You are on page 1of 22

Universitas pendidikan indonesia 1 Praktikum fisika II

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA II HUKUM OHM, RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN RANGKAIAN RESISTOR PARALEL

I.

TUJUAN PERCOBAAN
A. HUKUM OHM Setelah melakukan percobaan ini Mahasiswa diharapkan

memahami hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu penghantar (Hukum Ohm). B. RANGKAIAN RESISTOR SERI Setelah melakukan percobaan ini Mahasiswa diharapkan dapat memahami sifat-sifat hambatan dan tegangan dua buah resistor yang dirangkai seri. C. RANGKAIAN RESISTOR PARALEL Setelah mellakukan percobaan ini Mahasiswa diharapkan

memahami sifat-sifat rangkaian paralel resistor.

II.

HASIL LAPORAN

A. HUKUM OHM
1. Teori Dasar Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadany.Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 2 Praktikum fisika II

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm. Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor

I=V/R

Menurut Hukum Ohm, arus yang melewati suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung pengahantar tersebut. Kesebandingan tersebut dapat diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstante kesebandingan yang disebut konduktansi.

I V I =G V

I = arus yanglewat penghantar, satuannya ampere (A) V = beda potensial ujung-ujung penghantar, satuannya

volt (V)

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 3 Praktikum fisika II

G = konduktansi penghantar, satuanya mho = (ohm)-1

Kebalikan konduktansi disebut resistansi (R), satuannya ohm. Jadi hukum Ohm dapat dituliskan menjadi :

I = G V = 1/R V = V/R

Penghantar yang konduktansinya besar biasanya disebut konduktor, sedangkan jika resistansinya yang besar sering disebut resistor.

Arus listrik mengalir antara dua titik pada penghantar jika ada beda potensial Kuat arus sebanding dengan beda potensial - Semakin besar beda potensial, semakin besar kuat arus listrik - Semakin kecil beda potensial, semakin kecil arus listrik - Kuat arus berbanding terbalik dengan hambatan - Hukum Ohm Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar. - Hambatan suatu penghantar adalah hasil bagi beda potensial dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar itu. Rumus :

V = I.R

atau

R = V/I

V = Tegangan (V) I = Kuat arus (A) R = Hambatan ()

Sebuah penghantar disebut mempunyai hambatan 1 ohm bila beda potensial 1 volt diantara ujung-ujung penghantar, menyebabkan kuat arus

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 4 Praktikum fisika II

yang mengalir melalui penghantar itu sebesar 1 ampere.

Satuan hambatan yang lain 1 Kilo Ohm ( K ohm) 1 Mega Ohm (M ohm) = = 103 106

Alat untuk mengukur hambatan disebut Ohmmeter. Biasanya Ampermeter, voltmeter, dan ohmmeter menjadi satu yang disebut Multimeter/ Avometer 2. Alat-alat Percobaan Kode KAL 60/5A PEO 502 KAL 99 PEO 359 01 PEO 359 02 GME 240 Nama Alat Catu daya Saklar SPST Kabel Penghubung Resistor 50 , 5W Resistor 100, 5W Multimeter digital Kertas mm (tidak tersedia) Jumlah 1 1 6 1 1 2 1

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan Arus dalam sebuah penghantar ditimbulkan oleh adanya tegangan (tekanan listrik) yang melalui penghantar. Dengan kata lain, arus ditimbulkan oleh tegangan. Dengan demikian dalam sebuah konduktor ada hubungan antara tegangan (V) dan arus (I). Tujuan percobaan ini menemukan hubungan tersebut . Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan (variasi) tegangan melalui penghantar yang disebut resistor dan mengukur arus yang ditimbulkan untuk setiap tegangan yang digunakan. Mengenai resistor dan resistensi Anda akan pelajari kemudian. Dengan mengubah-ubah tegangan, kita dapatkan arus untuk setiap nilai

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 5 Praktikum fisika II

tegangan. Untuk mencapai hal tersebut , kita harus mengukur pasangan tegangan dan arus. Hal ini dapat dilakukan dengan mempararelkan voltmeter dengan resistor, dan menghubungkan ammetervdan resistor secara seri.

4. Hasil Pengamatan, Hasil Perhitungan dan Grafik. Bagian I Tabel 10.1

No 1 2 3 4 5 6

V (volt) 2,13 3,95 5,8 7,89 9,72 11,82

I (ampere) 0,3 0,5 0,7 0,9 1,1 1,3

V/I 7,1 7,9 8,3 8,7 8,8 9,1

R1 = V1/I1 = 2,13/0,3 = 7,1 R2 = V2/I2 = 3,95/0,5 = 7,9 R3 = V3/I3 = 5,8/0,7 = 8,3 R4=V4/I4 = 7,89/0,9 = 8,7 R5=V5/I5 = 9,72/1,1 = 8,8 R6 = V6/I6 = 11,82/1,3 = 9,1

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 6 Praktikum fisika II

Gerafik Perbandingan antara tegangan (V) dan arus listrik (I)

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 5 10 15 Series1

Gerafik Perbandingan antara tegangan (V) dan hambatan (R)

Bagian II Tabel 10.2

No 1 2 3 4 5 6

V (volt) 2,1 3,9 5,7 7,8 9,7 11,7

I (ampere) 0,5 0,9 1,2 1,6 2,0 2,5

V/I 4,2 4,3 4,75 4,87 4,85 4,68

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 7 Praktikum fisika II

R1 = V1/I1 = 2,1/0,5 = 4,2 R2 = V2/I2 = 3,9/0,9 = 4,3 R3 = V3/I3 = 5,7/1,2 = 4,75 R4=V4/I4 = 7,8/1,6 = 4,87 R5=V5/I5 = 9,7/2,0 = 4,85 R6 = V6/I6 = 11,7/2,5 = 4,68

5. Kesimpulan Pada saat V (tegangan/bedapotensial) menaik maka I pun ikut menaik sebab arus dalam suatu rangkaian akan sebanding dengan tegangan dalam suatu rangkaian dan akan berbanding terbalik dengan hambatatan itulah bunyi hukum ohm. Nilai-nilai V/I hampir sama antara satu dengan yang lainya.

B. RANGKAIAN RESISTOR SERI


1. Teori Dasar Resistor adalah salah satu bagian dari komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon, yang mana resistor ini memiliki satuan Ohm ( = Omega). Rangkaian Resistor Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total akan semakin besar, artinya tegangan dapat terbagi-bagi dalam setiap

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 8 Praktikum fisika II

rangkaian. Di bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara seri.

Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus :

Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin kecil, artinya tegangan dalam setiap rangkaian sama. Di bawah ini salah satu contoh sederhana resistor yang dirangkai secara pararel.

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 9 Praktikum fisika II

KODE WARNA RESISTOR Kode warna resistor dapat disederhanakan seperti pada Gambar :

Apabila sejumlah resistor dengan hambatan R1, R2,, R3,....Rn, dihubungkan seri, arus yang sama I akan mengalir melalui setiap resistor. Jika tegangan setiap resistor berturut-turut adalah V1, V2,, V3,....Vn, menurut hukum Ohm V1 = R1I, V2 = R2I, V3 = R3I,....Vn = RnI. Tegangan seluruh resistor VR adalah: VR = V1+ V2+ V3+ ....+ Vn = (R1+ R2+....+ Rn)I Bila R adalah total hambatan dari semua resistor, menurut hukum Ohm RR = =(R1 + R2 + R3 +....+Rn )

Untuk dua buah resistor R1 dan R2 yang diserikan seperti pada Gambar 14.2, hambatan totalnya adalah: Rc= R1 + R2

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 10 Praktikum fisika II

Hukum Ohm Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan, yakni V= I.R. Sering hubungan ini dinamai hukum ohm. Akan tetapi, ohm juga menyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum ohm ini tidak seluruhnya benar. Hubungan V=I.R dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir didalamnya, sedangkan R adalah hambatan (Resistansi) Resistor tersebut. (Bueche). Hambatan suatu pengantar terhadap aliran muatan disebabkan oleh benturan yang sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak dengan atom-atom stasioner. Bila beda potensial diterapkan sepanjang kawat medan elektrik yang ditimbulkan menerapkan kakas pada setiap elektron didalam kawat. (Cromer, 1994) Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hokum Ohm.Ditemukan oleh George Simon Ohm dan dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simpel menjelaskan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan:

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 11 Praktikum fisika II

*Keterangan:
1) 2) 3)

Arus dinyatakan dengan Ampere, bersimbol I. Hambatan dinyatakan dengan ohm, bersimbol R. Tegangan dinyatakan dengan volt, bersimbol V atau E.

(Anonymous,2004).

2. Keselamatan Kerja Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Pastikan catu daya dalam keadaan mati. Susun rangkaian sesuai pada Gambar 14.1. Skema rangkaian di bagian atas, dan rangkaian sebenarnya digambarkan pada bagian bawah. Coba pahami kesamaan dua

gambartersebut. Catatan: Garis kontinyu menunjukkan hubungan pada keadaan awal percobaan, garis putus-putus menunjukkan hubungan berikutnya ketika langkah-langkah percobaan selanjutnya dimana garis putus-putus

diperlukan! Sebelumnya voltmeter dihubungkan untuk mengukur tegangan di R1 yang ditunjukkan sebagai V1. Pilih tegangan keluaran 2 V DC dari catu daya, dan atur batas ukur voltmeter 20V DC dan ammeter 200 mA DC.

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 12 Praktikum fisika II

3. Langkah Percobaan dan Alat-alat Percobaan Alat-alat Percobaan

No 1 2 3 4 5 6 7

Kode KAL 60/5A PEO 502 PEO 359 01 PEO 359 02 PEO 460 02 GME 240 KAL 99

Nama Alat Catu Daya Saklar SPST Resistor 50 , 5 W Resistor 100 , 5 W Jepit buaya bersoket Multimeter digital Kabel penghubung

Jumlah 1 1 1 1 2 2 8

a. Nyalakan catu daya, tutup saklar rangkaian dan nyalakan multimeter digital. Jika perlu, atur batas ukur voltmeter dan ammeter agar memberikan pembacaan yang lebih baik.

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 13 Praktikum fisika II

b. Baca arus I dari ammeter dan tegangan di R1,V1. Catat nilai-nilainya pada Tabel 14.1. c. Pindahkan probe voltmeter ke V2, yaitu tegangan di R2. Catat nilainilainya pada Tabel 14.1. d. Sekarang ukur tegangan gabungan VR di R1 dan R2 yang digabung. Untuk melakukan ini, pindahkan probe voltmeter hitam ke titikA dan probe merah ke titik C. e. Baca tegangan (VR) dan catat nilainya pada Tabel 14.1. Hambatan antara titik A dan C akan disebut RR(untuk hambatan gabungan R1dan R2). f. Dari data yang diperoleh, hitung R 1 , R2, dan RR dan catat hasilnya pada Tabel 14.1. g. Bandingkan R1 + R2 dengan RR! Kesalahan percobaan yang dibolehkan sekitar 10%, apa yang dapat Anda katakan mengenai nilai R1 + R2 dan nilai RR?Apakah sama atau tidak? h. Bandingkan V1 + V2 dengan VR! Kesalahan percobaan yang dibolehkan sekitar 10%, apa yang dapat Anda katakan mengenai nilai V1 + V2 dan nilai VR?Apakah sama atau tidak? i. Matikan saklar rangkaian dan pilih tegangan keluaran catu daya 4 V. j. Nyalakan saklar rangkaian dan ulangilangkah-langkah b sampai h, dan jawab pertanyaan seperti di gdan h. k. Matikan saklar rangkaian dan pilih tegangan keluaran catu daya 6 V. l. Ulangi langkah j. Ingat bahwa R1 dan R2 membagi tegangan VR menjadi dua tegangan yaitu V1 dan V2. Karena alasan ini, dua buah resistor yang diserikan sering disebut pembagi tegangan.

4. Hasil Pengamatan dan Hasil Perhitungan: 1. Tabel 14.1

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 14 Praktikum fisika II

Tegang an Catu Daya (V) 2 4 6

I (A )

V1 (V )

V2 (V )

V R (V )

R1+R 2

V1+ V2

2. Perhitungan Rangkain Resistor Seri Tegangan Catu daya 2 V:

Tegangan Catu daya 4 V:

Tegangan Catu daya 6 V:

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 15 Praktikum fisika II

5. Kesimpulan Rangkaian Resistor Seri Dari hasil pengamatan di atas kita dapat tarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil penjumlahan resistansi pada catu daya 2 V hampir sama (kesalahan 0,69%) dan hasil penjumlahan tegangannya sama (kesalahan 0%). Hasil penjumlahan resistansi pada catu daya 4 V sama (kesalahan 0%) dan hasil penjumlahan tegangannya hampir sama (kesalahan 0,25%). Hasil penjumlahan resistansi pada catu daya 6 V sama (kesalahan 0%) dan hasil penjumlahan tegangannya hampir sama (kesalahan 0,17%). Dengan demikian, hasil praktikum rangkaian resistor seri ini sudah hampir sesuai dengan hasil yang diharapkan dimana sifat-sifat rangkaian seri resistor ini sudah terpenuhi. Kesalahannya pun relatif kecil, tidak mencapai 1% sehingga masih ada dalam batas-batas yang diizinkan (kesalahan maksimal 10%).

C. RANGKAIAN RESISTOR PARALEL

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 16 Praktikum fisika II

1. Alat-alat Percobaan

No 1 2 3 4 5 6 7

Kode KAL 60/5A PEO 502 PEO 359 01 PEO 359 02 PEO 460 02 GME 240 KAL 99

Nama Alat Catu Daya Saklar SPST Resistor 50 , 5 W Resistor 100 , 5 W Jepit buaya bersoket Multimeter digital Kabel penghubung

Jumlah 1 1 1 1 2 2 8

2. Teori Dasar Bila dua buah komponen atau lebih dihubungkan paralel dalam sebuah rangkaian, komponenkomponen tersebut akan memiliki tegangan V yang sama. Arus yang melalui komponen-komponen tersebut akan terpecah dan akan mengalir pada setiap komponen yaitu I, I, dan Skema rangkaian pada Gambar 1 menunjukkan tiga buah resistor yang dirangkai paralel, semuanya memiliki tegangan yang sama V, dan arus terbagi menjadi I, I2 dan I3

Gambar 1.

Dan hukum Ohm dapat diturunkan hubungan persamaan hambatan gabungan dengan R 1 , R 2 , R 3 ,, yang dihubungkan paralel. Lih. Hasilnya adalah

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

B TANA; ITR

Universitas pendidikan indonesia 17 Praktikum fisika II

Untuk dua buah resistor R1, dan R2, yang diparalelkan, persamaannya menjadi = + .. (1)

Dan menurut hukum Kirchoff I = I1 + I (2)

3. Persiapan Percobaan Pada percobaan iniAnda akan menyelidiki hambatan gabungan dua buah resistor yang diparalelkan dan pembagian arus pada setiap resistor. Hambatan resistor dalam kit ini tertulis 100 dan 50. Untuk scat ini nilai-nilai tersebut harap diabaikan, Anda akan menemukan hambatan berdasarkan percobaan dan perhatikan apakah nilai-nilai yang tercetak kira-kira sama dengan apa yang Anda dapatkan dari percobaan. Susun rangkaian seperti pada Gambar 16.2. Skema rangkaian di sebelah kin dan rangkaiansebenarnya di sebelah kanan. Coba fahami kesamaan skema dengan rangkaian sebenarnya. Dua buah resistor dihubungkan paralel. Untuk mengamati arus yang mengalir dalam rangkaian, kita gunakan tiga buah multimeter digital sebagai ammeter dan akan dihubungkan untuk mengukur arus induk I dan arus yang mengalir pada stiap resistor seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Arus itu berturut-turut adalah I1 dan I2 Akan tetapi kita perlu mengetahui tegangan resistor-resistor tesebut ketika arus mengatir melaluinya, sedangkan kita hanya memiliki 3 buah multimeter. Oleh karena itu, untuk sementara kits akan menggunakan satu buah multimeter sebagai voltmeter, untuk mengukur tegangan baterai pada saat rangkaian terbuka dan pada saat rangkaian tertutup. Sebagai alternatif, untuk percobaan yang tidak terlalu akurat, anda dapat mengasumsikan bahwa tegangan 1 buah baterai adalah 1,5 V, dan dua buah baterai

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 18 Praktikum fisika II

yang diserikan akan memiliki tegangan 3V. Disini,kitaakan melakukan percobaan yang lebih akurat.

Gambar .2. 4. Langkah-langkah Percobaan 1. Langkah pertama: a. Cabut ammeter yang sekarang terhubung untuk mengukur arus induk, ubah ammeter tersebut menjadi voltmeter yang dapat mengukur tegangan hingga 3 V (gunakan batas ukur 20 V). b. Hubungkan voltmeter dengan baterai seperti pada Gambar .3. Baca tegangan terbuka (GGL) E satu baterai. Catat E pada Tabel .1. c. Tutup saklar dan baca tegangan baterai V. Catat tegangan terminal V pada Tabel .1! d. Buka saklar dan atur kembali multimeter digital ke fungsi ammeter, dan hubungkan untuk mengukur arus induk I seperti pada Gambar .2.

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 19 Praktikum fisika II

Gambar .3. e. Tutup saklar dan baca Il2dan /. Catat nilainya pada Tabel .1. f. Buka saklar dan dari data yang diperoleh hitung R,, R, dan F2, (R, adalah hambatan gabungan R1, dan R2). Juga hitung I1, + I2 Catat nilainya pada Tabel .1. 2. Langkah kedua: a. Tambahkan satu buah baterai ke dalam rangkaian yang diserikan dengan baterai sebelumnya. b. Ulangi langkah a sampai f pada langkah pertama 3. Langkah analisa: Analisislah data pada Tabel .1. Berdasarkan analisis Anda coba jawab pertanyaan berikut, sandarkan jawaban Anda pada data. a. Bagaimana nilai hambatan resistor secara percobaan dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan? Gunakan nilai rata-rata percobaan R untuk setiap resistor. b. Bagaimana nilai R,jika dibandingkan dengan R, dan R,. Apakah R, selalu lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan R, atau R,. c. Bagaimana nilai I dibandingkan dengan (I1, + I2,) pada Bagian 1 begitu Juga pada Bagian II. Apakah I sangat berbeda dari (I1, + I2,), hampir sama atau sama?

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 20 Praktikum fisika II

d. Periksa kesesuaian persamaan 1 dan 2 dengan hasil percobaan yang diperoleh (Periksa kembali kebenaran persamaan tersebut). 5. Data Hasil Praktikum dan Hasil Perhitungan Tabel .1.

E (V)

V (V)

I1 (A)

R1 = ()

I2 (A)

R2 =

I1 + I2 (A)

I (A)

Rc = ()

() 2 4 2.27 4.19 0.0226 0.0418 100.44 100.23 0.0448 0.0826 50.66 0.0674 50.73 0.1244 0.0621 0.1145 36.55 36.59

6. Pembahasan dan Perhitungan 1. Tegangan Catu daya 2 V: R1 = R2 = = 2.27 / 0.0226 = 100.44 = 2.27 / 0.0448 = 50.66

Rc = = 2.27 / 0.0621 = 36.55 = + = +

Rc = 33.69 = I1 + I2 = 0.0266 + 0.0448 = 0.0674 A + hampir sama dengan Rc =

I1 + I2 hampir sama dengan I 2. Tegangan catu daya 4 V: R1 = R2 = = 4.19 / 0.0418 = 100.23 = 4.19 / 0.0826 = 50.73

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 21 Praktikum fisika II

Rc = = 4.19 / 0.0.1145 = 36.55 = + = +

Rc = 33.68 = I1 + I2 = 0.0418 + 0.0826 = 0.1244 A + hampir sama dengan Rc =

I1 + I2 hampir sama dengan I

7. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari hasil praktek bahwa = + hampir sama dengan Rc =

dan I1 + I2 hampir sama dengan I . jadi hasil pengukuran dengan persamaa hasilnya hamper mirip. Perbedaan yang sedikit timbul itu dikarenakan kurang tepatnya atau kurang efektifnya alat ukur, selain itu juga di sebabkan arus listrik yang mengalir dari PLN selalu berubah atau tidak tetap.

2. Saran Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan periksa dulu semua perlengkapan dengan cermat dan teliti, agar pada saat praktikum tidak ada alat yang rusak yang mengakibatkan proses praktikum terhambat

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

Universitas pendidikan indonesia 22 Praktikum fisika II

III. PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA Bueche, Frederich. (2006).Fisika Universitas Edisi ke 10.Erlangga.
http://hukum ohm.com/ http://rangkaian seri .com/ http://rangkaian paralel/heat_treat_answers.html http://www.rangkaian elektronika dasar.html

Hukum ohm, Rangkaian sresistor seri dan Rangkaian Resistor Paralel

You might also like