You are on page 1of 8

Herputra Labune Gunawan 13109114

BAB IV ANALISIS DATA


1. Laju Korosi a. Laju Korosi pada Lingkungan Berbeda Pada percobaan ini dilakukan penempatan Fe pada lingkungan yang berbeda, yaitu di HCl (0.25M) dan juga NaCl(0.25M). Bila dilihat dari massa yang hilang , maka Fe yang tercelup di HCl memiliki laju korosi yang lebih besar dibandingkan dengan Fe yang tercelup di NaCl (0.25M), bahkan bila alat ukur massa hanya memiliki kecermatan sampai 2 digit dibelakang koma, maka tidak dapat terdeteksi perubahan massa di NaCl. Pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa laju korosi pada lingkugan netral < laju korosi pada lingkungan asam).

b. Anoda Korban (Sacrificial Anode) Pada data spesimen Fe + Cu yang dicelupkan ke dalam larutan HCl (0.25M), Fe mengalami korosi dengan ditunjukkan dengan ada hilangnya massa dari specimen, sedangkan Cu hampir dikatakan tidak mengalami korosi (perubahan massa 0.0002 gr mungkin dikarenakan repeatability dari alat ukur atau mungkin juga terkorosi pada selang waktu sebelum melakukan pengukuran massa). Jika dilihat dari deret volta, Fe akan lebih mudah teroksidasi daripada Cu, sehingga dalam kasus ini Fe akan bertindak sebagai anoda dan Cu bertindak sebagai katoda. Pada data spesimen Fe + Zn yang dicelupkan ke dalam larutan HCl (0.25M), Zn mengalami korosi dengan ditunjukkan dengan ada hilangnya massa dari specimen, sedangkan pada Fe mengalami pertambahan massa, tetapi tidak signifikan. Dalam teorinya, pada Fe Zn, maka specimen Fe tidak terkorosi, tetapi seharusnya juga tidak ada mengalami pertambahan massa. Pertambahan massa kemungkinan dikarenakan specimen yang belum sepenuhnya kering sehingga massanya bertambah. Jika dilihat dari deret volta, Zn akan lebih mudah

Herputra Labune Gunawan 13109114

teroksidasi daripada Fe, sehingga dalam kasus ini Zn akan bertindak sebagai anoda sedangkan Fe bertindak sebagai katoda. Jika membandingkan kedua spesimen Fe di atas, maka terdapat perbedaan yang jelas pada terjadinya fenomena korosi. Untuk Fe yang dipasangkan dengan Cu, Fe yang bertindak sebagai anoda akan mengalami korosi. Sedangkan Fe yang bertindak sebagai katoda dan dipasangkan dengan Zn tidak mengalami korosi, atas dasar ini lah satu metode yang digunakan pada perlindungan terhadap korosi dinamakan anoda korban, dimana anoda dikorbankan untuk mempertahankan agar katoda tidak terkorosi. Hasil laju korosi yang diharapkan sesuai dengan percobaan (laju korosi pada anoda > laju korosi pada katoda).

c. Impressed Current Pada data spesimen Fe + C yang dicelupkan dalam larutan HCl (0.25M), Fe terlihat mengalami korosi (ditandai hilangnya massa), sedangkan pada C malah mengalami pertambahan massa. Penambahan massa pada C disebabkan larutan HCl yang mungkin terserap ke dalam Carbon. Bila dikaitkan berdasarkan teori, metode impressed current adalah sebuah metode untuk pengendalian korosi, secara teori Fe tidak akan terjadi reaksi redoks. Namun dari percobaan didapat bahwa Fe tetap mengalami oksidasi (ditandai dengan adanya peristiwa korosi yang ditunjukkan dengan hilangnya massa). Hal ini terjadi mungkin disebabkan elektron yang seharusnya mengalir menuju ke Fe tidak benar-benar seluruhnya mengalir ke Fe. Hal ini disebabkan karena arus bolak balik yang digunakan sebagai sumber listrik. Walaupun dalam teori power supply yang digunakan mampu mengubah arus bolak balik tersebut menjadi arus searah, dalam kenyataan tidak setiap saat semua elektron yang mengalir akan dibawa ke Fe sehingga reaksi oksidasi masih bisa terjadi. Selain itu terdapat kemungkinan bahwa arus yang diberikan belum mencapai arus yang dibutuhkan untuk menghambat terjadinya oksidasi pada Fe.

Herputra Labune Gunawan 13109114

2. Analisis Dimensi Spesimen Pada percobaan yang dilakukan, terlihat sekali kesalahan dalam pengukuran dimensi dari specimen. Pada specimen yang terkorosi (berkurang massanya) tetapi malah dimensinya bertambah, dan juga ada terjadi sebaliknya. Secara teoritis, specimen yang mengalami korosi akan berkurang dari besar dimensinya, hal ini karena adanya ion yang keluar dari specimen akibat adanya reaksi redoks. Kesalahan dari pengambilan data ini dikarenakan bentuk specimen yang sisinya tidak rata serta pengukuran ulang tidak dilakukan di posisi yang sama pada setiap specimen. Pada pengukuran awal dan akhir juga memakai alat ukur yang kecermatannya berbeda, pada jangka sorong untuk pengukuran awal digunakan yang kecermatannya 0.05 mm, sedangkan pada pengukuran akhir digunakan jangka sorong dengan kecermatan 0.02 mm.

3. Analisis Arus dan Tegangan

a.Kondisi lingkungan berbeda Pada larutan NaCl Anoda: Fe Fe2+ + 2eVo = +0.440 volt Katoda: O2 + 2H2O + 4e- 4 OH- Vo = +0.401 volt Pada larutan HCl Anoda: Fe Fe2+ + 2eKatoda: 2H+ + 2e- H2 Vo = +0.440 volt Vo = 0.00 volt

Berdasarkan teori, seharusnya akan terjadi beda potensial sebesar 0.479 V pada NaCl dan beda potensial sebesar +0.440 V pada HCl, sedangkan pada percobaan diperoleh 0.02 mV. Terjadinya galat yang sangat besar dikarenakan alat ukur yang digunakan pada saat pengukuran tidak presisi. Kemungkinan lain

Herputra Labune Gunawan 13109114

terjadi perbedaan ini terjadi karena material besi yang digunakan tidak homogen dan masih menempel sedikit pengotor pada bagian permukaannya.

b. Anoda Korban Fe + Cu Anoda: Fe Fe2+ + 2e- Vo = 0.440 V Katoda: 2H+ + 2e- H2 Vo = 0 V V = 0.440 V Dari data percobaan didapat 0.02 mV Berdasarkan perhitungan teori terjadi beda potensial sebesar +0.440 V pada reaksi ini, sedangkan pada percobaan didapat 0.02 mV. Analisis sama seperti pada kondisi lingkungan berbeda

Fe + Zn Anoda : Zn V = 0.760 V Dari data percobaan didapat 1.3 mV Berdasarkan perhitungan teori terjadi beda potensial sebesar +0.760 V pada reaksi ini, sedangkan pada percobaan hanya didapat 1.3 mV saja. Analisis juga masih tetap sama, yaitu kehomogenan material, pengotor, dan juga kesalahan alat ukur Zn2+ + 2e H2 Vo = +0.76 V Vo= 0.00 V Katoda: 2H+ + 2e-

Herputra Labune Gunawan 13109114

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN 1. Korosi merupakan penurunan kualitas suatu material karena interaksi material dengan lingkungan. Untuk material keramik dan polimer disebut degradasi. Faktor utama yang memicu terjadinya korosi adalah adanya sel galvanic dengan 4 komponen utama, yakni anode, katode, larutan elektrolit, dan konduktor. 2. Beberapa cara melindungi logam dari korosi, yaitu dengan sacrificial anode dan impressed current. a. Sacrificial anode mengorbankan sebuah logam agar terkorosi terlebih dahulu dibandingkan logam yang dilindungi. Pemilihan logam berdasarkan deret volta. b. Impressed current dilalukan dengan membalik arah aliran arus yang seharusnya terjadi sehingga elektron yang seharusnya mengionkan logam tidak terjadi dan tidak terjadi reaksi redoks.

SARAN 1. Sebaiknya digunakan air murni untuk mengencerkan HCl dan NaCl sehingga hasil percobaan yang diperoleh lebih baik. 2. Seharusnya begitu logam selesai diamplas, percobaan langsung di laksanakan dan usahakan sebisa mungkin untuk meminimalisir sentuhan atau kontak dengan permukaan logam setelah diamplas karena akan menyebabkan pengotor kembali menempel pada permukaan logam. 3. Pengukuran ketebalan spesimen sebaiknya menggunakan alat ukur yang sama. 4. Sebaiknya diberi tanda posisi pengukuran benda awal, sehingga pada pengukuran akhir bisa dilakukan di tempat yang sama.

Herputra Labune Gunawan 13109114

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Callister, William D. Materials Science and Engineering : An Introduction,7th Ed.. John Wiley & Sons, Inc. 2007 Fontana, Mars G. Corrosion Engineering, 3rd Ed. McGraw-Hill.1986 http://en.wikipedia.org/wiki/Corrosion http://wiki.answers.com/Q/What_are_they_main_cause_of_the_degradation_of_c eramics

Herputra Labune Gunawan 13109114

LAMPIRAN

Pertanyaan Setelah Praktikum

1. Bagaimana cara untuk menentukan arus yang dibutuhkan untuk impressed current? Secara spontan, dalam reaksi elektrokimia, material yang akan kita lindungi bersifat anodik dan akan memberikan elektron kepada material yang bersifat katodik. Pertama-tama, hitung besar arus yang melewati rangkaian itu. Lalu, rangkaian disambungkan ke power supply dan diberikan arus dengan nilai yang sama besar dengan nilai arus yang terjadi secara spontan tadi. Arus itulah yang akan menjadi arus proteksi maksimum dan akan memberikan proteksi sehingga elektron yang keluar dari anoda dibayar dengan elektron dari power supply.

2. Apakah yang terjadi apabila arus yang diberikan berlebih? Jika arus proteksi berlebihan, material katoda akan mengalami korosi. Hal ini terjadi karena elektron arus proteksi yang berlebihan membuat arus elektron berubah arah dari katoda menuju anoda sehingga katoda akan mengalami oksidasi. Selain itu gas Hidrogen yang terbentuk menjadi lebih banyak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada material (ulet menjadi getas)

Herputra Labune Gunawan 13109114

Tugas Tambahan

1. Degradasi pada polimer dan keramik a. Pada Polimer Degradasi polimer dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang sangat kompleks dan biasanya juga dengan proses physiochemical yang umumnya sulit dimengerti.

Degradasi yang paling umum pada polimer adalah berkurangnya rantai polimer dalam strukturnya. Mekanisme dalam pemutusan rantai polimer ini dikarenakan radiasi ion (biasanya dari sinar ultraviolet), radikal bebas, dan pengoksida (oksigen, ozone, dan klorin). Zat additive dapat ditambahkan untuk memperlambat degradasi dari polimer. Zat aditif misalnya titanium dioksida dan karbon hitam dapat menyerap pigmen UV.

b. Pada Keramik Keramik merupakan gabungan antara logam dan nonlogam. Pada lingkungan standar, sebenarnya keramik telah terjadi korosi, sehingga dapat dianggap bahwa material keramik ini tahan terhadap korosi. Konduktivitas elektrik yang sangat rendah pada keramik menyebabkan arus listrik sangat sulit mengalir dan menyebabkan korosi sangat sulit terjadi. Degradasi pada keramik dapat terjadi dalam berbagai cara khususnya pada saat di temperature yang sangat tinggi. Misalnya saja pada rem cakram keramik, pengereman konstan dapat menyebabkan cakram berekspansi dan menambah massa jenisnya, partikel yang berada di dalam keramik tergores dan dapat terjadi internal fracture yang dikenal dengan nama shondzers

You might also like