You are on page 1of 5

Kembalinya Orang-orang Yang Kalah Oleh : Drs.H.

Amliwazir Saidi

. . . 5 1 : ) . )
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidak berguna baginya hartanya, dan apa yang diusahakannya. Kelak dia akan masuk kedalam api ( neraka ) yang bergolak. Dan begitu pula isterinya, pembawa kayu bakar ( peneyebar fitnah ). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal. ( QS 109 : 1 5 ) Tentara Quraisy kembali ke Mekah dalam kelompok-kelompok kecil, yang diikuti oleh beberapa orang ysng berjalan sendiri-sendiri. Diantara yang pertama kali sampai di Mekah adalah kepala Bani Hasyim yang bernama Abu Sufyan. Yang saudaranya bernma Naufal tetawan dalam perang Badr yang baru saja dialaminya.Permusuhan antara Abu Sufyan dan Islam ( agama baru ketika itu ) betul-betul membuat dia tidak habis pikir kenapa bangsa Quraisy yang gagah berani kok bisa kalah, oleh pengikut agama baru yang dibawa Muhammad, padahal agama baru itu hanya sebuah kelompok kecil yang berjumlah sekitar 300 orang ???. Tetapi pengalamannya di perang Badr benar-benar membuatnya terguncang dan terpana. Pikiran pertama yang muncul di benaknya adalah berkunjung ke Kabah . Kebetulan disana sedang ada paman yang dicintainya yaitu Abu Lahab. Pamannya itu sedang duduk-duduk dalam tenda besarnya yang dikenal dengan tenda Zamzam . Melihat keponakannya datang Abu Lahab pun memanggilnya agar masuk dan duduk bersama di dalam tendanya. Kemudian ia menanyakan apa yang telah terjadi ?. Ceritanya begini kata Abu Sufyan !. Kami berhadapan dengan musuh sangat gigih dan tangguh. Mereka berbalik menyerang kami. Kami pun mundur. Tetapi mereka terus saja mengejar dan menyerang kami, dan mengambil tawanan dan barang-barang kami seenaknya. Kami tidak bisa menyalahkan pasukan kami, karena kami tidak hanya menghadapi tentara Muhammad, tapi juga pasukan asing yang berbaju putih-putih dengan kuda belang diantara langit dan bumi. Pasukan itu tidak menyisakan sedikit pun, hingga tak ada lagi yang bisa bertahan untuk melawan tentara Muhammad. Saat mendengar cerita Abu Sufyan yang sangat serius itu, Ummu Fadhil duduk bersama budak milik Ibnu Abbas yang bernama Abu Rafi, yang sedang membuat anak panah, di salah satu sudut tenda besar itu. Ummu Fadhil dan budak itu sudah masuk Islam secara rahasia. Tapi Abu Sufyan dan Abu Lahab tidak mengatahuinya. Meskipun demikian, ketika menguping cerita Abu Sufyan itu, Abu Rafi tidak mampu merahasiakan kegembiraannya mendengar kemenangan yang diperoleh umat Islam dalam perang Badar. Mendengar cerita pasukan berbaju putih-putih yang diceritakan Abu Sufyan, tanpa sengaja Abu Rafi menyeletuk dengan penuh kekaguman Mereka itu pasukan Malaikat .

Mendengat celetukan itu, Abu Lahab bangkit, lalu menampar dan memukul Abu Rafi, sehingga melukai wajahnya. Sang budak berusaha melawan pukul Abu Lahab, tapi sang budak lemah dan bertubuh lebih kecil dari Abu Lahab, yang berbadan gemuk lagi besar, maka Abu Rafi pun terjatuh roboh ke tanah. Ia pun berkali-kali-kali dipukuli dan diinajk-injak oleh Abu Lahab. Menyaksikan kekejaman Abu Lahab yang biadab itu, Ummu Fdhil segera mengambil sepotong kayu penopang tenda, lalu memukulkan sekeraskerasnya ke kepala Abu Lahab. Kepala Abu Lahab robek dan terluka parah yang tak mungkin disembuhkan dalam waktu singkat. Ummu Fadhil marah besar memaki Abu Lahab dengan kata-kata Seenaknya saja kami berbuat kejam dan biadab, kamu kira tidak ada majikan yang membelanya . Luka di kepala Abu Lahab membusuk, dalam waktu seminggu kemudian seluruh tubuhnya digerogoti luka borok yang sukar disembuhkan dan akhirnya luka borok itu mengantarkan Abu Lahab kepada kematian. Ketika berita kekalahan Quraisy di perang Badar semakin nyata, dan saat rasa kehilangan sanak saudara mulai terasa, ratapan kematian mereka pun mulai membahana. Majelis suku Quraisy mulai bersidang mengambil keputusan Mereka harus bersabar menahan diri. Karena Muhammad dan para pengikutnya pasti bersuka ria dengan kemenangan mereka. Kerabat kita yang tertawan diminta dan disepakti untuk menunda pembayaran uang tebusannya . Dengan banyaknya meninggal pemuka-pemuka suku Quraisy, kini Abu Sufyan dianggap oleh sebagian orang di suku Quraisy sebagai pemimpin Quraisy satu-satunya, yang dapat membangun kembali nama suku Quraisy dan membangkitkan kembali betung terandam. Abu Sufyan menjadi panutan suku Quraisy dan seolah-olah ingin memberi contoh kepada kaumnya tentang ketabahan dan kesabaran. Abu Sufyan becerita tentang ketabahannya, bagaimana ia kehilangan dua anak kesayangnnya dalam perang Badar. Yaitu Hanzhalah dan Amar. Yang pertama terbunuh dalam perang Badar dan yang kedua menajadi tawanan kaum muslimin di Madinah. Tetapi Abu Sufyan tetapi bersabar, karena yang mati tidak akan kembali, tapi yang ditawan harus ditebus. Sekarang biarkan saja dulu biar Amar ditawan kaum muslimin pengikut Muhammad. Biarlah Amar tinggal bersama kaum muslimin, hidup dan menjaganya. Kita harus sabar dan tabah menerima kekalahan ini. Dalam waktu dekat kita akan membalasnya, menyerang kota madinah dengan pasukan yang lebih kuat. Demikian Abu Sufyan memberi semangat kepada kaumnya agar kesedihan perang Badar tidak mengalahkan moral kaum Quraisy. Istri Abu Sufyan yang judes bernama Hindun. Tapi bukan ibu kandung Hanzhalah yang terbunuh dan Amar yang tertawan. Hindun dalam perang Badar telah kehilangan ayah kandungnya, Utbah dan Syaibah pamannya, serta Walid saudara laki-lakinya. Kendati pun mampu menahan kesabaran dan ratapannya, Hindun pun besumpah di depan Kabah Bila kelak Quraisy mampu melakukan pembalasan dendam terhadap tentara kaum muslimin, ia berjanji akan merobek-robek dada si pembunuh paman dan ayahnya dan akan mengunyah jantungnya . Demiakian sumpah dan janji Hindun di depan Kabah.

Sekarang kafilah yang kaya raya itu, yang dipimpin oleh Abu Sufyan dalam perang Badar telah tibah di Mekah dengan selamat. Majelis kaum Quraisy mengambil kesepakatan bahwa sisa-sisa pasukan yang mewah ini harus dibangun kembali.Kita harus membentuk pasukan yang kuat menjaga nama bangsa, harkat dan martabat nama leluhur.Sehingga pada suatu hari nanti, pasukan kaum muslimin dari Madinah tidak sewenang-wenang dan bersilantas angan kepada suku Quraisy dan menginjak-injak harga diri bangsa. Diantara pemuka Quraisy lain ada yang mengusulkan, agar kaum wanita dilibatkan dalam peperangan. Demi emansipasi wanita dan kesetraraan Gender serta menambah semangat daya juang dan kekuatan pasukan Quraisy. Usul itu mendapat persetujuan suara mayoritas dari pada Majelis kaum Quraisy. Disepakati pula dalam rapat majelis Quraisy terhormat itu, mereka mengutus beberapa delegasi kepada berbagai sekutu mereka di seluruh jazirah Arabia, meminta mereka untuk bergabung melawan umat Islam dari kota Madinah dibawah pimpinan Muhammad. Sekutu-sekutu mereka diyakinkan bahwa Muhammad dan pengikutnya yang membawa agama baru Al-Islam adalah musuh bersama kita. Oleh karena itu kita harus bersatu melawan dan menghancurkan musuh bersama itu. Mengenai aturan majelis Quraisy tentang penundaan pembayaran dana tebusan untuk para tawanan yang telah mereka sepakati , banyak masyarakat Quraisy yang tidak menghiraukannya. Banyak laki-laki Quraisy yang pergi ke Madinah membawa dana tebusan untuk mengambil sanak saudara mereka , ayah, anak dan sekutu-sekutu mereka. Tetapi Abu Sufyan tetap pada pediriannya, dia tidak mau menebus anaknya yang bernama Amar yang tertawan di Madinah. Namun ketika musim haji datang pada bulan ZulHijjah ia menangkap seorang laki-laki tua dari suku Aus dari Madinah, lalu menyanderanya. Kemudian ia berkirim pesan ke Madinah bahwa laki-laki tua akan dibebaskan jika Amar anaknya dibebaskan. Keluarga laki-laki tua itu, menjumpai nabi Muhammad SAW untuk menyetujui pertukaran tawanan tersebut.Begitulah perilaku orang-orang yang kalah. Creative Minority Hidup dan matinya sebuah peradaban kata Arnold Toynbee sangat ditentukan oleh semangat Iman dan spritualitas suatu agama. Beliau tidak menekankan kepada benturan antar peradaban ( clash of civilizations ), tetapi lebih menekankan kepada aspek peran dinamis agama dan spritualitas yang dihayati oleh penganutnya. Toynbee menyimpulkan banyak peradaban yang hancur dan mati karena bunuh diri dan bukan karena benturan dengan peradaban luar. Dalam study yang mendalam tentang kebangkitan dan kehancuran suatu peradaban, Toynbee menemukan bahwa agama dan spritualitas memainkan peranan sebagai kepompong ( chrysalis ) dan cikal bakal tumbuhnya suatu peradaban. Tumbuh dan berkembangnya suatu peradaban sangat ditentukan oleh peran suatu kelompok kecil yang kreatif yang disebut Toynbee dengan creative minorities . Kelompok kecil yang kreatif ini memiliki kualitas iman

yang kuat, motivasi agama yang luar biasa, suka bekerja keras, untuk mewujudkan suatu peradaban baru dari reruntuhan peradaban lama. Dalam cerita Al-Quran, betapa kelompok kecil kreatif dibawah pimpinan nabi Daud AS dapat mengalahkan pasukan Thalut yang besar luar biasa. Kerajaan diberikan kepada Daud AS bukan kepada Thalut yang gagah perkasa. Maka mereka ( kelompok kreatif minoritas ) mengalahkan tentara Jaluth dengan izin Allah. Dan Daud membunuh Jaluth. Kemudian Allah memberikan kepada Daud kerajaan, hikmah dan ilmu pengetahuan sesuai kehendak Allah. Oleh karena itu Allah berfirman : Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar ( QS 2 : 249 ). Dalam cerita kembalinya orang-orang yang kalah ada beberapa pelajaran yang dapat kita renungkan : 01). Ummu Fadhil bukanlah seorang pasukan angkatan perang yang luar biasa, apa lagi Abu Rafi hanyalah seorang hamba sahaya. Tapi kedua insan ini adalah manusia yang mempunyai semangat iman dan sprituslitas yang tinggi. Mereka menjadikan agama sebagai sebuah pilihan dan untuk itu mereka meyakini dengan sepenuh hati. Mereka menjadi creative minorities pada zamannya. Maka karena itulah mereka dapat mengalahkan Abu Lahab, seorang tokoh besar bangsa Quraisy yang diabadikan namanya dalam AlQuran. 02). Abu Sofyan dan Abu Lahab adalah tokoh besar bangsa Quraisy. Mereka memiliki pasukan besar dan mewah gagah perkasa. Tapi sayangnya mereka berjiwa kerdil, sulit menerima kekalahan dalam perang Badar. Hanya karena alasan Agama Muhammad adalah agama baru, dan dia adalah anak kemaren sore yang belum pantas di dengar ucapannya, dan pengikut agama baru itu hanya sebuah kelompok kecil yang berjumlah sekitar 300 orang. Jadi perilaku kedua tokoh ini angkuh dan sombong tidak menghargai kemenangan orang lain. Sikap angkuh dan sombong itulah yang menyebabkan kehancuran bangsa Quraisy ditangan Abu Lahab dan Abu Sofyan. Sifat angkuh dan sombong yang merusak peradaban manusia sebenarnya berasal dari ajaran syetan dan Iblis laknatullah alaih. Ketika Allah SWT mencoba mengkonfirmasi kepada Iblis apa yang menyebabkan dia tidak mau sujud kepada Adam. Iblis menjawab anaa khairun minhu saya lebih hebat dari pada Adam. Karena Adam Engkau Ciptakan dari tanah sedangkan saya Engkau Ciptakan dari api. Bukankah api lebih hebat dari tanah. Itulah karakter makhluk Iblis terkutuk yang diajarkannya sa mpai akhir zaman. ( QS 7 : 12 ). Jadi kalau kita ingin mengubah dunia, seorang muslim harus berani membalik karakater Iblis yang sombong dan merusak itu dengan kata Hua khairun minni Dia lebih baik dari saya . Artinya bersikap tawaadu, rendah hati dan akhlaqul karimah. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kepadaku untuk berperilaku tawadhu ( rendah hati ), sehingga seseorang tidak boleh melampaui batas-

batas hak orang lain dan berbangga-bangga terhdap saudaranya ( HR Muslim, Bulughul Maram hadits no. 1555 ). 03). Kemenangan perang Badar bagi ummat Islam bukanlah karena kehebatan umat Islam itu sendiri. Tapi karena mereka adalah kelompok kecil yang memiliki kualitas iman, semangat juang, kesabaran dan kesungguhan dalam menjalankan syariat agama. Karena iman, kesabaran dan kegigihan mereka itulah, Allah SWT memberikan pertolongan dengan bantuan malaikat dari langit sampai perjuangan itu dimenangkan. Sehingga Allah mengirimkan bantuannya berupa beribu-ribu malaikat secara berturut-turut ( QS 8 : 9 ). Dan digambarkan pula oleh Allah bagaimana perjuangan nabinya yang mulia itu : Dan ingatlah ketika engkau Muhammad berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuaran. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui ( QS 3 : 121 ) ( Judul dan Cerita disadur dari Buku Muhammad Rasulullah: Kisah Hidup Nyata Berdasarkan sumber Klasik, oleh Martin Lings ( Sirajuddin Abu Bakar ) halaman 245, Cetakan Serambi ).

You might also like