You are on page 1of 13

PERKEMBANGAN KAJIAN DALAM PENGAMATAN KEBIJAKAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Oleh Mahasiswa Kelas 1A Kelompok 3 Yaitu : Febry Istyanto Annisa Nur Aprilia L Syafira Fatmalasari Yuli Yanti

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN ANALIS KESEHATAN BANDUNG CIMAHI 2012

Daftar Isi Kata Pengantar...... i Bab I ( Pendahuluan ) 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Perumusan Masalah.. 2 1.3 Tujuan... 2 1.4 Manfaat......2 Bab II ( Tinjauan Pustaka ) 2.1 Perkembangan Kajian Kesehatan dan Keselamatan kerja.....3 2.1.1 Zaman Pra Sejarah..3 2.1.2 Zaman Bangsa Babylonia.. 4 2.1.3 Zaman Yunani Kuno.. 4 2.1.4 Zaman Romawi.. 4 2.1.5 Abad Pertengahan.. 4 2.1.6 Abad ke- 16.5 2.1.7 Era Industrialisasi... 5 2.1.8 Era Manajemen dan Manajemen K3...5 2.1.9 Era Mendatang... 6 2.2 Makna dari Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja..... 6 2.3 Keterkaitan antara Perkembangan Kajian K3 dengan UU K3 8 Bab III ( Kesimpulan dan Saran ) 3.1 Kesimpulan....9 3.2 Saran...9 Daftar Pustaka.................................................................................................... 10

Kata Pengantar

Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan kasih sayang-nya, Penyusunan makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang berjudul Perkembangan Kajian Dalam Pengamatan Kebijakan Undang-undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dapat diselesaikan. K3 adalah salah satu cabang disiplin ilmu yang berkembang dengan pesat dari mulai zaman pra sejarah hingga sekarang sudah mengalami perubahan-perubahan yang besar secara nyata dalam meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tinggi dan terbebas dari faktor-faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Mengingat pentingnya ilmu ini dalam perkembangan ilmu dan teknologi secara keseluruhan, maka penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan secara nyata kepada para masyarakat umum khususnya mahasiswa Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Bandung. Kami pun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima saran dan kritik dari para pembaca untuk memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi para mahasiswa yang ingin mengenal lebih dekat tentang ilmu K3 yang semakin penting dan pesat disetiap zaman-nya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut bangsa Indonesia harus benar-benar menerapkan dan meningkatkan mutu lebih dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja atau lebih sering kita sebut dengan K3. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi bahkan dapat terbebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Namun untuk mewujudkan semua itu tidaklah semudah apa yang kami pikirkan tanpa adanya inisiatif dan kesadaran penuh dari jiwa masing-masing para pekerja yang terkait dalam bidang-bidangya. Sebagai contoh orang-orang dimuka bumi ini lebih takut dengan harimau, ular, laba-laba dan binatang liar lainnya dibandingkan dengan mikroba pathogen ataupun zasad renik lainya yang jauh lebih berbahya. Padahal angka kematian manusia yang diakibatkan oleh sejumlah binatang liar bisa dikatakan sedikit dibandingkan dengan kematian yang diakibatkan oleh mikroba yang dapat mencapai ratusan ribu bahkan jutaan angka kematian diseluruh dunia setiap tahunnya bahkan dapat menjadi masalah global yang sangat-sangat mengerikan pada perkembangannya.

2
Maka betapa pentingnya jika kita bekerja pada instansi manapun kita wajib menggunakan alat pelindung diri yang benar-benar sesuai dengan risiko ditempat tersebut. Untuk melakukan semua itu dan menyeragamkan semua persepsi pada masayakat luas alangkah baiknya kita mengacu pada undangundang yang berlaku pada aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penyusun mengambil judul tentang Perkembangan Kajian Dalam Pengamatan Kebijakan Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dengan harapan masyarakat dapat lebih menyadari betapa pentinya keselamatan itu.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagaimana sudah diuraikan pada pada latar belakang maka perumusan masalanya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan kajian kesehatan dan keselamatan kerja ? 2. Apa makna dari Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja ? 3. Bagaimana keterkaitan antara Perkembangan Kajian K3 dengan UU K3 ?

1.3 Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas K3 mengenai Perkembangan Kajian Dalam Pengamatan Kebijakan Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. dan juga ingin menambah wawasan pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) .

1.4 Manfaat

Manfaat yang kami dapatkan dengan membuat makalah ini diantaranya adalah menambah wawasan, tukar menukar informasi serta menjadi tenaga Analis Kesehatan yang handal serta mampu mengaplikasikan ilmu K3 dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Kajian Kesehatan dan Keselamatan kerja Perkembangan kajian kesehatan dan keselamatan kerja tenyata sudah dimulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern. Ini menandakan bahwa kesadaran akan pentingnya mempraktekkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja sudah melekat erat pada nenek moyang kita. Disana dijelaskan beberapa konsep dan peraturan yang berbeda pada setiap jamannya yaitu mulai dari zaman Pra-sejarah, zaman bangsa Babylonia (dinasti sumeria di Irak), zaman Mesir kuno, zaman Yunani kuno, zaman romawi, abad pertengahan, abad ke-16, abad ke-18, era revolusi industry, era industrialisasi, era manajemen K3 dan era mendatang. Oleh karena itu maka disini akan sedikit diuraikan dan dijelasakan dari perkembangan kajian dari beberapa zaman tersebut.

2.1.1 Zaman Pra-Sejarah Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak dan kapak yang mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebih besar proporsinya pada mata kapak atau ujung tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.

4
2.1.2 Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar 3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan menggunakan batu bata yang dibuat dengan proses pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi. Pada tahun 2000 BC muncul suatu peraturan Hammurabi yang menjadi dasar adanya kompensasi asuransi bagi pekerja.

2.1.3 Zaman Yunani Kuno Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.

2.1.4 Zaman Romawi Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.

2.1.5 Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal.

5
Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus menggunakan masker.

2.1.6 Abad ke-16 Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialamai oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.

2.1.7 Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)

Sejak era revolusi industri di atas samapai dengan pertengahan abad 20 maka perkembangan teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini. Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan alat-alat pengaman lainnya juga turut berkembang.

2.1.8 Era Manajemen dan Manajemen K3 Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang.Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab-penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun system otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan

6
tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan bahwa factor manajemen merupakan latar belakang penyebab yag menyebabkan terjadinya kecelakaan. Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.

2.1.9 Era Mendatang Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan hak asazi manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3.

2.2 Makna dari Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pada awalnya pelaksanaan K3 mengacu kepada Veiligheidsreglement tahun 1919 (Stbl.No.406), namun sejak dikeluarkannya Undang-undang nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Pekerja, maka disusun undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan

7
teknologi. Undang-undang tersebut adalah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Mengingat faktor keselamatan sangat terkait dengan kesehatan maka pada tahap selanjutnya kegiatan keselamatan kerja menjadi keselamatan dan kesehatan kerja atau disingkat dengan K3. Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk memudahkan pelaksanaan K3 di tempat kerja, Departemen Tenaga Kerja mengeluarkan berbagai peraturan yang berhubungan dengan K3. Bahkan Departemen lain seperti Departemen Kesehatan dan Badan Atom Nasional (BATAN), juga mengeluarkan peraturan yang menyangkut aspek K3 berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Departemen tersebut, misalnya peraturan tentang ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi. Secara umum, mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri hingga Keputusan setingkat eselon 1 atau Dirjen yang terkait K3 adalah mengatur kewajiban perusahaan melindungi tenaga kerjanya. Misalnya Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja memuat tentang Kewajiban pimpinan tempat kerja, Kewajiban dan hak pekerja, serta ancaman pidana atas pelanggaran peraturan ini dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.100.000, (seratus ribu rupiah). Bahkan secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap

8
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja. Undang-undang inipun memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut. Untuk tingkat peraturan pemerintah terkait keselamatan kerja, setidaknya ada peraturan pemerintah RI No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, yang mengatur nilai ambang batas yang diizinkan. Selain itu ada Praturan Pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang Izin pemakaian Zat Radioaktif atau sumber Radiasi lainnya. Dalam kedua peraturan ini diatur tentang pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, syarat dan cara memperoleh izin, kewajiban dan tanggung jawab pemegang izin serta pemeriksaan dan ketentuan pidana. Peraturan yang terkait K3 setingkat Keputusan Presiden, adalah Kepres RI No. 22 Tahun1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Dalam peraturan ini diatur hak pekerja bila menderita penyakit karena hubungan kerja, yakni mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir (paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja berakhir).

2.3 Keterkaitan antara Perkembangan Kajian K3 dengan UU K3

Keterkaitan antara perkembangan

kajian K3 dengan UU

K3 sangat

relevan satu sama lain hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan K3 yang sudah dimulai dari zaman pra sejarah hingga kini. Nah saat ini UU K3 merupakan salah satu acuan yang berbasis hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara sah dan legal. Sehingga barang siapa yang melanggar pasti akan terkena sanksi yang tegas. Namun pembuatan berbagai macam UU K3 bukan untuk menakuti kita melainkan untuk menyadarkan kita bahwa keselamatan kerja sangat penting.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan Maka setelah dipelajari dari tinjauan pustaka diatas maka kami dapat menyimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja sangatlah penting sehingga perkembangannya pun sangatlah pesat sesuai dengan perkembangan zaman yang selalu berubah. Bahkan di Indonesia sendiri sudah banyak membuat tentang UU yang berkaitan dengan K3 dengan harapan dapat menekan angka risiko kecelakaan.

3.2 Saran Dengan ini kami mengharapkkan agar para pembaca selalu

memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja pada segala bidang khususnya bagi yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko kecelakaan tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA Modjo Robiana. 2011 . Kesehatan dan Keselamatan Kerja Siapa Peduli ? . diunduh 17 Maret 2012 melalui Google, 15.48 WIB. Hendra. 2000 . Pengertian dasar/definisi K3 (Occupational Health and Safety). http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian .pdf, diunduh 17 Maret 2012, 15.36 WIB Anonim. 2010. Undang Undang No. 9 Tahun 1960 Tentang : Pokok Pokok Kesehatan. diunduh 17 Maret 2012 melalui Google, 16.04 WIB.

Subandi. 2011. Mikrobiologi Perkembangan, Kajian, dan Pengamatan dalam Persfektif Islam. Bandung. Edisi 1 Rosda Karya.

You might also like