You are on page 1of 24

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL A.

Pengertian

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga timbul uremia B. Etiologi

Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible dari berbagai penyebab. Sebab-sebab gagal ginjal kronik yang sering ditemukan dapat dibagi menjadi delapan kelas. Klasifikasi sebab-sebab gagal ginjal kronik 1. Infeksi : Pielonefritis kronik 2. Penyakit peradangan : Glomerulonefritis 3. Penyakit vascular hipertensif : Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis 4. Gangguan jaringan penyambung : Lupus eritematosus sistemik, Poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif. 5. Gangguan kongerital dan hereditas : Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal. 6. Penyakit metabolic : Diabetes militus, gout, hiperpara tiroidisme, amiloidosis. 7. Nefropati obstruktif : Saluran kemih bagian atas kalkuli , neoplasma, fibrosisretroperitoneal. C. Patofisiologi Jumlah nefron turun secara progresif Ginjal melakukan adaptasi Sisa nefron mengalami hipertropi Peningkatan kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam tiap nefron, meskipun GFR untuk seluruh massa nefron menurun dibawah normal Kehilangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan Jika 75 % massa nefron hancur, kecepatan filtrasi dan beban solute bagi tiap nefron meningkat Keseimbangan glomerulus dan tubulus tidak dapat dipertahankan Fleksibilitas proses eksresi & konversi solute dan air Sedikit perubahan pada diet mengakibatkan keseimbangan terganggu Hilangnya kemampuan meningkatkan / mengencerkan kemih

Nefron tidak dapat lagi mengkompensasi dengan tepat kelebihan dan kekurangan Na dan air

D.

Manifestasi Klinik

1. Kelainan Kardiovaskuler Hipertensi Gagal Jantung Kongestif Edema Pumoner Pitting edema Pembesaran vena leher 2. Kelainan Gastrointestinal - Mual, muntah, anoreksia - Stomatitis, uremia, ulserasi dan perdarahan mulut - Pankreatitis - Konstipasi dan diare 3. Intergumen - Warna kulit abu-abu mengkilat - Kulit kering bersisik - Kuku tipis dan rapuh - Rambut tipis dan kasar 4. Pulmoner - Sputum kental - Nafas dangkal 5. Neurologi - Kelemahan dan keletihan - Disorientasi - Kejang - Kelemahan pada tungkai - Perubahan perilaku 6. Muskuloskeletal - Kram otot - Kekuatan otot hilang - Mudah fraktur tulang 7. Reproduksi - Aminore - Atrofi testikuler 8. Kelainan mata - Visus hilang - Red eye syndrome D. Pemerikasaan Penunjang Urine Volume Warna : Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tak keluar (anuria) : Secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus bakteri, lemak, partikel koloid, forfat atau urat. Sedimen kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, HB, mioglobin.

Berat jenis Osmolalitas Natrium Protein Darah BUN / Kreatin

: Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat). : Kurang dari 350 mosm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering 1:1 : Lebih besar dari 40 m Eq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium : Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada.

: Meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi kadar kreatinin 16 mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5) Hitung darah lengkap : Ht : Menurun pada adanya anemia Hb:biasanya kurang ari 78 g/dL SDM : Waktu hidup menurun pada defisiensi aritropoetin seperti pada azotemia. GDA : pH : Penurunan asidosis metabolik (kurang dari 7,2) terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhir katabolisme protein. Bikarbonat menurun, PCO2 menurun . Natrium Serum : Mungkin rendah (bila ginjal kehabisan Natrium atas normal (menunjukan status dilusi hipernatremia). Kalium : Peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan. Pada tahap akhir, perubahan EKG mungkin tidak terjadi sampai kalium 6,5 MPq atau lebih besar. Magnesium/Fosfat : Meningkat Kalsium : Menurun. Protein (khususnya Albumin) : Kadar serum menurun dapat menunjukkan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, atau penurunan sintesis karena kurang asam amino esensial. Osmolalitas Serum` : Lebih besar dari 285 mOsm/kg, sering sama dengan urine. KUB fota : Menunujukkan ukuran ginjal / ureter / kandung kemih dan adanya obstruksi (batu) Piolegram Retrograd : Menunujukkan abnormallitas pelvis ginjal dan ureter. Arteriogram Ginjal : Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular massa. Sistouretrogram Berkemih : Menunjukan ukuran kandung kemih, refluks ke dalam ureter Ultrasono Ginjal : Menentukan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas. Biopsi Ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histoligis. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi : Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif. EKG : abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa. Rencana Askep, Marilyn E Doenges dkk) E. Pengobatan / Penatalaksanaan o Diet tinggi kalori dan rendah protein Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan berlebihan dari kalium dan garam. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam

Biasanya diusahakan hingga tekanan vena juga harus sedikit meningkat dan terdapat edema betis ringan. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretic 100p (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan, sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium bikarbonat oral. Pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine, dan pencatatan keseimbangan cairan (masukan melebihi keluaran sekitar 500 ml). o Kontrol hipertensi Bila tidak terkontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal kiri pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah, sering diperlukan diuretik loop, selain obat anti hipertensi. Kontrol ketidaksemibangan elektrolit Yang sering ditemukan adalah hiperkalemia dan asidosis berat. Untuk mencegah hiperkalemia, dihindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari), diuretik hemat kalium, obat-obatan yang berhubungan dengan eksresi kalium (misalnya penghambat ACE dan obat anti inflamasi non steroid), asidosis berat, atau kekurangan garam yang menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi melalui kadar kalium plasma dan EKG. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti alumunium hidroksida (300-1800 mg) atau kalsium karbonat (500-3000mg) pada setiap makan. Namun hati-hati dengan toksisitas obat tertentu. Diberikan supplemen vitamin D dan dilakukan paratiroidektomi atas indikasi. o Deteksi dini dan terapi infeksi Pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imuosupresif dan diterapi lebih ketat. o Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal Banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metabolitnya toksik dan dikeluarkan oleh ginjal. Misalnya digoksin, aminoglikosid, analgesic opiat, amfoterisin dan alupurinol. Juga obat-obatan yang meningkatkan katabolisme dan ureum darah, misalnya tetrasiklin, kortikosteroid dan sitostatik. o Deteksi dan terapi komplikasi Awasi denagn ketat kemungkinan ensefelopati uremia, perikarditis, neurepati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, kegagalan untuk bertahan, sehingga diperlukan dialysis. o Persiapan dialysis dan program transplantasi Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi. Indikasi dilakukan dialysis biasanya adalah gagal ginjal dengan klinis yang jelas meski telah dilakukan terapi konservatif atau terjadi komplikasi.yakni Hemodialisis Hemodialisis Suatu proses pemisahan zat-zat sisa metabolism dalam darah melalui membrane semipermeable (zat-zat toksik dikeluarkan dari dalam darah dan air yang berlebih). Komplikasi : Hipotensi, Emboli udara, Nyeri dada, Kram otot, mual muntah.

F. Pengkajian Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya. Aktifitas / istirahat : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen) Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak Sirkulasi Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpasi, nyeri dada (angina) Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak , tangan. Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir. Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning. Kecenderungan perdarahan Integritas Ego : Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan. Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian. Eliminasi : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut) Abdomen kembung, diare, atau konstipasi Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria. Makanan / cairan : Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia) Penggunaan diuretik Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir) Perubahan turgor kulit/kelembaban Neurosensori Sakit kepala, penglihatan kabur Kram otot / kejang, syndrome kaki gelisah, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah. Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor. Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang. Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis Nyeri / kenyamanan Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah Pernapasan Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman. Batuk dengan sputum encer (edema paru)

Keamanan Kulit gatal Ada / berulangnya infeksi Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi Seksualitas Penurunan libido, amenorea, infertilitas Interaksi sosial Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga. Penyuluhan / Pembelajaran Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), , nefritis heredeter, kalkulus urenaria. Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan. Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut : (Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 2, Brunner & Suddart, hal 1452)

G.

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan.

H. Rencana Intervensi Diagnosa I Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium. Tujuan : mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan. Kriteria hasil : Menunjukkan pemasukan dan pengeluaran mendekati seimbang Turgor kulit baik Membran mukosa lembab Berat badan dan tanda vital stabil Elektrolit dalam batas normal No 1 Intervensi Rasionalisasi Kaji status cairan : Pengkajian merupakan dasar dan data dasar a. Timbang berat badan harian berkelanjutan untuk memantau perubahan b. Keseimbangan masukan dan dan mengevaluasi intervensi. keluaran c. Turgor kulit dan adanya oedema

d. e. 2

Distensi vena leher Tekanan darah, denyut dan irama nadi Pembatasan cairan akan menentukan berat badan ideal, keluaran urine dan respons terhadap terapi. Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi

Batasi masukan cairan

Jelaskan pada pasien dan keluarga Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien rasional pembatasan dan keluarga dalam pembatasan cairan Pantau kreatinin dan BUN serum Perubahan ini dialisa segera menunjukkan kebutuhan

Diagnosa II Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet perubahan membran mukosa mulut. Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat Kriteria hasil : Mempertahankan/meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu. Bebas oedema No 1 Intervensi Kaji / catat pemasukan diet Rasionalisasi Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum gejala uremik dan pembatasan diet multiple mempengaruhi pemasukan makanan. Pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan dalam menyusun menu

Kaji pola diet nutrisi pasien Riwayat diet Makanan kesukaan c. Hitung kalori Kaji faktor yang berperan merubah masukan nutrisi Anoreksia, mual dan muntah b. Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien Depresi d. Kurang memahami pembatasan diet Berikan makan sedikit tapi sering

Menyediakan informasi mengenai faktor lain dalam yang dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan masukan diet

Meminimalkan anoreksia dan sehubungan dengan uremik/menurunnya peristaltic

mual status

Memberikan pasien tindakan kontrol dalam Berikan pasien / orang terdekat daftar pembatasan diet. Makanan dan rumah dapat makanan / cairan yang diizinkan dan meningkatkan nafsu makan

dorong terlibat dalam pilihan menu Mendorong peningkatan masukan diet 6 7 Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet Protein lengkap diberikan untuk mencapai Tinggikan masukan protein yang keseimbangan nitrogen yang diperlukan mengandung nilai biologis tinggi : telur, untuk pertumbuhan dan penyembuhan susu, daging Untuk membantu status cairan dan nutrisi. Timbang berat badan harian

Diagnosa III Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelelahan, anemia dan retensi produk sampah Tujuan : Berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi Kriteria hasil :

Berkurangnya keluhan lelah Peningkatan keterlibatan pada aktifitas social Laporan perasaan lebih berenergi Frekuensi pernapasan dan frekuensi jantung kembali dalam rentang normal setelah penghentian aktifitas. No 1 a. b. c. Intervensi Kaji faktor yang menimbulkan keletihan Anemia Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Retensi produk sampah d. Depresi Rasionalisasi Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan

Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan bantu jika keletihan terjadi. memperbaiki harga diri. Anjurkan istirahat Anjurkan dialisis aktivitas alternatif sambil Mendorong latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat untuk beristirahat setelah Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialisis, yang bagi banyak pasien sangat melelahkan

Diagnosa IV Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondis, pemeriksaan diagnostic, rencana tindakan dan prognosis. Tujuan : Ansietas berkurang dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang penykit dan pengobatan. Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentangkondisi, pemeriksaan diagnostic dan rencana tindakan. Sedikit melaporkan perasaan gugup atau takut.

No 1

Intervensi Rasionalisasi Bila mungkin atur untuk kunjungan dari Indiviodu yang berhasil dalam koping dapat individu yang mendapat terapi pengaruh positif untuk membantu pasien yang baru didiagnosa mempertahankan harapan dan mulai menilai perubahan gaya hidup yang akan diterima Berikan informasi tentang : a. Sifat gagal ginjal. Jamin pasien memahami bahwa gagal ginjal kronis adalah tak dapat pulih dan bahwa lama tindakan diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal. b. Pemeriksaan diagnostic termasuk : Tujuan a. Diskripsi singkat b. Persiapan yang diperlukan sebelum tes c. Hasil tes dan kemaknaan hasil tes Pasien sering tidak memahami bahwa dialisa akan diperlukan selamanya bila ginjal tak dapat pulih. Memberi pasien informasi mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan dan membantu mengembangkan kepatuhan dan kemandirian maksimum

Sediakan waktu untuk pasien dan orng Pengekspresian perasaan membantu terdekat untuk membicarakan tentang mengurangi ansietas. Tindakan untuk gagal masalah dan perasaan tentang perubahan ginjal berdampak pada seluruh keluarga gaya hidup yang akan diperlukan untuk memiliki terapi Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya

Bantu pasien untuk mengidentifikasi Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya cara-cara untuk memahami berbagai tidak harus berubah akibat penyakit perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DI

RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM A RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG A. PENGKAJIAN

I.

Identitas Klien dan Penanggung Jawab Identitas Klien Nama Umur Alamat : Tn. H : 50 tahun : Jl. Karya Bakri No. 1908 Rt 40 ulu Kec. Seberang ulu 1 Palembang Agama Suku Bangsa Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Tanggal MRS Tanggal Pengkajian No. Med. Rec Diagnosa Medis : Islam : Indonesia : Laki - laki : SD : Buruh : 09 November 2011 (11.30 WIB) : 21 November 2011 (15.00 WIB) : 03.97.97 : Gagal Ginjal Kronis (GGK)

a.

b. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Alamat Jenis Kelamin : Tn H : 48 tahun : Jl. KH. Wahid Hasyim Lr. Karya Bekti : Laki laki

Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Hub. dengan keluarga

: Islam : Indonesia : SD : Buruh : Saudara

II.

Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama

Klien mengeluh pusing kepala dan mual muntah pada saat aktivitas nya b. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang

2 bulan yang lalu. Pada saat klien beraktivitas ia sering mengalami pusing kepala dan mual muntah pada saat aktivitas serta badan terasa berat pada saat penyakit tersebut datang. c. Riwayat penyakit Terdahulu

Klien mengatakan belum pernah mengalami atau menderita penyakit ini sebelumnya d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit ini. e. Riwayat Psikososial dan Spiritual

1.

Riwayat psiko : Klien tidak ada gangguan kejiwaan (Baik ) : Klien merasa gelisah dan cemas terhadap penyakit tersebut

Sebelum sakit Setelah sakit

2.

Riwayat Sosial : Hubungannya baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

Sebelum sakit

Setelah sakit

: Hubungan klien tetap terjalin baik dengan lingkungannya.

keluarga dan

3.

Riwayat spiritual

Klien selalu berdoa agar penyakitnya dapat sembuh

III.

Pola Aktivitas Sehari hari

No. Aktivitas 1. Pola Nutrisi Makan Frekuensi Porsi makanan Minum Frekuensi

Sebelum sakit

Selama di Rumah Sakit

3 x sehari 1 piring

1 x sehari 1 piring

7 8 gelas per hari

4 5 gelas per hari

2.

Pola Eliminasi BAK Frekuensi Warna BAB Frekuensi Warna 1 2 kali sehari Kuning 1 x sehari Kuning 3 4 kali/hari Kuning 2 3 kali/ hari Kuning

3.

Pola Istirahat dan tidur Tidur - Siang - Malam 1 2 jam 5 8 jam 3 4 jam 6 7 jam

4.

Dilakukan dengan mandiri

Dibantu oleh keluarga

Pola Aktivitas 5. Personal Hygiene 2 x sehari Mandi 2 x sehari Gosok gigi Mencuci rambut 3 x seminggu Hanya di lap dengan air hangat Tidak pernah Tidak pernah

IV.

Pemeriksaan Penunjang Hasil Pemeriksaan Hematologi 09 November 2011 Parameter Hemoglobin Leukosit Trombosit Faal Ginjal Ureum Creatinine Karbohidrat/diabetes BSS 230 80-120 mg/dl GLDH Alkaline picoal 192 8,5 0,8-1,2 mg/dl 10-50 mg/dl Metode Automatic Automatic Automatic 7,8 14.800 323.000 Hasil Nilai Normal L 11,2 17,3 g/dl 4.000-11.000 / ul 200.000-400.000/mm3

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 16 November 2011 (Pre HD) Ureum : 229 mg/dl (10-50 mg/dl)

Tanggal 18 November 2011 (Post HD) Ureum : 158 mg/dl (10-50 mg/dl)

Creatinin : 3,8 mg/dl (0,6-1,2 mg/dl)

Creatinin : 6,7 mg/dl (0,6-1,2 mg/dl) Uric Acid : 3,5 mg/dl (0,1-7,9 mg/dl)

Terapi yang diberikan (19 November 2011) Amlodipine Vit B12 : 1 x 1 mg : 3 x 1 Tab

Diet N.B. 1900 Tinggi Kalori dan Rendah Protein

B.

ANALISA DATA DATA ETIOLOGI Hilangnya kemampuan mengencerkan kemih MASALAH

NO. 1. DS :

Klien mengatakan bengkak didaerah kaki dan tangan DO :

Nefron tidak dapat mengkompensasi dengan tepat terhadap kelebihan dan Terjadi oedeme pada kekurangan Na dan air tangan dan kaki klien Klien dengan sekarang merasa risih kondisinya Kelebihan volume cairan (pitting edema, kaki, tangan)

Kelebihan volume cairan

DS : 2. Klien mengatakan mual dan muntah setelah dilakukan tindakan hemodialisa DO : Ekspresi klien tampak pucat dengan Frekuensi mual muntah : 2x / hari (malam hari)

Kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektorlit Prosedur dialisis (Hemodialisis) Mual, muntah Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

KU : Lemah

TD RR T

: 130 / 80 mmHg : 24 x/menit : 36,50C

Nadi : 88 x/menit DS : 3. Klien mengatakan bahwa dirinya beraktivitas biasanya masih lemah Intoleransi aktivitas DO : KU : Lemah TD : 130 / 80 mmHg RR : 24 x/menit T : 36,50C Nadi : 88 x/menit

tidak

Kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan dapat metabolisme dan seperti keseimbangan cairan elektorlit Keletihan dan kelemahan fisik

dikarenakan

Intoleransi aktivitas

Tampak

wajah

pasien lemah dan pucat

Pasien bedrest dan

aktivitas nya dibantu oleh keluarga

C. 1. 2. 3.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium. Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/keletihan D. Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tanggal 21 NovemTujuan Intervensi Tanggal 21 NoRasionalisasi

ber 2011 Jam : 15.00 WIB 1. Kelebihan dengan volume Tupan : berat ideal

vember 2011 Jam : 15.00 WIB

cairan berhubungan Mempertapenurunan hankan a. b. c. Tupen: DS : Klien mengatakan bengkak didaerah kaki dan tangan DO : Terjadi kaki klien oedeme Kriteria

keluaran urine, diet tubuh berlebihan natrium.

dan tanpa kelebi-

retensi cairan serta han cairan

Dalam waktu oedeme dapat berkurang

d.

3 x 24 jam e.

Kaji status cairan : Timbang berat badan harian Keseimbanga n masukan dan keluaran Turgor kulit dan adanya oedema Distensi vena leher Tekanan darah, denyut dan irama nadi Batasi masukan cairan

Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi.

pada tangan dan Hasil :


Menunjukk an pemasukan Klien merasa risih dan pengeluaran dengan mendekati kondisinya seimbang Turgor sekarang kulit baik Membran mukosa lembab Berat badan dan tanda vital stabil Elektrolit

Pembatasan cairan akan menentukan berat badan ideal, keluaran urine dan respons terhadap terapi. Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi

Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan

dalam batas normal

Pantau kreatinin dan BUN serum

Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan

Perubahan

ini

menunjukkan kebutuhan dialisa segera Tanggal 21 November 2011 Jam : 15.00 WIB Kurang dari Tupan : kebutuhan tubuh Kaji / catat Mempertaberhubungan pemasukan diet Membantu dalam dengan mual dan hankan mamengidentifikasi muntah defisiensi dan sukan nutrisi kebutuhan diet. yang adekuat Kondisi fisik umum DS : gejala uremik dan Klien mengatakan pembatasan diet Tupen: multiple mual dan muntah mempengaruhi Dalam waktu setelah dilakukan pemasukan 3 x 24 jam makanan. tindakan Kaji pola diet nutrisi hemodialisa nutrisi pasien Pola diet dahulu dan sebagian a. Riwayat sekarang dapat DO : diet dipertimbangkan terpenuhi b.Makanan dalam menyusun Ekspresi klien kesukaan menu tampak pucat b.Hitung Kriteria Hasil kalori dengan Memp Frekuensi mual ertahankan/ Kaji faktor yang meningkat berperan dalam Menyediakan muntah : 2x / hari kan berat merubah informasi mengenai (malam hari) badan masukan nutrisi faktor lain yang seperti a. Anoreksi dapat diubah atau KU : yang a, mual dan dihilangkan untuk Lemah diindikasik muntah meningkatkan an oleh b.Diet yang masukan diet TD : 130 / 80 situasi tidak mmHg individu. menyenang Bebas kan bagi RR : 24 x/menit oedema pasien T : 36,50C c. Depresi d.Kurang Nadi : 88 x/menit memahami pembatasan diet Berikan makan sedikit tapi sering Meminimalkan anoreksia dan mual

2.

sehubungan dengan status uremik/menurunnya Berikan pasien / peristaltic orang terdekat daftar makanan / Memberikan pasien cairan yang tindakan kontrol diizinkan dan dalam pembatasan dorong terlibat diet. Makanan dan dalam pilihan rumah dapat menu meningkatkan nafsu makan Menyediakan makanan kesukaan pasien Mendorong dalam batas- peningkatan batas diet masukan diet Tinggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging

Tanggal 21 November 2011 Jam : 15.00 WIB Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/keletiha n DS : Tupan : Berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi

Protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan Timbang berat penyembuhan badan harian Untuk membantu status cairan dan nutrisi

3.

Tupen : Dalam 1 x 24 Klien mengatakan jam aktivitas fisik dapat bahwa dirinya tidak terpenuhi dapat beraktivitas secara mandiri seperti biasanya Kriteria hasil :

Kaji faktor yang menimbulkan keletihan a. Anemia b. Ketidakseim bangan cairan dan elektrolit c. Retensi produk sampah d. Depresi Tingkatkan

Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan

dikarenakan masih lemah DO : KU : Lemah TD : 130 / 80 mmHg RR : 24 x/menit T : 36,50C Nadi : 88 x/menit

Berkur angnya keluhan lelah Pening katan keterlibata n pada aktifitas social Lapora n perasaan lebih berenergi Frekue

kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi.

Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri.

Tampak pasien

nsi pernapasan dan frekuensi jantung kembali dalam rentang normal setelah penghentia n aktifitas

wajah

lemah dan pucat Pasien bedrest dan aktivitas dibantu keluarga nya oleh

Anjurkan aktivitas alternatif sambil Mendorong latihan istirahat dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang Anjurkan untuk adekuat beristirahat setelah dialisis Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialisis, yang bagi banyak pasien sangat melelahkan

E.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NO. Implementasi Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 15.00 WIB Kaji status cairan : Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan keluaran Turgor kulit dan adanya oedema Distensi vena leher Tekanan darah, denyut dan irama nadi Batasi masukan cairan Evaluasi Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 16.30 WIB S : Klien mengatakan masih bengkak O : Klien tampak gelisah Tanda-Tanda Vital :
-

Diagnosa 1.

TD RR

: 120 / 80 mmHg : 20 x/menit

3) Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan 4) Pantau kreatinin dan BUN serum

T Nadi

: 36,50C : 82 x/menit

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi di lanjutkan Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 17.00 WIB Hari, tanggal : Senin, 21 November 2 1. Kaji / catat pemasukan diet 2. Kaji pola diet nutrisi pasien a. Riwayat diet b. Makanan kesukaan c. Hitung kalori 2011 Pukul : 18.00 WIB S : Klien mengatakan masih merasa mual dan muntah 3. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi a. Anoreksia, mual dan muntah O : Wajah klien tampak pucat b. Diet yang tidak - TD : 120/80 mmHg menyenangkan bagi pasien c. Depresi - HR : 74 x / menit d. Kurang memahami - RR : 18 x / menit pembatasan diet - Temp : 36,2oC 4. Berikan makan sedikit tapi sering 5. Berikan pasien / orang terdekat A : Masalah belum teratasi daftar makanan / cairan yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu P : Intervensi diteruskan 6. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet 7. Tinggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 18.20 WIB 3. Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 19.00 WIB 1. Kaji faktor yang menimbulkan keletihan S : Klien mengatakan masih belum a. Anemia b. Ketidakseimbangan cairan dan dapat beraktivitas seperti biasa elektrolit tapi masih dibantu keluarga c. Retensi produk sampah d. Depresi O : klien bedrest

A : Masalah belum teratasi 2. Tingkatkan kemandirian dalam P : Intervensi diteruskan aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi. 3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat 4. Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis 1 Hari, tanggal : Selasa, 22 November 2011 Pukul : 08.30 WIB 1) Kaji status cairan : Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan keluaran Turgor kulit dan adanya oedema Distensi vena leher Tekanan darah, denyut dan irama nadi Batasi masukan cairan 3) Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan 4) Pantau kreatinin dan BUN serum Hari, tanggal : Senin, 22 November 2011 Pukul : 10.30 WIB 2. 1. Kaji / catat pemasukan diet 2. Kaji pola diet nutrisi pasien a. Riwayat diet b. Makanan kesukaan c. Hitung kalori Hari, tanggal : Senin, 21 November 2011 Pukul : 11.30 WIB S : Klien mengatakan masih merasa mual dan muntah Hari, tanggal : Selasa, 22 November 2011 Pukul : 10.00 WIB S : Klien mengatakan bengkak ditangan sedikit berkurang O : Klien tampak tenang Tanda-Tanda Vital :
-

TD RR T Nadi

: 120 / 70 mmHg : 22 x/menit : 36,90C : 80 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di lanjutkan

3. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi a. Anoreksia, mual dan muntah O : Wajah klien tampak pucat b. Diet yang tidak - TD : 120/80 mmHg menyenangkan bagi pasien - HR : 74 x / menit c. Depresi d. Kurang memahami - RR : 18 x / menit pembatasan diet - Temp : 36,2oC 4. Berikan makan sedikit tapi sering - Porsi makan : 1 piring/hari

5. Berikan pasien / orang terdekat A : Masalah teratasi sebagian daftar makanan / cairan yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu P : Intervensi diteruskan 6. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet 7. Tinggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging

Hari, tanggal : Selasa, 22 November 2011 Pukul : 11.30 WIB 3. Hari, tanggal : Selasa, 22 November 1. Kaji faktor yang 2011 Pukul : 13.00 WIB menimbulkan keletihan a. Anemia b. Ketidakseimbangan cairan dan S : Klien mengatakan sedikit-sedikit elektrolit dapat berjalan ke kamar mandi c. Retensi produk sampah d. Depresi tapi masih dengan bantuan istri O : klien tampak butuh bantuan 2. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dalam berjalan dapat ditoleransi, bantu jika A : Masalah teratasi sebagian keletihan terjadi. P : Intervensi diteruskan 3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat 4. Anjurkan untuk beristirahat

setelah dialisis 1 Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2011 Pukul : 08.00 WIB 1) Kaji status cairan : Timbang berat badan harian Keseimbangan masukan dan keluaran Turgor kulit dan adanya oedema Distensi vena leher Tekanan darah, denyut dan irama nadi Batasi masukan cairan Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2011 Pukul : 08.20 WIB S : Klien mengatakan bengkak ditangan dan dikaki sedikit tampakberkurang O : Klien tampak tenang Tanda-Tanda Vital :

3) Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan 4) Pantau kreatinin dan BUN serum

TD RR T Nadi

: 120 / 70 mmHg : 20 x/menit : 36,30C : 76 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2011 2. Pukul : 10.30 WIB 1. Kaji / catat pemasukan diet 2. a. b. c. Kaji pola diet nutrisi pasien Riwayat diet Makanan kesukaan Hitung kalori Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2011 Pukul : 11.30 WIB S : Klien mengatakan masih merasa mual dan muntah tapi tidak terlalu P : Intervensi dihentikan

sering 3. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi a. Anoreksia, mual dan muntah b. Diet yang tidak O : Wajah klien tampak agak segar menyenangkan bagi pasien - TD : 120/80 mmHg c. Depresi - HR : 76 x / menit d. Kurang memahami pembatasan diet - RR : 20 x / menit 4. Berikan makan sedikit tapi sering - Temp : 36,3oC 5. Berikan pasien / orang terdekat daftar makanan / cairan yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu
- Porsi makan : 2x sehari

A : Masalah teratasi sebagian 6. Menyediakan makanan kesukaan P : Intervensi dihentikan pasien dalam batas-batas diet 7. Tinggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging

Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2011 3. Pukul : 11.30 WIB Hari, tanggal : Kamis, 24 November

2011Pukul : 13.00 WIB 1. Kaji faktor yang menimbulkan keletihan a. Anemia S : Klien mengatakan sedikit-sedikit b. Ketidakseimbangan cairan dan dapat berjalan ke kamar mandi elektrolit c. Retensi produk sampah tapi masih dengan bantuan istri d. Depresi

O : klien tampak butuh bantuan 2. Tingkatkan kemandirian dalam dalam berjalan aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi. A : Masalah teratasi sebagian 3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat 4. Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis P : Intervensi dihentikan OS Boleh pulang Theraphy : Aminophilin 1 x 1 mg Vit B12 November 2011) 3 x 1 tab Os Kontrol ulang hari senin (29

You might also like