Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang penyakit Reumatik II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan diharapkan mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian Reumatik b. Memahami tentang penyebab dari Reumatik c. Memahami tanda dan gejala dari Reumatik d. Memahami tentang pencegahan dari Reumatik e. Memahami tentang pengobatan dari Reumatik
III. MATERI PENGAJARAN 1. Pengertian Reumatik 2. Penyebab terjadinya Reumatik 3. Tanda dan gejala Ruematik 4. Cara pencegahan Reumatik 5. Cara pengobatan Reumatik IV. METODE Penyuluhan, Diskusi dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, slide power point dan leaflet, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampaian materi selesai. V. MATERI Terlampir VI. MEDIA Slide power point dan leaflet VII. TEMPAT Ruang kelas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahapan Penyuluhan 1 Pembukaan (5 menit) Kegiatan Penyuluhan Mengucapkan salam Kegiatan Peserta Menjawab salam Memperhatika n Mahasiswa Memperhatika n Media/Ala t Slide power point Metoda Ceramah Tanya Jawab
Memperkenal kan diri Menyampaik an topik Pembahasan Isi (20Menit) Menyampaikan maksud dan tujuan Penyuluhan Penkes tentang Reumatik Pengertian
Reumatik Reumatik
Reumatik
2
Reumatik
Penutup (5 menit)
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya Menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih
IX.
EVALUASI Mengevaluasi pertanyaan dengan memberikan penyuluhan dengan memberikan pertanyaan tentang:
a. Bagaimana pengertian Reumatik b. Penyebab dari Reumatik c. Tanda dan gejala dari Reumatik d. Pencegahan dari Reumatik e. Pengobatan dan pencegahan dari Reumatik
MATERI PENYULUHAN REUMATIK 1. Definisi Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom. Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo). lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis. Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung ujung tulang. lutut Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti sebagian penderita tidak sampai parah.
2.
Penyebab
a.
Atritis rheumatoid Dapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang
dapat menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun. b.Osteoartritis Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya melingkari ujung ujung tulang tulang pada persendian.
3. Faktor resiko Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan. Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama. Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut beban.
4. Tanda dan Gejala 1. Osteoartitis Nyeri pada persendian setelah beraktivitas Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
5
2. Artritus rematoid Sendi terasa kaku di pagi hari Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari
5. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri a. Pencegahan Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan fisik Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal
reumatologi. Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obatobatan sesuai dengan indikasi.
Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau lainnya.
Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel.
Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta. Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta