You are on page 1of 2

Nyeri perut bagian bawah Nyeri perut / abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal.

Nyeri abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

3. Nyeri perut bagian bawah Nyeri perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan etopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam. Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan. Penanganan Umum Lakukan segera pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital (nadi,tensi, respirasi dan suhu) Jika dicurigai syok, mulailah pengobatan. Sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evalluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat. Jika ada syok, segera terapi dengan baik.

Catatan: Apendisitis harus dicurigai pada tiap ibu yang nyeri perut, sebagai diagnosis deverensial kehamilan etopik, solusio plasenta, kista ovarium putaran tangkai, dan pielonefritis. Penanganan Kista ovarium Kista ovarium dapat menimbulkan nyeri akibat terpuntir atau pecah. Kista ovarium dapat mengalami putaran tungkai atau pecah pada trimester I.

Jika ibu mengalami nyeri perut hebat, dapat diduga putaran tungkai atau pecah. Lakukan segera lerarotomi.

Catatan: jika pada laparotomi diduga ada keganasan (bagian padat, pertumbuhan/papil pada dinding tumor), tumor harus diperiksa di bagian patologi, lakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lanjut.

Jika tumor besarnya 10 cm atau lebih dan asimtomatik:

Jika ditemukan pada trimester 1, observasi pperkembangan dan komplikasi Jika ditemukan pada trimester 2, lakukan laparotomi untuk pengangkatan.

Jika tumor besarnya 5-10 cm, lakukan observasi.mungkin laparotomi diperlukan jika kista membesar dan menetap. Jika tumor kurang dari 5 cm, biasanya tumor mmengecil dan tidak memerlukan terapi.

Apendisitis

Berikan antibiotika kombinasi sebelum dan setelah pembedahan sampai 48 jam bebas demam:

Ampisilin 2 g I.V. tiap 6 jam Ditambah gentamisin 5mg/kg BB I.V. tiap 24 jam Ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam

Lakukan laparotomi eksploratif (tidak pandang usia gestasi) dan apendikstomi, jika benar Apendisitis.

Catatan: menunda diagnosis dan terapi mengakibatkan pecahnya apendiks dan menimbulkan peritonitis umum.

Jika terjadi peritonitis (demam, abdomen akut, nyeri perut) berikan antibiotika untuk peritonitis.

Catatan: adanya peritonitismenimbulkan resikoabortus atau persalinan preterm.


Jika terjadi nyeri hebat, berikan petidin 1mg/kg BB I.M. (tidak lebih dari 100 mg) I.M atau I.V. pelan-pelan atau berikan morfin 0,1mg/kg BB I.M. Tokolitik dapat diberikan untuk mencegah persalinan preterm.

You might also like