You are on page 1of 14

ASILAH BAHTSUL MASAIL FMPP III

SE KARESIDENAN KEDIRI

Di Pon. Pes. Hidayatuth Thulab Kamulan Trenggalek


28 29 Juni 1997

1.

Seseorang meninggal dunia di rumah sakit (misalnya di Surabaya ). Sementara keluarganya di Blitar ( misalnya ) menginginkan agar jenazah ditajhiz ( dirawat ) dirumahnya.

Pertanyaan : Bagaimana hukumnya memindah mayit yang tujuannya untuk ditajhiz dalam kasus di atas ? Pon. Pes. H.Y. Lirboyo Lirboyo Kota Kediri Jawaban : Memindah mayit untuk ditajhiz ke daerah lain hukumnya haram. Apabila pemindahan mayat itu hanya untuk dimakamkan ( setelah dimandikan, dikafani dan disholati ) dan kondisi mayat dijamin aman, maka hukumnya : 1. Tetap haram. 2. Boleh : a. Bila pemindahan mayat itu sudah menjadi kebiasaan. b. Bila dipindah ke Makkah, Madinah, Baitul Maqdis atau makam sholihin. Dan ini lebih afdlol c. Demikian juga bila dipindah dari daerah masyarakat fasiq, tanah labil dan daerah rawan bahaya. Referensi : 1. Tuhfaul Muhtaj juz 3 hal. 203 2. Al Madzahibul Arbaah juz 1 hal. 537 3. Hasyiyataini juz 1 hal. 352 4. Al Jamal Alal Manhaj juz 2 hal. 211

5.

Fathul Baari juz 3 hal. 207

2. Ada suatu lembaga akan mengadakan suatu acara yang sangat besar. Sebut saja, seminar misalnya. Acara tersebut membutuhkan dana yang cukup besar. Kemudian panitia membuat proposal untuk permohonan dana dengan rincian dana yang dibesar besarkan. Padahal kebutuhan acara tidak sebagaimana yang tercantum di dalam proposal. Tujuan pembuatan proposal tersebut ingin mendapatkan sumbangan yang lebih banyak dan mendapat keuntungan. Pertanyaan : a. Bagaimana hukum tindakan panitia dalam mencari dana dengan cara tersebut di atas ? b. Dan bagaimana hukum kelebihan dari uang sumbangan yang dibutuhkan ? Pon. Pes. Mambaul Maarif Denanya Jombang Jawaban : a. Hukumnya haram. CATATAN : Jika seminar dan kelebihan itu hanya bisa dihasilkan dengan bohong dan kegiatan itu jika diadakan akan timbul mafsadah yang lebih parah daripada mafsadahnya bohong, maka hukumnya diperbolehkan. Referensi : 1. Al Ihya Ulumuddin juz 4 hal. 225 2. Isadurrofiq juz 2 hal. 58 b. Haram. Kecuali ada qorinah ridlo dari si pemberi.

Referensi : Al Qolyubi juz 3 hal. 204

3. Ada kejadian seorang wanita hamil mengandung 8 janin. Menurut dokter yang menangani wanita tersebut, 6 janin yang lain harus dibunuh demi untuk menyelamatkan 2 janin yang lain. Pertanyaan : Bagaimana hukum membunuh janin tersebut ? Pon. Pes. Al Ishlah Bandar kidul Kota Kediri Jawaban : Kalau janinnya hidup / bernyawa, maka hukumnya haram. Kalau belum bernyawa, para ulama berbeda pendapat. Menurut Imam Romli diperbolehkan ( tidak haram ). Referensi : 1. Bughyatul Mustarsyidin hal. 246 2. Ianatuth Tholibin juz 4 hal. 130 3. Qowaidul Ahkam fii Masholihil Anam juz 1 hal. 71 73

Latar Belakang Masalah


Ada seseorang yang anusnya tidak berfungsi akibat operasi. Kemudian sebagai gantinya, tim medis membuatkan saluran di atas pinggang yang ujungnya dipasang semacam kantong. Perlu diketahui bahwa dia tidak bisa merasakan sama sekali sesuatu ( kotoran ) yang keluar dan tidak tahu kapan kantong itu terisi. Yang jelas ia setiap hari harus mengganti kantong itu. ( setiap satu kantong untuk sekali pakai ).

Pertanyaan :
Sahkah sholatnya orang tersebut, sementara dia tetap memakai kantong ? b. Jika tidak sah, bagaimana caranya agar sholatnya sah ? a.

c.

Wajibkah dia operasi, jika ada dokter yang sanggup mengfungsikan anusnya kembali ? Pon. Pes. Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang Jombang

Rumusan Jawaban :

a.

Sholat orang tersebut tidak sah. Sebab membawa najis atau sesuatu yang muttasil binnajsi.

Referensi :
1. 2. 3. 4. c. Ianatuth Tholibin juz 1 hal. 8 Tarsyihul Mustafidin hal. 34 Bughyatul Mustarsyidin hal. 53 Al Jamal Alal Manhaj juz 1 hal. 242 243 Hukumnya operasi tidak wajib. Menurut Imam Bulqini wajib apabila tidak dioperasi menimbulkan halak.

Referensi :
1. 2. Al Jamal Alal Manhaj juz 2 hal. 135 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 171

Latar Belakang Masalah


Belum lama ini di Surabaya digelar beberapa macam bentuk pameran. Di antaranya adalah pameran binatang langka. Seperti ular berkepala dua, buaya putih, putri duyung ( kalu ada ) dll. Hal tersebut memancing para kolektor binatang langka untuk membelinya.

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mengadakan pameran binatang langka tersebut ? b. Bolehkah seseorang memelihara ular atau buaya untuk sekedar dijadikan koleksi ? a.

c.

Bolehkah jual beli ular, buaya atau putri duyung ( kalau ada ) sebagaimana di atas ? Pon. Pes. Tarbiyatun Nasyiin Pacul Gowang Jombang

Rumusan Jawaban :
a. Menyelenggarakan pameran sebagaimana yang dimaksud di atas hukumnya diperbolehkan untuk hewan hewan yang boleh dipelihara atau tidak menimbulkan bahaya. Dan jika tidak demikian hukumny haram.

Referensi :
1. 2. 3. 4. 5. b. Assyarwani juz 4 hal. 238 Al Qolubi juz 4 hal. 94 Al Bujairomi juz 4 hal. 294 Roudlotuth Tholibin juz 3 hal. 351 Al Majmu juz 9 hal. 240 dan 231 Adapun memeliharanya diperbolehkan untuk hewan hewan yang sah dijual atau yang tidak membahayakan. Dan jika tidak demikian hukumnya haram.

Referensi :
1. 2. c. Assyarwani juz 4 hal. 238 Dan ibarat sebagaimana di atas Untuk menjual belikannya adalah boleh untuk hewan yang sudah memenuhi syarat sebagai mabi. Dan haram jika tidak demikian.

Referensi
1. 2. 3. Roudlotuth tholibin juz 3 hal. 351 Al Jamal Alal Manhaj juz 3 hal. 25 Fathul Wahab juz 1 hal. 158

4.

Sullamut Taufiq hal. 53

Latar belakang Masalah


Di suatu daerah pernah terjadi orang mati suri. Tetapi sebagaian besar mengatakan mati beneran. Akhirnya orang tersebut dimandikan dan dikuburkan. Dua hari kemudian saudaranya bermimpi membongkar kembali kuburannya bersama tim dokter. Setelah diadakan pemeriksaan ternyata baru meninggal setengah jam yang lalu.

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya mereka yang menguburkan orang tersebut ? Apakah dihukumi pembunuh ? b. Apakah si mayit tersebut wajib ditajhiz kembali ? a.

Rumusan Jawaban :
a. Hukum menguburkan orang tersebut ditafsil : 1. Fardlu jika sudah yakin atau dzon yang kuat bahwa orang tersebut sudah mati. 2. Haram jika masih diragukan kematiannya. Dan yang mengubur termasuk membunuh.

Referensi :
1. 2. 3. 4. b. Tuhfatul Muhtaj juz 3 hal. 98 Ianatuth Tholibin juz 2 hal. 125 Al Mahalli juz 1 hal. 322 Roudlotuth Tholibin juz 2 hal. 98 Apabila yakin atau dzon mati, tidak ditajhiz kembali. Apabila masih syak atas kematiannya, wajib ditajhiz kembali.

Referensi :

1. 2. 3. 4.

Ianatuth Tholibin juz 2 hal. 110 Assyarwani juz 3 hal. 97 98 Al Bajuri juz 1 hal. 143 Nihayatuzzain hal. 149

Latar Belakang Masalah


Seperti layaknya orang Jawa, orang Cina pun mempunyai kebanggaan terhadap anak. Lebih lebih anak laki laki. Dengan semakin pesatnya kemajuan manusia dalam bidang kedokteran, sehingga mampu untuk melihat sifat sifat keturunan laki laki atau perempuan. Berangkat dari situ, akhirnya timbul suatu praktek membunuh sifat keturunan perempuan dengan harapan yang menjadi embrio ( janin ) adalah laki lakinya. Sifat keturunan yang kami maksud di sini adalah sifat keturunan yang jelas belum menjadi janin.

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya membunuh sifat keturunan ( gen ) tersebut ? PP. Mambaul Hikam Mantenan Udanawu Blitar

Rumusan Jawaban :
Hukumnya membunuh sifat keturunan ( gen ) adalah diperbolehkan selama tidak berakibat memutuskan atau mengurangi jumlah keturunan. Dan jika berakibat demikian maka haram.

Referensi :
1. 2. 3. Bughyatul Mustarsyidin hal. 247 Al Ihya Ulumuddin juz 2 hal. 53 Assyarqowi juz 2 hal. 332

4.

Al Madkhol Lissubki juz 1 hal. 30

Latar Belakang Masalah Pertanyaan :


Bagaimana hukum penyembelihan dengan mesin potong ? Info Masail FMPP

Rumusan Jawaban :
Penyembelihan dengan mesin potong diperbolehkan dan hasil penyembelihannya halal, apabila penyembelihan tersebut memenuhi syarat syarat penyembelihan syar. Di antaranya : penyembelih / penggerak mesin / penombol adalah orang muslim. Wujudnya qosdul ain atau jinsi. Mengenai sasaran ( hulqum dan mari ). Dll. ( sebagaimana tersebar di kitab kitab ).

Referensi :
1. 2. 3. 4. Al Bajuri juz 2 hal. 285 dan 287 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 241 Al Bujairomi Alal Khothib juz 4 hal. 294 Mughnil Muhtaj juz 4 hal. 277

Latar Belakang Masalah


Kebanyakan panitia pengajian senang mengundang muballigh yang suka humor. Sehingga dalam pengajiannya banyak kata kata atau gaya yang mengundang tawa hadirin atau pengunjung. Namun terkadang humor dan leluconnya kelewat batas dan mengada ada.

Pertanyaan :
Bagaimana hukum lelucon / humor yang dilakukan dengan kelewat batas oleh muballigh seperti kasus di atas ? Dan sejauh mana batas bolehnya membuat tertawa para hadirin di majlis pengajian ? Info Masail FMPP

Rumusan Jawaban :
Kalau perkataan atau gaya seorang muballigh tersebut sampai pada tingkatan yang diharamkan, seperti keterlaluan yang terus menerus, menyebabkan timbulnya permusuhan atau kata kata yang kotor dll. maka haram. Kalau tidak sampai pada tingkatan tersebut di atas, maka mubah. Bahkan dianjurkan untuk hal hal yang disunnahkan.

Referensi :
1. 2. 3. 4. 5. Al Adzkar An Nawawi hal. 279 Al Futuhaat Arrobbaniyah juz 3 hal. 301 Sullamut Taufiq hal. 69 Ianatuth Tholibin juz 3 hal. 36 Al Jamal Alal Manhaj juz 5 hal. 383

Latar Belakang Masalah Pertanyaan :


Bolehkah orang laki laki mengantarkan orang perempuan lain untuk berangkat dan pulang pengajian demi keamanan ? Dan bolehkah jabat tangan dengan wanita ajnabiyah untuk menolak fitnah ? serta sejauh mana batasan ? / Info Masail FMPP

Rumusan Jawaban :

Hukum orang laki laki mengantarkan perempuan lain tidak diperbolehkan. Kecuali tidak terjadi kholwah, ikhtilath dan aman dari fitnah.

Referensi :
1. 2. Al Jamal Alal Manhaj juz. 4 hal. 125 Bughyatul Mustarsyidin hal. 199 200

Latar Belakang Masalah


Sudah kita ketahui bersama bahwa untuk ongkos naik bus dari satu tempat ke tempat yang lain sudah ada ketentuan pasti. Dan diberi karcis sebagai bukti pembayarannya.

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya membayar di bawah harga tarif walaupun tidak menerima karcis ? d. Bila penumpang membayar sesuai tarif, tapi tidak diberi karcis oleh kondektur, apakah wajib meminta ? PP. Mahir Arriyadl Ringinagung Kepung Pare c.

Rumusan Jawaban :
Hukumnya membayar di bawah tarif tafsil: Jika penumpang tidak mengerti status kondektur ( sebagai penyewa atau wakil pemilik bus ) atau tidak tahu tarif yang ditentukan, maka ada qoul yang mengesahkan dan yang tidak. Jika penumpang mengerti bahwa kondektur sebagai wakil dan juga tarifnya, maka haram. b. Sesuai dengan fungsinya karcis sebagai watsiqoh ( tanda bukti ), maka meminta karcis adalah tidak wajib. Kecuali bila ada dugaan terjadinya fitnah. Seperti percekcokan dan lain lain. a. -

Referensi :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Lubbul Ushul hal. 48 Ianatuth Tholibin juz 3 hal. 89 Al Jamal Alal Manhaj juz 3 hal. 554 Al Iqna juz 2 hal. 45 Al Mahalli juz 2 hal. 344 345 Al Ahkamul Quran juz 1 hal. 342 Assyarqowi juz 2 hal. 53 Isadurrofiq juz 2 hal. 136

Latar belakang Masalah


Pada umumnya dalam resepsi pernikahan, kedua pengantin di kwade dan dipertontonkan di muka umum.

Pertanyaan :
a. b. umum ? Bagaimana hukumnya menguade pengantin ? Bagaimana hukumnya mempertontonkan pengantin di muka PP. Miftahul Ulum Pare Kediri

Rumusan Jawaban : Referensi : 10

Latar Belakang Masalah


Ada suatu kasus di suatu daerah. Sekelompok penduduk mempunyai lahan pertanian yang pada masa Belanda dahulu lahan tersebut dikuasai Pemerintah Belanda dengan paksa dan dibuat perkebunan. Setelah merdeka, lahan tersebut diambil alih oleh Pemerintah RI. Kemudian sekelompok penduduk tadi meminta kembali lahannya kepada Pemerintah RI. Namun Pemerintah tidak mau. Karena semua aset Belanda kembali kepada Pemerintah RI.

Pertanyaan :
Bagaimana status tanah yang sekarang dikuasai pemerintah itu ? Dan benarkah tindakan penduduk tadi ? Pengurus FMPP

Rumusan Jawaban :
Tanah tersebut tetap menjadi milik penduduk. Akan tetapi kalau pertamanya milik kafir Harbi, maka tanahnya menjadi milik pemerintah ( ghonimah ). Sedangkan tindakan penduduk tadi dibenarkan jika tidak akan timbul dloror ( bahaya ).

Referensi :
1. Bughyatul Mustarsyidin hal. 156, 167, 168 dan 286.

11

Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara Pancasila. Yang merupakan bentuk final dari negara kita. Hukum yang berlaku bukan hukum syari / fiqh, tapi hukum negara Pancasila. Jika hubungan hukum syari soal ubudiyah, bagi umat Islam leluasa menjalankannya. Jika hukum syari itu sudah bersentuhan dengan hukum negara, maka yang diberlakukan adalah hukum negara. Misalnya pencuri tidak dipotong tangannya, pembunuh tidak diqishos, pezina tidak diranjam dll.

Pertanyaan :
Samapai di manakah hukum syari bisa diganti dengan hukum negara ? b. Bagaimana tinjauan hukum Islam bagi umat Islam dalam memperjuangkan hukum Islam ? a.

c.

Bagaimana pengertian dari ayat Al Quran yang berbunyi : ? PP. Hidayatuth Thulab Kamulan Trenggalek

Rumusan Jawaban : Referensi : 12 Latar Belakang Masalah Pertanyaan :


Bagaimana hukum muadzin sholat Jumat setelah adzan membaca ayat :


Rumusan Jawaban :
Membaca ayat tersebut hukumnya ditafsil : Bidah hasanah apabila tidak bertujuan takhsishul mahal bi qiroah. Bidah madzmumah bila bertujuan seperti di atas.

Referensi :
1. 2. 3. 4. Al Madzahibul Arbaah juz 1 hal. 326 Al Bujairomi Alal Manhaj juz 1 hal. 392 393 At Turmusi juz hal. 239 Sabatu Kutubin Mufidah hal. 12

13

Latar Belakang Masalah Pertanyaan :

Apa dan siapa Ahlussunnah Wal Jamaah itu ? Info Masail

14

Latar Belakang Masalah Pertanyaan :


Kapan munculnya istilah Ahlussunnah Wal Jamaah ? Info Masail

15

Latar Belakang Masalah Pertanyaan :


Bagaimana hukumnya khidmah pada orang kafir. Misalnya menjadi pembantu rumah tangga Cina, pelayan toko atau restaurant nya ? Kalau tidak boleh, bagaimana solusinya, mengingat hal ini sudah membudaya ? Info Masail

You might also like