You are on page 1of 1

DAMPAK REVOLUSI 1979 TERHADAP KEBEBASAN POLITIK PEREMPUAN DI IRAN

Sebelum adanya revolusi, perempuan di Iran belum memiliki tempat untuk berperan aktif dalam lingkungan sosial politik di negaranya sendiri. Hal ini didorong oleh kondisi Iran yang merupakan negara dengan tradisi kerajaan (monarki). Tentunya patrilinealisme yang mengedepankan peran laki-laki dalam mekanisme pemerintahannya mendesak peran perempuan dalam lingkungan sosial maupun politik. Kemudian pada tahun 1979, Revolusi Iran telah memberikan harapan baru bagi kaum perempuan untuk mengembangkan partisipasinya. Pasca revolusi tahun 1979 ini, Iran merubah konstitusinya menjadi Republik Islam Iran (RII). Perubahan yang signifikan atas partisipasi perempuan tepatnya terjadi 30 tahun pasca Revolusi Iran dengan dipilihnya Marzieh Vahid-Dastjerdi sebagai Menteri Kesehatan dan Pendidikan Medis oleh Presiden Mahmoed Ahmadinejad. Dengan begitu terdapat indikator bahwa perempuan mulai menduduki posisi-posisi penting dalam politik. Rumusan masalah yang ingin diangkat penulis dalam paper ini ialah Bagaimana dampak dari Revolusi Iran terhadap kebebasan politik perempuan?. Penulis akan menganalisis dampak-dampak apa saja yang dihasilkan dari revolusi 1979 terkait kebebasan politik perempuan. Selain itu, penulis akan menggunakan perspektif Feminis Liberal untuk melihat bagaimana fenomena yang terjadi terkait reformasi kebebasan politik perempuan pasca revolusi 1979.

Kata kunci: Feminis Liberal, Kebebasan Politik, Partisipasi Perempuan, Revolusi Iran.

Kelompok 8 6. Fetriesna Isro I. 7. Ayu Kartikasari 8. Boni Andika 9. Muhammad Ridha I 10. Ahmad Ridwan 1. Okvan Dwi P 2. Laisa Pamidhi 3. Redemta Galuh 4. Hidayatul Auliya 5. Triyanto Prabowo

You might also like