You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

IDENTIFIKASI BAKTERI MELALUI UJI BIOKIMIA

Khairatul Insani F. 105090100111031 Kelompok 2

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu mahluk yang mempu-nyai ukuran sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bakteri merupakan mikro-organisme yang berukuran mikroskopik. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi dengan interaksi mikrobia dengan reagen test yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis lemak (Pelczar dan Chan, 1986). Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Oleh karena itu percobaan ini penting dilakukan, karena dengan melakukan uji biokimia kita dapat mengidentifikasi organisme tak dikenal (Hadieotomo, 1993). Seperti halnya mikroorganisme lainnya bakteri mempertahankan kehidupannya melalui penyesuaian diri terhadap lingkungan demi kelanjutan generasinya. Untuk itu, bakteri mampu merombak dan menggunakan bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada di linkungannya sebagai sumber energi dan zat pembangunan. Setiap jenis spesies bakteri mempunyai karakterisasi sifat biokimia dan fisiologi yang khas. Sifat-sifat ini dapat dijadikan acuan dalam proses identifikasi. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini dilakukan uji enzimatik untuk mengetahui karakteristik sifat dari bakteri.

I.2 Permasalahan a. Bagaimanakah teknik identifikasi bakteri melalui uji biokimia ? b. Apakah keunggulan dan kelemahan masing-masing teknik? I.3 Tujuan Praktikum mikrobiologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri melalui uji biokimia. I.4 Manfaat Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa akan mempunyai keterampilan serta keahlian dalam identifikasi bakteri melalui uji biokimia sehingga pada kehidupan nyata dapat diaplikasikan dalam dunia kerja, penelitian maupun dunia medis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005) Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya membawa sifat-sifat keadaan hidup ini. Belum pernah dalam pengamatan dalam logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap hukum hukum fisis yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam kerangka hukum hukum yang sama yang mengatur mesin buatan manusia, akan tetapi, reaksi reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995). Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998). Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji koagulase, uji katalase, uji MRVP, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji H2S dan lain-lain. Salah satu uji yaitu adalah uji hidrolisis urea. Uji ini sangat penting dalam identifikasi bakteri-bakteri patogen penghuni usus, begitu pula uji yang lain sebenarnya digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang mana dengan karakter tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas dari bakteri-bakteri yang lain yang hidup disekitarnya (Dwidjoseputro, 1994). Kebanyakan bakteri aerobik dan anaerobik fakultatif akan memproduksi hidrogen peroksida yang bersifat toksik terhadap

bakteri yang masih hidup. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sejumlah bakteri mampu menghasilkan enzim katalase yang memecah H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga sifat toksiknya hilang (Pelczar dan Chan, 1986). Matinya bakteri-bakteri anerobik obligat bila ada oksigen disebabkan karena tidak adanya pembentukan enzim katalase sehingga H2O2 meracuni bakteri itu sendiri. Ada tidaknya pembentukan enzim katalase dapat membantu pembedaan kelompok-kelompok bakteri tertentu. Pada uji katalase, kebanyakan bakteri aerob dan anaerob menggunakan oksigen H2O2 yang sesungguhnya bersifat racun bagi sistem-sistem enzim sendiri. Namun, mereka tetap dapat hidup dengan adanya racun tersebut karena akan meghasilkan enzim katalase (Hadieotomo, 1993). Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut : Katalase 2H2O2 2 H2O + O2(Volk & Wheeler, 1993) Mikroorganisme mampu merombak lingkungannya dan menggunakan bahan kimia sebagai sumber energi dan faktor pertumbuhan serta reproduksinya. Semua aktivitas sel dibantu oleh enzim, bahkan di dalam pemecahan bahan kimia kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana melibatkan banyak enzim yang bekerja saling bertautan. Hal itu juga karena kerja enzim adaalah sangat spesifik, satu jenis enzim umumnya hanya mampu bereaksi dengan satu jenis bahan. Hasil dari reaksi enzimatik dapat diukur atau hilangnya suatu bahan pada media dapat dideteksi. Satu seri uji enzimatik dapat dipakai untuk identifikasi dan membedakan mikroba dari spesies yang satu dengan yang lain (Hadioetomo, 1993). Hidrogen peroksida adalah zat racun bagi bakteri. Zat ini dapat hilang dari piaraan apabila mikroba dari piaraan itu menghasilkan katalase. Enzim katalase paling banyak dihasilkan oleh bakteri obligant anaerob. Adanya enzim katalase dapat ditunjukkan dengan menambahkan larutan hidrogen peroksida ke dalam piaraan bakteri dan mengamati timbulnya oksigen (Hadioetomo, 1993).

Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugs-gugus polar (atau non polar) yang teedapat dalam struktur enzim tersebut. Beberapa enzim bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang dapat berupa senyawa organik maupun anorganik (Lehninger, 1995). Enzim adalah katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksireaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi (Lehninger, 1995). Enzim-enzim yang menguraikan golongan potein disebut protenase/protease, kedua nama ini dianggap sinonim. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein diperoleh dari hidrolisis kalogen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh mikroba, maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo, 1993). Gelatin diperoleh dengan mendidihkan bahan hewani yang mengandung kolagen, namun gelatin bukanlah protein yang sama tipenya dengan kolagen. Ternyata bobot molekul gelatin hanyalah sepertiga kolagen. Agaknya dalam pembentukan gelatin, molekul tropokolagen terurai dan tiap helai membuat ikatan-ikatan hidrogen dalam air, menghasilkan pembentukan gel yang khas (Fessenden & Fessenden, 1998). Di dalam sitoplasma E. coli terdapat sejumlah unsur granular. Yang paling jelas adalah ribosom yang terlihat padat pada pewarnaan; pada prokaryotis, berdiameter kira-kira 18 nm. Ribosom yang mengandung asam ribonukleat dan sejumlah molekul protein melangsungkan sintesa protein sel. Organel ini seringkali berkelompok menjadi poliribosom atau polisom. Juga di dalam sitoplasma kebanyakan bakteri terdapat granula yang mengandung simpanan nutrien; beberapa mengandung pati, yang lain

mengandung lemak. Sitosol, fase cair dari sitoplasma, juga mengandung berbagai enzim yang terlarut, berbagai molekul pembangun yang berfungsi sebagai prekursor makromolekul sel, dan sejumlah garam anorganik (Lehninger, 1995).

BAB III METODE 3.1 Waktu & Tempat Praktikum Identifikasi Bakteri Melalui Uji Biokimia ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 April 2012 pada pukul 10.00 12.55 WIB. Praktikum dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang. 3.2 Cara Kerja 3.2.1 Reduksi Nitrat Isolat selalu diinokulasikan ke dalam medium nitrat cair. Diinkubasi 24-48 jam. Dalam suhu ruang. Biakan dituang setengah bagian ke tabung reaksi kosong , ditambahkan 2-3 tetes larutan asam sulfanilat dan 2-3 tetes larutan naftilamin. Bila nitrat telah diubah menjadi nitrit, maka kehadiran nitrit akan menyebabkan tes ini akan menghasilkan warna merah (positif). Bila tak ada perubahan warna, dimasukkan sedikit debu seng (Zn) dalam biakan setengah lainnya. Bila menghasilkan warna merahmaka nitrat yang ada dibiakan masih ada (uji negatif), tetapi bila tidak terbentuk warna merah, maka uji nitrat adalah positif (nitrat telah direduksi dan tidak ada lagi untuk bereaksi dengan Zn). 3.2.2 Fermentasi Asam Campuran Dituangkan setengah kultur biakan isolat yang telah disiapkan diatas kedalam dua tabung yang bersih. Tabung pertama untuk uji metil-red dan satunya uji voges-proskauer. Tabung pertama ditetesi dengan 3-4 tetes indikator methyl-red. Dikatakan positif bial berubah warna jadi merah dan negatif bila berubah jadi kuning. Beberapa mikroorganisme dalam fermentasinya menghasilkan asam yang tidak dimetabolisme lagi. Pada kondisi pH dibawah 5, indikator methyl red berwarna merah. Tabung lain ditambahkan reagen barrit (10 tetes larutan A dan 10 tetes larutan B). Dikocok keras selama 20-30 menit. Uji dikatakan positif bila berubah jadi merah muda. Kadang diperlukan waktu 2 jam untuk memperoleh hasil uji ini. Beberapa mikroorganisme dalam fermentasinya menghasilkan asam yang dimetabolisme dan dihasilkan senyawa yang netral (asetoin dan 2,3- butanadiol). Pada awalnya pH medium jadi turun (dibawah pH 4), tetapi menghasilkan senyawa netral, maka tes methyl red menjadi negatif. Asetoin dan 2,3- butanadiol dibawah kondisi alkali akan bereaksi dengan alpha-naphtol (1naphtol) menghasilkan warna merah muda.

3.2.3 Uji Oksidase Beberapa koloni bakteri digenangi dalam cawan dengan reagen uji. Uji positif ditandai dengan berubahnya koloni menjadi merah muda, kemudian merah tua, merah gelap dan akhirnya hitam. 3.2.4 Produksi Katalase Diletakkan 2 tetes hidrogen peroksida 3% pada tengah tengah gelas obyek bersih. Secara aseptis dipindahkan satu ose biakan ke atas larutan hidrogen peroksida dan campur dengan baik-baik. Reaksi dikatakan positif bila terbentuk gelembung oksigen (seperti busa) yang menunjukkan solat tersebut menghasilkan enzim katalase yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. 3.2.5 Hidrolisis Protein:Protease Cawan skim milk dibagi menjadi 2 bagian. Masing-masing bagian digores dengan isolat yang berbeda dan diberi label. Diinkubasi 24-48 jam. Diamati pertumbuhan koloninya. Skim milk berisi beberapa jenis asam amino. Beberapa bakteri mempunyai kemampuan menghidrolisis protein menjadi peptide yang selanjutnya menjadi asam amino. Proteolisis diartikan sebagai hidrolisis protein dan enzim yang menghidrolisis disebut protease. Jika protein dihidrolisis, akan tampak zona jernih disekitar tumbuh koloni. Jika protein dalam medium tidak mampu dihidrolisis , medium akan tetap berwarna putih. 3.2.6 Hidrolisis Protein: asam amino triptofan Diambil isolat yang telah disiapkan dan diatur pada rak tabung. Diinokulasikan isolat tersebut ke dalam medium TSB atau tripton cair 1% yang telah disiapkan. Diinkubasi selama 24-48 jam dalam suhu ruang. Setelah diinkubasi, ditambahkan didalamnya 1012 tetes reagen koyac. Bila dalam biakan isolat tersebut terdapat indol, maka dibagian atas biakan akan segera terbentuk lapisan berwarna merah. Bakteri tertentu mempunyai enzim triptofanase untuk menghidrolisis triptofan menjadi indol (benzopyrrole) dan asam piruvat dan amoniak indol bereaksi dengan para-dimetilaminobenzaldehid dan menghasilkan warna rosindole (merah tua). Adanya indol dapat diketahui dengan menggunakan reagen kovac. 3.2.7 Fermentasi Karbohidrat Tabung yang berisi media karbohidrat Phenol Red yang telah disiapkan diinokulasi dengan satu ose biakan isolat. Diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Dan diamati perubahan warna indikator

Phenol Red dan terbentuknya gas. Jika warna medium berubah menjadi kuning artinya isolat tersebut mampu memfermentasi karbohidrat uji. Jika terdapat gelembung pada tabung durham, artinya dari fermentasi tersebut terbentuk pula gas. 3.2.8 Hidrolisis Pati (Karbohidrat) Cawan dibagi menjadi 2 bagian. Masing-masing bagian digores (single streak) dengan isolat yang berbeda dan diberi label. Diinkubasi 24-48 jam dalam suhu ruang. Diamati perubahan warna sekitar koloni setelah digenangi dengan larutan iodium. Adanya media yang berwarna kuning menunjukkan adanya aktifitas amylase (tes positif) dan sisa pati yang terhidrolisi akan tampak berwarna biru dan hitam (terbentuknya senyawa kompleks iod-pati). Pati adalah polisakarida. Beberapa bakteri mempunyai kemampuan menggunakan pati sebagai sumber karbohidrat, namun sebelumnya bakteri harus menghidrolisis pati tersebut agar dapat masuk ke dalam sel. Molekul pati berukuran besar terdiri dari dua komponen amilosa dan amilopektin. Bakteri penghasil enzim amylase dapat menghidrolisis pati menjadi molekul maltose, glukosa dan dekstrin. Selain itu sekresi bakteri yang disebut eksoenzim mampu menghidrolisis pati dengan memotong ikatan-ikatan molekul glukosanya. Enzim ini disebut diastase. Selanjutnya glukosa masuk ke dalam sel untuk metabolisme bakteri. Larutan iodium bereaksi dengan pati menghasilkan warna coklat atau biru/hitam. Jika pati telah dihidrolisi, akan tampak zona bening disekitar bakteri tumbuh. Jika pati tidak dihidrolisis, medium akan kembali berwarna coklat atau biru/hitam. 3.2.9 Hidrolisis Urea Diambil isolat yang telah disiapkan, diatur di rak tabung. Diinokulasikan isolat tersebut ke dalam medium urea cair yang telah disiapkan. Dan diinkubasi selama 24-48 jam dalam suhu ruang. Setelah diinkubasi, diamati perubahan warna biakan. Uji positif ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah keunguan setelah inkubasi dan dicatat hasil pengamatan. Media urea cair merupakan larutan ekstrak khamir dan urea yang diberi larutan penyangga (buffer), medium ini mengandung Phenol Red sebagai indikator. Karena urea tidak stabil dan mengalami peruraian di dalam autoklaf, maka medium ini sering disterilkan dengan cara filtrasi. Medium ini ditaruh dalam jumlah sedikit dalam tabung kecil untuk mempercepat tampaknya reaksi. Bila isolat menghasilkan urease, maka amoniak yang dilepaskan ke dalam medium akan menaikkan pH. Bila pH

menjadi makin tinggi, maka Phenol Red akan berubah warna dari kuning (pH 6,8) menjadi merah keunguan (pH 8,1 atau lebih). 3.2.10 Hidrolisis Protein yang mengandung Sulfur: Produksi H2S Hidrolisis Protein yang Mengandung Sulfur: Produksi H2S Diambil isolat yang telah disiapkan dan diatur pada rak tabung. Diinokulasikan isolat tersebut ke dalam medium cair sistein Fe yang telah disiapkan. Setelah itu diinkubasi selama 24-48 jam dalam suhu ruang. Setelah diinkubasi, diamati perubahan warna media. Uji dikatakan positif jika berwarna hitam kecoklatan. 3.2.11 Uji Sitrat Simmons Diinokulasikan isolat ke dalam media agar sitrat simmon dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu ruang serta diamati pertumbuhan dan perubahan warna. 3.2.12 Ujian Motilitas Disterilkan jarum enten dan disentuhkan koloni bakteri dengan ujung jarum enten dan ditusukkan ke dalam agar hingga ke dasar tabung dan inkubasi. Terakhir diamati pertumbuhan bakteri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Hasil 4.1.1 Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, isolat pertama
yang ditemukan merupakan Enterobacter sp.dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masingmasing uji: laktosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR dan VP, protease, urea, pati, sitrat simmons bernilai negatif, sedangkan uji reduksi nitrat, katalase, oksidase, asam amino triptofan (TSB), H2S dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa ?????????????????????????????

4.1.2 Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, isolat kedua yang
ditemukan merupakan Pseudomonas cepacia dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masingmasing uji: laktosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR dan VP, katalase, urea, pati, sitrat simmons dan H2S bernilai negatif, uji oksidase tak terdefinisi (terjadi kesalahan teknis=gagal), sedangkan uji reduksi nitrat, protease, asam amino triptofan (TSB) dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa ?????????????????????????????????????????????????????????????????? ???????????????

4.1.3 Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, isolat ketiga yang
ditemukan merupakan taksa Enterobacteriales. dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masingmasing uji: laktosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR dan VP, oksidase, urea, pati, sitrat simmons bernilai negatif, sedangkan uji reduksi nitrat, katalase, protease, asam amino triptofan (TSB), H2S dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa Enterobacteriales merupakan bakteri gram negatif yang dapat bergerak atau melakukan motilitas karena memiliki flagel kecuali pada Tatumella. Dapat tumbuh pada kondisi beroksigen maupun tidak dengan temperatur rata-rata 22350C , termasuk kedalam golongan bakteri kemoorganotrofik karena memiliki kemampuan dalam respirasi dan metabolisme fermentasi yaitu dapat menghasilkan asam dan gas selama dilakukannya fermentasi D-glukosa, karbohidrat lain dan polihidroksil alkohol, bukan merupakan golongan halofilik. Hampir dari seluruh spesiesnya bernilai positif pada uji katalase kecuali Shigella

dysenteriae dan oksidase bernilai positif kecuali pada Plesiomonas. Dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit kecuali pada Saccharobacter fermentatus dan beberapa strain dari Erwinia dan Yersinia. Uji oksidase, urea dan voges-prokauer (VP) pada taxa ini akan menghasilkan reaksi negatif. Namun pada uji reduksi nitrat, hampir seluruh spesies yang diujikan menunjukkan hasil yang positif dan nilai prosentasenya mendekati nilai mutlak (100%).

4.1.4 Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, isolat keempat
yang ditemukan merupakan Pseudomonas sp. dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masingmasing uji: laktosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR, katalase, oksidase, protease, urea, pati, sitrat simmons dan H2S bernilai negatif, sedangkan uji VP, reduksi nitrat, asam amino triptofan (TSB), dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa Pseudomonas sp. ini bersifat motil karena memiliki 1 atau beberapa polar flagella, jarang bersifat non-motil. Aerobik, memiliki alat metabolisme tipe respiratori dengan oksigen sebagai akseptor terminal elektron, dan pada beberapa keadaan, nitrat dapat digunakan sebagai alternatif akseptor elektron, dan dapat memungkinkan terjadinya pertumbuhan secara anaerobik. Hal tersebut menunjukkan adanya reduksi dissimilatori dari nitrat menjadi bentuk nitrit atau nitrogen (gas). Oksidase dapat bersifat positif atau negatif namun katalase menghasilkan reaksi positif. Pseudomonas merupakan bakteri kemorganotrofik. Uji reduksi nitrat menjadi nitrit menunjukkan hasil yang positif. Monosakarida secara umum (glukosa, fruktosa, galaktosa dan arabinose) bila dilakukan uji fermentasi akan menghasilkan reaksi negatif, begitu juga dengan reaksi oksidasi. Reaksi dari uji katalase dari bentuk fumarat menjadi ketoglutarat dapat teridentifikasi pada Pseudomonas aeruginosa yang mana dapa dihasilkan lisis osmotik.

4.1.5 Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, isolat kelima yang
ditemukan merupakan taksa Pseumonadales dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masingmasing uji: laktosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR dan VP, oksidase, urea, pati, sitrat simmons bernilai negatif, sedangkan uji reduksi nitrat, katalase, protease, H2S dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa Pseudomonadales ini merupakan ordo yang didalamnya terdapat famili Pseudomonas yang beberapa karakteristiknya hampir sama. Bersifat kemoorganotrof aerob yang memiliki alat metabolisme respiratori. Sebagian besar bersifat motil karena memiliki flagella. Oksidase dapat bersifat positif atau negatif namun katalase menghasilkan reaksi positif. Pseudomonas merupakan bakteri kemorganotrofik. Uji reduksi nitrat

menjadi nitrit menunjukkan hasil yang positif. Monosakarida secara umum (glukosa, fruktosa, galaktosa dan arabinose) bila dilakukan uji fermentasi akan menghasilkan reaksi negatif, begitu juga dengan reaksi oksidasi. Reaksi dari uji katalase dari bentuk fumarat menjadi ketoglutarat dapat teridentifikasi pada Pseudomonas aeruginosa yang mana dapa dihasilkan lisis osmotik.

4.1.6 Isolat keenam merupakan Salmonella sp. Berdasarkan penelitian dan


analisa yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil uji dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat beberapa tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masing-masing uji yaitu pada uji dengan menggunakan sukrosa dan maltosa. Uji MR dan VP, katalase, oksidase, protease, asam amino triptofan (TSB), urea, pati, sitrat simmons bernilai negatif, sedangkan uji fermentasi karbohidrat: glukosa, manitol, fruktosa, reduksi nitrat, H2S dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa Salmonella sp. merupakan spesies yang merupakan bagian dari family Enterobacteriaceae dimana pada uji sukrosa dan laktosa akan memberikan reaksi negatif, positif pada uji H2S, terkadang resistant terhadap antibiotik.uji reduksi nitrat menghasilkan reaksi positif. Uji TSB (asam amino triptofan) menghasilkan reaksi negatif karena tidak menghasilkan indole dan beraksi positif pada sitrat simmons. Bakteri ini bersifat motil dan tak bereaksi positif pada uji urea, merupakan bakteri fakultatif anaerobik, dapat menghasilkan reaksi positif pada uji reduksi nitrat.

4.1.7 Isolat ketujuh merupakan E. Coli. Berdasarkan penelitian dan analisa yang
telah dilakukan, didapatkan satu hasil uji dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat beberapa tidak ada reaksi berupa perubahan warna yaitu pada uji dengan menggunakan sukrosa. Bernilai positif bila diuji dengan glukosa, manitol, maltoa dan fruktosa. Uji MR dan VP, oksidase, protease, urea, sitrat simmons dan LIA (H2S) bernilai negatif, sedangkan uji reduksi nitrat, katalase, asam amino triptofan, pati, KIA (H2S) dan motilitas bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa E. Coli merupakan bagian dari Enterobacteriales dimana termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif yang dapat bergerak atau melakukan motilitas karena memiliki flagel kecuali pada Tatumella. Memiliki sifat resistant terhadap antibiotik (kadangkadang). Dapat tumbuh pada kondisi beroksigen maupun tidak dengan temperatur rata-rata 44,50C , termasuk kedalam golongan bakteri kemoorganotrofik karena memiliki kemampuan dalam respirasi dan metabolisme fermentasi yaitu dapat menghasilkan asam dan gas selama dilakukannya fermentasi D-glukosa, karbohidrat lain dan polihidroksil alkohol, bukan merupakan golongan halofilik. Hampir dari seluruh spesiesnya bernilai positif pada uji katalase kecuali Shigella dysenteriae dan oksidase bernilai positif kecuali pada Plesiomonas. Pada uji

reduksi nitrat, hampir seluruh spesies yang diujikan menunjukkan hasil yang positif dan nilai prosentasenya mendekati nilai mutlak (100%). Dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit kecuali pada Saccharobacter fermentatus dan beberapa strain dari Erwinia dan Yersinia serta dapat menghasilkan indole (+) pada uji dengan menggunakan TSB. Uji oksidase, urea dan voges-prokauer (VP) pada taxa ini akan menghasilkan reaksi negatif. Biasanya tidak dapat menghasilkan reaksi positif pada uji H2S dan sitrat simmons.

4.1.8 Isolat kedelapan merupakan Bacillus cereus. Berdasarkan penelitian dan


analisa yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil uji dengan karakter bila dilakukan fermentasi karbohidrat tidak ada reaksi berupa perubahan warna pada masing-masing uji: maltosa, glukosa, manitol, sukrosa dan fruktosa. Uji MR dan VP, asam amino triptofan (TSB), urea, pati, dan motilitas bernilai negatif, sedangkan uji reduksi nitrat, katalase, oksidase, protease, sitrat simmons, dan H2S bernilai positif. Menurut buku panduan Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, disebutkan bahwa

You might also like