You are on page 1of 4

ASMA

Asma merupakan reaksi hipersensitifitas seseorang yang sementara karena memiliki bakat terhadap pengaruh ekstrinsik dan intrinsik tertentu sehingga menimbulkan reaksi bronkospasme, inflamasi, dan peningkatan sekresi mukosa pada bronkus. Pencetus : Debu, dingin, sengatan lebah, emosi, strees, kelelahan, infeksi, dan sebagainya. Tanda dan gejala : Sesak napas, batuk, nyeri dada, nafas berbunyi, dan/atau kesulitan berbicara. Disertai sekret, baik mukoid ataupun purulen. Diawali dengan faktor pencetus yang bersifat individu. Pada asma alergi mungkin diawali dengan bersin dan/atau pilek. Biasanya responsif terhadap bronkodilator Penanganannya : 1. Hindarkan korban dari faktor pencetus. 2. Tenangkan korban. 3. Beri ruang bebas pada korban, hindari keramaian. 4. Longgarkan pakaian korban. 5. Mendudukkan korban dengan kondisi sedikit membungkuk. 6. Meningkatkan ventilasi mekanis: Meminta korban untuk menggenggam sesuatu dengan kedua tangannya atau tangannya saling menarik atau tangannya memegang tangan penolong. 7. Memberikan oxycan atau obat yang biasanya dipakai oleh korban (bila ada). Atasi hipoksemia, dengan memberikan supplemental oksigen konsentrasi tinggi (40%-60%). Berikan obat asma korban atau SABA, seperti salbutamol. 8. Membiarkan korban beristirahat. Hal yang harus dihindari : 1. Pemakaian obat golongan metilxantin seperti teofilin, aminofilin, dll. Hal tersebut dikarena benefit tidak jauh berbeda dengan salbutamol namun sering muncul efek seperti aritmia, palpitasi, dan/atau muntah. 2. Pemakaian antibiotik, kecuali ada comorbid yang jelas. Perlu diberikan jika sekret purulen, terdapat bukti pneumonia bakterial serta sinusitis bakterial. Umumnya infeksi bakteri jarang menimbulkan asma. 3. Pemakaian aspirin dan/atau NSAIDs, terutama pasien yang sensitif terhadap aspirin dan/atau NSAIDs. 1

Gangguan Respirasi

Catatan: Kenali tanda-tanda penderita asma seperti memegang dada dan pernapasannya yang tidak stabil. Penolong harus tetap tenang. Penanganan pada asma bukan bertujuan untuk menyembuhkan, sehingga saat korban sudah tidak dalam masa eksaserbasi, harus ada edukasi pada korban tentang asma dan cara menghindarinya.

Gangguan Respirasi

TERSEDAK
Tersedak adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami sumbatan jalan nafas bagian atas ataupun bawah yang bisa disebabkan oleh sumbatan benda asing ataupun bagian dari tubuh penderita (misal lidah atau gumpalan darah). Hal yang sering terjadi adalah tersedak makanan, yaitu apabila makanan yang seharusnya masuk ke saluran cerna (esophagus) tapi malah masuk ke saluran napas. Hal ini dapat terjadi ketika kita makan sambil berbicara. Ketika kita berbicara saluran napas kita terbuka, sedang ketika makan saluran napas kita tertutup. Maka ketika kita makan sambil bicara data jadi makanan akan masuk ke saluran napas dan mengakibatkan terjadinya manifestasi tersedak. Manusia memiliki reflek untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan berupa batuk, namun terkadang reflek batuk tidak cukup kuat untuk mengeluarkan benda karena terlalu besar atau tersangkut. Yang akan kita bahas adalah tersedak yang mengakibatkan sumbatan di jalur nafas. Sedangkan tersedak yang tidak mengakibatkan sumbatan tidak memerlukan penanganan khusus. Biasanya ciri orang tersedak adalah panik dan memegang leher. Sumbatan yang terjadi bisa berupa: 1. Sumbatan total : pasien akan kesulitan bernafas dan kehilangan kesadaran. Harus sesegera mungkin mendapatkan pertolongan. 2. Sumbatan parsial : pasien mengalami kesulitan bernafas yang lebih ringan dari sumbatan total. Terdapat bunyi tambahan: stridor, hoarseness, dan lain-lain. Prinsip utama penanganan kasus ini adalah dengan melakukan hentakan pada rongga dada sehingga meningkatkan tekanan udara pada paru-paru dan mendorong sumbatan keluar. Pada umumnya penanganan dibagi dua, hentakan di dada dan di punggung: A. Di Punggung sering disebut Back Blow, Back Flapping, atau Back Slaps Pada Anak-Dewasa Sadar 1. Berdiri di belakang korban dan membungkukkan korban ke depan 2. Melakukan penepukan dengan telapak tangan pada punggung korban pada daerah antara scapula. 3. Melakukan penepukan ke arah atas sebanyak 5 kali maksimal dan dievaluasi setiap back blow-nya. Pada Bayi 1. Posisikan bayi pada salah satu lengan penolong, wajah mengarah ke bawah, kepala lebih rendah dari tubuh 2. Topang bagian kepala dengan jari penolong pada bagian rahang dan pipi. 3. Gunakan tumit tangan untuk melakukan 5 kali pukulan punggung di antara os. scapula. 3

Gangguan Respirasi

B. Di dada Pada Anak-Dewasa : Heimlich Maneuver Sadar 1. Berdiri di belakang korban dan meletakkan tangan di bawah ketiak korban, sehingga melingkari pinggangnya. 2. Meletakkan tangan (ibu jari di dalam) dan menempatkan sisi ibu jari pada garis tangan abdomen korban, diantara pinggang dan rongga dada. 3. Tangan lain memegang kepalan tersebut dan melakukan penekanan ke dalam dan ke arah diafragma. 4. Melakukan maksimal 5 kali dorongan, kemudian mengevaluasi setiap usaha. Tidak Sadar 1. Baringkan dalam posisi terlentang. 2. Berlututlah menghadap pasien sehingga paha pasien diapit paha penolong. 3. Letakan tumit tangan di proscessus xyphoideus. 4. Berikan hentakan lima kali ke arah dalam dan ke arah kranial. 5. Periksa mulut korban, apakah ada sesuatu yang keluar, dan segera bersihkan Dengan alat bantu Diterapkan pada saat penderita sendirian, postur penolong terlalu kecil untuk melakukan heimlich maneuver yang biasa. Prinsipnya gunakan ujung kursi/meja, yang statis atau sejenisnya untuk membantu menekan dada. Pada Anak yang lebih kecil : Chest Thrust 1. Mendudukkan korban dengan kondisi membungkuk. 2. Letakan tumit tangan di proscessus xyphoideus. 3. Berikan hentakan lima kali ke arah dalam dan ke arah kranial. 4. Periksa mulut korban, apakah ada sesuatu yang keluar, dan segera bersihkan Pada Bayi-Anak : Chest Thrust 1. Posisikan bayi pada salah satu lengan penolong, wajah mengarah ke atas, kepala lebih rendah dari tubuh. 2. Gunakan 2 jari penolong pada lengan yang lain untuk mendorong dada bayi ke arah kranial dan ke dalam. PERHATIAN Menurut buku Diklat TBM Janar Duta FK Unud dan sumber lainnya, pertolongaan pada bayi dan anak dilakukan Back Blow dahulu. Bila tidak berhasil, baru dilakukan Chest Thrust.

Gangguan Respirasi

You might also like