You are on page 1of 7

Motivasi Batasan Motivasi berasal dari perkata motif (motive) yang artinya adalah rangsangan dorongan dan ataupun

pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi ialah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat tersebut mau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan yang seperti ini segeralah mudah dipahami bahwa pekerjaan motivasi hanya akan berhasil dengan sempurna jika dapat: a. Diusahakan agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan adalah juga menjadi tujuan perorangan dan ataupun kelompok masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan. Sebab, jika tujuan tersebut tidak dimiliki atau tidak sejalan, maka akan sulitlah diharapkan seseorang atau sekelompok masyarakat mau berbuat sebagaimana yang diharapkan. b. Diusahakan agar perbuatan yang diharapkan untuk dilakukan tersebut adalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat. Seandainya, kemampuan yang dimiliki terbata, tetapi tetap dipaksakan untuk melakukan kegiatan, niscaya akan mudah timbul kegagalan. Kebutuhan Manusia pada Motivasi Telah disebutkan bahwa pekerjaan motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh perorangan dan ataupun sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dengan demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan

ataupun masyarakat. Oleh karena itulah dalam membahas tentang motivasi perlu dipahami tentang kebutuhan yang ada tersebut. Secara umum kebutuhan yang ada pada orang perorang, yang sering disebutkan sebagai kebutuhan manusia dapat dibedakan atas dua macam yakni: 1. Kebutuhan Primer Yang dimaksud dengan kebutuhan primer ialah kebutuhan faali seperti makanan, seksual, tidur, istirahat dan lain sebagainya yang seperti ini, yang secara umum disebutkan segala kebutuhan yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup seseorang. 2. Kebutuhan Sekunder Yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder ialah kebutuhan yang muncul sebagai hasil terjadinya interaksi antara seseorang dengan orang lainnya dalam keidupan bermasyarakat. Contoh kebutuhan sekunder adalah mengekspresikan diri, mencinta, membenci, bersaing dan lain sebagainya seperti ini. Dalam melakukan pekerjaan administrasi, kedua kebutuhan ini perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Karyawan yang termasuk dalam golongan bawah, yang umumnya mengalami kesulitan dalam bidan ekonomi, agaknya lebih menonjolkan kebutuhan primer. Sedangkan mereka yang termasuk dalam kelompok manajer, lebih memunculkan kebutuhan sekunder. Dengan diketahuinya kebutuhan yang dimiliki oleh karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi, dapat dilakukan motivasi yang baik, yakni mempergunakan kebutuhan tersebut sebagai pancingan untuk menimbulkan rangsangan dan ataupun dorongan dalam melakukan pekerjaan. Pembagian lain dari kebutuhan manusia adalah seperti yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Oleh Maslow kebutuhan manusia dibedakan atas lima tingkat yakni: 1. Kebutuhan pokok faali (physiological needs)

Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok faali ialah kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan, seperti makanan, minuman, tidur, istirahat dan seksual. 2. Kebutuhan keamanan (safety needs) Yang dimaksud dengan kebutuhan keamanan ialah kebutuhan yang ada kaitannya dengan kepastian untuk hidup yang bebas dari ancaman dan bahaya yang di dalamnya termasuk ancaman dan bahaya dari sudut ekonomi dan sosial. 3. Kebutuhan sosial (sosial needs) Yang dimaksud dengan kebutuhan sosial adalah kebutuhan seseorang sebagai makhluk sosial, seperti perkawanan, pengakuan sebagai anggota kelompok, simpati, dicintai dan disayangi. Kebutuhan sosial ini disebut pula dengan nama the belonging and love needs. 4. Kebutuhan dihargai dan dihormati (the esteem needs) Yang dimaksud dengan kebutuhan untuk dihargai ialah kebutuhan akan status, kehormatan, pengakuan, gengsi, sukses mencapai kedudukan dan atau status sosial yang lebih tinggi. 5. Kebutuhan penampilan diri Yang dimaksud dengan kebutuhan penampilan (self-actualization needs) diri ialah kebutuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan bakatnya, ingin berprakarsa, mengeluarkan idea dan gagasan. Kebutuhan penampilan diri ini disebut pula realization needs. Kelima kebutuhan ini tersusun lapis demi lapis yang dapat digambarkan sebagai suatu piramida tegak, dimana kebutuhan dasar faali sebagai puncaknya. Disebutkan bahwa kebutuhan rasa aman baru muncul jika kebutuhan dasar faali teleh terpenuhi, sedangkan kebutuhan akan cinta, sayang dan kehidupan sosial baru muncul jika kebutuhan rasa aman telah terpenuhi, demikian seterusnya untuk tingkat kebutuhan yang lain.

Pendekatan pada motivasi Apabila telah dapat diketahui kebutuhan yang dimiliki seseorang, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan pendekatan kepada orang tersebut. Oleh Strauss dan Sayles pendekatan pada motivasi ini dibedakan atas lima macam yakni: 1. Pendekatan yang keras Yang dimaksud dengan pendekatan keras (be strong) ialah pendekatan dimana kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dipergunakan dalam melakukan motivasi. Pendekatan yang seperti ini sering berhasiljika kebutuhan karyawan masih terbatas pada kebutuhan dasar faali. 2. Pendekatan untuk memperbaiki Yang dimaksud dengan pendekatan untuk memperbaiki (be good) ialah pendekatan yang dilakukan oleh administrator untuk memperbaiki karyawan melalui pemenuhan kebutuhan yang dimiliki. Pendekatan yang seperti ini sering berhasil jika kebutuhan karyawan baru mencapai kebutuhan dasar faali serta kebutuhan akan rasa aman. Diharapkan setelah dilakukan perbaikan, karyawan mau bekerja dengan baik.

3. Pendekatan dengan tawar menawar Yang dimaksud dengan pendekatan tawar menawar (Implicit bergaining) ialah pendekatan yang dilakukan oleh administrator melalui tawar menawar dengan karyawan tentang kebutuhan yang akan terpenuhi. Pendekatan yang seperti ini hanya berhasil jika kebutuhan masih berkisar pada kebutuhan faali dan kebutuhan akan rasa aman. 4. Pendekatan melaui persaingan efektif Yang dimaksud dengan pendekatan persaingan (effective competition) efektif ialah pendekatan yang dilakukan oleh administrator dengan memberikan kesempatan timbulnya persaingan yang sehat antar karyawan untuk mencapai kemajuan. Pendekatan yang seperti ini dapat diterapkan untuk setiap macam kebutuhan yang ditemukan dikalangan karyawan, meskipun diakui hasilnya lebih dirasakan jika kebutuhan karyawan telah mencapai tingkat dihargai, dihormati dan ataupun penampilan diri. 5. Pendekatan dengan proses internalisasi Yang dimaksud dengan pendekatan proses internalisasi (internalization prpcess) ialah pendekatan yang dilakukan oleh administrator dengan jalan menimbulkan kesadaran pada diri masing-masing karyawan. Pendekatan yang seperti ini sering dipergunakan pada masyarakat yang telah maju. Masing-masing pendekatan di atas ada aspek positif dan aspek negatifnya. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari amat tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Jika situasi dan kondisi memang membutuhkan pendekatan secara keras, maka pendekatan dengan cara tersebut haruslah dilakukan. Perangsangan pada motivasi Agar seseorang mau dan bersedia melakukan seperti yang diharapkan, kadang kala perlu disediakan perangsang (incentive). Dalam motivasi perangsang ini dibedakan atas dua macam yakni. 1. Perangsang positif

Yang dimaksud dengan perangsang positif (positive incentive) ialah imbalan yang menyenangkan yang disediakan untuk karyawan yang berprestasi. Rangsangan positif ini banyak macamnya, antara lain hadiah, pengakuan, promosi dan ataupun melibatkan karyawan tersebut pada kegiatan yang bernilai gengsi yang lebih tinggi. 2. Perangsang negatif Yang dimaksud dengan perangsangan negatif (negatif incentive) ialah imbalan yang tidak menyenangkan berupa hukuman bagi karyawan yang tidak berprestasi dan ataupun yang berbuat tidak seperti yang diharapkan. Macam perangsang yang negatif ini banyak pula jenisnya, antara lain denda, teguran, pemindahan tempat kerja (mutasi) dan ataupun pemberhentian.

Tentunya agar pekerjaan administrasi dapat berjalan lancar, pemberian perangsangan ini harus disesuaikan dengan kemampuan serta situasi dan kondisi yang dihadapi. Sesuatu yang bersifat terpaksa atau dilakukan secara berlebihan tidak akan mendatangkan asil sebagaimana yang diharapkan.

Hasil dari motivasi Pekerjaan motivasi pada dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan. Jika upaya pemenuhan kebutuhan karyawan pada dasarnya adalah identik dengan meredakan ketegangan (tension), maka haruslah diupayakan kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan oleh karyawan adalah kegiatan yang tidak meningkatkan ketegangan. Hanya apabila kedua hal ini dapat dilakukan dengan baik, akan dapat dijamin keberhasilan pekerjaan administrasi. Sebaliknya jika ketegangan tersebut tidak berhasil dikurangi, dalam diri karyawan akan timbul dua keadaan yang tidak menguntungkan yakni: 1. Frustasi (frustation) yang pada gilirannya dapat menghambat tercapainya tujuan.

2. Pertentangan (conflict): yang dapat menimbulkan keadaan yang lebih parah yakni kegagalan segala upaya yang dilakukan.

You might also like