You are on page 1of 11

Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal aterm

Posted on July 14, 2011, 1:17 am, by admin, under Bayi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan,dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,bahkan kematian .misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak,akibat selanjutnya dalah perdrahan otak,syok,beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi,periode neonatal merupakan periode yang paling kritis.pencegahan asfiksia,mempertahankan suhu tubuh bayi,terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian bayi oleh karena diare,pencegahan terhadap infeksi,pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal aterm. 1.2.2 Tujuan khusus 1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data, baik data subjektif maupun data objektif pada bayi baru lahir normal. 1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan analisa data dari hasil pengkajian data. 1.2.2.3 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa, masalah dan diagnosa potensial yang mungkin ada. 1.2.2.4 Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru lahir normal. 1.2.2.5 Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun. 1.2.2.6 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan pada bayi baru lahir normal. 1.2.2.7 Mahasiswa mampu medokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal. 1.3 Pelaksanaan Laporan studi kasus ini disusun selama melaksanakan praktek klinik di BPS Endang Mawarsih Amd.Keb. mulai tanggal 24 April 2006 sampai dengan 5 mei 2006 dan pengkajian dilaksanakan pada tanggal 25 april 2006. 1.4 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, pelaksanaan dan sistematika penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang konsep dasar bayi baru lahir normal dan konsep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal. BAB 3 TINJAUAN KASUS Menguraikan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal, pada kasus nyata sebenarnya melalui pendekatan pada klien dan keluarga BAB 4 SIMPULAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir 2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrautrine ke kehidupan extrautrine (Jumiarni, 1994). 2.1.2 Perubahan-perubahan yang terjadi segera setelah bayi lahir Sebagai akibat perubahan lingkungan dari kehidupan intrautrine ke lingkungan extrautrine, bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan teknik. Hasil perangsangan ini membuat bayi mengalami perubahan metabolik, pernapasan, sirkulasi dan lain-lain. (Jumiarni, 1994) 2.1.2.1 Gangguan matabolisme karbohidrat Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir, diambil dari metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula darah daoat mencapai 120 mg/100 ml. Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dari ibu yang menderita diabetes mellitus (DM) dan BBLR, perubahan glukosa menjadi glokogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinanbesar bayi akan mengalami hipoglikemia. 2.1.2.2 Gangguan suhu tubuh Segera bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar 36.5 C sampai 37 C. Bila bayi dibiarkan pada suhu kamar (25 C) maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi atau penguapan, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh dari kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan hal ini akan menyebabkan penurunan suhu sebanyak 2 C dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih bagi bayi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya oksidosis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat, selain itu hipotermi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. Untuk mengurangi kehilangn panas tersebut diatas dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi

dengan kain hangat, membungkus kepala bayai, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukkan sementara ke dalam inkubator. 2.1.2.3 Perubahan sistem pernapasan. Pernapasan normal pada neonatus pertama kali pernapasan 30 datik sesudah kelahiran. Pernapasan terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, misalnya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melawati jalan lahir. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida pada paru-paru merangsang kemoreseptor yang terletak pada sinus karotis sehingga bayi bernapas, rangsngan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernapasan. Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir mengakibatkan bayi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-paru pada bayi yang normal dan cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula. 2.1.2.4 Perubahan sistem sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen didalam alveoli meningkat dan tekanan karbon dioksida menurun, hal ini mengakibatkan aliran darah ke paru-paru meningkat, akaibatnya darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilicalis menciut, aliran darah dari plasenta melalui vena cava superior dan foramen ovale ke aterium kiri terhenti, paru-paru mulai berfungsi. Dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan, hal ini menyebabkan foramen menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. 2.1.2.5 Perubahan-perubahan lainnya Perubahan lain yang terjadi pada neonatus yaitu mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat lainnya. 2.2. Kosep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal 2.2.1 Pengkajian data Tanggal : Jam : Oleh : 2.2.1.1 Data subjektif 1. Identitas Bayi : meliputi nama bayi, umur, tanggal dan jam lahir, nomer register bayi, Berat Badan lahir dan Panjang Badan bayi serta penolong kelahiran Orang Tua : meliputi nama ibu dan nama ayah, suku bangsa ibu dan ayah, agama ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan ayah serta alamat dan nomer telpon ibu dan ayah. 2. riwayat antenatal 1) riwayat penyakit dalam kehamilan ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah/pernah/sedang/tidak sedang menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya. 2) kebiasan selama hamil ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah/pernah/sedang merokok,

mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas . 3. riwayat natal bayi lahir pada tanggal : jam : Berat Badan : Panjang Badan : Jenis kelamin : Apgar Score : Tunggal/gemelli : Lama persalinan kala I : jam menit Kala II : menit Ketuban : jernih /keruh /mekonial Komplikasi persalinan pada ibu : ada/tidak Bayi : ada/tidak Resusitasi : dilakukan/tidak Penghisapan lendir : dilakukan /tidak Masase fundus uteri : dilakukan /tidak Pemberian oksigen : dilakukan /tidak Rangsangan taktil : dilakukan /tidak Pemberian terapi : dilakukan /tidak 3) Riwayat perinatal Penilaian Apgar Score Nilai Katagori 012 Denyut Jantung Pernapasan Tonus otot Refleks rangsangan Warna kulit Tidak ada Tidak ada Lembut Tidak ada Biru pucat Lambat < 100 Lambat, tak teratur Sebagian extrimitas lemas Meringis Tubuh merah muda kaki dan tangan merah muda > 100 menangis, bagus bergerak aktif menangis dengan keras seluruh tubuh merah muda Ukuran antropometri Berat badan lahir : kg Panjang badan lahir : Cm Lingkar kepala : SOB cm FO cm MO cm Lingkar dada : cm 4) Pola nutrisi ASI/PASI : diberikan jam setelah kelahiran 5) Pola Eliminasi Miksi : sudah/belum

Defekasi : sudah/belum 2.2.1.2 Data objektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : Kesadaran : Denyut jantung : X/menit Pernapasan : X/menit Suhu : C BB : gr PB : cm 2. Pemeriksaan fisik Kepala : Caput succadenum : ada/tidak ada Chepal hematoma : ada/tidak ada Perdarahan intrakranial : ada/tidak ada Mata : Tanda infeksi : ada/tidak ada Konjungtivitis : ada/tidak ada Telinga : Bentuk : Normal/tidak Kelainan : ada/tidak ada Hidung : Atresia choane : ada/tidak ada Mulut : Labio/labiopalato skisis : ada/tidak ada Leher : terdapat pembengkakan atau tidak Dada : bentuk dada : Normal/tidak Stridor : ada/tidak ada Weezing : ada/tidak ada Tali pusat : perdarahan : ada/tidak ada Omfalocele : ada/tidak ada Pus : ada/tidak ada Kebersihan : Punggung : spina bifida : ada/tidak ada Lordosis : ada/tidak ada Kiphosis : ada/tidak ada Scoliosis : ada/tidak ada Ekstrimitas : gerakan : aktif/lemas Fraktur : ada/tidak ada Polidaktili : ada/tidak ada Sindaktili : ada/tidak ada Genitalia : Laki- laki : Testis sudah turun, bentuk penis normal Perempuan : labia mayora menutupi labia minora Lubang vagina : ada/tidak Anus : ada/tidak Reflek bayi : rooting reflek : Sucking reflek : Reflek moro : Reflek palmar : 2.2.2 Assesment 2.2.2.1 Diagnosa Actual Bayi baru lahir atau neonatus normal. 2.2.2.2 Masalah Perubahan suhu tubuh

Ancaman terjadi hipotermia 2.2.2.3 Diagnosa potensial infeksi tali pusat Asfiksia 2.2.2.4 Tindakan segera Perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine Resusitasi bayi baru lahir 2.2.3 Planning 2.2.3.1 Hisap lendir dan rangsang pernapasan neonatus Tujuan : Saluran pernapasan bebas dari lendir maupun kotoran sehingga bayi dapat bernapas normal Rasional : saluran papas normal Rasional : saluran p dan kotoran akan membuat leluasa bayi bernapas 2.2.3.2 Potong dan ikat tali pusat Tujuan : 1. Bayi dapat bernapas sendiri dengan segera 2. Memudahkan perawatan selanjutnya 3. mencegah perdarahan umbilicalis Rasional : tali pusat adalah penghubung antara bayi dan ibu melalui plasenta, sehingga tali pusat sudah dipotong bayi dapat bernapas sendiri dengan segera 2.2.3.3 bersihkan neonatus dari air ketuban, verniks caseosa, mekonium dan darah Tujuan : 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh dan kotoran lainnya. 2. merangsang peredaran darah 3. memberi rasa nyaman 4. mencegah terjadinya infeksi tali pusat Rasional : tubuh bayi yang kering dan bersih dapat mengurangi hilangnya panas tubuh karena penguapan dan dapat mencegah terjadinya infeksi maupun hipotermi. 2.2.3.4 Jaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara membungkus bayi dengan kain bersih dan kering Tujuan :agar bayi tetap hangat dan mencegah hipotermi Rasional : kain kering dapat menghalangi hilangnya panas tubuh bayi 2.2.3.5 lakukan kontak dini antara ibu dan bayi tujuan : menciptakan kehangatan dan mempertahankan panas tubuh serta menciptakan ikatan batin antara ibu dan bayi rasional : tubuh ibu yang hangat dapat mempertahankan panas tubuh bayi 2.2.3.6 perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine tujuan : mencegah terjadinya infeksi tali pusat Rasional : triple dye atau betadine sebagai anti biotik 2.2.3.7 berikan vitamin K dengan dosis 0.5-1 mg IM Tujuan : menegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada neonatus Rasional : Vitamin K membantu proses pembekuan darah 2.2.3.8 lakukan perawatan mata dengan memberikan eritromisin 0.5% atau tetrasiclin 1 % tujuan : pencegahan penyakit mata karena bakteri klamidia Rasional : eritromisin 0.5% atau tetrasiclin 1 % dapat membunuh klamidia

2.2.3.9 penuhi kebutuhan nutrisi bayi tujuan : pemberian nutrisi yang diperlukan oleh bayi segera setelah terpisah dari plasenta rasional ; bayi tidak lagi mendapat nutrisi dari ibu secara transplasenter karena itu membutuhkan nutrisi dari luar 2.2.4 implementasi pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan neonatus. 2.2.5 Evaluasi evaluasi dilakukan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, bila tidak berhasil ulangi kembali proses menejemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilakukan supaya lebih baik. BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian Data Tanggal : 25 April 2006 Jam : 09.00 Oleh : Ninik Ainiyah 3.1.1 Data subjektif 1. Identitas Nama bayi : bayi Ny. sarinah Umur : 1 jam Tgl lahir : 25 April 2006 Jam lahir : 08.25 BBWI No. Register : H 554/05 Penolong : Bidan Eandang M. Nama ibu : Ny. Sarinah Nama ayah : Tn Khudoiri Umur : 31 thn Umur : 39 thn Suku/bangsa : jawa/ind Suku/bangsa : jawa/ind Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMEA Pendidikan :STM Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru Swasta Alamat :Tenggilis Permai B/8 Surabaya 2. Riwayat antenatal 1) Riwayat penyakit dalam kehamilan ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah dan tidak menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya. 2) kebiasan selama hamil ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas . 3. riwayat natal bayi lahir pada tanggal : 25 April 2006 jam : 08.25 BBWI Berat Badan : 3100 gr Panjang Badan : 49 cm Jenis kelamin : perempuan Apgar Score : 7-8 Tunggal/gemelli : Tunggal Lama persalinan kala I : 2 jam 45 menit Kala II : 10 menit Ketuban : jernih Komplikasi persalinan pada ibu : tidak ada Bayi : tidak ada

Resusitasi : dilakukan Penghisapan lendir : dilakukan Masase fundus uteri : dilakukan Pemberian oksigen : tidak Rangsangan taktil : dilakukan Pemberian terapi : tidak 3) Riwayat perinatal Penilaian Apgar Score Katagori 1 menit 5 menit Denyut Jantung Pernapasan Tonus otot Refleks rangsangan Warna kulit 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 Nilai akhir 7 8 Ukuran antropometri Berat badan lahir : 3100 gram Panjang badan lahir : 49 Cm Lingkar kepala : SOB 32 cm FO 34 cm MO 35 cm Lingkar dada : 33 cm 4) Pola nutrisi ASI/PASI : diberikan 1 jam setelah kelahiran 5) Pola Eliminasi Miksi : belum Defekasi : sudah 2.2.1.2 Data objektif 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Denyut jantung : 136 X/menit Pernapasan : 38 X/menit Suhu : 37 C BB : 3100 gr PB : 49 cm 2. Pemeriksaan fisik Kepala : Caput succadenum : tidak ada Chepal hematoma : tidak ada Perdarahan intrakranial : tidak ada

Mata : Tanda infeksi : tidak ada Konjungtivitis : tidak ada Telinga : Bentuk : Normal Kelainan : tidak ada Hidung : Atresia choane : tidak ada Mulut : Labio/labiopalato skisis : tidak ada Leher : tidak terdapat pembengkakan Dada : bentuk dada : Normal Stridor : tidak ada Weezing : tidak ada Tali pusat : perdarahan : tidak ada Omfalocele : tidak ada Pus : tidak ada Kebersihan : cukup Punggung : spina bifida : tidak ada Lordosis : tidak ada Kiphosis : tidak ada Scoliosis : tidak ada Ekstrimitas : gerakan : aktif Fraktur : tidak ada Polidaktili ; tidak ada Sindaktili : tidak ada Genitalia : Perempuan : labia mayora menutupi labia minora Lubang vagina : ada Anus : ada Reflek bayi : rooting reflek : baik Sucking reflek : baik Reflek moro : baik Reflek palmar : baik 3.3. Assesment 3.3.1. Diagnosa Actual Neonatus normal aterm 3.3.2. Masalah tidak ada 3.3.3 Diagnosa potensial tidak ada 3.4. Planing Rencana Asuhan Rasional 1. Hisap lendir dan rangsang taktil 2. bersihkan bayi dari air ketuban, keringkan badan bayi 3. jaga bayi agar tetap hangat dengan membungkus bayi dengan kain kering dan bersih 4. rawat tali pusat dengan betadine dan kasa kering steril 5. berikan vitamin K dengan dosis 0.5 mg IM 1. saluran pernapasan bebas lendir

dan kotoran membuat bayi leluasa bernapas 2. tubuh bayi yangbersih dan kering membantu mengurangi hilangnya panas tubuh karena penguapan dan dapat mencegah terjadinya infeksi 3. membungkus bayi mengurangi hilangnya panas tubuh 4. mencegah infeksi tali pusat 5. mencegah defisiensi vitamin K sehingga mencegah perdarahan 6. berikan salep mata 6. mencegah infeksi mata 3.5. Implementasi Tgl/Jam Tindakan 25 April 05 08.25 08.30 1. menghisap lendir dan merangsang pernapasan 2. membersihkan bayi 3. menjaga suhu adar tetap hangat dengan membungkus bayi dengan kain kering dan hangat 4. merawat tali pusat dengan betadine dan dibungkus kasa steril 5. memberikan vitamain K 0.5 mg IM 6. memberi salep mata 7. menghangatkan bayi dalam box 3.6 Evaluasi tanggal 25 April 2006 jam 11.00 S : bayi tampak tidur tenang O : KU bayi : baik Denyut jantung : 136 x/menit Pernapasan : 34 x/menit Tali pusat : tidak ada pendarahan, terbungkus kasa steril BAB : Belum BAK : belum ASI/PASI : Diberikan A : Neonatus normal aterm P : Anjurkan ibu memberikan ASI pada bayinya Anjurkan ibu kontrol ulang keadaan bayinya dan pemberian imunisasi BAB 4 SIMPULAN Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi dan pencegahan infeksi. Hal-hal yang perlu dipantau pada bayi yang baru lahir adalah suhu badan dan lingkungan bayi, tanda-tanda vital, berat badan bayi baru lahir, kebersihan dan perawatan kulit bayi dan perawatan tali pusat dengan antibiotik dan kasa kering steril Bayi baru lahir dinyatakan sakit atau abnormal apabila mempunyai salah

satu atau beberapa tanda antara lain : sesak napas dengan frekuensi pernapasan 60 kali/menit, terdapat retraksi dada, bayi malas minum, suhu bayi panas atau sangat dingin, gerak bayi kurang aktif dan bayi berat badan lahir rendah (15002500 gr). DAFTAR PUSTAKA Jumiarni, Dra. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. 2002. Manajemen kebidanan menurut Halen Varney (1997). Jakarta : PPKC/Publik Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

You might also like