Professional Documents
Culture Documents
SE KARESIDENAN KEDIRI
1.
Seseorang meninggal dunia di rumah sakit (misalnya di Surabaya ). Sementara keluarganya di Blitar ( misalnya ) menginginkan agar jenazah ditajhiz ( dirawat ) dirumahnya.
Pertanyaan : Bagaimana hukumnya memindah mayit yang tujuannya untuk ditajhiz dalam kasus di atas ? Pon. Pes. H.Y. Lirboyo Lirboyo Kota Kediri Jawaban : Memindah mayit untuk ditajhiz ke daerah lain hukumnya haram. Apabila pemindahan mayat itu hanya untuk dimakamkan ( setelah dimandikan, dikafani dan disholati ) dan kondisi mayat dijamin aman, maka hukumnya : 1. Tetap haram. 2. Boleh : a. Bila pemindahan mayat itu sudah menjadi kebiasaan. b. Bila dipindah ke Makkah, Madinah, Baitul Maqdis atau makam sholihin. Dan ini lebih afdlol c. Demikian juga bila dipindah dari daerah masyarakat fasiq, tanah labil dan daerah rawan bahaya. Referensi : 1. Tuhfaul Muhtaj juz 3 hal. 203 2. Al Madzahibul Arbaah juz 1 hal. 537 3. Hasyiyataini juz 1 hal. 352 4. Al Jamal Alal Manhaj juz 2 hal. 211
5.
2. Ada suatu lembaga akan mengadakan suatu acara yang sangat besar. Sebut saja, seminar misalnya. Acara tersebut membutuhkan dana yang cukup besar. Kemudian panitia membuat proposal untuk permohonan dana dengan rincian dana yang dibesar besarkan. Padahal kebutuhan acara tidak sebagaimana yang tercantum di dalam proposal. Tujuan pembuatan proposal tersebut ingin mendapatkan sumbangan yang lebih banyak dan mendapat keuntungan. Pertanyaan : a. Bagaimana hukum tindakan panitia dalam mencari dana dengan cara tersebut di atas ? b. Dan bagaimana hukum kelebihan dari uang sumbangan yang dibutuhkan ? Pon. Pes. Mambaul Maarif Denanya Jombang Jawaban : a. Hukumnya haram. CATATAN : Jika seminar dan kelebihan itu hanya bisa dihasilkan dengan bohong dan kegiatan itu jika diadakan akan timbul mafsadah yang lebih parah daripada mafsadahnya bohong, maka hukumnya diperbolehkan. Referensi : 1. Al Ihya Ulumuddin juz 4 hal. 225 2. Isadurrofiq juz 2 hal. 58 b. Haram. Kecuali ada qorinah ridlo dari si pemberi.
3. Ada kejadian seorang wanita hamil mengandung 8 janin. Menurut dokter yang menangani wanita tersebut, 6 janin yang lain harus dibunuh demi untuk menyelamatkan 2 janin yang lain. Pertanyaan : Bagaimana hukum membunuh janin tersebut ? Pon. Pes. Al Ishlah Bandar kidul Kota Kediri Jawaban : Kalau janinnya hidup / bernyawa, maka hukumnya haram. Kalau belum bernyawa, para ulama berbeda pendapat. Menurut Imam Romli diperbolehkan ( tidak haram ). Referensi : 1. Bughyatul Mustarsyidin hal. 246 2. Ianatuth Tholibin juz 4 hal. 130 3. Qowaidul Ahkam fii Masholihil Anam juz 1 hal. 71 73
Pertanyaan :
Sahkah sholatnya orang tersebut, sementara dia tetap memakai kantong ? b. Jika tidak sah, bagaimana caranya agar sholatnya sah ? a.
c.
Wajibkah dia operasi, jika ada dokter yang sanggup mengfungsikan anusnya kembali ? Pon. Pes. Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang Jombang
Rumusan Jawaban :
a.
Sholat orang tersebut tidak sah. Sebab membawa najis atau sesuatu yang muttasil binnajsi.
Referensi :
1. 2. 3. 4. c. Ianatuth Tholibin juz 1 hal. 8 Tarsyihul Mustafidin hal. 34 Bughyatul Mustarsyidin hal. 53 Al Jamal Alal Manhaj juz 1 hal. 242 243 Hukumnya operasi tidak wajib. Menurut Imam Bulqini wajib apabila tidak dioperasi menimbulkan halak.
Referensi :
1. 2. Al Jamal Alal Manhaj juz 2 hal. 135 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 171
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mengadakan pameran binatang langka tersebut ? b. Bolehkah seseorang memelihara ular atau buaya untuk sekedar dijadikan koleksi ? a.
c.
Bolehkah jual beli ular, buaya atau putri duyung ( kalau ada ) sebagaimana di atas ? Pon. Pes. Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang Jombang
Rumusan Jawaban :
a. Menyelenggarakan pameran sebagaimana yang dimaksud di atas hukumnya diperbolehkan untuk hewan hewan yang boleh dipelihara atau tidak menimbulkan bahaya. Dan jika tidak demikian hukumny haram.
Referensi :
1. 2. 3. 4. 5. b. Assyarwani juz 4 hal. 238 Al Qolubi juz 4 hal. 94 Al Bujairomi juz 4 hal. 294 Roudlotuth Tholibin juz 3 hal. 351 Al Majmu juz 9 hal. 240 dan 231 Adapun memeliharanya diperbolehkan untuk hewan hewan yang sah dijual atau yang tidak membahayakan. Dan jika tidak demikian hukumnya haram.
Referensi :
1. 2. c. Assyarwani juz 4 hal. 238 Dan ibarat sebagaimana di atas Untuk menjual belikannya adalah boleh untuk hewan yang sudah memenuhi syarat sebagai mabi. Dan haram jika tidak demikian.
Referensi
1. 2. 3. Roudlotuth tholibin juz 3 hal. 351 Al Jamal Alal Manhaj juz 3 hal. 25 Fathul Wahab juz 1 hal. 158
4.
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mereka yang menguburkan orang tersebut ? Apakah dihukumi pembunuh ? b. Apakah si mayit tersebut wajib ditajhiz kembali ? a.
Rumusan Jawaban :
a. Hukum menguburkan orang tersebut ditafsil : 1. Fardlu jika sudah yakin atau dzon yang kuat bahwa orang tersebut sudah mati. 2. Haram jika masih diragukan kematiannya. Dan yang mengubur termasuk membunuh.
Referensi :
1. 2. 3. 4. b. Tuhfatul Muhtaj juz 3 hal. 98 Ianatuth Tholibin juz 2 hal. 125 Al Mahalli juz 1 hal. 322 Roudlotuth Tholibin juz 2 hal. 98 Apabila yakin atau dzon mati, tidak ditajhiz kembali. Apabila masih syak atas kematiannya, wajib ditajhiz kembali.
Referensi :
1. 2. 3. 4.
Ianatuth Tholibin juz 2 hal. 110 Assyarwani juz 3 hal. 97 98 Al Bajuri juz 1 hal. 143 Nihayatuzzain hal. 149
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya membunuh sifat keturunan ( gen ) tersebut ? PP. Mambaul Hikam Mantenan Udanawu Blitar
Rumusan Jawaban :
Hukumnya membunuh sifat keturunan ( gen ) adalah diperbolehkan selama tidak berakibat memutuskan atau mengurangi jumlah keturunan. Dan jika berakibat demikian maka haram.
Referensi :
1. 2. 3. Bughyatul Mustarsyidin hal. 247 Al Ihya Ulumuddin juz 2 hal. 53 Assyarqowi juz 2 hal. 332
4.
Rumusan Jawaban :
Penyembelihan dengan mesin potong diperbolehkan dan hasil penyembelihannya halal, apabila penyembelihan tersebut memenuhi syarat syarat penyembelihan syar. Di antaranya : penyembelih / penggerak mesin / penombol adalah orang muslim. Wujudnya qosdul ain atau jinsi. Mengenai sasaran ( hulqum dan mari ). Dll. ( sebagaimana tersebar di kitab kitab ).
Referensi :
1. 2. 3. 4. Al Bajuri juz 2 hal. 285 dan 287 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 241 Al Bujairomi Alal Khothib juz 4 hal. 294 Mughnil Muhtaj juz 4 hal. 277
Pertanyaan :
Bagaimana hukum lelucon / humor yang dilakukan dengan kelewat batas oleh muballigh seperti kasus di atas ? Dan sejauh mana batas bolehnya membuat tertawa para hadirin di majlis pengajian ? Info Masail FMPP
Rumusan Jawaban :
Kalau perkataan atau gaya seorang muballigh tersebut sampai pada tingkatan yang diharamkan, seperti keterlaluan yang terus menerus, menyebabkan timbulnya permusuhan atau kata kata yang kotor dll. maka haram. Kalau tidak sampai pada tingkatan tersebut di atas, maka mubah. Bahkan dianjurkan untuk hal hal yang disunnahkan.
Referensi :
1. 2. 3. 4. 5. Al Adzkar An Nawawi hal. 279 Al Futuhaat Arrobbaniyah juz 3 hal. 301 Sullamut Taufiq hal. 69 Ianatuth Tholibin juz 3 hal. 36 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 383
Rumusan Jawaban :
Hukum orang laki laki mengantarkan perempuan lain tidak diperbolehkan. Kecuali tidak terjadi kholwah, ikhtilath dan aman dari fitnah.
Referensi :
1. 2. Al Jamal Alal Manhaj juz. 4 hal. 125 Bughyatul Mustarsyidin hal. 199 200
Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya membayar di bawah harga tarif walaupun tidak menerima karcis ? d. Bila penumpang membayar sesuai tarif, tapi tidak diberi karcis oleh kondektur, apakah wajib meminta ? PP. Mahir Arriyadl Ringinagung Kepung Pare c.
Rumusan Jawaban :
Hukumnya membayar di bawah tarif tafsil: Jika penumpang tidak mengerti status kondektur ( sebagai penyewa atau wakil pemilik bus ) atau tidak tahu tarif yang ditentukan, maka ada qoul yang mengesahkan dan yang tidak. Jika penumpang mengerti bahwa kondektur sebagai wakil dan juga tarifnya, maka haram. b. Sesuai dengan fungsinya karcis sebagai watsiqoh ( tanda bukti ), maka meminta karcis adalah tidak wajib. Kecuali bila ada dugaan terjadinya fitnah. Seperti percekcokan dan lain lain. a. -
Referensi :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lubbul Ushul hal. 48 Ianatuth Tholibin juz 3 hal. 89 Al Jamal Alal Manhaj juz 3 hal. 554 Al Iqna juz 2 hal. 45 Al Mahalli juz 2 hal. 344 345 Al Ahkamul Quran juz 1 hal. 342 Assyarqowi juz 2 hal. 53 Isadurrofiq juz 2 hal. 136
Pertanyaan :
a. b. umum ? Bagaimana hukumnya menguade pengantin ? Bagaimana hukumnya mempertontonkan pengantin di muka PP. Miftahul Ulum Pare Kediri
Pertanyaan :
Bagaimana status tanah yang sekarang dikuasai pemerintah itu ? Dan benarkah tindakan penduduk tadi ? Pengurus FMPP
Rumusan Jawaban :
Tanah tersebut tetap menjadi milik penduduk. Akan tetapi kalau pertamanya milik kafir Harbi, maka tanahnya menjadi milik pemerintah ( ghonimah ). Sedangkan tindakan penduduk tadi dibenarkan jika tidak akan timbul dloror ( bahaya ).
Referensi :
1. Bughyatul Mustarsyidin hal. 156, 167, 168 dan 286.
11
Pertanyaan :
Samapai di manakah hukum syari bisa diganti dengan hukum negara ? b. Bagaimana tinjauan hukum Islam bagi umat Islam dalam memperjuangkan hukum Islam ? a.
c.
Bagaimana pengertian dari ayat Al Quran yang berbunyi : ? PP. Hidayatuth Thulab Kamulan Trenggalek
Rumusan Jawaban :
Membaca ayat tersebut hukumnya ditafsil : Bidah hasanah apabila tidak bertujuan takhsishul mahal bi qiroah. Bidah madzmumah bila bertujuan seperti di atas.
Referensi :
1. 2. 3. 4. Al Madzahibul Arbaah juz 1 hal. 326 Al Bujairomi Alal Manhaj juz 1 hal. 392 393 At Turmusi juz hal. 239 Sabatu Kutubin Mufidah hal. 12
13
14
15