You are on page 1of 26

REKONTRUKSI PESANTREN

(dari Tradisonal, Modern, hingga Post Modern)

Disampaikan pada sanlat menjelang kelulusan MTs Assasul Islamiyah Oleh : Zenal Abidin, S.Pd.I E-mail: raxabaya@yahoo.com / @raxabaya Http://raxabaya.blogspot.com

Pesantren sebuah Diskripsi


Dalam Struktur pendidikan, pesantren merupakan mata rantai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya karena sejarah kemunculannya yang relatif lama, tetapi juga karena pesantren telah secara signifikan ikut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam sejarahnya, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat (society based education). Dalam kenyataannya, pesantren telah mengakar dan tumbuh dari masyarakat, kemudian dikembangkan oleh masyarakat, sehingga kajian mengenai pesantren sebagai sentra pengembangan masyarakat sangat menarik beberapa peneliti akhir-akhir ini. Kendatipun pesantrenatau popular pondok pesatrenmerupakan kenyataan sosial yang sudah mapan dalam masyarakat Indonesia, namun tidak memperoleh perhatian dan intervensi yang signifikan dari pemerintah untuk mengembangkan ataupun memberdayakannya.

DEFINISI PONDOK PESANTREN


1.

2.

3.
4.

5.

Etimologi, Pondok berasal dari kata Funduq yang berarti hotel atau asrama. Dalam bahasa Indonesia diantaranya adalah madrasah tempat belajar agama Islam. Pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Juga kata santri berasal dari kata Catrik (bahasa sansekerta) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Istilah santri juga dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. C.C. Berg berpendapat santri berasal dari shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Santri gabungan dari kata saint (manusia baik) dengan suku kata Tra (suka menolong) , sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.

DEFINISI PONDOK PESANTREN


1.

2.
3. 4.

Terminologi : Abdurahman Wahid secara teknis tempat dimana santri tinggal. Mahmud Yunus, tempat santri belajar agama Islam. Abdurohman Masud, refers to a place where the santri devotes

most of his or her time to live in and acquire knowledge.


Imam Zarkasyi, lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai sebagai figur sentralnya, mesjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. Secara singkat, pesantren adalah laboratorium kehidupan , tempat para santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan aspeknya.

5.

ASAL USUL PESANTREN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA


1.

2.

3.

Lembaga pedidikan pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, sebab lembaga pendidikan ini sudah ada sebelum Islam datang ke Indonesia. Dilihat dari sistem dan bentuknya, berasal dari India, sebab sebelum prosese penyebaran IIslam sistem tersebut dipergunakan secara umum pengajaran agama Hindu kemudian diislamisasikan tanpa meninggalkan tradisi yang ada. Pendiri pesantren pertama kali didirikan oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Maghribi) dan yang berhasil dalam pengembangannya pada masa Raden Rahmat (Sunan Ampel) di Denta Surabaya.

SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN


Sistem pendidikan pesantren menurut M. Arifin adalah sarana yang berupa perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam pesantren. Unsur-unsur sistem pendidikan pesantren Mastuhu dapat dikelompokkan sebagai berikut : menurut

Aktor atau pelaku, seperti: kiyai, santri, Sarana perangkat keras, seperti Masjid, asrama, atau pondok, rumah kyai dan sebagainya. Sarana perangkat lunak, seperti: tujuan, kurikulum, metodologi pengajaran, evaluasi, dan alat-alat pendidikan lainnya.

TUJUAN PENDIDIKAN PESANTREN

Tujuan Khusus : mempersiapkan para santri untuk menjadi


orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.

Tujuan Umum

: membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya. (basthatan fil ilm wal jism)

Literatur Pesantren
Satu hal penting yang jarang disebut para ahli ketika mengidentifikasi ciri-ciri fisik pesantren ialah kitab kuning sebagai literatur pesantren . Kitab kuning disebut al-kutub al-muqadimah, karena dikarang lebih dari seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutnya sebagai al-kutub al-shafra atau kitab kuning karena biasanya kitab-kitab itu dicetak di atas kertas berwarna kuning, sesuai kertas yang tersedia pada waktu itu. Literatut lain di pesantren adalah kitab-kitab yang beraksara Gundul (huruf arab tanpa harakat atau syakal).

Literatur Pesantren
Dilihat dari gaya penyajian atau pemaarannya, kitab kuning dikelompokkan menjadi tiga , yaitu :
1.

Kitab kitab Natsr (essai) Kitab yang penyajiankan memaparkan materinya menggunakan (natsr.) dalam atau

2. Kitab kitab Nadzam Kitab dengan cara penyajiannya menggunakan nadzam atau syiir

3. Kitab mukhtashar Kitab yang cara menyajikan materinya dengan cara meringkas suatu kitab yang panjang lebar untuk dijadikan karangan singkat dan padat.

essai

Literatur Pesantren
Kitab kuning bila dikaji dari format penyajiannya maka terbagi dua , yaitu :
1.

Kitab Matn

2. Kitab Syarh atau Hasyiyah


Kitab jenis kedua ini merupakan kitab yang secara khusus mengulas, memberi komentar atau memperluas penjelasan dari suatu kitab matn. Kitab syarh adalah kitab perluasan (komentar) tingkat pertama, sedangkan kitab yang memperluas lebih lanjut kitab syarh disebut hasyiah.

Kitab matn pada dasarnya adalah kitab asal atau kitab inti. Sebetulnya nama matn itu baru terjadi ketika pada kitab itu dilakukan pengembangan, baik menjadi syarh maupun dalam bentuk hasyiah. Karena itu kitab matn dapat berupa kitab natsr maupun kitab nadzm.

Materi Pembelajaran Pesantren


Fleksibelitas
Berorientasi pada tujuan Efektifitas dan Efisiensi

Kontinuitas

PENGELOMPOKAN KITAB KUNING


Kitab-kitab kuning di pondok pesantren bila dikelompokan menurut materi (disiplin/cabang ilmu) menjadi 11 bidang disiplin ilmu, yaitu : Bidang Aqidah / Ilmu Tauhid 2. Bidang Tajwid / Baca al-Quran 3. Bidang Akhlak / Tasawuf 4. Bidang Bahasa Arab / Nahwu Sharaf 5. Bidang Fiqih 6. Bidang Ushul Fiqih 7. Bidang Tafsir 8. Bidang Ulumul Quran 9. Bidang Hadits 10. Bidang Ulumul Hadits 11. Bidang Tarikh / Sejarah
1.

METODE /THARIKAT PEMBELAJARAN PESANTREN


Ada beberapa metode pengajaran yang diberlakukan di pondok pesantren, diantaranya :
1. Sorogan :
Sorogan berasal dari kata sorog (bhs Jawa), yang artinya menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai atau badalnya/asisten. Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri berhadapan langsung dengan seorang guru.

2.

Wetonan atau Bandongan :


Weton/bandongan berasal dari kata wektu (bhs Jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tsb diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini merupakan metode kuliah , dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara kuliah, santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan padanya.

METODE /THARIKAT PEMBELAJARAN PESANTREN


3. Halaqah :
Halaqah artinya lingkaran murid, atau sekelompok belajar siswa dibawah bimbingan seorang guru atau belajar bersama dalam satu tempat. Sistem ini merupakan kelompok kelas dari sistem bandongan. Halaqah juga merupakan diskusi untuk memahami isi kitab

4.

Hafalan atau Tahfidz


Metode hafalan umumnya dipakai untuk menghafal kitab-kitab tertentu, seperti Alfiyah Ibn Malik dll, atau juga sering dipakai untuk menghafal alQuran , baik surat pendek ataupun secara keseluruhan.

5. 6.

Hiwar atau Musyawarah


Hiwar atau musyawarah hampir sama dengan metode diskusi.

Bahtsul Masail / Mudzakarah


Metode Mudzkarah atau bahtsul masail merupakan pertemuan ilmiyah yang membahas masalah diniyah, seperti ibadah, aqidah dan masalah agama pada umumnya

METODE /THARIKAT PEMBELAJARAN PESANTREN


7. Fathul Kutub :
Metode Fathul Kutub biasanya dilaksanakan oleh santri-santri senior yang sudah akan menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren. Pada dasarnya metode ini adalah metode penugasan mencari rujukan terhadap beberapa topik dalam bidang ilmu tertentu.

8.

Muqaranah
Metode muqaranah adalah sebuah metode yang berfokus pada kegiatan perbandingan, baik perbandingan materi, paham (madzhab), metode, maupun perbandingan kitab. Metode muqaranah akhirnya berkembang pada perbandingan ajaran-ajaran agama.

9.

Muhawarah / Muhadatsah
Metode muhawarah adalah merupakan latihan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab.

HARAPAN
1.

2.

3.

4.

5. 6.

Mengetahui lembaga pendidikan Islam khususnya di Indonesia bukan saja pada lembaga formal saja tetapi non formal (pesantren). Mengetahi sejarah tentang lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Mencintai ulama-ulama shalat sholihin yang telah menorehkan dengan tinta emasnya dengar karya-karya berupa kitab-kitab kuning yang spektaculer. Mencintai ulama-ulama sekarang ini yang senantiasa memberikan penerangan kepada masyarakat luas kendatipun tidak ada imbalan secara nominal. Mau belajar di pondok pesantren dibarengi dengan pendidikan formal Tidak mengdikotomi antara ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan agama (sain teknologi dan relege).

SANTRI
Sabar menerima Tuntunan Rasul Ilahi

Contoh-cotoh kitab kuning

Contoh-cotoh kitab kuning

Contoh-cotoh kitab kuning

Contoh-cotoh kitab kuning

Contoh-cotoh kitab kuning

Aktivitas Pesantren

Aktivitas Pesantren

Aktivitas Pesantren

Terima Kasih

You might also like