You are on page 1of 2

pakah Morfen Itu?

Kita sudah tahu, behwa morfem merupakan satuan yang paling kecil yang dapat dipelajari oleh morfologi. Namun, apa yang dimaksud dengan morfem belum dijelaskan. Inilah pengertiannya. 1) Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai satuan lain selain unsurnya (Ramlan, 1983 : 26). 2) Morfem ialah satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti (Alwasilah, 1983 : 10). 3) Morfem ialah kesatuan gramatik yang terkecil yang mengandung arti, yang tidak mempunyai kesamaan baik dalam bentuk maupun dalam arti dengan bentuk-bentuk yang lain (Sitindoan, 1984 : 64). 4) Morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi ke dalam bentuk terkecil yang mengandung arti (Bloch dan Trager dalam Prawirasumantri, 1985 : 127). 5) Morfem adalah komposit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang (Samsuri, 1982 : 170). Yang dimaksud berulang disini yaitu kehadirannya berkali-kali dalam tuturan. 6) Bloomfield (1933 : 161) mendefinisikan morfwem sebagai a linguistic from wich bears no partial phonetic-semantic resemblance to any other form, is a simple form or morpheme. (Maksud pernyataan itu, satu bentuk lingual yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun secara bunyi maupun arti adalah bentuk tunggal atau morfem). 7) Morphemes are the smallest individually meaningfull element is the utterances of a language (Hockett, 1958 : 123). Maksudnya, morfem adalah unsur-unsur yang masingmasing mempunyai makna dalam tutur sebuah bahasa. Dari ketujuh definisi yang telah dikutip di atas, tergambar adanya persamaan konsep. Pada dasarnya, morfem merupakan satuan gramatik terkecil baik bebas maupun ikat yang memiliki arti, baik secara leksikal maupun gramatikal.

Sebagai contoh bentuk sakit adalah sebuah morfem karena tidak dapat dibagi menjadi bentuk-bentuk terkecil lainnya serta mengandung makna atau arti leksis. Bentuk meN- juga merupakan sebuah morfem, karena merupakan bentuk terkecil bahasa Indonesia, walau tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai makna gramatikal. Jadi jelas, bahwa morfem itu bisa berbentuk bebas (seperti: ke-, ter-, peN-, di-, per-an, peN-an). Oleh karena itu, morfem dapat diklasifikasikan menjadi morfem bebas dan morfem ikat.

B.

Morfem dengan Morf dan Alomorf Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur yakni jumlah maupun urutan

fonemnya selalu tetap. Di lain pihak, banyak morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologis, misalnya morfem peN- mempunyai struktur-struktur fonologis pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge-, seperti terlihat pada kata-kata: pelari, pembimbing, pendengar, penguji, penyakit, dan pengecat.satuan-satuan pe-, pem-, peng-, peny-, dan penge- masingmasing disebut morf yang semuanya alomorf dari morfem peN- (Ramlan, 1983 : 27; Prawirasumantri, 1985 : 128; Ahmadslamet, 1983 : 27; Keraf, 1983 : 51). Jadi dapatlah dikatakan bahwa morfem peN- mempunyai morf-morf pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge- sebagai alomorfnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alomorf itu merupakan variasi bentuk suatu morfem. Keraf (1982 : 51) mengatakan bahwa variasi itu disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung kepada jenis fonem awal sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut. Perubahan /N/ itu harus homogen. Sebagai contoh /N/ akan menjadi /m/ apabila dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/. fonem /m/ dan /b/ sama-sama bunyi bilabial. Sedangkan yang dimaksud dengan morf adalah wujud kongkret dari alomorf itu sendiri.
http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=81

You might also like