You are on page 1of 47

LAPORAN SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL TIPE COMMON RAIL DAN ELECTRONIC DIESEL CONTROL Laporan ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Bahan Bakar Diesel II Oleh :

Nama : MOCHAMAD ZAINUDIN Kelas : 2A D4 OTOMOTIF ELEKTRONIK No NIM : 12 : 0841220007

JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG 2010

SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL A. URAIAN 1. PENGERTIAN DAN FUNGSI Common Rail adalah jenis sistem bahan bakar modern yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pipa rel (rail) dan pengaturan timing injeksi bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang diinjeksikan menggunakan sistem elektrik terpadu. Sistem bahan bakar common rail biasa disebut dengan CRFIS (Common Rail Fuel Injection System) atau CRICS (Common Rail Injection Control System).

Fungsi common rail adalah : Menyediakan bahan bakar terhadap engine Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta mendistribusikannya ke masing-masing silinder Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi yang tepat / presisi 2. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah : o Pre-supply pump o High-pressure pump o High-pressure accumulator (rail) o Pressure-control valve o Rail-pressure sensor a. Pre Supply Pump (Pompa pengalir) Fungsi : 1) Menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa tekanan tinggi Letaknya berada didalam tangki bahan bakar o Injectors o ECU with sensors o Pressure-limitter valve o Flow limiter

Pre Suply Pump ada dua jenis, yaitu : 1. Tipe mekanik o Menggunakan putaran engine umtuk memutar drive gear o Pengiriman jumlah bahan bakar proporsional sesuai putaran engine o Terdapat shut off elektromagnetis untuk menutup saluran

Suctio n

Discharg e

2. Tipe elektrik

Elecric motor Terdiri dari : o Roller cell pump

Nonreturn valve

Roller cell digerakkan oleh elecrik motor o Electric motor o Non-return valve b. High Pressure Pump

Inlet valve

Cara kerja

o Ketika plunyer bergerak ke bawah, katup inlet terbuka sehingga bahan bakar masuk ke ruangan pompa.

o Pada posisi titik mati bawah dan plunyer mulai bergerak naik, katup tertutup karena katup ini jenis katup satu arah, dan bahan bakar

terkompresi akibat plunyer yang bergerak naik, sehingga bahan bakar terdorong keluar. o Terdapat electromagnetic switch off yang berfungsi untuk menghentikan aliran bahan bakar saat engine stop. c. High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

Fungsi

o Menyimpan bahan bakar o Mencegah terjadinya fluktuasi tekanan bahan bakar Kontruksi :

o Rail dibuat dari pipa baja tempa o Diameter dalam kira-kira 10 mm o Panjang rail antara 280-600 mm o Volume bias dibuat sekecil mungkin dan sebesar yang diperlukan

d. Pressure Control Valve

Fungsi o

: Menjaga tekanan didalam pipa rail agar selalu pada keadaan konstan

Pada Pressure Control Valve dalam kerjanya dilengkapi dengan sebuah sensor tekanan rail (Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah : o o Memeriksa/mengukur tekanan di dalam pipa rel Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU

(Control system) Data dari ECU nanti yang akan menentukan kerja dari Pressure Control Valve sebagai pengatur/penjaga tekanan didalam pipa rel. Pembagian Tekanan pada Common Rail tiap-tiap generasi : 1) Generasi Pertama (I) (1997) Tekanan injeksi Aplikasi Digunakan kali pertama 2) Generasi Kedua (II) (1999) Tekanan injeksi : 1,400 bar : 1,350 bar : Kendaraan penumpang : Alfa Romeo dan Mercedez Benz

Aplikasi Digunakan kali pertama 3) Generasi Kedua (II) (2001) Tekanan injeksi Aplikasi Digunakan kali pertama 4) Generasi Kedua (II) (2002) Tekanan injeksi Aplikasi Digunakan kali pertama 5) Generasi Ketiga (III) (2003) Tekanan injeksi Aplikasi Digunakan kali pertama e. Injector Fungsi :

: Truck : Renault (RVI). : 1,600 bar : Kendaraan penumpang : Volvo and BMW : 1,600 bar : Truck : MAN : 1,600 bar : Kendaraan penumpang : Audi

o Untuk menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang tepat kedalam ruang bakar pada waktu (timing injection) yang tepat.

Pada injector terdapat beberapa komponen utama, yaitu : o 2/2 electromagnetic servo valve o Nozzle o Valve control chamber o Return line Gaya-gaya yang diperlukan untuk perbaikan fungsi dari injector adalah : o Gaya pegas nozzle o Gaya pegas katup o Gaya elektromagnet o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada valve control chamber

o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada jarum nozzle Contoh penampang injektor dan bagian-bagiannya :

f. ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC (Electronic Driver Control) ECU mengontrol dan memonitor system injeksi secara menyeluruh Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan secepat mungkin

Rail-Pressure Sensor

Cara kerja Rail-Pressure Sensor adalah : o Ketika bahan bakar memasuki pipa rail dan melewati RailPressure Sensor, tekanan tersebut akan menekan diafragma sensor sebesar tekanan yang ada. o Elemen sensor (semikonduktor device) akan merubah pembacaan dari diafragma sensor tadi menjadi sinyal elektrik yang selanjutnya dikirimkan ke ECU untuk diproses. o o Perubahan tekanan untuk pergerakan diafragma sebesar 1 Pada skala pengukuran utama, akurasi pengukurannya kiramm kira-kira adalah 1500 bar. kira adalah 2% dari skala penuh. Sensor-sensor lain yang diperlukan adalah :

o sensor o o

Crankshaft-speed Camshaft sensor Accelerator-pedal

o sensor o o sensor o

Boost pressure CoolantAir temperature Air mass meter

temperature sensor

traveler sensor

g. Pressure-Limitter Valve (komponen tambahan)

Fungsi dan cara kerja : o Untuk membatasi tekanan yang ada dalam pipa rel agar tidak berlebihan .

Cara kerjanya adalah sama dengan cara kerja dari

overpressure valve, yaitu Pressure limiter valve dipasang pada ujung pipa rel dan dihubungkan dengan saluran pengembali bahan bakar. o Apabila terdapat tekanan yang berlebih pada pipa rel, Pressure limiter valve akan membatasi tekanan dengan cara membuka saluran pengembali bahan bakar. o bar). Tekanan yang dijinkan dari Pressure limiter valve adalah maksimum sekitar 1500 (untuk kendaraan baru dapat mencapai 1800

h. Flow Limiter (komponen tambahan) Fungsi o o : Untuk mencegah terjadinya injeksi yang berlanjut ketika Cara kerjanya adalah Flow limiter akan menutup saluran ke terjadi ganguan salah satu injector membuka terus. injector segera setelah bahan bakar keluar dari pipa rel apabila terjadi ganguan tersebut. 3. CARA KERJA Pada dasarnya, pembagian kerja common rail dibagi tiga skema, yaitu :

S u
C L o w O M

b
M

f u
O N

c t i o n
R A I L

s
F

p H r ei g s h s

u p E r r e eC

s c U s i r u cw r u ei t

a. Low-Pressure Circuit Low-pressure circuit bertujuan untuk mengalirkan bahan bakar menuju High-pressure circuit. Aliran bahan bakar pada low-pressure circuit adalah : Saluran Fuel Pre-supply Fuel pengembali tank pump filter bahan bakar

o Bahan bakar dialirkan dari tangki bahan bakar oleh pre-supply pump menuju ke pompa tekanan tinggi melewati saringan bahan bakar. b. High-Pressure Circuit High-pressure circuit berfungsi untuk membangkitkan tekanan tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector. Aliran bahan bakarnya pada highpressure circuit adalah : High pressure pump Injector s Pressure-control valve Saluran tekanan tinggi Rail (pipa rel) Rail pressure sensor

o Bahan bakar dari sirkuit tekanan rendah masuk ke pompa tekanan tinggi. o Didalam pompa tekanan tinggi ini, tekanan bahan bakar dibangkitkan/dinaikkan menjadi tekanan tinggi. o Bahan bakar bertekanan tinggi tadi akan melewati pressure control valve yang berfungsi untuk mengontrol/mengatur tekanan bahan bakar sesuai dengan kondisi yang ada (berdasarkan ECU). o Selanjutnya, bahan bakar bertekanan tinggi masuk ke pipa rel (High accumulator rail). Tekanan dalam pipa rel bisa mencapai maksimal 1350 atau 1500 bar (untuk kendaraan baru bisa mencapai 1800 bar). o Pada pipa rel dilengkapi dengan rail-pressure sensor untuk mendeteksi tekanan yang ada didalam pipa rel tersebut dan kemudian dikirimkan ke ECU dalam bentuk sinyal elektrik (impuls). o Diujung pipa rel juga terdapat Pressure-limitter valve (katup pembatas tekanan). Apabila tekanan didalam pipa rel berlebihan, tekanan bahan bakar tadi mampu membuka katup yang berhubungan dengan saluran pengembali, sehingga bahan bakar akan mengalir ke saluran pengembali bahan bakar. o Tekanan yang didijinkan oleh Pressure-limitter valve didalam pipa rel adalah maksimal 1350, 1500 atau 1800 bar tergantung jenis kendaraan. o Bahan bakar bertekanan tinggi selanjutnya mengalir ke injektor untuk diinjeksikan kedalam ruang bakar. Penginjeksian bahan bakar pada injektor tergantung ECU sesuai urutan saat penyemprotan.

o Pada injektor juga terdapat saluran pengembali bahan bakar untuk mengembalikan sisa bahan bakar yang tidak diinjeksikan. c. ECU dan Sensor-Sensor Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC ECU mengontrol dan memonitor sistem injeksi secara menyeluruh Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses (Electronic Driver Control)

yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan secepat mungkin. Railpressure sensor

ECU dan EDC Seperti yang diketahui diatas, sensor-sensor yang digunakan pada sistem common rail diantaranya : o sensor o o Camshaft sensor Accelerator-pedal Crankshaft-speed o sensor o Coolanttemperature sensor Boost pressure

traveler sensor

o sensor

Air temperature

Air mass meter

a. Crankshaft-speed sensor Berfungsi untuk mendeteksi seberapa kecepatan yang dihasilkan dari poros engkol. b. Camshaft sensor Berfungsi untuk mendeteksi posisi dari camshaft. c. Accelerator-pedal traveler sensor Berfungsi untuk mendeteksi seberapa sudut yang dihasilkan dari penekanan pedal gas (pedal akselerasi). d. Boost pressure sensor Berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara dalm intake manifold. e. Coolant-temperature sensor Berfungsi untuk mendeteksi seberapa suhu/temperature dari air pendingin untuk menegetahui suhu engine. f. Air temperature sensor Berfungsi untuk mendeteksi suhu/temperature dari udara masuk. g. Air mass meter Berfungsi untuk mendeteksi massa udara yang masuk. Berdasarkan data-data dari sensor-sensor tersebut, ECU kemudian menghitung dan mengolah data-data seperti banyaknya bahan bakar yang telah

diinjeksikan, awal waktu injeksi, waktu/durasi injeksi, dan sebagainya, sehingga akan menghasilkan komposisi sistem injeksi yang sangat akurat. Contoh dari sistem control elektronik :

Caterpillar Common Rail Control Device Caterpillar Common Rail Technologi

Contoh perhitungan sensor pada poros engkol :

Contoh mikrokontroler yang digunakan pada ECU :

Contoh bentuk-bentuk sinyal elektronik (impuls)

4. TEKNOLOGI COMMON RAIL PADA KENDARAAN AUDI 4.2 I V8 TDI

Teknologi common rail yang diterapkan pada kendaraan AUDI 4.2 I V8 TDI adalah sistem common rail generasi yang diterapkan pada kendaraan penumpang. Penerapan sistem generasi ketiga ini pada AUDI dimulai pada tahun 2003 yaitu pertama kalinya sistem jenis ketiga digunakan. Spesifikasi kendaraan : Engine code Type of engine : BVN : V8 diesel engine 90 vee angle

Displacement in cm3

: 4134 : 240 (326) : 650 at 1600 to 3500 RPM : 83 : 95.5 : 16,4 : 1 : 90 : 15486372 : 255 : Bosch EDC-16CP+ common rail injection : Water-cooled EGR : Two oxidising catalytic converters, : EU IV

Max. power output in kW (bhp) Max. torque in Nm Bore in mm Stroke in mm Compression ratio Cylinder spacing in mm Firing order Engine weight in kg Engine management

system up to 1600 bar with 8-port piezoelectric injectors Exhaust gas recirculation system Exhaust emission control Exhaust emission standard 5 4

Two maintenance-free diesel particulate filters

8 7 9 10

2 High-pressure 200-1600 bar 1

Return pressure from injector 10 -11 bar

Supply pressure max. 1.8 bar Return pressure max. 1.8 bar Keterangan : 1. Fuel tank module with suction jet pump, non-return valve and prefilter fuel pump (pre-supply pump) 2. Fuel filter with water separator 3. High-pressure pump 4. Fuel temperature sender 5. Rail element, cylinder bank I 6. Rail element, cylinder bank II 7. Injectors 8. Retention valve 9. Temperature-dependent switchover 10. Fuel cooler (air) on vehicle underbody a. Tangki bahan bakar menggunakan double tangki yang dilengkapi dengan pre- supply pump

Pre-supply pump mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi dengan tekanan 0,8-1,8 bar. b. High-pressure pump unit

Unit : 1. High-pressure pump 2. Fuel metering valve (fuel metering unit fuel metering unit) 3. Mechanical fuel pump 4.5-6.2 bar 3 2 1 High pressure pump berfungsi untuk membangkitkan tekanan tinggi dari supply tekanan rendah sampai pada injektor. Awalnya, pompa mekanik (mechanical fuel pump) mengalirkan bahan bakar ke sisi pompa tekanan tinggi dengan tekanan antara 4,5 6,2 bar. Pompa tekanan tinggi menggunakan tiga piston yang terletak di dalam inner chamber dan digerakkan oleh puli intake camshaft yang tersambung dengan sabuk bergigi, mengalirkan bahan bakar ke pipa rel hingga ke injektor dengan tekanan tinggi (maksimal 1600 bar). c. Fuel pressure regulating valve (katup pengatur tekanan bahan bakar) Pada pipa rel dilengkapi dengan katup pengatur tekanan bahan bakar yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol tekanan tinggi didalam pipa rel yang kerjanya tergantung dari output sinyal elektrik dari ECU. Tekanan yang dijinkan didalam pipa rel adalah maksimal 1600 bar. Iron plate

Armatur e Valve seat ball

Compression spring d. Rail (Pipa rel) Rail 1 Injekto r Rail 2

Pipa rel yang digunakan adalah dua buah pipa rel yang masing-masing melayani empat injektor (Rail 1 untuk injektor 1-4 dan rail 2 untuk injektor 5-8). Pipa rel berfungsi untuk menampung bahan bakar dengan tekanan tinggi yang konstan sebelum dialirkan ke injektor. Tekanan maksimal yang diijinkan adalah 1600 bar, dengan saluran kembali bahan bakar yang mengurangi tekanan bahan bakar apabila terjadi tekanan berlebih.

High pressure line Cap nut Restrict or Rai l

e. Injektor Injektor yang digunakan pada sistem common rail yang diterapkan pada AUDI adalah tipe piezoelectric injector model multi hole (7-8 hole).

Keunggulan injektor jenis ini adalah : Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali tiap siklus kerja injeksi. Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan bahan bakar.

Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat tinggi). Piezoelectric injector membutuhkan tegangan pembangkit sebesar 110-148

V melalui sebuah kapasitor yang ada pada control unit. 5. KESIMPULAN a. Sistem injeksi common rail adalah sistem injeksi bahan bakar diesel modern yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pipa rel (rail) dan pengaturan timing injeksi bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang diinjeksikan menggunakan sistem elektrik terpadu. b. Fungsi common rail adalah : Menyediakan bahan bakar terhadap engine Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu

serta mendistribusikannya ke masing-masing silinder injeksi yang tepat / presisi c. Komponen utama dari sistem common rail adalah : Pre-supply pump High-pressure pump High-pressure accumulator (rail) Pressure-control valve Rail-pressure sensor Injectors ECU with sensor

d. Cara kerja sistem common rail pada dasarnya dibagi tiga skema, yaitu : Low-pressure sirkuit yang bertujuan untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki ke high-pressure sirkuit. High-pressure sirkuit yang bertujuan untuk membangkitkan tekanan tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector. Tekanan yang dibangkitkan maksimal yang diperbolehkan adalah 1350 atau 1500 atau bahkan 1800 bar.

ECU dan Sensor untuk mengontrol dan memonitor kerja sistem injeksi secara keseluruhan.

e. Tekanan bahan bakar didalam pipa rel sangat tinggi dan dijaga agar selalu konstan dengan sebuah katup pengatur tekanan yang terintegrasi dengan control unit (ECU). f. Kendaraan AUDI 4.2 L V8 TDI menggunakan sistem injeksi common rail generasi ketiga yang dipakai pada kendaraan penumpang. g. Sistem injeksi common rail AUDI 4.2 L V8 TDI ini menggunakan : Tekanan sistem injeksi mencapai 1600 bar. Injektor yang digunakan adalah jenis piezoelectric injector multi hole dengan lubang 8 port, dan memiliki keunggulan : o o o Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang mengawali tiap siklus kerja injeksi. tekanan bahan bakar. sangat tinggi).

ELECTRONIC DIESEL CONTROL (EDC) SISTEM KONTROL DIESEL ELEKTRONIK

APLIKASI (PENGGUNAAN) Perkembangan dari mesin diesel dibuat dengan mengutamakan syarat-syarat agar menghasilkan gas buang yang bersih, meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan mengoptimalkan kemampuan berkendara. Syarat-syarat tersebut meningkat sebanding dengan meningkatnya sistem injeksi bahan bakar, yang dinamakan : Sensitif control Kemampuan untuk memproses parameter tambahan Memperkecil toleransi dan meningkatkan akurasi bahkan pada waktu pengoperasian yang sangat lama. Syarat-syarat tadi ditangani oleh Sistem Kontrol Diesel Elektronik (EDC). Sistem ini menyediakan pengukuran elektronik sebaik mungkin untuk pemroses data, dan pengontrol putaran dengan menggunakan actuator elektronik. Sebagai perbandingan, seperti governor mekanik konvensional, oleh karena itu EDC menerapkan teknologi baru dan meningkatkan fungsi dari pengontrol. Pada mesin diesel, karakteristik pengoperasian dan pembakaran dipengaruhi oleh : Jumlah penginjeksian bahan bakar Awal mulai penginjeksian Pensirkulasian gas buang Tekanan udara masuk

Aspek-aspek yang dikontrol tersebut harus disesuaikan secara optimal untuk setiap kondisi kerja agar memastikan efisiensi kerja mesin diesel. Pada akhirnya, EDC mengontrol putaran sebagai parameter utama. PEMBAGIAN SISTEM Pengontrol elektronik pada dasarnya dibagi dalam tiga bagian, yaitu : 1. Sensor-sensor untuk membaca kondisi pengoperasian. Besarnya perubahan mekanik diubah dalam berntuk sinyal elektronik.

2. Unit pengontrol elektronik (ECU) dengan mikroprosesor yang akan memproses informasi sesuai dengan spesifik control logaritma dan mengeluarkan kembali sinyal elektronik. 3. Aktuator yang mengubah sinyal elektronik keluaran dari ECU menjadi perubahan mekanis.

KOMPONEN-KOMPONEN a. Sensor Posisi dari tuas akselerasi dan tuas pengontrol pada pompa injeksi terukur dari sensor sudut. Itu menggunakan metode kontak/sentuhan ataupun tanpa kontak/tanpa sentuhan. Kecepatan mesin dan TMA terukur dari sensor induksi. Sensor dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan stabilitas jangka panjang digunakan untuk pengukuran tekanan dan suhu.

Awal waktu injeksi terukur oleh sensor yang terintegrasi langsung pada pemegang nozzle dan yang mendeteksi awal waktu injeksi adalah dengan indikasi pergerakan jarum nozzle.

b. Unit Kontrol Elektronik (ECU) ECU adalah sistem teknologi digital. Mikroprosesor dengan sirkuit input dan outputnya adalah jantung dari ECU. Sirkuit ini dilengkapi dengan unit memori dan peralatan untuk mengubah sinyal dari sensor menjadi perubahan yang sesuai dengan computer. ECU terpasang pada ruang penumpang untuk melindungi dari pengaruh luar. Terdapat beberapa perbedaan penyimpanan data pada ECU, dan perbedaan itu tergantung fungsi dari masing-masing parameter, seperti Beban, kecepatan mesin, temperature air pendingin, jumlah udara dan sebagainya. Itu juga bertujuan untuk perlindungan. Input dan output adalah sirkuit pendek dan terlindung dari sinyal yang palsu/salah dari sistem elektronik kendaraan. Perlindungan terhadap

sirkuit dan pelindung mekanis menyediakan sebuah EMC tingkat tinggi (Electromagnetic Compability) melawan gangguan dari luar. Aktuator solenoid untuk pengontrol jumlah bahan bakar yang dimasukkan Aktuator solenoid (aktuatur putar) menggunakan tuas pengontrol melewati sebuah poros. Sama seperti governor mekanik pada pompa injeksi, saluran pemutus terbuka atau tertutup berdasarkan posisi tuas pengontrol. Pemasukan jumlah bahan bakar dapat diatur anata nol sampai maksimum (misal untuk start dingin). Menggunakan sensor sudut (seperti potensiometer), sudut aktuator putar dari putaran, dan posisi dari tuas pengontrol, dilaporkan kembali ke ECU dan digunakan untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sama seperti pada kecepatan mesin. Ketika tidak ada tegangan pada aktuator, pegas pengembali mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sampai nol.

Katup solenoid sebagai pengontrol waktu awal injeksi Tekanan pompa tergantung dari kecepatan pompa. Sama seperti alat timing mekanis, tekanan ini dipasang untuk alat timing (piston timing). Tekanan pada sisi alat timing diatur oleh katup solenoid berwaktu. Dengan katup solenoid terbuka terus (pengurangan tekanan), waktu awal injeksi diperlambat, dan ketika tertutup penuh (tekanan bertambah), waktu awal injeksi akan dimajukan. Pada range yang tinggi, rasio on/off (rasio antara katup solenoid terbuka dan tertutup) dapat diatur oleh ECU.

Closed control loops Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan berbeda, tergantung oleh start kendaraan, saat stasioner, tenaga output, dan karakter pengemudian, indikasinya dapat diketahui dari fakta emisi bahan bakar. Untuk alasan ini, data dari jumlah saat start, idle, beban penuh, karakter pedal akselerasi, pembatasan asap gas buang, dan jenis pompa, diprogram didalam ECU. Mengemudi menginput data dari keinginannya tentang momen atau kecepatan mesin melalui sensor percepatan. Berdasarkan perhitungan dari data yang tersimpan, dan besarnya input dari sensor-sensor, dihitung untuk mengatur aktuator putar pada pompa. Aktuator putar dilengkapi dengan unit pemeriksa sinyal balik dan untuk memastikan bahwa tuas pengontrol diatur dengan tepat. Waktu awal injeksi Waktu awal injeksi mempengaruhi starting, suara mesin, konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Data awal injeksi diprogram kedalam ECU berdasarkan data yang terhitung. Closed control loop digunakan untuk memastikan akurasi tinggi saat awl injeksi. Sebuah sensor pergerakan jarum (NBF) mempengaruhi awal injeksi secara langsung pada nozzle dan membandingkan dengan awal injeksi yang telah terprogram. Deviasi menghasilkan perubahan rasio on/off dari alat timing katup solenoid, yang dilanjutkan sampai deviasi mencapai nol.

Katup solenoid berwaktu ini digunakan untuk mengatur posisi tekanan pada piston timing, dan menghasilkan perubahan yang akurat jika dibandingkan dengan timing injeksi mekanis. Karena selama mesin mengalami overrun dan mesin dihidupkan tetapi terdapat sinyal no start injection (bukan saat injeksi), atau tidak memadai, control akan mati dan mode open-loop control akan dipilih. Rasio on/off untuk mengontrol katup solenoid diterima dari pengontrol data pada ECU.

Resirkulasi gas buang (EGR) EGR dipasang untuk menurunkan emisi beracun dari mesin. Caranya adalah gas buang dicampur dengan udara segar yang masuk. Jumlah udara yang masuk pada mesin (yang sesuai untuk skala EGR) terukur oleh sensor aliran udara dan dibandingkan dengan data dari ECU untuk data EGR, untuk mesin tambahan dan data injeksi untuk setiap titik operasi juga dihitung. Pada masalah deviasi, ECU mengubah sinyal pemicu menjadi gerak elektropneumatik. Kemudian ini akan mengubah katup EGR ke nilai EGR yang benar.

Kontrol pengemudian Sinyal kecepatan kendaraan yang terukur akan dibandingkan dengan sinyal input y6ang telah diset oleh pengemidi pada panel cruise-control. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan kemudian diubah untuk memperbaiki kecepatan yang diinginkan pengemudi. Fungsi Tambahan Kontrol diesel elektronik (EDC) terdapat fungsi tambahan yang memungkinkan meningkatkan kemampuan berkendara dibandingkan dengan governor mekanik pompa injeksi. Peredam getaran aktif Dengan peredam getaran (ARD), oskilasi longitudinal pada kendaraan yang tidak diinginkan bisa dicegah. Pengontrol kecepatan stasioner Pengontrol kecepatan stasioner mencegah mesin bergetar (tersendat-sendat) pada saat stasioner dengan cara mengukur jumlah bahan bakar yang tepat untuk tiap-tiap silinder. Pertimbangan keselamatan Pemeriksaan sendiri Konsep keselamatan terdiri dari pemeriksaan ECU terhadap sensor, aktuator, dan mikroprosesor, seperti kesalahan dan fungsi darurat yang ada ketika sebuah komponen terjadi gangguan. Jika gangguan terjadi pada komponen yang penting, sistem diagnose tidak hanya memperingatkan pengemudi dengan cara sinyal lampu pada panel instrument, tetapi juga dimungkinkan untuk dapat dicek detail trouble shootingnya pada bengkel. Peringatan gangguan dan fungsi darurat

Ada banyak jenis peringatan dan fungsi darurat yang diintregasikan pada sistem. Sebagai contoh, jika sensor keceparan mesin terganggu, sinyal kecepatan mesin cadangan akan dihidupkan dengan mememakai jarak diantara sinyal awal injeksi dari sensor pergerakan jarum (NBF). Dan jika aktuator jumlah bahan bakar yang diinjeksikan terganggu, maka sebuah separator shut off elektronik (ELAB) akan mematikan mesin. Lampu peringatan hanya hidup jika hanya sensor yang penting yang terganggu. Tabel dibawah akan memperlihatkan reaksi ECU jika terjadi gangguan. Output diagnosa Output diagnose dapat dibuat dari alat pendiagnosa, yang dapat digunakan pada semua sistem elektronik otomotif Bosch. Dengan menggunakan pemeriksaan khusus, dimungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan sedcara sistematis pada semua sensor dan semua konektor, sebaik dari pemeriksaan ECU.

Keuntungan Penyesuaian yang baik memungkinkan meningkatkan kinerja mesin dan control emisi. Penggambaran yang jelas dari masing-masing fungsi : Kurva untuk jumlah bahan bakar pada beban penuh tidak tergantung dari jenis governor dan sistem hidrolik.

Pemrosesan dari parameter yang sebelumnya tidak dapat dilakukan manual (misal perbaikan temperatur pada jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, control beban bebas saat stasioner).

Tingkat akurasi yang tinggi melalui perawatan yang lengkap pada closed control loops yang menurunkan tingkat toleransi. Meningkatkan kemampuan berkendara : Penyimpanan data memungkinkan mengontrol jenis yang ideal dan mengontrol parameter untuk ketentuan yang bebas dari efek hidrolik. Ini kemudian diubah secara presisi ketika pengoptimalan sistem kerja mesin secara menyeluruh. Getaran dan goncangan saat putaran stasioner tidak terjadi lagi.

Sistem internal dengan sistem elektronik lainnya pada kendaraan dirancang untuk membuat kendaraan aman, lebih nyaman, lebih ekonomis, sebaik jika meningkatkan kemampuan pada aspek lingkungan (misal sistem pemanasan atau tuas pengontrol transmisi elektronik).

Kenyataan bahwa peralatan tambahan pada unit tidak diperlukan lagi perlu dipertimbangkan lagi, karena berakibat penurunan pada permintaan dari pompa injeksi.

Shutoff mesin (untuk mematikan mesin) Seperti pada penjelasan halaman 40, prinsip dari penyalaan diri seperti pada mesin diesel dimaksudkan bahwa mesin hanya dapat dimatikan dengan memutus penyaluran bahan bakar. Saat dilengkapi dengan Kontrol diesel elektronik (EDC), mesin dimatikan oleh aktuator pengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan (input dari ECU : Jumlah bahan bakatr yang diinjeksikan adalah nol). Seperti ketentuan, alat shut off elektronik mesin bekerja seperti shut off yang standby ketika aktuator terjadi gangguan.

CONTOH PENGGUNAAN EDC : PADA POMPA INJEKSI BOSCH TIPE VE PUMP

Skema Kerja :

1. Accelerator position (APP) sensor 2. Battery 3. Crankshaft position (CKP) sensor 4. EDC control unit 5. Engine coolant temperature (ECT) sensor 6. Exhaust gas recirculation (EGR) solenoid 7. Fuel filter 8. Fuel injection pump 9. Fuel injector (with needle lift sensor)

10. Fuel tank 11. Glow plug relay 12. Glow plug 13. Glow plug warning lamp 14. Ignition switch 15. Malfunction indicator lamp (MIL) 16. Mass air flow (MAF) sensor 17. Vehicle speed sensor (VSS) Keterangan : 1. Accelerator Position (APP) Sensor Berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke ECM mengenai posisi pedal akselerasi secara akurat. 1. Potentiometer and idle/full load switch 2. Spring 3. Shaft

2. Battery Berfungsi sebagai sumber energi sistem.

3. Crankshaft Position Sensor Pada sensor ini terdapat sebuah magnet permanen didalam inti besi. Sensor ini dipasang pada gigi flywheel berbentuk gigi atau pin, dan membentuk induksi sinyal tegangan yang memberikan informasi mengenai posisi dari crankshaft ke ECM.. 1. Soft iron core 2. Field winding 3. Permanent magnet 4. Flywheel ring gear 5. TDC pin

4. EDC Control Unit EDC Control Unit berfungsi menindaklanjuti sinyal dari sensor. Mengatur jumlah injeksi dengan cara mengirimkan sinyal control ke penyetel jumlah injeksi pada injekstor. EDC Control Unit menentukan aspek-aspek injeksi sesuai factor-faktor yang mempengaruhinya, seperti sensor putaran engine, sensor suhu, sensor bukaan jarum dan sebagainya. Mengatur tekanan masuk dan resirkulasi gas buang. Mengontrol sistem pemanasan mula (glowplug) dan pemanas tambahan. Mengontrol sistem control pengemudian.

5. Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor (Sensor suhu air pendingin) ECT sensor, kutubnya dihubungkan pada air pendingin dan mengubah resistansi sesuai suhu air pendingin pada NTC (negative temperature coefficient) sensor. Resistansi berkurang apabila suhu meningkat. 1. Electrical connections 2. Housing 3. NTC resistor

6. Exhaust Gas Recirculation (EGR) Solenoid EGR berfungsi untuk mengurangi emisi dari gas nitrogen pada gas buang. Kerjanya adalah dengan mengembalikan gas buang ke inlet manifold (saluran masuk) sesuai kondisi yang dikehendaki oleh EGR.

7. Fuel Filter (Saringan Bahan Bakar) Untuk menyaring air dan kotoran dari bahan bakar.

8) Fuel Injection Pump (Pompa Injeksi)

1. Potentiometer for control-collar position 2. Quantity adjuster 3. Electric cut-off valve 4. Plunger 5. Solenoid valve for start of injection 6. Control Collar 7. Timing device

9. Fuel Injector (dengan needle lift sensor/ sensor bukaan jarum) Injektor terintegrasi dengan sensor induktif yang berhubungan dengan magnet untuk mengetahui pergerakan pin dan menghasilkan sebuah induksi. Induksi ini akan menghasilkan sinyal yang akan dikirim ke ECM dan bersama-sama dengan sinyal sensor posisi poros engkol untuk menentukan waktu inkjeksi. 1. Setting pin 2. Sensor winding 3. Pressure pin 4. Electrical connector

10. Fuel Tank (Tangki Bahan Bakar)

11. Glow plug relay 12. Glow plug 1. Terminal 2. Insulator 3. Casing 4. Element seal 5. Heater and control coils 6. Glow tube 7. Powder

13. Glow plug warning lamp Untuk memberitahu bahwa glowplug sedang bekerja dan tunggu lampu indicator ini sebelum menghidupkan engine.

14. Ignition switch (Kunci kontak) 15.Malfunction indicator lamp (MIL) indicator kesalahan sistem yang terintegrasi dengan computer kendaraan.

16. Mass Air Flow (MAF) Sensor (Sensor Massa Alir Udara) MAF dipasang diantara filter udara dan inake manifold, yang berfungsi untuk mengukur massa udara bersih yang disuplai ke engine. Udara bersih ini digunakan untuk menghitung rasio resirkulasi gas buang dan mempengaruhi jumlah injeksi.

17. Vehicle Speed Sensor (VSS) Mengukur kecepatan kendaraan dan mengirimkan sinyal tersebut ke ECM.

Speedometer Power train Control Module (PCM)

You might also like