7. Di antara hal yang tumbuh dalam masa ke tiga adalah munculnya orang-orang
yang membuat hadis-hadis palsu. Hal ini terjadi pada era .
A. Perebutan kekuasaan dalam masa Bani Umayyah
B. Tidak kuatnya periwayatan suatu hadis
C. Berbaurnya antara ayat Al Quran dengan hadis
D. Sesudah Ali wafat
E. Tidak ada yang mensepakati hadis

8. Anas bin Malik ketika hidupnya penuh dengan perjuangan untuk
mengumpulkan haits. Tempat yang paling banyak di diaminya adalah .
A. Mesir
B. Madinah
C. Makkah
D. Kufah
E. Bashrah
9. Seorang perawi harus memiliki sifat Dzabit, artinya
A. Memahami kaidah-kaidah bahasa Arab
B. Kuat ingatan
C. Cerdik
D. Hidup bersama Rasulullah SAW
E. Ikhlas dan zuhud
10. Munculnya hadis palsu bermulaa dari golongan syiah yang mengutamakan
pribadi-pribadi dengan kepentingan tertentu, sehingga Imam Malik menyebut
daerah tersebut sebagai pabrik hadis palsu. Yang dimaksud dengan daerah itu
adalah .
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 221

A. Israil
B. Iran
C. Iraq
D. Palestina
E. Yaman






Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 222

Standar Kompetensi Lulusan
8. Mengenal sejarah singkat Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis
dan Pentakhrij Hadis yang dikenal sebagai Perawi
Indikator
8.3 Menentukan nama lengkap / sebutan lain Imam Muslim



Imam Muslim (204 H/820 M 261 H/875 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Husayn Muslim bin al-Hajjaj al-Quraysyiy
al-Naysaburiy. Beliau dilahirkan di Naysabur pada tahun 204 H/ 820 M yaitu kota
kecil yang terletak di negera Iran. Beliau salah seorang ahli Hadis terkemuka dan
murid al-Bukhari. Sejak kecil beliau belajar Hadis ke beberapa guru di berbagai
negara antaranya ke Hijaz, Syam, Irak, Mesir dan lain-lain seperti gurunya al-
Bukhari. Al-Nawawi berkata : Imam Muslim seorang yang sangat berhati-
hati,teguhpendirian,wara`, dan makrifah.
Beliau melawat ke Hijaz, Iraq, Syiria, dan Mesir untuk mempelajari hadis
dari ulama hadis. Beliau meriwayatkan hadis dari Yahya ibn Yahya an-Naisabury,
Ahmad ibn Hanbal, Ishaq ibn rahawaih dan Abdullah ibn Maslamah Al-Qanaby,
Al Bukhory dan lain-lain. Hadis-hadisnya diriwayatkan oleh ulama Baghdad
yang sering beliau datangi At-Tirmidzy, Yahya ibn Said, Muhammad ibn Ishaq
ibn Khuzaimah, Muhammad ibn Abd al-Wahhab Al-Farra, Ahmad ibn Salamah,
Abu Awanah, Yaqub ibn Ishaq al-Isfarayiny, Nashr ibn Ahmad dan lain-lain.
Abu Ali an-Naisabury berkata, Tidak ada di bawah kolong langit dan
bumi, kitab yang lebih shahih dari kitab Muslim dalam ilmu hadis.
Di antara buku Hadis yang beliau tulis adalah Shahh Muslim berisikan
4.000 Hadis yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000 buah Hadis yang
dihitung secara berulang, atau pendapat lain sebanyak 7.275 buah Hadis secara
terulang-ulang. Menurut Fuad Abd al-Bqiy sebanyak 3.033 buah Hadis tanpa
diulang. Buku itu disusun selama 12 tahun. Shahh al-Bukhariy dan Shahh
Muslim, keduanya kitab yang paling shahih setelah al-Quran, para ulama
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 223

menerimanya secara aklamasi (qabl) dan mayoritas mereka menilai al-Bukhari
lebih shahih, tetapi Shahh Muslim lebih indah sistematika penulisannya. Imam
Muslim berkata :

Seandainya ahli Hadis menulis Hadis selama 200 tahun, maka intinya
pada kitab Shahhnya.
Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Muslim
dalam kitabnya pada dasarnya sama dengan penetapan Shahh al-Bukhriy. Ibn al-
Shalh mengatakan bahwa persyaratan Muslim dalam kitab Shahh-nya adalah :
a. Hadis itu bersambung sanad-nya
b. Hadis diriwayatkan oleh orang kepercayaan (tsiqah) dari generasi
permulaan sampai akhir
c. Terhindar dari syudzdz dan `illah.
Pengertian (bersambung sanad) menurut al-Bukhari,
seorang periwayat harus benar-benar bertemu ( ) dengan penyampai Hadis.
Sedang Muslim mensyaratkan semasa ( /al-mu`sharah=hidup satu
masa).
Para Gurunya
Imam Muslim mempunyai guru hadis sangat banyak sekali, diantaranya
adalah: Usman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh,
Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, 'Amar an-Naqid, Muhammad bin Musanna,
Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa'id al-Aili, Qutaibah bin sa'id dan lain
sebagainya.
Murid yang meriwayatkan Hadisnya
Banyak para ulama yang meriwayatkan hadis dari Imam Muslim, bahkan
di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya dengan dia. Di antaranya, Abu
Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Abu Bakar bin Khuzaimah,
Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa at-Tirmidzi, Abu Amar
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 224

Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin Ishaq bin as-
Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama terakhir ini
adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi muridnya yang
lain.
Pujian para Ulama
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadis nomor satu, ahli tentang ilat-
ilat (cacat) hadis dan seluk beluk hadis, dan daya kritiknya sangat tajam, maka
Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan
kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena Muslim adalah salah satu dari
muridnya. Al-Khatib al-Bagdadi berkata: "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari,
mengembangkan ilmunya dan mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah
menunjukkan bahwa Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai
ciri khas tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru
yang belum ada sebelumnya.
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya. Al--
Khatib al-Bagdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya me-
lihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari
pada guru- guru hadis lainnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada
Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau
bagi kaum muslimin."
Ishak bin Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti
Muslim?". Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadis. Saya
menulis hadis dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang
benar- benar ahli hadis hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim." Mak-
sudnya, ahli hadis terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadis itu cukup
banyak jumlahnya.
Kitab tulisan Imam Muslim
Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup
banyak. Di antaranya:
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 225

1. Al-Jamius Syahih
2. Al-Musnadul Kabir Alar Rijal
3. Kitab al-Asma' wal Kuna
4. Kitab al-Ilal
5. Kitab al-Aqran
6. Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal
7. Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba'
8. Kitab al-Muhadramain
9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin
10. Kitab Auladus Sahabah
11. Kitab Auhamul Muhadisin.

Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau
Syahih Muslim.
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat
luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami as-Sahih, terkenal
dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling
sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh
segenap umat Islam.
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti
dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan,
membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-
hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya
perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka
lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di
mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah
didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini
yang disaring dari 300.000 hadis."
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 226

Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis
bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu
berisi 12.000 buah hadis.
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz,
bahwa jumlah hadis Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadis. Kedua
pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama
memasukkan hadis-hadis yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan
perhitungan kedua hanya menghitung hadis-hadis yang tidak disebutkan berulang.
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadis yang sahih
menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya
mencantumkan hadis-hadis yang telah disepakati oleh para ulama hadis."
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang
diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadis selama 200 tahun, maka
usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadis yang diriwayatkan dalam
Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku
mencantumkan sesuatu hadis dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga
tiada aku menggugurkan sesuatu hadis daripadanya melainkan dengan alasan
pula."
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara
terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian
naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas
yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-
judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.
Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah.
Banyak para Ulama yang mengambil Hadis dari padanya di antaranya
al-Turmudzi, Abu Hatim al-Rziy, Ahmad bin Salamah, Musa bin Harun, Yahya
bin Sh`id, Muhammad bin Mukhallad, abu `Uwnah Ya`qb bin Ishak al-
Isfarniniy, Muhamad bin Abd al-Wahhb al-Farr, `Ali bin al-Husain, dan lain-
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 227

lain. Akhirnya beliau meninggal di Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam
usia 55 tahun.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 228





Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, dan E
1. Imam Muslim adalah pentakhrij hadis yang berasal dari .
A. Iraq
B. Naisabus
C. Iran
D. Basrah
E. Kufah
2. Imam Muslim sejak kecil sudah mulai bergaul kepada .
A. Abdullah bin Umar
B. Ali bin Abi Thalib
C. Anas bin Malik
D. Al-Bukhari
E. Zaid bin Tsabit
3. Di antara kumpulan hadis yang ditulis oleh Imam Muslim yang popular
dinamai .
A. Shahih Muslim
B. Sunan Muslim
C. Shahih Bukhari Muslim
D. Diwanul Hadis An-Nabawy
E. Riyadhus Sholihin
4. 1. hadis itu bersambung sanadnya
2. Hadis diriwayatkan oleh orang kepercayaan dari generasi permulaan
sampai dengan akhir
3. Terhindar dari syudzudzz dan illah
4. Disepakati sejumlah perawi hadis.
5. Dapat dipertanggungjawabkan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 229

Dalam penetapan hadis-hadis dalam shahih Musllim persyaratan-persyaratan
yang diajukan adalah .
A. 1,2,3
B. 1,3,5
C. 2,3,4
D. 1,2,3,4
E. 2,3,4,5
5. Abu al Husain ibnu al Hajjaj ibn Muslim al Qusyairy an Naisabury merupakan
nama lain dari .
A. Imam Bukhari
B. Imam Muslim
C. Imam Turmudzi
D. Imam Nasai
E. Abu Dawud
6. Di bawah ini yang bukan kota pelawatan Imam Muslim untuk mempelajari
dalam periwayatan hadis adalah .
A. Hijaz
B. Iraq
C. Syiria
D. Mesir
E. India
7. Imam Muslim adalah pentakhrij hadis yang terkemuka. Hadis yang
merupakan kesepakatan Imam Muslim dengan Al Bukhari disebut .
A. Shahih Bukhari
B. Muttafaqun Alaihi
C. Shahih Muslim
D. Shahibul Hadis
E. Al Musnatul kamil
8. Nama lain dari gabungan karya Bukhari dan Muslim disebut .
A. Al Hajjaj
B. Mujtaba
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 230

C. Sokhikhain
D. Al Muwatho
E. Sirojul Munir
9. Di bawah ini adalah nama-nama kota yang ditempati oleh Muslim untuk
mempelajari hadis dari Ulama-Ulama Hadis. Kota tersebut adalah .
A. Hijaz, Iraq, Syiria, dan Mesir
B. Iraq, Iran, Madinah, dan India
C. Hijaz, Makkah, Madinah, dan Kufah
D. Syiria, Damaskus, dan Parsi
E. Saudi Arabia, Yaman, Iraq, dan Iran
10. Kitab Shahih Muslim disebut juga.
A. Al Jamius Shahih
B. Al Jamiul Hadis
C. Shahihain
D. Auhamul Muhadditsin
E. Kitabal Aqran






Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 231

Standar Kompetensi Lulusan
8. Mengenal sejarah singkat Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis
dan Pentakhrij Hadis yang dikenal sebagai Perawi
Indikator
8.4 Menentukan Guru Imam at-Tirmidzi


At-Turmudzi (200 H/824 M- 279 H/892 M)
Imam Al Turmudzi nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa
ibn Tsurah ibn Musa ibn Dhahak Al Sulami Al Bughi Al Tirmidzi adalah seorang
muhaddits yang dilahirkan di kota Turmudz, sebuah kota kecil di pinggir utara
sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan di kota tersebut ;pada
bulan Dzulhijjah 200 H ( atau tepatnya 824 M ). Imam Bukhari dan Imam
Turmudzi keduanya sedaerah sebab Bukhara dan Turmudzi adalah satu adalah
satu daerah dari daerah ma waraun nahr.
Beliau mengambil hadis dari ulama hadis yang kenamaan, seperti
Abdullah ibn Muawiyah al-Jumahy, Ali ibn Hujr al-Marwazy, Suwaid ibn Nashr
al-Maerwazy, Qutaibah ibn Said ats-Tsaqafy, Abu Mushab, Ahmad ibn Abi
Bakar Az-Zuhry al-Madiny, Ibrahim ibn Abdullah ibn Hatim al-Hawary.
At-Turmudzy adalah salah seorang ulama yang mendapat asuhan dan
didikan Al-Bukhory, mempelajari ilmu hadis, mendalami fiqihnya dan
mengadakan munazharoh (diskusi) dengannya. At-Turmudzy sering berbeda
pendapat dengan gurunya.
At-Turmudzi banyak melawat ke berbagai negeri. Hadis-hadisnya
diriwayatkan oleh oleh banyak ulama dan yang terpenting antara mereka adalah
Al-Mahbudy yang meriwayatkan kitab AlJami.
Untuk member kesaksian tentang ketinggian At-Turmudzy dalam bidang
hadis maka Al-Bukhory sengaja menerima suatu hadis daripadanya. Sebagaimana
biasa dilakukan oleh ulama besar, yaitu mendengar hadis dari ulam yang lebih
rendah daripadanya.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 232

Thasy Kubra Zadah berkata, At-Turmudzy adalah salah seorang dari
ulama penghafal hadis yang terkenal, berilmu luas dalam bidang fiqih dan
menerima hadis dari ulama besar.
Al Mizzy berkata, At-Turmidzy adalah seorang penghafal hadis yang
terkemuka yang telah dapat dimanfaatkan kirabnya oleh para Muslim.
Menurut Ibnu al-Atsir, kitab Al-Jami dan kitab-kitab yang lain, salah
seorang imam hadis yang terkemuka yang telah dapat dimanfaatkan kitabnya oleh
para Muslim.
Di antara karyanya adalah Kitab Sunan atau yang disebut
(Jmi` al-Turmudziy). Di dalam kitab ini ia mengklasifikasikan kualitas Hadis
menjadi shahih, hasan, dan dha`if. Setelah selesai menulis kitab ini beliau
perlihatkannya kepada para ulama Hijaz, Irak, dan Khurrasan. Mereka bersenang
hati dan bangga melihatnya. Beliau berkata :

Aku tulis bukuku ini dan telah aku sodorkan kepada para ulama Hijaz,
Irak, dan Khurrasan dan mereka menyenanginya. Barang siapa di rumahnya
terdapat kitab Sunan ini, maka seakan-akan di rumahnya ada seorang Nabi yang
berbicara.
Buku inilah sumber pertama Hadis Hasan. Kualitas Hadisnya terbagi
empat macam ; yaitu sebagian dipastikan keshahihanny, sebagian lain shahih atas
syarat Abu Dawud dan al-Nasi, sebagian lain dijelaskan `illat-nya, dan sebagian
lagi beliau terangkan : Aku tidak keluarkan suatu Hadis dalam kitbaku ini
kecuali yang diamalkan oleh sebagian Fuqah.
Beliau meninggal dunia pada tahun 279 H/892 M bulan Rajab di
Turmudz setelah sakit mata pada akhir hayatnya.




Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 233




Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, atau E !
1. Seorang Imam yang menjadi panutan dalam bidang hadis diantaranya ialah At
Turmudzi. Beliau mempunyai nama lengkap .
A. Abu Isa ibn Sauroh ibn Musa ibn Shakkar as Sulamy al Bughy At
Thurmudzi
B. Abu Add ar Rohman Ahmad ibn Syuaib ibn Ali Ibn Bakar ibn Sunan An
Nasay
C. Abu Al Husain Muslim ibn al Hajjaj ibn Muslim al Qusyairy an naisabury
D. Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughiroh al-
Jafi
E. Abu Daud Sulaiman ibn Asyats ibn Syidad ibn Amar ibn Amir As
Sijistany
2. Imam Turmudzi berguru kepada
A. Imam Bukhari
B. Imam Muslim
C. Abu Daud
D. Nasay
E. Rahawaih
3. At Turmudzi menyusun kitab hadis yang dinamakan .
A. Al Mujtaba
B. Al jami
C. As Subky
D. Sunan Turmudzi
E. Shahih Turmudzi
4. Menurut Ibnu al Atsir, diantara kitab-kitab karya At-Thurmudzi yang paling
baik adalah .
A. Muttafaqun Alaihi
B. Sunan At Turmudzi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 234

C. Al Ilalul Hadis
D. Al Jamial Kabir
E. Al jami
5. Dalam sejarah perkembangan ilmu hadis status At Thurmudzi dalam status
hadis disebut
A. Rijalul Hadis
B. Pentakhrij Hadis
C. Perawi Hadis
D. Orang yang meriwayatkan hadis
E. Orang yang menerima hadis
6. Perhatikan nama-nama berikut!
No Nama
1 Quthaibah bin said
2 Dawud Zamahsari
3 Ishaq bin Musa
4 Sufyan bin Waji
5 Muslim

Di antara nama-nama di atas di mana At-Thurmudzi pernah berguru
kepadanya adalah .
A. 1,2,3,4
B. 2,3,4,5
C. 1,3,4,5
D. 1,2,4,5
E. 1,2,3,5
7. Ulama yang banyak meriwayatkan Kitab Al Jami adalah .
A. Abu Daud as-Sijistany
B. Zaed ibn Yahya ibn Ubaid ad Dimasyqy
C. Ibnu Syuwail
D. Ibnu al-Katsir
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 235

E. Al-Mahbudy
8. Turmudzi adalah ahli hadis yang berasal dari
A. Bugh
B. Iraq
C. Mesir
D. Kufah
E. Madinah
9. Kitab Al-Jami ash-Shahih dan Asy-Syamil merupakan kitab yang
berkembang dalam masyrakat. Kitab tersebut disusun oleh .
A. Bukhari
B. Muslim
C. Turmudzi
D. Nasay
E. Al Mizzy
10. Imam Turmudzi di samping dikenal sebagai Ulama Hadis, beliau juga dikenal
sebagai Ulama .
A. Tokoh Tasawuf
B. Ulama Fiqih
C. Sufi
D. Tabib
E. Filosof


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 236

Standar Kompetensi Lulusan
8. Mengenal sejarah singkat Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis
dan Pentakhrij Hadis yang dikenal sebagai Perawi
Indikator
8. 5 Menyebutkan gelar yang diberikan Ulama Hadis kepada Imam
An Nasai


An-Nasay (215/839 M-303 H/915 M)
Nama lengkapnya Abu Abd ar-Rahman Ahmad ibn Syuaib ibn Ali ibn
Bakar ibn Sunan An-Nasay. Beliau dilahirkan di kota Nasa suatu kota masuk
wilayah Khurrasan pada tahun 215 HDAN WAFAT DI Makkah pada tahun 303
H. Beliau mengembara ke berbagai kota besar untuk mencari Hadis, antara lain
ke Khurrasan, Hijaz, Irak, dan Mesir kemudian menetap di Mesir. Beliau juga
seorang faqih bermadzhab al-Syfi`i, ahli ibadah, berpegang teguh pada Sunah,
dan memiliki wibawa kehormatan yang besar. Beliau juga seorang penulisn As-
Sunan yang dinamakan Al-Mujtaba. Setelah melaksanakan ibadah haji ia
menetap di Mekkah sampai menghadap ke hadirat Ilahi pada tahun 303 H /915 M.
Beliau meningal di al-Ramalah dan dimakamkan di Bayt al-Maqdis. Imam al-
Daru Quthniy memberi komentar tentang al-Nasai :


al-Nasai adalah orang yang paling alim Fikih di antara syeikh-syeik Mesir pada
masanya dan orang yang paling mengetahui hadis dan para perawinya.
Beliau meriwayatkan hadis dari Qutaibah ibn Said, Ishaq ibn Ibrahim, Hummaid
ibn Masadah, Ali ibn Thasyram, Muhammad ibn Abd al-Ala, Mahmud ibn
Ghailan, Abu Basyar ad-Daulaby, Abu Qasim ath-Thabary, Abu Jafar ath-
Thahawy, Muhammad ibn Harun ibn Shalih ibn Sinan, Abu Bakar Ahmad ibn
Ishaq as-Sunny, seorang penghafal hadis
Cukup banyak karangan beliau kurang lebih 15 buku, yang paling populer adalah
al-Sunan yang disusun seperti bab Fiqh. Di dalamnya tidak ada seorang periwayat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 237

yang disepakati kritikus untuk ditinggalkannya. Dari segi kualitas Hadisnya
terdapat Hadis shahih, hasan dan dha`if. Beliau beri nama buku itu (al-
Sunan al-Kubr), kemudian diajukan kepada seorang amir di al-Ramalah, beliau
ditanya : Apakah semua Hadis di dalamnya shahih ? Beliau menjawab : Di
dalamnya ada yang shahih, hasan, dan yang mendekatinya. Tuliskan yang
shahih saja dari padanya! sahut Amir. Maka beliau menyaring dari kitab itu
Hadis-Hadis shahih saja yang kemudian disebut (al-Sunan al-
Sughr) dan diberi nama (al-Mujtab min al-Sunan) yaitulah yang
sampai di tangan kita. Para ahli Hadis banyak yang berpedoman periwayatan dari
al-Nasai, ia bagian dari kitab induk enam yang sedikit kedha`ifannya dan
seimbang atau dekat dengan Sunan Abi Dawd kitab kedua dari 4 Sunan. Oleh
karena itu, An Nasai dinilai menempati nomor dua dari urutan Sunan Al Arbaah.
Kitab Sunan ini telah diberi syarh oleh As Suyuthi dalam kitab Zahr Ar
Ruba ala Al Mujtaba dan Abd Hasan Muhammad ibn Abd Hadi As Sindi Al
Hanafi









Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 238




Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, atau E !

1. Seorang Imam Hadis di antaranya adalah An Nasay. Beliau mempunyai nama
lengkap.
A. Abu Abd Rahman Ahmad ibn Syuaib ibn Ali ibn Bakar ibn Sunan An-
Nasay
B. Abu Daud as-Sijistany
C. Abu Basyar ad-Daulaby
D. Ibrahim ibn Muhammad ibn Shalih ibn Sinan
E. Abu Bakar Ahmad ibn Ishaq as-Sunny
2. Karya terbesar An Nasay tentang penulisan buku hadis adalah .
A. Al Jami
B. Al Mustawa
C. As Sahih
D. As Sunan
E. Al Mujtaba
3. Di antara karya An Nasay tentang penulisan buku hadis adalah Ilalul Hadis.
Dalam karya tersebut mempuntai ciri-ciri .
A. Sedikit hadis dhaifny, derajatnya di bawah As Shahih
B. Sedikit hadis dhaifny, derajatnya di bawah As Sunan
C. Sedikit hadis dhaifny, derajatnya di atas As Shahih
D. Sedikit hadis dhaifny, derajatnya sama dengan As Shahih
E. Sedikit hadis dhaifny, derajatnya sama dengan As Sunan
4. Di bawah ini manakah gelar yang diberikan para Ulama kepada Imam an
Nasai
A. Al-Hafidz dan Al-Hakim
B. Al-Hafidz dan Ad-Dhabit
C. Al-Hafidz dan Al-Alim
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 239

D. Al-Hafidz dan Az-Zahid
E. Al-Hafidz dan Al-Warai
5. Seorang Amir yang meminta An Nasay untuk menyaring kedudukan hadis
dalam kitab-kitabnya adalah .
A. Harrun ar-Rasyid
B. Ar-Ramlah
C. Umar bin Abdul Aziz
D. Ibnu Khaldun
E. Al-Karabisy
6. Kitab hadis yang dipandang oleh para Muhadditsin sebagai kitab induk yang
ke tiga adalah .
A. Kitab al-Mufhim
B. Kitab Ikmal al-Ikmal
C. Kitab Maalim as-Sunan
D. Kitab Ikmali Mulim
E. Kitab Al-Mujtaba
7. Kitab hadis Al-Mujtaba disusun oleh An-Nasay dan telah disyarahkan
oleh.
A. Ibnu Mulaqqin
B. Al-Bukhary
C. Muslim
D. Abu Daud
E. At-Tirmidzi
8. Dalam penyusunan Kitab Al-Mujtaba zawaidnya atas.
A. Al-Bukhary
B. Abu Ath-Thaib
C. Al-Haqq Azhim Abdy
D. Ibnu Al-Qayyim al-Jauziyah
E. Asy-Syayuthy
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 240

9. Abu Said Abd ar-Rahman ibn Ahmad ibn Yunus, penulis sejarah, mengatakan
bahwa An-Nasay banyak menghabiskan hidupnya untuk mengembangkan
ilmu hadis di daerah .
A. Madinah
B. Mesir
C. Makkah
D. Persia
E. Yaman
10. Kitab Al-Mujtaba mendapat syarahan dari
A. Ibnu Mulaqqin
B. Abu Daud
C. At-Turmudzy
D. Al-Bukhary dan Muslim
E. Asy-Syayuthy dan As-Sindy





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 241



Standar Kompetensi Lulusan
9. Menjelaskan pengertian, contoh, dan mengidentifikasi kitab-kitab Hadis
al-Jami dan al-Mustakhraj
Indikator
9.1 Menentukan ciri kitab al-Jami`


Pembukuan Hadis dalam perkembangannya banyak sekali ragamnya,
bahkan ia yang terbanyak di antara berbagai pembukuan disiplin ilmu. Ragam
pembukan ini bergantung pada kebutuhan, kemampuan dan kemajuan peradaban
manusia pada masa perkembangannya. Kalau dibandingkan dengan model
pembukuan yang lain, misalnya seperti al-Quran hanya satu bentuk pembukuan
yakni berurutan dari surah ke surah sesuai dengan petunjuk Rasul saw (tawqfiy).
Perkembangan pembukuan kitab Fikih juga demikian hanya satu bentuk yakni
mulai dari ibadah, muamalah, munakahat, dan jinyat (pidana dan hukumannya).
Sejak Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan, kegiatan perkembangan
hadis berpindah ke Mesir dan India. Dalam masa ini banyak kepala-kepala
pemerintahan yang berkecimpung dalam bidang ilmu hadis seperti Al-Burquq.
Di antara kitab hadis yang berkembang dan diterbitkan di India adalah
kitab Ulum al-Hadis karya Al-Hakim. Namun akhirnya kegitan penerbitan buku-
buku hadis berpindah lagi dan berkembang di Saudi Arabia.
Jalan yang ditempuh oleh para Ulama pada masa ini ialah menertibkan,
menyaring, dan menyusun kitab takhrij. Serta membuat kitab-kitab jami yang
umum, kitab-kitan yang mengumpulkan hadis hukum, mentakhrijkan hadis-hadis
SKL 9
MEMAHAMI KITAB HADIS
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 242

yang terdapat dalam beberapa kitab, mentakhrijkan hadis-hadis yang terkenal
dalam masyarakat dan menyusun kitab athraf.
Dilihat dari masa kejayaan pembukuan Hadis bersamaan dengan kejayaan
pembukuan ilmu-ilmu lain seperti Fikih, Ilmu Kalam dan ilmu pengetahuan (saint),
yakni abad 3 H atau abad 8 M. Perkembangan pembukuan Hadis bersamaan
dengan perkembangan penelitian Hadis yang semula hanya diingat atau dihapal
oleh para ulama sampai kepada penghimpunan dan pengkodifikasian yang
paripurna. Di antara ragam pembukuan hadis, antara lain ; al-Jmi, as-Sunan, al-
Mushannaf, al-Mustadrak, al-Mustakhraj, al-Musnad, dan al-Mujam.
Ada kitab-kitab hadis tafsir dan fiqih yang mencantumkan hadis dengan
tidak menerangkan sanad-sanadnya dengan tidak menerangkan tempat (sumber)
pengambilannya karena itu tidak dapat kita pegang sebelum kita melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu.
Sebagian kesulitan yang harus kita lalui untuk memeriksa derajat hadis
yang terdapat dalam kitab-kitab tafsir dan fiqih telah dihilangkan penulis yang
berusaha untuk menerangkan derajat-derajat hadis yang termaktub dalam berbagai
kitab tafsir dan fiqih. Di antara kitab takhrij itu adalah :
a. Takhrij Al hadis al Kasyasyaf yang disusun oleh Jamaluddin Al Hanafi. Kitab
in menerangkan derajat hadis-hadis yang terdapat dalam Tafsir al-Kasysyaf.
b. Kitab takhrij yang disusun oleh Abd ar-Rahman al-Manawy yang menerangkan
derajat hadis-hadis yang terdapat dalam Tafsir al Baidhawy.
c. Ath-Thuruq wa al Wasail, kitab yang menerangkan keadaan hadis yang
terdapat dalam kitab Khulashah ad-Dalail, sebuah kitab Hanafy. Kitab takhrij
ini disusun oleh Ahmad ibn utsman at Turkumany.
d. Kitab takhrij yang disusun oleh Az-Zailay yang menerangkan derajad-derajad
hadis yang terdapat dalam kitab Al Hidayah
e. Kitab yang menerangkan derajat-derajat hadis yang terdapat dalam Syarah al-
Wajiz, yang disusun oleh oleh Ibnu Mulaqqin dan diringkaskan oleh Ibnu Hajar
al-Asqalany dengan nama Talkhish al-Khabir
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 243

f. Takhrij Ahadis al-Minhaj yang disusun oleh Ibnu Mulaqqin. Kitab ini yang
menerangkan derajat-derajat hadis yang terdapat dalam kitab Minhaj ath-
Thalibin.
g. Idrak al-Haqiqah, kitab yang menerangkan derajat-derajat hadis yang terdapat
dalam kitab Ath-Thariqah. Kitab takhrij ini disusun oleh Ali Ibnu Hasan ibn
Shadaqah al-Mishry, selesai dibuat dalam tahun 1050 H.
h. Al-Mughnian Haml al-Asfar yang disusun oleh Al-Hafizh AL-Iraqy. Kitab ini
yang menerangkan derajat hadis yang terdapat dalam Al-Ihya.
A. Kitab Al Jami
Kata al-Jmi berarti menghimpun, mengumpulkan, dan mencakup. Boleh
jadi kata al-Jmi dimaksudkan kitab yang mencakup, menghimpun atau
mengumpulkan segala permasalahan. Secara terminologi diartikan sebagai
berikut :


Pembukuan Hadis yang mengakomodasi semua bab Hadis yang mereka
sebutkan 8 masalah yaitu masalah aqaid, hukum (Fikih), perbudakan (riqq),
adab makan minum, tafsir, sejarah dan riwayat hidup, sifat-sifat akhlak
(symil), berbagai fitnah ( fitan), dan kisah-kisah (manqib) .
Di antara usaha-usaha ulama hadis yang terpenting dalam pembukuan ini
adalah :
1. Mengumpulkan hadis-hadis Al Bukhory atau Muslim dalam sebuah kitab
2. Mengumpulkan hadis-hadis kitab enam
3. Mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam berbagai kitab
4. Mengumpulkan hadis-hadis hukum dan menyusun kitab-kitab athraf
Kitab yang mengumpulkan hadis-hadis Al Bukhary dan Muslim di
antaranya kitab Al jami baina ash-Shahihaini, oleh Ismail ibn Ahmad
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 244

yang terkenal dengan nama Ibnu al-Furrat (414 H), oleh Muhammad ibn
Nashr al-Humaidy (488 H), oleh Al-Baghawy, dan oleh Muhammad ibn
Abd al-Haqq al-Asybily (582 H).
Buku Hadis al-Jmi adalah ragam pembukuan Hadis yang paling lengkap,
karena ia mencakup segala permasalahan sebagaimana di atas, tidak hanya
terfokus satu masalah saja. Segala aspek agama dan segala aspek kehidupan
manusia dimuat dalam kitab tersebut.
Contoh kitab al-Jmi sebagai berikut :
1. al-Jmi` li al-Imam `Abd al-Razzq bin Hammm al-Shan`niy karya
al-Shanniy
:

( 155 )
2. al-Jmi` al-Shahh li al-Bukhriy karya al-Bukhari
:

( 112 )
3. al-Jmi` al-Shahh li Muslim karya Imam Muslim,
:( 125 )
4. Jmi` al-Turmudziy karya al-Turmudzi
:

( 132 )
Kualitas Kitab al-Jmi karya al-Bukhari dan Muslim disepakati oleh para
ulama shahih seluruhnya sebagaimana disebutkan pada nama kitab tersebut
yang menyebutkan kata al-Shahh di dalamnya ; al-Jmi` al-Shahh li al-
Bukhriy dan al-Jmi` al-Shahh li al-Bukhriy. Menurut penulisnya seluruh
Hadus yang terkandung di dalamnya berkualitas shahih seluruhnya. Sedang
kitab al-Jmi` li al-Imam `Abd al-Razzq bin Hammm al-Shan`niy (w. 211
H), dan Jmi`al-Turmudziy sekalipun disebut kitab al-Jmi, namun
kualitasnya sama dengan kitab Sunan yakni ada yang shahih, hasan, dan dha`if.
Dengan demikian nama al-Jmi tidak menunjukkan kualitas hadis yang
dikandung. Ia hanya menunjukkan bahwa kitab tersebut memuat segala hadis
yang mencakup segala permasalahan.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 245

Ulama hadis dalam masa ini mengumpulkan pula hadis-hadis yang terdapat
dalam beberapa kitab ke dalam sebuah kitab khusus. Di antara kitab yang
merupakan jawami yang umum ialah :
1. Jami al-Masanid was-Sunan al-Hadi li Aqwami Sanan karya Al-Hafidz
Ibnu Katsir (774 H). Dalam kitab ini dikumpulkan hadis-hadis dari Shahih
al-Bukhory, Shahih Muslim, Sunan an-Nasay, Sunan Abi Daud, Sunan at-
Tirmidzy, Sunan Ibnu-Majah, Musnad Ahmad, Al-Bazzar, Abu Yala dan
Mujam al-Kabir (susunan Ath-Thabrany)
2. Jami al-Jami, susunan Al-Hafidz As-Sayuthy (911 H). Dalam kitab ini
dikumpulkan hadis-hadis kitab enam dan lain-lain. Kitab ini mengandung
hadis dhaif dan maudhu
Alaudin Al-Hindy (945 H) telah menertibkan kitab-kitab ini dalam sebuah
kitab yang dinamai Kanz al-Ummal fi Sunan al-Aqwali wal-Afal. Kemudian
diringkasnya dalam kitab Muntakhabu Kanz al-Ummal. As sayuthy sendiri telah
mengikhtisarkan kaitab itu. Mukhtasyarnya dinamai Al-Jami ash-Shaghir fi
Hadis al-Basyir an-Nadzir.
Di antara kitab yang mengumpulkan hadis-hadis kitab enam ialah :
a. Tajrij ash-Shihah, oleh Razin Muawiyah. Kita bini disempurnakan oleh Ibnu
Atsir al-Jazary dalam kitabnya Jamial-Ushul li Ahadis ar Rasul. Kitab ini
telah disyarahkan oleh Abdu Rabbih ibn Sulaiman yang terkenal dengan nama
Al-Qalyuby. Kita bini dinamai Jamial-Maqul wa al-Manqul, syarah Jamial-
Ushul.
b. Al-Jami, oleh Abd al-Haqq ibn Ab dar-Rahman al-Asybily yang terkenal
dengan nama Ibnu al-Kharrat (582 H).

Di antara kitab-kitab yang mengumpulkan hadis dari berbagai kitab ialah :
a. Mashabih as-Sunnah, oleh Al-Imam Husain ibn Masud al-Baghawy (516 H).
Di dalamnya terdapat 4.484 buah hadis. Kita bini telah disaring oleh Al-
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 246

Khathib at-Tabrizy dan kitab itu dinamai Misykat al-Mashabih. Di antara yang
mensyarahkan Al-Misykah ini ialah Al-Baidhawy (685 H)
b. Jami al-Masanid wa al-Alqab, oleh Abd ar-Rahman ibn Ali al-Jauzy (597).
Kita bini telah ditertibkan isinya oleh Al-Muhibb ath-Thabary (964)
c. Bahr al-Asanid, oleh Al-Hafizh Al-Hasan ibn Ahmad al-Samarqandy (491) di
dalamnya terdapat 100.000 buah hadis.
Di antara kitab-kitab yang mengumpulkan hadis-hadis hukum ialah :
a. Muntaqa al-Akhbar oleh Al-Majduddin Ibnu Taimiyah Al-Harrany (652 H)
yang telah disyarahkan oleh Asy-Syaukani (1250 H) dalam kitabnya Nail al-
Authar
b. As-Sunan al-Kubra oleh Al-Baihaqy (458 H)
c. Al-Ahkam ash-Shughra, oleh Al-Hafizh Abu Muhammad Abd al-Haqq al-
Asybily (Ibnu al-Kharrat) (582 H)
d. Umdat al-Ahkam, oleh Abd al-Ghanny al-Maqdiusy (600 H) yang telah
disyarahkan oleh Ibnu Daqiq al-Ied, dalam kitab Ihkam al-Ahkam.
Di antara kitab-kitab yang mengumpulkan hadis-hadis targhib dan tarhib ialah At-
Targhib wa at-Tarhib oleh Al-Mundziry (656 H)




Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 247



Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, atau E !

1.Kitab-kitab hadis yang memuat seluruh bab hadis dinamakan.
A. Al Masanid
B. As Sunan
C. Al Mustaakhrij
D. Al Mustadrok
E. Al Jami
2.Pembukuan hadis berkembang pesat pada abad 8 H. Di anatar ragam
pembukuan hadis ialah .
A. Al Jami, As Sunan, Al mustadrok, Al Mustakhraj
B. Al Jami, Al Kitab, Al Musnad, Al Mujam
C. Al Jami, As Sunan, Al Musnad, Al Furqon
D. Al jami, As Sunan, Al Bayan, Al Musnad
E. Al Jami, As Sunan, Al Muwatho, Al Musnad
3.Kitab Takhrij Al Hadis al-Kasysyaf adalah kitab yang isinya menerangkan
derajat hadis yang terdapat dalam tafsir Al-Kasysyaf. Kitab ini ditulis oleh.
A. Abdul Rahman Al Manawy
B. Ibnu Muhayyan
C. Jamaludin Al Hanafi
D. Ibnu Hajar Al As qolamy
E. Ali Ibnu Hasan
4.Kitab yang berisikan hadis-hadis yang berasal dari suatu kitab tertentu kemudian
disunting dengan sanadnya sendiri disebut.
A. Al Mujan
B. Al Sunan
C. Al Mushannaf
D. Al Muqtadroh
E. Al Mustakhraj
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 248

5.Kitab Takhrij al-Hadis al-Kasysyaf disusun oleh.
A. Bukhari dan Muslim
B. Ali ibnu Haasan ibn Shadaqoh Al Mishry
C. Ibnu Mulaqqin
D. Ahmad ibn Utsman Atturkumani
E. Jamaludin Al Hanafi
6.Yang bukan cirri-ciri Kitab Jawami adalah.
A. Menghimpun hadis-hadis
B. Isinya mencakup semua permasalahan
C. Mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam berbagai kitab
D. Mengumpulkan hadis-hadis hukum
E. Menyunting hadis yang sahih
7.As-Shanany membukukan kitab hadis yang berjudul.
A. Al Jami li al Imam Abd al Razzaq bin Hammam
B. Al Jaami al Shahih li al Bukhory
C. Al Jami al Shahih li Muslim
D. Jami al Turmudzy
E. Jami Al Nasay
8.Kitab yang mengumpulkan hadis-hadis Bukhary dan Muslim dikenal dengan
nama .
A. Al Jami li Bukhory
B. Al Jami li An Nasay
C. Al Jaami Baina ash Shohihaini
D. Muttafaqun Alaihi
E. Bukhory wa Muslim fi riwayah
9.Al-Baihaqy menyusunh kitab dengan cara mengumpulkan hadis dari berbagai
kitab hadis, kitab karya beliau yang popular adalah.
A. Muntaqa al Akhbar
B. Al Akhkam ash Shughro
C. Athrof as Shohiani
D. Bahr al Asanid
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 249

E. As Sunan al Kubro.
10. KitabTarghib dan Tarhib disusun oleh.
A. As Syaukani
B. Al Mundziry
C. Al Baidhawy
D. Al Baihaqy
E. Al Mahib Ath Thobary

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 250

Standar Kompetensi Lulusan
9. Menjelaskan pengertian, contoh, dan mengidentifikasi kitab-kitab Hadis
al-Jami dan al-Mustakhraj
Indikator
9.2 Menentukan ciri kitab al-Mustakhraj

B.Kitab Al Mustakhraj
Mustakhraj secara etimologi dari kata kharaja yang berarti keluar.
Istakhraja berarti mengeluarkan. Teknik pembukuan Mustakhraj secara etimologi
diartikan :

Yaitu seorang hafizh bermaksud mengeluarkan Hadis -Hadis dari sebuah


kitab Hadis seperti Shahh li al-Bukhari atau Shahh Muslim dan atau yang lain
dengan menggunakan sanad sendiri yang bukan sanad kitab tersebut, maka bisa
bertemu pada sanad itu pada syeikhnya atau orang di atasnya walaupun pada
sahabat serta memelihara urutan, matan dan jalan sanadnya.
Kitab-kitab mustakhraj ialah kitab-kitab yang mengambil hadis dari sebuah
kitab ulama hadis, dari kitab Al-Bukhary umpamanya, lalu menyebut satu
persatunya dengan sanadnya sendiri, yakni mencari sanadnya sendiri dari selain
jalan Al-Bukhary hingga berjumpa dengan Al-Bukhary pada guru Al-Bukhary, atau
di atasnya lagi.
Banyak kitab dalam berbagai ilmu yang mengandung hadis tetapi tidak
disebut siapa perawi dan pentakhrijnya serta tidak diterangkan nilainya. Maka
sebagian Ulama berusaha menerangkan tempat-tempat pengambilan hadis-hadis
itu dan nilai-nilainya dalam sebuah kitab tertentu yang dinamakan kitab-kitab
takhrij. Di antara kitab-kitab takhrij ini ialah :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 251

1. Takhrij Ahadis Tafsir al-Kasysyaf karya Az-Zailay (762 H). Kitab ini
tidak mentakhrijkan seluruh hadis yang disebut oleh penulis Al-Kasysyaf
secara isyarat.
2. Al-Kafisy Syafi Takhriji Ahadisi Kasyasyaf oleh Ibnu Hajar al-Asqalany.
Dalam kitab ini ditakhrijkan hadis-hadis yang lupa ditakhrijkan oleh Az-
Zailay.
3. Takhrij Ahadis al-Baidhawy oleh Abd ar-Rauf al-Manawy.
4. Tuhfah ar-Rawy fi Takhriji Ahadisi al-Baidhawy oleh Muhammad
Hammad Zadah (1175 H).
5. Takhrij Ahadis asy-Syarah Maani al-Atsar karya Ath-Thahawy, kitab ini
dinamai Al-Hawi.
6. Takhrij Ahadis al-Adzkar oleh Ibnu Hajar al-Asqalany.
7. Takhrij Ahadis al-Misbah wal-Misykah yang dinamai Hikayat ar-Ruwah
ila Takhriji Ahadis al-Mashabih wal-Misykah.
8. Manahil as-Safa fi Takhriji Ahadisi Syifa oleh Asy-Syayuthy.
9. Takhrij Ahadis Minhaji al-Ushul oleh As-Subky dan Ibnu Mulaqqin serta
Zainuddin al-Iraqy.
10. Takhrij Ahadis Mukhtasyar karya Ibnu Hajib, Ibnu Hajar, Ibnu Mulaqqin
dan Muhammad ibn Abd al-Hadi (794 H).
11. Takhrij Ahadis al-Hidayah fi Fiqh al-Hanafiyah oleh Jamualuddin az-
Zailay yang dinamai Nash bar-rayah li Ahadis al-Hidayah.
12. Ad-Dirayah fi Muntakhabi Takhrij Ahadis hidayah oleh Ibnu Hajar.
13. Takhrij Ahadis al-Ihya oleh Zainuddin al-Iraqy.
Kitab yang paling banyak dibuat kitab mustakhrajnya ialah Shahih al-Bukhary
dan Shahih Muslim. Di antara kitab mustakhraj terhadap Shahih al-Bukhary ialah
Al-Mustakhraj, susunan Abu Nuaim Ahmad ibn Abdillah al-Ashbahany (430 H),
Mustakhraj al-Ismaily (371 H), Mustakhraj al-Barqany (425 H).
Di antara mustakhraj terhadap an-Naisabury (311 H). Mustakhraj Abu
Awanah al-Isfarayiny (316 H), Mustakhraj Abi Shahih Muslim ialah Mustakhraj
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 252

Ahmad ibn Hamdan an-Nashr ath-Thusy (344 H), dan Al Mustakhraj, susunan
Abu Nuaim al-Ashbahany.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa mustakhraj ialah seorang
penghimpun Hadis mengeluarkan beberapa buah Hadis dari sebuah buku Hadis
seperti yang diterima dari gurunya sendiri dengan menggunakan sanad sendiri,
maka akan terjadi pertemuan pada syeikhnya atau orang di atasnya. Seperti yang
dilakukan oleh Abi Bakar al-Ismail mengeluarkan beberapa Hadis dari kitab
Shahih Bukhari dengan menggunakan sanad sendiri yang diterima dari guru-
gurunya. Kitab beliau disebut Mustakhraj Ab Bakr al-Isma`il `al Shahh al-
Bukhriy (w. 371 H). Contoh buku mustakhraj lain :
1. Mustakhraj al-Hafizh Abi Bakar bin Mardawayh al-Ashbahniy al Shahh
al-Bukhariy (w. 416 H)
)

(
2. Mustakhraj al-Hafizh Abi Uwnah Yaqb bin Ishq al-Asfaryniy ala
Shahh Muslim ( w.316)

(
)
3. Mustakhraj al-Hafizh Muhammad bin Yaqb al-Naysabriy al al-
Shahhayn. (w. 344 H)
)

(

Model pembukuan hadis beragam, diantaranya : Al Jami, Sunan, Musnad, Al
Mushannaf, Al Mustakhraj, Al Mustadrak, dan Al Mujam. Kitab Al Jami
menghimpun segala masalah seperti Al Jami Al Shahih li Al Bukhari. Sunan
bentuk susunannya seperti Fiqih di dalamnya ada hadis shahih, hasan, dan dhaif.
Musnad dan Al Mushannaf artinya didasarkan pada nama Sahabat yang
meriwayatkan hadis seperti Musnad al Imam Ahmad. Al Mustadrak karya Al
hakim. Al Mujam, ensiklopedi hadis didasarkan pada nama Sahabat atau Syeikh-
Syeikhnya atau negerinya seperti Al Mujam karya Al Baihaqi dan Al Mustakhraj
adalah penghimpun hadis dari sebuah buku hadis dengan menggunakan sanad
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 253

sendiri, seperti yang dilakukan oleh Abi bakar al Ismaili dalam kitab ala Shahih al
Bukhari ( wafat 371 H )




Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang pada pilihan
jawaban di antara A, B, C, D, dan E !
1. Kitab yang mengambil hadis dari sebuah kitab ulama hadis dinamakan .
A. Kitab Jami
B. Kitab Musnad
C. Kitab Mustadrok
D. Kitab Mustakhraj
E. Kitab As Shahih
2. Di antara kitab mustakhraj terhadap shahih Al Bukhari ialah mustakhraj yang
disusun oleh .
A. Abi an-Nashr ath Thusy
B. Abu Nuaim Ahmad ibn Abdullah
C. Abi Nashr ath Thusy
D. Abu Awanah Al Isfaroyini
E. Abd Raufal-Manawy
3. Kata mustakhraj secara etimologi berasal dari kata kharaja yang artinya .
A. Keluar
B. Mengeluarkan
C. Dikeluarkan
D. Tempat keluar
E. Orang yang mengeluarkan
4. Orang yang menghimpun hadis/mengeluarkan beberapa hadis dalam istilah
ulumul hadis disebut .
A. Al Musnad
B. Istakhraj
C. Mustakhraj
D. Al Hafidz
E. Muhadisin
5. Di bawah ini yang merupakan ciri-ciri kitab mustakhraj adalah .
A. Mengeluarkan kitab hadis dari sebuah kitab hadis
B. Mengumpulkan kitab hadis dari sebuah kitab hadis
C. Menghimpun kitab hadis dari sebuah kitab hadis
D. Menyaring kitab hadis dari sebuah kitab hadis
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 254

E. Menyepakati kitab hadis dari sebuah kitab hadis
6. Ulama yang termasuk membukukan kitab mustakhraj adalah .
A. Imam Hanafi
B. Abu Hurairah
C. Al Hafidz Abi Bakar bin Mardawah Al Ashbabahani ala Shohih Bukhory
D. Abu Nuaim Ahmad ibn Abdillah Al Ashfahani
E. Ibnu Hatim
7. Kitab yang paling banyak di buat kitab mustakhrajnya adalah .
A. Sunan Turmudzi
B. Sunan Nasai
C. Al Muwatho
D. Shohih Bukhory dan Muslim
E. Mujam Mufakhroj
8. Di antara mustakhraj terhadap sahih Muslim adalah .
A. Mustakkhraj Ahmad ibn Hamdan an Naisabury
B. Mustakhraj Al Hafidz Abi Bakar bin Mardawaih Al Ashbahany
C. Takhrij Al Hadis Al Baidhowy
D. Takhrij Al Hadis Minhaji Al Ushul
E. Tuhfah ar Rawifi Takhriji Ahadis al Baidhowy
9. Di bawah ini yang bukan pentakhrij Shah Muslim adalah .
A. Ahmad ibn Handan an Naisabhury
B. Abu Awanah Al Isfaroyini
C. Abi An Nasr ath Thusy
D. Abu Nuaim al Ashbahany
E. Al Busyiri
10. Takhrij Al hadis asy Syarh Maani al Atsar karya At Thahary dinamai
dengan.
A. Al Adzkar
B. Ath Thahawy
C. Al Manawy
D. Al Hawi
E. Al Kasysyaf



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 255






STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
10. Memahami hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
INDIKATOR
10.1. Mengartikan matan dan intisari hadis tentang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya
10.2. Menyebutkan intisari dari matan hadis tentang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya


TEKS HADIS
A. Taat Kepada Allah

)...

TAAT KEPADA ALLAH DAN


RASUL-NYA
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 256

...

( )
1. Mufradt
a.

= keberatan atau tidak mampu mengamalkan


b.

= berdiri, duduk atau derdiam di atas lutut


c.

= Kami dibebani
d.

= kami mampu
e.

= Dua ahli kitab yaitu Yahudi dan Nashrani


f.

= = membaca
g.

= terhina, lancar, mudah


h.

= lesan mereka, bacaan



2. Terjemahan
Dari Abu Hurairah ra berkata : Ketika turun kepada Rasulillah saw ayat al-
Quran ( al-Baqarah/2: 284) : Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu
atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu..., (QS. 2:284). Para sahabat merasa
sangat cemas karenanya. Maka mereka pergi menghadap kepada Rasulillah saw
kemudian berlutut di hadapan beliau seraya berkata : Ya Rasulullah kami
telah dibebani tugas-tugas yang kami mampu melaksanakannya, yaitu salat,
puasa, jihad dans sedekah (zakat). Lalu ayat ini diturunkan kepada engkau,
sedangkan kami tidak mampu melaksanakannya. Rasulullah saw bersabda :
Apakah kamu ingin berkata seperti yang dikatakan dua ahli kitab sebelum kamu
(Yahudi dan Nashrani) yaitu perkataan : Kami mendengar dan kami durhaka
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 257

(tidak taat) ? Akan tetapi katakanlah : Kami mendengar dan kami taat,
ampunilah dosa kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali
kami. Mereka menjawab : Kami mendengar dan kami taat, ampunilah dosa
kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali kami. Setelah
mereka membacanya, mulut mereka tidak berbicara apa-apa lagi. Lalu Allah
menurunkan ayat (berikutnya al-Baqarah/2: 285) : Rasul telah beriman kepada
al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang
yang beriman..., "Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali". (QS. 2:285)
Setelah mereka melakukannya, Allah menasakh (menghapus hukum) ayat
tersebut dengan menurunkan ayat (al-Baqarah/2: 286) : Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan)
yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami bersalah. Allah menjawab : Ya. Ya Rabb kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami". Allah menjawab : Ya :
Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup
kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" .
(QS. 2:286) Allah menjawab : Ya (HR. Muslim)

3. Penjelasan
Hadis di atas menggambarkan bagaimana kepatuhan para sahabat kepada
Allah dan Rasul-Nya ketika mendengar ayat-ayat al-Quran diturunkan kepada
mereka atau ketika mendengar petunjuk-petunjuk dari Rasul. Tetapi ketika turun
ayat al-Quran Surah al-Baqarah/2 : 284 yang menjelaskan bahwa Allah akan
memperhitungkan (hisab amal ) segala ucapan manusia termasuk yang masih
tersembunyi dalam hati mereka keberatan dan terus terang menghadap kepada
Nabi bahwa mereka tidak mampu mengamalkan ayat tersebut. Hadis di atas
menjelaskan ketaatan para sahabat ketika turun wahyu dari Allah swt dan
sekaligus menjadi Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya Ayat) QS. Al-Baqarah/2 :
284-286.
Untuk lebih mudah memahami Hadis yang panjang di atas berikut ini
dipaparkan secara kronologis yang merupakan tahapan kepatuhan para sahabat
dalam mengamalkan wahyu terutama ayat tersebut :

a. Kepatuhan para sahabat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 258

Para sahabat adalah generasi yang paling patuh kepada Rasul di antara
sekian banyak generasi yang ada. Apapun perintah dan larangan yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya mereka siap melaksanakan. Suatu contoh ketika datang ayat
al-Quran al-Maidah/5 : 90 tentang keharaman minuman keras (al-Khamr) dalam
banyak riwayat Imam Ahmad yang disebutkan dalam Tafsir Ibn Katsr. Di antara
sahabat ada yang sedang berjualan minuman keras begitu sampai informasi
tentang keharaman Khamr, langsung khamr dituang dan dibuang. Di antara
mereka ada yang sedang minum khamr begitu sampai informasi tentang
keharamannya lansung dimuntahkan dari mulutnya dan seterusnya. Begitu
kepatuhan para sahabat terhadap segala wahyu yang datang dari Allah dan Rasul-
Nya. Begitu kepatuhan mereka sangat tinggi kepada Allah dabn Rasul-Nya.

b. Sikap keberatan sahabat terhadap ayat 284
Para sahabat merasa keberatan ketika turun ayat 284 Surah al-Baqarah.
Mereka menghadap Nabi duduk berlutut untuk menyampaikan isi hatinya bahwa
mereka tidak kuat atau keberatan mengamalkan ayat tersebut. Mereka mampu
melaksanakan perintah-perintah lain seperti shalat, puasa, jihad dan sedekah,
tetapi yang satu itu mereka tidak mampu yakni perhitungan (hisab) kata hati atau
yang terlintas dalam hati dan belum dilakukan.
Duduk berlutut ini menurut Abu Abdillah al-Mazari, dimaksudkan untuk
mencari kasih sayang. Dalam kondisi sulit dan menghadapi persoalan yang
memberatkan ini tentunya hanya Rasul yang bisa memecahkan persoalan. Sikap
sahabat ini tentunya sikap yang terbaik karena ketika menghadapi suatu persoalan
atau kesulitan selalu berkomunikasi dengan Nabi saw dan mengatakan apa adanya
secara transparan.

c. Nabi saw memantapkan keimanan mereka
Sikap para sahabat yang merasa keberatan turunnya ayat 284 Surah al-
Baqarah ditanggapi Nabi dengan sabdanya : Apakah kalian akan berkata seperti
apa yang dikatakan dua ahli kitab sebelum kalian yakni Yahudi dan Nashrai ?.
Orang-orang Yahudi dan Nashrani ketika datang perintah dari Tuhannya mereka
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 259

berkata :

= Kami mendengar dan kami tidak patuh . Akan tetapi


katakanlah :

= Kami mendengar dan kami taat. Lantas mereka


segera mengatakannya.
Demikianlah petunjuk Rasulillah dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi para sahabat yang menekankan kepada kepatuhan terlebih dahulu yakni
mendengar dan patuh. Kalau seseorang itu dasarnya mau mendengar dan patuh
apapun yang disampaikan kepadanya kiranya dapat diterima dan dilaksanakan.
Berbeda dengan orang yang tidak patuh jika toh mendengar hanya mendengar
belaka dan tidak mematuhinya. Inilah ciri-ciri orang beriman sebagaimana
imannya para sahabat begitu mendengar perintah atau larangan dari Allah atau
dari Nabi-Nya segera mendengar, memperhatikan dan mematuhinya tidak seperti
yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Sesuai juga dengan QS.
Al-Nur/24 : 51 Allah berfirman :


Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah
dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili diantara mereka ialah ucapan "Kami
mendengar dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

d. Nabi meringankan beban mereka
Setelah ayat di atas sudah dibaca dengan lancar sudah tidak dirasa berat
maka turunlah ayat berikutnya QS. Al-Baqarah/2 : 285 yang menjelaskan keadaan
orang-orang yang beriman adalah yang mengimani kepada Allah, malaikat, para
rasul dan kitab-kitab suci. Mereka berkata : Kami mendengar dan kami taat.
Demikain tahapan-tahapan Allah dalam memperkuat keimanan mereka. Orang
yang beriman pasti berkata : Kami mendengar dan kami taat, ketika datang wahyu
dari Allah swt.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 260

Setelah mereka telah melaksanakannya datanglah ayat berikutnya 286
yang menasakh (menghapus) apa yang mereka rasakan berat, bahwa Allah tidak
membebani seseorang di luar kemampuan sebagai manusia, Allah juga tidak
mengambil tindakan perbuatan karena lupa atau bersalah, mereka tidak dibebani
yang berat seperti umat dahulu dan tidak dibebabi suatu beban yang tidak ada
kemampuan melaksanaknnya.
Allah yang menciptakan manusia tentunya lebih mengetahui kapasitas
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas dan beban yang diberikannya.
Demikian juga Allah maha mengetahui esensi dan segala hikmah yang terkandung
dalam tugas-tugas tersebut. Karena keimanan mereka yang mendorong ungkapan
kami mendengar dan kami patuh inilah kemudian Allah dengan kasih sayang-
Nya menghapuskannya dengan ayat berikutnya tersebut yakni meringankan beban
yang dirasa berat semula. Ayat di atas sekalipun bentuknya berdoa tetapi
maknanya adalah menghapus tuntutan kata hati yang belum direlisasikan dalam
bentuk kerja nyata.
Kata hati ini sekalipun tidak ada tuntutan, namun dalam beberapa Hadis
lain diperhitungkan dalam hal-hal yang menguntungkan bagi manusia sebagai
kasih sayang Tuhan. Sebagaimana Hadis tentang niat, rencana (azam) atau cita-
cita (himmah) sudah tercatat sebagai amal yang diperhitungkan pahalanya.
Misalnya, Hadis Nabi :

( )

Dari Ibn Abbas ra dari Rasulullah saw pada hadis yang diriwayatakn dari
Tuhannya berfirman : Sesungguhnya Allah menulis segala kebaikan dan
keburukan. Kemudian menjelaskannya, barang siapa yang bercita-cita
melakukan suatu kebaikan kemudian tidak jadi diamalkannya maka ditulis
baginya satu kebaikan yang sempurna dan barang siapa yang bercita-cita
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 261

melakukan suatu kebaikan kemudian dilakukannya maka ditulis 10 sampai 700
kelipatan bahkan sampai dengan kelipatan yang banyak. Barang siapa yang
bercita-cita melakukan suatu kejahatan kemudian tidak dimelakukannya, maka
tidak ditulis Allah di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna dan jika bercita-cita
melakukan keburukan kemudian dilakukannya, maka Allah menulisnya satu
keburukan. (HR Muslim).
Hadis di atas menunjukkan sifat rahman rahim Allah, di mana cita-cita
(himmah/azam) kebaikan posisinya dibedakan dengan cita-cita keburukan. Cita-
cita kebaikan sekalipun andaikata tidak jadi dilakukan sudah ditulis satu kebaikan
dan jika jadi dilaksanakan dilipat gandakan pahalanya sampai 10 atau 700 kali
lipat. Sedangkan cita-cita keburukan jika tidak jadi dilaksanakan tidak ditulis
dianggap tidak ada dan jika jadi dilaksanakan ditulis hanya satu keburukan.
Dua ayat akhir surah al-Baqarah di atas sebaiknya dihapal dan dijadikan
doa sewaktu-waktu sebagaimana para sahabat dan umat setelah Nabi. Adapun di
antara keutamaan membaca dua ayat tersebut, sebagaimana sabda Nabi : Barang
siapa yang membacanya pada malam hari, maka ia dicukupi. Artinya dicukupi
dari ibadah malam atau diartikana sama dengana pahala ibadah malam hari atau
diartikan dicukupi dari segala sesuatu yang dibenci pada malam itu.

{:

":

"

.
Demikian kepatuhan sebenarnya bergantung kepada keimanan seseorang
kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika seseorang beriman kuat kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka menjadi kuat pula kepatuhannya, demikian juga sebaliknya.
Penanaman keimanan menjadi sangat penting dalam kehidupan orang-orang
mukmin. Segala keraguan, keberatan dan kemalasan dapat dibasmi dengan
keimanan tersebut sehingga terungkap dengan sendirinya kalimat Kami
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 262

mendengar dan kami taat. Tidak seperti ungkapan orang-orang yang tidak
beriman Kami mendengar dan kami durhaka.

4. Pelajaran yang Dipetik
a. Kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya secara absolut tak ada batas tertentu
berbeda dengan kepatuhan selainya.
b. Kepatuhan dan ketaatan hanya didasarkan kepada keimanan seseorang kepada
Allah dan Rasulnya. Jika ada iman pasti ada kepatuhan dan jika tidak ada
iman maka tidak ada pula kepatuhan
c. Allah memuliakan umat Muhammad saw dengan memberikan keringanan
beban yang tidak seperti umat sebelumnya
d. Kondisi para sahabat sangat mematuhi hukum syara yang diturunkan
kepada mereka
e. Kata hati yang belum direalisasikan dalam bentuk perbuatan atau perkataan
tidak ada tuntutan, tetapi dalam kebaikan sudah dihargai pahala sebagai
kemurahan Allah kepada umat Muhammad saw.

B. Taat Kepada Rasul

( )
1. Mufradt
a.

= umatku, orang yang hidup pada masaku


b.

= tidak mau, terhalang atau tercegah


c.

= taat kepadaku
d.

= maksiat kepadaku (durhaka, tidak patuh)



2. Terjemahan
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulillah saw bersabda : Setiap umatku masuk
surga kecuali yang tidak mau. Mereka bertanya : Ya Rasulullah saw siapa
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 263

yang tidak mau ? Beliau menjawab : Barang siapa yang yang taat kepadaku ia
masuk surga dan barang siapa yang durhaka kepadaku maka berarti ia tidak
mau. (HR Bukhari Muslim)

3. Penjelasan
Hadis di atas menunjukkan kemurahan sifat rahman dan rahim Allah swt
yang membuka pintu surga selebar-lebarnya kepada seluruh umat Rasulillah saw
yang mau memasukinya. Siapa saja yang mau masuk surga Allah menyambut dan
mempersilahkan, kecuali bagi mereka yang tidak mau. Semua orag kalau ditanya
masuk surga pasti mau, tidak ada yang menolak kecuali kalau diajak beramal
yang menyebabkan masuk surga pada umumnya sangat berat. Ibaratnya manusia
itu maunya bergaji atau berhonor tetapi malas bekerja, manusia maunya memetik
buah tetapi tidak mau menanam. Di dunia tidak ada konsep seperti itu, yang ada
bekerja dulu baru menerima upah atau gaji. Allah berfirman dalam QS. Al-
Insyirah /94 : 5-8

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap".
Ayat di atas menegaskan perlunya usaha dan bekerja yang optimal untuk
mencapai suatu kemudahan baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Demikian
juga perlu kontinyutas dalam usaha silih berganti secara sungguh-sungguh untuk
mendapatkan suatu cita-cita yang diharapkan.
Secara garis besar Hadis di atas menjelaskan bahwa umat Nabi
Muhammad saw dalam hal kaitannya mau masuk surga atau tidak, ada dua
golongan :

a. Umat yang mau surga
Maksud mau surga di sini tidak sekedar mau ucapan saja akan tetapi
mau lahir dan batin yakni ucapan, keyakinan dan perbuatan yang
menyebabkan masuk surga yakni beriman dan beramal shaleh. Para sahabat
terheran-heran ketika mendengar pernyataan Nabi ; Ada orang yang tidak
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 264

mau surga. Mereka bertanya : Siapa mereka yang tidak mau surga ?.
Lantas beliau menjawab dengan sabdanya :
= Barang siapa yang yang taat kepadaku berarti
masuk surga.
Penjelasan tersebut dimaksudkan, bahwa orang yang mau masuk
surga adalah orang yang taat kepadaku yakni mengikuti sunah-sunah dan
ajaranku. Sedangkan orang yang tidak mau adalah orang yang maksiat atau
durhaka terhadapku. Orang yang taat kepada Rasul berarti taat kepada Allah,
karena segala perintah Rasul adalah perintah Allah dan segala larangan Rasul
adalah larangan Allah sebagaimana disebutkan dalam Hadis lain yang
diriwayatkan oleh al-Bukari dari Abi Hurairah juga :
= Barang siapa yang taat kepadaku, maka ia
telah taat kepada Allah.
Tandanya orang cinta kepada Allah ialah taat kepada Nabi dan orang
yang taat kepada Nabi saw dicintai Allah sebagaimana dijelaskan dalam QS.
Ali Imran/3 : 31 dan 32


Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)

Katakanlah:"Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka


sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

Orang yang mau masuk surga adalah orang yang taat, cinta dan mengkuti
Rasulillah saw.

b. Umat tidak mau surga
Golongan kedua dari umat Nabi Muhammad saw adalah golongan
yang tidak mau surga. Mereka itu adalah sebagaimana yang disebutkan pada
lanjutan Hadis di atas :
= Dan barang siapa yang durhaka kepadaku,
berarti ia tidak mau surga.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 265

Ungkapan beliau ini sebagai jawaban pertanyaan sahabat ; Siapa
orang yang tidak mau surga ? Beliau menjawab orang yang tidak mau surga
adalah orang yang durhaka kepadaku yakni tidak taat kepadaku. Orang yang
durhaka terhambat tidak dapat masuk surga baik selamanya bagi orang kafir
atau tidak masuk surga sementara bagi orang muslim tetapi maksiat yakni
tidak bisa masuk surga bersama orang-orang yang terdahulu memasukinya
yakni orang-orang shaleh. Sebagaimana kata Al-Asqalani :

.
Jadi maksud tidak mau masuk surga adalah tercegah jika ia kafir bukan
sekedar tidak mau dalam arti tidak berkeinginanan atau tidak tertarik, karena
masuk surga ada persyaratannya yaitu mematuhi segala perintah dan larangan
Allah dan Rasul-Nya. Orang kafir tidak akan masuk surga selamanya karena
tidak ada iman dan tidak ada ketaatan. Sedangkan orang Islam sekalipun
maksiat pasti masuk surga nantinya setelah diadili segala kesalahan dan
kemaksiatannya.

4. Pelajaran yang Dipetik
Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari Hadis di atas, di antaranya
adalah :
a. Semua umat Nabi berhak masuk surga kecuali yang tidak mau
b. Orang yang tidak taat kepada Nabi berarti tidak mau surga
c. Semua umat Islam pasti masuk surga tetapi ada yang duluan dan ada yang
belakangan
d. Umat Islam yang masuk surga lebih dahulu adalah orang yang sangat
patuh kepada Rasul. Sedangkan orang yang masuk surga belakangan
adalah orang Islam yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.




Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 266




Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Para sahabat Nabi mengajukan protes ketika turun ayat

, adapun yang
menjadi objek atau alasan protesnya adalah.....
A. Ketidakmampuan sahabat melaksanakan tugas yang dibebankan
kepada mereka
B. Tidak mau disamakan dengan ahlul kitab
C. Allah akan menghisab apa saja yang terlintas dalam hati meskipun
baru diniatkan
D. Perintah untuk melaksanakan shalat, puasa, dan zakat
E. Kewajiban untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya
2. Sebagai orang yang beriman ketika dituntut mengikuti perintah Allah dan
rasul-Nya, maka niscaya mereka menjawab.
A. Kami patuh dan kami taat
B. Kami akan mengikutinya
C. Kami mendengar dan kami patuh
D. Kami akan senantiasa melaksanakan syariat-Nya
E. Kami hanya akan taat kepada rasul
3. Wujud keimanan para sahabat adalah sikap taat dan patuh kepada Allah.
Ketika para sahabat keberatan terhadap isi kandungan Qs. Al-baqarah:
284, maka Allah dengan sifat rahman rahim-Nya menasakh ayat tersebut
dengan turunya ayat yaitu..
A. QS. AnNur: 51
B. QS. Al-Baqarah: 285
C. QS. Al-Nisa: 285
D. QS. Ali imran: 31
E. QS. Ali imran: 32
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 267

4. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa dalam urusan niat maka Allah
memperhitungkannya sebagai amal, jika niat baik maka berpahala 1
kebaikan, potonganhadis yang dimaksud adalah..
A.


B.


C.


D.


E.


5. Ketaatan dan kepatuhan seorang mumin terhadap Allah dan rasul-Nya
bersifat..
A. Mutlak/ absolut
B. Nisbi
C. Sementara waktu
D. Sesuai dengan tingkat keimanan seseorang
E. Kebolehan sesuai kemampuan
6.

, penggalan
hadis di atas artinya adalah....
A. Para sahabat merasa sangat cemas karenanya
B. Maka mereka pergi menghadap kepada Rasulillah saw kemudian berlutut di
hadapan beliau
C. kami telah dibebani tugas-tugas yang kami mampu melaksanakannya,
D. Lalu ayat ini diturunkan kepada engkau, sedangkan kami tidak mampu
melaksanakannya
E. Apakah kamu ingin berkata seperti yang dikatakan dua ahli kitab sebelum
kamu
7.

artinya adalah....
A. Setiap manusia pasti akan masuk surga
B. Setiap umat akan masuk surga kecuali yang kufur
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 268

C. Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan
D. Setiap manusia akan merasakan surga setelah dihisab
E. Setiap umatku akan masuk surga karena amal baiknya
8.

orang yang akan masuk surga menurut penggalan


hadis adalah mereka yang....
A. Lebih banyak kebaikannya daripada kejelekannya
B. Orang yang taat kepada Allah
C. Orang yang taat pada rasul muhammad saw
D. Orang yang beriman dan beramal shaleh
E. Orang yang berbakti pada orang tua
8. Orang yang mau masuk surga kata rasulullah adalah orang yang taat
kepadaku yakni mengikuti sunah-sunah dan ajaranku, Sedangkan orang
yang tidak mau adalah ....
A. Orang yang maksiat atau durhaka terhadapku.
B. Orang yang menyekutukan Allah
C. Orang yang enggan berbuat kebaikan
D. Orang yang banyak berbuat dosa kepada sesama manusia
E. Orang yang timbangan kebaikannya lebih sedikit daripada kejelekannya
9. Yang dimaksud tidak mau masuk surga adalah orang yang tercegah karena
ia kafir bukan sekedar tidak mau dalam arti tidak berkeinginanan atau
tidak tertarik, karena masuk surga ada persyaratannya yaitu mematuhi
segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Demikian penjelasan
dari tokoh hadis, yaitu...
A. Ibnu Abdil barr
B. Ibnu Hajar al-Asyqalani
C. Ibnu Qutaibah
D. An-Nawawi
E. As-Suyuthi
10. Di bawah ini yang bukan merupakan pelajaran yang dapat dipetik dari Hadis
yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abu Hurairah adalah...
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 269

A. Semua umat Nabi berhak masuk surga kecuali yang tidak mau
B. Orang yang tidak taat kepada Nabi berarti tidak mau masuk surga
C. Semua umat Islam pasti masuk surga tetapi ada yang duluan dan ada
yang belakangan
D. Umat Islam yang masuk surga lebih dahulu adalah orang yang sangat
patuh kepada Rasul, sedangkan orang yang masuk surga belakangan
adalah orang Islam yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
E. Siapa yang taat kepada Allah berarti harus taat kepada rasul-Nya


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 270

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
10. Memahami hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
INDIKATOR
10.3 Menunjukkan perbuatan yang relevan dengan matan hadis tentang taat
kepada Allah dan Rasul-Nya




1. Tingkat keimanan seseorang yang tertinggi adalah.
A. Beramar maruf nahi mungkar
B. Mengisi hidup dengan amal saleh dan berzikir
C. Taat kepada Allah dan RasulNya di atas segala-galanya
D. Menjunjung tinggi Al Quran dan berjalan di atas sirathal mustaqim
E. Menjauhkan diri dari dosa dan menghindari segala bentuk kemaksiatan
2. Kepatuhan seseorang sebenarnya bergantung dari prestasi keimanannya.
Hal ini membuktikan bahwa.
A. Derajat seseorang dinilai dari tingkat keimanannya
B. Setiap perbuatan manusia akan mendapat pembalasan
C. Allah mencintai orang-orang yang beriman dan beramal saleh
D. Kemuliaan seseorang ditandai dengan dalamnya ilmu
E. Iman adalah hidayah dari Allah SWT
3. Pembelajaran Rasulullah saw kepada para sahabatnya dalam
menyelesaikan permasalahan permasalahan yang dihadapi selalu
menekankan kepada Hikmah yang bisa kita ambil
adalah.
A. Menerima segala sesuatu secara mentah-mentah
B. Dalam hal keimanan selalu menerima dengan terbuka
C. Mendengarkan dan mentaati Rasul
D. Aktif dan berpikir kritis terlebih dahulu
E. Kita mendengarkan dan mentaati perintah jika sesuai dengan logika
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 271

4. Potongan ayat berikut memberikan motivasi
supaya kita.
A. Taat kepada Allah dan RasulNya
B. Tidak mendurhakai Rasulullah karena takut kepada Allah
C. Kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya
D. Kita akan celaka jika mendurhakai ajaran Rasul yang berarti
mendurhakai Allah
E. Tidak menyia-siakan waktu dan kesempatan untuk mengabdi kepada
Allah
5. Semua umat Nabi berhak masuk sorga kecuali yang tidak mau. Mereka
yang tidak mau maksudnya adalah.
A. Orang-orang kafir
B. Orang yang banyak dosanya
C. Orang berbuat fasik
D. Orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan RasulNya
E. Orang-orang yang dzalim
6. Faktor-faktor intern yang mempengaruhi seseorang kufur kepada Allah
adalah.
A. Keturunan
B. Kekuasaan
C. Lemahnya mental
D. Tidak mempunyai prinsip hidup
E. Lingkungan
7. Peranan orang tua dalam membina iman anak dapat dilakukan dengan.
A. Memberikan bacaan yang bermutu
B. Memberikan nasehat dan ceramah
C. Memarahi bila anak bersalah
D. Memberi pujian atau hadiah untuk anak yang rajin beribadah
E. Mengajak, menasehati, dan member keteladanan

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 272

8. Seorang mumin yang menjalankan syariat Allah dan sunnah RasulNya
menjadikan dirinya berhak masuk sorga sebagaimana sabda Rasul .
A.


B.
C.
D.


E.


9. Bapak Andi beragama Islam, tetapi tidak rajin sholat, bahkan enggan
membayar zakat. Jika dikaitkan dengan penjelasan hadis tentang taat
kepada Allah dan RasulNya, bagaimana nasibnya di akherat.
A. Akan masuk sorga tetapi dengan penghisaban yang berat
B. Masuk neraka selama-lamanya
C. Tidak akan mencium bau sorga
D. Mendapat siksaan yang pedih
E. Mendapat syafaat

10. Ketaatan para sahabat Nabi tidak tertandingi. Mereka senantiasa patuh dan
taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka sholat, puasa, zakat, serta
berjihat. Tetapi ketika turun QS. Al Baqarah ayat 284 mereka mengajukan
keberatan berkaitan dengan isi kandungan ayat tersebut. Keberatan
tersebut berkaitan dengan.
A. Beban berat yang harus dipikulnya
B. Tidak adanya kemampuan untuk melaksanakan kewajiban
C. Adanya perhitungan amal meskipun suatu perbuatan itu baru diniatkan
dalam hati
D. Kekhawatiran jika amalnya tidak diterima
E. Tidak semua Sahabat Nabi dapat masuk sorga
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 273







Standar Kompetensi Lulusan
11. Menjelaskan hadis tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
Indikator
11.1 Menentukan hadis atau maknanya tentang kebesaran dan kekuasaan
Allah



A. Kebesaran dan Kekuasaan Allah

SKL 11
KEBESARAN DAN KEKUASAAN
ALLAH
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 274

(
)
1. Mufradt
a.

= Aku mengharamkan, Aku melarang di sini makksudnya Aku


mensucikan
b.

= zhalim, berbuat salah, aniaya, menempatkan sesuatu tidak pada


tempatnya dan melebihi batas.
c.

= orang yang tersesat


d.

= orang yang lapar


e.

= Aku beri makan dia


f.

= Maka mintalah makan kepada-Ku


g.

= telanjang, tidak berpakaian


h.

= Aku beri pakaian dia


i.

= engkau bersalah
j.

= engkau sampai
k.

= berbuat madharat kepada-Ku


l.

= hati seorang laki-laki yang paling taqwa


m.

= satu tempat daratan


n.

= jarum
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 275

o.

= dari pada kerajaan-Ku


p.

= Aku perhitungkan dia


q.

= kemudian Aku penuhi kalian


r.

= Maka sungguh jangan mencela



2. Terjemahan
Diriwayatkan dari Abi Dzar ra dari Nabi saw Allah swt berfirman : Wahai
hamba-hamba-Ku ! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan zhalim (aniaya) atas
diri-Ku sendiri, dan Aku jadikannya haram di antara kamu, maka janganlah
saling berbuat zhalim. Wahai hamba-hamba-Ku ! Kamu semua sesat kecuali
orang yang Aku berikan petunjuk. Maka minta petunjuklah kepada-Ku, niscaya
aku memberi petunjuk kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku ! Kamu semua itu
lapar, kecuali orang yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku,
niscaya Aku memberi makan kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku ! Kamu semua
itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Maka mintalah pakaian
kepada-Ku, niscaya Aku berikan pakaian kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku !
Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang hari,
sedngkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua. Maka mohon pengampunanlah
kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Wahai hamba-hamba-Ku !
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku dan kamu tidak akan dapat memberi manfaat
kepada-Ku, maka berilah manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku !
Andaikata kamu semua mulai dari yang pertama sampai terakhir baik dari
manusia maupun jin, menjadi hati seorang yang paling taqwa di antara kamu,
demikian itu tidak dapat menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-
hamba-Ku ! Andaikata kamu semua dari yang pertama sampai terakhir baik
dari manusia maupun jin, menjadi hati seorang yang paling durhaka di antara
kamu, demikian itu tidak dapat mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai
hamba-hamba-Ku ! Andaikata kamu semua dari yang pertama sampai terakhir
baik dari manusia maupun dari jin, berdiri di sebuah dataran lalu mereka semua
memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Ku-penuhi permohonannya,
semua itu tidak akan mengurangi kekayaan yang Aku miliki, kecuali sebagaimana
air yang melekat pada jarum yang dimasukkan ke dalam laut. Demikian itu
tidak dapat menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku !
Sesungguhnya semua itu amalmu, yang Aku perhitungkan untukmu, kemudian
Aku penuhi untukmu. Barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah
memuji kepada Allah dan barang siapa yang mendapatkan selain demikian,
hendaklah mencela diri sendiri. Said berkata : Abu Idris al-Khawlani apabila
menyampaikan Hadis ini bertekuk di atas kedua lututnya. (HR. Muslim)

B. Sifat Keagungan dan Kebesaran Allah

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 276

( )
1. Mufradt
a.

= pakaian
b.

= selendang-Nya
c.

= menentang Aku, di sini dimaksudkan menentang dengan cara


berpribadi kesombongan dan keagungan

2. Terjemahan
Dari Abi Said al-Khudri dan Abi Hurairah berkata : Rasulullah saw :
Keagungan adalah pakaian-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya.
Barang siapa yang menentang Aku (bergaya seperti sifat-Ku), maka Aku siksa
dia. (HR. Muslim dan Abu Dawud)





Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan penggalan hadis berikut!

.

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Kamu semua sesat, kecuali orang yang Aku berikan petunjuk.
B. Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri makan
C. Kamu semua itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian.
D. Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang
hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua
E. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku
2. Perhatikan penggalan hadis berikut!

Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 277

.

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Kamu semua sesat, kecuali orang yang Aku berikan petunjuk.
B. Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri makan
C. Kamu semua itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian.
D. Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang
hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua
E. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku
3. Perhatikan penggalan hadis berikut!

.

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Kamu semua sesat, kecuali orang yang Aku berikan petunjuk.
B. Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri makan
C. Kamu semua itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian.
D. Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang
hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua
E. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku
4. Perhatikan penggalan hadis berikut!

.

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Kamu semua sesat, kecuali orang yang Aku berikan petunjuk.
B. Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri makan
C. Kamu semua itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian.
D. Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang
hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua
E. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku
5. Perhatikan penggalan hadis berikut!

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 278

.

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Kamu semua sesat, kecuali orang yang Aku berikan petunjuk.
B. Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri makan
C. Kamu semua itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian.
D. Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa) pada malam dan siang
hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua
E. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku, maka
berbuat madaratlah kepada-Ku
6. Perhatikan penggalan hadis berikut!

.
Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Paku
B. Jarum
C. Besi
D. Lautan
E. Daratan
7. Barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah memuji kepada Allah
adalah arti dari lafadz penggalan hadis ..
A.


B.


C.


D.


E.


8. Dan barang siapa yang mendapatkan selain demikian, hendaklah mencela
diri sendiri. adalah arti dari lafadz penggalan hadis ..
A.


B.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 279

C.


D.


E.


9. Perhatikan hadis berikut!

(
)

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Keagungan adalah pakaian-Nya
B. Dan kesombongan adalah selendang-Nya
C. Keagungan adalah pakaian-Nya dan kesombongan adalah selendang-
Nya
D. Barang siapa yang menentang Aku (bergaya seperti sifat-Ku), maka
Aku siksa dia
E. Barangsiapa yang mengagungkan-Ku, maka Aku beri pahala
10. Perhatikan hadis berikut

....
)(

Arti matan hadis yang bergaris bawah adalah. .
A. Keagungan adalah pakaian-Nya
B. Dan kesombongan adalah selendang-Nya
C. Keagungan adalah pakaian-Nya dan kesombongan adalah selendang-
Nya
D. Barang siapa yang menentang Aku (bergaya seperti sifat-Ku), maka
Aku siksa dia
E. Barangsiapa yang mengagungkan-Ku, maka Aku beri pahal



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 280



Standar Kompetensi Lulusan
11. Menjelaskan hadis tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
Indikator
11.2 Menyimpulkan matan hadis tentang kebesaran dan kekuasaan Allah
dan kekuasaan Allah



A. Penjelasan Hadis Tentang Kebesaran dan Kekuasaan Allah HR. Muslim
Hadis di atas Rasulullah saw menyandarkan pemberitaan Hadis kepada
Allah swt yang disebut dengan Hadis Qudsi. Jadi Hadis Qudsi firman Allah swt
secara maknawi, sedang Nabi hanya meriwayatkan maknanya dengan
menggunakan redaksi sendiri. Di antara tanda-tanda atau ciri-ciri Hadis Qudsi
adalah sebagai berikut :
a. Dalam Hadis itu disebutkan Rasulullah saw bersabda dari apa yang
diriwayatkan dari Tuhannya
b. Ada panggilan Wahai hamba-Ku !
c. Redaksi matan Hadis selalu menggunakan kata Aku (orang pertama)
Pada Hadis Qudsi ini, Allah menyatakan sifat-sifat kebesaran dan kekuasaan-
Nya yaitu sebagai berikut :
1. Maha Suci dari Kezhaliman
Pada Hadis di atas disebutkan firman Allah :

= Hai hamba-hamba-Ku ! Aku telah mengharamkan penganiayaan
terhadap diriku sendiri dan Aku jadikannya haram di antara kamu, maka
janganlah saling berbuat zhalim
Dalam kitab Fath al-Bari Syarah al-Bukhari disebutkan, bahwa di antara
ulama berkata : Makna Aku mengharamkan... Aku sucikan dan Aku agungkan
diri-Ku dari sifat penganiayaan, karena sifat zhalim ini mustahil bagi Allah.
Bagaimana Allah bertindak zhalim atau melebihi batas sementara tidak ada di atas
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 281

Allah yang harus dipatuhi ? Bagaimana Allah bertindak zhalim sementara alam
ini milik-Nya dan di bawah kekuasaan-Nya sendiri ? Apa yang dilakukan Allah
adalah terserah pada kehendak Allah tidak ada yang melarang dan tidak ada yang
perintah. Asalnya kata zhalim diartikan larangan atau pencegahan kemudian Allah
suci dari sifat zhalim maka dapat dikatakan haram atas diri Allah sifat zhalim.
Keduanya ada persamaan yaitu sama-sama tercegah. Allah Maha suci dari sifat
kezhaliman, maknanya manusia sebagai hamba Allah tidak boleh saling
menganiaya atau berbuat salah dengan sesamanya, sebagian terhadap sebagian.

2. Maha Pemberi Petunjuk
Pada Hadis di atas Allah berfirman:
= Bahwa kalian itu sesat kecuali
yang Aku beri petunjuk atau hidayah mohonlah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku
beri petunjuk kamu.
Hidayah atau petunjuk di sini ada dua pengertian :
1) Sebelum hadirnya Rasul manusia dalam kedaan sesat kemudian datanglah
Rasul membawa petunjuk dari Allah swt berupa al-Quran
2) Sesungguhnya petunjuk itu hanya di tangan Allah, manusia tidak bisa
memberikan petunjuk dan manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Manusia
hanya menyampaikan tetapi tidak bisa memberi petunjuk. Banyak usaha
manusia yang dilakukan untuk menyampaikan nasehat dan mauizhah
kepada saudara-saudaranya atau masyarakat di sekitarnya, tetapi hasilnya
nihil, karena belum mendapat petunjuk dari Allah swt.
Oleh karena itu manusia hendaknya selalu memohon petunjuk dari Allah.
Di antara doa mohon petunjuk yang diajarkan Rasulullah saw adalah :

)(
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 282

Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada Engkau petunjuk, taqwa, menahan
diri dan kekayaan. (HR Muslim)
Petunjuk ini harus dicari tidak serta merta datang dengan sendirinya.
Petunjuk akan datang setelah ada usaha manusia pada jalannya, di samping
mengharap dan memohon kepada-Nya.

3. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
Pemberi makan, minum dan pakaian adalah Allah. Ini suatu keyakinan
bagi umat Islam bahwa hakekat yang memberi makan, minum, pakaian dan
segala kebutuhan adalah Allah bukan manusia. Manusia hanya sebagai sebab atau
perantara belaka semata. Betul memang kita melamar pekerjaan ke suatu PT atau
suatu perusahaan yang menerima direktur PT atau perusahaan tersebut. Demikian
juga yang menggaji atau memberi honor dan upah adalah direkturnya yakni
manusia. Namun semua ini kalau tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
Kesuksesan PT tersebut karena dikehendaki Allah dan anda diterima di PT
tersebut, anda menerima gaji dan upah dari PT tersebut karena kehendak Allah.
Dengan demikian Allahlah yang memberi makan dan pakaian. Pada Hadis di
atas Allah berfirman :

Wahai hamba-hamba-Ku ! Kamu semua itu lapar, kecuali orang yang Aku beri
makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku memberi makan
kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku ! Kamu semua itu telanjang, kecuali orang
yang Aku beri pakaian. Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri
kan pakaian kepadamu.
Pada Hadis ini Allah menawarkan diri-Nya kepada para hamba yang lapar
dan telanjang agar minta makanan, minuman dan pakaian kepada Allah. Artinya
usaha manusi harus lahir dan batin. Lahirnya berusaha dengan melamar pekerjaan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 283

di tempat kerja, bekerja keras sesuai dengan aturan dan tata tertib di tempat kerja,
batinya banyak berdoa, maka Allah akan memudahkan segala usaha kita.

4. Maha Pengampun

Wahai hamba-hamba-Ku ! Sesungguhnya kamu berbuat salah (berbuat dosa)


pada malam dan siang hari, sedangkan Aku mengampuni dosa-dosamu semua.
Maka mohon pengampunanlah kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu.
Pada Hadis di atas selalu diulang-ulang panggilan wahai hamba-hamba-
Ku, menunjukkan kedekatan dan kasih sayang Allah kepada mereka. Seolah-olah
tidak ada jarak antara keduanya dan keduanya saling menyambut. Segala
kekurangan dan kesalahan mereka sudah diketahui Allah dan Allahpun siap
membantu memberi segala kekurangan dan mengampuni segala dosa dan
kesalahan.
Pada Hadis di atas Allah menyatakan bahwa manusia semua berbuat
salah, tidak ada manusia yang tidak berbuat salah. Tetapi di antara mereka yang
berbuat salah ada yang terbaik, yaitu mereka yang mengakui kesalahannya dan
mau mohon pengampunan atas kesalahannya. Allah menawarkan diri-Nya akan
memberi pengampunan asal mereka mau mohon pengampunan. Sifat mengakui
kesalahan ketika bersalah, mau minta maaf atas kesalahan dan memberi maaf
atas kesalahan orang lain adalah di antara sifat terpuji dan tawadhu. Banyak
orang melakukan kesalahan tetapi tidak mengakui kesalahan bahkan kadang-
kadang dibela-bela, ini adalah sifat kesombongan. Demikian juga sifat sombong
dan takabur orang bersalah bergengsi tidak mau minta maaf atau memaafkan
orang lain.

5. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
Sifat ini terkandung dalam firman-Nya pada Hadis Qudsi berikutnya :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 284

= Wahai
hamba-Ku!. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat berbuat madarat kepada-Ku,
maka berbuat madaratlah kepada-Ku dan kamu tidak akan dapat memberi
manfaat kepada-Ku, maka berilah manfaat kepada-Ku.
Sifat Maha Perbuatan Allah terhadap apa saja yang dikehendaki tidak
dapat dikuasai manusia. Perbuatan Allah bersifat mutlak tak terbatas oleh apapun
dan siapapun. Oleh karena itu manusia tidak dapat berbuat sesuatu kepada-Nya
baik berbuat yang bermanfaat maupun yang madharat. Pada Hadis Qudsi di atas
Allah menantang kepada para hamba-Nya. Jika mereka mampu berbuat madharat
atau bermanfaat kepada Allah perbuatlah dan dipersilahkan. Termasuk terhadap
sesama manusia atau makhluk lain, manusia tidak dapat berbuat manfaat kepada
sesamanya kecuali dengan kehendak-Nya dan tidak dapat berbuat madharat
kepada sesamanya kecuali dengan kehendak-Nya.

6 Maha Sempurna Kerajaan-Nya
Kerajaan dan kekuasaan Allah sangat sempurna. Di dunia ini banyak
kerajaan dan banyak kekuasaan tetapi tidak seperti kerajaan dan kekuasaan Allah
yang sangat sempurna. Kerajaan da kekuasaan dapat digambarkan dalam Hadis
Qudsi berikut ini :


Wahai hamba-hamba-Ku ! Andaikata kamu semua dari yang pertama sampai
terakhir baik dari manusia maupun jin menjadi hati seorang yang paling taqwa
di antara kamu, demikian itu tidak dapat menambah kerajaan-Ku sedikitpun.
Wahai hamba-hamba-Ku ! Andaikata kamu semua dari yang pertama sampai
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 285

terakhir baik dari manusia maupun jin menjadi hati seorang yang paling
durhaka di antara kamu, demikian itu tidak dapat mengurangi kerajaan-Ku
sedikitpun.
Kerajaan dan kekuasaan Allah telah sempurna tidak perlu bantuan dari
manusia. Perbuatan manusia tidak ada pengaruhnya terhadap kerajaan dan
kekuasaan Allah. Andaikata seluruh manusia itu beriman semua, saleh semua,
taqwa semua dan menyembah Allah semua sungguh tidak akan menambah
kerajaan Allah. Sebaliknya andaikata mereka kafir semua tidak ada yang beriman
dan tidak ada yang menyembah Allah tidak akan mengurangi kerajaan Allah.

7. Maha Kaya Raya
Kekayaan Allah luar biasa tidak ada tara dan bandingannya, karena
seluruh alam dan seisinya ini milik Allah. Kekayaan Allah bukan hanya bumi dan
langit saja akan tetapi seluruh alam jagat raya yang terdiri milyaran planit dan
bintang dan berbagai benda lain di dalam dan di luar angkasa seluruhnya milik
kekayaan Allah. Kekayaan Allah dapat dilihat dalam perumpamaan firman-Nya
dalam Hadis Qudsi :



Bahwa andaikata seluruh manusia dan jin dari awal sampai akhir memohon
kepada Allah apa saja yang dikehendaki yang sebanyak-banyaknya dan
permohonan itu diperkenankan semua, hanya bagaikan air yang melekat pada
jarum yang kecil dimasukkan ke air laut yang sangat luas. Pemberian Allah yang
diberikan seluruh manusia dan jin hanya bagaikan air yang melekat pada jarun
kecil. Sedangkan kekayaan Allah bagaikan air laut yang sangat luas dan dalam.
Perumpamaan tersebut mengambil perbandingan benda yang ada di sekitar
manusia agar mudah dipahami manusia. Laut merupakanm pandangan manusia
yang luas, besar dan dalam sedangkan jarun adalah benda yang kecil. Betapa
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 286

luas dan banyak kekayaan yang dimiliki Allah dan betapa sedikit yang diberikan
Allah sehingga tidak mengurangi kekayaan Allah. Kurangnya benda yang
diberikan terjadi pada benda alam yang rusak. Sedang sifat rahmat dan
kemurahan Allah qadim (terdahulu) tidak mengurangi kekayaan Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fath al-Bariy :

":

"

.
8 Maha Membalas Amal
Sifat Allah juga Maha Membalas amal manusia sekecil apapun baik itu
amal baik maupun amal buruk. Semuanya akan diperhitungkan (dihisab) oleh
Allah swt dan dibalas dengan balasan yang setimpal. Sebagaimana firman Allah :

Wahai hamba-hamba-Ku ! Sesungguhnya semua itu amalmu, yang Aku


perhitungkan untukmu, kemudian Aku penuhi untukmu. Barang siapa yang
mendapatkan kebaikan, hendaklah memuji kepada Allah dan barang siapa yang
mendapatkan selain demikian, hendaklah mencela diri sendiri.
Perbuatan baik dilipatgandakan balasannya 1 : 10 atau sampai 700.
Sedang amal buruk hanya dibalas dengan balasan yang setimpal yakni 1 : 1 atau
malah dihapus jika mendapat pengampunan. Inilah di antara sifat kemurahan
Allah swt yang diberikan kepada kita. Pada akhir Hadis dikatakan barang siapa
yang menjumpai amal baiknya, hendaklah memuji kepada Allah dan barang siapa
yang tidak menjumpai demikian jangan mencela orang lain, tetapi cela diri
sendiri. Ini maksudnya manusia diberikan kebebasan Allah untuk memilih
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 287

perbuatan yang menguntungkan dirinya sendiri baik untuk di duinia maupun di
akhirta. Perbuatan baik sangat menguntungkan di akhirat nanti mengapa pada
waktu di dunia tidak beramal saleh yang banyak.
4. Pelajaran Yang Dipetik
a. Sifat-sifat kebesaran dan kekuasaan Allah yang disebutkan dalam Hadis
Qudsi di atas adalah Maha suci dari kezhaliman, Maha pemberi petunjuk,
Maha pemberi makan dan pakaian, Maha pengampun, Maha berbuat apa
yang dikehendaki, Maha kaya raya, dan Maha membalas amal manusia.
b. Sifat-sifat kebesaran dan kekuasaan Allah secara mutlak dan tak terbatas
tidak sama dengan sifat-sifat kebesaran dan kekuasaan makhluk.

5. Biografi Perawi
Abu Dzar, nama aslinya Jundub bin Junadah bin Sufyan bin Ubayd dari
suku Bani Ghifar dari Kinanah bin Khuzaymah. Dia seorang sahabat yang masuk
Islam awal di antara sahabat senior, ahli zuhud dan sahabat muhajirin. Dalam satu
riwayat ia seorang sahabat ke-5 masuk Islam dan dibuat perumpamaan dalam
kejujurannya, meninggal di al-Rabdah pada tahun 32 H dan meriwayatkan 281
Hadis tersebar di berbagai kitab Hadis.

B. Penjelasan Sifat Keagungan dan Kebesaran Allah HR. Muslim dan Abu
Dawud
Hadis di atas menjelaskan sifat keagungan dan kebesaran Allah yang hanya
dimiliki Allah. Sifat kesombongan artinya sifat merasa paling agung sedangkan
yang lain rendah atau diartikan menolak kebenaran ( ) , karena biasanya
orang sombong merasa paling benar sehingga tidak mau mendengar kebenaran
yang disuarakan orang lain. Sedangkan sifat keagungan maksudnya merasa agung
atau lebih agung dari yang lain. Sifat manusia hendaknya merendahkan hati
(tawdhu) dan merendahkan diri (tadzallul) sekalipun tidak rendah. Justru orang
akan hormat kepada kita ketika orang lain melihat kita tidak sombong dan tidak
mengagungkan diri.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 288

Kedua sifat itu layak dipakai Allah karena sifat kesempurnaan-Nya dan
tidak layak dipakai selain Allah karena sifat serba kekurangannya. Bagi Allah
keagungan sebagai pakaian dan kebesaran sebagai selendang-Nya. Pakaian dan
selendang Allah di sini tidak seperti apa yang kita lihat di dunia ini. Makna
pakaian dan selendang adalah sifat Allah, karena Allah tidak perlu pakaian dan
selendang sebagaimana yang diperlukan makhluk. Jadi maknanya keagungan dan
kebesaran adalah sifat Allah. Penggunaan kata pakaian dan selendang, keduanya
melekat pada diri manusia sebagai pelindung dan keindahan. Lantas dijadikan
perumpamaan bagi Allah yang lebih berhak memiliki kedua sifat tersebut.
Manusia memang tidak layak bersifat sombong, angkuh dan agung, karena
segala kelebihan yang dimilikinya pemberian dan ciptaan Allah. Aandaikata
seseorang sombong dan merasa agung karena kekayaannya, kekayaan yang ada
di tangan manusia itu pemberian Allah. Andaikata seorang menyombongkan
keilmuannya, ilmu itu pemberian Allah. Andaikata kesombongan itu karena
kecantikan dan kegantengan seseorang, cantik dan ganteng itu ciptaan Allah.
Semuanya ciptaan dan pemberuan Allah, manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hanya Allah saja yang berhak menyandang kesombongan dan keagungan.

Redaksi kalimat Hadis ada perubahan dari bentuk kata orang ketiga (Nya)
menjadi orang pertama (Aku). Dengan demikian ada kalimat yang terbuang yakni
jika dinyatakan ; = Allah berfirman : ..., Hadis ini melarang keras
siapa saja yang menyerupai atau bergaya seperti sifat-Ku yakni keagungan dan
kebesaran-Ku (kesombongan), aku siksa dia. Hukumnya haram bagi seseorang
yang mengagungkan diri dan menyombongkan diri. Dalam Hadis lain Rasulullah
saw bersabda :

)(
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 289

Tidak masuk neraka seseorang di dalam hatinya terdapat sekecil atom dari
iman dan tidak masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sekecil
atom dari pada sifat kesombongan. (HR. Muslim)
Al-Khathabi dalam kitab Awn al-Mabd menjelaskan sebagai berikut :

Al-Khathabi berkata : Makna pembicaraan ini bahwa sifat kebesaran dan


keagungan adalah dua sifat yang khusus dimiliki Allah. Tidak ada seorang yang
bersekutu memiliki dua sifat tersebut dan tidak layak bagi makhluk
melakukannya karena sifatnya makhluk adalah rendahn hati dan rendah diri.
Perumpamaan selendang dan pakaian pada sifat keagungan dan kebedaran Allah,
bahwa sebagaimana manusia tidak ada yang menyekutui pada selendang dan
pakaian-Nya, demikian juga tifdak ada makhluk yang menyekutui Aku dalam
kebesaran dan keagungan.
Kegungan dan kebesaran Allah tidak ada perbandingannya dengan
makhluk. Keagungan dan kebesranan-Nya sangat sempurna dan tidak ada
kekurangan sedikitpun. Segala perintah dan larangan harus dipatuhi, tidak ada
yang membantah dan menentangnya.

4. Pelajaran Yang Dipetik
a. Sifat keagungan dan kebesaran hanya milik Allah karena kesempurnaan
segala sifat-Nya
b. Manusia yang mengagungkan diri dan menyombongkan dirinya berarti
merampas sifat Tuhan
c. Seorang yang memiliki sifat keagungan dan kesombongan tidak dapat
masuk surga.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 290

Uji Kompetensi


Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .

A. Maha Suci dari Kezhaliman
B. Maha Pemberi Petunjuk
C. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
2. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .

A. Maha Suci dari Kezhaliman


B. Maha Pemberi Petunjuk
C. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
3. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .


A. Maha Suci dari Kezhaliman
B. Maha Pemberi Petunjuk
C. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 291

D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
4. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .


A. Maha Suci dari Kezhaliman
B. Maha Pemberi Petunjuk
C. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
5. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .


A. Maha Suci dari Kezhaliman
B. Maha Pemberi Petunjuk
C. Maha Pemberi Makan dan Pakaian
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
6. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 292

A. Maha Sempurna Kerajaan-Nya


B. Maha Kaya Raya
C. Maha Membalas Amal
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
7. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .


A. Maha Sempurna Kerajaan-Nya
B. Maha Kaya Raya
C. Maha Membalas Amal
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
8. Pada Hadis dibawah ini adalah sifat- sifat kebesaran dan kekuasaan-Nya
tentang .

A. Maha Sempurna Kerajaan-Nya


B. Maha Kaya Raya
C. Maha Membalas Amal
D. Maha Pengampun
E. Maha Berbuat Apa yang Dikehendaki
9. Kandungan Hadis Rasulullah saw yang bergaris di bawah ini adalah.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 293


)(
A. Sifat keagungan dan kebesaran hanya milik Allah karena kesempurnaan
segala sifat-Nya
B. Manusia yang mengagungkan diri dan menyombongkan dirinya berarti
merampas sifat Tuhan
C. Seorang yang memiliki sifat keagungan dan kesombongan tidak dapat
masuk surga.
D. Tidak masuk neraka seseorang di dalam hatinya terdapat sekecil atom
dari iman
E. Allah SWT adalah dzat yang Maha mempunyai keagungan dan kebesaran
10. Menurut Al-Khathabi, apa dua sifat khusus yang hanya di miliki oleh Allah
SWT ..
A. Sifat keindahan dan keagungan
B. Sifat keindahan dan kebesaran
C. Sifat kebesaran dan keagungan
D. Sifat kebaikan dan kebesaran
E. Sifat kebaikan dan keagungan













Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 294


Standar Kompetensi Lulusan
11. Menjelaskan hadis tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
Indikator
11.3 Menunjukkan perbuatan yang sesuai dengan matan hadis tentang
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT





Sesuai hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya: Berakhlaq kamu sekalian
dengan akhlaq Allah sesuai dengan kadar kemanusian.

Maka, akhlaq Allah SWT dalam Hadis Qudsi Riwayat Muslim di atas, sangat
perlu kita amalkan sesuai kadar kemanusian kita.

Pengamalan/Perbuatan yang sesuai dengan Hadis Qudsi Riwayat Muslim Tentang
Kebesaran dan Kekuasaan Allah SWT, yaitu diantaranya:
1. Tidak akan melakukan kedzaliman baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain
2. Suka memberi saran pendapat
3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain yang kesusahan maupun
kelaparan
4. Suka memberi maaf kepada orang lain
5. Suka merealisasikan cita-cita yang di hendakinya
6. Berusaha mewujudkan kesempurnaan menjadi insal yang kamil
7. Berusaha menjadi orang kaya yang bermanfaat untuk orang lain
8. Suka memberi reward atau hadiah, pujian kepada orang lain

Sedangkan pengamalan/Perbuatan yang sesuai dengan Hadis Riwayat Muslim dan
Abu Dawud Tentang Sifat Keagungan dan Kebesaran Allah SWT, yaitu
diantaranya:
1. Tidak membanggakan dan menyombongkan diri sendiri
2. Berlaku tawadlu/ rendah hati terhadap sesama makhluk Allah SWT





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 295




Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.

A. Suka memberi makan
B. Suka memberi saran pendapat
C. Tidak akan melakukan kedzaliman
D. Suka memberi maaf
E. Suka merealisasikan cita-citanya
2. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.


A. Suka memberi makan
B. Suka memberi saran pendapat
C. Tidak akan melakukan kedzaliman
D. Suka memberi maaf
E. Suka merealisasikan cita-citanya
3. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.

A. Suka memberi makan
B. Suka memberi saran pendapat
C. Tidak akan melakukan kedzaliman
D. Suka memberi maaf
E. Suka merealisasikan cita-citanya
4. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.



A. Suka memberi makan
B. Suka memberi saran pendapat
Uji Kompetensi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 296

C. Tidak akan melakukan kedzaliman
D. Suka memberi maaf
E. Suka merealisasikan cita-citanya
5. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.


A. Suka memberi makan
B. Suka memberi saran pendapat
C. Tidak akan melakukan kedzaliman
D. Suka memberi maaf
E. Suka merealisasikan cita-citanya
6. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku.
terhadap orang lain.

A. Berusaha menjadi orang kaya yang bermanfaat untuk orang lain


B. Berusaha mewujudkan kesempurnaan dirinya
C. Suka memberi hadiah atau pujian pada orang lain
D. Suka memberi saran pendapat
E. Tidak akan melakukan kedzaliman
7. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku.
terhadap orang lain.


A. Berusaha menjadi orang kaya yang bermanfaat untuk orang lain
B. Berusaha mewujudkan kesempurnaan dirinya
C. Suka memberi hadiah atau pujian pada orang lain
D. Suka memberi saran pendapat
E. Tidak akan melakukan kedzaliman
8. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku.
terhadap orang lain.

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 297


A. Berusaha menjadi orang kaya yang bermanfaat untuk orang lain
B. Berusaha mewujudkan kesempurnaan dirinya
C. Suka memberi hadiah atau pujian pada orang lain
D. Suka memberi saran pendapat
E. Tidak akan melakukan kedzaliman
9. Seseorang yang mengamalkan hadis di bawah ini, akan berperilaku. terhadap
orang lain.


)(
A. Qonaah
B. Ikhlas
C. Tidak sombong
D. Jujur
E. Amanah
10. Seseorang yang mengamalkan hadis yang bergaris di bawah ini, akan
berperilaku. terhadap orang lain

( )

A. Sombong
B. Berwibawa
C. Tawadlu
D. Ikhlas
E. Ridlo



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 298





STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
12. Memahami hadis tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya
INDIKATOR
12.1. Menentukan hadis atau maknanya tentang syukur nikmat



PENGANTAR
Nikmat yang diberikan Allah swt kepada manusia sangat banyak
jumlahnya, manusia tidak mampu menghitungnya. Tetapi secara garis besar
nikmat itu adakalanya nikmat lahir dan ada kalanya nikmat batin, ada nikmat yang
bersifat materi dan ada pula nikmat immateri. Nikmat itu wajib disyukuri dengan
cara menggunakannya sesuai dengan tujuan diberikannya. Syukur sebagai upaya
perawatan dalam melestarikan kenikmatan tersebut agar tidak menghilang atau
tidak lenyap dari tangan orang yang menerimanya. Syukur dapat dilakukan mulai
dari yang sederhana sampai kepada yang lebih besar. Seseorang tidak akan
mampu mensyukuri nikmat yang besar jika nikmat kecil saja tidak mampu
mensyukurinya. Banyak nikmat dan banyak ragam syukur yang disebutkan
dalam Hadis yang akan disebutkan berikut ini.
TEKS HADIS
A. Kewajiban Bersyukur

SKL 12
NIKMAT ALLAH DAN CARA
MENSYUKURINYA
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 299

( )
1. Mufradt
a.

= bersyukur, berterima kasih


b.

= memberitakan
c.

= perpecahan lawan dari


d.

= persatuan, berkelompok
2. Terjemahan
Dari Numan bin al-Basyir berkata : Rasulullah saw bersabda di atas minbar :
Barang siapa yang yang tidak bersyukur yang sedikit, maka tidak bersyukur
yang banyak. Dan barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia maka tidak
bersyukur kepada Allah. Memberitakan nikmat Allah adalah syukur dan
meninggalkannya adalah kufur. Berjamaah adalah rahmat dan perpecahan
adalah azab. (HR. Ahmad)

B. Berpesan Syukur

(
)
1. Mufradat
a.

= berpegangan tangan tanda cinta


b.

= Sungguh jangan engkau tinggalkan


c.

= belakang atau selesai



2. Terjemahan
Dari Muadz bin Jabal bahwa Nabi saw memegang dengan tangannya, kemudian
bersabda : Wahai Muadz, Demi Allah sesungguhnya aku mencintaimu. Beliau
bersabda: Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, Sungguh jangan engkau
tinggalkan pada setiap selesai shalat membaca doa : Ya Allah bantulah aku
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 300

untuk imgat kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah yang baik kepada-
Mu. (HR. Abu Dsawud, al-nasai dan Ahmad)

c. Hadis tentang cara mensyukuri nikmat

) (
1. Mufradat
: lihatlah olehmu sekalian
: di atasmu
: lebih rendah
: supaya kamu tidak memantas-mantaskan

2. Terjemahan
Rasulullah saw bersabda: lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan
janganlah kamu melihat kepada orang yang di atasmu, maka dia lebih pantas supaya
kamu tidak memantas-mantaskan nikmat Allah kepadamu (Hr. Muslim)

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 301





Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hadis tentang kewajiban bersyukur kepada Allah yang diriwayatkan oleh
Ahmad adalah bersanadkan.
A. Numan bin Abu Bakar
B. Numan bin Basyir
C. Muadz bin jabal
D. Abu Hurairah
E. Anas bin malik
2.

, penggalan hadis di atas artinya


A. Barang siapa yang yang tidak bersyukur yang sedikit, maka tidak
bersyukur yang banyak
B. Bersyukur dimulai dari yang sedikit
C. Sedikit maupun banyak rizki dari Allah wajib disyukuri
D. Bersyukurlah kepada Allah dari yang sedikit
E. Kewajiban manusia adalah mensyukuri nikmat
3. Hakekat syukur adalah ..
A. Adanya pengakuan di hati bahwa nikmat itu semata pemberian Allah
(syukur bi la-qalbi),
B. diucapkan di lesan dengan ucapan yang baik seperti memuji dan
mendoakan (syukur bi al-lisan)
C. menggunakan nikmat itu untuk pengabdian yang lebih baik (syukur bi
al-amal).
D. Menceritakan nikmat /pemberian Allah kepada manusia
E. Semua jawaban benar
4. Membiasakan diri berucap terima kasih atas pemberian orang lain,
membalas kebaikan orang lain dengan balasan yang setimpal adalah wujud
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 302

syukur manusia kepada Allah, hal ini sesuai dengan bunyi penggalan
hadis.
A.
B.


C.
D.


E.


5. artinya.
A. Adapun terhadap nikmat dari Tuhanmu, beritakanlah
B. Memberitakan nikmat Allah adalah tanda syukur
C. Memberitakan nikmat Allah adalah bukti kesombongan
D. Memberitakan nikmat Allah adalah wujud syukur dan
meninggalkannya adalah kufur
E. Nikmat Allah mestinya disembunyikan

6.

( )
Matan hadis di atas adalah.
A.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 303

B.


C.


D.


E.
7. Hadis yang berisi wasiat rasul kepada Muadz ditakhtij oleh.
A. Abu Dawud
B. Bukhari Muslim
C. An-Nasai
D. Abu Dawud, NasaI, dan Ahmad
E. Muadz bin Jabal

8.

artinya.
A. Dan Allah sangat mencintaimu
B. Dan sungguh aku sangat mencintaimu
C. Demi Allah sesungguhnya aku sangat mencintaimu
D. Dan Allah sangat mencintaimu
E. Dan aku sangat mencintai Allah
9. artinya.
A. Lihatlah kepada orang yang berada di atasmu
B. Lihatlah kepada orang yang berada di atasmu
C. Janganlah kamu melihat orang yang di atasmu
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 304

D. Janganlah kamu melihat orang yang di atasmu
E. Terhadap orang yang ada di bawahmu, perhatikanlah!
10. Hadis riwayat muslim di atas menjelaskan kepada kita supaya.
a. Hidup sederhana
b. Mensyukuri nikmat Allah
c. Bersedekah kepada orang miskin
d. Memperhatikan lingkungan hidup
e. Saling berwasiat dalam kebaikan












Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 305

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
12. Memahami hadis tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya
INDIKATOR
12.2. Menjelaskan intisari matan hadis tentang syukur nikmat



Penjelasan Hadis tentang Kewajiban Bersyukur
Pada Hadis di atas Rasulullah saw mewajibkan bersyukur kepada kita di
atas minbar. Minbar adalah salah suatu tempat khusus untuk berpidato,
berceramah, berkhuthbah dan mengajar. Ini dimaksudkan untuk membentuk
lingkungan di sekitarnya lebih disiplin, lebih formal dan lebih diperhatikan apa
yang disampaikan Rasulullah saw. Sebagaimana pula perkembangan berikutnya
seperti di masjid, mushalla, tempat pengajian dan ruang kelas di sekolah-sekolah,
selalu disediakan tempat khusus bagi guru atau imam untuk menyampaikan
pengajaran, ceramah atau khuthbahnya. Minbar tempat duduk penceramah atau
khuthbah itu pada umumnya lebih tinggi dari tempat jamaahnya, karena dengan
demikian jamaah atau murid akan dapat melihat langsung kepada guru atau
penceramahnya dan akan dapat lebih memahami isi ceramah atau pengajarannya.
Isi pengajaran Nabi saw dalam Hadis di atas di antaranya :
a. Bersyukur mulai dari yang sedikit, sebagaimana sabda beliau :
= Barang siapa yang yang tidak bersyukur
yang sedikit, maka tidak bersyukur yang banyak
Kewajiban bersyukur mulai dari yang sedikit atau kecil kepada yang
banyak atau yang besar. Karena pada umumnya manusia melupakan nikmat yang
kecil atau meremehkan nikmat yang sedikit. Padahal manusia akan bisa
bersyukur kepada yang besar dimulai dari yang kecil terlebih dahulu. Bagaimana
seseorang bisa bersyukur kepada nikmat yang besar kalau nikmat yang kecil saja
diabaikan. Secara teoritis nikmat yang diberikan manusia dimulai dari yang
sedikit, jikalau dari yang sedikit itu seseorang mampu mensyukuri, maka Allah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 306

akan menambah nikmat itu menjadi banyak dan besar. Sebagimana firman Allah
dalam QS . Ibrahim/14 : 7

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema'lumkan:"Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. 14:7)

b. Bersyukur kepada sesama manusia
Sabda Rasulullah saw berikutnya :
= Dan barang siapa yang tidak bersyukur kepada
manusia maka tidak bersyukur kepada Allah.
Bersyukur nikmat dari Allah perlu pembiasaan dari mulai bersyukur terhadap
sesama manusia. Logikanya seseorang tidak akan bisa bersyukur kepada Allah
jika tidak bisa bersyukur kepada sesama manusia. Pembiasaan bersyukur kepada
sesama manusia sangat penting, mulailah ringan mengucapkan terima kasih
dengan sesamanya, mulai dengan bahasa yang sederhana terima kasih, thanks,
syukran dan lain-lain. Demikian juga biasakan membalas ucapan terima kasih
orang lain, sama-sama terima kasih, youre welcome, syukran, dan lain
sebagainya. Nanti sedikit demi sedikit akan berusaha membalas budi orang lain
dengan pembalasan yang setimpal kemudian pembalasan yang lebih baik. Jikalau
seseorang telah terbiasa bersyukur kepada sesamanya akan dapat pula bersyukur
kepada Allah.
Hakekat syukur adalah adanya pengakuan di hati bahwa nikmat itu semata
pemberian Allah (syukur bi la-qalbi), diucapkan di lesan dengan ucapan yang
baik seperti memuji dan mendoakan (syukur bi al-lisan) serta menggunakan
nikmat itu untuk pengabdian yang lebih baik (syukur bi al-amal). Ibarat seorang
anak dibelikan baju baru orang tua, anak hatinya merasa senang karena, lesanya
bilang : Terima kasih Bapak, kemudian baju itu dipakai sesuai dengan kebutuhan
dan anak semakin meningkatkan kepatuhannya kepada orang tua. Alangkah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 307

senangnya Bapak yang membelikan baju tersebut. Demikian juga bersyukur
kepada Allah. Hatinya mengakui bahwa segala nikmat ini pemberian Allah, ada
nikmat sehat, nikmat umur panjang, nikmat bisa sekolah, nikmat bekerja dan
seterusnya. Lesannya sering memuji, mennsucikan dan dzikir kepada Allah dan
segala nikmat itu digunakan untuk pengabdian kepada-Nya.

c. Memberitakan nikmat
Di antara syukur adalah memberitakan nikmat kepada orang lain tidak
menyembunyikannya. Jadi orang yang bersyukur menunjukkan nikmat kepada
orang lain bahwa nikmat itu dari Allah, bukan karena kesombongan dan
kehebatan dirinya. Sebagaimana sabda Rasul saw :
= Memberitakan nikmat Allah adalah syukur
dan meninggalkannya adalah kufur.
Hadis ini bertentangan dengan watak manusia pada umumnya. Karena
pada umumnya orang kalau mendapat nikmat diam saja, mungkin khawatir kalau
orang lain ikut tahu akan minta bagian dan kalau tertimpa musibah walaupun
kecil pusing kepala saja umpamanya setiap orang diberitahu agar membantu.
Maka Hadis di atas perintah kebalikan kalau mendapat nikmat beritakan sebagai
tanda syukur dan kalau terkena musibah diam sabar jangan ditunjukkan kepada
setiap orang. Perintah memberitakan nikmat sesuai dengan firman Allah dalam
QS. Al-Dhuha/ 93 : 11

Dan terhadap nikmat Rabbmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya


(dengan bersyukur). (QS. 93:11)
Pemberitaan nikmat kepada orang lain menurut definisi nikmat di atas
baru merupakan bagian dari syukur yang disebut syukur dengan lesan (syukur bi
al-lisan), perlu disempurnakan dengan bagian yang lain yaikni syukur di hati
(syukur bi al-qalbi) dan syukur dalam perbuatan (syukur bi al-amal).
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 308

Lawan syukur adalah kufur sebagaimana sabda Nabi di atas, bahwa
tinggal memberitakan nikmat Allah adalah kufur. Hadis ini juga sesuai dengan QS
. Ibrahim/14 : 7 di atas. Dengan demikian kufur ada dua macam ;
1) Kufur lawan dari iman, yakni orang yang tidak beriman kepada Allah
2) Kufur lawan dari syukur, yakni orang yang tidak bersyukur kepada Allah

d. Persatuan adalah rahmat
Sabda Nabi berikutnya :

= Berjamaah adalah rahmat dan perpecahan


adalah azab.
Persatuan adalah idola semua manusia dan bangsa, karena dengan
persatuan ini semua masalah dapat dipecahkan bersama dan segala kesulitan
dapat teratasi, hubungan satu dengan lainnya saling menghormati, saling
mencintai dan saling menyayangi. Oleh karena itu, mereka mendapatkan
kehidupan yang tenang dan tentram. Inilah yang disebutkan dalam Hadis
persatuan itu sebagai rahmat
Berbeda dengan hidup di tengah-tengah masyarakat yang berpecah belah
tidak ada persatuan. Kesalahan sedikit saja bisa dibesar-besarkan yang memicu
pertengkaran dan perkelahian dan fitnah timbul di mana-mana sehingga tidak
ada rasa nyaman, yang terjadi adalah penderitaan dan kesengsaraan.

2. Penjelasan hadis tentang berpesan syukur
Hadis menjelaskan proses sebelum penyampaian Hadis. Nabi dalam
menyampaikan Hadis tidak langsung menyampaikan begitu saja, tetapi ada
pengantar atau ada proses menuju kepadanya baik itu disebut dengan latar
belakang atau sebab-sebab datangnya (asbb wurd al-hadts). Pada Hadis di atas
sebelum beliau menyampaikan suatu Haditts kepada seorang sahabat yang
bernama Muadz bin Jabal terlebih dahulu dipegang tangannya atau berjabat
tangan, sepertinya transaksi cinta akad nikah atau baiat sumpah setia. Kemudian
menyampaikan secara terbuka atas kecintaannya. Beliau bersabda :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 309

= Wahai Muadz ! Demi Allah, sungguh aku cinta


padamu. Demi Allah, sungguh aku cinta padamu.
Maksud cinta di sini cinta saudara sesama muslim karena Allah, bukan
karena yang lain. Nah cinta yang seperti ini sunah dilahirkan kepada seseorang
yang dicintai. Sebagai salah satu tanda cinta seseorang kepada sesamanya, tentu
senang jika kecintaannya itu ditampakkan kepadanya. Keterbukaan redaksi cinta
itu tersusun :
a. Dimulai dengan panggilan (mund) Wahai Muadz ! suatu panggilan
kasih sayang.
b. Diperkuat dengan 3 alat, yaitu sumpah (qasam ) Demi Allah, huruf inn
=sesungguhnya aku dan huruf lam qasam pada lafal =


Dengan ungkapan ini tentu yang bersangkutan mengetahui bahwa saudaranya
itu mencintainya karena Allah, kemudian iapun membalas budi cinta itu yang
sama sehingga terjadi adanya interaksi yang saling mencintai.
Sebagai bukti kecintaannya, beliau berpesan :

= Aku wasiatkan kepadamu wahai


Muadz, Sungguh jangan engkau tinggalkan pada setiap selesai shalat...
Maksudnya, jika kamu menginginkan aku tetap mencintaimu jangan
kamu tinggalkan setiap selesai shalat membaca doa yang dipesankan. Pesan
seorang yang mencintai terhadap yang dicintai itu sangat menentukan
keberlangsungan cinta. Oleh karena itu seorang yang cinta tidak akan melalaikan
pesan orang yang mencintainya.
Doa yang dibaca setiap selesai shalat adalah :

= Ya Allah bantulah aku untuk imgat


kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu.
Doa tersebut mengandung 3 permohonan yaitu dzikir kepada Allah,
syukur dan ibadah dengan baik. Dzikir adalah kepatuhan lesan, syukur kepatuhan
hati dan ibadah adalah kepatuhan anggaota badan. Doa tersebut telah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 310

mengandung segala unsur dalam agama yakni Islam, Iman dan Ihsan. Islam
adalah kepatuhan lahir, Iman kepatuhan batin dan Ihsan beribadah dengan
khusyu. Al-Thbiy berkata :

.
Dzikir kepada Allah itu pemulanya berlapang dada, syukur kepada-Nya adalah
alat (wasilah) mencapai nikmat yang mustajab dan persaksian yang dituntut dari
padanya adalah mengosongkan dari sesuatu yang melupakan Allah.
Demikian pesan syukur yang diberikan hanya kepada orang yang dicintai
yaitu sahabat Muadz. Andaikata beliau tidak mencintainya, tidak mungkin pesan
itu disampaikan.

4. Pelajaran yang Dipetik
Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari Hadis di atas yaitu
sebagai berikuit :
a. Menjelaskan keutamaan Muadz bin Jabal dan kecintaan Nabi terhadapnya
b. Cinta kepada seseorang yang didasarkan karena Allah akan membawa
kemaslahatan dunia dan akhirat.
c. Dzikir kepada Allah dapat membawa seseorang menjadi bersyukur dan
bersyukur dapat membawa ibadah yang sesungguhnya.

Penjelasan hadis tentang cara mensyukuri nikmat
Rasulullah dalam sebuah hadis telah bersabda dan perpesan kepada
manusia agar pandai-pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, dengan
cara melihat kepada orang yang berada di bawah kita secara ekonomi, secara
financial agar manusia pandai bersyukur. Dengan melihat ke bawah maka kita
akan mengetahui betapa masih banyak orang-orang yang secara ekonomi lebih
rendah, bahkan mungkin untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja tidak
mampu, yang dengan melihat kondisi tersebut akan muncul dari diri kita
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 311

kemampuan untuk saling berbagi sekaligus mengaplikasikan rasa syukur kita
kepada Allah.
Sebaliknya Rasul juga bersabda: Janganlah kalian melihat kepada orang
yang di atasmu, maksud dari hadis tersebut adalah nabi melarang manusia
melihat kepada orang-orang yang memang secara ekonomi dilebihkan Allah
terhadapnya, karena jika kita melihatnya dikhawatirkan akan timbul rasa iri,
dengki, bahkan mungkin akan menyangka bahwa Allah tidak berlaku adil, juga
adanya kekhawatiran kalau manusia mempunyai sifat tulul amal, pandai
berangan-angan tanpa mau untuk berusaha menggapainya, dan dikhawatirkan pula
dari adanya sifat iri, maka manusia akan melakukan hal-hal yang dilarang agama,
seperti mencuri, merampok, judi, korupsi dan lain-lain.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 312





Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang bukan intisari dari pengajaran nabi saw yang
disampaikan di atas mimbar adalah..
A. Bersyukur mulai dari yang sedikit
B. Berterima kasih kepada manusia
C. Memberitakan nikmat
D. Perpecahan adalah adzab
E. Beribadah dengan khusyu
2. Intisari dari matan hadis di bawah ini adalah..


) (

A. Cara mensyukuri nikmat Allah dengan melihat orang yang mendapat
nikmat lebih sedikit
B. Melihat orang yang mendapat nikmat lebih banyak dapat
menyebabkan seseorang lebih mensyukuri nikmat yang diberikan
Allah
C. Melihat orang yang mendapat nikmat lebih banyak dapat
menyebabkan seseorang iri, dengki, bahkan serakah
D. Orang yang bisa bersyukur karena mendapat nikmat yang banyak
E. Orang yang melihat orang lain yang nikmatnya lebih sedikit akan
menyebabkan orang rendah diri
3.

, makna dari penggalan hadis di


atas adalah..
A. Saling berwasiatlah kamu tentang hartamu
B. Saling berwasiatlah dalam kebaikan dan taqwa
C. Janganlah kamu meninggalkan tempat shalatmu sebelum kamu berdoa
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 313

D. Ya, Muadz , jagalah shalatmu setiap waktu
E. Rasulullah berwasiat kepada Muadz agar berdoa setian selesai
melaksanakan shalat
4. Doa yang dibaca setiap selesai shalat sebagaimana diajarkan rasul kepada
Muadz adalah..

A.
B.
C.

D

E.

5. Pada potongan hadis

terdapat huruf qasam


yaitu..
A. Ya nida dan wawu qasam
B. Wawu qasam dan nun taukid
C. Lam taukid dan ya nida
D. Wawu qasam, nun taukid dan lam taukid
E. Ya nida dan nun taukid
6. Jika dari yang sedikit itu seseorang mampu mensyukuri, maka Allah akan
menambah nikmat itu menjadi banyak dan besar. Hal ini sesuai dengan
firman Allah yang berbunyi..
a.



b .


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 314

c.
7. Penggalan hadis yang semakna dengan firman Allah QS. Adh-dhuha: 11
adalah:

A. .
B.


C.


D.
E.
8. Rasulullah saw berwasiat kepada Muadz bin Jabal agar pada setiap
selesai shalat beliau berdoa.
A. Ya Allah bantulah aku untuk imgat kepada-Mu, mensyukuri nikmat-
Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu.
B. Ya Allah tetapkanlah iman di hati kami
C. Ya Allah panjangkanlah umur kami dan berilah kami ilmu yang
bermanfaat
D. Ya Allah berilah kami keturunan yang banyak
E. Ya Allah jadikan kami orang-orang yang bersyukur
9. Doa yang diwasiatkan rasul kepada Muadz telah mengandung segala
unsur dalam agama yakni ..
A. Islam, Iman dan Ihsan.
B. Iman dan amal shaleh
C. Cinta kepada Rasulullah
D. Ubudiyah dan amaliyah
E. Iman, islam, dan amal shaleh
10. Di bawah ini yang bukan termasuk pelajaran yang dapat dipetik dari
Hadis di atas adalah.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 315

A. Menjelaskan keutamaan Muadz bin Jabal dan kecintaan Nabi
terhadapnya
B. Muadz bin Jabal adalah sahabat kesayangan rasul
C. Cinta kepada seseorang yang didasarkan karena Allah akan membawa
kemaslahatan dunia dan akhirat.
D. Dzikir kepada Allah dapat membawa seseorang menjadi bersyukur
E. Bersyukur dapat membawa ibadah yang sesungguhnya.








Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 316

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
12. Memahami hadis tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya
INDIKATOR
12.3. Menunjukkan perbuatan yang dapat diamalkan dari hadis tentang
syukur Nikmat



Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang di antara pilihan
jawaban A, B, C, D, atau E !
1. Hadis Nabi SAW

maksud hari
potongan hadis tersebut adalah.
A. Kita wajib berterima kasih kepada orang lain
B. Tanda syukur yaitu berbuat baik dan banyak bersyukur kepada sesame
C. Ciri-ciri orang yang bersyukur adalah semakin mendekatkan diri
kepada Allah
D. Bersukur kepada Allah ditandai dengan pandai berterima kasih kepada
sesame manusia
E. Kita tidak boleh mengkufuri nikmat Allah
2. Karakter yang dimuat dalam hadis Nabi ini mengajarkan supaya kita.
Hadis
A. Kebiasaan menceritakan kenikmatan Allah dan menyembunyikan
musibah yang dihadapi
B. Tidak suka mengeluh atas sesuatu yang tidak disukainya
C. Tidak takut menghadapi kesulitan hidup
D. Tidak mengingkari nikmat Allah dengan membiarkan waktu terbuang
E. Bersyukur adalah kewajiban setiap muslim
3. Hadis Nabi

)(
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 317

Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik yaitu.
A. Dengan banyak berzikir akan mengantarkan seseorang untuk pandai
bersyukur
B. Kewajiban untuk memohon pertolongan dari Allah SWT
C. Setiap selesai menunaikan sholat harus berdoa
D. Mengingkari nikmat berarti menzalimi diri sendiri
E. Baik buruknya seseorang tergantung bagaimana bisa menjaga dirinya
4. Indikator dari orang-orang yang bersyukur menurut hadis


) (
Adalah.
A. Menuntut ilmu setinggi-tingginya
B. Hidup sederhana dan tidak boros
C. Bersyukur kepada Allah diiringi dengan lebih memperbanyak ibadah
D. Banyak berdzikir kepada Allah
E. Bersikap dermawan dan rendah hati
5. Perhatikan hadis berikut

( )

Menurut hadis Nabi tersebut bahwasanya ada dua kenikmatan yang harus
diwaspadai karena sifatnya yang menipu, yaitu
A. Kesehatan dan alam semesta
B. Kesehatan dan kesempatan
C. Harta dan anak
D. Akal dan ilmu
E. Iman dan Islam
6. Rasulullah SAW dalam sabdanya
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 318

( )
Memberikan teori kepada kita supaya tidak merehkan nikmat Allah di
antaranya dengan membiasakan diri untuk.
A. Berani mempertaruhkan harta dan jiwanya di jalan Allah
B. Memanfaatkan setiap peluang dengan sebaik-baiknya
C. Tidak memandang rendah orang lain
D. Menerima setiap persoalan dengan senang hati dan ikhlas
E. Dalam hal duniawi tidak melihat orang yang ada di atasnya tetapi
melihat orang yang ada di bawahnya
7. Pengamalan dari bentuk syukur pada hakekatnya adalah.
A. Melakukan perbuatan yang disetujui oleh Allah
B. Akan menambah karunia dari Allah
C. Jiwa dan raga berterimakasih sepenuhnya kepada Allah
D. Dibuktikan dengan lisan berzikir, hati bersyukur, amal ibadah
meningkat
E. Menambah prestasi ibadah
8. Mensyukuri nikmat Allah hukumnya bagi setiap orang adalah.
A. Wajib kifayah
B. Wajib ain
C. Sunnah muakkadah
D. Sunnah ghairu muakkadah
E. Mubah
9. Meninggalkan syukur sebenarnya banyak dilakukan oleh kebanyakan
orang-orang masa kini. Faktor penyebabnya adalah.
A. Watak bawaan seseorang sejak lahir
B. Tidak ada motivasi yang kuat
C. Salah asuhan dari orang tua
D. Pendidikan yang salah dari keluarga dan lingkungan
E. Pengaruh perkembangan budaya
10. Tidak mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita
merupakan manifestasi dari.
A. Kufur
B. Maksiyat
C. Dholim
D. Fasik
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 319

E. Kikir
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 320

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 321

SKL 13
TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA
DAN MASYARAKAT


Standar Kompetensi Lulusan :
13. Memahami hadis tentang tanggung jawab manusia terhadap
keluarga/masyarakat.
Indikator :
13.1. Menentukan hadis atau maknanya tentang tanggung jawab manusia
terhadap keluarga.
13.2. Menyimpulkan intisari matan hadis tentang tanggungjawab manusia
terhadap masyarakat.
13.3. Menunjukkan perbuatan yang sesuai dengan hadis tentang tanggung
jawab manusia kepada keluarga.


Indikator :
13.1. Menentukan hadis atau maknanya tentang tanggung jawab
manusia terhadap keluarga.



TANGGGUNG JAWAB MANUSIA


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 322

)(

1. Mufradt
a.

= pimpinan, pengembala. Pekerjaan pimpinan seperti pengembala


yakni mengurus, memperhatikan, mengatur, melayani segala
kebutuhan yang dikembala dan lain-lain. Oleh karena itu
pengembala diartikan pimpinan
b.

= dimintai pertanggung jawaban


c.

= dari kepemimpinannya
d.

= pembantu

2. Terjemahan
Diriwayatkan dari Ibn Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda : Setiap
orang dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggung
jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang pria
adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggung
jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin
terhadap rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya. Pembantu adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan
akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. (HR al-
Bukhari Muslim)

3. Penjelasan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 323

Hadis di atas menjelaskan tanggung jawab seorang pimpinan terhadap
yang dipimpin baik keluarga maupun masyarakat dan bahkan terhadap diri
sendiri. Semua orang pasti menjadi pimpinan minimal terhadap diri sendiri.
Syeikh al-Mubarakfriy dalam kitab Tuhfat al-Ahwadziy menjelaskan pengertian
pimpinan ( ) dan yang dipimpinan ( ) sebagai berikut :

Pimpinan adalah pemelihara yang terpercaya dan selalu mengurus kemaslahatan


yang diamanatkan untuk dijaga, dia dituntut keadilan dan kemaslahatannya.
Sedangkan rakyat yang dipimpin adalah semua orang yang tercakup
pemeliharaan dan perhatian pimpinan.
Dalam Hadis ada 3 wilayah kepemimpinan yaitu terhadap diri sendiri,
terhadap masyarakat dan terhadap keluarga :

A. Pimpinan terhadap diri sendiri
Kepemimpinan terhadap diri sendiri diungkapkan pertama dalam Hadis di
atas :
= Setiap kalian adalah pimpinan dan
setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.
Setiap orang memimpin dirinya sendiri yakni terhadap beberapa anggauta
tubuh diri yang dimiliki, terdiri kepala dengan beberapa organnya, tangan, kaki
dan perut seisinya. Salah satu organ tubuh yang ditunjuk menjadi pimpinan
adalah hati (al-qalbu). Sebagaimana Hadis Nabi saw :

)(
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 324

Ingatlah bahwa pada tubuh manusia terdapat segumpal darah, jika ia baik maka
baiklah seluruhnya dan jika ia buruk maka buruklah seluruhnya. Ingatlah dia
adalah hati. (HR. Muttafaq Alayh)
Hati sebagai pimpinan menggerakkan segala aktifitas seluruh anggautanya
baik memegang, melangkah, memandang, mendengarkan, mengunya, mencium,
berbicara, mingaduh dan lain-lain. Semua itu berdasakan intruksi dari pimpinan
yakni hati dan nanti akan dimintai pertanggung jawabannya di sisi Allah saw.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Isra/17 : 36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggung jawabannya.
Pimpinan terhadap diri itu sangat penting karena merupakan kunci sukses
kepemimpinan terhadap orang lain. Oleh karena itu pimpinan diri ini mendapat
rangking pertama sebelum kepemimpinan lain.
B. Pimpinan masyarakat
Kepemimpin terhadap orang lain atau masyarakat sebagaimana yang
disebutkan Nabi dalam Hadis berikutnya :
= Seorang penguasa adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya
Kalau pada kalimat sebelumnya kepempinan secara internal terhadap
peribadi pada kalimat berikutnya kepemipinan secara eksternal terhadap orang
lain secara umum. Dalam Hadis disebutkan seorang imam adalah pimpinan dan
dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Imam di sini bisa
diartikan pimpinan dalam agama atau pimpinan dalam masyarakat. Mulai dari
kepala negara sampai kepada ketua Rt dan Rw, pimpinan ormas, pimpinan partai,
pimpinan suku dan lain-lain. Semua pimpinan tersebut akan dimintai pertanggung
jawaban di dunia dan di akhirat. Pertanggung jawabannya di dua tempat yakni di
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 325

dunia dan di akhirat. Oleh karena itu urusan kepemimpinan dalam Islam tidak
boleh terlepas dari dua hal tersebut.
C. Pimpinan dalam keluarga
Kepemimpinan dalam keluarga disebutkan dalam Hadis berikutnya :
= Seorang suami pimpinan terhadap
keluarganya (anak, istrinya dan pembantu kalau ada) da akan dimintai
pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya.
= Seorang istri menjadi pimpinan
di dalam rumah suaminya (anak, pembantu jika ada dan harta benda suami).
= Dan pembantu pimpinan terhadap
harta tuannya dan akaan dimitai pertanggung jawaban dari kepemimpinannya.
Suami memimpin keluarga anak-anak, istri dan pembantu. Istri pimpinan
urusan dalam rumah sedangkan suami urusan dalam dan luar rumah. Sekalipun
istri karier beban manajemen dalam rumah tangga tetap di atas pundak istri.
Sedangkan pembantu urusan keamanan harta dan keluarga tuannya atau
bergantung pada keperluan. Semua unsur pimpinan dalam keluarga akan dimintai
pertanggung jawaban dalam kepemimpinannya. Suami harus bertanggung jawab
tentang nafkah keluarganya halal apa tidak, baik yang dimakan, disandang,
ditempati, pendidikan, kesehatan, keselamatan dan lain-lain. Istri juga harus
bertanggung jawab urusan dalam rumah tangga seperti kebersihan, ketertiban,
kesejahteraan, pendidikan dan lain-lain. Sedang pembantu juga harus bertanggung
jawab tentang harta tuannya dalam pengawasan, keamanan, keselamatan dan lain-
lain.
Berkaitan dengan tanggung jawab kepemimpinan dalam Hadis di atas al-
Asqalni memgutip komentar al-Khathaby sebagai berikut :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 326

Kepemimpinan seorang imam dan kepala Negara memiliki tanggung


jawab yang lebih besar katimbang kepemimpinan lainnya, karena di samping
wilayah kepemimpinannya yang lebih luas, dia harus mampu menegakkan
keadilan dengan menegakkan hukuman bagi yang bersalah secara syara. Berbeda
dengan pimpinan keluarga, dia harus dapat melaksanakan kewajiban secara baik.
4. Kesimpulan
a. Tanggung jawab semua individu terhadap masyarakat sekitarnya
b.Tanggung jawab seorang istri terhadap rumah suaminya dengan segala
kebutuhan seperti pendidikan, bimbingan, sifat amanah dan memelihara diri
c. Suami istri berserikat dalam tanggung jawab dalam membangun kehidupan
keluarga yang harmonis. Masing-masing melaksanakan kewajibannya
terhadap yang lain


Pilihlah salah satu jawaban A,B,C, D atau E yang dianggap benar!

1. Perhatikan matan hadis berikut !



Arti dari matan hadis yang bergarisbawah di atas adalah ...........
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 327

A. seorang suami menjadi pemimpin bagi keluarganya.
B. seorang laki-laki menjadi pemimpin bagi keluarganya
C. seorang laki-laki menjadi memimpin bagi kedua orang tuanya
D. seseorang menjadi pemimpin bagi masyarakatnya.
E. seorang suami menjadi pemimpin bagi isterinya.
2. Hadis tentang tanggung jawab manusia ... pada materi
pokok hadis diriwayatkan oleh
A. Bukhari .
B. Muslim
C. Tirmidzi
D. Abu Dawud
E. Jawaban a, b dan c benar
3. Arti potongan hadis

adalah
A. Kamu semua adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas
kepemimpinannya
B. Kamu semua harus menjadi prmimpin dan sekaligus
mempertanggungjawabkannya
C. Semua pemimpin harus bertanggung jawab terhadap perbuatan
masing-masing
D. Pemimpin harus bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya
E. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertanggung jawab
4. Di bawah ini adalah orang-orang yang disebut dalam hadis materi pokok,
kecuali
A. pemimpin rumah tangga
B. pedagang
C. ibu rumah tangga
D. para pembantu
E. para imam
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 328

5. Kelanjutan dari potongan hadis


adalah
A.


B.


C.


D.


E.


6. Kelanjutan dari potongan hadis

adalah
A.


B.


C.


D.


E.



7.


Kandungan hadis diatas adalah ....
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 329

A. Perempuan dapat menjadi pemimpin apa saja
B. Perempuan adalah pemimpin sekaligus penanggungjawab di rumah
suaminya
C. Semua perempuan dapat menjadi pemimpin kalau mempunyai
kemampuan
D. Perempuan tidak perlu memimpin sebuah komunitas sosial
E. Perempuan harus dapat memimpin didalam keluarganya
8.


Menurut hadis Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh muttafaqun alaih
bahwa semua manusia mempunyai tanggungjawab baik dalam keluarga
maupun masyarakat, sedangkan tanggungjawab pelayan rumah tangga
adalah......
A. Memimpin keluarga
B. Memilihara harta majikannya
C. Memelihara keamanan dan ketertiban rumah
D. Memelihara keamanan rumah
E. Memimpin putra putri majikannya
9.


Hadis tersebut di atas mengandung maksud bahwa diantara kewajiban
anak terhadap orang tua adalah ....
A. memberi nafkah
B. memelihara hartanya
C. mengikuti nasehatnya
D. membelikan rumah
E. jangan berkata hus
10. Semua orang pasti menjadi pimpinan minimal terhadap diri sendiri.
Syeikh al-Mubarakfriy dalam kitab Tuhfat al-Ahwadziy menjelaskan
pengertian pimpinan ( ) dan yang dipimpinan ( ). Dalam Hadis
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 330

ada 3 wilayah kepemimpinan yaitu terhadap diri sendiri, terhadap
masyarakat dan terhadap keluarga, yang dimaksud pemimpin terhadap diri
sendiri adalah .....................
A. kepala (raisun)
B. kaki (rijlun)
C. tangan (yadun)
D. perut (bathnun)
E. hati (qolbun)



--------------------------------













Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 331

Indikator :
13.2. Menyimpulkan intisari matan hadis tentang tanggungjawab
manusia terhadap masyarakat.




A. Tanggung Jawab terhadap Keluarga

)(
1. Mufradt
a.

= perintahlah
b.

= anak-anak, jamak dari kata anak laki-laki atau perempuan


c.

= anak-anak berusia 7 tahun, berumur 7 tahun


d.

= dan pukullah mereka, maksudnya diberi pelajaran


e.

= dan pisahkan
f.

= jamak dar kata yang berarti tempat tidur



2. Terjemahan
Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata : Rasulullah saw
bersabda : Perintahkan anak-anakmu melaksanakan shalat sedang mereka

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 332

berusia 7 tahun dan pukullah mereka karena tinggal shalat sedang mereka
berusia 10 tahun dan pisahkan antara mereka di tempaat tidurnya.( HR Abu
Dawud)
3. Penjelasan
Hadis menjelaskan bagaimana mendidik agama pada anak-anak.
Pendidikan agama diberikan kepada anak sejak kecil, sehingga nanti usia
dewasa perintah-perintah agama dapat dilakukan secara mudah dan ringan. Di
antara perintah agama yang disebutkan dalam Hadis ada 3 perintah yaitu perintah
melaksanakan shalat, perintah memberikan hukuman bagi pelanggarnya dan
perintah mendidik pendidikan seks.
a. Perintah shalat
Orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan anak-anaknya diperintah
Rasul saw, agar perintah kepada mereka melaksanakan shalat. Sabda beliau :
= Perintahlah anak-anakmu
melaksanakan shalat sedangkan mereka berusia 7 tahun.
Perintah di sini maknanya dilakukan secara tegas, sebab pada umumnya
perintah shalat sebenarnya sudah dilakukan orang tua sejak sebelum usia
tersebut. Anak sejak usia 4 tahun atau 5 tahun sudah diajak orang tuanya
melaksanakan shalat bersama-sama. Anak-anak melakukannya walaupun
dengan cara ikut-ikutan atau menirukan gerakan-gerakan shalat. Anak pada
usia ini, hanya sekedar ikut-ikutan, belum melakukannya secara baik, baik
gerakan-gerakannya maupun bacaannya, anak kadang-kadang mau
melakukannya dan kadang-kadang tidak mau melakukannya. Nah setelah
usia anak mencapai 7 tahun perintah orang tua hendaknya secara tegas tidak
seperti pada saat usia di bawah 7 tahun.
Perintah shalat berarti pula perintah mengajarkan cara shalat, karena tidak
mungkin anak hanya diperintah shalat sementara ia belum bisa melakukannya.
Dalam riwayat al-Turmudzi Rasulullah saw bersabda :


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 333

Ajarkan anak akan shalat sedangkan ia berumur 7 tahun.
Hadis ini perintah mengajarkan shalat pada anak-anak tentang syarat-
syarat, rukun-rukun, dan beberapa sunah dalam shalat. Al-Alaqiy dalam
syarah al-Jmi al-Shaghr mengatakan :


Orang tua hendaknya mengajarkan apa saja yang dibutuhkan dalam shalat
seperti syarat dan rukunnya. Orang tua hendaknya perintah melaksanakan
shalat setelah diajarkannya. Upah pengajaran diambil dari harta anak jika
punya harta dan jika tidak punya upahnya dibebankan pada walinya.
Dalam Ilmu pendidikan perintah adalah salah satu alat pendidikan. Jadi
dalam pendidikan ada perintah dan ada larangan. Hal ini dimaksudkan agar
anak mengerti mana yang diperintahkan dan mana yang terlarang. Perintah
adalah alat pendorong anak untuk melakukan sesuatu sedang larangan adalah
alat untuk menghentikan suatu pekerjaan. Islam mengakui adanya perintah
dan mengakui betapa penting perintah itu.
Usia 7 tahun dalam perkembangan anak disebut usi kritis atau mumayyiz
dan usia pendidikan. Pada usia ini seorang anak sudah dapat membedakan
antara kebenaran dan kesalahan, antara yang hak dan yang batil dan pada usia
inilah anak sudah memulai berpikiran cerdas menangkap pengetahuan serta
dapat berkomunikasi secara sempurna (mumayyiz). Oleh karena itulah perintah
shalat secara tegas dimulai pada usia ini dan pada usia ini pula kemudian
dijadikan pedoman dalam penerimaan sekolah si tingkat dasar seperti SD atau
MI.
b. Memberikan hukuman bagi pembangkangnya
Perintah shalat secara tegas dimulai usia 7 tahun dan berlanjut dan
meningkat sampai dengan usia 9 dan 10 tahun. Jika pada usia 10 tahun ini
seorang anak tidak mau melaksanakan peritah shalat, maka orang tua
diperintah memukul. Sebagaimana lanjutan Hadis di atas :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 334

= Pukulah mereka karena tinggal shalat sedang
mereka berusia 10 tahun.
Hadis ini perintah memberikan hukuman bagi anak yang membangkang
perintah atau melanggar larangan. Pukul di sini maknanya adalah hukuman
yang sesuai dengan kondisi, bisa jadi yang dipukul adalah batinnya dengan
cara diisolir atau sikap tak suka, sikap marah dan lain-lain. Atau diartikan
pukulan pada pisik jika diperlukan, yang pada perinsipnya anak mau merobah
dirinya menjadi lebih baik sesuai dengan perintah atau larangan. Kalau toh
diartikan pukulan pisik adalah pukulan yang tidak berbahaya tetapi bisa
merobah sikap anak menjadi lebih baik. Hukuman pukul diberikan anak ketika
berusia 10 tahun, karena pada usia ini seorang anak pada umumnya sudah
mampu tahan pukulan, asal jangan dimuka. Al-`Alaq dalam Syarah al-Jm
al-Shaghr berkata :


Yang dimaksud pukulan atau tamparan di sini pukulan yang tidak
membahayakan, tetapi pukulan mendidik yang berfungsi agar anak mengakui
kesalahannya dan mau memperbaikinya. Dan pukulan hendaknya jangan
diarahkan pada muka anak, karena muka itu identik mental dan kehormatan
seseorang. Jangan sesekali menjatuhkan mental atau kehormatan seorang
anak, nanti jadinya anak penakut, rendah diri dan lain sebagainya. Al-
Khathabi memberikan komentar sebagaiu berikut :


Pukulan terhadap anak yang tinggal shalat pada usianya mencapai 10
tahun menunjukkan hukuman yang berat bagi yang meninggalkannya.

c. Pendidikan seks
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 335

Hadis berikutnya pendidikam seks diberikan ketika berusia 10 tahun.
Sebagaimana sabda beliau :
= Pisahkan antara mereka di tempat tidurnya.
Perintah memisahkan tempat tidur antara mereka, dimaksudkan
menghindari fitnah seks di tempat tidur, karena usia 10 tahun ini usia
menjelang baligh atau menjelang usia remaja. Perkembangan seksnya
mengalami perkembangan sebagaimana perkembangan jasmani, ruhani dan
nafnasninya. Syeikh al-Manaw dalamn Fath al-Qadr Syarah al-Jmi al-
Shaghr berkata bahwa pemisahan tempat tidur antar mereka untuk
menghindari gejolak syahwat seksual. Sabda beliau :

Dalam Hadis digabungkan antara perintah shalat dan perintah memisahkan


mereka di tempat tidur memberikan pelajaran mereka agar memelihara
perintah-perintah Allah secara keseluruhan dan memelihara hubungan baik
antar sesama manusia. Tidur bersama antar saudara dalam satu tempat tidak
mendidik baik dan dikhawatirkan terjadi penyimpangan seks baik disengaja
maupun tidak disengaja. Al-Thb berkata :


Al-Thby berkata : Perintah shalat dan pemisahan tempat tidur di antara
mereka di tempat tidur di usia kecil digabungkan, karena memberi pelajaran etika
serta memelihara perintah Allah secara keseluruhan dan memberi pembelajaran
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 336

serta hubungan antara makhluk dan agar mereka tidak terhenti pada tempat-
tempat yang mencurigakan, kemudian mereka meninggalkan hal-hal yang haram.
4. Kesimpulan :
a. Kewajiban orang tua perintah shalat kepada anak-anaknya dan
kewajiban mengajarkan ilmu-ilmu berkaitan dengan kewajiban shalat
b. Pendidikan secara keras dalam masalah kewajiban dan diberi hukuman
jika diperlukan
c. Menjaga pekembangan anak dari hal-hal yang menimbulkan fitnah,
terutama pada saat peralihan remaja atau masa pubertas
d. Usia kritis (tamyz) dan usia serkolah 7 tahun dan usia pubertas awal
menjelang baligh berusia 10 tahun



Pilihlah salah satu jawaban A,B,C, D atau E yang dianggap benar!
1. Kesimpulan hadis tentang tanggung jawab manusia adalah
A. setiap manusia pasti mempunyai tanggung jawab
B. sikap bertanggung jawab wajib ditunjukkan kepada orang lain
C. tidak semua orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya
D. di dunia semua orang harus bisa bertanggung jawab
E. bertanggung jawab adalah hak setiap manusia
2.


Hadis di atas mengandung kesimpulan bahwa kewajiban orang tua kepada
anaknya mutlak dimulai dari usia dini. Sedangkan materi yang pertama
harus disampaikan adalah.............
A. cara belajar ilmu sains
B. cara belajar bahasa inggris
C. cara belajar sholat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 337

D. cara belajar beladiri
E. cara belajar berpakaian
3.


Dari pandangan pendidikan keluarga hadis di atas menyatakan bahwa
kewajiban anak untuk menjalankan sholat adalah umur sepuluh tahun, jika
batas usia tersebut belum juga menjalankannya, maka orang tua perlu
memakai cara atau methoda yang lain. Maksud hadis yang bergarisbawah
pada potongan matan di atas adalah ..........
A. hadiah
B. pujian
C. hukuman
D. peringatan
E. pukulan
4. Hadis di bawah ini melanjutkan cara orang tua mendidik anak untuk jenjang
berikutnya sesuai dengan perkembangan usia mereka adalah dengan cara
memisahkan tempat tidur di antara mereka. Maksud dari hadis tersebut
adalah..................


A. pendidikan akhlak
B. pendidikan aqidah
C. pendidikan syariah
D. pendidikan seks
E. pendidikan politik
5.


Maksud lafadz yang bergarisbawah di atas adalah .............
A. memberitahu sholat
B. memaksa sholat
C. mengajarkan sholat
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 338

D. memerintah sholat
E. mengingatkan sholat
6.
Matan hadis di atas menjelaskan, bahwa tanggung jawab orang tua kepada
anaknya yang utama adalah memerintahkan sholat, pada saat mereka umur
tujuh tahun. Hal tersebut ditunjukkan dengan kata perintah pada lafadz yang
bergaris bawah yang artinya......................
A. janganlah
B. perintahkanlah
C. jauhilah
D. ingatlah
E. segeralah
7.


Dalam proses tanggung jawab dalam sholat terhadap anak orang tua sekaligus
menyampaikan tatacara sholat sebagai mana yang telah ditunjukkan lafadz
yang bergaris bawah pada hadis di atas yang artinya.............
A. ajarilah
B. peliharalah
C. perintahkanlah
D. suruhlah
E. peringatkanlah
8.
Langkah selanjutnya sebagai bentuk tanggung jawab orang tua yang
mendalam, jika proses sudah diusahakan dengan maksimal kemudian
hasilnya masih jauh dari harapan atau mengalami kendala, maka sebagai
orang tua mengambil langkah untuk memberi hukuman kepada anak yang
belum mengikuti ajaran dari orang tua. Bentuk hukuman tersebut ditunjukkan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 339

lafadz fiil amar (kata kerja perintah) dalam matan hadis di atas yang
berbunyi artinya..................
A. jauhkanlah mereka
B. peliharalah mereka
C. pukullah mereka
D. ingatkanlah mereka
E. ancamlah mereka
9.
Langkah terakhir dalam proses tanggung jawab orang tua dalam keluarga
dalam rangka pendewasaan anak adalah menghindarkan mereka dari
perbuatan zina, hal ini ditunjukkan dalam lafadz dalam bentuk perintah pada
matan hadis yang bergarisbawah yang artinya...........
A. jauhkanlah mereka
B. pisahkanlah mereka
C. buanglah mereka
D. usirlah mereka
E. pindahkanlah

10.


Hadis yang menjelaskan tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak
adalah memuat tiga perintah yang sangat mendasar yang harus dipedomani
bagi semua orang tua yang punyak anak. Hadis tersebut diriwayatkan
oleh........
A. Imam Bukhari
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 340

B. Imam Muslim
C. Imam Abu Dawud
D. Imam Nasai
E. Imam Tirmidzi
^<


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 341

Indikator :
13.3. Menunjukkan perbuatan yang sesuai dengan hadis tentang
tanggung jawab manusia kepada keluarga.
1.


Bertanggung Jawab dalam Adab

(
)
1. Mufaradt
a.

= anak belum baligh, kata ghuln diucapkan untuk anak sejak


lahir sampai dengan ihtilm atau mimpin tanda baligh
b.

= pangkuan atau dalam asuhan dan pengawasan. Beliau saw


mengasuh Umar bin Abi Salamah sebagaimana mendidik anak-anak.
c.

= berputar, berkeliling. Tangannya mengelilingi atau mengitari


makanan. Al-Asqalni menjelaskan maknanya :

d.

= pada nampan dibawah atau lebih kecil dari al-Qashah.


Shahfah porsi makan untuk 5 orang, sedang Qashah untuk 10 orang
e.

= dari sesuatu (makanan) yang mendekati engkau



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 342

f.

= makanku, sifat makanku.


2. Terjemahan

Dari Umar bin Abi Salamah berkata : Dulu ketika aku masih kecil di pangkuan
Rasulillah saw dan ketika tanganku mengitari piring, Rasulullah saw bersabda
kepadaku : Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah apa yang dekat dengan kamu. Demikian itu selalu
menjadi etika makanku setelah itu. (HR. Muttafaq Alayh)

3. Penjelasan
Hadis menjelaskan adab makan. Bagaimana tanggung jawab orang tua
atau guru terhadap keluarga dan anak-anaknya dalam mengajarkan adab makan.
Pengajaran dan bimbingan adab selalu dilakukan Rasulillah saw terhadap anak
asuhannya yakni Umar bin Abi Salamah yang masih usia anak belum baligh,
terutama ketika beliau melihat prilaku anak asuh kurang sopan atau tidak menjaga
etika dan lain-lain. Hadis di atas menceritakan kondisi anak asuh beliau ketika
makan bersama Rasulullah saw tangannya mengitari nampan untuk mengambil
makanan secara merata baik yang jauh maupun yang dekat.
Umar bin Abi salamah menggambarkan tangannya pad awaktu itu :
= Tanganku mengitari makanan yang ada di
nampan
Arti mangitari mendatangai nampan di segala penjuru. Demikian makan
Rasulullah saw secara berjamaah, dalam satu nampan sekitar 5 orang
sesuai dengan porsinya. Kata Shahfah memberikan makna porsi nampan
yang mengenyangkan sekitar 5 orang. Kondisi yang demikian inilah yang
menjadi latar belakang atau sebab datangnya Hadis (Asbab Wurud al-
Hadis) berikutnya.
Kemudian beliau panggil Umar dengan panggilan kasih sayangnya dan
diberi bimbingan pelajaran adab makan sebagai berikut :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 343

a. Membaca basmalah
Sabda beliau :

Hai anakku ! sebutlah nama Allah, artinya


membaca basmalah ketika akan makan, yakni dengan bacaan

Minimal membaca bismillah saja tanpa al-Rahmn dan al-Rahm.
Sekalipun di sini perintah basmalah ketikla akan makan karena konteksnya
ketika makan, tetapi maksudnya juga ketika akan minum. Para ulama sepakat
bahwa sunah hukum membaca basmalah ketika akan makan atau minum. Al-
Nawawi mengatakan sunahnya membaca basmalah ketika akan makan minum
dan sunah membaca hamdalah pada akhirnya. Himahnya akan membawa
barakah, qanaah dan selamatt dari gangguan syetan. Dalam kitab Nuzhat al-
Muttaqn 1/599 disebutkan sebagai berikut :

Al-Nawawi berkata : Sunahnya membaca basmalah pada permulaan makan


disepakati para ulama, demikian juga membaca hamdalah pada akhir
makan. Hikmah membaca basmalah membawa berkah, mengundang sifat
qanaah (menerima yang ada) dan tidak rakus.
Makanan yang tidak dibacakan dzikir atau basmalah ditempati syetan.
Sebagaimana pernyataan Hadis Rasulillah saw :

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 344

)(
Dari Hudzayfah berkata : Kami pernah ketika menghadiri makan
bersama Nabi saw kami tidak menyantapnya sehingga Nabi memulai
menyantapnya. Kami pernah menghadiri jamuan bersama beliau pada suatu
ketika. Tiba-tiba datanglah seorang anak wanita seperti ada yang
mendorongnya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan untuk
disantapnya. Lalu Rasulullah saw memegang tangannya. Kemudian datang
lagi seorang Badui seolah-olah didorong, kemudian beliau pegang tangannya.
Beliau bersabda : Sesungguhnya setan makan makanan yang tidak disebut
nama Allah. Setan itu datang bersama seorang anak gadis ini untuk
menyantapnya, maka aku pegangang tangan gadis ini. Kemudian setan datang
bersama seorang Badui untuk menyantapnya, aku pegang tangannya. Denmi
Dzat jiwaku di bawah kekuasaan-Nya ; Sesungguhnya tanganku memegang
tangan orang Badui dan tangan si gadis. (HR. Muslim)
Jika seseorang lupa tidak membaca basmalah pada awal makan
hendaknya tidak membaca basmalah secara lengkap sebagaimana di atas.
Tetapi diganti dengan membaca ;

Kalau dibacakan dzikir atau basmalah sempurna di tengah tengah
makan pada saat ingat tidak membaca, syetan memuntahkan makanannya di
piring makanan kita dan kita makan muntahan syetan. Sebagaimana Hadis
Nabi :

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 345

)(

Dari Aisyah ra berjata : Rasulullah saw bersabda : Jika makan salah
seorang di antara kamu akan suatu makanan, hendaklah membaca basmalah.
Jika lupa pada awalnya, hendaklah membaca Dengan nama Allah pada awal
dan akhirnya. Dan dengan sanad ini pula dari Aisyah berkata : Rasulillah
saw pernah makan bersama 6 orang sahabat. Tiba-tiba datang seorang Arab
Badui makan dua suapan. Kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya jika ia
membaca basmalah, sungguh cukup atas kamu. (HR al-Turmudzi)

b. Makan dengan tangan kanan
Perintah makan dengan tangan kanan. Sungguh ini merupakan
penghargaan bagi manusia ketika menyentuh atau memegang benda yang
bersih atau terhormat selalu menggunakan tangan kanan seperti makan,
minum, berjabatan tangan, memberi atau menerima sesuatu dan lain-lain.
Ketika menyentuh atau memegang benda yang kotor menggunakan tangan kiri
seperti istinjak (cebok) atau memegang benda najis dan lain-lain.
Dalam riwayat Imam Muslim pernah ada seorang laki-laki makan
dengan tangan kiri di hadapan Rasulillah saw kemudian diperintah beliau agar
makan dengan tangan kanan. Laki-laki tersebut bilang : Tidak bisa makan
dengan tangan kanan. Tetapi sebenarnya hanya karena gengsi atau
kesombongan saja. Akhirnya tangannya menjadi semple tidak bisa diangkat.
Renungkan Hadis berikut ini :
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 346

)(
Dari Iyas bin Salamah bin al-Akwa, bahwa ayahnya memberitakan,
bahwa ada seorang laki-laki makan di sisi Rasulillah saw dengan tangan
kirinya. Kemudian beliau bersabda : Makanlah dengan tangan
kananmu. Laki-laki itu menjawab : Aku tidak mampu. Beliau bersabda
: Bener engkau tidak mampu. Tidak ada yang mencegahnya melainkan
kesombongan. Be;iau bersabda : Laki-laki itu tidak dapat mengangkat
tangannya ke arah mulutnya. (HR. Muslim)
c. Makan yang ada didekatnya.
Di antara adab makan adalah makan makanan yang ada di dekatnya
sebagaimana sabda beliau :
= makanlah makanan yang dekat kamu.
Para ulama berpendapat konteks Hadis ini jika jenis makanan yang ada
di sekitarnya sama. Jika berbeda macam makanan boleh saja memilih sesuai
dengan selera asal tidak menampakkan kerakusannya.
Demikian adab makan yang diajarkan Rasulillah saw kepada Umar bin
Abi Salamah pada saat kecilnya, sehingga pendidikan seperti tersebut
membawa kesan yang cukup kekal dan tidak akan dilupakan untuk
selamanya untuk diamalkan.

4. Kesimpulan :
a. Tanggung jawab pengasuh atau pendidik dalam memberi pembelajaran
kepada anak didiknya tentang adab makan dalam Islam.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 347

b. Di antara adab makan dan minum adalah membaca basmalah ketika akan
makan dan minum, makan dengan tangan kanan dan makan makanan
yang dekat saja.
c. Tawadhu Nabi saw yang mau makan bersama anak kecil dalam satu
piring atau nampan.


Pilihlah salah satu jawaban A,B,C, D atau E yang dianggap benar!

1. Orang tua apabila menyuruh anaknya berbuat maksiat dan musyrik maka
sebaiknya sikap anak.
A. Melawan dan tidak mengikutinya
B. Mengikuti perintahnya
C. Melawan dan menentang
D. Tidak mengikuti perintah tapi menghormati
E. Selalu mengikutinya
2. Kewajiban mendidik anak yang paling utama berada pada ...
A. kedua orang tuanya
B. bapak ibu guru
C. masyarakat sekitar
D. pimpinan negara
E. pimpinan masyarakat
3. Peninggalan orang tua kepada anaknya yang paling bermanfaat adalah .
A. harta yang banyak
B. kesehatan jasmani
C. kesehatan rohani
D. rumah yang mewah
E. ilmu pengetahuan
4.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 348

Hadis di atas artinya adalah Tanganku mengitari makanan yang ada di
nampan
Maksud kata Shahfah pada hadis di atas adalah ..............
A. memberikan makna porsi nampan yang mengenyangkan sekitar 5
orang.
B. memberikan makna porsi nampan yang mengenyangkan sekitar 10
orang
C. memberikan makna porsi nampan yang mengenyangkan sekitar 15
orang
D. memberikan makna porsi nampan yang mengenyangkan sekitar 20
orang
E. memberikan makna porsi nampan yang mengenyangkan seluruh
sahabat nabi
5.


Bentuk perilaku sesuai dengan teks hadis di atas adalah .................
A. makan dengan tangan kanan
B. makan diawali dengan basmalah
C. makan dengan secukupnya
D. makan jika lapar berhenti sebelum kenyang
E. makan sekenyang-kenyangnya
6.

:
Perilaku yang ditunjukkan ketika akan makan sesuai dengan hadis di atas
adalah ...................
A. memulai makan dengan tangan kanan
B. memulai makan dengan cuci tangan
C. memulai makan dengan minum air putih
D. memulai makan dengan membaca basmalah
E. memulai makan dengan menekuk kaki sebelah
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 349

7. .


Sedangkan adab makan yang ditunjukkan pada hadis di atas adalah ....
A. mengakhiri dengan cuci tangan
B. mengakhiri dengan membaca hamdalah
C. mengakhiri dengan syukur
D. mengakhiri dengan mencuci piring
E. mengakhiri dengan minum air putih
8.


Menurut hadis di atas menunjukkan suatu pelajaran bagi perilaku mendidik
anak yaitu membaca basmalah memberikan hikmah atau ibrah yang dapat
diambil diantaranya ......
A. berkah, mengundang sifat qanaah (menerima yang ada) dan tidak rakus.
B. berkah, mengandung sifat istiqomah dan tidak rakus
C. berkah, mengandung sifat syukur dan tidak tamak
D. berkah, mengandung sifat jujur dan tidak bohong
E. berkah, mengandung sifat qonaah dan tidak menipu.
9.
Rasulillah saw mengajarkan pada kepada Umar bin Abi Salamah adab makan saat
kecilnya, sehingga pendidikan seperti tersebut membawa kesan yang cukup kekal
dan tidak akan dilupakan untuk selamanya untuk diamalkan.
Adab makan yang dimaksud menurut hadis di atas adalah...............
A. makan dengan yang enak-enak
B. makan dengan tangan kanan
C. makan dengan mengambil yang terdekat
D. makan dengan yang ringan-ringan
E. makan dengan diawali membaca basmalah
10. Di antara tawadhu Nabi saw yang mau makan bersama anak kecil adalah....
A. makan dalam satu piring atau nampan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 350

B. makan dalam satu kamar
C. makan dalam satu meja
D. makan dalam satu majlis
E. makan dalam satu jamaah

----------------------------------------------

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 351

SKL 14
HADIS TENTANG POTENSI AKAL
DAN ILMU


Standar Kompetensi Lulusan :
14. Memahami hadis tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta potensi akal
Indikator :
14.1. Menentukan hadis atau maknanya tentang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
14.2. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
14.3. Menjelaskan fungsi akal dalam mempelajari ilmu-ilmu Allah
sebagaimana yang ada di suatu hadis.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 352

INDIKATOR
14.1. Menentukan hadis atau maknanya tentang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.



A. Potensi Ilmu

)
1. Mufradt
a.

= suatu jalan sedang kata tharqan kedua dimaksudkan amal shaleh


b.

= mencari
c.

= meletakkan atau menghamparkan


d.

jamak dari kata

= ikan
e.

jamak dari

= bintang

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 353

f.

= dengan bagian yang sempurna


2. Terjemahan
Dari Abi Darda berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Barang
siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan
sutu jalan ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena rida
terhadap pencari ilmu dan sesungguhnya orang alim itu dimohonkan
pengampunan oleh makhluk di langit dan di bumi sehingga ikan dalam air.
Keutaman orang alim terhadap ahli ibadah bagaikan bagaikan keutamaan bulan
terhadap sekalian bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi dan
sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya
mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, berarti telah
mengambil bagian yang sempurna. (HR. al-Turmudzi)
3. Penjelasan
Pada Hadis ini Rasulullah saw menjelaskan tentang potensi ilmu
pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu inilah yang
menjadi pokok dan dasar segala perkara baik duniawi maupu ukhrawi, bahkan
ilmu juga sebagai prasyarat segala keutamaan. Dalam sejarah Adam pernah
kontes dengan malaikat, ketika malaikat mempersoalkan mengapa Adam
dijadikaan Khalifah di atas bumi ini. Adam diajarkan Allah tentang pengetahuan
nama-nama benda yang ada di atas bumi ini sedang malaikat tidak. Adam
tentunya tidak mengetahui nama-nama benda itu karena tidak diajarkan
kepadanya, sementara Adam mengetahuinya dengan terampil. Di sinilah
kedudukan Adam terangkat mengalahkan malaikat bahkan menjadi alasan
mengapa Adam dijadikan khalifah di atas bumi ini tidak lain karena ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Perhatikan dialog antara Tuhan dan Malaikat yang
disebutkan firman Allah dalam QS. Al-Baqrah/2:31-32 :

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 354

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!"

Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa manusia dengan pengetahuannya
dapat unggul derajatnya dari makhluk lain dan manusia dengan pengetahuannya
itu dapat melayani segala kebutuhannya.



1. Hadis di bawah ini Rasulullah saw menjelaskan tentang potensi ilmu
pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu inilah
yang menjadi pokok dan dasar segala permasalahan baik duniawi maupun
ukhrawi, bahkan ilmu juga sebagai prasyarat segala keutamaan.

)
Tentukan makna matan pada hadis yang bergarisbawah di atas !
A. memiliki ilmu tentang cara berjalan
B. mencari imu di perjalanan
C. mempelajari ilmu tentang suluk
D. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah mudahkan sutu jalan ke surga
E. melangkahkan kaki ke tempat belajar, untuk menuntut ilmu
2. Matan hadis di bawah ini mengandung arti, bahwa orang yang suka
menempuh ilmu akan.......
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 355


A. diberi pahala oleh Allah yang berlipat ganda
B. dilimpahkan rizki oleh Allah
C. dimasukkan oleh Allah ke dalam syurga
D. dimudahkan oleh Allah jalan menuju syurga
E. dimudahkan oleh Allah jalan yang sangat luas
3. Perhatikan potongan matan hadis di bawah ini !


maksud lafadz yang bergarisbawah pada hadis di atas adalah...............
A. menuntut ilmu
B. mencari nafkah
C. mencari pekerjaan
D. menuntut hak
E. melaksanakan kewajiban

4. Arti dari matan hadis berikut ini adalah Allah mudahkan jalan baginya ke
surga.
apa maksud Allah memudahkan jalan baginya ke syurga ?

A. ilmu yang dimanifestasikan dalam bentuk amal saleh yang bermanfaat
bagi dirinya maupun untuk orang lain
B. ilmu yang didapat dari taqlid dan plagiat
C. ilmu yang diamalkan
D. amal saleh karena ilmu yang akan menyampikan ke surga
E. ilmu yang didapat dari ketulusan walaupun berat cara menempuhnya.
5. Sedangkan kata ilmu dalam matan hadis di sini juga bersifat umum karena
berbentuk isim nakirah (ilman) maksudnya adalah ................
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 356



A. ilmu apa saja yang bermanfaat secara syara (agama) baik ilmu syara
maupun ilmu pendukung sayara
B. ilmu kekebalan tubuh agar terhindar dari bahaya yang megintai
C. ilmu sains agar bisa menguasai teknologi
D. ilmu antariksa agar bisa menguasai luar angkasa
E. ilmu nujum agar bisa memprediksi kejadian-kejadian yang akan
datang.
6. Arti dari matan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di bawah ini
adalah ..............


A. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para sahabat
B. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para tabiin
C. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para tabiin-tabiin
D. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para mujahid
E. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi
7. ...

...
Kata yang bergaris bawah artinya ..
A. mengangkat derajat orang yang berilmu
B. melebarkan sayapnya
C. merendahkan orang-orang yang berilm
D. merendahkan sayapnya
E. meninggalkan sayapnya
8. Kesempurnaan matan hadis di bawah ini adalah
...

..

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 357

A.


B.


C.


D.
E.


9. Nabi Muhammad SAW mengibaratkan seorang ulama dengan seorang
abid bagaikan .
A. bintang
B. matahari dengan bintang
C. bulan
D. bulan dan matahari
E. bulan dan bintang
10. Nabi Muhammad SAW bersabda para malaikat turut bergembira
menyaksikan orang yang
A. bershadaqah
B. beramal shaleh
C. menuntut ilmu
D. beribadah
E. tolong-menolong


^<



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 358


INDIKATOR
14.2. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

( )
Hadis di atas memberikan motivasi potensi ilmu manakala dimiliki oleh
manusia akan mendaptkan keuntungan-keuntungan yang besar baik di dunia
maupun di akhirat. Untuk lebih jelasnya berikut ini berbagai potensi ilmu bagi
penuntutnya :
a. Penuntut ilmu dimudahkan jalannya
Sebagaimana sabda Nabi saw di atas,
= Barang siapa
yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, akan ditempuhkan jalan
kesurga.
Maksud menempuh suatu jalan bersifat umum dalam menuntut ilmu
sebagaimana yang ditunjuki kata thariqan berbentuk isim nakirah (isim
bersifat umum). Maksud keumuman jalan yang ditempuh dalam menuntut
ilmu adalah jalan apa saja, dalam keadaan bagaimana saja, di mana saja
dan kapan saja yang penting menuntut ilmu. Sebagai balasannya, Allah
menempuhkan dalam riwayat lain :
=Allah mudahkan jalan baginya ke surga.
Maksud jalan ke surga adalah amal saleh karena ilmu yang akan
menyampikan ke surga adalah ilmu yang diamalkan yakni dimanifestasikan
dalam bentuk amal saleh yang bermanfaat bagi dirinya maupun untuk orang
lain. Jadi hanya ilmu yang diamalkan yang dapat mengantar seseorang
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 359

masuk ke dalam surga. Sedangkan kata ilmu di sini juga bersifat umum
karena berbentuk isim nakirah (ilman) yakni ilmu apa saja yang bermanfaat
secara syara (agama) baik ilmu syara maupun ilmu pendukung sayara.
Ilmu syara seperti ilmu-ilmu agama yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan sedang ilmu pendukung seperti ilmu-ilmu pengetahuan saint
dan teknologi. Semuanya asal diniatkan dengan baik yakni untuk
memperkuat keimanan dan untuk mendekatkan diri kepada Allah termasuk
yang menuju surge-Nya.
b. Dimuliakan para malaikat
Pencari ilmu dimuliakan dan dihormati para malaikat dengan cara
menghamparkan sayapnya untuk dihuni oleh para penuntut ilmu.
Penghormatan para malaikat ini menunujukkan keagungan penuntut ilmu
dan pekerjaan menuntut ilmu adalah pekerjaan yang paling baik dan paling
mulia. Nabi bersabda :
= Sesungguhnya malaikat
meletakkan sayapnya karena rida terhadap pencari ilmu
Makna malaikat menghamparkan sayapnya untuk penuntut ilmu ada
dua makna :
1) Makna hakiki, yakni para malaikat memang benar-benar
menghamparkan sayapnya, karena dalam beberapa periwayatan
malaikat mempunyai banyak sayap, hanya kita manusia tidak
melihat bagaimana bentuk sayaapnya. Kita hanya mempercayai
bahwa malaikat menghamparkan sayapnya untuk penuntut ilmu
2) Makna majazi (kiasan), menghamparkan sayap berarti
merendahkan sayap karena hormat dan kasih sayang kepada para
penuntut ilmu sebagaimana diterangkaan dalam QS. Al-Isra/17 : 24

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Rabbku, kasihilah mereka
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 360

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil". (QS. 17:24)
Kata janah al-dzulli pada mulanya berarti sayap kehinaan
kemudian dalam kontek ini diartikan kasih sayang, karena biasanya
orang hormat itu merendahkan pundak atau sayapnya.
Barangkali kedua makna tersebut dapat dikompromikan bahwa
para malaikat menghamparkan sayapnya karena hormat dan rida terhadap
apa yng diperbuatnya. Para penunutut ilmu yang dimuliakan para malaikat
adalah mereka yang sungguh-sungguh mempelajari dan memahami ayat-
ayat Allah baik ayat-ayat kawniyah (alam) maupun ayat-ayat Quraniyah
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kalau para malaikat saja makhluk
yang paling suci di antara sekian makhluk sudah menunjukkan hormatnya
bagaimana keadaan sebagian orang yang tidak hormat bahkan membenci,
menghalang-halangi penuntut ilmu. Ibnu Masud berkata dalam kitab
Jamu al-Jawami karya al-Suyuthiy :

Jadilah engkau orang alim atau pelajar atau pendengar dan jangalah
menjadi orang keempat, maka engkau binasa.
Tingkatan ilmiah manusia ada lima sesuai dengan kemampuan dan
keadaan yang ada yaitu sebagai berikut :
1) menjadi orang alim, tingkatan yang paling tinggi tugasnya menjadi
pengajar terhadap orang lain
2) Pelajar, mencatat, menulis, mengkaji, memahami dan
mengamalkan
3) Pendengar yang setia sekalipun tidak biasa membaca dan menulis
4) Pencinta ilmu dan pencinta orang-orang yang mencari ilmu
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 361

5) Tidak semaunya, yakni tidak alim, tidak mutaallim, tidak
mustami dan tidak pencinta.
Lima tingkatan di atas adalah merupakan pilihan yang disesuaikan
dengan kemammpuan, tetapi pengecualian keras adalah kelima,
janganlah engkau orang kelima makan engkau binasa rugi dunia
dan akhirat.

c. Dimohonkan pengampunan makhluk di langit dan bumi
Penuntut ilmu dimohonkan pengampunan oleh makhluk yang berada
di atas bumi dan di langit termasuk ikan-ikan di laut. Sabda Nabi pada Hadis
di atas :
= dan
sesungguhnya orang alim itu dimohonkan pengampunan oleh makhluk di
langit dan di bumi sehingga ikan dalam air.
Kita tidak heran jika segala benda itu memohonkan pengampunan,
karena benda-benda itu biasa berkomunikasi dengan bahasanya sndiri.
Segala benda atau makhluk yang ada di muka bumi dan langit ini selalu
mensucikan Allah (membaca tasbih) dan dapat membaca istighfar
sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra /17 : 44 :


Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. Dan tak ada suatupun melainkan nertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Permohonan pengampunan terhadap orang alim tersebut sebagai
balasan syukur makhluk atas jasa para ulama. Di antara jasa para ulama
terhadap mereka yang paling besar adalah membuat ketentraman dan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 362

kenyamanan mereka di dunia ini. Misalnya, ulama mengatakan tidak boleh
menebang pohon sembarangan tanpa ada keperluan, tidak boleh menyiksa
binatang sekalipun akan disembelih, tidak boleh membunuh binatang tanpa
ada tujuan, tidak boleh meracuni binatang di air tanpa ada tujuan yang
diperbolehkan dan lain-lain.

d. Bagaikan bulan
Orang berilmu atau orang alim lebih utama dari pada orang ahli ibadah
tetapi tidak alim, sabda Nabi saw :
= Keutamaan
orang alim terhadap abid (ahli ibadah) bagaikan cahaya bulan terhadap
bintang-bintang di langit.
Tentunya cahaya bulan lebih terang, lebih besar memberi dan lebih
bermanfaat di alam jagat raya ini dibandingkan dengan cahaya bintang
sekalipun banyak. Orang alim dengan ilmunya itu bermanfaat untuk dirinya
dan untuk orang lain. Kemanfaatan ilmu terhadap orang lain lebih
bermanfaat katimbang abid yang beribadah yang kemanfaatannya untuk
dirinya sendiri. Orang alim dengan ilmunya dapat menangkis godaan dan
rayuan yang menyesatkan sementara orang abid yang tidak alim
dikhawatirkan tersesat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Manqib al-Syeykh Abd al-
Qdir al-Jaylaniy. Pada suatu malam seorang ahli ibadah didatangi setan
pura-pura menjadi Tuhan naik di atas loteng kemudian berkata : Wahai
hambaku yang saleh ahli ibadah, berhentilah dari ibadahmu karena kamu
sudah saya ampuni segala dosamu dan nanti saya jamin masuk surga.
Seorang abid mendengar uraian syetan tersebut percaya dan berhenti dari
ibadah. Kemudian syetan mendatangi orang alim yang sedang salat
sekalipun tidak ahli ibadah. Setan melakukan seperti apa yang dilakukan
terhadap abid tersebut, naik di atas loteng mengaku menjadi Tuhan dan
mengampuni. Orang alim selesai salat mengambil pedang mengejar setan
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 363

akan dicincang-cincang, karena dengan ilmunya mengetahui bahwa Tuhan
itu tidak dapat dilihat dengan mata kepala dan Tuhan tidak mungkin
menyuruh berhenti ibadah.
Dengan demikian potensi ilmu sangat penting bagi semua umat
manusia baik yang ahli ibadah maupun tidak. Ia bagaikan petunjuk, obor,
sinar, cahaya yang menerangi lingkungan di sekitarnya. Ibarat manusia
hidup di dunia berjalan pada malam hari. Manusia yang berilmu bagaikan
membawa obor atau bulan pada malam hari yang gelap gulita tentunya
dapat melihat jalan mana jalan yang baik dan mana jalan yang rusak
sehingga selamat dalam perjalanan. Sedangkan orang yang tak berilmu
sekalipun abid bagaikan berjalan malam hari tidak membawa obor sekalipun
ada bintang kondisi lingkungan sekitrnya masih kegelapan.

e. Pewaris para nabi
Tingkatan orang berilmu atau para ulama sangat tinggi karena mereka
menjadi pewaris para nabi. Nabi bersabda :

Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi dan sesungguhnya para
nabi tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya mereka hanya
mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, berarti telah
mengambil bagian yang sempurna.
Pernyataann Nabi ini membanggakan para ulama, karena merekalah
yang dinyatakan pewaris para Nabi bukan keluarganya seperti anak dan
istrinya. Maksud pewaris di sini adalah pawaris dalam bidang ilmu bukan
harta benda. Sebagaimana yang disabdakan beliau sendiri, bahwa para nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham, sesunguhnya mereka mewariskan ilmu.
Warisan ilmu adalah sebaik-baik warisan, karena ilmu ini sebagai alat
bagaikan pesau untuk mencari sesuatu atau mencapai tujuan dan atau
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 364

memotong sesuatu. Warisan harta benda akan habis, sedangkan warisan
ilmu kekal abadi dan bahkan semakin bertambah. Warisan harta akan
membuat pertengkaran dan percekcokan kalau bukan pada keluarga yang
saleh. Sedangkan warisan ilmu akan menyatukan dan mempersaudarakan
antara keluarga. Oleh karena itu pada kahir Hadis Nabi bersabda : Barang
siapa yang mengambil warisan para nabi berarti mengambil bagian yang
sempurna.
Ilmu yang diwariskan para ulama banyak ragamnya baik menyangkut
saint, teknologi maupun ilmu syara sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat atau umatnya. Misalnya ilmu pertukangan seperti tongkat bagi
Nabi Musa dan kapal atau perahu bagi Nabi Nuh. Penternakan, seperti ular
bagi Nabi Musa, burung bagi Nabi Ibrahim dan onta bagi Nabi Shaleh.
Kedokteran bagi Nabi Isa dan al-Quran bagi Nabi Muhammad saw. Semua
ilmu tersebut warisan para nabi dan sangat relevan dengan perkembangan
zaman sepanjang masa, asal dicari dan dilakukan semata mencari rida Allah
dan untuk mendekatkan diri kepada Allah sawt.

Kesimpulan
a. Ilmu sangat potensial dalam kehidupan manusia karena ia dasar mencapai
segala kesejahteraan dan kebahagiaan dunia da akhirat.
b. Pencari ilmu dimudahkan jalannya menuju kebahagian ke surga asal
dengan tulus ikhlas dan mempunyai tujuan yang baik
c. Pencari ilmu dan orang alim disayang dan dihormati para malaikat dan
makhluk di alam jagat raya
d. Orang alim lebih utama dari pada abid karena kemanfaatan ilmu menjalar
kepada orang lain sementara abid maanfaatnya hanya untuk diri sendiri.





Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 365


1. Yang merupakan potensi dari ilmu sesuai dengan matan hadis yang
bergarisbawah di bawah ini adalah ................


( )
A. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena ridha terhadap
pencari ilmu
B. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena tidak rela terhadap
pencari ilmu
C. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena marah terhadap
pencari ilmu
D. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena tidak peduli
terhadap pencari ilmu
E. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya karena memberi hadiah
terhadap pencari ilmu
2. Yang merupakan salah satu syarat perilaku orang yang di mudahkan oleh
Allah sesuai dengan potongan matan hadis di bawah ini adalah....

A. seseorang harus mempunyai ilmu
B. seseorang harus mempunyai harta
C. seseorang harus mempunyai kedudukan
D. seseorang harus mempunyai anak banyak
E. seseorang harus mempunyai derajat yang tinggi
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 366

3. Yang merupakan perilaku orang yang di mudahkan oleh Allah sesuai
dengan potongan matan hadis di bawah ini adalah....

A. dimudahkan oleh Allah jalan ke syurga
B. dimudahkan oleh Allah jalan ke neraka
C. dimudahkan oleh Allah jalan ke kufuran
D. dimudahkan oleh Allah jalan ke sesatan
E. dimudahkan oleh Allah jalan ke dholiman
4. Maksud yang terkandung perilaku orang yang berilmu menurut potongan
matan hadis di bawah ini adalah .....

A. dilindungi oleh malaikat
B. diganggu oleh malaikat
C. diawasi oleh malaikat
D. diletakkan sayap oleh malaikat
E. diterbangkan oleh malaikat
5. Perhatikan potongan matan hadis berikut !

A. Perilaku orang yang berilmu menurut potongan hadis
yang bergarisbawah di atas adalah ......
B. akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di bumi dan di langit.
C. akan dimohonkan ampun oleh malaikat akan dimohonkan ampun oleh
binatang
D. akan dimohonkan ampun oleh tumbuh-tumbuhan
E. akan dimohonkan ampun oleh manusia semua
6. Keutamaan orang alim terhadap abid (ahli ibadah) menurut hadis di bawah ini
adalah .......
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 367



A. bagaikan cahaya bulan terhadap bintang-bintang di langit
B. bagaikan cahaya lampu terhadap ruangan yang gelap
C. bagaikan cahaya matahari terhadap bumi
D. bagaikan cahaya bintang terhadap langit
E. bagaikan cahaya bulan terhadap bumi
7. Menurut hadis di bawah ini tingkatan orang berilmu atau para ulama sangat
tinggi karena mereka menjadi pewaris para nabi

A. mereka menjadi pewaris para nenek moyang


B. mereka menjadi pewaris para nabi
C. mereka menjadi pewaris para pejuang
D. mereka menjadi pewaris para sahabat
E. mereka menjadi pewaris para tabiin tabiin
8. Perbedaan orang alim dengan abid dari segi manfaat ilmunya adalah ......
karena kemanfaatan ilmu menjalar kepada orang lain sementara abid
maanfaatnya hanya untuk diri sendiri
A. orang alim kemanfaatan ilmu hanya untuk diri sendiri sementara abid
maanfaatnya menjalar kepada orang lain
B. orang alim kemanfaatan ilmu menjalar kepada orang lain sementara abid
maanfaatnya hanya untuk diri sendiri
C. orang alim kemanfaatan ilmu menjalar kepada orang lain sementara abid
maanfaatnya juga untuk orang lain.
D. orang alim kemanfaatan ilmu menjalar kepada diri sendiri sementara abid
maanfaatnya juga untuk diri sendiri
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 368

E. orang alim kemanfaatan ilmu menjalar kepada orang lain sementara abid
maanfaatnya hanya untuk orang lain.
9. Hubungan alam di langit dan dibumi mendoakan kepada orang alim adalah
kecuali..............
A. alam tidak dirusak manusia demgan adanya orang alim
B. alam selamat dan tenang dengan adanya orang alim
C. Kehidupan alam selamat dan aman dengan adanya orang alim
D. alam binasa dan hancur sekalipun ada orang alim
E. Alam ikut bertasbih karena ada orang alim

10. Rasulullah saw menjelaskan dalam Hadisnya, bahwa di antara tanda-tanda
kiamat sudah dekat manakala ilmu telah menghilang dari bumi. Hilangnya
ilmu tersebut karena :
A. sedikit orang yang mencari ilmu agama
B. meningggalnya para ulama
C. manusia lebih mencintai ilmu pengetahuan (saint) dari pada agama
D. orang-orang lari atau tidak mau belajar ilmunya ulama
E. orang yang tidak mau belajar di pesantren.

^<











Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 369

INDIKATOR
14.3. Menjelaskan fungsi akal dalam mempelajari ilmu-ilmu Allah
sebagaimana yang ada di suatu hadis.




Potensi Akal

)(
1. Mufradt
a.

= seseorang (asalnya seorang laki-laki)


b.

= kehormatan dirinya
c.

= kedudukannya

2. Terjemahan
Dari Abi Hurairah ra dari Nabi saw bahwa beliau bersabda : Kemuliaan
seseorang bergantung pada agamanya, kehormatan diri bergantung pada
akalnya, dan kedudukannya pada akhlaknya. (HR. Ahmad)
3. Penjelasan
Rasulullah saw menjelaskan dalam Hadis di atas bahwa kemuliaaan
seseorang tidak terletak pada harta kekayaan, kecantikan, ketampanan dan
kegantengan seseorang, akan tetapi terletak pada agamanya. Kehormatan diri
seseorang bergantung pada akal kecerdasannya dan kedudukannya bergantung
pada akhlak. Pada Hadis di atas ada 3 hal yang diperlukan seseorang untuk

Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 370

mencapai kesempurnaan hidup sebagai manusia yang termulia, bermuruah dan
bermartabat. Untuk mencpai 3 hal tersebut juga dengan 3 hal yaitu agama, akal
dan akhlak. Untuk lebih jelasnya 3 hal tersebut akan diterangkan secara
mendalam yaitu sebagai berikut :

a. Agama
Manusia menjadi terhormat apabila beragama dan mematuhi aturan
agamanya karena agama inilah yang mengatur kehidupan manusia menjadi
terhormat dan tidak tersungkur menjadi terhina. Kehidupan manusia memang
tidak seperti binantang atau makhluk lain, karena agama ini. Agama adalah
keyakinan terhadap kebenaran yang hakiki dan menjalankan segala perintah
Tuhan serta menjauhi segala larangan-Nya. Secara etimologi, selamat,
damai/aman, patuh dan tunduk dan secara terminologi Syara, Islam adalah
mengesakan Allah, tunduk, patuh dan tulus kepada-Nya, percaya kepada
pokok-pokok agama yang datang dari pada-Nya (Afif Thabbarah, 13-14)
Segalah perintah Tuhan itu adalah kebaikan yang membawa maslahat
dan kesejahteraan hidup manusia sedang segala larangan itu mengandung
mafsadat yang merendahkan derajat manusia. Dalam agama tidak ada
perintah keburukan atau perintah perbuatan yang merugikan. Demikin juga
dalam agama tidak ada larangan sesuatu yang baik atau yang mengandung
maslahat. Seseorang yang melanggar agama dalam hidupnya tidak
mendapatkan kemuliaan dunia akhirat.
b. Akal kecerdasan
Kehormatan dan harga diri seseorang ditentukan oleh kecerdasan akalnya.
Manusia adalah makhluk yang paling cerdas di antara sekian banyak makhluk.
Dengan akalnya inilah manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan yang
kemudian dapat mengungguli makluk lain termasuk malaikat. Oleh karena itu
manusia wajib bersyukur atas nikmat yang besar ini dengan menjaga baik-baik
tidak boleh dirusak dengan cara apapun dan haram hukumnya minum-
minuman keras yang memabukkan dengan alas an merusaak akal.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 371

Manusia dengan akalnya dapat menyaingi makhluk-makhluk lain apapun
bentuk kelebihan makhluk lain. Misalnya binatang yang mampu membuat
rumah di dalam tanah seperti semut dan sebangsanya manusia dengan akalnya
juga mampu membuat terowongan-terowongan. Manusia yang terkalahkan
kuda dalam lari cepat manusi dengan akalnya mempunyai kreatif membuat
sepeda, motor dan mobil. Burung yang terbang dengan sayapnya, manusia
dengan akalnya mampu membuat pesawat terbang. Ikan yang tinggal di dalam
air dan menyelam di dalamnya, manusia dengan akalnya mampu membuat
kapal selam dan seterusnya. Bahkan dengan akalnya pula manusia mampu
terbang ke planit-planit lain yang dulunya mustahil ditaklukkan manusia
dengan menggunakan pesawat-pesawat yang canggih dan mampu
berkomunikasi dengan orang lain dalam jarak jauh. Itulah di antara peran akal
yang menyertai manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan akal manusia dapat memilih mana yang benar dan mana yang
salah dan dengan akal pula manusia dapat menyeleksi perbuatan mana yang
bermanfaat dan perbuatan mana yang madharat.
c. Akhlak
Kedudukan manusia juga ditentukan oleh akhlakanya. Jika seseorang
berakhlak yang baik, maka ia bermartabat mempunyai kedudukan yang tinggi
di hadapan manusia. Sebaliknya jika ia tidak berakhlak, maka tidak punya
kedudukan di antara mereka. Dengan demikian manusia dilihat dari akhlaknya
bukan yang lain. Sebagaimana Hadis yang diriwayatkan Muslim daru Abi
Hurayrah Nabi saw bersabda :

Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk gambarmu dan tidak melihat harta
benmdamu, akan tetapi melihat hati kamu dan amal perbuatan kamu. (HR.
Muslim)
Hanya akhlak dan amal perbuatan manusia yang dipandang Allah bukan
yang lain. Artinya sekalipun seorang yang berwajah cantik tetapi tak
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 372

berakhlak, berpangkat tetapi tidak berakhlak, orang kaya raya tetapi tidak
berakhlak tidak ada nilainya di hadapan Allah swt.
Bahkan kejayaan suatu bangsa adalah karena akhlaknya, sebagaimana
kata syair Arab :

Sesungguhnya kejayaan umat adalah selagi punya akhlak


Dan jika lenyap tak berakhlak, maka lenyap pula kejayaan mereka
Tiga karakter di atas yakni agama, akal dan akhlak hanya di miliki
manusia, makhluk lain tidak ada yang memiliki sifat dan karekter tersebut.
Manusia dilihat dari segi pisiknya sama dengan binatang. Jasadnya sama
yakni tersusun dari kulit, daging, tulang, urat, darah, rambut dab bulu.
Demikian juga dari segi kebutuhan primernya sama, masing-masing
memerlukan makan, minum, kawin dan tidur. Lantas apa yang
membedakannya ? Tidak lain adalah 3 karakter di atas, yakni :
Pertama, manusia beragama mengenal adanya halal dan haram,
binatang tidak beragama tidak ada halal hara. Oleh karena itu manusia yang
tidak beragama aturan kehidupannya tidak ada aturan halal haram, hidupnya
sama dengan binatang. Kedua, manusia mempunyai kecerdasan akal, bisa
membedakan antara hak daan batil antara benar dan salah, binatang tidak
demikian. Orang yang tidak bisa membedakan antara yang benar dan yang
batik berarti tidak berakal sifatnya tak jauh dari binatang. Ketiga, Manusia
berakhlak, menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang
lebih muda atau kecil, binatang tidak.

C. Peran Ulama

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 373

( )
1. Mufradt
a.

= mencabut, menghapus, menghilangkan


b.

= tertinggal
c.

= para pimpinan
d.

= maka mereka berfatwa


e.

= mereka sesat

2. Terjemahan
Dari Abdillah bin Amr bin al-Ash berkata : Aku mendengar Rasullah saw
bersabda : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya
dari dada para hamba, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya
para ulama sehingga ketika tidak ada seorang ulamapun, manusia mengangkat
para pimpinan dari kalangan orang-orang bodoh. Ketika mereka ditanya,
menjawab (berfatwa) dengan tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.
(HR Bukhari Muslim)

3. Penjelasan
Pada Hadis di atas, Rasulullah saw menjelaskan di antara tanda-tanda kiamat
sudah dekat manakala ilmu telah menghilang dari bumi dengan sabda beliau :

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya dari dada
para hamba, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya para ulama.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 374

Bahwa suatu ketika ilmu itu nanti akan hilang atau diambil oleh Allah
sawt. Hilangnya ilmu bukan berarti dicabut dari dalam dada para ulama akan
tetapi dengan wafatnya para ulama. Begitu ulama banyak yang meninggal
ilmunya belum diberikan kepada murid-muridnya atau masyarakat kurang tertarik
mengambil atau mempelajari ilmu-ilmu dari mereka. Sebagaimana yang terjadi
sekarang ini masyarakat pada umumnya lebih tertarik mempelajari ilmu bisnis
atau ilmu yang mendatangkan materi atau pangkat katimbang ilmu yang
mendekatkan diri kepada Allah. Ilmu bisnis dan saintek memang harus dipelajari
tetapi tidak boleh melupakan imtaqnya (iman taqwa) sebagai dasar ilmunya para
ulama.
Hadis ini disampaikan pada saat Nabi melaksanakan haji wada,
sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Thabaraniy dari Abi
Umamah, bahwa beliau bersabda :

"

"

Ambillah ilmu sebelum dicabut atau sebelum diangkat. Seorang Arab Baduwi
bertanya : Bagaimana ilmu itu diangkat ? Beliau menjawab : Ketahuilah
bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya pada pembawanya 3X.
Hadis di atas berarti menganjurkan kepada kita agar segera belajar, mengaji
dan mengambil ilmu dari para ulama, karena merekalah yang membawa ilmu
tersebut. Belajar dari mereka adakalanya langsung kepada orangnya selama masih
hidup dan adakalanya melalui buku-bukunya sepanjang masa. Jika para ulama itu
berkarya dalam bentuk buku-buku karangan mereka, sebenarnya tidak ada
kekhawatiran dengan meninggalnya para ulama. Hanya masalahnya sekarang
memang minat membaca dari umat itu yang semakin kurang. Sehingga sebab
inilah kemungkinan yang menyebabkan hilangnya ilmu. Realita di masyarakat
sekarang memang demikian, ketika seorang ulama meninggal sangat sulit mencari
pengganti, baik dari kalangan keturunannya atau murid-muridnya, karena kualitas
keilmuannya yang masih jauh dari ulama yang meninggal tersebut.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 375

Hadis selanjutnya ;

Sehingga andaikata sudah habis tidak ada para ulama karena meninggal
tersebut, masyarakat mengangkat pimpinan dari kalangan orang-orang bodoh
yang menjadi nara sumber tempat bertanya. Ketika ditanya tentang hukum suatu
masalah, mereka menjawab dengan pendapatnya sendiri, mereka sesat dan
menyesatkan. Timbulnya pimpinan bodoh ini karena deregenerasi ulama. Ulama
banyak yang siap mengajar tetapi sedikit murid yang siap belajar. Ulama banyak
yang siap menyampaikan ilmu tetapi sedikit murid yang berminat mengambil
ilmu. Akibatnya dunia goncang banyak orang sesat menyesatkan, banyak aliran
sesat yang timbul dan banyak paham sesat dan menyesatkan yang timbul.
Termasuk belakangan timbul para pengaku nabi dan banyak pengikutnya yang
membenarkan.
Al-Nawawi dalamSyarah Muslim menjelaskan arti Hadis di atas :

Hadis ini menberikan motivasi memelihara ilmu dan menghindarkan dari


kepemimpinan orang-orang bodoh. Pada Hadis juga menujnukkan adanya fatwa
kepemimpinan yang hakiki dan mencela orang yang ambisi menjadi pimpinan
tanpa ada ilmu. Mayoritas ulama mengambil dalil adanya pendapat zaman
kevakuman dari mujtahid .
4. Kesimpulan
a. Anjuran menuntut ilmu dari para ulama dan anjuran kaderisasi ulama atau
regenerasi untuk menjadi ulama
b. Tanda-tanda kiamat apabila ilmu Allah sudah tidak diperhatikan umat
manusia dan diangkat oleh Allah swt
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 376

c. Pendapat saja atau akal saja tanpa didampingi ilmu menjadi sesat dan
menyesatkan.
d. Lahirnya pimpinan sesat karena kelangkaan ulama atau kelangkaan
ilmunya.





Pilihlah salah satu jawaban A,B,C, D atau E yang dianggap benar!
1. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. mempunyai kelebihan yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Sedang yang menunjukkan kelebihan
manusia adalah .....
A. agamanya
B. kehormatan akalnya
C. kebaikan akhlaknya
D. kebaikan pergaulannya
E. kewibawaannya
2. Hadis di bawah ini menjelaskan bahwa kemuliaan seseorang bergantung
pada agamanya, kehormatan diri bergantung pada akalnya dan kebaikan
akhlaknya.
Lafadz hadis yang artinya kebaikan akhlaknya sesuai dengan
pernyataan di atas adalah .......

)(
A. .


B.


Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 377

C.


D.


E.


3.


Hadis yang diriwayatkan Muslim dari Abi Hurairah di atas mengandung
maksud ......
A. Kedudukan manusia juga ditentukan oleh akhlakanya.
B. Kedudukan manusia juga ditentukan oleh kekayaannya
C. Kedudukan manusia juga ditentukan oleh ketampanannya
D. Kedudukan manusia juga ditentukan oleh kedudukannya
E. Kedudukan manusia juga ditentukan oleh kecantikannya
4.

)(
Urutan lafadz yang tepat pada hadis di atas ada tiga hal yang diperlukan
seseorang untuk mencapai kesempurnaan hidup sebagai manusia yang
termulia, bermuruah dan bermartabat yaitu ..........
A. agama, akal dan akhlak
B. akhlak, akal dan agama
C. akal, akhlak dan agama
D. akhlak, agama dan akal
E. agama, akhlak dan akal
5. Manusia menjadi terhormat apabila beragama dan mematuhi aturan
agamanya karena agama inilah yang mengatur kehidupan manusia
menjadi terhormat dan tidak tersungkur menjadi terhina, karena
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 378

keyakinan agama tidak terlepas dari potensi yang dimiliki manusia
yaitu....
A. akhlak
B. moral
C. dedikasi
D. akal
E. kewibawaan
6.

)(

Arti lafadz hadis di atas yang artinya kehormatan diri tergantung akalnya
adalah ...

A.


B.


C.


D.


E.



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 379

7.

(
)
Berdasarkan teks hadis di atas lafadz yang bergaris bawah artinya......
A. Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya para ulama
B. Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya para pemimpin
C. Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya para pejuang
D. Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya para Ustadz
E. Dia mencabut ilmu dengan meninggalnya mubaligh
8. Ilmu sangat potensial dalam kehidupan manusia karena ia dasar
mencapai segala kesejahteraan dan kebahagiaan ................
A. dunia saja
B. akherat saja
C. dunia dan akherat
D. masa muda
E. masa tua
9. Hadis ini disampaikan pada saat Nabi melaksanakan haji wada,
sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Thabaraniy
dari Abi Umamah, bahwa beliau bersabda :

"

Diedit oleh Kusun Dahari


MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 380

A. Ketahuilah bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya pada
pembawanya.
B. Ketahuilah bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya pada
pengamalnya
C. Ketahuilah bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya pada
penciptanya
D. Ketahuilah bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya pada
pengajarnya
E. Ketahuilah bahwasannya hilangnya ilmu karena meninggalnya
padamuridnya.
10. Perhatikan hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi di bawah ini .

Perbuatan yang sesuai dengan hadis di atas adalah ....................


A. bergaul secara akrab dengan orang-orang yang berilmu agama agar
terlihat alim.
B. menghina orang yang tidak belajar ilmu agama
C. rajin belajar, mendengarkan pengajian baik di radio maupun di televisi
serta majelis-majelis talim.
D. mendaftarkan diri di Madrasah Aliyah jurusan Keagamaan
E. mengajarkan ilmu agama kepada orang-orang yang sudah memahami cara
mengamalkan agamanya.
^<



Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 381

DAFTAR PUSTAKA


`Arabyah, Majma` al-Lughah. al-Mu`jam al-Wajz. Mesir : Wizrah al-Tarbiyah
wa al-Ta`lm, 1997.
bdiy, Abi al-Thayyib Muhammad Syams al-Haqq. `Awn al-Ma`bd Syarh
Sunan Ab Dawd. Ed. Khlid `Abd al-Fatth Syibl, Beirut : Dr al-
Kutub al-`Ilmyah, 1998, Cet. Ke 1.
Ahmad, Muhammad dan M. Mudzakir. Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia,
2000.
Al-Asqalniy, Ahmad bin `Al bin Hajar, (w. 852 H), Fath al-Br bi Syarh
Shahh al-Imm Ab `Abd Allh Muhammad bin Ism`l al-Bukhr, Ed.
Abd al-`Azz bin `Abd Allh bin Bz dan Muhammad Fud Abd al-
Bq, Cairo: Maktabah al-Aymn, tth. Al-Azd, Ab Dawd Sulaymn
bin al-Asy`ats, Sunan Ab Dawd, Syarh dan Ed. al-Sayyid Muhammad
Sayyid, Cairo: Dr al-Hadts, 1999.
Bahtsul Masaail Madrasah Salafiyah Tingkat Aliyah Periode 1999-2001, PIP-
Tremas Pacitan Jawa Timur.
Depdikbud, Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999, Cet. Ke 10
Al-Dimasyqiy al-Syfiy, Taiy al-Dn Abi Bakar, Kifyah al-Akhyr f Hill
Ghyah al-Ikhtishr, Pekalongan : Raja Murah, tth.
Ibn Anas, Malik, al-Muwaththa, Ed. Muhammad Fuad `Abd al-Bqiy, Masir:
Is al-Bbiy al-Halabiy, 1370 H
Ibn Fris bin Zakaryy, Ab al-Husayn Ahmad, (w. 395 H), al-Maqys f al-
Lughah, Ed. Syihb al-Dn Ab `Amr, Beirut: Dr al-Fikr, 1994,
Ibn Hanbal, Ahmad, Musnad al-Imm Ahmad bin Hanbal, Beirut : al-Maktab
al-Islm, tth., No. 3/183
Ibn Katsr, Imd al-Dn Abi al-Fid, Tafsr al-Qurn al-Azhn, Singapur : al-
Haramayn, tth
Khaeruman, Badri. Ulum Al-Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Cet. 1
Khatib, M. Ajaj. Ushul Hadis Pokok-pokok Ilmu Hadis, Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2007.
Diedit oleh Kusun Dahari
MAN Sukoharjo
Siap UN Hadis Keagamaan 382

Khon, Abdul Majid Ulumul Hadis, Jakarta: Amzah, 2008. Cet. 1
________ Ilmu Hadis Program Keagamaan Kelas XI, Kemenag RI Direktorat
Jendral Pembinaan Kelenbagaan Agama Islam, 2010/2011.
________. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah, 2009.
________. Ahdts al-Akhlq, Jakarta : Fak Tarbiyah, 1994, Cet. 1
Malik, Muhammad Alawi. Ilmu Ushul Hadis, terj. Adnan Qohar, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Matsna, Moh. Pendidikan Agama Islam Al-Quran Hadis Kurikulum 2008
Madrasah Aliyah Kelas X, Semarang: Thoha Putra, 2008. Cet. 1.
Al-Mubrakfr, Abi al-Ul Muhammad bin Abd al-Rahmn bin Abd al-
Rahm(w. 1353),, Tuhfat al-Ah wadz bi Syarh Jmi al-Turmudz, Beirut
: Dr al-Kutub al-Arabiyah, tth.
Muhammad bin `s bin Srah, Abi `s, (al-Turmudzi w.279 H), Sunan al-
Turmudiy, Ed. Mushthaf Muhammad Husayn al-Dzahabiy, Cairo: Dr
al-Hadts, 1999, Cet. Ke-1
An-Nawawi, Muhy al-Dn Abi Zakariya Yahya bin Syaraf, Shahih Muslim bi
Syarh al-Nawawiy, Cairo : Dr al-Fajr, 1420
Al-Qazwniy, Ab `Abd Allh Muhammad bin Yazd, Sunan Ibn Majah, Ed.
Muhammad `Abd al-Bqiy dan Mushthaf Muhammad Husn al-
Dzahabiy, Cairo: Dr al-Hadts, 1999, Cet. Ke-1
Rahman, Fathr, Ikhtisar Musthalah al-Hadist, Bandung : PT Al Maarif 1974 ,
Cet.1
Sad al-Khinn, Mushthafa, at.all., Nuzhat al-Muttaqn Syarah Riydh al-Shalihn,
Beirut : Muassasah al-Risalah, 1989
Al-Shanniy, Muhammad bin Ismail al-Kahlniy, Subul al-Salm (Syarah
Bulgh al-Marm min Adillat al-Ahkm, Semarang : Thaha Putra, tth.
Ash-Shiddie, M Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist, Semarang : Pustaka
Rizki Putra, 2010, Cet. Ke-5
Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Al-Suythiy, Jall al-Dn. (w. 911 H), al-Jmi` al-Shaghr f Ahdts al-Basyr
al-Nadzr, Indonesia : Dr Ihy al-Kutub al-`Arabyah, tth.

You might also like